Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Pencarian 18 Korban Banjir dan Longsor di Nduga Terkendala Medan Sulit
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 November 2025

    Pencarian 18 Korban Banjir dan Longsor di Nduga Terkendala Medan Sulit Regional 8 November 2025

    Pencarian 18 Korban Banjir dan Longsor di Nduga Terkendala Medan Sulit
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Upaya pencarian terhadap korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan keluarga maupun kerabat para korban. 
    Dari 23 warga yang hilang akibat banjir dan longsor di Distrik Dal dan Mebarok, lima orang sudah berhasil ditemukan dan dimakamkan. Sementara 18 lainnya masih dalam pencarian. 
    Komandan Pos Dal Yonif 400/Banteng Riders, Letda Inf Prabdi Susanto, mengatakan bahwa upaya pencarian para korban terkendala medan sulit dan faktor keamanan. Sebab, lokasi pencarian merupakan daerah rawan.
    “Kami berupaya membantu sebisa kami dengan menerbangkan drone dan melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Panpan karena lokasi yang sangat rawan. Tentunya kami juga mengutamakan keselamatan personel dalam melakukan pencarian para korban,” katanya pada Sabtu (8/11/2025).
    Selain medan sulit, Prabdi menyebut bahwa tim SAR gabungan terkendala dengan putusnya akses jalan dari Distrik Mbua menuju Distrik Dal sehingga membuat pasokan logistik terputus.
    “Bencana alam yang terjadi membuat akses jalan putus dan tidak bisa dilewati dari Mbua ke Dal. Akibatnya, dorongan logistik baik sembako maupun pakaian tak bisa dibawa ke Distrik Dal atau ke lokasi warga terdampak bencana,” tuturnya.
    Ia menambahkan bahwa perbaikan jalan dan jembatan sangat mendesak agar bantuan kemanusiaan dan logistik bisa segera menjangkau masyarakat yang terdampak.
    “Harapan kami pemerintah provinsi atau pusat bisa membantu memperbaiki jalan dan jembatan sehingga bisa membuka akses ke lokasi terdsampak bencana,” pintanya.
    Sementara itu, Anggota Majelis Rakyat
    Papua Pegunungan
    (MRPP) Pdt. Eliaser Tabuni, meminta Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, Pemerintah Pusat, BNPB hingga TNI dan Polri untuk turut membantu proses pencarian.
    “Kepada pemerintah dan pihak terkait, kami minta bantu cari para korban yang masih hilang. Mereka harus ditemukan dan dimakamkan dengan cara yang layak dan terhormat. Untuk itu, pencarian belum berhenti dan terus dilakukan dengan cara penyisiran dari Distrik Dal hingga ibu kota Kenyam,” ujarnya.
    Disamping itu, Eliaser meminta kepada Pemda
    Nduga
    , Provinsi Papua Pegunungan untuk segera melakukan perbaikan jalan dan jembatan yang rusak sehingga transportasi kembali lancar dan bantuan dapat disalurkan kelokasi bencana.
    “Kalau bisa ada alat berat yang diturunkan untuk membuat jalan dan jembatan darurat. Dengan begitu maka bantuan sembako yang sudah ada di Wamena, Mbua dan Kenyam dapat disalurkan kepada keluarga korban dan masyarakat terdampak,” pintanya.
    Atas nama masyarakat Nduga, Eliaser juga meminta agar bencana ini harus menjadi perhatian serius bagi seluruh elemen bangsa. Semua harus bersatu dan mendukung agar proses pencarian korban dapat dipercepat dan kehidupan masyarakat bisa segera pulih.
    “Kami tidak ingin dilupakan. Kami bagian dari Indonesia dan kami percaya negara hadir untuk kami,” tutup Eliaser.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Mahasiswa Polindra Tenggelam Saat Rafting di Sungai Cimanuk Indramayu, 2 Hilang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        8 November 2025

    7 Mahasiswa Polindra Tenggelam Saat Rafting di Sungai Cimanuk Indramayu, 2 Hilang Bandung 8 November 2025

    7 Mahasiswa Polindra Tenggelam Saat Rafting di Sungai Cimanuk Indramayu, 2 Hilang
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) mengalami kecelakaan saat melakukan rafting di Sungai Cimanuk, Sabtu (8/11/2025) siang.
    Tepatnya di sekitar Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten
    Indramayu
    ,
    Jawa Barat
    .
    Dari tujuh mahasiswa tersebut, lima berhasil selamat, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.
    Korban selamat terdiri dari Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir. Sementara dua rekannya yang hilang adalah Agung dan Muhammad Lana Wiratno.
    Kasat Polairud Polres Indramayu, AKP Asep Suryana menjelaskan, semua korban merupakan anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Polindra.
    “Dari laporan yang kami terima, kejadian terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Tim usai menerima laporan langsung bergerak ke lokasi kejadian,” ungkap Asep di lokasi.
    Menurut keterangan saksi, rafting dimulai dari Desa Legok, Kecamatan Lohbener.
    Saat perahu karet yang membawa ketujuh mahasiswa melintasi Bendungan Karet Bangkir, perahu tersebut terjebak dalam pusaran air.
    Akibatnya, lima mahasiswa terlempar ke sungai, sementara dua mahasiswa lainnya masih bertahan di atas perahu.
    Asep menambahkan, petugas Bendungan Karet segera menutup bendungan setelah kejadian, dan warga sekitar yang mengetahui insiden tersebut segera melakukan upaya penyelamatan.
    Kelima mahasiswa yang selamat berhasil ditarik ke pinggir sungai dan segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
    Namun, pencarian terhadap Agung dan Lana masih terus dilakukan.
    “Hingga kini kedua mahasiswa tersebut masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan,” kata Asep.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Luwu Hilang Misterius di Pegunungan Parembonan, Pencarian Terkendala Medan yang Berat

    Warga Luwu Hilang Misterius di Pegunungan Parembonan, Pencarian Terkendala Medan yang Berat

    Liputan6.com, Luwu – Seorang warga Lamasi Hulu, Kecamatan Walenrang Barat, bernama Sondak (40), dilaporkan hilang misterius saat hendak memantau kebunnya di kawasan pegunungan Dusun Parembonan, Desa Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Kamis (6/11/2025). Hingga kini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian.

    Menurut keterangan warga, Sondak berangkat seorang diri pada Kamis pagi. Ia berjalan kaki melewati jalan setapak yang dikelilingi hutan lebat menuju kebunnya. Namun hingga malam tiba, ia tak kunjung kembali ke rumah. Keluarga yang cemas akhirnya meminta bantuan warga untuk mencari, sebelum kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa.

    Koordinator Unit Siaga SAR Palopo, Rifman, mengatakan pihaknya menerima laporan dari BPBD Luwu pada Kamis siang. Setelah mendapat arahan dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Makassar, tim SAR segera dikerahkan ke lokasi kejadian.

    “Hingga sore kemarin, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian di sekitar area pegunungan,” ujar Rifman, Sabtu (8/11/2025).

    Biasanya, Sondak hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk pergi dan kembali dari kebunnya, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah. Karena itu, hilangnya pria tersebut tanpa jejak membuat keluarga dan warga diliputi kecemasan.

    Saat pertama kali diketahui hilang, warga sempat melakukan pencarian mandiri dengan peralatan seadanya dan menggunakan penerangan sederhana. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

    Pencarian kini dilakukan secara gabungan oleh tim SAR, aparat desa, relawan, dan warga setempat. Medan berat dan cuaca yang tidak bersahabat menjadi kendala utama. Kabut tebal dan hujan ringan sempat menghambat langkah tim menuju area yang diduga sebagai jalur terakhir korban terlihat.

    “Kemarin, pencarian terpaksa dihentikan sementara karena kondisi cuaca tidak mendukung. Tim akan melanjutkan pencarian hari ini dengan harapan korban dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat,” tambah Rifman.

     

  • Misteri Sepeda Motor di Cisokan Cianjur Akhirnya Terkuak, Herman Kabur Diduga Stres Ditinggal Istri

    Misteri Sepeda Motor di Cisokan Cianjur Akhirnya Terkuak, Herman Kabur Diduga Stres Ditinggal Istri

    Liputan6.com, Sukabumi – Misteri penemuan satu unit sepeda motor yang ditinggalkan di tepi Jembatan Cisokan, Jalan Raya Bandung, Kabupaten Cianjur, akhirnya terungkap. 

    Motor tersebut diketahui milik Herman (27), seorang penjual mainan anak-anak. Herman meninggalkan kendaraannya disertai surat wasiat, memicu keresahan dan dugaan tindakan yang mengkhawatirkan.

    Kapolsek Sukaluyu, AKP Akhmad Tri Lesmana, menjelaskan bahwa Herman bertindak demikian didorong oleh tekanan berat.

    “Yang pertama motifnya ekonomi, yang kedua dia ditinggalkan istrinya, mungkin stres berat juga,” ujar AKP Akhmad Tri Lesmana, dikonfirmasi Jumat (6/11/2025). 

    Polisi mengungkapkan, Herman diduga terinspirasi dari tayangan sinetron saat melakukan tindakannya. 

    Ia meletakkan motor di lokasi tersebut dan meninggalkan tulisan di atasnya, bermaksud agar ia dianggap sudah tiada.

    “Itu mungkin belakangan ini kejadiannya. Makanya dia mungkin terinspirasi dari sinetron. Intinya dia meletakkan motor di sana, di atasnya diberi tulisan supaya seolah-olah dia dianggap sudah tidak ada,” jelasnya.

    Rencana awal Herman adalah kabur ke Lampung. Namun, sebelum mencapai Lampung, ia sempat menuju rumah saudaranya di daerah Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, dengan menaiki angkot.

    Pencarian yang dilakukan oleh pihak kepolisian bekerja sama dengan tim SAR juga keluarga membuahkan hasil. 

    Setelah informasi ditelusuri dari Sukabumi, Herman akhirnya diketahui pulang ke rumah neneknya di Cugenang.

    “Dari Sukabumi kita cari informasi, ditelusuri dan lainnya, akhirnya dia pulang ke neneknya di Cugenang. Setelah itu, kami menjemputnya dari Cugenang,” kata AKP Akhmad.

    Pihak kepolisian kemudian melakukan komunikasi dengan keluarga dan aparat setempat untuk memastikan Herman dapat dibawa ke Polsek guna dimintai keterangan dan mendapatkan pendampingan. 

    Sebelumnya, keluarga Herman juga sempat mencari bersama polisi di lokasi penemuan motor di Cisokan.

     

  • Nenek di Karangasem Hilang, Dicari dengan Bunyikan Gamelan Tradisional
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        7 November 2025

    Nenek di Karangasem Hilang, Dicari dengan Bunyikan Gamelan Tradisional Denpasar 7 November 2025

    Nenek di Karangasem Hilang, Dicari dengan Bunyikan Gamelan Tradisional
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Seorang nenek bernama Ni Wayan Retu (75) asal Kabupaten Karangasem dilaporkan hilang.
    Saat tim Search and Rescue (SAR) melakukan pencarian, hanya ditemukan dua sapi peliharaan korban.
    Pencarian telah dilakukan di Panglega, Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten
    Karangasem
    , tetapi belum membuahkan hasil.
    Pada hari kedua operasi SAR ini, Jumat (7/11/2025), upaya penyisiran dilakukan di seputaran lokasi penemuan sapi.
    Petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menerima laporan bahwa korban meninggalkan rumah dengan membawa dua hewan ternaknya.
    “Info kejadian kami terima kemarin malam, kira-kira pukul 19.20 Wita, dari keluarganya,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
    Pada pagi hari, awalnya pihak keluarga bermaksud membawa makanan.
    Namun, korban sudah tidak ada di rumahnya. Begitu pula dengan dua sapinya.
    “Pihak keluarga sempat mencari. Hanya ditemukan sapi di wilayah Panglega, Desa Datah. Di bawah jurang satu ekor dan di rumah warga satu ekor. Tetapi korban tidak ditemukan,” ucap Sidakarya.
    Pencarian dilakukan sejak Kamis (6/11/2025) malam.
    Hari ini, fokus penyisiran dilakukan dari lokasi terakhir korban terlihat, yakni di Desa Poh. Tim SAR gabungan terbagi dalam tiga SRU.
    Satu di antaranya mencari ke arah tebing lokasi penemuan sapi.
    Pihak keluarga serta masyarakat setempat juga sudah mencoba mencari korban dengan menjalankan kearifan lokal adat setempat.
    Mereka membunyikan
    gamelan
    tradisional. Namun, hingga saat ini, hasil operasi SAR hari kedua belum membuahkan hasil.
    Keberadaan korban belum ditemukan. Selama berlangsungnya pencarian, turut melibatkan unsur SAR dari Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, Bhabinkamtibmas Datah, Kadus Datah, dan Babinsa Datah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Mahasiswa Korban Tragedi Sungai Jolinggo Ditemukan, Ini Identitasnya

    6 Mahasiswa Korban Tragedi Sungai Jolinggo Ditemukan, Ini Identitasnya

    Liputan6.com, Jakarta Korban terakhir insiden mahasiswa tewas tenggelam di Sungai Jolinggo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yakni Nabila Yulian Dessi Pramesti (21), akhirnya ditemukan pada Rabu (5/11) malam pukul 21.50 WIB. Korban ditemukan berjarak 10 kilometer dari lokasi kejadian. Kondisinya meninggal dunia. 

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Semarang, Budiono mengonfirmasi penemuan tersebut.

    “Kami menerima informasi dari warga setempat yang menemukan sesosok mayat. Setelah diverifikasi, ternyata itu adalah Nabila, korban terakhir yang kami cari,” kata Budiono. 

    Pada Rabu pagi, dua korban lain juga ditemukan dan dievakuasi. Masing-masing adalah Bima Pranawira (21) yang ditemukan dengan jarak hanya 150 meter dari lokasi kejadian dan Muhammad Jibril Asyarafi (21) yang ditemukan 3,5 kilometer dari titik awal. 

    “Terima kasih kepada seluruh tim SAR yang tak kenal lelah. Semoga tragedi ini menjadi pengingat bagi kita untuk lebih waspada terhadap aktivitas di sungai, terutama di musim penghujan seperti sekarang,” kata Budiono.

    Ini Identitas 6 Mahasiswa Tragedi Sungai Jolinggo 

    1. Riska Amelia dari Desa Penusuban RT 12 RW 1, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang

    2. Nabila Yulian Dessi Pramesti dari Desa Majasari RT 11 RW 2, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro

    3. Syifa Nadilah dari Dusun Gombong, Desa Warungpring, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang

    4. Muhammad Jibril Asyarafi dari Jl. Ratu Kalinyamat RT 6 RW 9, Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara

    5. Bima Pranawira dari Jl. Pangeran Diponegoro No. 3 RT 2 RW 1, Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik

    6. Muhammad Labib Rizqi dari Jl. Ki Hajar Dewantoro No. 215 Gg 12A RT 2 RW 9, Desa Noyonta Antasari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

  • Mahasiswi UIN Walisongo Asal Bojonegoro yang Hanyut di Kendal Ditemukan, Jenazah Tiba Pagi Tadi

    Mahasiswi UIN Walisongo Asal Bojonegoro yang Hanyut di Kendal Ditemukan, Jenazah Tiba Pagi Tadi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Nabila Yulian Dessi Pramesti (23), mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang asal Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, ini akhirnya ditemukan setelah dilaporkan hanyut di Sungai Jolinggo, Kendal, Jawa Tengah. Nabila ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (5/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.

    Penemuan Nabila ini sekaligus mengakhiri operasi pencarian terhadap total enam mahasiswa KKN UIN Walisongo yang terseret arus di Kendal sejak Selasa (4/11/2025). Ia merupakan korban terakhir yang berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan.

    “Alhamdulillah, sudah ketemu tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB,” ujar Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, Kamis (6/11/2025).

    Teguh menjelaskan, setelah dievakuasi dari lokasi penemuan, jenazah Nabila segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Soewondo Kendal untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

    Setelah proses di rumah sakit selesai, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka di Desa Mojosari RT 011 RW 002, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 07.00 WIB tadi pagi. Saat ini pihak keluarga tengah melaksanakan proses pemakaman untuk almarhumah.

    Untuk diketahui, peristiwa tragis ini bermula ketika Nabila dan lima rekannya yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) bermain air di wahana tubing Genting Jalinggo, Kecamatan Singorojo, Kendal, pada Selasa siang (4/11/2025).

    Nahas, hujan deras yang mengguyur wilayah hulu sungai tiba-tiba membuat arus Sungai Jolinggo menjadi sangat kuat. Keenam mahasiswa tersebut tak kuasa menahan derasnya arus dan hanyut terbawa.

    Lima mahasiswa lainnya telah ditemukan lebih dulu oleh tim SAR gabungan pada pencarian hari pertama dan kedua, sebelum akhirnya Nabila ditemukan pada Rabu malam sebagai korban terakhir. [lus/ian]

  • Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Ibu dan Anak Hanyut di Sungai Glidik

    Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Ibu dan Anak Hanyut di Sungai Glidik

    Malang (beritajatim.com) – Pencarian terhadap dua warga yang hanyut di Sungai Glidik, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, kembali dilanjutkan Rabu (5/11/2025).

    Polres Malang bersama tim SAR gabungan memperluas area penyisiran untuk menemukan korban yang terbawa arus deras sejak Sabtu lalu.

    Operasi pencarian melibatkan Basarnas, SAR Kanjuruhan, Polsek Ampelgading, Babinsa, kelompok nelayan, serta warga sekitar. Tim gabungan menyisir sepanjang aliran Sungai Glidik hingga ke kawasan muara dan pesisir selatan.

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, pencarian hari ini difokuskan pada wilayah hilir sungai dengan memperluas jangkauan hingga ke area yang diduga menjadi titik hanyut korban.

    “Tim gabungan terus melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Glidik hingga ke muara. Polres Malang bersama unsur SAR bekerja maksimal untuk menemukan korban,” ujar Bambang, Rabu (5/11/2025).

    Bambang menegaskan, koordinasi terus dilakukan antara Polres Malang, BPBD, dan tim SAR gabungan untuk memastikan pencarian berjalan efektif di lapangan.

    “Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR gabungan untuk memperluas area pencarian. Harapan kami, korban bisa segera ditemukan,” tambahnya.

    Hingga siang ini, kedua korban masih belum ditemukan. Tim gabungan berencana melanjutkan penyisiran hingga ke area pesisir laut selatan.

    Seperti diketahui, korban yang dicari merupakan seorang ibu bernama Rika Julia Safitri (27) dan anak perempuannya Aldafiatul Rifka Salimah (6). Keduanya dilaporkan hanyut saat menyeberangi jembatan Sungai Glidik bersama suaminya pada Sabtu (1/11/2025) sore. Sang suami berhasil menyelamatkan diri, sementara ibu dan anak tersebut terseret derasnya arus. (yog/ian)

  • 6 Mahasiswa Korban Tragedi Sungai Jolinggo Ditemukan, Ini Identitasnya

    Ini Identitas Enam Mahasiswa UIN Semarang Tenggelam di Kendal, Lima Korban Ditemukan

    Liputan6.com, Jakarta Dua jenazah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tenggelam di Sungai Jolinggo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (4/11), ditemukan. Total lima korban telah berhasil dievakuasi tim SAR.

    “Dua korban ditemukan pada hari kedua pencarian,” kata Kasi Operasi Kantor SAR Semarang Mulwahyono di Kendal, Rabu (5/11/2025). Dikutip dari Antara.

    Identtias lima mahasiswa yang telah ditemukan adalah Riska Amelia (21), Syifa Nadilah (21), Muhammad Labib Risqi (21), Bima Pranawira (21), dan Muhammad Jibril Asyarofi (21).

    Adapun satu korban lain yang masih dalam pencarian yakni Nabila Yulian Dessi Pramesti (21).

    Dua korban ditemukan sekitar 3,5 km dari lokasi pertama dilaporkan hanyut. Dia mengatakan, jenazah kedua korban dievakuasi ke RSUD Kendal untuk penanganan lebih lanjut.

    Pencarian, ucap dia, masih menyisakan satu mahasiswa yang belum ditemukan. Arus sungai yang deras sempat menjadi kendala dalam proses pencarian.

  • Polres Magetan Pastikan Respon Cepat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025

    Polres Magetan Pastikan Respon Cepat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Polres Magetan menggelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 di halaman Mapolres Magetan, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur seperti BPBD, TNI, Satpol PP, organisasi relawan, dan Tim SAR yang ada di wilayah Kabupaten Magetan.

    Apel dipimpin oleh Wakapolres Magetan Kompol Dodik Wibowo dan dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Agenda tersebut menjadi langkah awal dalam memastikan koordinasi, kesiapsiagaan, dan respons cepat seluruh instansi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat seiring datangnya musim hujan.

    Dalam amanatnya, Kompol Dodik menyampaikan bahwa apel kesiapan digelar serentak secara nasional sebagai upaya pengecekan kekuatan personel dan kesiapan sarana prasarana pendukung penanggulangan bencana.

    “Kami ingin memastikan seluruh personel dan pemangku kepentingan dapat bergerak cepat, tepat, dan bersinergi dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana. Tujuan utama kita ialah menjamin keselamatan masyarakat,” tegasnya.

    Kompol Dodik menambahkan, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung berpeluang meningkat seiring datangnya musim hujan dan fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026.

    “Meskipun La Nina diprediksi dalam kategori lemah, kita tetap harus waspada. Kondisi curah hujan tinggi tetap dapat memicu bencana di wilayah rawan,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Wakapolres juga menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemetaan wilayah rawan bencana, peningkatan koordinasi lintas sektor termasuk dengan BMKG dan BPBD, serta kesiapan logistik dan peralatan evakuasi. Ia juga mengingatkan perlunya simulasi dan pelatihan rutin untuk meningkatkan kemampuan personel di lapangan.

    Usai apel, dilakukan pengecekan langsung terhadap sarana pendukung penanggulangan bencana, mulai dari kendaraan operasional, peralatan SAR, perlengkapan medis, hingga logistik darurat.

    Melalui kegiatan tersebut, Polres Magetan berharap soliditas antarinstansi semakin kuat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya di kawasan rawan.

    “Penanganan bencana harus dilakukan secara terpadu, profesional, dan humanis. Ini bukan sekadar tugas instansi pemerintah, tapi wujud panggilan kemanusiaan untuk melindungi masyarakat,” tutup Kompol Dodik Wibowo. [fiq/beq]