Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan masih berupaya mencari mahasiswi asal Bojonegoro yang hilang setelah terseret arus banjir saat kegiatan tubing di Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Korban diketahui bernama Nabila Yulian Dessi Pramesti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo.

    Nabila merupakan anak dari pasangan Agus Yulianto dan Sulikah, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga Rabu pagi (5/11/2025), pencarian terhadap korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kendal, Basarnas Jawa Tengah, PMI, TNI-Polri, serta relawan dan warga sekitar.

    Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, membenarkan bahwa salah satu korban hilang merupakan warganya. “Belum ditemukan. Kami sangat berharap dan ikut mendoakan semoga anak dari Pak Agus dan Bu Sulikah segera ditemukan,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi juga mengonfirmasi bahwa korban asal Bojonegoro tersebut masih dalam pencarian. “Untuk saat ini survivor atas nama Nabila Yulian Dessi Pramesti dengan alamat Desa Mojosari RT 11 RW 02 Kecamatan Kalitidu masih dilakukan pencarian oleh tim SAR Kendal, dan keluarga korban sudah berangkat ke lokasi kejadian,” ungkapnya.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.53 WIB, ketika enam mahasiswa UIN Walisongo sedang bermain tubing di Sungai Singorojo. Meski cuaca di lokasi cerah, hujan deras di wilayah hulu menyebabkan sungai meluap dan arus mendadak deras hingga menyeret para mahasiswa.

    Dari enam mahasiswa tersebut, tiga ditemukan meninggal dunia: Riska Amelia, Sifa Nadilah, dan M Labib Rizki. Sementara tiga lainnya, yakni M Jibril As Sarafi, Nabila Yulian Dessi Pramesti, dan Bima Pranawira, masih dinyatakan hilang dan terus dicari hingga kini. [lus/beq]

  • Cuaca Menggila, Puluhan Orang Tewas Akibat Banjir-Muncul Topan Baru

    Cuaca Menggila, Puluhan Orang Tewas Akibat Banjir-Muncul Topan Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Upaya penyelamatan di Vietnam tengah berpacu dengan waktu ketika tim SAR dan relawan berjuang menembus daerah-daerah yang terisolasi akibat banjir dan longsor yang menewaskan sedikitnya 37 orang. Di tengah kekacauan itu, pemerintah memperingatkan datangnya topan baru yang diperkirakan akan menghantam wilayah tersebut dalam beberapa hari ke depan.

    Dilansir The Associated Press, Selasa (4/11/2025), hujan lebat yang turun tanpa henti sejak akhir Oktober memicu banjir bandang dan longsor di sejumlah provinsi. Rumah-rumah tersapu air, ribuan penduduk mengungsi, dan sebagian besar wilayah masih lumpuh akibat aliran listrik dan jaringan data yang terputus.

    Sejumlah kawasan di Da Nang bahkan masih terendam dan terisolasi hingga awal pekan ini. Saluran irigasi, bantaran sungai, dan garis pantai mengalami erosi parah, sementara beberapa jalan nasional dilaporkan masih tertutup lumpur dan puing.

    Badan Meteorologi Vietnam memperingatkan bahwa Topan Kalmaegi tengah bergerak cepat menuju pesisir tengah negara itu setelah melintasi Filipina. Pusat Prakiraan Hidro-Meteorologi Nasional memperkirakan kecepatan angin dapat mencapai 166 kilometer per jam ketika topan itu memasuki Laut China Selatan pada Rabu mendatang.

    Kondisi di lapangan memburuk kembali setelah sempat membaik akhir pekan lalu. Petugas penyelamat yang berhasil mengevakuasi sejumlah warga pada saat air surut kini menghadapi tantangan baru karena permukaan sungai kembali naik.

    Di Kota Hue, dua sungai utama, Huong dan Bo, telah mencapai level bahaya, sementara hujan deras masih terus mengguyur wilayah itu, menurut laporan media pemerintah.

    Otoritas Vietnam telah mengerahkan bantuan darurat berupa makanan, air bersih, obat-obatan, dan tempat penampungan bagi korban. Relawan dan aparat militer dikerahkan untuk membersihkan puing-puing, memperbaiki aliran listrik, jaringan air, serta membuka kembali akses transportasi.

    Upaya pencegahan wabah penyakit juga menjadi prioritas, sementara pemerintah mulai memperbaiki sistem irigasi dan membantu petani memulihkan lahan pertanian serta peternakan mereka yang rusak.

    Data terbaru pada Senin menunjukkan bahwa jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor mencapai 37 orang, dengan lima orang masih hilang dan 78 lainnya luka-luka. Pemerintah memperingatkan bahwa angka tersebut kemungkinan masih akan meningkat karena banyak wilayah belum dapat dijangkau tim penyelamat.

    Vietnam tahun ini menghadapi rangkaian badai yang nyaris tanpa jeda. Sebelumnya, Topan Ragasa pada akhir September menumpahkan hujan deras di kawasan tengah, disusul Topan Bualoi yang menghantam pesisir, dan Topan Matmo yang menyebabkan banjir besar di bagian utara.

    Gabungan tiga badai tersebut telah menyebabkan lebih dari 85 orang tewas atau hilang dalam dua minggu, dengan kerugian ekonomi mencapai sekitar US$1,36 miliar.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    Proses evakuasi tak mudah. Tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, antara lain minimnya penerangan saat pencarian dini hari serta risiko longsor susulan.

    “Selama proses pencarian berlangsung, kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya,” ujarnya.

    Dalam operasi SAR ini, puluhan personel dari berbagai unsur terlibat, antara lain Pos SAR Trenggalek, Kodim 0806 Trenggalek, BPBD Kabupaten Trenggalek, Polres Trenggalek, Koramil Bendungan, Polsek Bendungan, Damkar, Dinas Kesehatan, BP 1303 Trenggalek, serta warga sekitar dan potensi SAR lainnya.

    Berdasarkan laporan awal, peristiwa tanah longsor yang menimpa satu rumah warga di Dusun Banaran terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan mengakibatkan lima orang menjadi korban. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR secara resmi dinyatakan selesai dan ditutup.

     

  • 2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    Proses evakuasi tak mudah. Tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, antara lain minimnya penerangan saat pencarian dini hari serta risiko longsor susulan.

    “Selama proses pencarian berlangsung, kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya,” ujarnya.

    Dalam operasi SAR ini, puluhan personel dari berbagai unsur terlibat, antara lain Pos SAR Trenggalek, Kodim 0806 Trenggalek, BPBD Kabupaten Trenggalek, Polres Trenggalek, Koramil Bendungan, Polsek Bendungan, Damkar, Dinas Kesehatan, BP 1303 Trenggalek, serta warga sekitar dan potensi SAR lainnya.

    Berdasarkan laporan awal, peristiwa tanah longsor yang menimpa satu rumah warga di Dusun Banaran terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan mengakibatkan lima orang menjadi korban. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR secara resmi dinyatakan selesai dan ditutup.

     

  • Ibu dan Anak di Malang Terseret Banjir Luapan Sungai Glidik

    Ibu dan Anak di Malang Terseret Banjir Luapan Sungai Glidik

    Malang (beritajatim.com)- Hujan deras yang melanda Kabupaten Malang, Sabtu (1/11/2025) malam membawa korban. Satu keluarga yang mengendarai motor roda dua, dilaporkan terseret banjir saat melintas kawasan yang tergenang air bah di Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengungkapkan satu keluarga mengendarai sepeda motor dari arah Tegalrejo menuju Lebaksari.

    “Saat melintas dari arah Tegalrejo menuju Dusun Lebkasari di tengah perjalanan terjebak banjir, lalu putar arah posisi, namun air sudah semakin besar. Istri dan anak lepas dari tangan suaminya dan terbawa arus air yang tinggi sedangkan suaminya berhasil menepi ke pinggir arah Tegalrejo,” kata Sadono Irawan, Minggu (2/11/2025).

    Menurut Sadono, dua korban yakni anak dan istri terbawa arus sungai Glidik. Sungai Glidik sendiri berhulu langsung dari lereng Gunung Semeru.

    “Korban masih dalam pencarian bersama Basarnas, Kepolisian dan masyarakat,” tuturnya.

    Sementara itu, kedua korban hanyut setelah berusaha menyeberangi jembatan licin bersama suami menggunakan sepeda motor di tengah derasnya arus sungai yang tiba-tiba meluap.

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB ketika korban, Rika Julia Safitri (27), bersama suaminya Teguh Srianto (34) dan putrinya Aldafiatul Rifka Salimah (6), hendak menyeberang dari arah Desa Tegalrejo, Kabupaten Lumajang, menuju Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading.

    “Sesampainya di tengah jembatan, arus air sungai tiba-tiba membesar. Suami korban sempat berusaha menepi sambil memegang istrinya, namun pegangan terlepas karena derasnya arus,” ujar Bambang, Minggu (2/11/2025).

    Korban ibu dan anak langsung terbawa arus deras Sungai Glidik. Sementara sang suami berhasil menyelamatkan diri dalam kondisi selamat namun syok berat.

    “Petugas Bhabinkamtibmas bersama perangkat desa, warga sekitar, hingga komunitas nelayan setempat langsung melakukan pencarian sejak Sabtu malam. Tim menyusuri aliran sungai hingga kawasan muara,” lanjut Bambang.

    Upaya pencarian dilakukan secara manual dengan melibatkan warga dari dua wilayah, yakni Desa Lebakharjo, Kabupaten Malang, dan Desa Tegalrejo, Kabupaten Lumajang. Hingga Minggu pagi, tim berhasil menemukan sepeda motor korban sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian, namun keberadaan korban masih belum ditemukan.

    “Sepeda motor korban ditemukan sekitar dua kilometer dari jembatan tempat kejadian. Namun, pencarian korban ibu dan anak masih terus dilakukan,” tegas Bambang.

    Ia menambahkan, Polres Malang telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan tim SAR untuk memperluas area pencarian, termasuk menyisir wilayah sungai yang bermuara ke laut selatan.

    “Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR gabungan untuk memperluas pencarian. Semoga korban segera ditemukan,” harapnya.

    Polres Malang juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintas di jembatan atau sungai saat curah hujan tinggi, terutama di wilayah rawan banjir bandang seperti Ampelgading.

    “Cuaca ekstrem masih sering terjadi, jadi kami mengimbau warga agar tidak memaksakan diri menyeberang sungai atau jembatan saat air mulai meluap,” pungkas Bambang. [yog/aje]

  • 2 Anak Meninggal Dunia Imbas Banjir Semarang, Hanyut di Selokan yang Tertutup Genangan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Oktober 2025

    2 Anak Meninggal Dunia Imbas Banjir Semarang, Hanyut di Selokan yang Tertutup Genangan Regional 31 Oktober 2025

    2 Anak Meninggal Dunia Imbas Banjir Semarang, Hanyut di Selokan yang Tertutup Genangan
    Editor
    SEMARANG, KOMPAS.com
    — Banjir yang melanda Kota Semarang selama sepekan terakhir menelan korban jiwa.
    Dua anak meninggal dunia setelah hanyut di selokan yang tertutup genangan air hujan di kawasan Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah.
    Korban pertama adalah Achmad Riefqie Arzan (7), murid kelas 1 MI Tarbiyatus Sibyan Tlogomulyo, yang hanyut di selokan tak jauh dari sekolahnya di Tlogomulyo, Pedurungan, pada Selasa (28/10/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.
    Peristiwa nahas itu terjadi saat korban pulang sekolah di tengah hujan deras yang menyebabkan air selokan meluap.
    “Korban anak laki-laki siswa MI ditemukan dini hari tadi sejauh 2,5 kilometer dari titik lokasi hanyut,” kata seorang relawan Semarang, Siswanto, Kamis (30/10/2025).
    Riefqie ditemukan sudah tidak bernyawa di aliran Kali Kwaron, wilayah Alastua, Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk, pada Rabu sekitar pukul 03.00 dini hari.
    Putra pasangan Misbakhul Munir, warga Jamus Godo, Mranggen, Demak, itu sempat dilaporkan hilang sejak Selasa siang.
    Jenazah korban kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desanya.
    Tragedi serupa juga menimpa Rahma Aurel (9), bocah perempuan yang hanyut di selokan kawasan Argomulyo Mukti Asri, Pedurungan, pada Selasa (28/10/2025) malam.
    Dalam rekaman CCTV, Rahma terlihat berjalan bersama ibunya di tengah hujan deras. Saat melangkah di depan ibunya, ia tak menyadari bahwa permukaan jalan yang dilaluinya merupakan selokan dalam yang tertutup air hujan.
    Rahma terperosok dan terseret arus deras menuju Sungai Gasem Semarang.
    Sang ibu yang berjalan di belakang sempat berusaha menyelamatkan anaknya dengan melompat ke selokan sambil berteriak minta tolong.
    Namun, derasnya arus membuat upaya itu gagal. Warga sekitar mendengar teriakan dan segera menolong sang ibu yang nyaris ikut hanyut.
    Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian intensif selama dua hari. Jenazah Rahma ditemukan pada Kamis (30/10/2025) pukul 22.00 WIB, di area taman depan Masjid Al Mubarok, Jalan Lintang Trenggono, sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian.
    “Ternyata benar bahwa jenazah tersebut adalah Rahma Aurel yang dua hari ini kami cari,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono, Jumat (31/10/2025).
    Korban telah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
    Atas kejadian ini, Budiono mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap genangan air dan saluran terbuka saat hujan deras melanda.
    “Kami minta masyarakat tetap siaga terhadap potensi hujan lokal dan memperhatikan kondisi sekitar, terutama di wilayah dengan sistem drainase terbuka,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Balita yang Jatuh dari Kapal di Tengah Laut saat Orang Tua Tertidur Ditemukan Meninggal

    Balita yang Jatuh dari Kapal di Tengah Laut saat Orang Tua Tertidur Ditemukan Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta – Balita Andini (4) yang dilaporkan terjatuh dari kapal jolloro saat orang tuanya tertidur di perairan Pulau Laiya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan ditemukan meninggal dunia pada Rabu (29/10/2025) pagi.

    Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar Andi Sultan mengatakan pencarian hari ini dimulai pukul 07.00 Wita dengan membagi tim menjadi tiga sektor pencarian. Pencarian itu juga dibantu oleh nelayan dan masyarakat setempat.

    “Alhamdulillah, sekitar pukul 10.00 WITA kami menerima informasi bahwa korban terlihat di sekitar perairan, berjarak sekitar satu mil dari lokasi kejadian yang sudah kami plot,” ujar Andi Sultan, Rabu (29/10/2025).

    Tim SAR bersama warga segera menuju lokasi dan melakukan evakuasi terhadap korban. Saat dibawa ke rumah duka, jenazah Andini disambut tangis oleh seluruh keluarga dan kerabat yang berada di sana.

    “Korban berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ke rumah duka,” tambahnya.

    Usai proses evakuasi, Basarnas Makassar melaksanakan debriefing dan memutuskan operasi SAR resmi ditutup. Seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke kesatuan masing-masing. Andi Sultan juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat, khususnya nelayan, agar tetap waspada saat beraktivitas di laut.

    “Kami mengimbau agar para nelayan dan warga berhati-hati mengingat kondisi cuaca yang saat ini cukup tidak menentu,” tutupnya.

  • Rumah Tua Ambruk di Pecinan Semarang Timpa Satu Keluarga, 1 Orang Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Oktober 2025

    Rumah Tua Ambruk di Pecinan Semarang Timpa Satu Keluarga, 1 Orang Tewas Regional 29 Oktober 2025

    Rumah Tua Ambruk di Pecinan Semarang Timpa Satu Keluarga, 1 Orang Tewas
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Sebuah rumah tua di kawasan Pecinan, tepatnya di Jalan Pedamaran, Gang Buntu, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, ambruk dan menimpa satu keluarga, pada Selasa (28/10/2025) sekitar pukul 23.52 WIB.
    Peristiwa tersebut membuat lima penghuni rumah tertimpa reruntuhan. Satu orang tewas, sementara empat lainnya mengalami luka-luka.
    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Semarang, Budiono, mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 00.30 WIB, Rabu (29/10/2025).
    “Kami menerima laporan pada Rabu dinihari sekitar pukul 00.30 WIB mengenai adanya bangunan yang runtuh dan masih ada lima warga yang terjebak di dalamnya. Kami kirimkan satu tim untuk melakukan evakuasi,” ungkap Budiono.
    Tim SAR Basarnas bersama tim SAR gabungan segera bergerak ke lokasi dan melakukan evakuasi di antara reruntuhan bangunan.
    Rumah yang ambruk diketahui merupakan bangunan tua yang sudah tidak kuat lagi secara konstruksi.
    Seluruh korban yang merupakan satu keluarga berhasil dievakuasi satu per satu dari bawah puing-puing bangunan.
    “Pada pukul 01.45 WIB seluruh korban akhirnya berhasil dievakuasi dari reruntuhan,” kata Budiono.
    Dari lima korban, empat orang ditemukan selamat dengan luka-luka, sementara satu orang dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.
    “Ada lima penghuni yang terdampak runtuhnya bangunan, 4 selamat dan mengalami luka-luka, sedangkan satu korban meninggal dunia, diduga akibat tertimpa balok dan tembok rumah,” ujarnya.
    Para korban luka segera dibawa ke RSUP Kariadi Semarang dan Rumah Sakit Hermina Pandanaran untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
    “Seluruh korban ini telah berhasil dievakuasi,” ucap Budiono.
    Basarnas menyebut, proses evakuasi berjalan lancar meski dilakukan dalam kondisi malam hari dan di area sempit dekat Pasar Pecinan.
    Petugas juga telah menutup area reruntuhan untuk mencegah bangunan tambahan di sekitar lokasi ikut roboh.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nelayan Pangkalpinang Hilang 6 Hari di Laut Ditemukan Selamat

    Nelayan Pangkalpinang Hilang 6 Hari di Laut Ditemukan Selamat

    Pangkalpinang, Beritasatu.com – Dua nelayan asal Pangkalpinang yang dilaporkan hilang kontak sejak 20 Oktober 2025 akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat di Perairan Utara Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

    Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, mengatakan kedua nelayan tersebut bernama Agus (68) dan Cici (19). Mereka sebelumnya berangkat dari Pelabuhan Pangkalbalam pada 18 Oktober 2025, tetapi terpisah dari kapal rekan mereka saat mencari ikan.

    “Pagi ini, saat tim sedang melakukan penyisiran menggunakan KN SAR Karna 246, kami menerima informasi dari keluarga korban,” ujar I Made Oka Astawa, Selasa (28/10/2025).

    Made Oka menjelaskan kapal yang ditumpangi kedua nelayan itu mengalami mati mesin sehingga terombang-ambing di tengah laut selama enam hari.

    “Kapal tersebut terlihat oleh nelayan lain dalam kondisi lego jangkar, berjarak 33 nautical mile dari lokasi kejadian awal,” jelasnya.

    Setelah dievakuasi, kedua korban langsung dipertemukan dengan keluarga mereka di atas kapal KN SAR Karna 246. Tim SAR juga menarik kapal yang mengalami kerusakan ke Pantai Pesaren untuk penanganan lebih lanjut.

    “Kami mengimbau para nelayan agar selalu memperhatikan kondisi cuaca dan memastikan seluruh peralatan kapal berfungsi dengan baik sebelum melaut,” ujar Made Oka mengingatkan.
     

  • Tim SAR temukan bocah hanyut di Tangsel

    Tim SAR temukan bocah hanyut di Tangsel

    Tangerang Selatan (ANTARA) – Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan berhasil menemukan jasad bocah 9 tahun yang hanyut di saluran air kawasan perumahan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, pada Senin (27/10).

    Korban yang diketahui bernama Arfan Mias Ramadhan, ditemukan oleh tim penyelamat dalam kondisi meninggal dunia, sekitar pukul 09.30 WIB.

    “Bocah warga Pamulang, Kota Tangerang Selatan itu hanyut sekitar 2,5 kilometer terseret arus selokan saat main hujan pada Minggu (26/10), siang kemarin,” kata Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Untung Purwanto di Tangerang, Senin.

    Ia bilang jasad Arfan ditemukan di Perumahan Bukit Pamulang Indah, tersangkut sampah ranting pohon di bawah gorong-gorong sepanjang 50 meter.

    “Korban tenggelam di dasar bawah tumpukan sampah ranting,” ucapnya.

    Awal proses penemuan korban, petugas berhasil menyentuh bagian tubuh korban bagian paha kiri Arfan. “Kalo saya pegang tangan korban,” terangnya.

    Kemudian, kata Purwanto, petugas langsung menarik jasad korban dan langsung mengevakuasinya ke dalam kantong jenazah.

    Keluarga korban yang berada di lokasi, memastikan bahwa jasad yang berada di kantong jenazah tersebut benar adalah anggota keluarganya.

    “Jenazah Arfan selanjutnya dibawa ke rumah duka di Gang Kemuning 3 RT 01 RW 06, Kelurahan Pamulang Barat atas persetujuan pihak kepolisian,” kata dia.

    Pewarta: Azmi Syamsul Ma’arif
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.