Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Golden Time Berakhir dan Tak Ada Tanda Kehidupan, Tim SAR Gunakan Alat Berat Evakuasi Korban Ponpes Sidoarjo

    Golden Time Berakhir dan Tak Ada Tanda Kehidupan, Tim SAR Gunakan Alat Berat Evakuasi Korban Ponpes Sidoarjo

    Liputan6.com, Jawa Timur Tim SAR gabungan mengumpulkan para orang tua dan wali santri yang anaknya masih belum ditemukan dalam insiden runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, untuk menyepakati langkah lanjutan proses evakuasi.

    Dalam pertemuan tersebut, para wali santri Ponpes Al Khoziny akhirnya menyepakai penggunaan alat berat untuk membantu proses pencarian korban.

    Keputusan ini diambil setelah masa pencarian darurat atau golden time dinyatakan berakhir, dan tak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang terdeteksi dari dalam puing bangunan.

    Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menko PMK Pratikno, dan Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta perwakilan Forkopimda.

    Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit menjelaskan, opsi ini diambil setelah pencarian yang dilakukan sejak rabu sampai hari ini, menggunakan teknik manual atau metode verbal dan alat pendeteksi suara tak menunjukkan hasil positif.

    “Karena hasilnya nihil, kami mulai mempersiapkan opsi penggunaan alat berat. Namun keputusan ini kami bawa ke forum bersama keluarga korban. Kami tidak ingin mengambil langkah tanpa persetujuan mereka,” kata dia di lokasi, Kamis (2/10/2025).

    Nanang menuturkan, seluruh proses evakuasi akan dijalankan dengan sangat hati-hati agar tetap menghormati keberadaan korban di lokasi kejadian.

    “Kami tidak ingin gegabah. Koordinasi dengan wali santri dan pihak keluarga sangat penting. Mereka yang paling berhak mengetahui setiap keputusan, dan dalam rapat terakhir, mereka sepakat untuk menggunakan alat berat,” ungkap dia.

    Senada, Menko PMK, Pratikno menegaskan, keputusan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi, memang sudah disepakati pihak keluarga korban.

    “Hal ini dilakukan setelah seluruh pihak terkait berdiskusi dengan keluarga korban. Keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat,” kata dia.

  • Anggota DPR Minta Pemerintah Kawal Pembangunan Pesantren: Nyawa Santri Jangan Dipertaruhkan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Oktober 2025

    Anggota DPR Minta Pemerintah Kawal Pembangunan Pesantren: Nyawa Santri Jangan Dipertaruhkan Nasional 2 Oktober 2025

    Anggota DPR Minta Pemerintah Kawal Pembangunan Pesantren: Nyawa Santri Jangan Dipertaruhkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq meminta pemerintah hadir dan mengawal setiap pembangunan Pondok Pesantren Al Khoziny agar tidak dibangun ala kadarnya.
    Dorongan itu disampaikan buntut tragedi ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban jiwa.
    “Tidak boleh ada kompromi terhadap standar konstruksi dan pengawasan teknis. Nyawa para santri dan pekerja tidak bisa dipertaruhkan,” ujar Maman kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).
    Menurut Maman, pemerintah harus hadir dalam setiap pembangunan gedung-gedung di pesantren, baik sebagai fasilitator, pengawas, maupun pemberi bantuan teknis.
    Dia juga mengingatkan pemerintah daerah untuk ikut mengawal pembangunan di pesantren, mulai dari tahap perencanaan hingga memastikan konstruksi sesuai standar.
    “Karena saya sering menemukan, karena santrinya bertambah, ponpes melakukan pembangunan mandiri yang akhirnya ala kadarnya. Seperti tiang pancang yang tidak sesuai untuk bangunan bertingkat, konstruksi tangga yang tidak sesuai standar, dan sebagainya,” ungkap Maman.
    “Maka saya pikir pembangunan di ponpes menjadi tanggung jawab bersama. Tanggung jawab pengasuh maupun manajemen ponpes, pemerintah, dan tentunya juga masyarakat,” sambungnya.
    Politikus PKB itu menekankan, tragedi di Sidoarjo harus menjadi momentum untuk memperkuat standar keselamatan di semua lembaga pendidikan, baik umum maupun berbasis agama seperti pesantren.
    “Kita tidak bisa membiarkan pesantren berjalan sendiri. Sudah menjadi kewajiban negara untuk hadir, khususnya pemerintah,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya, bangunan musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny ambruk saat digunakan untuk beribadah, Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan tersebut adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban.
    Dari 108 korban yang tercatat, lima orang dinyatakan meninggal dunia, 18 berhasil dievakuasi, dan 103 orang selamat.
    Sementara itu, 59 orang masih dalam proses pencarian.
    Sejumlah korban juga masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Sidoarjo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Melihat Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Pakai Google Street View

    Melihat Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Pakai Google Street View

    Jakarta

    Tim SAR masih terus berusaha mengevakuasi para santri yang terjebak di reruntuhan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. Publik yang penasaran lokasi kejadian, mencarinya di Google Street View.

    Data terbaru yang dihimpun detikJatim dari posko gabungan, Kamis (2/10/2025) sudah ada 108 korban yang berhasil dievakuasi. Selain itu ada 5 santri yang meninggal dunia.

    Tragedi ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Di media sosial, banyak netizen yang penasaran dengan tempat kejadian, karena tentu saja bukan warga Sidoarjo.

    Google Street View pun bisa jadi solusi untuk masyarakat yang penasaran. Tinggal ketik Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo di Google Maps, Anda akan langsung diantarkan virtual ke sana, setelah itu pilih fitur Street View.

    Ponpes Al Khoziny pada sisi depannya menghadap ke Jl KHR Abbas I, Buduran, Sidoarjo. Sisi belakangnya yang merupakan Ponpes Putri Al Khoziny menghadap ke Jl KHR Abbas II, Buduran, Sidoarjo.

    Lewat fitur Street View ini, Anda bisa melihat kondisi bangunan eksisting di Ponpes Al Khoziny per Maret 2024 dari jepretan Google. Sebagai informasi, bagian yang runtuh ada di sisi dalam yang tidak terlihat dari jalan.

    Namun tampaknya bukan hanya soal bangunan yang rubuh, netizen pun prihatin dengan bangunan yang menjorok ke jalan. Hal ini ditambah soal informasi dan pemberitaan terkait pengecoran yang melibatkan para santri.

    Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit selaku On Scene Commander (OSC) mengatakan, petugas saat ini akan melakukan asesmen lanjutan terhadap proses evakuasi yang dilakukan. Sore ini, merupakan golden time atau 72 jam waktu evakuasi korban sejak pertama kali tertimbun reruntuhan.

    “Belum, kita masih rapatkan, kita rapatkan hasilnya seperti apa. Tadi kan hasil dari asesmen kali ini seperti apa, tadi malam ada asesmen. Kemudian pagi ini kita juga melakukan asesmen,” ujar Nanang, Kamis (2/10).

    (fay/fyk)

  • Daftar Nama 5 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Daftar Nama 5 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Bisnis.com, SURABAYA – Lima orang korban dinyatakan meninggal dunia akibat peristiwa naas ambruknya  bangunan empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

    Berdasarkan data sementara yang dihimpun, total korban dalam tragedi dilaporkan sebanyak 108 orang.

    Sebanyak 103 korban selamat dan 5 korban meninggal dunia.

    18 korban di antaranya berhasil dievakuasi oleh petugas SAR gabungan sedangkan 90 orang lainnya menjalani evakuasi mandiri. 

    “Jadi yang hari pertama itu tiga [korban meninggal]. Kemudian hari ini, sore satu dan malam ini satu, jadi lima orang [meninggal],” ucap Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksma TNI Yudhi Bramantyo, Rabu (1/9/2025) malam

    Khusus pada hari ketiga pencarian semalam, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak 7 orang korban. Dengan rincian 5 korban dinyatakan selamat dan 2 korban meninggal dunia. Para korban ditemukan di zona A1 dan A4.

    Sebagai informasi, SAR membagi bangunan yang ambruk menjadi 4 zona, yakni zona A1 (dekat pintu keluar), zona A2 (bagian belakang dan berhadapan langsung dengan dinding asrama), zona A3 (bagian atas), dan zona A4 (samping kanan A1, di bawah reruntuhan beton).

    Sementara itu, ‘Golden Time’ korban ambruknya gedung empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur dilaporkan tinggal tersisa beberapa saat lagi. Sejumlah alat berat pun telah disigakan di sekitar lokasi, Kamis (2/10/2025).

    Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, sekaligus On Scene Commander (OSC) menjelaskan bahwa fase golden time atau fase kritis korban akan berakhir tepat pada pukul 16.00 WIB, sore ini.

    “Golden time sampai dengan hari ini, pukul 16.00 WIB, 72 jam dari hari Senin (29/9/2025),” ucap Nanang.

    Terkait pemakaian alat berat untuk melakukan evakuasi, Nanang menyebut dirinya belum dapat memastikan apakah proses evakuasi akan menggunakan alat berat atau tidak.

    Segenap unsur petugas SAR gabungan bersama pemerintah saat ini masih akan menggelar rapat.

    “Belum, kita masih rapatkan, kita rapatkan hasilnya seperti apa. Tadi kan hasil dari asesmen kali ini seperti apa, tadi malam ada asesmen. Kemudian pagi ini kita juga melakukan asesmen. Hasilnya nanti kita bicarakan hasilnya terakhir seperti apa, nanti kita [sampaikan], apakah menggunakan alat berat atau seperti apa,” ucap Nanang.

    Dia juga belum dapat mengonfirmasi ada berapa korban lagi yang masih terjebak di reruntuhan. Yang pasti, pihaknya telah melakukan deteksi.

    “Kita lihat aja nanti, saat kami sudah mendeteksi pasti akan disampaikan,” pungkas Nanang.

    Daftar 5 korban jiwa tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo yang berhasil dievakuasi dan diidentifikasi: 

    1. Maulana Alfan, 15 tahun (RSI Siti Hajar)

    2. Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun (RSUD R.T Notopuro Sidoarjo)

    3. Muhammad Soleh, 22 tahun (RSUD R.T Notopuro Sidoarjo)

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun (RSI Siti Hajar)

    5. Moch Agus Ubaidillah, 14 tahun (RSI Siti Hajar)

  • Hujan Tangis Wali Santri Pecah Jelang Pembongkaran di Al Khoziny Sidoarjo

    Hujan Tangis Wali Santri Pecah Jelang Pembongkaran di Al Khoziny Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.com) – Suasana haru menyelimuti halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Suasana terik di siang panas halaman Pondok Pesantren (Ponpes) berubah menjadi hujan tangis. Puluhan orang tua dan wali santri duduk berdesakan, sebagian berdiri dengan tatapan kosong.

    Suara sesenggukan terdengar bersahut-sahutan, menandai betapa berat beban duka yang mereka tanggung.

    Air mata itu pecah setelah digelarnya rapat asesmen terakhir pencarian korban runtuhan bangunan tiga lantai dan musala ponpes.

    Rapat yang digelar menjelang berakhirnya golden time 72 jam, tepat pukul 16.00 WIB, membawa keputusan pahit: pencarian akan dilanjutkan dengan menggunakan alat berat.

    Bagi para orang tua, keputusan ini seolah menjadi sinyal redupnya harapan menemukan anak mereka dalam kondisi selamat.

    “Saya sudah pasrah, hanya bisa berdoa. Semoga kalaupun ditemukan, anak saya bisa dipulangkan dengan baik,” ucap seorang wali santri dengan suara lirih, sambil menggenggam erat sajadah kecil di tangannya.

    Rapat Krusial di Tengah Duka

    Rapat tersebut dihadiri tokoh-tokoh penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta jajaran Forkopimda. Kehadiran mereka menjadi bukti betapa seriusnya penanganan tragedi ini, namun di sisi lain menambah ketegangan emosional keluarga korban yang menunggu kepastian.

    Salah satu poin utama pembahasan adalah penggunaan lima unit alat berat yang sudah terparkir di sekitar ponpes. Tim SAR gabungan menilai langkah ini harus ditempuh karena indikasi korban selamat semakin tipis.

    “Dengan pertimbangan waktu dan kondisi bangunan yang rawan, asesmen terakhir ini memutuskan penggunaan alat berat untuk percepatan evakuasi,” ungkap seorang pejabat SAR di lokasi.

    Hujan tangis Wali santri di Pondok Al Khoziny Sidoarjo

    Data Korban yang Menggetarkan

    Hingga Kamis sore, Tim SAR Gabungan mencatat total 108 orang menjadi korban dalam tragedi ini. Sebanyak 18 orang berhasil dievakuasi, 5 di antaranya meninggal dunia. Sisanya, lebih dari 80 orang, berhasil menyelamatkan diri sendiri.

    Namun, laporan terbaru masih memperkirakan ada puluhan korban yang belum ditemukan di bawah reruntuhan. Data absensi dari Pondok yang diterima mencapai 59 santri.

    Harapan yang Tak Pernah Padam

    Meski duka mendalam menyelimuti, secercah harapan masih terpatri di hati para orang tua. Beberapa dari mereka masih percaya mukjizat bisa terjadi. Di antara suara tangis, doa-doa lirih terus dipanjatkan, mengiringi setiap langkah petugas di lapangan.

    “Kalau memang anak saya sudah dipanggil Allah, saya ikhlas. Tapi kalau masih ada kesempatan hidup, saya mohon diberi keajaiban,” kata seorang ibu sambil menatap reruntuhan dengan mata sembab.

    Golden time boleh berakhir, namun doa dan harapan para wali santri tetap hidup. Di tengah suara mesin alat berat yang bersiap, tangisan pilu dan doa tulus menjadi saksi betapa tragedi ini meninggalkan luka yang mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang menyaksikan. (rma/ted)

     

  • Golden Time Evakuasi Korban Bangunan Runtuh di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Berapa Lama Bisa Bertahan? – Page 3

    Golden Time Evakuasi Korban Bangunan Runtuh di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Berapa Lama Bisa Bertahan? – Page 3

    Kepala Basarnas Mohammad Syafii meminta masyarakat dan pihak-pihak di luar tim SAR gabungan untuk mengosongkan area reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, guna menjaga konsentrasi dan efektivitas operasi penyelamatan.

    “Bukan berarti kami tidak ingin masyarakat atau media melihat langsung, tetapi karena kami sedang menggunakan teknologi pendeteksi korban hidup, maka area harus clear agar alat dapat bekerja optimal,” katanya.

    Syafii menjelaskan bahwa penanganan operasi SAR dilakukan dengan metode khusus, karena struktur bangunan runtuh berbentuk “pancake collapse”, yakni tumpukan material beton yang saling menindih.

    Basarnas selaku kepala operasi mengerahkan 379 personel dari 65 instansi yang tergabung dalam operasi SAR gabungan.

    Untuk mendeteksi korban, Basarnas menggunakan peralatan modern, seperti drone thermal, detektor suhu tubuh, dan sistem pencarian berbasis teknologi.

    Namun, dia mengakui kondisi lapangan sangat menantang. Struktur bangunan yang rapuh, getaran kecil, dan galian sempit selebar 60 sentimeter menjadi kendala utama. Selain itu, reruntuhan berasal dari fondasi lama yang berpotensi longsor saat digali.

    “Lalu, kalau terlalu banyak orang di lokasi, alat-alat ini tidak bisa bekerja dengan baik,” ujarnya.

    Syafii menegaskan operasi pencarian dan penyelamatan masih berfokus pada mengejar golden time 72 jam, periode krusial untuk menyelamatkan korban dalam kondisi hidup.

    Pada saat berita ini dinaikkan, sudah 70 jam para korban tertimbun reruntuhan. Sejauh ini, sebanyak 59 orang belum berhasil diselamatkan.

  • Golden Time Hampir Usai, Puluhan Wali Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Dikumpulkan

    Golden Time Hampir Usai, Puluhan Wali Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Dikumpulkan

    Surabaya (beritajatim.com) – Menjelang berakhirnya masa golden time 72 jam, Tim SAR gabungan menggelar asesmen terakhir untuk menentukan langkah pencarian korban tertimbun reruntuhan bangunan tiga lantai dan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Asesmen ini dihadiri Forkopimda Provinsi Jawa Timur, perwakilan wali santri, serta sejumlah pihak terkait. Salah satu agenda utama pembahasan adalah keputusan penggunaan alat berat yang hingga kini masih menjadi pertimbangan.

    Kepala Kantor SAR Surabaya sekaligus On Scene Commander (OSC), Nanang Sigit, menegaskan bahwa golden time berakhir pada pukul 16.00 WIB, Kamis (2/10/2025). “Pukul 4 sore, tepat 72 jam sejak hari Senin. Itu batas golden time,” ujar Nanang.

    Ia menambahkan, hingga memasuki hari keempat pencarian belum ada penambahan korban yang berhasil ditemukan. Karena itu, asesmen terakhir ini akan menentukan langkah teknis berikutnya, termasuk penggunaan alat berat.

    “Hasil assessment terakhir baru akan diputuskan, apakah menggunakan alat berat atau tidak,” jelasnya.

    Pantauan beritajatim.com di lokasi menunjukkan lima unit alat berat sudah terparkir di sekitar area Ponpes Al Khoziny, menunggu keputusan resmi tim.

    Alat Berat siaga di PP Al Khoziny Buduran Sidoarjo

    Data sementara dari Tim SAR Gabungan mencatat hingga Kamis (2/10/2025) terdapat 108 korban dalam tragedi ini. Dari jumlah tersebut, 18 orang berhasil dievakuasi, lima di antaranya meninggal dunia. Sementara sisanya mampu menyelamatkan diri sendiri.

    Namun, hingga kini diperkirakan masih ada puluhan korban yang terjebak di bawah reruntuhan, sehingga keputusan penggunaan alat berat menjadi krusial dalam upaya evakuasi lanjutan. (rma/ted)

     

  • Basarnas Pertimbangkan Pakai Alat Berat Ambruknya PP Al Khoziny Sidoarjo

    Basarnas Pertimbangkan Pakai Alat Berat Ambruknya PP Al Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Memasuki hari keempat pasca runtuhnya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, tim SAR gabungan mulai mempertimbangkan penggunaan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi korban.

    Rapat koordinasi digelar Kamis (2/10/2025) pagi guna menentukan langkah teknis yang akan ditempuh.

    Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa upaya pencarian sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari belum menunjukkan hasil signifikan.

    Berbagai metode pencarian, mulai dari komunikasi verbal hingga penggunaan sound detector, tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.

    “Sampai dini hari, tim tidak mendapatkan respon tanda kehidupan dari korban. Untuk itu, kami siapkan opsi penggunaan alat berat, meski saat ini pencarian masih dilakukan manual sampai golden time berakhir,” ujar Nanang, Kamis (2/10/2025).

    Nanang menegaskan, keputusan penggunaan alat berat tidak bisa diambil sepihak. Pihaknya tetap melibatkan berbagai stakeholder, termasuk keluarga korban, sebelum langkah tersebut diputuskan. Menurutnya, rapat lanjutan akan digelar untuk menyelaraskan teknis evakuasi agar tetap mengedepankan keselamatan.

    “Sikap kehati-hatian dalam proses evakuasi juga diutamakan. Kami tetap prioritaskan keselamatan tim di lapangan, sekaligus menghormati keberadaan korban yang masih ada di dalam reruntuhan,” tambahnya.

    Hingga Kamis pagi, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta para relawan masih berfokus pada pencarian manual dengan mengandalkan pengamatan visual dan pendeteksian di titik-titik rawan.

    Sementara itu, suasana di posko gabungan tampak dipenuhi keluarga korban yang dengan penuh harap menunggu kabar terbaru dari tim penyelamat.

    Tragedi runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny masih menyisakan duka mendalam. Meski upaya evakuasi sudah memasuki hari keempat, tim gabungan menegaskan tidak akan mengendurkan semangat pencarian hingga seluruh korban berhasil dievakuasi. (ted)

  • Kisah Tim SAR Merayap hingga Tengkurap Berjam-Jam Selamatkan Korban Ponpes Al Khoziny

    Kisah Tim SAR Merayap hingga Tengkurap Berjam-Jam Selamatkan Korban Ponpes Al Khoziny

    Keberhasilan menyelamatkan Haikal dan korban lainnya merupakan hasil strategi komunikasi intensif yang dilakukan tim SAR. Mereka terus memberi motivasi, menyuplai makanan dan minuman, hingga akhirnya korban bisa bertahan sampai dievakuasi.

    “Dengan tambahan ini, total korban yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny mencapai 18 orang, dengan status sebagian selamat dan sebagian lainnya meninggal dunia,” ujar Yudhi.

    Korban selamat langsung dibawa ke RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo untuk perawatan medis intensif, sedangkan korban meninggal dievakuasi ke RS Siti Hajar guna proses identifikasi.

    “Operasi SAR ini melibatkan ratusan personel dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, PMI, Damkar, dan puluhan organisasi relawan ini masih terus berlanjut demi menemukan korban lainnya,” ucap Yudhi.

  • Dikejar Golden Time 72 Jam Penyelamatan, 59 Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

    Dikejar Golden Time 72 Jam Penyelamatan, 59 Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

    Kepala Basarnas Mohammad Syafii meminta masyarakat dan pihak-pihak di luar tim SAR gabungan untuk mengosongkan area reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, guna menjaga konsentrasi dan efektivitas operasi penyelamatan.

    “Bukan berarti kami tidak ingin masyarakat atau media melihat langsung, tetapi karena kami sedang menggunakan teknologi pendeteksi korban hidup, maka area harus clear agar alat dapat bekerja optimal,” katanya.

    Syafii menjelaskan bahwa penanganan operasi SAR dilakukan dengan metode khusus, karena struktur bangunan runtuh berbentuk “pancake collapse”, yakni tumpukan material beton yang saling menindih.

    Basarnas selaku kepala operasi mengerahkan 379 personel dari 65 instansi yang tergabung dalam operasi SAR gabungan.

    Untuk mendeteksi korban, Basarnas menggunakan peralatan modern, seperti drone thermal, detektor suhu tubuh, dan sistem pencarian berbasis teknologi.

    Namun, ia mengakui kondisi lapangan sangat menantang. Struktur bangunan yang rapuh, getaran kecil, dan galian sempit selebar 60 sentimeter menjadi kendala utama. Selain itu, reruntuhan berasal dari fondasi lama yang berpotensi longsor saat digali.

    “Lalu, kalau terlalu banyak orang di lokasi, alat-alat ini tidak bisa bekerja dengan baik,” ujarnya.

    Syafii menegaskan operasi pencarian dan penyelamatan masih berfokus pada mengejar golden time 72 jam, periode krusial untuk menyelamatkan korban dalam kondisi hidup.