Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Menteri PPPA Jenguk Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    Menteri PPPA Jenguk Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Nasional 4 Oktober 2025

    Menteri PPPA Jenguk Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menjenguk korban tragedi ambruknya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025).
    Setelah meninjau lokasi ponpes yang masih dalam proses evakuasi, Arifah mengunjungi tujuh korban yang menjalani perawatan di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo.
    “Peristiwa ini menjadi catatan penting untuk kita semua. Kami juga menguatkan dan memberikan dukungan kepada keluarga-keluarga yang masih penuh harapan untuk anaknya agar baik-baik saja,” ujar Arifah dalam keterangan pers, Sabtu (4/9/2025).
    Dalam kunjungannya, Arifah memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan spesifik anak, dukungan moril, serta pemenuhan kebutuhan medis dan pendampingan psikososial yang diperlukan.
    “Saya melihat semua petugas dari berbagai kalangan saling bahu-membahu, ini membuktikan bahwa kita merupakan satu keluarga yang saling menguatkan dan saling mendukung,” tuturnya.
    Ia menyampaikan terima kasih atas kerja keras tim gabungan dari Polres Sidoarjo, BNPB, Basarnas, TNI, relawan, serta seluruh pemangku kepentingan yang terus berupaya dalam proses evakuasi, penanganan korban, dan pemulihan pasca peristiwa.
    Arifah memastikan, pihaknya akan terus memantau dan berkoordinasi dengan Dinas P3AK, Dinas Sosial, serta lembaga terkait untuk memastikan pemenuhan hak para santri.
    “Baik dari sisi kesehatan, fisik, maupun psikologis, pemenuhan kebutuhan spesifik serta berkelanjutan hak anak atas pendidikan pasca kejadian,” imbuh dia.
    Tragedi runtuhnya bangunan Mushalla tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025), menyisakan duka mendalam.
    Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal dunia mencapai sembilan orang, dan data ini masih terus berkembang seiring proses pencarian.
    “Jumlah korban terdampak 166 orang, dari jumlah tersebut, sebanyak 111 orang telah ditemukan, sementara sekitar 54 orang masih dalam pencarian,” jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan pers, Jumat (3/10/2025).
    Adapun rincian kondisi korban meliputi 14 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan sembilan orang dinyatakan meninggal dunia.
    Dalam proses evaluasi, seluruh langkah yang dilakukan Tim SAR Gabungan di lapangan sudah diperhitungkan agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kondisi Terkini Evakuasi di Ponpes Al Khoziny: 14 Orang Meninggal, 49 Masih Dicari – Page 3

    Kondisi Terkini Evakuasi di Ponpes Al Khoziny: 14 Orang Meninggal, 49 Masih Dicari – Page 3

    Muhari menambahkan, pencarian berlanjut hingga siang dan sore hari. Pada pukul 14.00 WIB, satu korban berhasil dievakuasi di sektor A3, kemudian pukul 17.15 WIB kembali ditemukan korban di lokasi yang sama. Dua korban tambahan ditemukan dalam waktu berdekatan, yakni pada pukul 17.17 WIB di sektor A1 serta pukul 17.30 WIB di sektor A2.

    “Dengan penambahan tersebut, total delapan korban berhasil dievakuasi pada Hari ke-5, yang tersebar di sektor A1, A2 (tempat wudhu), A3, dan A4. Proses pembersihan puing kini difokuskan pada sisi utara, khususnya pada bagian bangunan yang tidak lagi terintegrasi dengan struktur Utama,” jelasnya.

    Sebagai informasi, sektor A1 hingga A4 merupakan pembagian area pencarian yang ditetapkan Basarnas dan tim SAR gabungan untuk mempermudah koordinasi dan mempercepat proses evakuasi.

    Sektor A1 mencakup sisi depan bangunan yang masih terhubung dengan struktur utama, sektor A2 merupakan area tempat wudhu dengan banyak material runtuhan, sektor A3 berada di sisi timur bangunan dengan timbunan beton cukup tebal, sedangkan sektor A4 mencakup sisi lain bangunan yang relatif terpisah namun tetap berisiko.

    “Hingga saat ini, pembersihan material reruntuhan dilaksanakan selama 24 jam penuh. Dalam proses pembersihan tersebut, apabila ditemukan jenazah, tim pembersihan akan segera dibantu oleh tim evakuasi yang terdiri dari tenaga medis dan ambulans untuk melakukan proses evakuasi hingga penanganan jenazah lebih lanjut,” tegas Muhari.

  • Mengetuk Tuhan di Antara Reruntuhan: Upaya Terakhir Orang Tua Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    Mengetuk Tuhan di Antara Reruntuhan: Upaya Terakhir Orang Tua Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo

    Liputan6.com, Sidoarjo – Waqiah hanya bisa memberi sedikit senyuman saat berbincang bersama kerabatnya. Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah ini merupakan ibu dari Muhdafi (13), salah seorang santri korban bangunan ambruk Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang belum ditemukan.

    Hari kelima pencarian korban kemarin, Waqiah mencoba perlahan menenangkan diri dan berpasrah, sambil terus merapal doa mengetuk Tuhan di antara reruntuhan. Dia percayakan nasib anaknya kepada Allah. Meski tak siap, dia mencoba ikhlas atas apapun yang nanti terjadi sang anak.

    “Banyak saudara yang menghibur, jadi sekarang bisa ikhlas. Saya sudah pasrahkan semua ke Allah,” kata Waqiah, Jumat (3/10/2025).

    Muhdafi baru tiga bulan belajar di Ponpes Al Khoziny. Dia sendiri yang meminta belajar di pesantren ini setelah lima kerabatnya juga belajar di sini. Mereka semua ada bersama-sama saat peristiwa bangunan ambruk.

    “Lima saudaranya selamat, anak saya ada di saf kedua saat salat dan tidak bisa menyelamatkan diri,” ujar Waqiah. 

    Waqiah tak pernah berhenti berdoa selama berada di posko. Keluarganya juga saban hari menggelar doa bersama di rumah Semarang maupun kampung leluhur di Madura. Mereka berharap tim SAR secepatnya bisa menemukan Muhdafi. 

    “Kabarnya sekitar lokasi kejadian bangunan tercium bau tak sedap. Saya harap secepatnya anak saya ditemukan,” ujarnya.

    Dia sempat kecil hati saat hari keempat proses evakuasi, tim SAR sempat memutuskan menghentikan sementara pencarian untuk beristirahat sejenak. Momen itu sempat memicu ketegangan antara keluarga korban dan tim SAR. 

    “Kerja mereka kan sudah bagus, bisa menemukan korban. Tapi kemarin kenapa ada rencana berhenti, itu kami sayangkan,” tutur Waqiah. 

    Apalagi pihak keluarga sudah dikumpulkan oleh Tim SAR untuk diberi penjelasan dua opsi pencarian. Yakni pencarian menggunakan alat berat dan konvensional dengan segala risikonya. Dengan begitu, upaya pencarian seharusnya bisa lebih cepat. 

    “Harapan kami bekerja lebih cepat lagi, itu saja. Saya ingin lihat wajah anak saya,” kata Waqiah.

    Semua Sudah Berjuang Keras

    Kebanyakan keluarga korban sudah pasrah terhadap nasib anak-anak mereka. Namun ada pula yang masih percaya harapan selalu ada siap menerima bila nanti hasilnya tak sesuai harapan.  

    Abdul Wahid, orang tua santri Alvin Mutawakil Allalah (13) percaya masih ada tanda kehidupan. Dia meminta tim SAR bekerja dengan kehati-hatian, jangan sampai ada debu atau hal lain yang bisa menutup oksigen di dalam reruntuhan. 

    Dia masih optimis anaknya punya harapan. Apalagi dia mendengar kabar teman-teman sang anak sempat membuat lubang untuk upaya menyelamatkan diri. Posisi Alvin sendiri saat salat jamaah ada di saf lima, reruntuhan lokasinya terhalang beton. Sedangkan teman-temannya yang bisa selamat saat itu banyak di bangunan utama.

    “Masih ada lubang angin, ada oksigen. Jadi saya yakin anak saya ada peluang, semoga saja,” ujar Wahid.

    Di balik harapan itu, dia juga sudah siap bila Tuhan berkehendak lain. Baginya, semua pihak sudah bekerja keras untuk menyelamatkan para korban. Termasuk anaknya.

    Masuk hari kelima pencarian korban, wajah sendu masih terpancar di wajah orang tua korban terutama para ibu. Namun situasi ini jauh lebih tenang dibanding hari keempat kemarin yang diselimuti tangis kesedihan. 

    Ketika itu sejumlah ibu korban menangis histeris, sebagian keluarga lainnya bersitegang dengan Basarnas. Mereka menilai kerja tim SAR lamban padahal sudah menawarkan opsi memakai alat berat dan konvensional dalam pencarian korban.

    Tsani Rofiatun, tim konselor Dinas Sosial Sidoarjo, mengatakan Kamis kemarin ada kepanikan massal ketika diberi informasi oleh Tim SAR terkait dua opsi pencarian dan tak ada tanda-tanda kehidupan di lokasi kejadian. 

    “Ada seorang ibu sampai menangis histeris seperti kesurupan. Semua dipicu informasi pencarian Basarnas,” ujarnya.

    Tsani menyebut kini kondisi keluarga korban terutama ibu-ibu sudah lebih tenang. Umumnya telah berpasrah diri dan siap menerima berbagai kemungkinan termasuk yang paling buruk sekalipun. Tim konselor sendiri berupaya melakukan relaksasi kaum perempuan yang paling rentan. 

    “Sekarang insya Allah semua sudah lebih sabar. Kami terus pantau kondisi mereka,” tutur Tsani.

  • Pencarian Tengah Malam, Korban Meninggal ke-14 di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan

    Pencarian Tengah Malam, Korban Meninggal ke-14 di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim SAR Gabungan kembali menemukan korban meninggal dunia ke-14, di balik runtuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo pada Jumat tengah malam, (3/10/2025).

    Korban ke-14 tersebut merupakan seorang laki-laki. Ia ditemukan Tim SAR pada pukul 23.00 WIB waktu pencarian, di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang runtuh.

    Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menyampaikan, korban ditemukan oleh petugas saat membongkar lokasi runtuhan sektor A4.

    “Satu korban tambahan berhasil diekstrikasi (dievakuasi) di bagian sektor A4,” kata Bramantyo tertulis, Sabtu (4/10/2025).

    Bramantyo menjelaskan, penemuan korban ke-14 pada Jumat (3/10) merupakan hasil proses pencarian hari kelima, sehingga menambah total korban meninggal dunia yang ditemukan hari itu menjadi 9 orang.

    “Dengan demikian, total terdapat sembilan korban (meninggal dunia) berhasil yang diekstrikasi (dievakuasi) pada hari kelima,” jelasnya.

    Ia juga menegaskan bahwa pencarian korban di balik reruntuhan bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny yang runtuh itu masih tetap berlangsung, dengan dilanjutkan pada pencarian hari keenam, mulai Sabtu dini hari.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ucap Kepala BNPB itu.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data terupdate sementara Tim SAR Gabungan hingga Sabtu (4/10/2025) dini hari, tercatat total 117 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 27 korban dievakuasi petugas dengan 14 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 49 orang. (rma/ian)

  • Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Oktober 2025

    Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk Surabaya 3 Oktober 2025

    Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Saidi (67), warga Sidoarjo, menatap layar monitor berjam-jam. Tapi matanya tak benar-benar melihat, cahaya biru itu hanya memantul di korneanya.
    Pikirannya kosong, perasaannya cemas, perutnya lapar. Layar monitor itu memutar rekaman proses evakuasi runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo yang ambruk lima hari lalu.
    Layar itu ia tatap seksama dengan duduk mendekap lutut. Sudah berjam-jam Kompas.com memantaunya, raut wajah sedih tak mampu dia sembunyikan.
    Bahkan ia tak beranjak sedikit pun saat para awak media melakukan wawancara bersama pimpinan Basarnas. Begitupun matanya, tak teralihkan melihat kondisi sekitar.
    “Setiap saat saya natap layar ini. Tadi di situ (layar monitor luar) karena panas jadi saya pindah ke dalam posko ini,” ujarnya.
    Perasaan cemasnya ini akan terobati jika nama cucu pertama kesayangannya, Muhammad Adam Fidiansyah masuk dalam daftar jenazah yang semula pencarian menjadi penemuan.
    “Sudah dari Senin di sini, nggak enak makan nasi. Cuma rokok sama roti. Cucu saya belum ketemu,” kata Saidi saat dihampiri Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
    Cucunya merupakan salah satu santri Ponpes Al Khoziny yang saat ini belum ditemukan petugas SAR selama proses evakuasi runtuhnya bangunan mushala tiga lantai itu.
    Lalu, ia pun antusias menunjukkan video cucunya saat sedang mengaji melalui telepon genggamnya. Tanpa ia sadari, air matanya menetes.
    “Seminggu lalu pulang ke rumah sakit terus berobat dan maunya kembali ke pondok. Setelah itu ada insiden ini,” ungkap Saidi dengan terbata-bata sembari mengusap air mata.
    Di mata Saidi, cucu pertamanya itu cukup pendiam, penurut, dan tak pernah merengek meminta sesuatu untuk dituruti.
    Ia juga mengingat pesan terakhir yang disampaikan untuk Adam. Ia ingin Adam berhati-hati saat kembali ke pondok, ia juga berharap Adam menjadi anak sholeh.
    Tidurnya pun tak tenang. Setiap waktu dia terbayang-bayang wajah cucunya seperti masih hidup, bisa ia tatap dan ia peluk. Tapi itu hanya hadir dalam mimpinya.
    “Mata saya terbayang-bayang dia masih hidup. Jadi seperti berhalusinasi, di rumah pulang sebentar gak kuat akhirnya ke sini lagi,” tuturnya.
    Ia hanya berharap cucunya dapat segera ditemukan. Apapun kondisinya, ia hanya pasrah kepada Tuhan meski di sudut hati kecilnya mengharap Adam pulang dengan selamat.
    “Saya pasrah, yang penting cucu saya ketemu apapun kondisinya. Kalau sudah membusuk semoga bisa dikenali,” pungkasnya.
    Hari ini, tim SAR gabungan menemukan delapan jenazah dari reruntuhan puing-puing mushala Al-Khoziny. Seluruh jenazah belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi tim DIV Polda Jatim.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 116 orang. 26 diantaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri. 13 orang dinyatakan meninggal dunia, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Oktober 2025

    Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah Surabaya 3 Oktober 2025

    Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menanggapi keinginan wali santri Ponpes Al Khonizy yang tidak sabar atas proses evakuasi yang dinilai mereka sangat lambat.
    Para wali santri bahkan ingin membantu proses evakuasi agar berlangsung lebih cepat.
    “Saya paham, tapi semua proses harus dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tim profesional. Di lokasi ada jenazah santri yang juga harus mendapatkan perlakuan yang baik,” kata Khofifah kepada wartawan saat meninjau Posko DVI Polda Jatim, Jumat (3/10/2025) sore.
    Pihaknya juga sudah melakukan percepatan dengan menambah alat berat berupa crane dan breaker.
    “Penambahan alat berat sudah kami datangkan di lokasi,” terangnga.
    Tim Dinas Sosial Provinsi Jatim sudah melakukan pendampingan psikososial kepada keluarga wali santri.
    “Siang tadi wali santri ingin ikut melakukan evakuasi. Beberapa hari lalu kami sudah sampaikan hal tersebut,” ujar Khofifah.
    Seperti diketahui, puluhan keluarga santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mendesak petugas mempercepat proses evakuasi korban Jumat siang.
    Proses evakuasi pengangkatan reruntuhan bangunan mushala Al Khoziny masih terus berlangsung.
    Namun, keluarga korban resah karena proses evakuasi dinilai lamban.
    Beberapa keluarga santri mendatangi posko media center untuk menanyakan kondisi evakuasi terkini.
    Mereka bahkan berjalan bersama-sama menuju area TKP reruntuhan.
    Sampai di batas aman yang ditandai garis polisi, sejumlah petugas menahan mereka agar tidak masuk.
    Suasana menegang sempat terjadi saat salah satu keluarga korban mendesak agar dapat masuk untuk membantu proses evakuasi.
    Salah satu dari keluarga santri juga menuntut agar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut bertanggung jawab atas insiden ini.
    Sementara itu, memasuki hari kelima operasi SAR runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, kabupaten Sidoarjo, tim SAR gabungan kembali menemukan lima korban dalam kondisi meninggal dunia.
    Empat jenazah dievakuasi secara bertahap dari reruntuhan material bangunan pada sektor A2.
    Jenazah pertama atau korban ke-19 berhasil dievakuasi pada pukul 07.30 WIB.
    Disusul korban ke-20 pada pukul 07.36 WIB, korban ke-21 pada pukul 10.19 WIB, dan korban ke 22 pada pukul 11.34 WIB.
    Pada sektor yang berbeda, korban ke 23 dievakuasi dari sektor A3 pukul 14.00 WIB.
    SAR Mission Coordinator (SMC), Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa proses evakuasi para korban membutuhkan waktu lama karena tim SAR gabungan harus lebih dulu mengangkat dan menghancurkan material bangunan.
    “Tim SAR gabungan terlebih dahulu menghancurkan reruntuhan dinding beton, kemudian memotong besi tulangan di dalamnya agar bisa mengeluarkan empat jenazah korban yang terhimpit,” kata Yudhi.
    Setelah berhasil dievakuasi, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polda Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Freeport Turunkan Tim Penyelamat Lengkap Peralatan Canggih ke Ponpes Al-Khoziny

    Freeport Turunkan Tim Penyelamat Lengkap Peralatan Canggih ke Ponpes Al-Khoziny

    Gresik (beritajatim.com)- Perusahaan smelter single line terbesar PT Freeport Indonesia (PTFI) mengirim 10 personel terlatih dalam penanganan penyelamatan korban akibat runtuhnya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo.

    Tim yang diterjunkan dilengkapi dengan berbagai peralatan teknis seperti combi tools, lifting bag, circular saw, respirator, alat bantu pernapasan mandiri SCBA, dan alat ekstrikasi untuk mendukung operasi di medan yang berisiko.

    Semua personel itu telah bergabung dengan 1.300 personel dari 65 instansi, termasuk Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan berbagai organisasi.

    Wakil Kepala Teknik Tambang PTFI Sony Suryanto mengatakan pihaknya mengerahkan tim tanggap darurat untuk mendukung operasi penyelamatan korban.

    “Kehadiran kami untuk mendukung pemerintah dan masyarakat dalam keadaan darurat, serta kepedulian dan kebersamaan dalam misi kemanusiaan,” katanya, Jumat (4/10/2025).

    Lebih lanjut Sony menuturkan, dalam operasi penyelamatan korban ini, tim yang dikerahkan bekerja secara bergantian setiap empat jam untuk menjaga stamina para personel.

    “Kami akan terus memantau perkembangan situasi, berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait, serta siap memberikan dukungan lanjutan sesuai kebutuhan,” tuturnya.

    Sebagai informasi, sampai hari kelima tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 23 santri yang terjebak di dalam reruntuhan dari 113 orang. Dari jumlah ini 10 di antaranya meninggal dunia, sementara 103 orang lainnya selamat. [dny/ian]

  • Korban Meninggal Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 13 Orang, Pencarian Terus Berlanjut

    Korban Meninggal Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 13 Orang, Pencarian Terus Berlanjut

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Korban ditemukan meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo bertambah menjadi tiga belas orang sampai Jumat malam, (3/10/2025).

    Korban ke-13 ini ditemukan Tim SAR pada pencarian hari kelima secara berurutan hingga. Sehingga total pencarian hari ini petugas berhasil mengevakuasi delapan korban meninggal, dengan rincian lima ditemukan waktu siang dan tiga saat petang.

    Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, sekaligus On Scene Commander (OSC) atau Komandan Lapangan mengatakan bahwa, tambahan korban siang tadi ditemukan pada pukul 17.15 WIB hingga 17.30 WIB sebanyak tiga korban.

    “Sore hari ini tadi secara beruntun pada pukul 17.15 WIB ditemukan satu korban lagi. Kemudian pada 17.20 WIB ditemukan satu korban lagi dan pada pukul 17.30 WIB tadi ditemukan satu korban lagi. Jadi update untuk sore hari ini ditemukan tambahan tiga lagi. Jadi total pada hari ini ditemukan delapan korban,” kata Nanang di Posko Pencarian, Jumat (3/10/2025).

    Nanang menjelaskan bertambahnya tiga korban meninggal hari ini menambah catatan penemuan korban akibat reruntuhan. Dari semula 113 menjadi 116, dengan ketegori 13 korban meninggal dunia.

    “Sehingga total yang yang sudah terevakuasi adalah 116 ya. 13 yang kondisi meninggal dunia,” urainya.

    Dia menambahkan, para korban meninggal dunia kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi. Sedangkan untuk proses pencarian korban lain masih terus dilakukan.

    “Korban tadi langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara,” ucapnya.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa, itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Jumat (3/10/2025), tercatat total 116 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 26 korban dievakuasi petugas dengan 13 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 50 orang. (rma/ian)

  • Kerja Tim SAR Gabungan Lambat, Keluarga Santri Ponpes Al Khoziny Mulai Geram

    Kerja Tim SAR Gabungan Lambat, Keluarga Santri Ponpes Al Khoziny Mulai Geram

    FAJAR.CO.ID, SIDOARJO — Proses evakuasi santri yang menjadi korban ambruknya musalah Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang berjalan lambat, mulai membuat keluarga korban geram.

    Mereka mulai kecewa dengan lambatnya petugas tim SAR Gabungan untuk melakukan evakuasi. Belum lagi, alat yang digunakan tidak bekerja maksimal.

    Bahkan, pada Jumat, suasana tegang mewarnai proses pencarian korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny pada hari kelima.

    Ketegangan yang terjadi sekitar pukul 16.28 WIB dipicu keluarga santri yang menilai kinerja tim gabungan lama dalam melakukan proses evakuasi.

    Mereka lantas mencoba menuju titik lokasi reruntuhan bangunan untuk membantu proses evakuasi. Aksi itu lantas dicegah oleh petugas kepolisian yang berjaga di lokasi. Sebab lokasi ambruknya bangunan dinilai sangat berbahaya.

    “Aku enggak pingin perang, itu masalah kemanusiaan. Tolonglah, adik saya ada di sana coba bayangin kalau kamu yang punya adik. Saya cuma mau menolong dia,” kata salah satu warga.

    Keluarga mengungkapkan niatan untuk membantu mengangkat puing-puing bangunan bisa mempercepat penemuan anggota keluarga mereka yang sampai saat ini belum ditemukan.

    Salah satu dari keluarga santri juga menuntut agar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa turut bertanggung jawab atas insiden ini.

    “Yang kerja cuma dua, alatnya cuma satu. Ini tanggung jawab Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur. Khofifah mendatangkan pekerja ahli yang profesional,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Basarnas Surabaya sekaligus Direktur Operasional dalam operasi tersebut Nanang Sigit menjelaskan tim telah bekerja untuk membongkar satu per satu bangunan yang ambruk.

  • BNPB: 400 Personel Tim SAR Kerja 24 Jam Cari Korban Tragedi Ponpes Ambruk
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Oktober 2025

    BNPB: 400 Personel Tim SAR Kerja 24 Jam Cari Korban Tragedi Ponpes Ambruk Nasional 3 Oktober 2025

    BNPB: 400 Personel Tim SAR Kerja 24 Jam Cari Korban Tragedi Ponpes Ambruk
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, lebih dari 400 personel Tim SAR dikerahkan untuk mencari korban ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur.
    Personel dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta relawan bekerja selama 24 jam secara bergantian.
    “Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” ungkap Suharyanto dalam keterangan pers, Jumat (3/9/2025).
    Suharyanto menuturkan, saat ini proses pencarian difokuskan pada evakuasi dan pembersihan menggunakan alat berat.
    Pasalnya, hasil pemeriksaan tim SAR menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi respons dari korban.
    Ia menyebutkan, sebelum itu, upaya pencarian sudah dilakukan dengan menggunakan teknologi pendeteksi korban hingga alat berat untuk evakuasi jenazah yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
    “Tim telah melaksanakan
    re-assessment
    dengan metode fisik, pemanggilan suara korban, hingga penggunaan peralatan khusus seperti Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader,” kata Suharyanto.
    Ia mengatakan, seluruh pihak keluarga korban sudah menyetujui penggunaan alat berat ini dan mengikhlaskan segalanya.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    Sebagai informasi, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk dan menimpa para santri saat shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB pada Senin (29/9/2025) lalu.
    Empat jenazah yang ditemukan pada hari ini, Jumat (3/9/2025), menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi sembilan orang.
    Dalam proses evaluasi, seluruh langkah yang dilakukan Tim SAR Gabungan di lapangan sudah penuh perhitungan agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.