Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • 59 Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny

    59 Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny

    Liputan6.com, Jakarta – Upaya pencarian dan pertolongan (search and rescue-SAR) oleh tim gabungan terhadap para korban yang tertimpa reruntuhan salah satu gedung pondok pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali membuahkan hasil.

    Hari ketiga pascakejadian atau Rabu (1/10) hingga pukul 22.00 WIB sebanyak lima orang berhasil dievakuasi dalam kondisi masih hidup, namun satu orang dalam keadaan kritis dan memerlukan penanganan medis khusus. Seluruh penyintas itu segera dilarikan di RSUD Sidoarjo.

    Di samping itu, tim SAR gabungan juga menemukan dua korban dalam kondisi tidak bernyawa. Penemuan ini sekaligus menambah data jumlah korban meninggal dunia atas insiden yang terjadi akibat kegagalan konstruksi menjadi lima orang. Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke RS Siti Hajar.

    Pada Rabu (1/10) malam, tim SAR gabungan melakukan asesmen ulang untuk memastikan kembali apakah masih terdapat tanda-tanda kehidupan terhadap satu dari enam orang yang sebelumnya diketahui terjebak di balik reruntuhan gedung dalam keadaan masih hidup.

    Apabila memang masih ditemukan tanda-tanda kehidupan, maka tim akan memaksimalkan pencarian dengan langkah-langkah yang harus diperhitungkan secara matang. Sebab, lokasi korban yang terakhir ini terdeteksi berada di posisi yang cukup sulit dan menantang, sehingga selain keahlian tentunya juga dibutuhkan strategi khusus agar korban maupun tim yang bertugas semuanya dapat selamat dalam operasi ini.

     

  • BNPB Ungkap 59 Orang Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    BNPB Ungkap 59 Orang Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    Jakarta

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan perkembangan pencarian dan pertolongan korban bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. BNPB menyebut masih ada 59 orang yang terjebak di reruntuhan bangunan.

    “Data sementara yang dimutakhirkan per Rabu (1/10) pukul 23.00 WIB, ada sebanyak 59 orang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Angka tersebut diperoleh dari daftar absensi yang dirilis oleh pihak pondok pesantren, termasuk dari laporan kehilangan pihak keluarga korban,” kata Abdul dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025).

    “Adapun dinamika data yang berubah disebabkan dari berbagai hal, seperti nama-nama yang sebenarnya selamat atau tidak berada di tempat kejadian perkara saat insiden terjadi tidak melaporkan diri,” tambahnya.

    Dalam pencarian di hari ketiga hingga pukul 22.00 WIB kemarin malam, sebanyak lima orang berhasil dievakuasi dalam kondisi masih hidup. Namun satu orang dalam keadaan kritis dan memerlukan penanganan medis khusus. Seluruh korban itu dibawa ke RSUD Sidoarjo.

    Selain itu, tim SAR gabungan juga menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia. Penemuan ini sekaligus menambah data jumlah korban meninggal dunia dalam insiden yang terjadi akibat kegagalan konstruksi menjadi lima orang. Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke RS Siti Hajar.

    “Apabila memang masih ditemukan tanda-tanda kehidupan, maka tim akan memaksimalkan pencarian dengan langkah-langkah yang harus diperhitungkan secara matang. Sebab, lokasi korban yang terakhir ini terdeteksi berada di posisi yang cukup sulit dan menantang, sehingga selain keahlian tentunya juga dibutuhkan strategi khusus agar korban maupun tim yang bertugas semuanya dapat selamat dalam operasi ini,” ucap Abdul.

    “Apabila tidak lagi ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, maka BNPB bersama Basarnas dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, akan mengajak keluarga korban untuk kembali bermusyawarah dan memohon kesediaan dari segala keadaan yang ada. Adapun harapannya, babak baru dalam operasi SAR menggunakan alat berat dapat segera dilaksanakan guna mengangkat seluruh korban dengan berbagai kondisi,” imbuhnya.

    (fas/fas)

  • 2
                    
                        Warga Mengaku Sudah Cium Bau Anyir di Lokasi Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
                        Surabaya

    2 Warga Mengaku Sudah Cium Bau Anyir di Lokasi Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Surabaya

    Warga Mengaku Sudah Cium Bau Anyir di Lokasi Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Warga mengaku mencium bau anyir di sekitar lokasi reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
    Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dengan penuh kehati-hatian. Diperkirakan, puluhan korban masih berada di bawah reruntuhan bangunan.
    Berjalan tiga hari sejak insiden kejadian, warga dan petugas mulai mencium bau anyir di sekitar lokasi.
    Warga mengaku mencium bau tersebut saat angin berembus.
    Wahyono (57), warga Sampang, Madura, sejak hari pertama berada di lokasi untuk memantau salah satu anggota keluarga yang menjadi santri yang saat ini masih belum diketahui keberadaannya.
    “Iya bau (anyir) kadang-kadang.
    Ngerasa
    baunya sekelebat saat angin berembus,” kata Wahyono yang tak henti-hentinya menilik proses evakuasi korban dari kejauhan, Rabu (1/10/2025).
    Ia mengaku, salah satu kenalannya ada yang sempat masuk ke depan gerbang asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny yang berjarak 7 meter dari lokasi bangunan yang ambruk. Di sana, bau anyir cukup menyengat.
    Sementara itu, area reruntuhan disterilkan petugas sekitar 50 meter dari TKP untuk keamanan petugas dan warga selama proses evakuasi berlangsung.
    Salah seorang petugas Basarnas yang enggan disebutkan namanya mengaku bau anyir tersebut tak begitu tercium dari luar bangunan, apalagi luar gerbang.
    “Kalau dari gerbang ponpes, menurut saya belum begitu bau. Tetapi kalau di depan banget (bangunan yang roboh) ya lumayan, Mbak. Apalagi bagi orang yang belum terbiasa (nyium bau mayit),” bebernya.
    Terpisah, Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengatakan bahwa petugas mengatakan bahwa bau tersebut dirasakan tapi tidak terlalu menyengat.
    “Karena sudah dua hari, tapi tidak terlalu bau,” ucapnya.
    Sebagaimana diketahui sebelumnya, berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Hingga Rabu (1/10/2025), data korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny tercatat sementara 108 orang. 18 di antaranya dievakuasi petugas, lima orang dinyatakan meninggal dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ahli Teknik Sipil ITS: Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Terkoneksi dengan Bangunan Sekitar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Oktober 2025

    Ahli Teknik Sipil ITS: Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Terkoneksi dengan Bangunan Sekitar Surabaya 2 Oktober 2025

    Ahli Teknik Sipil ITS: Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Terkoneksi dengan Bangunan Sekitar
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Muji Himawan menyebut mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jatim yang ambruk terhubung ke bangunan sekitarnya.
    Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan Shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Penyebab bangunan tersebut ambruk karena kegagalan konstruksi.
    Seluruh elemen struktur dinyatakan hancur mulai dari beton, plat, hingga balok.
    Kondisi bangunan runtuh termasuk jenis pancake tersebut menyulitkan petugas melakukan proses evakuasi para korban yang tertimbun di dalam puing-puing.
    Evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
    Salah satu alasannya adalah bangunan yang runtuh tersebut dibangun sebagiannya terhubung dengan bangunan sekitarnya.
    “Jadi ada sebagian elemen-elemen struktur yang mencantol, berhubungan, join, konek dengan beberapa gedung di sebelahnya,” kata Muji, Rabu (1/10/2025).
    Namun, Himawan tak menyebut pasti terkait bangunan apa saja yang terhubung dengan titik TKP.
    Di sekitar lokasi tersebut, terdapat asrama dan ruang belajar santri.
    “Tapi Alhamdulillah tidak sampai tertarik dengan keras sehingga langsung putus. Tetapi ada yang bersandar ke gedung sebelah duduk di sisi hijau selatan,” terangnya.
    Himawan dan petugas SAR gabungan berupaya agar saat proses evakuasi maupun pengangkatan elemen nantinya tidak sampai berdampak pada bangunan sekitar.
    “Ini menjadi konsen kita jangan sampai pada saat kita melakukan apabila pergerakan atau pengambilan struktur ini harus diamankan jangan sampai berdampak pada gedung sebelah,” jelasnya.
    Saat ini petugas masih berfokus pada evakuasi para korban yang masih berada di bawah reruntuhan dengan berbagai teknik agar seluruh proses berjalan aman.
    “Kita masih fokus evakuasi korban. Kita tetap komando Basarnas baik itu lewat gorong-gorong baik itu sesuatu yang sangat sulit mencapai korban tapi kita akan bantu bila ada pertimbangan teknis akan kita sampaikan,” pungkasnya.
    Sebagaimana diketahui sebelumnya, berdasarkan analisa tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Hingga Rabu (1/10/2025) data korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny tercatat sementara 108 orang.
    Sebanyak 18 di antaranya sudah dievakuasi petugas, 5 orang dinyatakan meninggal dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 5 Meninggal Dunia
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Oktober 2025

    Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 5 Meninggal Dunia Surabaya 1 Oktober 2025

    Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 5 Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan terus melanjutkan proses evakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur pada Rabu (1/10/2025).
    Informasi yang dihimpun
    Kompas.com
    per Rabu (1/10/2025) pukul 21.00 WIB menunjukkan, korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny tercatat sedikitnya 108 orang, 18 di antaranya selamat usai dievakuasi petugas, sedangkan lima orang dinyatakan meninggal dunia.
    Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Proses evakuasi masih berlangsung hingga hari ini. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban. Dua dinyatakan meninggal dunia dan lima selamat.
    “Hari ini kami mengevakuasi tujuh korban dengan rincian lima selamat dan dua dalam kondisi meninggal dunia,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Rabu (1/10/2025).
    Sebelumnya, tim SAR gabungan mengevakuasi 11 korban. Tiga diantaranya dalam kondisi meninggal dunia.
    Mereka adalah Maulana Affan Ibrahimafic (15) warga Surabaya, Mochammad Mashudul Haq (14) warga Surabaya dan Muhammad Soleh (22) warga Bangka Belitung. 
    Kemudian korban ke-12 hari ini ditemukan pukul 14.42 WIB tanpa identitas ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan status hitam di sektor A1.
    Korban yang saat ini berstatus Mr X tersebut ditemukan dalam kondisi sujud atau telungkup dan terdaftar dalam korban status hitam.
    “Dibawa ke Rumah Sakit Siti Hajar dalam proses identifikasi tim DVI karena dalam kondisi hitam,” ujarnya.
    Kemudian, pukul 15.22 WIB korban ke-13 ditemukan selamat atas nama Syehlendra Haical Raka Aditya. Ia kini menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Notopuro Sidoarjo.
    Lanjut, korban ke-14 pukul 16.05 WIB diangkat dalam kondisi selamat atas nama Muhammad Wahyudi dan menjalani perawatan di RS Notopuro Sidoarjo.
    “Pukul 18.02 WIB korban ke-15 atas nama Al Fatih dalam kondisi selamat dan dirujuk ke RS Notopuro Sidoarjo,” terangnya.
    Lalu, korban ke-16 ditemukan pukul 18.17 dalam kondisi meninggal dunia dan belum diketahui identitasnya karena masih dalam penyelidikan tim DVI. Korban dibawa ke RS Siti Hajar.
    “Korban ke-17 pukul 18.40 WIB berhasil kita evakuasi atas nama Taufan Saputra Dewa dalam kondisi selamat,” ucap Bramantyo.
    Korban ke-18 ditemukan pukul 20.20 WIB atas nama Saiful Rozi dalam kondisi selamat namun mengalami pedis pada bagian kaki kanan. Lalu dievakuasi ke RS Notopuro Sidoarjo.
    Seluruh korban dievakuasi dari sektor A1 dan A4. Disebutkan, A4 berada di sisi kanan A1 di bawah reruntuhan beton.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Haru Haical, Santri Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diselamatkan Tim SAR dari Reruntuhan

    Kisah Haru Haical, Santri Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diselamatkan Tim SAR dari Reruntuhan

    Bisnis.com, SURABAYA – Seorang santri yang menjadi korban peristiwa ambruknya bangunan empat lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, ditemukan dalam kondisi selamat dan telah berhasil dievakuasi petugas SAR gabungan, Rabu (1/10/2025) pada sekitar pukul 15.10 WIB.

    Santri yang berhasil dievakuasi tersebut dikabarkan bernama Syehlendra Haical R. A. (13). Sebelumnya, Haical beserta seorang korban lainnya, Yusuf (16) sempat terekam kamera Tim Rescue dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, yang sedang melakukan proses evakuasi.

    Berdasarkan rekaman video yang kemudian diunggah di media sosial hingga menjadi perbincangan warganet, terlihat tangan dan tubuh salah seorang korban tersebut tertimpa di antara reruntuhan bangunan.

    Terdengar pula seorang petugas Rescue DPKP Kota Surabaya yang tengah berkomunikasi dengan dua orang korban tersebut. Petugas itu pun tak lupa memberi semangat agar anak-anak itu dapat bersabar untuk menunggu proses evakuasi hingga selesai.

    Berdasarkan data yang diterima hingga Selasa (30/9/2025) kemarin, Yusuf telah berhasil dievakuasi terlebih dahulu oleh petugas pada Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 01.58 WIB.

    Kepala Sub Bagian Humas RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Perdigsa Cahya pun membenarkan bahwa Haical langsung menjalani perawatan medis oleh tim dokter di ruang IGD rumah sakit tersebut. 

    “Betul, [Haical] masih dalam penanganan,” ucap Cahya kepada awak medua, Rabu (1/10/2025). 

    Saat ini, Cahya pun membeberkan bahwa Haical sedang menjalani pemeriksaan rontgen untuk melihat kondisi terkini dari organ-organ tubuhnya. 

    “Sedang di-rontgen sekarang untuk dicek,” sebut Cahya. 

    Salah seorang santri Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Syehlendra Haical (13 tahun) yang berhasil selamat dan telah dievakuasi petugas dari reruntuhan bangunan yang ambruk. (Dok. Command Center 112 Surabaya)

    Diberitakan sebelumnya, Petugas SAR gabungan dikabarkan berhasil mengevakuasi dua korban dari reruntuhan bangunan empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025) siang.

    Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas),  Marsda TNI Mohammad Syafii.

    “Saya sampaikan berkat doa dari seluruh masyarakat Indonesia hari ini, sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan alhamdulillah dua korban telah terevakuasi. Mohon dukungan dari semuanya tadi secara teknis kita sudah sampaikan bagaimana proses evakuasi dan mudah-mudahan cuaca bagus kita tetap bisa melanjutkan dari titik-titik yang sudah kita berikan tanda,” ungkap Syafii kepada awak media di lokasi, Rabu (1/9/2025).

    Syafii menjelaskan, dari dua korban yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan hari ini, sebanyak satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara, satu orang lainnya dikabarkan dalam kondisi selamat. Keduanya dievakuasi petugas dari sektor satu atau A1, yang terletak di sisi depan bangunan yang ambruk.

    “Satu kondisi sudah meninggal dunia dan satu alhamdulillah [selamat], mudah-mudahan pada saat tadi kita serah terimakan dengan tim medis. Mudah-mudahan yang bersangkutan cepat pulih dan sembuh sehat kembali karena, seperti yang kita sampaikan bahwa satu nyawa sebenarnya merupakan aset bangsa yang tidak bisa dinilai,” paparnya.

    Syafii juga menyebutkan seorang korban yang selamat dan berhasil dievakuasi dari zona A1 bangunan ambruk tersebut terdeteksi sebelumnya dalam kondisi kesadaran berwarna merah dan masih bisa berinteraksi. 

    “Iya, jadi yang kita temukan dari kondisi zona merah, tapi kita masih bisa berinteraksi,” pungkasnya.

    Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Rabu (1/10/2025) pukul 16.20 WIB, total sebanyak 104 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk. Sebanyak 91 orang menjalani evakuasi mandiri, sedangkan 13 korban dievakuasi oleh petugas SAR gabungan. Dari 13 korban yang dievakuasi itu, sebanyak empat orang dinyatakan meninggal dunia.

  • SAR Berhasil Evakuasi 2 Korban Reruntuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny

    SAR Berhasil Evakuasi 2 Korban Reruntuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny

    Bisnis.com, SURABAYA – Petugas SAR gabungan dikabarkan berhasil mengevakuasi dua korban dari reruntuhan bangunan empat lantai di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025) siang.

    Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsda TNI Mohammad Syafii.

    “Saya sampaikan berkat doa dari seluruh masyarakat Indonesia hari ini, sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan alhamdulillah dua korban telah terevakuasi. Mohon dukungan dari semuanya, tadi secara teknis kita sudah sampaikan bagaimana proses evakuasi dan mudah-mudahan cuaca bagus, kita tetap bisa melanjutkan [evakuasi] dari titik-titik yang sudah kita berikan tanda,” ungkap Syafii kepada awak media di lokasi, Rabu (1/9/2025).

    Syafii menjelaskan, dari dua korban yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan hari ini, sebanyak satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara, satu orang lainnya dikabarkan dalam kondisi selamat. Keduanya dievakuasi petugas dari sektor satu atau A1, yang terletak di sisi depan bangunan yang ambruk.

    “Satu kondisi sudah meninggal dunia dan satu alhamdulillah [selamat], mudah-mudahan pada saat tadi kita serah terimakan dengan tim medis. Mudah-mudahan yang bersangkutan cepat pulih dan sembuh sehat kembali karena, seperti yang kita sampaikan bahwa satu nyawa sebenarnya merupakan aset bangsa yang tidak bisa dinilai,” paparnya.

    Syafii juga menyebut seorang korban yang selamat dan berhasil dievakuasi dari zona A1 bangunan ambruk tersebut terdeteksi sebelumnya dalam kondisi kesadaran berwarna merah dan masih bisa berinteraksi. 

    “Iya, jadi yang kita temukan dari kondisi zona merah, tapi kita masih bisa berinteraksi,” pungkasnya.

    Berdasarkan data yang dihimpun hingga Rabu (1/10/2025) pukul 16.20 WIB, total sebanyak 104 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk. Sebanyak 91 orang evakuasi mandiri, sedangkan 13 korban berhasil dievakuasi oleh petugas SAR gabungan. Dari 13 korban yang berhasil dievakuasi itu, sebanyak empat orang dinyatakan meninggal dunia.

  • Evakuasi Korban Runtuhan Ponpes di Sidoarjo Berkejaran dengan Golden Time

    Evakuasi Korban Runtuhan Ponpes di Sidoarjo Berkejaran dengan Golden Time

    Sidoarjo

    Basarnas mengungkap 7 korban dari 15 titik korban reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih merespons. Tim Basarnas kini berkejaran dengan waktu.

    “Sesuai teori memang 72 jam (3 hari), namun pada saat kami sudah bisa menyentuh korban: kami sudah bisa mensuplai minuman, vitamin, infonya sudah bisa kami berikan, ini memungkinkan yang bersangkutan bisa bertahan lebih lama,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dilansir detikJatim, Rabu (1/10/2025).

    Berdasarkan sejumlah sumber yang dihimpun detikJatim, golden time adalah istilah yang menjadi prosedur wajib untuk penyelamatan korban bencana alam apakah gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, dan tsunami.

    Istilah ini mewakili kondisi orang atau korban bencana yang hanya memiliki waktu bertahan selama 3 hari tanpa makan dan minum di tengah situasi seperti terjepit reruntuhan.

    Tim SAR terus mengoptimalkan evakuasi demi mengejar golden time 72 jam atau 3 hari sejak kejadian agar korban yang masih hidup bisa diselamatkan. Peristiwa ini terjadi Senin (29/9) sore sekitar pukul 15.00 WIB, maka golden time yang tersisa tinggal sehari hingga Kamis (2/10) sore pukul 15.00 WIB.

    Baca selengkapnya di sini

    (idh/imk)

  • Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Sementara itu, tim gabungan melakukan upaya evakuasi terhadap korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, pihaknya menerjunkan personel SAR gabungan sebanyak 332 dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

    Abdul mengatakan, peralatan berat juga telah disiagakan, namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan getaran dapat memperparah kondisi reruntuhan.

    “Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup,” ujarnya.

    Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan.

    “Melalui celah yang ada, petugas telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban,” ucapnya.

    Sementara itu, lanjut Abdul, proses evakuasi juga menunggu asesmen dari pihak berwenang di bawah komando Basarnas.

    “Jika hasil asesmen menyatakan tidak ada lagi korban yang masih hidup, tahapan selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban meninggal dunia yang masih tertimbun,” ujarnya.

    “Di sisi lain, tim tengah merumuskan langkah teknis bersama ahli konstruksi untuk membersihkan puing pada jalur evakuasi secara aman tanpa memicu reruntuhan susulan,” imbuh Abdul.

     

  • Pakar ITS Sebut Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk karena Kegagalan Struktur

    Perjuangan Tim SAR di Waktu Krusial, Selamatkan Nyawa Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al-Khoziny

    Jika dihitung sampai hari ini, maka insiden itu sudah memasuki hari ketiga. Diyakini, masih ada yang terjebak di bawah reruntuhan. Namun diakuinya, proses evakuasi dihadapkan pada tantangan besar. Sebab, pola runtuhan bangunan ‘pancake model’.

    “Bangunan empat lantai ini mengalami kegagalan konstruksi, lalu runtuh menumpuk seperti pancake. Kondisi ini membuat pusat gravitasi bangunan miring ke kiri dan menutup akses ke sejumlah ruang. Kami hanya bisa mengandalkan suara dan kamera fleksibel untuk berinteraksi dengan korban,” ucapnya.

    Dia menjelaskan, bentuk utama kolom bangunan yang melengkung menyerupai huruf U justru menandakan elastisitas struktur yang tidak sesuai standar. Akibatnya, muncul celah-celah sempit (void) yang sangat sulit ditembus tim penyelamat.

    Selama dua hari pencarian, tim gabungan yang berjumlah 375 personel berhasil mengevakuasi 11 korban dari tiga sektor pencarian, yakni A1, A2, dan A3.

    “Saat ini, fokus pencarian ditujukan ke 15 titik lokasi korban yang telah terdeteksi, dengan status delapan hitam (meninggal dunia) dan tujuh merah (masih hidup),” ujarnya.