Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Badan Geologi Sebut Lokasi Longsor Cilacap Masuk Zona Gerakan Tanah Menengah

    Badan Geologi Sebut Lokasi Longsor Cilacap Masuk Zona Gerakan Tanah Menengah

    Badan Geologi Kementerian ESDM menebutkan informasi terkahir yang diterima soal dampak gerakan tanah atau tanah longsor terjadi di dua dusun, yaitu Tarukahan dan Cibaduyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada hari Kamis, 13 November 2025 pukul 20.00 WIB dengan koordinat diperkirakan 7.290648 derajat S, 108.742234 derajat E.

    Berdasarkan info Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD dan media massa, akibat kejadian tersebut 47 korban terdiri dari 3 orang meninggal dan diperkirakan setidaknya 21 orang hilang dan masih dalam pencarian serta 26 selamat.

    “Akibat kejadian itu diketahui aliran listrik dan sinyal juga ikut putus. Update korban masih berlanjut, pencarian 21 orang hilang akibat longsor di Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dilanjutkan pada Jumat (14/11/2025) mulai pukul 08.00 WIB,” tutur Wafid.

    Bencana gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran atau gelinciran bahan rombakan bertipe rotasional.

    Dilansir Liputan6, longsor yang melanda Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis malam, menyebabkan puluhan orang dilaporkan hilang, dan dua orang ditemukan meninggal dunia. Tim SAR sampai saat ini masih terus melakukan pencarian korban.

    “Pagi ini, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi dan pencarian. Masih ada 21 warga yang dalam pencarian,” kata Camat Majenang Aji Pramono di Cilacap, Jumat (14/11/2025).

    Aji juga mengatakan tanah longsor yang melanda Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terjadi pada Kamis (13/11/2025), sekitar pukul 20.00 WIB

    Longsor Cilacap berdampak terhadap 28 warga, dua orang di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, lima orang ditemukan dalam kondisi selamat, dan 21 orang dalam pencarian.

    Ia menduga tanah longsor tersebut sebagai dampak dari hujan lebat yang terjadi sejak akhir pekan lalu.

    “Kalau kemarin hujannya normal. Ini (longsor) mungkin dampak dari hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari sebelumnya, terakumulasi, sehingga tanah tidak mampu menahan beban,” kata Aji.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan dua korban yang ditemukan meninggal dunia terdiri atas Julia (20) dan Maya (15), warga Dusun Tarukahan.

    Menurut dia, di Dukuh Tarukahan terdapat tujuh korban yang masih dalam pencarian, yakni Yuni, Nina, Fani, Fatin, Lilis, Danu, dan seorang balita anak Lilis.

     

  • Kabar Terbaru Jumlah Korban Longsor Cilacap

    Kabar Terbaru Jumlah Korban Longsor Cilacap

    Cilacap, Beritasatu.com – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban bencana longsor di Dusun Tarukahan (worksite B) dan Dusun Cibuyut (worksite A), Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, memasuki hari kedua.

    Tim SAR Gabungan melakukan penyisiran di dua lokasi terdampak hingga akhirnya menghentikan sementara operasi pada Jumat (14/11/2025) pukul 17.00 WIB untuk evaluasi dan perencanaan lanjutan.

    Berdasarkan data sementara Jumat (14/11/2025) hingga pukul 17.00 WIB, berikut rekapitulasi korban di dua titik pencarian:

    A. Dusun Tarukahan 
        •    Selamat: 15 orang
        •    Meninggal dunia: 3 orang
        •    Dalam pencarian: 6 orang
        •    Total: 24 orang

    B. Dusun Cibuyut 
        •    Selamat: 8 orang
        •    Meninggal dunia: 0
        •    Dalam pencarian: 14 orang
        •    Total: 22 orang

    Total keseluruhan korban: 46 orang
        •    Selamat: 23 orang
        •    Meninggal dunia: 3 orang
        •    Dalam pencarian: 20 orang

    Sebanyak 20 orang masih belum ditemukan dan terus menjadi fokus utama pencarian.

    Pada pukul 10.53 WIB, Tim SAR Gabungan menemukan satu korban bernama Yuni dalam kondisi meninggal dunia yang berada di area worksite B. Jenazah kemudian dievakuasi ke RSUD Majenang untuk penanganan lebih lanjut. Temuan ini menambah daftar korban sesuai rekapitulasi sementara.

    Seluruh personel mengikuti briefing untuk mengevaluasi jalannya operasi hari ini. Penutupan sementara dilakukan guna memastikan kesiapan tim dan peralatan sebelum operasi kembali dilanjutkan.

    Operasi SAR dijadwalkan kembali berjalan Sabtu (15/11/2025) besok mulai pukul 07.00 WIB dengan strategi pencarian yang telah disesuaikan berdasarkan kondisi lapangan dan hasil evaluasi.

  • 21 Warga Masih Hilang Akibat Longsor Cilacap, Tim SAR Diadang Tanah Bergerak

    21 Warga Masih Hilang Akibat Longsor Cilacap, Tim SAR Diadang Tanah Bergerak

    CILACAP – Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan yang dikoordinasi Kantor SAR Cilacap berjibaku mencari puluhan warga yang dilaporkan hilang akibat bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kondisi medan yang terjal dan tanah yang masih bergerak menjadi tantangan utama.

    Tanah longsor menerjang Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, pada Kamis (13/11), sekitar pukul 20.00 WIB. Kejadian ini disinyalir merupakan dampak akumulasi hujan lebat yang terjadi sejak beberapa hari sebelumnya.

    Camat Majenang, Aji Pramono, mengonfirmasi bahwa tim SAR kembali melanjutkan operasi pencarian pagi ini, Jumat. Total ada 28 warga yang terdampak, dua ditemukan meninggal dunia, dan lima selamat.

    “Pagi ini, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi dan pencarian. Masih ada 21 warga yang dalam pencarian,” kata Aji Pramono di Cilacap, Jumat.

    Akumulasi Hujan Bikin Tanah Tak Mampu Menahan Beban

    Aji menduga longsor ini bukan murni akibat hujan semalam, melainkan dampak akumulatif dari curah hujan tinggi yang telah terjadi sejak akhir pekan lalu.

    “Kalau kemarin hujannya normal. Ini (longsor) mungkin dampak dari hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari sebelumnya, terakumulasi, sehingga tanah tidak mampu menahan beban,” jelasnya.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Budi Setyawan, menyebut dua korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi adalah Julia (20) dan Maya (15), warga Dusun Tarukahan.

    Di Dukuh Tarukahan, tujuh korban masih dalam pencarian, termasuk Yuni, Nina, Fani, Fatin, Lilis, Danu, dan seorang balita anak Lilis. Sementara di Dusun Cibuyut, 14 korban, yang terdiri dari beberapa keluarga, juga masih dicari, termasuk Rastum, Rahma, Aca, Cahyanto, dan keluarga Dani (istri dan dua anak).

    12 Rumah Rusak, Tanah Masih Bergerak

    Dampak kerusakan material juga signifikan. Pendataan sementara BPBD menunjukkan longsor merusak 12 rumah dan mengancam 16 rumah lainnya di wilayah tersebut.

    Budi Setyawan mengimbau masyarakat untuk menjauhi area rawan karena kondisi tanah masih belum stabil.

    “Warga di zona rawan telah dievakuasi. Tanah masih bergerak di sejumlah titik sehingga kami meminta warga menjauhi area dan mengikuti arahan petugas,” kata Budi.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, menambahkan bahwa proses pencarian dilakukan secara manual karena tantangan medan yang berat.

    “Tim langsung melakukan asesmen dan menyusun rencana pergerakan. Pencarian terus dilakukan meski kondisi medan cukup menantang,” ujarnya.

    Data korban dan kerusakan diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan upaya evakuasi yang dilakukan tim gabungan.

  • Dikeroyok Warga, Pemuda di Muara Enim Hilang Terbawa Arus Sungai
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 November 2025

    Dikeroyok Warga, Pemuda di Muara Enim Hilang Terbawa Arus Sungai Regional 11 November 2025

    Dikeroyok Warga, Pemuda di Muara Enim Hilang Terbawa Arus Sungai
    Tim Redaksi
    MUARA ENIM, KOMPAS.com
    – Seorang pemuda bernama Junaidi (30) hilang setelah hanyut terbawa arus sungai di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
    Peristiwa tersebut terjadi setelah Junaidi bersama dua rekannya datang ke desa itu untuk menjual sepeda motor. Saat calon pembeli memeriksa kendaraan, Junaidi menyalakan sepeda motor. Suara knalpot kemudian memicu kemarahan dua warga yang menghampiri mereka.
    “Sempat terjadi
    perkelahian
    antara korban bersama dua orang temannya dengan warga setempat. Dikarenakan kalah jumlah, korban dan kedua temannya melarikan diri dengan cara melompat ke sungai,” kata Kepala Kantor
    SAR Palembang
    Raymond Konstantin, dalam keterangan tertulis, Selasa (11/11/2025).
    Dua rekan Junaidi berhasil menyelamatkan diri setelah berenang menyeberangi sungai. Namun, Junaidi tidak muncul kembali dan diduga
    tenggelam
    .
    “Kami mendapatkan laporan dari warga atas peristiwa tersebut langsung mengirimkan tim untuk melakukan pencarian,” ujarnya.
    Tim SAR gabungan membagi pencarian menjadi dua Search And Rescue Unit (SRU).

    SRU satu melakukan penyisiran aliran
    Sungai Musi
    menggunakan perahu karet dan perahu masyarakat sejauh dua kilometer ke arah timur serta melakukan manuver perahu pada titik-titik yang dicurigai.
    “Manuver ini dimaksudkan untuk menciptakan gelombang air yang dapat mengangkat benda-benda yang berada di dalam air termasuk korban yang kemungkinan ada di dalamnya. Sampai sekarang proses pencarian masih berlangsung,” ungkap Raymond.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencarian Lansia Hanyut di Sungai Brantas Kediri Dihentikan Sementara Karena Cuaca Buruk

    Pencarian Lansia Hanyut di Sungai Brantas Kediri Dihentikan Sementara Karena Cuaca Buruk

    Kediri (beritajatim.com) – Operasi pencarian terhadap Sihman, lansia berusia 74 tahun yang dilaporkan hanyut di Sungai Brantas, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pada Minggu (9/11/2025), masih belum membuahkan hasil hingga Senin (10/11/2025). Pencarian yang dilakukan sejak pagi terpaksa dihentikan sementara akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

    Kapolsek Ngadiluwih AKP Agung Saifudin menyampaikan, hujan deras membuat tim gabungan tidak bisa melanjutkan penyisiran di aliran sungai hingga sore hari. “Kondisi hujan, kegiatan hari ini dari tim SAR sementara dihentikan,” ujarnya.

    Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Kediri, Heri Saputro, menjelaskan bahwa pencarian melibatkan sekitar 30 personel dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, Basarnas, BPBD Kabupaten Kediri, serta relawan dari Wana Rescue, ORARI, dan KAPI. Pencarian hari ini difokuskan pada area sekitar Taman Brantas hingga kawasan tambangan Dusun Pagak, Desa Bangle, lokasi awal dugaan korban hanyut.

    “Pencarian tetap kita mulai dari TKM-nya (Tempat Kejadian Musibah) atau di tambangan Pak RT. Sementara tadi berputar di sebelahnya, di sekitar Taman Brantas,” terang Heri.

    Selama pencarian, tim sempat menemukan bangkai yang sempat diduga sebagai korban pada jarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian. Namun setelah diperiksa, bangkai tersebut ternyata adalah kambing. “Tadi ada di sebelah kurang lebih satu kilo dari TKM-nya. Itu ada bangkai, ternyata hanya bangkai kambing saja,” tambahnya.

    Untuk mendukung operasi pencarian, dua unit perahu karet (LCR) dikerahkan, masing-masing dari Basarnas dan BPBD Kabupaten Kediri. Selain itu, tim SAR juga berkoordinasi dengan pihak Bendungan Paron Turi serta petugas di wilayah hilir seperti Nganjuk, Jombang, dan Mojokerto, guna mengantisipasi kemungkinan korban terbawa arus hingga jauh.

    “Kita sudah koordinasi di tambangan dan Bendungan Paron Turi, serta dengan petugas di bawahnya, termasuk wilayah Nganjuk, Jombang, dan Mojokerto. Jika ada temuan jenazah, akan segera dikabarkan ke kami,” jelas Heri.

    AKP Agung menegaskan bahwa operasi pencarian akan terus dilakukan setiap hari hingga korban ditemukan. “Operasi pencarian tiap hari sampai jam 16.00 WIB tergantung cuaca. Setelah itu dilanjutkan evaluasi dari tim,” ujarnya.

    Diketahui sebelumnya, Sihman dilaporkan hilang setelah diduga tercebur ke Sungai Brantas di area penyeberangan tambangan Dusun Pagak, Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih, pada Minggu (9/11/2025) pagi.

    Sekitar pukul 10.30 WIB, korban terlihat mengendarai sepeda angin merek Polygon warna silver dari arah timur ke barat. Saat melintasi jalan menurun menuju tambangan, diduga rem sepeda tidak berfungsi hingga korban terjatuh ke sungai.

    Dua pengemudi perahu penyeberangan di sisi barat sempat melihat korban terbawa arus deras sejauh sekitar 250 meter dari titik jatuh, sementara warga lain mengaku mendengar teriakan minta tolong dari arah sungai. Tim SAR kini terus berupaya melacak keberadaan korban di sepanjang aliran Sungai Brantas. [nm/ian]

  • 2 Mahasiswa Politeknik Indramayu yang Hilang Saat Rafting Ditemukan Meninggal Dunia

    2 Mahasiswa Politeknik Indramayu yang Hilang Saat Rafting Ditemukan Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Jakarta – Setelah dua hari dilakukan pencarian, dua mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu yang hilang terseret arus saat kegiatan rafting di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, akhirnya ditemukan meninggal dunia oleh Tim SAR Gabungan.

    Komandan Tim Rescue Pos SAR Cirebon Edy Sukamto menjelaskan, korban pertama atas nama Agung Septiadi (20) ditemukan pada Minggu malam (9/11/2025) pukul 21.50 WIB dalam kondisi meninggal dunia, sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian awal.

    Sementara korban kedua, Lana Wiratno (21), ditemukan pada Senin dini hari (10/11/2025) pukul 01.05 WIB, sekitar 5 kilometer dari titik awal kejadian.

    “Keduanya langsung dievakuasi ke RSUD Indramayu untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Edy, Senin (10/11/2025).

    Dengan ditemukannya kedua korban, operasi pencarian resmi dinyatakan selesai dan ditutup. Seluruh unsur SAR yang terlibat, antara lain Pos SAR Cirebon, Polair Polres Indramayu, dan Potensi SAR Indramayu, telah kembali ke satuan masing-masing.

    Sebelumnya, pada Sabtu 8 November 2025, tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu melakukan kegiatan rafting dari Bendungan Legok. Saat melintasi Bendungan Karet Bangkir, perahu yang mereka tumpangi terhempas arus sungai hingga lima orang terjatuh.

    Lima mahasiswa berhasil diselamatkan, sementara dua lainnya, Agung dan Lana, sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

     

    Universitas Sofia di Bulgaria resmi memasukkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib dipelajari oleh mahasiswa-nya.

  • 2 Mahasiswa Polindra Hilang Saat Rafting di Sungai Cimanuk, Kampus: Kegiatan Tanpa Izin
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2025

    2 Mahasiswa Polindra Hilang Saat Rafting di Sungai Cimanuk, Kampus: Kegiatan Tanpa Izin Regional 9 November 2025

    2 Mahasiswa Polindra Hilang Saat Rafting di Sungai Cimanuk, Kampus: Kegiatan Tanpa Izin
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Dua mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) masih hilang setelah tenggelam saat kegiatan rafting di Sungai Cimanuk, tepatnya di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejak Sabtu (8/11/2025).
    Dari tujuh mahasiswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, lima orang berhasil diselamatkan. Sementara dua lainnya, Agung dan Muhammad Lana Wiratno, hingga kini belum ditemukan. Para korban selamat masing-masing bernama Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir.
    Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan
    Polindra
    , Ade Syarif, mengatakan bahwa kegiatan
    rafting
    tersebut dilakukan tanpa seizin kampus.
    “Kebetulan saya merupakan Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, setelah ditelusuri bahwa kegiatan ini di luar izin dari Polindra. Kami dari kampus bahkan tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut,” ujar Ade saat ditemui di lokasi pencarian, Minggu (9/11/2025).
    Menurut Ade, setiap kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa seharusnya melalui prosedur izin resmi kepada pembina dan diteruskan ke pihak manajemen kampus. Namun, pihaknya tidak menemukan adanya pengajuan izin untuk kegiatan rafting ini.
    “Kampus baru mengetahui kegiatan tersebut Sabtu sore setelah ramai pemberitaan,” katanya.
    Ade membenarkan bahwa perahu karet yang digunakan dalam kegiatan itu merupakan sarana milik kampus. Perahu tersebut sebelumnya disiapkan untuk keperluan bantuan penanganan banjir.
    “Perahu karet tersebut saat itu sebenarnya dibeli untuk diperuntukkan sebagai bantuan kemanusiaan saat banjir. Di luar itu, perahu tidak dipakai untuk kegiatan lainnya,” ujar dia.
    Pihak kampus saat ini belum dapat meminta keterangan kepada para mahasiswa yang selamat karena kondisi mereka masih syok.
    Pada kesempatan yang sama, Ade juga menyebutkan bahwa satu dari tujuh orang dalam rombongan rafting tersebut bukan lagi mahasiswa aktif Polindra.
    “Satu orang sudah drop out, jadi yang masih berstatus mahasiswa ada enam orang,” kata Ade.
    Pihak kampus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap dua mahasiswa yang masih hilang dapat segera ditemukan. Ia juga mengapresiasi upaya
    Tim SAR
    Gabungan dalam proses pencarian.
    “Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Tim SAR karena sudah berupaya melakukan pencarian, semoga dua mahasiswa kami secepatnya bisa ditemukan,” ujarnya.
    Pencarian dua korban saat ini memasuki hari kedua, namun hingga kini belum membuahkan hasil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Mahasiswa Polindra Terjebak Pusaran Cimanuk
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        9 November 2025

    Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Mahasiswa Polindra Terjebak Pusaran Cimanuk Bandung 9 November 2025

    Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Mahasiswa Polindra Terjebak Pusaran Cimanuk
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Seorang saksi mata menceritakan detik-detik kejadian saat pusaran air menggulung tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) di Sungai Cimanuk, tepatnya di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Sabtu (8/11/2025) siang.
    Saksi tersebut bernama Junedi, berusia empat puluh delapan tahun, penjaga
    Bendungan Karet
    yang saat kejadian mendapat laporan adanya perahu karet terjebak di pusaran air.
    Junedi mengatakan ia langsung menuju lokasi dan mendapati perahu yang ditumpangi para mahasiswa sudah berada di tengah pusaran air dan tidak dapat keluar. Dari penglihatannya, hanya tiga orang yang terlihat masih berada di atas perahu dan berusaha tetap bertahan.
    “Waktu saya tiba, perahu karet mahasiswa itu sudah ada di tengah (terjebak di pusaran air). Yang saya lihat itu ada 3 orang, perempuan 2, laki-laki 1,” ujar dia saat ditemui Kompas.com di lokasi, Minggu (9/11/2025).
    Ia menyebut, perahu tersebut terjebak kurang lebih lima puluh menit. Kondisi arus yang deras membuatnya tidak memungkinkan untuk terjun membantu.
    Menurut dia, suara teriakan minta tolong dari para korban terdengar samar dari tepi sungai.
    Rekan Junedi yang juga penjaga bendungan kemudian memompa pintu bendungan agar tertutup. Setelah aliran air mereda, perahu akhirnya terlepas dan mengarah ke tepian sungai sebelum ditolong warga.
    Belakangan diketahui, total terdapat tujuh mahasiswa yang menjadi korban. Mereka sebelumnya disebut tengah mengikuti kegiatan rafting di
    Sungai Cimanuk
    . Lima mahasiswa berhasil selamat, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.
    Korban selamat bernama Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir. Sedangkan dua mahasiswa yang masih hilang adalah Agung dan Muhammad Lana Wiratno.
    “Saya waktu kejadian juga panik, bingung harus apa. Awal tahu saya dikabarin teman,” ujar Junedi.
    Ia berharap kedua korban yang hilang dapat segera ditemukan.
    Proses pencarian kini memasuki hari kedua. Tim SAR Gabungan dari Basarnas, Sat Polairud Polres
    Indramayu
    , BPBD, Tagana, hingga relawan potensi SAR masih menyusuri aliran Sungai Cimanuk untuk mencari korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petani Dilaporkan Hilang Dua Hari, Tim SAR Sibuk Mencari Ternyata Ditemukan Tak Jauh dari Kebunnya

    Petani Dilaporkan Hilang Dua Hari, Tim SAR Sibuk Mencari Ternyata Ditemukan Tak Jauh dari Kebunnya

    Liputan6.com, Makassar – Setelah dua hari dinyatakan hilang secara misterius, Sondak (40), warga Lamasi Hulu, Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat oleh tim SAR gabungan pada Sabtu (8/11/2025) sore.

    Koordinator Unit Siaga SAR Palopo, Rifman, mengatakan pencarian hari kedua membuahkan hasil positif setelah dilakukan penyisiran intensif di sekitar kawasan pegunungan Dusun Parembonan, Desa Walenrang. Sondak ditemukan dalam kondisi sehat, sekitar tiga kilometer dari lokasi kebunnya.

    “Korban yang bernama Sondak kami temukan dalam keadaan selamat dan sehat. Ia berada sekitar tiga kilometer dari kebunnya. Setelah ditemukan, korban langsung kami serahkan kepada pihak keluarga,” ujar Rifman.

    Dalam operasi pencarian hari kedua, sebanyak 38 personel tim SAR gabungan dikerahkan dan dibagi menjadi empat Search and Rescue Unit (SRU).

    Pencarian dimulai dari titik awal di sekitar kebun yang menjadi lokasi terakhir korban diketahui. Tim menyisir area sejauh 500 meter ke berbagai arah dengan berjalan kaki, menembus hutan lebat dan medan terjal yang licin akibat hujan.

    “Pagi ini kami membagi empat SRU untuk memperluas jangkauan pencarian, dimulai dari lokasi kebun di mana kemarin korban hendak meninjau lahan,” jelas Rifman.

  • Rafting di Bendungan Karet Bangkir, Dua Mahasiswa Hilang Terseret Arus

    Rafting di Bendungan Karet Bangkir, Dua Mahasiswa Hilang Terseret Arus

    Liputan6.com, Indamayu – Tim SAR gabungan tengah melakukan pencarian terhadap dua mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu yang hilang terseret arus saat kegiatan rafting di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Sabtu siang (8/11/2025).

    Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan sekitar pukul 12.30 WIB dan langsung mengerahkan satu tim rescue dari Pos SAR Cirebon menuju lokasi kejadian.

    “Berdasarkan laporan, tujuh mahasiswa melakukan rafting dari Bendungan Legok. Saat melewati Bendungan Karet Bangkir, perahu mereka terhempas arus sungai hingga lima mahasiswa terjatuh,” kata Ade Dian.

    Dari tujuh mahasiswa tersebut, tiga berhasil menyelamatkan diri, dua masih bertahan di perahu, dan dua lainnya terseret arus dan belum ditemukan.

    Pencarian dilakukan bersama unsur Polair Polres Indramayu dan Potensi SAR setempat. Hingga kini, tim gabungan masih berupaya menyusuri aliran sungai untuk menemukan kedua korban.