Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Update Ponpes Al Khoziny Minggu 5 Oktober 2025: 11 Jenazah Kembali Ditemukan, Total 36 Santri Wafat

    Update Ponpes Al Khoziny Minggu 5 Oktober 2025: 11 Jenazah Kembali Ditemukan, Total 36 Santri Wafat

    Liputan6.com, Jakarta – Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan terus melanjutkan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak insiden ambruknya gedung musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Data terakhir Minggu (5/10/2025) mulai dari pukul 00.36 WIB hingga 06.30 WIB, sebanyak 11 jenazah kembali ditemukan.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, angka tersebut sekaligus menambah jumlah korban yang meninggal menjadi 36 orang dan satu bagian tubuh (bagian tubuh berupa kaki kanan) yang ditemukan pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Adapun bagian tubuh manusia yang ditemukan itu sementara belum dihitung sebagai temuan baru yang menambah jumlah korban jiwa.

    “Secara akumulasi sementara, total jumlah korban yang terdata atas peristiwa runtuhnya gedung empat lantai itu ada sebanyak 167 orang. Data ini bersifat dinamis dan berpotensi akan ada penambahan lagi seiring dengan upaya tim SAR gabungan yang terus memaksimalkan kinerja selama 24 jam bergantian,” ucap Muhari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/10/2025). 

    Dari jumlah tersebut, sebanyak 140 orang dan satu bagian tubuh telah berhasil ditemukan. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat, terdiri dari satu orang yang telah kembali ke rumah tanpa perawatan, delapan orang yang masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan dan 95 orang yang telah kembali melanjutkan masa perawatan. 

    “Sementara itu, sebanyak 36 orang dilaporkan meninggal dunia dan satu bagian tubuh yang telah dievakuasi untuk proses identifikasi oleh tim DVI (Disaster Victim Identification),” ucap Muhari.  

     

    Kisah dramatis datang dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Seorang santri bernama Alfatih Cakra Buana berhasil selamat setelah tiga hari terjebak di bawah puing bangunan musala yang ambruk.

  • Korban Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Temukan 11 Jenazah, Total 36 Korban Jiwa

    Korban Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Temukan 11 Jenazah, Total 36 Korban Jiwa

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) gabungan kembali menemukan 11 jenazah imbas runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sehingga menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 36 orang.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan tim SAR gabungan terus melanjutkan upaya pencarian dan evakuasi korban pada hari ini, Minggu (5/10/2025) mulai pukul 00.36 WIB hingga 06.30 WIB.

    “Angka tersebut sekaligus menambah jumlah korban yang meninggal menjadi 36 orang dan satu bagian tubuh [bagian tubuh berupa kaki kanan] yang ditemukan pada Sabtu,” katanya dalam siaran pers, Minggu (5/10/2025).

    Dia menuturkan bagian tubuh manusia yang ditemukan itu sementara belum dihitung sebagai temuan baru yang menambah jumlah korban jiwa.

    Secara akumulasi sementara, lanjutnya, total jumlah korban yang terdata atas peristiwa runtuhnya gedung empat lantai itu ada sebanyak 167 orang.

    Data ini bersifat dinamis dan berpotensi akan ada penambahan lagi seiring dengan upaya tim SAR gabungan yang terus memaksimalkan kinerja selama 24 jam bergantian.

    Dia menjelaskan dari jumlah tersebut, sebanyak 140 orang dan satu bagian tubuh telah berhasil ditemukan.

    Perinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat, terdiri dari satu orang yang telah kembali ke rumah tanpa perawatan, delapan orang yang masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan dan 95 orang yang telah kembali melanjutkan masa perawatan.

    Sementara itu, sebanyak 36 orang dilaporkan meninggal dunia dan satu bagian tubuh yang telah dievakuasi untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

    Adapun sebanyak 27 orang masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan yang terus bekerja di lapangan. Angka tersebut berdasarkan jumlah daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren.

    Upaya pencarian dan identifikasi masih berlangsung dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, PMI, Baznas, Tagana, relawan dan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar.

  • Update Tragedi Robohnya Bangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: 37 Korban Tewas, Pencarian Masih Berlanjut

    Update Tragedi Robohnya Bangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: 37 Korban Tewas, Pencarian Masih Berlanjut

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban yang meninggal dunia akibat robohnya bangunan tiga lantai di Lembaga Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Minggu (5/10/2025), tercatat sebanyak 37 santri dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan bahwa proses pembersihan material reruntuhan bangunan sudah mencapai lebih dari 75 persen. Namun, ada beberapa zona, terutama zona A1, yang belum dapat dijangkau akibat kondisi struktur bangunan yang masih labil.

    “Pembersihan material sudah sekitar 75 persen lebih. Namun, kami belum bisa masuk ke zona A1 karena strukturnya berat dan berpotensi ambruk. Tim terus bekerja dengan mengutamakan keselamatan,” ucap Nanang saat memberikan keterangan kepada media.

    Pembersihan reruntuhan dilakukan dengan menggunakan alat berat dan dibantu oleh ratusan personel gabungan yang terdiri dari tim Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta relawan. Setiap pergerakan material di bawah tumpukan puing dipantau dengan ketat untuk mencegah runtuhan tambahan yang bisa membahayakan keselamatan petugas.

    Proses Identifikasi Korban

    Proses evakuasi Korban Meninggal di Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

    Dari total 37 korban yang meninggal dunia, lima di antaranya telah berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Maulana Alfan Ibrahim, Mochammad Mashudulhaq, Muhammad Soleh, Rafi Catur Octa Multa, dan M. Agus Ubaidillah. Sementara 32 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI Polri di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.

    Dalam pencarian ini, tim juga menemukan potongan tubuh berupa kaki kanan yang diduga milik korban yang belum teridentifikasi, yang kini tengah diperiksa lebih lanjut di laboratorium forensik.

    “Tim DVI terus bekerja siang malam untuk memastikan seluruh korban dapat teridentifikasi dan segera diserahkan ke keluarga masing-masing,” ujar Nanang.

    Pencarian yang Terus Berlanjut

    Meskipun proses pembersihan reruntuhan sudah mencapai 75 persen, hingga hari ketujuh operasi, sebanyak 21 orang masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan melanjutkan penyisiran di area terdampak, termasuk sektor yang tertimbun beton tebal dan sulit dijangkau alat berat.

    “Harapan kami, seluruh korban bisa segera ditemukan agar keluarga mendapat kepastian. Ini misi kemanusiaan yang kami tuntaskan sampai akhir,” tegas Nanang.

    Operasi pencarian dan penyelamatan ini juga mendapat perhatian penuh dari pemerintah pusat. Mereka memberikan dukungan berupa bantuan logistik, pendampingan bagi keluarga korban, serta memastikan proses pencarian berlangsung dengan maksimal. [isa/suf]

  • Update Korban Ponpes Al-Khoziny, Basarnas: 26 Santri Meninggal Dunia

    Update Korban Ponpes Al-Khoziny, Basarnas: 26 Santri Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melaporkan sebanyak 26 korban meninggal dunia dan telah dievakuasi dari runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Sabtu (4/10/2025) malam.

    Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo mengatakan dari jumlah tersebut ada sebanyak 21 jenazah belum dapat diidentifikasi.

    “Hingga saat ini total korban yang ditemukan sebanyak 130 orang, terdiri atas 104 selamat dan 26 meninggal dunia,” kata Yudhi selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi tersebut, dilansir dari Antara, Minggu (5/10/2025).

    Dia menjelaskan proses pencarian dilakukan dengan pola 24 jam penuh dan pada Sabtu malam tim SAR gabungan mengevakuasi kembali sebanyak 12 korban dari reruntuhan bangunan pondok pesantren.

    Tim dari posko darurat Basarnas di lokasi kejadian melaporkan korban ke-31 atau jenazah keempat yang ditemukan pada hari itu berhasil dievakuasi dari sektor A1 pukul 21.15 WIB. Setelah itu, tiga jenazah lain ditemukan berdekatan di sektor A3 sekitar pukul 22.00 WIB.

    Pencarian berlanjut di sektor A3 dengan ditemukannya jenazah ke-34 pada pukul 22.46 WIB, lalu jenazah ke-35 pada pukul 22.57 WIB, jenazah ke-36 pukul 22.59 WIB, dan jenazah ke-37 pukul 23.01 WIB.

    Pada lokasi yang sama, tim kembali menemukan dua jenazah lainnya, yaitu korban ke-38 pada pukul 23.26 WIB dan korban ke-39 pada pukul 23.29 WIB.

    Basarnas memastikan operasi pencarian dan pertolongan terus dilakukan dengan melibatkan ratusan personel gabungan, mengingat masih ada sejumlah korban yang belum ditemukan serta sebagian besar jenazah yang belum teridentifikasi.

  • 8
                    
                        Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: Total 34 Meninggal, 104 Selamat
                        Surabaya

    8 Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: Total 34 Meninggal, 104 Selamat Surabaya

    Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: Total 34 Meninggal, 104 Selamat
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com –
    Jumlah korban jiwa akibat reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, terus bertambah. Hingga Minggu (5/10/2025) pukul 05.00 WIB, sebanyak 34 orang dinyatakan meninggal dunia.
    Proses evakuasi reruntuhan Ponpes Al Khoziny telah memasuki hari ketujuh.
    Sebelumnya, pada hari keenam pencarian, tim gabungan berhasil mengevakuasi 12 korban, termasuk satu
    body part
    .
    “Di hari keenam pencarian terdapat 11 korban dan satu body part berhasil diekstraksi,” kata Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, Minggu (5/10/2025).
    Korban ke-30 yang hanya berupa bagian kaki kanan dari batas panggul hingga telapak kaki, ditemukan petugas di sektor A4.
    Sementara itu, penyebab kondisi tubuh korban tidak utuh, menurut petugas, kemungkinan besar akibat terhimpit material bangunan. Bukan karena penggunaan alat berat selama proses evakuasi.
    Memasuki hari ketujuh, petugas terus bekerja secara optimal hingga dini hari.
    Per pukul 01.48 WIB, delapan korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di sektor A3.
    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing-puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” jelas Yudhi.
    Hingga pagi ini, total korban tercatat 138 orang, dengan rincian 104 orang selamat dan 34 orang meninggal dunia
    Namun, baru lima korban yang berhasil teridentifikasi. Sisanya masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara Surabaya.
    Sementara itu, Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan bahwa progres evakuasi puing bangunan Ponpes Al Khoziny telah mencapai sekitar 60 persen.
    “Hampir seluruh bagian-bagian dari runtuhan di sektor A4 sudah hampir semuanya disingkirkan. Kemudian menuju tengah bagian A3 dan A2,” kata Nanang, Sabtu malam (4/10/2025).
    Tim SAR memperkirakan sebagian besar korban tertimbun di sektor A4, titik pusat runtuhan yang difungsikan sebagai mushala. Di area inilah para santri diketahui sedang melaksanakan salat Ashar saat kejadian.
    “Kami berharap bahwa penemuan korban berikutnya akan lebih banyak setelah itu memasuki di bagian tengahnya karena itu adalah bagian dari tengah-tengahnya bangunan mushala itu,” ucap Nanang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Ponpes Al Khoziny: 25 Santri Meninggal, Tim SAR Masih Cari 38 Korban – Page 3

    Update Ponpes Al Khoziny: 25 Santri Meninggal, Tim SAR Masih Cari 38 Korban – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) gabungan kembali menemukan 11 jenazah santri yang tertimbun reruntuhan gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari keenam pascakejadian, Sabtu (4/10/2025).

    Hingga pukul 23.37 WIB, total jenazah yang berhasil ditemukan mencapai 11 orang, sementara satu potongan tubuh juga ditemukan di lokasi pencarian sektor A4. Temuan ini menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 25 orang.

    “Korban pertama ditemukan pada pukul 14.35 WIB, disusul korban kedua pada 16.15 WIB. Potongan tubuh berupa kaki kanan ditemukan pukul 17.33 WIB. Kemudian korban ketiga hingga kesebelas ditemukan antara pukul 21.17 hingga 23.30 WIB,” demikian laporan tertulis Tim SAR Gabungan yang diterima BNPB, Sabtu malam.

    Kesebelas jenazah dan potongan tubuh tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

    Proses identifikasi dilakukan guna memastikan identitas korban secara sah, menjaga martabat jenazah, serta memberikan kepastian hukum bagi keluarga.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa hingga malam hari, total korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 129 orang.

    Dari jumlah itu, 104 orang selamat, 95 di antaranya telah diperbolehkan pulang, delapan masih dirawat di rumah sakit, dan satu orang tidak memerlukan perawatan medis.

    “Sementara jumlah santri yang masih dalam pencarian diperkirakan mencapai 38 orang berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok,” ujar Abdul Muhari.

     

    Kisah dramatis datang dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Seorang santri bernama Alfatih Cakra Buana berhasil selamat setelah tiga hari terjebak di bawah puing bangunan musala yang ambruk.

  • Update Data Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny: 20 Meninggal Dunia

    Update Data Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny: 20 Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kembali menemukan tiga jenazah korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Sabtu (4/10/2025) malam.

    Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit mengatakan jenazah pertama yang ditemukan merupakan korban ke-31, atau jenazah keempat yang berhasil dievakuasi pada hari ini.

    “Proses evakuasi berlangsung di sektor A1 sekitar pukul 21.15 WIB,” kata Nanang di Sidoarjo dilansir dari Antara, Sabtu (4/10/2025). 

    Ia menambahkan bahwa dua jenazah lain yang merupakan korban ke-32 dan ke-33 ditemukan di sektor A3 pada titik yang berdekatan sekitar pukul 22.00 WIB.

    Dari hasil penemuan jenazah tersebut, kembali menambah daftar korban meninggal dunia akibat runtuhnya mushala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo.

    “Adanya temuan terbaru tersebut, total jumlah korban hingga saat ini mencapai 124 orang. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 104 korban dinyatakan selamat dan 20 orang meninggal dunia, di antaranya 15 jenazah masih belum dapat diidentifikasi,” imbuhnya. 

    Saat ini, tim SAR gabungan memfokuskan pencarian di sektor A2 dan A3, terutama dengan bantuan alat berat untuk membuka akses sehingga mempermudah upaya menemukan korban.

    Selain itu, dari hasil pengamatan dan informasi yang didapatkan tim SAR gabungan, pihaknya menduga jika korban yang belum ditemukan berada di tengah-tengah antara A1, A2, A3 dan A4.

    Oleh karena itu, lanjutnya, harus membongkar habis bagian di sektor A4 terlebih dahulu agar bisa membuka jalan untuk menuju tengah.

    “Kami berharap bahwa penemuan korban berikutnya akan lebih banyak setelah memasuki di bagian tengahnya,” ujarnya.

    Meskipun demikian, ia mengungkapkan jika dalam waktu tujuh hari belum dapat menemukan seluruh korban, maka dapat dipastikan akan menambah operasi SAR di lokasi ambruknya ponpes Al-Khoziny.

    Sebelumnya, pada hari yang sama, korban ke-28 berhasil dievakuasi sekitar pukul 14.35 WIB, disusul korban ke-29 pada pukul 16.15 WIB. Selanjutnya, pada pukul 17.35 WIB, tim menemukan salah satu bagian tubuh (body part), semuanya di sektor pencarian A4. 

  • Nenek 87 Tahun yang Hilang di Bondowoso Ditemukan Tewas di Saluran Air

    Nenek 87 Tahun yang Hilang di Bondowoso Ditemukan Tewas di Saluran Air

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Pencarian terhadap Saddiyah (87), warga Dusun Lalangan, Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso yang dilaporkan hilang sejak Kamis (2/10/2025), akhirnya berujung duka.

    Survivor ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Sabtu (4/10/2025) oleh tim SAR gabungan. Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, mengungkapkan bahwa korban pertama kali dilaporkan hilang setelah terakhir terlihat sedang ngopi di rumah.

    Saddiyah diketahui memiliki riwayat penyakit linglung sehingga keluarga khawatir saat ia tak kunjung kembali. “Sejak laporan masuk, tim gabungan bersama relawan, TNI-Polri, dan masyarakat terus melakukan pencarian di tujuh titik yang biasa disinggahi korban,” katanya.

    Pada hari ketiga pencarian, sekitar pukul 10.42, tim menemukan kerudung di atas tebing. “Setelah dilakukan penyisiran ke bawah, survivor ditemukan dalam keadaan tertelungkup di pipa saluran air,” jelas Kristianto.

    Jenazah berhasil dievakuasi pada pukul 13.02 WIB dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga. Proses pemulasaraan hingga pemakaman korban selesai dilakukan pada sore harinya.

    Kristianto menambahkan, kendala utama yang dihadapi tim adalah akses jalan menuju lokasi rumah korban yang ekstrem dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

    Meski demikian, upaya pencarian tetap maksimal berkat sinergi antarinstansi dan dukungan penuh masyarakat setempat.

    “Atas nama BPBD Bondowoso, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kami juga mengapresiasi kerja keras seluruh unsur yang terlibat dalam operasi pencarian ini,” pungkasnya. (awi/kun)

  • Satu Bagian Tubuh Ditemukan, Total 17 Jenazah Korban Bangunan Ponpes Al Khoziny Ditemukan

    Satu Bagian Tubuh Ditemukan, Total 17 Jenazah Korban Bangunan Ponpes Al Khoziny Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Upaya pencarian korban ambruknya bangunan mushola di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kembali membuahkan hasil. Tim SAR menemukan satu jenazah lagi di lokasi kejadian pada hari keenam operasi pencarian, Sabtu (04/10/2025).

    Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menyebut temuan terbaru tersebut menambah jumlah korban yang ditemukan hari ini menjadi tiga orang.

    “Telah ditemukan satu body part (anggota bagian tubuh) lagi. Total, ada 3 jenazah yang sudah ditemukan hari ini,” ujar Nanang Sigit.

    Nanang menjelaskan, meski jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh, pihaknya tetap mencatatnya sebagai bagian dari laporan resmi penemuan korban.

    “Untuk body part-nya nanti tim DVI yang menjelaskan. Kami tetap masukkan ke dalam data penemuan jenazah,” imbuh Nanang.

    Hingga berita ini ditulis, Tim SAR masih terus melakukan pencarian di lokasi reruntuhan mushola untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal. [kun]

  • Update Data Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny: 14 Meninggal, 104 Selamat

    Update Data Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny: 14 Meninggal, 104 Selamat

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya mencatat jumlah korban selamat runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur bertambah menjadi 104 orang.

    Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit mengatakan salah satu santri yang sebelumnya hilang, akhirnya dilaporkan dalam kondisi selamat. Tambahan data tersebut berasal dari laporan wali santri pada Jumat (3/10/2025), yang menyatakan bahwa satu santri tersebut menyelamatkan diri saat bangunan musala ambruk dan kemudian pergi ke rumah rekannya.

    “Jumlah total [korban ambruknya Ponpes Al-Khoziny] sekarang 118 orang, dengan rincian 14 meninggal dunia dan 104 selamat,” kata Nanang dilansir dari Antara, Sabtu (4/10/2025). 

    Saat bangunan musala ponpes itu ambruk, dia menuturkan santri tersebut lari keluar pondok dan menuju rumah rekannya. Santri tersebut dilaporkan hilang karena tidak memberikan informasi keberadaan dirinya kepada orang tua.

    Orang tua dari santri tersebut, lanjutnya, berada di lokasi Ponpes Al-Khoziny karena menduga korban tertimbun reruntuhan bangunan. Namun, pada hari Jumat (3/10), santri tersebut mendatangi ponpes, dan kemudian bertemu dengan orang tuanya.

    “Kemarin ada santri satu datang atas nama Ibnu, dia dilaporkan hilang oleh orang tuanya. Orang tuanya menunggu di sini, waktu anaknya datang baru kami update data yang selamat,” katanya.

    Sementara itu hingga Jumat malam pukul 23:00 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban meninggal dunia di sektor A4. Dengan demikian, total jumlah korban meninggal akibat ambruknya bangunan yang sebelumnya sebanyak 13 orang, menjadi 14 orang.

    Proses pencarian, kata dia, masih difokuskan dengan membuka akses material reruntuhan menggunakan alat berat, namun tetap diawasi agar tidak membahayakan tubuh korban yang masih tertimbun.

    Menurutnya, tim telah membongkar sekitar 60 persen material bangunan, meskipun pembongkaran dan pembersihan tersebut bukan tujuan utama dalam operasi tersebut.

    “Tujuan utama bukan merobohkan seluruh bangunan, melainkan membuka akses untuk mempercepat evakuasi. Kalau sudah ada tanda-tanda korban, proses akan langsung dihentikan untuk dilakukan evakuasi,” ujarnya.

    Selain itu, penggunaan ekskavator hanya difungsikan untuk membuka jalur dan bukan untuk mengangkat korban. Tak hanya itu, lanjutnya, untuk memastikan keselamatan, setiap sektor dilengkapi petugas keselamatan yang memantau secara visual apabila ada indikasi korban.

    Hingga kini, kata Nanang, laporan sementara dari wali santri menunjukkan masih ada 49 orang yang belum diketahui keberadaannya. Namun, kata Nanang, data itu belum bisa dijadikan acuan pasti karena masih dimungkinkan adanya santri yang pulang tanpa memberi kabar.

    “Seperti kemarin, ada laporan hilang, ternyata anaknya atas nama Ibnu asal Surabaya tidak berada di lokasi. Jadi angka 49 itu belum bisa dipastikan benar-benar akurat,” tuturnya.

    Ia menegaskan operasi pencarian sesuai standar operasional berlangsung selama tujuh hari, dengan kemungkinan diperpanjang jika ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

    “Secara matematis, proses evakuasi kemungkinan bisa selesai hari ini, maksimal besok, tetapi tetap bergantung pada situasi di lapangan,” kata Nanang.