Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Kiai Sebut Tragedi Al Khoziny sebagai Takdir, Wali Santri Protes

    Kiai Sebut Tragedi Al Khoziny sebagai Takdir, Wali Santri Protes

    Surabaya (beritajatim.com) – Sempat menyebut tragedi Al Khoziny sebagai takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan YME, Kiai ponpes yang berada di Buduran, Sidoarjo, itu kini dimintai pertanggungjawaban oleh keluarga korban.

    Informasi yang dihimpun Beritajatim, sejumlah keluarga sebenarnya ingin bersuara untuk menuntut pertanggungjawaban pengurus pondok. Namun, mereka mengaku takut dengan reaksi yang akan diterima selanjutnya.

    Salah satu keluarga korban yang berani bersuara menuntut pertanggungjawaban dari pihak ponpes Al Khoziny adalah Hamida Soetadji, warga Sedati, Sidoarjo. Wanita yang akrab dipanggil Mimid ini mendesak agar pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi ponpes Al Khoziny.

    Menurut Mimid, runtuhnya bangunan pondok pesantren Al Khoziny tersebut bukan takdir. Tetapi merupakan kelalaian dan sudah memenuhi unsur pidana.

    “Keluarga berharap, mendorong dan mendesak pihak kepolisian khususnya Polda Jatim untuk melakukan pemeriksaan, karena tragedi ini sudah ada unsur pidananya. Tetap harus ada yang bertanggung jawab atas tragedi bencana non alam ini karena bangunan itu tidak ambruk secara alami,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).

    Mimid menjelaskan, hingga hari kesembilan pada Selasa (7/10/2025) sore, dirinya belum menerima informasi keberadaan seorang santri bernama Mochammad Muhfi Alfian yang juga anggota keluarga Mimid. Ia mengaku, dalam proses setelah tragedi tidak ada pendampingan dari pihak ponpes kepada keluarga korban.

    “Korban yang masih berusia 16 tahun itu dan duduk di bangku kelas 1 SMA sedang menimba ilmu agama di Ponpes Al Khoziny itu belum diketahui dimana. Kemungkinan belum bisa diidentifikasi oleh tim DVI,” jelas Mimid.

    Evakuasi Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo (dok. Tim SAR)

    Selain mempermasalahkan pendampingan, Mimid juga kecewa karena kyai ponpes Al Khoziny hingga hari kesembilan tidak menemui wali santri. Mimid menyebut jika hanya pengurus ponpes yang menghubungi ayah Muhfi.

    “Hanya pengurus ponpes yang menghubungi bapak korban Muhfi, bukan pak kiai langsung. Bahkan pengurus ponpes langsung melakukan pendekatan kepada wali santri dan mendoktrin. Sedangkan Pak kiai Inti masih takut bertemu dengan wali santri,” jelasnya.

    Sementara itu, atas runtuhnya bangunan pondok pesantren Al Khoziny, pihak Polda Jatim sudah melakukan penyelidikan dan meminta keterangan pada satu santri. Santri atas nama Shaka Nabil itu dimintai keterangan sebagai saksi pada Jumat (3/10/2025) kemarin.

    Penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim AKP Edi Iskandar mengatakan satu saksi yang dipanggil ialah Shaka Nabil Ichsani. Pemanggilan tersebut berdasarkan pada laporan polisi dengan nomor registrasi LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025.

    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata Edi, Selasa (7/10/2025). (ang/but)

  • Selidiki Dugaan Pidana Tragedi Ponpes Al Khoziny, Polda Jatim Panggil Saksi

    Selidiki Dugaan Pidana Tragedi Ponpes Al Khoziny, Polda Jatim Panggil Saksi

    Surabaya (beritajatim.com) – Subdit I Industri, perdagangan dan Industri (Indagsi) Ditreskrimsus Polda Jatim memanggil satu santri sebagai saksi untuk menyelidiki dugaan pidana dalam tragedi ambruknya mushola pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny. Tragedi tersebut mengakibatkan 67 nyawa melayang tertimbun runtuhan material bangunan.

    Penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim AKP Edi Iskandar mengatakan satu saksi yang dipanggil ialah Shaka Nabil Ichsani. Pemanggilan tersebut berdasarkan pada laporan polisi dengan nomor registrasi LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025.

    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata Edi, Selasa (7/10/2025).

    Edi menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan sesuai dengan surat yang dikeluarkan dengan nomor SP.Lidik/4579/X/RES.1.2./2025/Ditreskrimsus/Polda Jatim tertanggal 1 Oktober 2025. Shaka sendiri sudah dimintai keterangan sebagai saksi pada Jumat (3/10/2025) pukul 13.00 di ruangan Unit II Subdit Tipid Indagsi.

    Diketahui, tragedi ambruknya mushola ponpes Al Khoziny Sidoarjo terjadi pada Senin (29/9/2025) kemarin. Setelah sembilan hari pencarian, tim evakuasi mendapati 61 jasad dan 7 potongan tubuh di antara reruntuhan. Sementara itu, 104 santri dinyatakan selamat.

    Tim DVI Pusdokkes Mabes Polri masih mengidentifikasi 17 jenazah dari tragedi ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu. Ke-17 jenazah sudah dikembalikan ke keluarga. Sampai berita ini ditulis, pihak DVI masih terus bekerja untuk mengidentifikasi para jenazah yang berhasil dievakuasi tim SAR.

    Di depan awak media, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan menyebut peristiwa runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo merupakan salah satu tragedi terbesar sepanjang tahun 2025 di Indonesia. Tragedi yang terjadi karena dugaan kelalaian ini mengalahkan jumlah korban gempa poso, banjir bandang yang melanda Bali dan Nagi Keo yang terjadi pada beberapa waktu lalu.

    Oleh karena itu, Budi menegaskan, kejadian ini mendapat perhatian besar yang diberikan langsung oleh Kepala BNPB. Perhatian khusus tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan korban bencana.

    ​”Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto atas tragedi ini,” jelas Budi. (ang/but)

  • MUI Minta Ponpes Al Khoziny Setop Sementara Aktivitas Jika Bangunan Tak Layak
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Oktober 2025

    MUI Minta Ponpes Al Khoziny Setop Sementara Aktivitas Jika Bangunan Tak Layak Nasional 7 Oktober 2025

    MUI Minta Ponpes Al Khoziny Setop Sementara Aktivitas Jika Bangunan Tak Layak
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan meminta penghentian sementara aktivitas di Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, jika ditemukan bangunan yang tidak layak digunakan.
    “Kalau enggak layak, tidak sesuai dengan standar, tidak sesuai SOP, ya sebaiknya dihentikan. Untuk apa? Untuk aman, nyaman bagi para santri. Betul enggak?” kata Amirsyah di Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).
    Musala tiga lantai di Pondok Pesantren Al-Khoziny telah ambruk dan menewaskan puluhan orang.
    Ia menyarankan, penghentian aktivitas tersebut perlu dibarengi dengan evaluasi bangunan gedung oleh pemerintah.
    “Intinya kalau dinyatakan belum layak oleh para ahlinya, hentikan dulu sambil menyatakan ini layak untuk dipergunakan. Itu SOP itu,” beber dia.
    Tak hanya itu, ia juga meminta pemerintah mengevaluasi seluruh bangunan gedung, termasuk gedung perkantoran hingga perumahan, akibat ambruknya Ponpes Al-Khoziny.
    Pemerintah, kata dia, harus mengkategorikan gedung tersebut layak atau sebaliknya.
    “Dengan peristiwa ini, sebenarnya pemerintah harus mengevaluasi semua bentuk gedung-gedung, tidak hanya pesantren. Tapi juga bangunan-bangunan yang mana yang layak, mana yang kurang. Perumahan, perkantoran, apalagi pondok pesantren yang mendidik generasi muda,” tutur Amirsyah.
    Amirsyah menuturkan, kejadian ini bisa dicegah jika semua pihak mengikuti prosedur operasional standar (standar operating procedure/SOP) dalam membangun gedung.
    Sebelumnya, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengatakan aktivitas belajar mengajar di lokasi disetop sementara.
    Khusus untuk pondok pesantren, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) harus mengawasi gedung-gedung itu.
    Pengawasan diperlukan untuk mencegah terjadinya bangunan pesantren ambruk di masa depan.
    Pengawasan dilakukan berkolaborasi dengan semua pihak.
    “Itu harus melakukan sinergi dari semua pihak, baik pemerintah maupun pihak swasta, ini harus bersama-sama. Saya sering menggunakan istilah ABGCM, A itu akademisi, B businessman, G itu government, C itu community, M itu media. Jadi ini merupakan pihak-pihak yang harus bersama-sama ikut melakukan upaya dalam rangka melakukan tata kelola kembali,” tandasnya.
     
    Sebagai informasi, proses evakuasi korban runtuhnya Ponpes Al-Khoziny resmi ditutup pada Selasa (7/10/2025) pukul 10.00 WIB.
    Dari hasil evakuasi selama lebih dari sepekan terakhir, tim SAR gabungan menemukan 67 korban meninggal dunia, termasuk delapan bagian tubuh (body parts).
    Analisis sementara dari tim penyelamat menyebut bahwa penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan struktur menahan beban sesuai kapasitas seharusnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menag Ajak Santri Doakan Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Oktober 2025

    Menag Ajak Santri Doakan Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Nasional 7 Oktober 2025

    Menag Ajak Santri Doakan Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak para santri di seluruh Indonesia untuk mendoakan korban dari insiden ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
    Ajakan tersebut disampaikan Menag saat menutup Musabaqah Qiraatil Kutub (MKQ) Nasional ke-8 dan MQK Internasional pertama. Seremonial penutupan berlangsung di Lapangan Merdeka, Wajo.
    “Mari kita doakan mereka, mari kita doakan diri sendiri, mari kita doakan semuanya, semoga tahun-tahun penuh cobaan ini berlalu dan semoga Allah mengabulkan doa kita semua,” kata Menag dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/10/2025), dikutip dari
    Antaranews
    .
    Melalui sambutan virtual, Menag juga mengajak seluruh warga untuk mendoakan korban dari ambruknya bangunan mushala di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.
    Sebelumnya, ribuan santri Pesantren As’adiyah bersama peserta MQK dan masyarakat juga menggelar istighatsah untuk mendoakan korban ambruknya bangunan di pesantren Al Khoziny.
    Sebelumnya diberitakan, salah satu bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo ambruk pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB.
    Peristiwa itu membuat sejumlah santri yang tengah melakukan salat asar berjemaah terjebak di reruntuhan.
    Kabar terbaru, proses evakuasi runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur resmi ditutup oleh tim SAR gabungan.
    Operasi evakuasi pencarian korban dan pengangkatan puing bangunan resmi ditutup oleh tim SAR gabungan per Selasa, 7 Oktober 2025, pukul 10.00 WIB atau pada hari ke sembilan.
    “Hari ini masuk ke sembilan hari, kami telah menyelesaikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban dan kita juga memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.
    Sembilan hari proses pencarian dan pertolongan, total 171 korban terevakuasi. Korban yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 67 orang dengan delapan bagian tubuh.
    Sementara itu, korban yang selamat tercatat ada 104 orang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Potongan Tubuh Ditemukan di Puing, Investigasi Ponpes Ambruk Dimulai

    7 Potongan Tubuh Ditemukan di Puing, Investigasi Ponpes Ambruk Dimulai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyelesaikan pembersihan puing runtuhan gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, per hari ini, Selasa (7/10/2025). Menurut BNPB, hingga Selasa pagi, tidak ada lagi aktivitas alat berat di lokasi kejadian. 

    Selanjutnya, investasi atas kejadian ambruknya musala pondok pesantren ini akan dilakukan.

    Dalam proses operasi pencarian dan penyelamatan oleh Tim SAR, 61 orang jadi korban tewas akibat ambruknya musala pondok pesantren (ponpes) ini.

    “Dari seluruh rangkaian operasi SAR yang telah dilakukan, didapatkan 61 jenazah dari balik puing reruntuhan, termasuk tujuh potongan bagian tubuh yang saat ini masih proses identifikasi oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI),” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

    “Potongan beton bangunan dan puing lainnya yang sebelumnya menumpuk lokasi kejadian, kini telah rata dengan tanah. Seluruh petugas pencarian dan pertolongan pun telah memastikan tidak ada lagi korban jiwa yang ditemukan. Tandanya operasi SAR di bawah koordinasi Basarnas telah selesai dilakukan,” tambahnya menjelaskan.

    Terkait 7 potongan tubuh tersebut, kata dia, sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah berasal dari 2 korban yang menurut data posko darurat masih dalam pencarian. Jawaban itu akan segera diketahui setelah seluruh proses identifikasi selesai dilakukan.

    “Masih ada dua dari data kami sebelumnya masih dalam pencarian, tetapi ada tujuh body part (potongan bagian tubuh) yang ditemukan. Nanti kita akan tunggu proses DVI untuk memastikan apakah itu adalah dari dua korban itu tadi,” kata Budi.

    Dia menegaskan, tim akan meninjau kembali tempat pembuangan puing dengan tujuan mencari obyek potongan tubuh manusia yang bisa jadi terbawa oleh truk pengangkut sampai titik akhir pembuangan.

    Total, BNPB mencatat, jumlah korban akibat musala Ponpes Al Khoziny ambruk adalah sebanyak 165 jiwa. Secara rindi, sebanyak 104 dinyatakan selamat, yaitu 4 masih dalam perawatan, 99 telah kembali ke rumah setelah perawatan dan satu orang tidak memerlukan perawatan.

    Selanjutnya, ujar Budi, tindakan yang dilakukan adalah fase peralihan menuju pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi. Yang akan diserahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. Dengan pendampingan BNPB.

    “Adapun pekerjaan dalam masa transisi ini meliputi beberapa hal di antaranya meneruskan proses identifikasi para korban yang saat ini masih berjalan. Adapun dari 61 korban meninggal dunia yang ditemukan, sebanyak 17 jenazah telah diidentifikasi dan sisanya masih dalam proses,” bebernya.

    “Berikutnya, lokasi kejadian akan disterilkan dari sisa-sisa temuan jenazah, limbah maupun zat-zat yang berbahaya. Upaya itu dimulai dari disinfeksi dan pembersihan lingkungan agar tidak mencemari sekitar area. Proses ini akan dilakukan mulai hari ini oleh Dinas Kesehatan setempat dan Pusat Krisis Kesehatan,” papar Budi.

    Investigasi Penyebab Musala Ponpes Ambruk

    Sementara itu, lanjut Budi, BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian PU untuk melakukan investigasi dan audit struktur bangunan lain yang masih berdiri. Termasuk, untuk mencegah kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari.

    “Sesuai arahan Bapak Presiden RI Prabowo Subianto, kita juga akan mendampingi seluruh asesmen semua bangunan yang ada, agar kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari,” tegas Budi.

    “Pihak Polda Jatim telah membawa beberapa barang bukti dari lapangan untuk proses penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab runtuhnya bangunan musala empat lantai tersebut. Polda Jatim juga telah meminta beberapa saksi untuk memberikan keterangan untuk menggali fakta di lapangan,” pungkasnya.

    Foto: Tim gabungan melaksanakan apel penutupan pencarian dan pertolongan korban reruntuhan bangunan Musala Pondok Pesantren (ponpes) Al – Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (7/10/2025). (Dok. BNPB)
    Tim gabungan melaksanakan apel penutupan pencarian dan pertolongan korban reruntuhan bangunan Musala Pondok Pesantren (ponpes) Al – Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (7/10/2025). (Dok. BNPB)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 10
                    
                        Pencarian Korban Tragedi Al Khoziny Resmi Ditutup, Total 67 Korban Jiwa Ditemukan
                        Surabaya

    10 Pencarian Korban Tragedi Al Khoziny Resmi Ditutup, Total 67 Korban Jiwa Ditemukan Surabaya

    Pencarian Korban Tragedi Al Khoziny Resmi Ditutup, Total 67 Korban Jiwa Ditemukan
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Evakuasi runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup oleh tin SAR gabungan. Total 67 korban jiwa yang ditemukan.
    Operasi evakuasi pencarian korban dan pengangkatan puing bangunan resmi ditutup oleh tim SAR gabungan per Selasa (7/10/2025) pukul 10.00 WIB atau pada hari kesembilan.
    “Hari ini masuk ke sembilan hari, kami telah menyelesaikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban dan kita juga memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, kondisi bangunan yang sebelumnya setinggi tiga lantai berupa betonan kini rata dengan tanah.
    Hanya menyisakan dua ekskavator berada di tengah-tengahnya. Dua alat berat ini beberapa hari sebelumnya dikerahkan untuk mengangkat puing bangunan.
    Sementara itu, bangunan-bangunan di sebelahnya sebagian sisinya ikut hancur, terutama di sisi kiri yang terhubung dengan bangunan utama ambruk.
    “Apa yang kita tutup hari ini proses pencarian dan pertolongan. Nanti akan ditindaklanjuti disupervisi langsung oleh BNPB,” ujar Syafii.
    Sembilan hari pencarian dan pertolongan, total 171 korban terevakuasi. Korban yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 67 orang dengan delapan bagian tubuh. Sementara itu, yang selamat 104 orang.
    Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Evakuasi Runtuhan Mushala Ponpes Al Khoziny, Petugas Alami Gatal-gatal
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Oktober 2025

    Evakuasi Runtuhan Mushala Ponpes Al Khoziny, Petugas Alami Gatal-gatal Surabaya 7 Oktober 2025

    Evakuasi Runtuhan Mushala Ponpes Al Khoziny, Petugas Alami Gatal-gatal
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Petugas yang melakukan evakuasi korban dan pengangkatan runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur mengalami gatal-gatal saat bertugas.
    “Kita evaluasi di kemarin itu ada beberapa anggota kita yang banyak terserang penyakit kulit gatal-gatal,” kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Budi Irawan, Senin (6/10/2025).
    Petugas yang merasakan gatal-gatal salah satunya karena tidak semua dilengkapi alat pelindung diri (APD) saat di sekitar lokasi.
    Budi mengapresiasi koordinasi semua pihak, dukungan pemerintah provinsi (Pemprov) dan pemerintah daerah (Pemda) yang membantu keamanan petugas SAR gabungan selama proses evakuasi berlangsung.
    Terpisah, Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit mengatakan bahwa gatal-gatal yang dialami petugas juga dikarenakan kondisi lapangan berdebu.
    “Karena kita tahu sendiri bahwa posisi ini adalah bangunannya, banyak debu. Kemudian itu kan bisa membuat sakit mata atau pun debu lengket-lengket di tangan,” kata Nanang.
    Tetapi ia memastikan bahwa penggunaan APD bagi petugas akan meminimalisir dampak yang lebih signifikan.
    “Tapi selama kita menggunakan APD yang lengkap itu nggak terjadi. Sangat meminimalisir untuk itu,” tuturnya.
    Sementara itu, salah satu petugas dari rescue Surabaya, Viki Alex Candra menyebut bahwa kondisi gatal-gatal yang dialami karena lapangan dipenuhi material kayu, pasir, dan semen.
    “Gatal-gatal soalnya keringetan dan reruntuhan material berupa kayu pasir semen dan sebagainya,” terang Viki.
    Berjalan selama delapan hari evakuasi sudah ada 170 korban terevakuasi, tujuh di antaranya bagian tubuh.
    Korban selamat sebanyak 104 orang, sementara yang dinyatakan meninggal dunia 66 orang (termasuk 7 bagian tubuh). Seluruh korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi.
    Tragedi ini berawal dari bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragedi Ponpes Al Khoziny Masuk Bagian Operasi Khusus, Tim SAR Lanjutkan Pencarian

    Tragedi Ponpes Al Khoziny Masuk Bagian Operasi Khusus, Tim SAR Lanjutkan Pencarian

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI, Mohammad Syafi’i memastikan bahwa pencarian korban di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo akan terus dilanjut hingga proses evakuasi puing reruntuhan bangunan selesai 100 persen.

    Safi’i menyampaikan, peristiwa runtuhnya bangunan ponpes merupakan kejadian yang luar biasa. Serta telah menjadi bagian operasi khusus dari banyak pihak, seperti BNPB, kementerian dan pemerintah pusat.

    “Operasi yang kita laksanakan ini sudah menjadi operasi khusus. Apalagi kementerian terlibat, bahwa operasi ini akan dinyatakan selesai setelah tuntas,” kata Kepala Basarnas RI, Safi’i di Posko Pencarian, Senin (6/10/2025) malam.

    Safi’i juga menyampaikan, diperpanjangnya pencarian korban sampai batas waktu selesai ini, karena juga terbentur kendala material reruntuhan yang masih terkoneksi (existing) terhadap bangunan berdiri di sebelahnya. Sehingga, agar tidak menimbulkan runtuhan susulan petugas harus ekstra berhati-hati.

    “Sebenarnya permasalahannya di situ sehingga faktor kehati-hatian yang dilakukan inilah yang menjadi kendala. Dalam cutting terhadap struktur reruntuhan ini,” jelas Safi’i.

    Safi’i menegaskan, petugas di lapangan sama sekali tidak memiliki keraguan untuk mempercepat penyelamatan korban. Mereka memiliki kompetensi mumpuni, serta dilengkapi dengan peralatan standar internasional, dan dapat dipertanggungjawabkan.

    “Jadi ilmu yang kita gunakan akan dipertanggungjawabkan. Baik secara moral maupun secara legal atau secara hukum. Bagi Basarnas, penyelamatan satu nyawa itu merupakan aset negara yang tidak bisa dihitung,” ucap dia.

    Untuk diketahui, berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 21.03 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 170 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 66 orang meninggal dunia, di mana tujuh di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    ​Sementara itu, Basarnas juga menyampaikan bahwa proses pencarian korban ini akan terus dilanjut hingga keseluruhan bangunan yang runtuh selesai dibersihkan. Sehingga tidak menutup kemungkinan, korban meninggal akan bertambah maupun tetap.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan. (rma/ian)

  • Korban Meninggal Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 59 Orang, Enam di Antaranya Body Part

    Korban Meninggal Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 59 Orang, Enam di Antaranya Body Part

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah menjadi 59 orang. Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan tiga lantai tersebut.

    Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, menyampaikan bahwa dari total korban yang berhasil dievakuasi, enam di antaranya ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

    “Jumlah korban yang dievakuasi Tim SAR Gabungan 72 orang, dengan rincian 59 meninggal dunia, termasuk 6 body part,” kata Emi Freezer, Senin (6/10/2025).

    Ia menjelaskan, hingga kini proses pencarian masih terus dilakukan dengan memfokuskan pembersihan puing dan pembongkaran pada bagian struktur utama bangunan yang runtuh.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ujarnya.

    Berdasarkan data Basarnas per Senin (6/10) pukul 15.30 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 163 orang, terdiri dari 104 orang selamat dan 59 meninggal dunia, termasuk enam di antaranya berupa potongan tubuh yang belum dapat diidentifikasi keterkaitannya.

    Pihak Basarnas juga mencatat masih ada enam orang yang belum ditemukan. Jumlah tersebut berpotensi bertambah karena proses identifikasi terhadap body part korban masih berlangsung.

    Sebagai informasi, insiden tragis tersebut terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjemaah di musala gedung asrama putra. Gedung tiga lantai yang diketahui masih dalam tahap pembangunan itu tiba-tiba runtuh, menimbun para santri di bawah reruntuhan. [rma/beq]

  • Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa sebagian area reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, sengaja belum dipindahkan atau dibersihkan karena rentan memicu bangunan lain runtuh, Minggu (5/10/2025).

    Bagian runtuhan bangunan tiga lantai ponpes yang akan dibersihkan tersebut ternyata didesain masih terhubung dengan bangunan lama di sisi selatannya. Sedangkan bangunan yang masih berdiri itu telah mengalami kemiringan dan sangat rentan untuk roboh jika penanganannya tidak tepat.

    Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, mengatakan bahwa, pembersihan puing tersisa tersebut akan dilakukan dengan penanganan khusus dan melibatkan seorang ahli profesional.

    “Kalau ini asal kita lepas atau kita potong, tentu kekuatan gedung (bangunan) yang lama tadi, seperti saya sampaikan, di sebelah selatan itu pasti akan tidak ada keseimbangan lagi. Pasti akan menimbulkan kerobohan,” kata Hery, Minggu (5/10/2025).

    Oleh karena itu, Tim SAR Gabungan telah memutuskan untuk melibatkan Ahli Struktur Bangunan dari Departemen Teknik Sipil ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya), Muji Hermawan, sebelum proses pembersihan dan pencarian korban di area tersebut dilanjutkan.

    ​Secara teknis, Hery menjelaskan, akan dibuat topangan atau sanggahan terlebih dahulu terhadap bangunan lama yang masih berdiri dan miring. Hal ini penting untuk memastikan struktur tersebut tidak ikut runtuh saat puing di sampingnya dipotong dan dipindahkan.

    “Sudah diputuskan oleh tim teknis bahwa itu akan diberikan semacam penopang dulu sanggahan-sanggahan terhadap bangunan yang lama dan terhadap puing yang akan kita potong,” jelasnya.

    Setelah penopangan terpasang, pemindahan dan pembersihan baru akan dilakukan menggunakan sistem cutting atau pemotongan. Tujuannya adalah untuk mengurangi getaran secara signifikan, yang berpotensi memicu keruntuhan, sebelum puing diangkat ke dalam dump truck.

    ​”Kita akan menggunakan mekanisme teknis yang khusus dengan didampingi oleh Pak Muji dari ITS ya, beliau selaku konsultan dalam penanganan ini untuk khususnya konsultan di bidang teknis konstruksi,” imbuhnya

    ​Sementara itu, Kolonel Hery juga menginformasikan bahwa di sekitar lokasi selatan reruntuhan yang belum dibersihkan tersebut, diduga masih terdapat korban jiwa yang belum ditemukan.

    ​Dugaan ini didasarkan pada keterangan para korban selamat. Mereka menceritakan bahwa saat kejadian, banyak santri yang berlarian menuju arah pintu keluar di sisi selatan dan utara bangunan.

    ​”Pada saat terjadi keretakan ataupun sudah mulai roboh, mereka korban memang berupaya untuk mengevakuasi diri atau menyelamatkan diri itu melalui ke arah utara dan selatan,” paparnya.

    Atas dasar itu, Tim SAR Gabungan hingga saat ini masih terus berupaya melakukan pemindahan dan pembersihan area reruntuhan selama 24 jam non-stop demi mencari dan menemukan keberadaan korban yang hilang.

    ​”Sekali lagi mohon dukungan, mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dan kita bisa menangani ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih, selamat malam,” pungkasnya. (rma/aje)