Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Runtuh Ditarget Selesai Minggu

    Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Runtuh Ditarget Selesai Minggu

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Proses pemindahan struktur runtuhan bangunan dan pencarian korban di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ditargetkan selesai paling lambat pada hari Minggu (5/10/2025).

    Hingga saat ini, pemindahan dan pembersihan puing sudah mencapai sekitar 50 persen. Untuk mempercepat penyelesaian, Tim SAR Gabungan akan mengandalkan strategi pencarian 24 jam tanpa henti selama dua hari ke depan.

    “Untuk pengangkatan material ini kalau dilihat dari kemarin sudah dua hari ini baru 50 persen. Kalau kami lihat dari perhitungan secara matematis, tentunya mungkin (selesai) sampai hari sore besok, atau hari Minggu,” kata Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, sekaligus On Scene Commander (OSC) atau Komandan Lapangan, Jumat (3/10/2025).

    Nanang menjelaskan bahwa, ada dua teknis pencarian sekaligus pemindahan struktur bangunan runtuh di lokasi tersebut. Di antaranya adalah dengan menggunakan alat berat, seperti Crane dan Eskavator, satu teknis lain adalah dengan penyisiran korban.

    “Yang alat berat itu di antara sektor A1 sama A4. Itu yang menggunakan alat berat. Kemudian yang ada korbannya dievakuasi itu, ada di A2 mendekati A3,” urai Nanang.

    Ia juga menambahkan, meskipun teknis penyisiran dilakukan bersamaan dengan beroperasinya alat berat, petugaa tetap dalam kondisi safety. Dia bilang, apabila terpantau tidak aman maka penyisiran berhenti.

    “Kami (penyisiran) di sisi sebaliknya, menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.Dan kami harus memastikan sekali bahwa di situ posisinya safety. Dan apa bila itu kemudian tidak memungkinkan kami akan berhenti,” ucap dia.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa, itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Jumat (3/10/2025), tercatat total 113 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 23 korban dievakuasi petugas dengan 10 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 53 orang. (rma/but)

  • Lihat Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Kapolda Jatim: yang Utama Masalah Kemanusiaannya Dulu

    Lihat Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Kapolda Jatim: yang Utama Masalah Kemanusiaannya Dulu

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, menyatakan bahwa kepolisian akan memprioritaskan upaya kemanusiaan dan penyelamatan korban runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo sebelum melakukan peninjauan masalah hukum.

    Hal itu dikatakan Irjen Pol Nanang di sela-sela kunjungannya meninjau kondisi bangunan persantren yang runtuh dan pencarian korban, hari Jumat sore (3/10/2025).

    “Ini lah yang harus kita lihat nanti. Tapi yang jelas tetap nanti akan melakukan kegiatan proses, tapi yang utama sekarang ini adalah masalah kemanusiaannya dulu,” kata Irjen Pol Nanang di kompleks Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

    Irjen Pol Nanang juga menjelaskan, dalam proses pemeriksaan hukum nantinya akan melibatkan ahli dari bidang kontruksi. Agar informasi penggalian data tersebut valid dan saintifik.

    “Indikasi awal (penyebab runtuh) ya nanti dari teman-teman ahli yang bisa menjelaskan. Jadi nanti kalau sudah ada penjelasan itu kan lebih valid karena dengan saintis ya,” ucapnya.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa, itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Jumat (3/10/2025), tercatat total 114 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 23 korban dievakuasi petugas dengan 10 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 53 orang. (rma/ted)

  • BNPB Masih Cari 54 Korban di Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Oktober 2025

    BNPB Masih Cari 54 Korban di Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny Nasional 3 Oktober 2025

    BNPB Masih Cari 54 Korban di Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa sebanyak 54 korban reruntuhan ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, masih dalam proses pencarian.
    “Jumlah korban yang masih dalam proses pencarian ada sebanyak 54 orang. Data ini didasari dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren,” jelas Abdul Muhari dalam keterangan pers, Jumat (3/9/2025).
    Sejauh ini, tim pencarian dan pertolongan (
    search and rescue
    – SAR) gabungan telah menemukan empat korban dalam kondisi meninggal dunia.
    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa kemungkinan bertambahnya korban tewas masih ada.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ujar Suharyanto.
    Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi respons dari korban, sehingga proses pencarian difokuskan pada evakuasi dan pembersihan menggunakan alat berat.
    Upaya ini dilakukan oleh Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta relawan yang berjumlah lebih dari 400 orang selama 24 jam.
    “Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” ungkap Suharyanto.
    Suharyanto mengatakan bahwa seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat ini dan mengikhlaskan segalanya.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata dia.
    Tim SAR telah melaksanakan re-
    assessment
    dengan metode fisik, pemanggilan suara korban, hingga penggunaan peralatan khusus seperti Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader.
    Sebagai informasi, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB pada Senin (29/9/2025) lalu.
    Empat jenazah yang ditemukan pada hari ini, Jumat (3/9/2025), menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi sembilan orang.
    Dalam proses evaluasi, seluruh langkah yang dilakukan Tim SAR Gabungan di lapangan dilakukan dengan penuh perhitungan agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny Jadi 10 Orang, Tim SAR Masih Cari 53 Hilang

    Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny Jadi 10 Orang, Tim SAR Masih Cari 53 Hilang

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah. Hingga Jumat sore (3/10/2025), Tim SAR menemukan korban ke-10 dari reruntuhan bangunan tiga lantai tersebut.

    Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang juga bertugas sebagai On Scene Commander (OSC), menyampaikan bahwa korban ditemukan pukul 14.00 WIB di area A2 dekat tempat wudhu. “Terakhir tadi pada pukul 14.00 WIB juga ditemukan korban kelima. Sehingga total semua pada hari ini adalah korban ditemukan lima orang dan semua dalam kondisi meninggal dunia,” kata Nanang di Posko Pencarian.

    Ia menjelaskan, hingga hari kelima pencarian, total korban yang tercatat dalam insiden ini mencapai 113 orang. Dari jumlah tersebut, 23 berhasil dievakuasi petugas, 10 di antaranya meninggal dunia, sementara 103 orang lainnya selamat.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan proses pencarian masih dilakukan 24 jam penuh. “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, bangunan Ponpes Al Khoziny yang terdiri dari tiga lantai dan musala runtuh pada Senin (29/9/2025) sore. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan itu.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Jumat (3/10/2025), total korban mencapai 114 orang, terdiri dari 23 yang berhasil dievakuasi dengan 10 meninggal dunia, serta puluhan lainnya selamat. Namun diperkirakan masih ada 53 orang yang hilang dan diduga tertimbun reruntuhan. [rma/beq]

  • Kondisi Terkini di Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Nyaris Sentuh Dasar Bangunan, Cari Puluhan Korban Tersisa

    Kondisi Terkini di Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Nyaris Sentuh Dasar Bangunan, Cari Puluhan Korban Tersisa

    Sejak operasi SAR dilaksanakan, total 400 personel gabungan dikerahkan. Mulai dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, PMI, relawan, dan berbagai instansi terkait. Mereka bekerja siang dan malam selama 24 jam dalam operasi pencarian korban dibantu alat pendeteksi korban hingga alat berat untuk evakuasi jenazah.

    “Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” kata Kepala BNBP, Suharyantot.

    Adapun peralatan canggih yang dipakai untuk mencari korban yakni cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. BNPB juga mengerahkan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat berupa crane, excavator breaker, dump truck, hingga mobil ambulans.

  • Napas Solidaritas di Antara Puing Runtuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Napas Solidaritas di Antara Puing Runtuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Dari dapur umum, ada sekitar 20 orang ibu-ibu yang setiap hari bergantian memasak. Mereka yang memastikan ratusan orang Tim SAR dan perawat kenyang selama berada di posko darurat. Senyum mereka tulus di antara tangan-tangan cekatan. 

    “Mulai Senin malam, kami membuka dapur umum lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Fungsinya untuk melayani konsumsi bagi para evakuator, keluarga korban yang menunggu kabar, juga santri dan masyarakat sekitar. Kami memasak 4.500 porsi setiap hari, dalam tiga tahap: pagi, siang, dan malam,” ujar Kadinsos Jatim, Restu Novi Widiani, Jumat (3/10).

    Tidak ada perbedaan siapa yang berhak makan di tenda itu. Santri, keluarga korban, bahkan tim medis dan media pun dipersilakan. Semua duduk sama rata di hadapan nasi, lauk, dan buah yang dibagikan.

    “Menu khusus jelas ada. Tidak boleh pedas, harus mudah dicerna, dan sesuai arahan Ibu Gubernur, setiap makanan dipisah dengan tin wall agar higienis. Bagi tim evakuasi, ada tambahan buah dan minuman penambah energi. Mereka bekerja berat, tenaganya harus dijaga,” ucap Novi.

    Bangunan musala berlantai empat di kompleks pesantren tersebut tiba-tiba ambruk sekitar pukul 15.35 WIB, saat ratusan santri sedang khusyuk melaksanakan salat Ashar berjemaah. Insiden ini menyebabkan kepanikan luar biasa dan menelan korban jiwa serta…

  • Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo Ambruk, Tim Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Korban

    Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo Ambruk, Tim Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Korban

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Musibah ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, menyisakan duka mendalam.

    Gedung yang dalam proses pengecoran lantai 4 diduga roboh akibat pondasi yang tidak mampu menahan beban cor, mengakibatkan runtuhnya struktur hingga lantai dasar. Saat kejadian, sekitar 140 santri tengah melaksanakan salat Asar. Beruntung sebagian besar korban berhasil menyelamatkan diri, namun sejumlah jemaah terjebak di bawah reruntuhan.

    Sejak insiden terjadi, tim dari Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) Cabang Jawa Timur bergerak cepat ke lokasi kejadian.

    “Kami berkoordinasi dengan Tim Relawan DMC di Jawa Timur dan Dompet Dhuafa Jatim, untuk bergerak cepat ke lokasi. Upaya tersebut untuk mempercepat proses evakuasi korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan,” ujar Eka Suwandi, Kepala Bagian Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Rekonstruksi DMC Dompet Dhuafa, Jumat (3/10/2025).

    Tim dari Dompet Dhuafa mengerahkan empat personel dan satu unit ambulans untuk mendukung proses evakuasi yang dipimpin oleh Tim SAR gabungan. Fasilitas yang dipergunakan pun semakin lengkap, dengan melibatkan Basarnas, BPBD, TNI/Polri, serta berbagai relawan yang turun langsung ke lapangan.

    Hingga Jumat (3/10/2025), delapan korban berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan, dengan korban terakhir yang dievakuasi pada pukul 01.58 WIB, seorang santri bernama Yusuf yang ditemukan dalam kondisi selamat.

    “Tim SAR gabungan terus bekerja keras untuk memprioritaskan evakuasi korban yang masih responsif,” jelas Eka. Untuk memastikan keselamatan korban, penggunaan alat berat akan menjadi opsi terakhir guna menghindari risiko bagi korban yang mungkin masih hidup di bawah tumpukan material berat.

    Tragedi ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar, namun upaya cepat dan koordinasi yang baik antar lembaga dan relawan menjadi salah satu contoh pengelolaan bencana yang patut diapresiasi. [suf]

  • Bertambah, Korban Meninggal Akibat Runtuhnya Bangunan di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo Jadi 7 Orang

    Bertambah, Korban Meninggal Akibat Runtuhnya Bangunan di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo Jadi 7 Orang

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Musibah robohnya bangunan tiga lantai milik Lembaga Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kembali mencatatkan kabar duka. Pada hari kelima pasca-kejadian, jumlah korban meninggal dunia bertambah, dan proses evakuasi korban pun terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

    Pantauan di lokasi kejadian menunjukkan adanya tiga unit ambulans yang keluar dari halaman pesantren. Tim SAR berhasil mengevakuasi dua santri yang sebelumnya tertimbun reruntuhan bangunan. Kedua korban tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di area wudhu musala pesantren.

    “Kami berusaha semaksimal mungkin untuk segera mengangkat puing-puing yang menutup akses. Harapan kami, evakuasi korban bisa lebih cepat dilakukan,” ujar Direktur Operasi Basarnas Pusat, Bramantyo, saat ditemui di Posko SAR Gabungan, Jumat (3/10/2025).

    Bramantyo menambahkan bahwa petugas telah berhasil mengevakuasi dua jenazah santri dan langsung membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Hingga saat ini, menurut data yang dihimpun oleh Basarnas, musibah ini telah menelan korban jiwa dengan total tujuh orang meninggal dunia. Sementara itu, 103 orang berhasil selamat dan sedang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit terdekat. Total korban yang terlibat dalam kejadian ini mencapai 110 orang.

    Proses evakuasi sendiri melibatkan lebih dari 500 personel dari berbagai tim SAR dan relawan. Selain itu, tim juga menggunakan 300 kantong jenazah, 30 unit dump truck, 30 unit ambulans, dan lima alat berat untuk mengangkat puing-puing bangunan yang masih menutupi area evakuasi. Seluruh peralatan ini akan dioperasikan secara bertahap sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan.

    Seiring berjalannya waktu, upaya penyelamatan dan evakuasi terus dilakukan dengan harapan dapat menemukan lebih banyak korban yang masih terjebak. Tim SAR gabungan terus bekerja keras, berusaha memastikan agar setiap titik yang berpotensi menyimpan korban tertimbun bisa segera ditemukan dan dievakuasi.

    Dalam situasi penuh kesedihan ini, masyarakat turut memberikan dukungan moral dan material untuk korban yang selamat dan keluarga yang ditinggalkan. Semua pihak berharap agar proses evakuasi berjalan lancar dan tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh. [isa/suf]

  • Polda Jatim Laksanakan Trauma Healing untuk Keluarga Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Polda Jatim Laksanakan Trauma Healing untuk Keluarga Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim Psikologi Biro SDM Polda Jawa Timur kembali melaksanakan program trauma healing bagi keluarga korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo.

    Kegiatan ini dilaksanakan di lingkungan Ponpes pada Jumat, 3 Oktober 2025, di bawah pimpinan AKBP Mochammad Mujib, Kabag Psikologi Ro SDM Polda Jatim.

    Dalam kesempatan tersebut, tim psikologi memberikan pendampingan emosional kepada keluarga korban yang sedang menunggu proses evakuasi. “Program trauma healing ini penting untuk membantu para korban maupun keluarga agar bisa segera bangkit dan pulih dari pengalaman yang menimbulkan tekanan psikologis,” ungkap AKBP Mujib.

    Dukungan psikologis yang diberikan bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri dan semangat positif di tengah duka yang mendalam.

    Selama sesi tersebut, tim psikologi juga memberikan arahan kepada orang tua korban mengenai cara mendukung proses pemulihan mental bagi anak-anak mereka pascaperistiwa. “Kami juga memberikan arahan sederhana kepada orang tua korban tentang cara mendukung proses pemulihan mental korban selamat pascaperistiwa,” tambahnya.

    Di samping itu, AKBP Mujib menyampaikan bahwa tim psikologi akan terus memberikan pendampingan secara berkala. Hal ini bertujuan agar proses pemulihan psikologis berjalan berkelanjutan dan maksimal. “Alhamdulillah, kami melihat adanya perkembangan, keluarga korban mulai bisa menerima kenyataan, meski tidak bisa dipungkiri rasa duka itu ada,” katanya.

    Kegiatan trauma healing ini juga dilanjutkan dengan pendampingan intensif bagi korban selamat yang dirawat di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, yang dilakukan oleh tim psikologi bersama konselor dari Polresta Sidoarjo dan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyatakan bahwa Polda Jatim dan Polresta Sidoarjo telah menerjunkan lebih dari 200 personel untuk menangani musibah ini. Personel tersebut tidak hanya melakukan pengamanan di lokasi kejadian, tetapi juga membantu mengangkut puing-puing bangunan dan mengatur arus lalu lintas di sekitar pesantren.

    “Selain melibatkan Tim SAR Brimob, Biddokkes, dan Biro SDM, lebih kurang 208 personel dari Polresta Sidoarjo kita terjunkan,” kata Kombes Abast.

    Tak hanya itu, untuk penanganan jenazah korban baru, Polda Jawa Timur juga telah menyiapkan Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya dan Porong sebagai fasilitas untuk penanganan medis lebih lanjut.

    Dengan adanya kolaborasi berbagai pihak, baik dari kepolisian, tenaga medis, hingga psikolog, diharapkan para korban dan keluarga dapat merasakan dukungan penuh dalam menghadapi musibah yang memilukan ini. [uci/suf]

  • Cerita Tim SAR Temukan Dua Santri Meninggal di Tempat Wudu Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Runtuh

    Cerita Tim SAR Temukan Dua Santri Meninggal di Tempat Wudu Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Runtuh

    Memasuki hari keempat operasi SAR korban runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, kabupaten Sidoarjo, pada Kamis (2/10), tim SAR gabungan mulai mengerahkan alat berat berupa crane untuk memindahkan material reruntuhan dari bagian atas reruntuhan bangunan. 

    SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan, penggunaan crane dilakukan setelah tim rescue BASARNAS melaksanakan rangkaian assessment sebanyak tiga fase, pada Rabu (1/10/2025) malam.

    “Pada fase pertama, tim melakukan pengecekan tanda-tanda kehidupan di Site A1, A2, dan A3 dengan cara memanggil korban secara bergantian. Namun hasilnya nihil,” ujarnya.

    Fase kedua dilanjutkan dengan penggunaan search camera yang menjangkau celah hingga kedalaman lima meter. Hasilnya, juga tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.

    “Kemudian, fase ketiga dilakukan dengan wall scan suffer 400 untuk mendeteksi keberadaan orang di balik reruntuhan dinding beton. Hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya tanda napas maupun denyut nadi,” ucap Bramantyo. 

    Tak berhenti di situ, tim rescue BASARNAS beralih menggunakan multi search seismic scanner. Peralatan ini berfungsi menangkap getaran dan suara kecil dari dalam reruntuhan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya korban hidup. 

    “Selama proses assessment dan reassessment, area lokasi reruntuhan disterilisasi agar tidak ada suara tambahan yang memengaruhi hasil deteksi,” ujar Bramantyo.