Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Banjir Badung, Bule Wanita Ditemukan Tewas Tersangkut di Gorong-gorong

    Banjir Badung, Bule Wanita Ditemukan Tewas Tersangkut di Gorong-gorong

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang bule wanita meninggal terseret banjir di Desa Tibubeneng, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Jasad korban ditemukan di gorong-gorong.

    Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya belum dapat memastikan identitas jelas WNA perempuan itu, sebab ketika ditemukan tidak nampak identitas yang dibawa.

    Saat ini jenazah sudah dibawa ke RSUP Prof Ngoerah untuk ditangani lebih lanjut.

    Nyoman Sidakarya menjelaskan tim SAR baru menerima informasi kejadian tersebut pada pukul 08.05 Wita, dan segera memberangkatkan personel dari kantor yang berlokasi di Jimbaran.

    “Sebanyak lima personel yang kami tugaskan melakukan evakuasi, menurut laporan bahwa posisi korban berada di bawah dan tersangkut pipa,” kata Nyoman Sidakarya di Badung, Minggu (14/12/2025).

    Ketinggian air saat upaya evakuasi korban banjir itu berkisar di pinggang orang dewasa.

    “Kondisi hujan mengakibatkan debit air semakin lama semakin tinggi, sehingga tim SAR gabungan bersama warga berupaya secepatnya mengevakuasi korban,” kata Sidakarya.

    Ketika ditemukan, korban masih menggunakan celana panjang berwarna hitam tanpa menggunakan baju.

    Pukul 10.30 Wita jenazzah korban dibawa menuju RSUP Prof Ngoerah Denpasar dengan menggunakan ambulans PMI Kabupaten Badung.

  • 19 Hari Pascabanjir Aceh, Dayah di Pidie Jaya Masih Terkubur

    19 Hari Pascabanjir Aceh, Dayah di Pidie Jaya Masih Terkubur

    Pidie Jaya, Beritasatu.com – Sudah 19 hari berlalu sejak banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Namun, hingga kini, sejumlah fasilitas pendidikan masih tertimbun lumpur tebal. Salah satunya adalah Dayah Al-Munawarah Pocut Imum Mukim Al-Aziziyah (Dapima) yang berlokasi di Gampong Blang Cut, Kecamatan Meurah Dua.

    Pantauan di lokasi menunjukkan belum terlihat satu pun alat berat yang dikerahkan untuk membersihkan area dayah. Aktivitas pembersihan masih dilakukan secara terbatas oleh beberapa santri dan guru dengan peralatan sederhana, seperti cangkul dan sekop.

    Pimpinan Dayah Al-Munawarah, Tgk Mustaqim menceritakan detik-detik awal terjadinya banjir bandang yang nyaris merenggut nyawa para guru dan santri. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (25/11/2025) sekitar pukul 21.30 WIB, saat aktivitas pengajian masih berlangsung.

    “Awalnya kami mengira ini banjir biasa, seperti tahun lalu. Tidak terlalu parah,” ujar Tgk Mustaqim, Minggu (14/12/2025).

    Namun, kondisi berubah drastis. Debit air terus meningkat dan disertai kayu-kayu besar yang hanyut hingga masuk ke area dayah. Demi keselamatan, para pengelola segera memulangkan seluruh santri ke rumah masing-masing.

    Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, ketinggian air kembali dicek dan ternyata semakin parah. Sejumlah guru yang masih bertahan di lokasi terpaksa menyelamatkan diri dengan naik ke genteng meunasah dan loteng pondok pengajian.

    Di tempat itulah mereka bertahan selama lima hari lima malam.

    “Kami pikir air masih banjir biasa. Namun, setelah turun, kami terkejut. Air itu ternyata membawa lumpur yang sudah padat, bercampur kayu,” tuturnya.

    Lumpur setinggi hingga 3 meter menutupi hampir seluruh bangunan dayah. Sungai yang berada tepat di belakang kompleks dayah pun dipenuhi kayu-kayu besar dan menjadi pusat terjangan banjir bandang.

    Selama terjebak di atas atap, para guru hanya mengandalkan air hujan untuk bertahan hidup. Tidak ada persediaan makanan sama sekali.

    “Kami minum air hujan sedikit demi sedikit. Kalau makanan memang tidak ada,” kata Tgk Mustaqim lirih.

    Seluruh santri, sekitar 200 orang putra dan putri, telah dipulangkan sejak awal kejadian. Di lokasi, hanya tersisa beberapa orang guru serta sejumlah mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Abulyatama yang ikut terjebak.

    “Kira-kira ada 10 orang lebih di sini, bertahan dalam hujan,” tambahnya.

    Hingga hari kelima pascabencana, tidak satu pun tim evakuasi atau SAR yang berhasil masuk ke lokasi dayah.

    “Mungkin karena medannya berat, atau alasan lain, kami tidak tahu,” ujarnya.

    Dengan sisa tenaga yang ada, para guru akhirnya memutuskan turun untuk mencari makanan pada hari kelima. Setelah kondisi fisik sedikit membaik, mereka justru kembali ke Gampong Blang Cut untuk membantu mengevakuasi warga lanjut usia dan orang sakit.

    Evakuasi dilakukan pada Sabtu (28/12/2025) sekitar pukul 21.00 WIB menggunakan perahu menuju Gampong Beringin, lokasi tempat tim SAR telah bersiaga.

    Kerusakan di Dayah Al-Munawarah tergolong sangat parah. Selain bangunan pondok pengajian yang terdiri dari tiga kelas santri putri dan empat kelas santri putra, musala juga tertimbun lumpur setinggi sekitar 2,5 meter. Sebanyak 21 unit sepeda motor terkubur di dalam lumpur, bersama berbagai aset dayah, seperti tenda, sound system, dan perlengkapan belajar lainnya.

    “Sungai persis di belakang dayah kami. Ini pusat airnya,” jelas Tgk Mustaqim.

    Hingga hari ke-19 pascabanjir bandang dan longsor, pihak dayah mengaku belum menerima bantuan pembersihan dari Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

    “Dari awal banjir sampai sekarang, kami belum melihat tindak lanjut dari pemerintah daerah. Untuk ke depan, kami juga belum tahu,” katanya.

    Sementara itu, upaya pembersihan lokasi dayah sejauh ini hanya dilakukan secara swadaya oleh para guru dan santri yang mulai kembali sejak hari kelima pascabencana.

    Di tengah lumpur yang mengeras dan bangunan yang nyaris tak berbentuk, Dayah Al-Munawarah masih menunggu uluran tangan agar aktivitas pendidikan dan pengajian dapat kembali berjalan seperti sebelum banjir bandang itu datang tanpa ampun.

  • 2 Pelajar yang Tenggelam di Sungai Batanghari Ogan Ditemukan Meninggal

    2 Pelajar yang Tenggelam di Sungai Batanghari Ogan Ditemukan Meninggal

    Pesawaran, Beritasatu.com – Dua pelajar putri sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Pesawaran, Lampung, ditemukan meninggal setelah tenggelam di aliran Sungai Batanghari Ogan. Kedua korban ditemukan oleh tim SAR gabungan pada hari yang berbeda.

    Korban masing-masing berinisial KE (12) dan AA (12), warga Kecamatan Tegineneng, Lampung. Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Jumat (12/12/2025) sore saat kedua korban berenang di sungai bersama tiga orang temannya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun Beritasatu.com, korban KE diduga terseret arus sungai karena tidak bisa berenang. Melihat rekannya tenggelam, korban AA berusaha memberikan pertolongan. Namun, derasnya arus sungai justru menyeret keduanya hingga hilang.

    Upaya pencarian awal dilakukan oleh keluarga dan warga sekitar, tetapi tidak membuahkan hasil. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Basarnas Lampung untuk dilakukan operasi pencarian.

    Pada hari pertama pencarian, tim SAR gabungan berhasil menemukan korban AA sekitar pukul 19.34 WIB dalam kondisi meninggal dunia. Korban ditemukan pada jarak sekitar 850 meter dari titik awal kejadian dan langsung dievakuasi ke rumah duka.

    Sementara itu, pencarian terhadap korban KE dilanjutkan hingga pukul 24.00 WIB. Karena keterbatasan pencahayaan dan kondisi di lokasi, operasi SAR dilanjutkan ke hari kedua.

    Pada Sabtu (13/12/2025), operasi pencarian diperluas hingga radius sekitar tiga kilometer ke arah timur laut dari lokasi kejadian. Tim SAR gabungan dibagi menjadi tiga search and rescue unit (SRU) dan melakukan penyisiran sungai menggunakan perahu karet.

    Sekitar pukul 09.30 WIB, korban KE akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban ditemukan sekitar 13 kilometer ke arah timur laut dari titik awal tenggelam dan selanjutnya dievakuasi untuk diserahkan kepada pihak keluarga.

    Wakil Komandan Tim Rescuer Basarnas Lampung, Purnomo, menyampaikan belasungkawa sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian.

    “Kami turut berbelasungkawa atas musibah yang menimpa para korban. Terima kasih kepada seluruh unsur SAR gabungan, perangkat desa, serta masyarakat yang telah bersama-sama melakukan upaya pencarian sejak awal hingga korban berhasil ditemukan,” kata Purnomo.

    Operasi SAR melibatkan Tim Rescue Basarnas Lampung, Polsek Tegineneng, BPBD Kabupaten Pesawaran, Tagana, perangkat desa, serta masyarakat setempat.

    Basarnas mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat beraktivitas di sungai atau perairan dengan arus yang deras.

  • Satu Lagi Bocah Perempuan Tenggelam di Irigasi Pesawaran Ditemukan Tewas 13 Km dari Titik Hilang

    Satu Lagi Bocah Perempuan Tenggelam di Irigasi Pesawaran Ditemukan Tewas 13 Km dari Titik Hilang

    Liputan6.com, Jakarta – Operasi pencarian terhadap dua bocah perempuan yang dilaporkan tenggelam di saluran irigasi Desa Batang Hari Ogan, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung akhirnya membuahkan hasil.

    Korban terakhir ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah terbawa arus sejauh sekitar 13 kilometer dari lokasi awal dinyatakan hilang.

    Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat (12/12/2025), saat dua bocah perempuan tengah berenang di saluran irigasi setempat. Dari dua korban, satu anak bernama Alivia Ayu Hanifa (12) lebih dulu ditemukan meninggal dunia.

    Sementara satu korban lainnya sempat hilang dan baru ditemukan pada Sabtu (13/12/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Lampung, Deden Ridwansah mengatakan, operasi pencarian dan pertolongan resmi ditutup setelah seluruh korban berhasil ditemukan.

    “Operasi SAR kami lanjutkan pada hari kedua dengan melibatkan tim SAR gabungan,” ujar Deden, Sabtu (13/12).

    Pada hari kedua pencarian, tim memulai operasi sejak pukul 07.00 WIB diawali dengan briefing dan pembagian tiga Search and Rescue Unit (SRU). SRU 1 melakukan pencarian menggunakan perahu karet menyusuri aliran irigasi sejauh kurang lebih tiga kilometer ke arah timur laut dari lokasi kejadian.

    Sementara itu, SRU 2 melakukan penyisiran ulang dengan metode closed grid dari titik last known position (LKP), dan SRU 3 menyisir area sekitar sodetan aliran air.

    “Korban terakhir ditemukan pada koordinat 5°8’8.92″S – 105°20’9.87″, sekitar 13 kilometer ke arah timur laut dari LKP,” jelas Deden.

    Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka.

    “Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR dinyatakan selesai dan resmi ditutup pada pukul 10.20 WIB. Seluruh unsur SAR yang terlibat kemudian dikembalikan ke satuan masing-masing,” bebernya.

    Deden juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban serta mengapresiasi kerja sama seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian.

    “Kami turut berbelasungkawa atas musibah ini. Terima kasih kepada seluruh unsur SAR gabungan, perangkat desa, dan masyarakat yang telah membantu proses pencarian sejak awal,” ucapnya.

  • Hilang di Hutan, Pria di Buton Ditemukan Tim SAR Sedang Babat Rumput di Kebunnya

    Hilang di Hutan, Pria di Buton Ditemukan Tim SAR Sedang Babat Rumput di Kebunnya

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang pria bernama La Lili (55) di Buton dilaporkan hilang selama lima hari sejak Senin (8/12/2025). Ia akhirnya ditemukan selamat oleh tim SAR di hutan Desa Walompo, Kecamatan Siotampina, pada Sabtu (13/12/2025) sekitar pukul 10.15 Wita.

    Kantor KPP Kendari melaporkan sudah menemukan korban meski dalam kondisi lemah. Tim menemukan korban sekitar 2,15 kilometer dari lokasi saat ia dikabarkan hilang.

    Berdasarkan foto yang beredar, La Lili terlihat dipikul oleh salah satu anggota tim SAR Kendari. Sejumlah personel SAR bersama warga setempat mengevakuasi pria tersebut dari dalam hutan, dengan kondisi korban tampak lemah.

    Kepala Kantor SAR Kendari melalui Humas Wahyudi mengatakan, saat ini tim SAR sudah membawa korban ke rumah keluarga. “Sudah proses penyerahan ke pihak keluarga, pencarian kami tutup,” ujar Wahyudi, Sabru (13/12/2025)

    Diketahui, La Lili merupakan warga Dusun walompo I Desa Walompo Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton. Saat dikonfirmasi, Kepala Pos SAR Buton Yayan La Ihu mengatakan, ia bersama anggotanya menemukan La Lili di dalam kebunnya.

    Saat itu, mereka tak mengira akan menemukan pria yang sudah dicari sejak Rabu (10/12/2025) itu berada di dalam kebunnya sendiri. “Kami temukan dia sedang bersihkan kebun, bersihkan rumput,” ujar Yayan.

    Yayan mengungkapkan, anggotanya setiap hari sejak menerima laporan hilang, sudah mencari ke sejumlah lokasi di sekeliling TKP. Pencarian dilakukan sejak pukul 8.00 Wita hingga menjelang sore.

    “Itulah kami awalnya kaget juga, kenapa sampai dia ada di dalam kebunnya,” ujar Yayan.

    Diketahui, jarak antara lokasi kejadian dengan rumah La Lili sekitar 30 menit berjalan kaki. Sementara itu, untuk mencapai kebun tempat La Lili dilaporkan hilang, dari rumah harus menempuh perjalanan menggunakan sampan sejauh kurang lebih 2 kilometer menyusuri sungai.

    Namun, tim SAR memilih berjalan kaki menyusur pinggir sungai dan menyeberang sekitar 40 meter untuk sampai ke kebun La Lili.

     

  • 2 Bocah Perempuan Tenggelam di Saluran Irigasi Pesawaran, Satu Ditemukan Meninggal

    2 Bocah Perempuan Tenggelam di Saluran Irigasi Pesawaran, Satu Ditemukan Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta – Dua bocah perempuan dilaporkan tenggelam saat berenang di saluran irigasi Desa Batang Hari Ogan, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Jumat (12/12/2025).

    Dari dua korban, satu anak bernama Alivia Ayu Hanifa (12) ditemukan meninggal dunia, sementara satu korban lainnya masih dalam pencarian.

    Peristiwa tersebut melibatkan dua pelajar perempuan, yakni Keysa (12) dan Alivia Ayu Hanifa (12), yang merupakan warga Dusun II Desa Batang Hari Ogan. Keduanya dilaporkan hanyut saat berenang bersama teman-temannya di lokasi kejadian.

    Kepala Kantor SAR Lampung, Deden Ridwansah mengatakan pihaknya menerima informasi kejadian dari kepolisian setempat sekitar pukul 17.15 WIB.

    Berdasarkan keterangan awal, terdapat lima anak yang sedang berenang di saluran irigasi tersebut.

    “Salah satu anak diduga terseret arus karena tidak bisa berenang. Temannya yang berusaha menolong justru ikut hanyut terbawa derasnya aliran air,” ujar Deden, Sabtu (13/12).

    Usai menerima laporan, Tim Rescue Kantor SAR Lampung langsung diberangkatkan menuju lokasi kejadian.

    Tim tiba di lokasi pada pukul 17.57 WIB dan segera berkoordinasi dengan unsur terkait untuk melakukan pencarian. Proses pencarian dilakukan dengan metode penyisiran visual di sekitar lokasi kejadian perkara (LKP) serta penyisiran permukaan air menggunakan perahu karet.

    Hasilnya, pada pukul 19.34 WIB, Tim SAR Gabungan berhasil menemukan korban Alivia Ayu Hanifa dalam kondisi meninggal dunia.

    “Korban ditemukan pada radius sekitar 850 meter dari titik awal kejadian dan selanjutnya dievakuasi ke rumah duka,” ungkapnya.

    Sementara itu, pencarian terhadap korban lainnya, Keysa (12), terus dilakukan hingga pukul 24.00 WIB. Namun, karena keterbatasan pencahayaan dan kondisi lapangan, operasi SAR dihentikan sementara dan dijadwalkan dilanjutkan kembali pada Sabtu (13/12) dengan memperluas area pencarian.

     

  • Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        12 Desember 2025

    Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan Medan 12 Desember 2025

    Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
    Tim Redaksi
    MEDAN,KOMPAS.com
    -Akses jalan di Desa Sampean, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, sempat terputus akibat tertimbun longsor pada Senin (24/11/2025).
    Kini setelah hampir 2 Minggu musibah terjadi, akses jalan sudah bisa dilewati usai Tim SAR gabungan, melakukan pembersihan pada, Jumat (12/12/2025).
    Pemimpin aksi gotong royong, Wadanyon C Pelopor, Kompol Sarijo mengatakan proses pembersihan dilakukan pada material tanah yang menumpuk di bahu jalan, dengan peralatan manual dan kendaraan taktis.
    Pengerjaannya dilakukan secara bergotong royong, menyisir titik-titik yang menutup jalur utama.
    Kerja keras ini menghasilkan capaian penting, akses yang sebelumnya terputus kini kembali terbuka dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
    “Hal ini membawa kelegaan bagi masyarakat yang selama beberapa hari mengalami hambatan mobilitas akibat
    longsor
    ,” ujar Sarijo dalam keterangannya.
    Dia juga mengatakan proses pembersihan akan kembali dilakukan bersama TNI dan para relawan di tempat- tempat yang masih tertimbun longsor.
    “Kami bersama TNI, Polri, dan relawan bergerak sebagai satu tim demi mempercepat pemulihan. Yang terpenting, akses warga sudah terbuka dan aktivitas kembali normal,” ungkap Sarijo.
    Sebelumnya, bencana alam dan longsor menerjang wilayah Tapsel pada Senin (24/11/2025).
    Akibat insiden itu sebanyak 84 orang di sana dilaporkan meninggal dunia, 30 hilang dan 69 orang luka-luka.
    Saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian korban yang dilaporkan hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tiga Santriwati yang Hanyut di Sungai Lusi Blora Ditemukan Meninggal

    Tiga Santriwati yang Hanyut di Sungai Lusi Blora Ditemukan Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta – Tiga santriwati yang hanyut di Sungai Lusi di Kelurahan Kedungjenar, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ditemukan dalam kondisi meninggal. Tiga korban ditemukan oleh tim gabungan di lokasi berbeda setelah mengikuti arus sungai dari lokasi kejadian.

    Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto mengatakan ketiga korban yang berhasil ditemukan yakni Chika Permata Meylani (16) asal Todanan yang ditemukan sekitar pukul 13.15 WIB di lokasi yang berjarak 3,2 kilometer (Km) dari tempat kejadian.

    Sementara korban kedua, yakni Sulistiyana Rofiatun (12) asal Tunjungan, ditemukan sekitar pukul 14.20 WIB di lokasi berjarak 1,8 km dari lokasi kejadian korban terseret arus sungai.

    Sedangkan korban ketiga, Asyifa Fitria Ramadhani (13) asal Tunjungan ditemukan pukul 14.35 WIB ditemukan di daerah Kelurahan Mlangsen, Blora Kota yang berjarak 1,3 km dari lokasi kejadian.

    “Dengan ditemukannya tiga korban ini, total santriwati yang meninggal dunia ada lima orang karena sebelumnya ditemukan dua korban meninggal,” ujar Wawan dilansir Antara, Jumat (12/12/2025).

    Kedua korban meninggal tersebut, yakni Nur Cahyati (15) warga Desa Kawengan, Jepon, ditemukan pukul 13.00 WIB tak jauh dari lokasi kejadian sekitar 200 meter dan Nuriita Aprila Sari (16) asal Kunduran, ditemukan pukul 14.00 WIB di lokasi yang berjarak 600 meter dari lokasi kejadian.

    Sementara tiga korban selamat, yakni Fatma Azya Azzahira (17) asal Kelurahan Kedungjenar, Aqiella Ghasany (15) dan Raisha Afiqa Maulida (14) sama-sama dari Randublatung.

    “Ketiga korban selamat setelah tersangkut pada batang pohon dan berhasil dievakuasi oleh warga serta tim SAR yang datang ke lokasi,” ujarnya.

  • Korban Tewas akibat Bencana Aceh dan Sumatera Sudah Mencapai 990 Orang, Pengungsi 884.889 Jiwa

    Korban Tewas akibat Bencana Aceh dan Sumatera Sudah Mencapai 990 Orang, Pengungsi 884.889 Jiwa

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) terus meningkat. Kini mendekati angka seribu orang.

    Mengacu data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (11/12), jumlah korban meninggal kini dilaporkan telah mencapai angka 990 orang.

    Update terbaru mengenai jumlah korban meninggal itu setelah pada Kamis (11/12) Tim SAR Gabungan berhasil menemukan 21 jenazah. Selain korban meninggal, ratusan orang lainnya dilaporkan masih hilang.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari menyampaikan bahwa 990 korban itu tersebar di 3 provinsi.

    Rinciannya 407 korban meninggal dunia ditemukan di Aceh, 343 korban meninggal dunia ditemukan di Sumut, dan 240 korban meninggal dunia ditemukan di Sumbar. Tidak hanya korban meninggal dunia, BNPB juga memperbarui data korban hilang. Kini angkanya sebanyak 225 orang.

    ”Untuk penambahan penemuan jasad korban yang paling banyak itu di Aceh, sebanyak 16 jiwa. Ini persisnya di Kabupaten Aceh Utara. Kemudian di Sumatera Utara itu bertambah 3 jiwa jasad yang ditemukan di Tapteng, Tapsel, dan Sibolga, masing-masing 1 jenazah. Kemudian di Sumatera Barat 2 jenazah dan ini masih dalam proses identifikasi,” terang Abdul Muhari.

    Informasi tersebut disampaikan oleh BNPB melalui keterangan pers yang disampaikan secara dalam jaringan (daring) oleh Abdul Muhari. Dalam kesempatan itu, dia turut membeber jumlah pengungsi saat ini. Angkanya masih sangat tinggi. Yakni sebanyak 884.889 jiwa. Sebagian besar pengsungi tersebut berada di wilayah Aceh.

  • Relawan China Kewalahan Deteksi Jenazah di Aceh

    Relawan China Kewalahan Deteksi Jenazah di Aceh

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Upaya pencarian korban bencana banjir dan longsor di Aceh terus dilakukan, termasuk dengan bantuan lima relawan dari China yang dikenal memiliki peralatan khusus untuk mendeteksi keberadaan jenazah.

    Kehadiran relawan internasional ini diharapkan dapat mempercepat proses evakuasi korban yang diperkirakan masih tertimbun material banjir dan longsor di beberapa titik.

    Namun, menurut laporan terbaru, kelima relawan China tersebut masih menghadapi hambatan besar di lapangan. Meski sudah beberapa hari berada di Aceh Besar, mereka belum dapat bekerja secara maksimal. Kondisi medan, terutama lokasi bencana yang masih dipenuhi kayu-kayuan dan sisa material longsor membuat proses deteksi jenazah berjalan sangat lambat.

    Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem membenarkan bahwa situasi di beberapa daerah bencana masih sangat menantang. Ia menjelaskan, medan berat menjadi faktor utama yang menghambat kinerja relawan dalam mendeteksi jenazah.

    “Hasil kerja mereka belum maksimal, medan masih digenangi kayu-kayuan. Membuat pekerjaan terhambat, mereka kewalahan untuk mendapatkan mayat,” kata Mualem, Kamis (11/12/2025).

    Meski situasi di Aceh Besar belum memungkinkan, relawan China sebelumnya telah melakukan pencarian di beberapa wilayah lain. Mualem menyebutkan, beberapa hari lalu kelima relawan tersebut bekerja di Aceh Utara dan berhasil mendeteksi sejumlah jenazah di kawasan terdampak banjir besar.

    “Besok mungkin mereka akan pindah ke Aceh Timur atau Aceh Tamiang untuk mencari keberadaan mayat,” tambahnya.

    Relawan China tersebut rencananya akan terus berpindah lokasi sesuai kebutuhan operasi pencarian, terutama di lokasi-lokasi yang diduga masih terdapat korban tertimbun. Pemerintah Aceh berharap kondisi medan dapat segera ditangani, sehingga proses deteksi jenazah bisa berjalan lebih optimal.

    Sejauh ini, tim SAR gabungan bersama relawan lokal dan internasional masih bekerja tanpa henti untuk mempercepat upaya evakuasi. Material kayu yang menumpuk di lokasi banjir dan longsor menjadi tantangan terbesar, sehingga diperlukan alat berat tambahan untuk membuka akses bagi tim pencari korban.