Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Update Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 16 Jenazah Ditemukan

    Update Hari Keenam Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total 16 Jenazah Ditemukan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim gabungan evakuasi korban tragedi pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny Sidoarjo kembali menemukan 1 jenazah tambahan. Kini, total korban tragedi memilukan itu terkonfirmasi menjadi 16 orang.

    Pada hari keenam sampai pada pukul 17.28, Tim SAR yang bertugas menemukan dua jenazah di sektor A2 atau di sekitar area tempat wudhu mushola Ponpes AL Khoziny Sidoarjo.

    “Sebelumnya kami temukan pada pukul 14.35 dan yang terbaru pada pukul 17.28 sementara ada dua jenazah yang kami temukan di sektor A2,” kata Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit.

    Nanang menyebut sampai hari keenam dari data terbaru, masih terdapat 47 santri yang tidak diketahui keberadaannya. Ia memastikan tim evakuasi terus bekerja maksimal.

    “Proses (evakuasi) masih terus berlangsung. Petugas di lapangan bekerja dengan maksimal dan efektif. Kami mohon dukungan dan doa dari masyarakat,” jelasnya.

    Diketahui sebelumnya, Tragedi Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo telah memasuki hari keenam, Sabtu (4/10/2025). Data terbaru, ambruknya bangunan mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu menewaskan 14 orang. 103 nyawa santri selamat. Sementara 48 santri masih belum ditemukan.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pada hari keenam pencarian, pihaknya sudah mulai memasukkan alat berat ke titik reruntuhan. Selain itu, petugas evakuasi juga memetakan titik-titik yang diduga terdapat korban.

    “(hari ini) alat berat sudah masuk ke titik yang runtuh. Sehingga mudah-mudahan per hari ini ini akan lebih banyak lagi yang ditemukan,” kata Suharyanto. (ang/ian)

  • Update Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah 2, Total 16 Orang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Oktober 2025

    Update Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah 2, Total 16 Orang Surabaya 4 Oktober 2025

    Update Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah 2, Total 16 Orang
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Korban meninggal dunia akibat reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah dua orang.
    Tim SAR gabungan masih melanjutkan proses evakuasi korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny dengan menggunakan sejumlah alat berat seperti
    crane
    dan ekskavator.
    Alat tersebut digunakan untuk membuka akses ruang yang ditimpa puing-puing bangunan.
    Tujuannya ialah agar posisi-posisi korban dapat terlihat.
    Memasuki hari keenam evakuasi, korban meninggal dunia yang ditemukan tim SAR gabungan terus bertambah.
    Hingga Sabtu (4/10/2025) pukul 16.15 WIB, dua korban ditemukan.
    “Total terdapat dua korban berhasil diekstrikasi pada hari keenam di sektor A2,” kata Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, Sabtu (4/10/2025).
    Korban meninggal dunia yang ditemukan hari ini pukul 14.35 WIB dan 16.15 WIB.
    Namun, identitasnya belum diketahui dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi.
    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” terang Bramantyo.
    Dengan begitu, korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 120 orang, 29 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.
    Sebanyak 16 orang dinyatakan meninggal dunia dan 104 orang selamat.
    Namun, 47 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
    Berikut ini daftar korban meninggal dunia:
    1. Maulana Ibrahimific (15) warga Bangkalan berdomisili Surabaya
    2. Mashudul Haq (14) asal Surabaya
    3. Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung
    4. Rafi Catur Okta Mulya (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya
    5. Mochammad Agus Ubaidillah (14) warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya
    6. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 07.30 WIB
    7. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 07.36 WIB
    8. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 10.19 WIB
    9. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 11.34 WIB
    10. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 14.00 WIB
    11. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.15 WIB
    12. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.20 WIB
    13. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.30 WIB
    14. Mr. X ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 23.00 WIB
    15. Mr. X ditemukan Sabtu (4/10/2025) pukul 14.35 WIB
    16. Mr. X ditemukan Sabtu (4/10/2025) pukul 16.15 WIB
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seorang Warga Buton Menghilang 4 Hari di Hutan, Ditemukan Tewas Pada Hari ke-9
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        4 Oktober 2025

    Seorang Warga Buton Menghilang 4 Hari di Hutan, Ditemukan Tewas Pada Hari ke-9 Makassar 4 Oktober 2025

    Seorang Warga Buton Menghilang 4 Hari di Hutan, Ditemukan Tewas Pada Hari ke-9
    Tim Redaksi
    BUTON, KOMPAS.com
    – Setelah sembilan hari dilaporkan hilang, La Nurdin (31), seorang warga Dusun Wakaroli, Desa Manuru, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, ditemukan sudah tak bernyawa di dalam hutan Kecamatan Siotapina, Jumat (3/10/2025) siang.
    Korban dilaporkan hilang saat pergi ke kebun bersama paman dan kakaknya pada Kamis (25/9/2025).
    “Proses pencarian dilakukan selama lima hari dan pada hari kelima, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata Kapolsek Sampuabalo, Ipda Syahrir, melalui pesan pendeknya, Sabtu (4/10/2025).
    Sebelumnya, saat paman dan kakak korban selesai beraktivitas di kebun pada sore hari, korban La Nurdin sudah tidak terlihat.
    Sehingga, anggota keluarga bersama warga melakukan pencarian hingga di sekitar kebun, namun korban juga tidak ditemukan.
    Kemudian, pada Minggu (28/9/2025), keluarga korban melapor ke Polsek Sampuabalo bahwa korban hilang.
    “Laporan tersebut dimasukkan setelah keluarganya hilang selama 4 hari,” ujar Syahrir.
    Dari laporan aduan tersebut, Polsek Sampuabalo melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Tim SAR Pos Baubau untuk dapat membantu melakukan proses pencarian.
    Keesokan harinya, Tim SAR bersama anggota Polsek dan warga mulai melakukan pencarian.
    Setelah dilakukan pencarian selama 5 hari, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam hutan.
    “Korban akhirnya ditemukan berjarak sekitar 484 meter dari titik awal dinyatakan hilang,” ucap Koordinator Pos SAR Baubau, Haerudin.
    Jenazah korban kemudian dievakuasi dan dibawa pulang oleh tim gabungan.
    Proses evakuasi berlangsung sulit karena medan hutan yang terjal dan sulit dilalui.
    Butuh waktu beberapa jam hingga jenazah korban berhasil dibawa ke titik penjemputan.
    Setelah jasad korban tiba di rumah duka, pihak keluarga menolak untuk diautopsi dan langsung meminta untuk dilanjutkan pemakaman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Oktober 2025

    Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny Surabaya 4 Oktober 2025

    Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Polda Jawa Timur (Jatim) memanggil satu saksi terkait proyek pembangunan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Akibatnya, belasan santri ditemukan meninggal dunia, puluhan lainnya mengalami luka-luka hingga amputasi. Sementara data terakhir, 48 orang masih dicari.
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny disebabkan kualitasnya tidak memenuhi standar atau kegagalan konstruksi.
    Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, mengatakan petugas kepolisian tengah mengumpulkan data-data terkait insiden ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny.
    “Dari anggota saya juga melakukan kegiatan investigasi, pendataan dengan teman-teman BNPB,” kata Nanang, Jumat (3/10/2025).
    Meski begitu, Nanang juga meminta agar publik tetap bersabar untuk proses tindak lanjut masalah ini.
    Sebab, petugas masih berfokus pada evakuasi korban dan reruntuhan hingga tuntas.
    Terpisah, dalam penanganan ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim memanggil satu saksi atas nama Shaka Nabil Ichsani untuk memberikan klarifikasi ambruknya bangunan tersebut.
    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim, AKP Edi Iskandar, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (4/10/2025).
    Pemanggilan tersebut juga berdasarkan surat laporan polisi nomor: LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tanggal 29 September 2025.
    Juga, Surat Perintah Penyelidikan Nomor SP.Lidik/4579/X/RES.1.2./2025/Ditreskrimsus/Polda Jatim tanggal 01 Oktober 2025.
    Shaka dipanggil sebagai saksi dari pihak santri pada tanggal Jumat (3/10/2025) pukul 13.00 WIB di Unit II Subdit Tipid Indagsi. “(Shaka) Salah satu santri,” ucap Edi Iskandar.
    Diketahui, korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 119 orang.
    Sebanyak 28 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.
    Adapun 15 orang dinyatakan meninggal dunia, 104 orang selamat.
    Namun, 48 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
    Satu korban tanpa perawatan atas nama Ibnu Fairus yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian ditemukan selamat di tempat lain.
    Sementara itu, seluruh korban meninggal dunia yang dievakuasi sejak Jumat kemarin belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi tim DVI Polda Jatim.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Haru Santri Al Khoziny, Senator Lia Ungkap Haikal Sholat di Reruntuhan dan Diberi Minum Anak Kecil

    Kisah Haru Santri Al Khoziny, Senator Lia Ungkap Haikal Sholat di Reruntuhan dan Diberi Minum Anak Kecil

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki hari keenam evakuasi korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, perhatian publik tertuju pada kisah haru para santri yang selamat dan gugur.

    Hingga Sabtu (4/10/2025) hari ini, Tim SAR gabungan masih mencari korban, sementara total korban tewas tercatat sebanyak 14 orang.

    ​Menurut Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, total korban yang terdata adalah 167 orang. Sebanyak 118 orang telah ditemukan (103 selamat, 14 meninggal, 1 kembali ke rumah). Sementara, 49 orang lainnya masih dalam pencarian.

    ​Di antara para korban selamat, kisah heroik Syailendra Haikal (13) dan Yusuf (16) yang bertahan hidup di bawah timbunan puing selama lebih dari dua hari menjadi atensi nasional. Percakapan lirih Haikal dengan tim rescue saat tertimbun, seperti “Semuanya sakit,” viral dan menyentuh hati warganet.

    ​Anggota DPD RI Komite III, Dr. Lia Istifhama, yang menjenguk Haikal di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo pada Kamis (2/10/2025), membagikan kisah haru yang ia dapat langsung dari ibunda Haikal.

    Ning Lia, sapaan akrabnya, menyebut Haikal bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga cermin keteguhan iman dan kecerdasan luar biasa.

    Senator DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama.

    ​Berikut adalah rangkuman kisah haru Haikal yang disoroti oleh Ning Lia:

    ​1. Berjuang Sholat di Bawah Puing
    Dalam kondisi gelap, terhimpit beton, dan tubuh yang terbatas bergerak, Haikal tetap berusaha menegakkan kewajiban sholat.

    ​Sholat Berjemaah: Haikal bahkan sempat membangunkan temannya di bawah reruntuhan dan bersahutan mengajak salat Isya berjemaah, bahkan mendengar suara seseorang mengimami.

    ​Sholat Sendirian: Pada hari kedua, Haikal mengajak Sholat Subuh, namun sahutan temannya tidak berbalas, saat itulah ia sadar sahabatnya sudah tiada, dan ia pun sholat sendirian. “Masya Allah betapa kuat iman dan mentalnya,” ujar Ning Lia.

    ​2. Kehadiran Sosok Anak Kecil
    ​Di hari pertama tertimbun, saat haus, Haikal didatangi sosok anak kecil yang membawakannya air minum. Sosok tersebut kemudian menghilang. Ning Lia menyebut kisah ini sebagai “mukjizat” dan hikmah besar bagi publik akan keselamatan santri.

    ​3. Cerdas Menghemat Energi
    ​Haikal memilih tidak banyak bergerak dan berbicara selama tertimpa reruntuhan. Menurut ibundanya, Haikal mengingat pelajaran IPAS di sekolah bahwa semakin banyak bergerak, semakin cepat energi tubuh habis.

    “Dia benar-benar mengimplementasikan pelajaran di sekolah dan pondoknya untuk bertahan hidup,” salut Ning Lia.

    ​Di tengah kekhawatiran Haikal harus diamputasi, Ning Lia menyampaikan mimpi besar santri cilik itu.

    Haikal berkeinginan melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Probolinggo. Ning Lia bahkan telah menyambungkan komunikasi dengan pihak sekolah untuk memfasilitasi mimpi Haikal.

    ​”Haikal juga bercita-cita menjadi tentara. Ia sangat kuat mental, teguh iman, cerdas akal pikiran, dan memiliki solidaritas tinggi. Inilah sosok patriot sejati,” tukas Ning Lia.

    ​Ning Lia juga menyampaikan duka mendalam dan mendoakan para korban yang meninggal dunia. “Korban yang meninggal, insya Allah syahid. Mereka meninggal sebagai pencari ilmu dan sedang melangsungkan shalat Ashar,” pungkas Ning Lia, sembari menegaskan bahwa duka para santri adalah duka seluruh bangsa. [tok/beq]

  • Korban Selamat Ponpes Al Khoziny Bertambah jadi 104 Orang

    Korban Selamat Ponpes Al Khoziny Bertambah jadi 104 Orang

    Bisnis.com, SIDOARJO—Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya mencatat jumlah korban selamat runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur bertambah menjadi 104 orang akibat tambahan satu korban yang baru ditemukan.

    Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit mengatakan tambahan data tersebut berasal dari laporan wali santri pada Jumat (3/10/2025), yang menyatakan bahwa satu santri tersebut menyelamatkan diri ke rumah rekannya.

    “Jumlah total sekarang 118 orang, dengan perincian 14 meninggal dunia dan 104 selamat,” ujar Nanang, dikutip dari Antara, Sabtu (4/10/2025).

    Dia menambahkan pada saat bangunan mushalla itu ambruk, santri tersebut lari keluar pondok dan menuju rumah rekannya sehingga tak tercatat sebagai korban selamat. Orang tua dari santri tersebut, lanjutnya, berada di lokasi Ponpes Al Khoziny karena menduga korban tertimbun reruntuhan bangunan. Namun, pada Jumat (3/10/2025), santri tersebut mendatangi ponpes, dan kemudian bertemu dengan orang tuanya.

    “Kemarin ada santri satu datang atas nama Ibnu, dia [sebelumnya] dilaporkan hilang oleh orang tuanya,” katanya.

    Sementara itu, hingga Jumat malam pukul 23:00 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban meninggal dunia di sektor A4. Dengan demikian, total jumlah korban meninggal akibat ambruknya bangunan yang sebelumnya sebanyak 13 orang, menjadi 14 orang.

    Proses pencarian, kata dia, masih fokus pada pembukaan akses material reruntuhan menggunakan alat berat. Proses itu dilakukan secara hati-hati agar tidak berdampak pada tubuh korban yang tertimbun. Menurutnya, tim telah membongkar sekitar 60% material bangunan, meskipun pembongkaran dan pembersihan tersebut bukan tujuan utama dalam operasi tersebut.

    “Tujuan utama bukan merobohkan seluruh bangunan, melainkan membuka akses untuk mempercepat evakuasi. Kalau sudah ada tanda-tanda korban, proses akan langsung dihentikan untuk dilakukan evakuasi,” ujarnya.

    Selain itu, penggunaan ekskavator hanya difungsikan untuk membuka jalur dan bukan untuk mengangkat korban. Tak hanya itu, lanjutnya, untuk memastikan keselamatan, setiap sektor dilengkapi petugas keselamatan yang memantau apabila ada indikasi korban.

    Masih Ada 39 Korban yang Belum Ditemukan

    Hingga kini, kata Nanang, laporan sementara dari wali santri menunjukkan masih ada 49 orang yang belum diketahui keberadaannya.

    “Seperti kemarin, ada laporan hilang, ternyata anaknya atas nama Ibnu asal Surabaya tidak berada di lokasi. Jadi angka 49 itu belum bisa dipastikan benar-benar akurat,” tuturnya.

    Dia menegaskan operasi pencarian sesuai standar operasional berlangsung selama tujuh hari, dengan kemungkinan diperpanjang jika ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

    “Secara matematis, proses kemungkinan bisa selesai hari ini, maksimal besok, tetapi tetap bergantung pada situasi di lapangan,” kata Nanang.

    Terpisah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan kesiapan Posko DVI dan Post Mortem di RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi korban runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Dia menegaskan, seluruh sampel DNA keluarga wali santri sudah terkumpul sehingga proses identifikasi dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Karena itulah, dirinya mengapresiasi Tim DVI Polri yang sejak awal sudah bekerja di lokasi.

    “Artinya semua insya Allah well prepared,” ujarnya dalam keterangan resminya, Sabtu (4/10/2025).

    Penegasan itu disampaikan saat meninjau langsung musala tersebut, Jumat (3/10/2025) sore bersama Sekdaprov Jatim Adhy Karyono. Meski sarana pendukung sudah lengkap, Khofifah mengingatkan bahwa proses rekonsiliasi antara data Post Mortem (PM) dan Ante Mortem (AM) membutuhkan kehati-hatian dan profesionalitas tinggi. Hal inilah yang membuat identifikasi korban tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.

    “Ada kesulitan-kesulitan pada saat harus dilakukan rekonsiliasi antara PM dan AM-nya. Semoga keluarga juga bisa memahami di mana kerja-kerja profesional sudah dilakukan tetapi dengan penuh kehati-hatian,” tegasnya. 

    Menurutnya, rekonsiliasi akan dilakukan setelah identifikasi selesai agar jenazah bisa dipastikan kesesuaian dan kepastian sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

    “Bagaimana semua bisa meyakinkan ketika nanti direkonsiliasi dan ketika sudah ketemu dan teridentifikasi dari yang masuk ini mereka bisa memastikan dan meyakini bahwa ini adalah putranya atau keponakan mereka,” tuturnya. 

  • BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny Nasional 4 Oktober 2025

    BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, proses pembersihan material reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny terus dilakukan 24 jam.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa 49 korban masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan tersebut.
    “Sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan,” jelas Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (4/10/2025).
    “Hingga saat ini, pembersihan material reruntuhan dilaksanakan selama 24 jam penuh,” tambahnya.
    Dalam proses tersebut, tim pembersihan akan dibantu oleh tim evakuasi apabila ditemukan jenazah.
    “Tenaga medis dan ambulans langsung bergerak untuk melakukan proses evakuasi hingga penanganan jenazah lebih lanjut,” jelasnya.
    Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal dunia mencapai 14 orang, dan data ini masih terus berkembang seiring proses pencarian.
    Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
    Proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan unsur relawan lainnya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban yang kemungkinan sudah meninggal dunia akibat terimbun bangunan mushalla.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ungkap Suharyanto, Jumat.
    Para keluarga korban disebut sudah mengikhlaskan semuanya setelah sehari sebelumnya diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.
    Seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat untuk mencari para korban.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    BNPB mengirim peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.
    Selain itu, ada alat berat dan kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 unit dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 unit ambulans.
    Anggaran operasional peralatan berat ini juga disiapkan BNPB untuk menunjang proses evakuasi yang diperkirakan berlangsung selama sepekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sulit Teridentifikasi, Tim DVI: Jauh Beda, Tak Mudah Dikenali
                        Surabaya

    8 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sulit Teridentifikasi, Tim DVI: Jauh Beda, Tak Mudah Dikenali Surabaya

    Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sulit Teridentifikasi, Tim DVI: Jauh Beda, Tak Mudah Dikenali
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Korban meninggal dunia akibat runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jatim, sulit teridentifikasi.
    Sebanyak sembilan jenazah yang ditemukan petugas SAR gabungan pada Jumat (9/10/2025) belum diketahui identitasnya.
    Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim masih melakukan identifikasi.
    Namun, tim DVI mengalami sejumlah kendala karena jenazah yang ditemukan di dalam runtuhan Ponpes Al Khoziny tersebut sulit teridentifikasi.
    Kepala DVI Polda Jatim, Kombes Pol Wahyu Hidajati, mengatakan, jenazah yang ditemukan beberapa hari setelah kematian akan mengalami beberapa fase sebelum akhirnya pembusukan.
    “Kondisinya jauh berbeda dibanding hari pertama karena ada proses sehingga ini tidak mudah dikenali. Harus ada ilmu tambahan agar jenazahnya tidak tertukar,” katanya, Sabtu (4/10/2025).
    Kendala pertama, sering kali santri saling berbagi atau meminjam barang satu sama lain sehingga, bermodal pakaian, sarung, dan sebagainya tidak cukup.
    Kedua, sidik jari. Identifikasi melalui sidik jari akan lebih mudah apabila kondisi tubuh jenazah masih segar.
    Selain itu, para santri yang menjadi korban mayoritas belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga sulit terdeteksi.
    “Ketiga, dari gigi, supaya gampang ketemu, giginya harus unik, misal gingsul atau tonggos, bogang, tambalan. Kalau bagus semua, susah,” bebernya.
    Keempat, dari DNA korban.
    Tim DVI Polda Jatim telah mengumpulkan DNA keluarga melalui air liur, darah, dan rambut sejak Kamis (2/10/2025) sebanyak 59 sampel.
    “Kemarin sudah ambil DNA, tapi juga butuh waktu. Semakin jelek kualitas sampelnya, semakin susah, sel-selnya kalau sudah busuk,” imbuhnya.
    Setelah pengambilan sampel DNA, tim DVI akan mengirimkan ke Jakarta untuk proses pencocokan.
    Setidaknya, butuh waktu minimal tiga hari dan maksimal dua minggu hasilnya akan keluar.
    “Enggak bisa dipercepat lagi, minimal tiga hari, maksimal dua minggu. Kalau ada jenazah baru, kami ikutkan gelombang kedua dan kami kirim lagi,” ucapnya.
    Tim DVI meminta agar keluarga yang memiliki foto para korban dapat dikirim ke petugas untuk mendukung proses pencocokan.
    Namun, hal itu juga tidak mudah.
    Sebab, kondisi tubuh manusia yang sudah mengalami fase kematian 1 x2 4 jam akan membengkak.
    Kemudian, 2 x 24 jam akan mulai menghitam dan kulit mengelupas.
    Keluarga korban sempat meminta agar dapat diizinkan melihat langsung jenazah yang sudah ditemukan dengan tujuan mengidentifikasi melalui pengamatan mata telanjang.
    Namun, permintaan tersebut belum dapat dipenuhi oleh tim DVI Polda Jatim karena kondisi jenazah yang mulai berubah bentuk akan menimbulkan perasaan emosional tinggi.
    “Ketika jenazah dijejerkan, umumnya sudah mulai berubah bentuk. Kekalutan itu muncul, jadi pengen segera bertemu, padahal belum tentu yang menurut keluarga itu anaknya, tetapi ternyata bukan,” tuturnya.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 117 orang.
    Sebanyak 27 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.
    Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 103 orang selamat.
    Namun, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari Nasional 4 Oktober 2025

    BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan update daftar korban tewas dari tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang bertambah menjadi 14 orang.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa total korban tercatat sebanyak 167 orang.
    “103 orang dalam kondisi selamat, 14 orang meninggal dunia, dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (4/10/2025).
    Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
    “Sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan,” jelasnya.
    Sampai saat ini, proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan penuh dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan unsur relawan lainnya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban yang kemungkinan sudah meninggal dunia akibat terimbun bangunan musala.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ungkap Suharyanto, Jumat.
    Para keluarga korban disebut sudah mengikhlaskan semuanya, setelah sehari sebelumnya diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.
    Seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat untuk mencari para korban.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    BNPB mengirim peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.
    Selain itu, ada alat berat dan kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 unit dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 unit ambulans.
    Anggaran operasional peralatan berat ini juga disiapkan BNPB untuk menunjang proses evakuasi yang diperkirakan berlangsung selama sepekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Runtuhnya Mushola Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 14 Santri, Identifikasi Jalan Terus

    Korban Runtuhnya Mushola Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 14 Santri, Identifikasi Jalan Terus

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya mushola di Lembaga Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, kembali bertambah. Hingga Sabtu (4/10/2025), total korban jiwa mencapai 14 orang, terdiri dari 3 orang meninggal di rumah sakit dan 11 orang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan.

    Penambahan jumlah korban ini terjadi setelah Tim SAR gabungan menemukan satu jenazah di sektor A4 pada Jumat (3/10/2025) malam sekitar pukul 23.00 WIB. “Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya,” ujar salah satu petugas Basarnas.

    Data dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Timur mencatat total 14 korban meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, sembilan jenazah masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara Polda Jatim, sementara lima lainnya telah diserahkan kepada keluarga.

    “Kalau yang lima orang kan lebih dulu ditemukan dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Nah, di sini (RS Bhayangkara) sudah sembilan jenazah,” jelas Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol M Khusnan.

    Sementara itu, proses identifikasi jenazah tidak berjalan mudah. Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol dr Wahyu Hidajati mengungkapkan, tim menghadapi sejumlah kendala karena mayoritas korban masih berusia belasan tahun.

    “Usia korban rata-rata 12 sampai 15 tahun. Selain sidik jari yang rusak, tanda pembeda pada gigi juga tidak ada. Bahkan pakaian mereka hampir serupa,” terangnya.

    Menurut Wahyu, langkah terakhir yang kini ditempuh adalah pencocokan sampel DNA antara keluarga dan jenazah. “Kalau DNA sudah terbukti match, itu tidak terbantahkan lagi. Jadi kita menuju ke sana sambil berkejaran dengan waktu karena jenazah semakin lama semakin membusuk,” tandasnya.

    Dengan ditemukannya korban terbaru, jumlah santri yang meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny kini tercatat 14 orang. Tim SAR dan DVI Polri masih terus melanjutkan proses pencarian serta identifikasi hingga seluruh korban terdata dan teridentifikasi dengan pasti. [isa/beq]