Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Viral! Dua Bocah Bikin Konten Lompat dari Jembatan Sungai Gung Tegal Malah Tewas

    Viral! Dua Bocah Bikin Konten Lompat dari Jembatan Sungai Gung Tegal Malah Tewas

    GELORA.CO – Dua remaja yang sempat dilaporkan hilang setelah melompat dari jembatan ke Sungai Gung di Tegal, Jawa Tengah akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    Aksi berbahaya itu dilakukan kedua korban saat membuat konten video di kawasan Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal pada Kamis (16/10) sore.

    Video yang merekam detik-detik dua bocah tersebut melompat dari jembatan ke Sungai Gung viral di media sosial.

    Kedua korban diketahui bernama SWR (16), warga Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat dan NQH (16), warga Panggung, Kecamatan Tegal Timur.

    Kepala Basarnas Semarang Budiono mengatakan kedua korban ditemukan pada waktu yang berbeda, Jumat (17/10).

    “Korban pertama SWR ditemukan warga pukul 06.20 WIB dan korban kedua NQH ditemukan tim SAR gabungan pukul 14.00 WIB. Keduanya dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Budiono.

    Korban pertama ditemukan mengambang sekitar 10 meter dari titik lokasi kejadian, sementara korban kedua ditemukan setelah penyelaman di jarak sekitar 15 meter ke arah utara dari posisi terakhir terlihat.

    Pencarian dilakukan dengan mengerahkan tim gabungan dan peralatan selam. Cuaca cerah pada hari itu membantu proses pencarian hingga seluruh korban berhasil ditemukan hanya dalam satu hari operasi.

    Setelah dievakuasi, kedua jenazah langsung dibawa ke rumah duka masing-masing untuk dimakamkan.

    Budiono mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati beraktivitas di sekitar sungai, terutama menjelang musim hujan yang berisiko menambah debit dan arus air.

    “Untuk masyarakat yang berada di area sungai, diharapkan lebih waspada dan mengurangi aktivitas di sungai apabila tidak ada keperluan penting,” katanya. (*)

  • 2 Pendaki Ayah dan Anak Hilang di Lembah Tengkorak Lembang, Tim SAR Lanjutkan Pencarian

    2 Pendaki Ayah dan Anak Hilang di Lembah Tengkorak Lembang, Tim SAR Lanjutkan Pencarian

    Liputan6.com, Bandung – Tim SAR gabungan terus berupaya mencari dua orang yang dilaporkan hilang saat melakukan kegiatan tracking di kawasan Lembah Tengkorak, Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

    Kedua orang tersebut adalah ayah dan anak, masing-masing bernama Deden Yudi (42) dan Zaizafan Dhiya (19).

    Menurut informasi yang diterima, keduanya berangkat pada Rabu 15 Oktober 2025 sekitar pukul 06.30 WIB untuk menelusuri jalur tracking menuju Lembah Tengkorak atau Bukittunggul, dengan rencana pulang pada hari yang sama.

    Namun hingga Kamis malam 16 Oktober 2025, mereka tak kunjung kembali, sehingga pihak Basecamp Lembah Tengkorak melakukan pencarian awal di jalur tersebut.

    Kepala Kantor SAR Bandung Ade Dian Permana mengatakan, tim rescue telah diberangkatkan sejak Kamis malam untuk membantu pencarian.

    “Hari ini operasi SAR dilanjutkan dengan fokus di sekitar titik terakhir keberadaan korban (Last Known Position) dengan radius pencarian tiga kilometer,” ujar Ade Dian.

    Pencarian dilakukan di dua jalur utama, yaitu Bukittunggul dan Lembah Tengkorak, dengan menerapkan pola pencarian hasty search — metode pemeriksaan cepat di area yang dicurigai memiliki tanda-tanda keberadaan korban.

    Tim mencari petunjuk seperti jejak kaki, barang pribadi yang tertinggal, atau tanda-tanda fisik lainnya yang bisa mengarahkan pada posisi survivor.

    Selain pencarian darat, tim SAR juga melakukan observasi visual dari ketinggian menggunakan drone UAV untuk memperluas area pantauan, mengingat medan di kawasan Lembah Tengkorak dikenal cukup terjal dan berhutan lebat.

    Hingga berita ini diturunkan, upaya pencarian masih terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas Bandung, relawan lokal, dan tim dari basecamp pendakian.

    Pihak keluarga dan masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pencarian mandiri tanpa koordinasi dengan petugas demi menjaga keselamatan.

     

    Ratusan anggota pramuka tingkat pelajar SMP dan SMA perwakilan dari berbagai kota di Jawa Timur meluangkan waktu liburan Natal dan Tahun Baru untuk menanam pohon di lereng Gunung Bromo

  • Polisi periksa tiga saksi soal pelajar tewas tenggelam di Cengkareng

    Polisi periksa tiga saksi soal pelajar tewas tenggelam di Cengkareng

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian memeriksa tiga orang saksi dalam kasus pelajar berinisial MAM (17) yang tewas tenggelam di Kali Green Court, kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, pada Jumat (10/10).

    “Sejauh ini sudah kita periksa tiga saksi. Pertama, teman korban yang berhasil diselamatkan, kemudian dua lainnya saksi di lokasi. Jadi masih kita selidiki,” kata Kapolsek Cengkareng Kompol Fernando Saharta Saragi saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Pihak kepolisian pun telah mengambil sejumlah rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk kepentingan penyelidikan.

    Sebelumnya, seorang pelajar berinisial MAM (17) tewas tenggelam di Kali Green Court, kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Jumat (10/10), saat berusaha melarikan dari kejaran warga.

    Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, AKP Parman Gultom mengatakan bahwa remaja itu melarikan diri bersama seorang temannya dengan menceburkan diri ke Kali Green Court.

    “Jadi mereka ini diduga terlibat tawuran di sekitar lokasi. Warga yang kesal itu mengejar mereka. Nah, korban sama temannya ini kabur, panik, cebur ke kali,” kata Gultom saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/10.

    Melihat dua remaja yang terjun ke kali, kemudian warga berusaha menyelamatkan keduanya dengan menyodorkan bambu.

    “Satu pelajar berhasil diselamatkan, namun pelajar lain tidak terselamatkan. Kalau dari kesaksian pelajar yang selamat, korban ini tidak bisa berenang. Warga sudah berusaha selamatkan,” ujarnya.

    Menurut dia, lumpur yang cukup tebal di Kali Green Court diduga semakin membuat korban kesulitan berenang.

    Usai insiden itu, Tim SAR dilibatkan untuk mencari korban yang tenggelam pada Jumat (10/10) sore. “Kemudian, tidak lama setelah tenggelam itu, korban berhasil ditemukan,” kata Gultom.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siswa SD di Gunungkidul Tewas Tenggelam Saat Outbond di Sungai Kamal

    Siswa SD di Gunungkidul Tewas Tenggelam Saat Outbond di Sungai Kamal

    Liputan6.com, Jakarta Suasana duka menyelimuti Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Warga setempat masih tak percaya setelah seorang bocah kelas 2 SD ditemukan tewas tenggelam di aliran Sungai Kamal pada Rabu malam (15/10/2025). Bocah malang itu diketahui berinisial GS, warga setempat yang baru berusia delapan tahun.

    Hari yang seharusnya penuh keceriaan berubah menjadi tragedi memilukan. Sejak pagi, raut wajah ceria para siswa memenuhi halaman sekolah. Mereka tengah bersiap mengikuti kegiatan outbond sebuah agenda pembelajaran di luar kelas yang diharapkan bisa mempererat kebersamaan dan melatih keberanian. Lokasi kegiatan dipilih di sekitar aliran Sungai Kamal, tak jauh dari permukiman warga.

    Menurut penuturan Agung Kurniawan, Jagabaya Kalurahan Wunung, kegiatan berjalan lancar hingga siang hari. Anak-anak tampak gembira bermain bersama teman-temannya, mengikuti permainan yang dipandu guru dan pendamping sekolah. Namun, usai kegiatan selesai dan para siswa dikumpulkan untuk bersiap pulang, satu nama tak kunjung muncul saat daftar kehadiran dicek.

    “Korban, GS, tidak terlihat di antara rombongan. Guru sempat mengira dia masih bermain di sekitar lokasi, tapi setelah dicari-cari tidak ketemu,” tutur Agung Kurniawan.

    Awalnya, pencarian dilakukan secara sederhana oleh guru dan beberapa warga sekitar. Mereka memanggil-manggil nama korban sambil menyusuri tepian sungai. Namun hingga sore menjelang malam, keberadaan bocah itu tetap tidak diketahui. Kepanikan mulai terasa, terutama di antara para guru dan orang tua yang mulai berdatangan ke lokasi.

    Saat matahari tenggelam dan gelap mulai menyelimuti Wunung, warga semakin ramai berdatangan membawa senter dan alat seadanya. Mereka menyisir sepanjang aliran Sungai Kamal, sementara sebagian lain melapor ke aparat kepolisian dan tim SAR setempat.

    “Pencarian dilakukan sejak sore hingga malam. Semua ikut membantu warga, guru, dan aparat. Kami berharap anak itu masih bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Agung.

  • Turis Prancis Tewas Digulung Ganasnya Ombak Nusa Penida Bali

    Turis Prancis Tewas Digulung Ganasnya Ombak Nusa Penida Bali

    Liputan6.com, Bali – Seorang wisatawan asing asal Prancis, Alena Andreeva Oparina (32), ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus saat berenang di Pantai Kelingking, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Klungkung, Rabu (15/10/2025).

    Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 13.00 Wita. Saat sedang berenang, korban terseret arus kuat hingga tidak dapat diselamatkan meski sejumlah pengunjung lain berusaha menolong.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Nyoman Sidakarya saat menerima laporan insiden ini, korban sudah dalam kondisi tak bernyawa.

    “Dan dibutuhkan bantuan evakuasi membawa naik ke atas tebing,” ungkap I Nyoman Sidakarya.

    Tim SAR Denpasar menerima laporan sekitar pukul 13.40 Wita. Sebanyak lima personel dari Unit Siaga SAR Nusa Penida langsung diberangkatkan menuju lokasi melalui jalur darat dan tiba sekitar pukul 15.00 Wita. Mereka kemudian menuruni tebing curam menuju lokasi korban.

    “Tim SAR gabungan cukup kelelahan membawa korban naik, melihat kondisi anak tangga yang sempit dan curam,” imbuh dia. 

     

     

  • Keluarga Tak Percaya Pelajar Tewas Tenggelam di Kali Cengkareng Terlibat Tawuran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Oktober 2025

    Keluarga Tak Percaya Pelajar Tewas Tenggelam di Kali Cengkareng Terlibat Tawuran Megapolitan 14 Oktober 2025

    Keluarga Tak Percaya Pelajar Tewas Tenggelam di Kali Cengkareng Terlibat Tawuran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Keluarga MAM (16), siswa SMK yang ditemukan tewas tenggelam di Kali Green Court, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Jumat (10/10/2025) lalu meragukan pernyataan bahwa korban terlibat tawuran.
    Candra (35), kakak sulung almarhum, menceritakan sosok MAM di mata keluarga sangatlah jauh dari citra pelajar yang gemar berkelahi dan ikut tawuran.
    “Pribadinya orang baik. Pendiam, tanggung jawab dia mah. Paling sayang sama emak saya,” ungkap Candra saat ditemui
    Kompas.com
    , Selasa (14/10/2025).
    Candra menyebut dirinya mendapat kabar sekitar pukul 17.00 WIB dari seorang satpam yang datang ke rumahnya dengan tergesa-gesa dan menanyakan nama adiknya.
    Tak lama, seorang tetangga menunjukkan foto dari grup WhatsApp Damkar yang memperlihatkan sesosok remaja yang tenggelam.
    “Saya lihat fotonya, ternyata benar (MAM). Itu baju-baju saya yang sering saya pakai, dipakai sama dia,” ucap Candra.
    Dia pun bergegas menuju ke lokasi kejadian yang telah dipenuhi oleh polisi dan petugas damkar.
    Namun, Candra mengaku menemukan sejumlah kejanggalan saat mendalami informasi kejadian.
    Lokasi kejadian, menurut dia, bukanlah jalur yang lazim digunakan untuk tawuran, melainkan sebuah area parkir di dalam permukiman warga.
    “Saya juga curiga sama warga. Ini dikejar sama warga apa sama pelajar? Kok sampai ke situ-situ? Itu kan bukan jalur tawuran,” ujarnya.
    Berdasarkan informasi yang ia kumpulkan, adiknya bersama seorang teman melarikan diri hingga menjebol pagar bambu dan tercebur ke kali.
    Temannya berhasil selamat karena jatuh dengan posisi kaki terlebih dahulu dan ditolong warga.
    Sementara MAM, yang masuk dengan kepala lebih dulu tak terselamatkan dan tenggelam.
    Meski begitu, Candra menyayangkan sikap warga yang dinilai sengaja membiarkan dan tidak menolong adiknya.
    “Kali itu kecil, enggak dalam. Waktu saya datang, warga bilang enggak tahu, tapi tiap ditanya jawabannya beda-beda. Saya curiga ada yang ditutupin,” katanya.
    Candra juga memastikan jasad sang adik ditemukan dalam kondisi yang utuh tanpa luka sedikit pun.
    Menurut dia, hal itu mencurigakan dan berkebalikan dengan dugaan bahwa MAM terlibat tawuran.
    “Saya sendiri yang mandiin. Enggak ada luka apa-apa, bersih kayak orang tidur, cuma lumpur keluar dari hidung,” ucap dia.
    Kendati demikian, Candra mengaku pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian MAM dan enggan menuduh pihak-pihak lainnya.
    “Kami enggak mau nuduh siapa-siapa, tapi kami ingin kebenaran. Jangan sampai ada lagi anak-anak yang jadi korban kayak gini,” tutupnya.
    Sebelumnya diberitakan, Seorang pelajar berinisial MAM (17) tewas tenggelam di Kali Green Court, kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, pada Jumat (10/10/2025).
    Korban diketahui tenggelam saat berusaha melarikan diri dari kejaran warga usai terlibat tawuran di sekitar lokasi.
    “Jadi mereka ini tawuran di sekitar lokasi. Warga yang kesal itu mengejar mereka. Nah, korban sama temannya ini kabur, panik, cebur ke kali,” kata Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, AKP Parman Gultom, dilansir dari Antara, Sabtu (11/10/2025).
    Parman menjelaskan, korban bersama seorang temannya melompat ke kali untuk menghindari kejaran warga. Namun, hanya satu dari keduanya yang berhasil diselamatkan.
    “Satu pelajar berhasil diselamatkan, namun pelajar lain tidak terselamatkan. Kalau dari kesaksian pelajar yang selamat, korban ini tidak bisa berenang. Warga sudah berusaha selamatkan,” ujarnya.
    Ia menambahkan, kondisi kali yang berlumpur tebal diduga membuat korban semakin kesulitan untuk berenang.
    Tim SAR kemudian diterjunkan untuk mencari korban. Tidak lama setelah tenggelam, jenazah korban berhasil ditemukan oleh petugas di sekitar lokasi kejadian.
    “Kemudian, tidak lama setelah tenggelam itu, korban berhasil ditemukan,” kata Parman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satu Korban Tenggelam di Pantai Modangan Malang Ditemukan Meninggal

    Satu Korban Tenggelam di Pantai Modangan Malang Ditemukan Meninggal

    Malang (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tenggelam di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Korban diketahui bernama Rafi Naoufal (26), warga Jalan Botoh Putih, Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.

    Korban ditemukan Senin (13/10/2025) sekitar pukul 09.15 WIB dalam kondisi meninggal dunia di perairan sekitar dua mil dari Pantai Gorah, Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar — masih dalam kawasan pesisir selatan Jawa Timur.

    “Benar, korban atas nama Rafi Naoufal telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar dua mil dari lokasi awal kejadian. Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke Puskesmas Donomulyo untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Senin (13/10/2025).

    Sebelumnya, pada Sabtu (11/10/2025) sore, empat wisatawan asal Surabaya terseret arus saat bermain di Pantai Modangan. Dua di antaranya berhasil diselamatkan warga, sementara dua lainnya — termasuk Rafi Naoufal — dilaporkan hilang. Sejak saat itu, tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian.

    “Sejak hari pertama kami langsung menerjunkan tim bersama Basarnas, TNI, BPBD, dan para nelayan setempat. Pencarian dilakukan dengan metode penyisiran di laut dan di darat mengikuti arah arus gelombang,” tegas Bambang.

    Bambang menjelaskan, gelombang tinggi dan arus kuat menjadi kendala utama selama proses pencarian. Meski begitu, petugas tetap berupaya maksimal agar seluruh korban dapat ditemukan.
    “Cuaca di sekitar lokasi cukup ekstrem, dengan ombak tinggi dan arus deras. Meski begitu, tim terus berupaya menyisir hingga radius beberapa mil dari lokasi awal kejadian,” katanya.

    Hingga kini, satu korban lainnya bernama Muhammad Mahin (18) masih belum ditemukan. Upaya pencarian terus dilanjutkan dengan memperluas area hingga perbatasan perairan Blitar.

    “Tim SAR gabungan masih bekerja di lapangan. Kami terus berkoordinasi agar pencarian bisa dilakukan seefektif mungkin sampai seluruh korban ditemukan,” ujar Bambang.

    Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di kawasan pantai selatan Jawa Timur, terutama pada musim angin barat yang kerap memunculkan gelombang tinggi.

    “Ombak di pantai selatan Malang sulit diprediksi dan sangat berbahaya. Kami imbau masyarakat untuk tidak berenang atau bermain air terlalu jauh dari bibir pantai,” pungkas Bambang. [yog/beq]

  • Keharuan Keluarga Saat Identitas 2 Jasad Santri Ponpes Al Khoziny Teridentifikasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Oktober 2025

    Keharuan Keluarga Saat Identitas 2 Jasad Santri Ponpes Al Khoziny Teridentifikasi Surabaya 13 Oktober 2025

    Keharuan Keluarga Saat Identitas 2 Jasad Santri Ponpes Al Khoziny Teridentifikasi
    Editor
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – 2 jenazah santri korban ambruknya gedung Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo telah diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (12/10/2025) malam.
    Keduanya merupakan santri asal Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
    Dua nama yang teridentifikasi tersebut menambah daftar korban meninggal yang berhasil diketahui namanya menjadi 53, dari 67 kantong jenazah yang diterima.
    Artinya masih ada 14 kantong jenazah yang sedang diteliti oleh petugas forensik Tim DVI RS Bhayangkara, terdiri dari 11 kantong jenazah utuh dan tiga kantong body part.
    Dua jenazah santri Bangkalan itu masing-masing di kantong jenazah bernomor PM RSB B-025 yang teridentifikasi melalui DNA dan medis, cocok dengan nomor AM-003, bernama Achmad Haikal Fadil Alfatih (12) asal Dusun Timur Leke, Sendang Dajah, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan.
    Kemudian di kantong jenazah bernomor PM RSB B-047 teridentifikasi melalui DNA, medis dan properti (barang kepemilikan), cocok dengan nomor AM-059, bernama Syamsul Arifin (18), beralamat Dusun Badang, Desa Tlagah, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.
    Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki mengatakan, proses identifikasi terhadap beberapa kantong jenazah yang tersisa dilakukan menggunakan metode pencocokan DNA.
    Sampel DNA semua jenazah sudah dikirimkan ke Laboratorium DNA Pusdokkes Mabes Polri di Jakarta, sejak kantong jenazah korban yang dievakuasi Tim SAR gabungan diantar ke Posko DVI RS Bhayangkara.
    Artinya, lanjut dr Khusnan, pihaknya masih menunggu proses penelitian yang masih berlangsung di Pusdokkes Mabes Polri Jakarta, yang membutuhkan waktu beberapa hari.
    “Harapan kami tidak lama lagi bisa keluar hasilnya. Memang ada karena faktor proses alaminya jadi membutuhkan waktu. Ini beda dengan hari-hari hari pertama, kedua, ketiga. Harapan kami segera teridentifikasi sehingga korban bisa tahu keluarganya siapa,” kata Khusnan di Lobby Ruangan Immunoterapi RS Bhayangkara Surabaya.
    Sementara Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr Wahyu Hidajati mengungkapkan penyebab pihaknya kesulitan melakukan identifikasi terhadap kantong jenazah body part secara cepat.
    Karena, selain body part tersebut, merupakan bagian organ tubuh korban yang tidak lengkap, petugas forensik kesulitan mengidentifikasi ciri khusus pada body part yang sedang diteliti mengandalkan pencocokan rekam medis atau properti.
    “Sehingga kami hanya bergantung DNA. Nanti untuk mencocokkan seperti yang kemarin itu kan ada body part yang teridentifikasi 2 hari lebih lambat daripada body yang besar lainnya,” ujar Wahyu.
    Pantauan di lokasi setelah diumumkan identitas dua jenazah, petugas RS Bhayangkara Surabaya membantu membawakan dua peti jenazah korban tersebut ke ruang tunggu keluarga untuk dishalatkan.
    Beberapa menit sebelum proses tersebut, datang rombongan keluarga besar korban Ach Haikal Fadil Alfatih ke tenda ruang tunggu.
    M Soleh, sang ayahanda korban langsung berjalan menuju ke peti jenazah sang anak kelima yang sudah diletakkan di sisi kiblat ruangan tersebut.
    Seraya meletakkan kedua tangannya dari samping kiri peti jenazah Haikal berwarna putih itu, M Soleh seperti sedang berkomunikasi dengan sang anak.
    Ia berujar bahwa ia dan sang ibunda telah ikhlas dengan kepergian Haikal yang begitu cepat dan mendadak di tengah proses menuntut ilmu.
    “Insya Allah saya ikhlas, Haikal diberikan surga sama Allah dan semua korban. Saya ikhlas nak,” ujar M Soleh dengan suara serak menahan tangis.
    Tak lama kemudian, M Soleh dan keluarganya bergabung dalam shaf shalat jenazah yang dilangsungkan di ruangan tersebut, bersama anggota keluarga jenazah korban Samsul Arifin dan diikuti juga oleh Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki bersama beberapa stafnya.
    Rampung menunaikan shalat jenazah, M Soleh memilih duduk di salah satu kursi tunggu, seraya menanti peti jenazah sang anak diangkut kembali ke dalam mobil ambulan.
    Ternyata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang berkunjung di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya, mendatangi ruangan tunggu tersebut guna menenangkan keluarga korban yang berhasil diidentifikasi.
    Khofifah memberikan bantuan berupa santunan tali asih kepada keluarga para korban. Termasuk M Soleh, yang duduk di saf terdepan ruang tunggu tersebut, seraya terus melafalkan wirid.
    Seraya menjawab salam dari perempuan nomor satu di Provinsi Jatim itu, M Soleh menceritakan bahwa anaknya memiliki hafalan kitab yang akan menolongnya untuk sampai di surga. “Anak saya hafal kitab, bu, In syas Allah surga di sana,” ujar M Soleh kepada Khofifah.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Keharuan Saat Identitas 2 Jasad Santri Al Khoziny Dikenali, Keluarga Asal Bangkalan Mengaku Ikhlas
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seorang Nelayan di Ende Hilang Saat Mencari Ikan, Perahu Korban Ditemukan Terbalik
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Seorang Nelayan di Ende Hilang Saat Mencari Ikan, Perahu Korban Ditemukan Terbalik Regional 13 Oktober 2025

    Seorang Nelayan di Ende Hilang Saat Mencari Ikan, Perahu Korban Ditemukan Terbalik
    Tim Redaksi
    ENDE, KOMPAS.com
    – Seorang nelayan bernama Sarifail Alihusen (46) dilaporkan hilang saat mencari ikan di sekitar perairan pelabuhan Pertamina Ende, Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, NTT.
    Kepala Kantor SAR Maumere Fathur Rahman menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan korban hilang dari seorang warga bernama Samira.
    Menurut informasi keluarga, pada Jumat (10/10/2025) korban pergi memancing ikan menggunakan perahu di sekitar perairan Pelabuhan Pertamina Ende.
    Biasanya korban pulang pukul 05.00 pagi. Namun, sampai saat ini korban belum kembali ke rumah.
    Setelah dilakukan upaya pencarian oleh keluarga, ditemukan perahu korban dengan posisi terbalik pada jarak sekitar 100 meter dari dermaga Pelabuhan Pertamina Ende.
    “Keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke SAR Maumere,” kata Fathur.
    Fathur mencatat korban diperkirakan hilang pada koordinat 8°51.17’54″S – 122°39’56.93″E dengan radial 121.2° bejarak sekitar 3,71 kilometer dari Unit Siaga SAR Ende.
    Setelah menerima laporan, tim SAR gabungan langsung diberangkatkan lokasi kejadian menggunakan rubber boat. Tim juga dilengkapi dengan palsar air dan palsar medis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Wisatawan Asal Surabaya Terseret Ombak di Pantai Modangan Malang

    2 Wisatawan Asal Surabaya Terseret Ombak di Pantai Modangan Malang

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang bersama unsur TNI, petugas wisata, dan nelayan lokal terus melakukan pencarian terhadap dua wisatawan asal Surabaya yang dilaporkan hilang akibat terseret ombak di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Minggu (12/10/2025).

    Peristiwa tragis itu bermula saat rombongan 26 pemuda Karang Taruna RW 8 Simolawang, Surabaya, datang ke Pantai Modangan untuk berlibur usai menjadi panitia peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Mereka tiba sekitar pukul 04.00 WIB dan mendirikan tenda di tepi pantai.

    Sekitar pukul 08.00 WIB, belasan anggota rombongan memutuskan untuk berenang di laut. Padahal sudah diingatkan oleh petugas pantai agar tidak mandi karena ombak cukup besar.

    Tak lama kemudian, empat orang dilaporkan terseret arus kuat ke tengah laut. Satu korban, Muhammad Zulfikar Maulana (23), berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat dalam keadaan hidup.

    Evakuasi wisatawan asal Surabaya yang terseret ombak di Pantai Modangan, Kabupaten Malang.

    Sementara tiga lainnya, yakni Rinaldy Hidayat (23), Rafi Naoufal (26), dan Muhammad Mahin (18), sempat dinyatakan hilang.

    “Korban atas nama Rinaldy Hidayat ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia, terjepit di antara karang. Sedangkan dua korban lainnya masih dalam pencarian,” kata Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, saat dikonfitmasi, Minggu (12/10/2025).

    Bambang menjelaskan, petugas gabungan dari Polsek Donomulyo, Koramil Donomulyo, Puskesmas, dan nelayan setempat terus menyisir area laut sekitar lokasi kejadian menggunakan perahu tradisional.

    Tim SAR juga dikerahkan untuk memperluas area pencarian hingga radius beberapa ratus meter dari titik awal korban terseret.

    “Upaya pencarian terus dilakukan sejak pagi hingga sore hari. Tim gabungan fokus pada area sekitar lokasi kejadian dan memperluas pencarian dengan bantuan nelayan setempat,” jelas Bambang.

    Evakuasi jasad wisatawan asal Surabaya yang terseret ombak di Pantai Modangan, Kabupaten Malang.

    Menurutnya, ombak tinggi dan arus kuat menjadi kendala utama dalam proses pencarian, namun petugas tetap berupaya maksimal.

    Pihak Polres Malang juga telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan Basarnas untuk dukungan tambahan peralatan serta personel.

    “Kami mengimbau kepada wisatawan agar selalu mematuhi aturan keselamatan di kawasan pantai selatan. Kondisi ombak di wilayah selatan Malang cukup berbahaya dan tidak bisa diprediksi,” tegas Bambang.

    Hingga Minggu siang, satu korban telah dievakuasi ke Puskesmas Donomulyo untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dua korban lainnya masih dalam pencarian oleh tim gabungan di sekitar perairan Pantai Modangan.

    “Polres Malang bersama seluruh unsur terkait akan terus berupaya menemukan dua korban yang masih hilang. Setiap perkembangan akan segera kami laporkan,” pungkas Bambang. (yog/but)