Kementrian Lembaga: SKK Migas

  • Medco Pamer Capaian 45 Tahun, Perkuat Portofolio Migas dan Energi Bersih

    Medco Pamer Capaian 45 Tahun, Perkuat Portofolio Migas dan Energi Bersih

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pamer peran mendukung ketersediaan energi dan transisi energi rendah karbon selama 45 tahun beroperasi di Indonesia. 

    Direktur & Chief Administrative Officer MedcoEnergi Amri Siahaan mengatakan, bersama SKK Migas, Medco E&P menjalankan peran strategis dalam memastikan pasokan energi yang andal bagi industri dan masyarakat.

    Menurutnya, sejak berdiri pada 1980, MedcoEnergi telah berevolusi dari perusahaan pengeboran migas nasional menjadi pelaku energi terintegrasi yang mencakup sektor migas, energi terbarukan, serta pertambangan tembaga dan emas. 

    “Kami bersyukur dan bangga dapat berkiprah selama 45 tahun dan terus berkontribusi bagi kemandirian energi Indonesia. Penguatan portofolio migas dan ketenagalistrikan menjadi pondasi bagi pertumbuhan energi yang berkelanjutan,” ujar Amri dalam acara Media Briefing di Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Sabtu (15/11/2025).

    Dia menyebut, 2025 menjadi momentum penting Perseroan untuk memperkuat portofolio di bidang energi baik hulu migas maupun ketenagalistrikan. 

    Sepanjang 2025, Medco E&P mencatat sejumlah capaian penting, antara lain keberhasilan pengembangan lapangan migas Forel dan Terubuk di South Natuna Sea Block B, penyelesaian akuisisi 24% Participating Interest (PI) di Corridor PSC dari Repsol E&P S.à r.l., serta pengambilalihan 45% PI sekaligus hak pengelolaan (operating interest) di Sakakemang PSC. 

    Amri mengatakan, langkah strategis ini memperluas portofolio migas Perseroan di wilayah Sumatera bagian selatan yang sebelumnya telah mencakup blok Rimau, South Sumatra, Lematang, dan Corridor.

    Transisi Energi dan Pengembangan Energi Bersih

    Di sisi keberlanjutan, Medco E&P berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca lebih dari 1,5 juta ton CO2e dibandingkan base year 2019, hasil dari efisiensi operasi dan program dekarbonisasi berkelanjutan.

    “Kami memperkuat portofolio migas nasional dengan proyek bernilai tinggi dan sekaligus mempercepat pengembangan energi rendah karbon. Arah ini memperkokoh posisi MedcoEnergi sebagai perusahaan Indonesia yang kompetitif di tingkat regional,” ucap Amri.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Medco Power Indonesia Eka Satria mengatakan bahwa melalui anak perusahaannya, PT Medco Power Indonesia, perseroan juga mencatat kemajuan dalam pengembangan energi bersih. 

    Dia mengatakan, tahun ini Medco Power berhasil menyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya East Bali berkapasitas 25 MWp di Bali, serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ijen Tahap I berkapasitas 35 MW yang mulai beroperasi di kuartal I 2025. 

    Kedua proyek ini diresmikan Presiden RI dan merupakan komitmen MedcoEnergi memperluas bauran energi rendah karbon nasional. Medco Power juga menambah kapasitas listrik sistem Batam–Bintan sebesar 39 MW lewat pengoperasian Pembangkit Listrik Combined Cycle (CCPP) Add-On di Tanjung Uncang, pada November 2025.

    “Potensi energi bersih Indonesia sangat besar. Kami percaya kolaborasi lintas sektor merupakan kunci. Melalui inovasi dan kemitraan strategis, kami terus menghadirkan energi hijau, efisien, inklusif — mendukung pertumbuhan ekonomi rendah karbon berkelanjutan.” ujar Eka.

    Dalam kesempatan yang sama, Heru Setyadi, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menegaskan pentingnya kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan media dalam menjaga kepercayaan publik terhadap sektor energi. 

    “Investasi hulu migas Indonesia pada semester I 2025 mencapai sekitar US$7,2 miliar, meningkat hampir 29 persen year-on-year. Capaian ini menunjukkan Indonesia tetap menjadi tujuan utama investasi energi, dan sinergi antara SKK Migas, KKKS, dan media sangat penting untuk memastikan tercapainya ketahanan energi nasional,” ujarnya. 

  • Pertamina Pionir Teknologi Multistage Fracturing Pertama di Indonesia

    Pertamina Pionir Teknologi Multistage Fracturing Pertama di Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan swasembada energi nasional sejalan dengan Asta Cita Pemerintah. Salah satu langkah strategis diwujudkan melalui inisiasi Project Multistage Fracturing (MSF).

    Proyek ini mendukung peningkatan produksi minyak dan gas yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan menjadikan Pertamina sebagai pionir penerapan teknologi Multistage Fracturing di Indonesia yang membuka peluang optimalisasi cadangan energi nasional secara lebih efisien.

    Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian Pertamina yang berhasil menjadi pionir dalam penerapan teknologi MSF di Indonesia. Menurutnya, keberhasilan ini menjadi bukti nyata kemampuan nasional dalam menguasai teknologi hulu migas yang selama ini banyak digunakan oleh perusahaan internasional.

    “Inovasi yang dilakukan Pertamina melalui teknologi Multistage Fracturing ini menjadi lompatan besar bagi industri hulu migas Indonesia. SKK Migas mendukung penuh langkah strategis peningkatan produksi untuk sekaligus memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri,” ujar Djoko, Sabtu (15/11/2025).

    Pada kunjungan kerjanya ke proyek MSF, pada Rabu (12/11/2025) di Riau, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan, langkah Inisiatif ini selaras dengan mandat Presiden Prabowo Subianto kepada Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga Pertamina, untuk terus berkolaborasi dan mewujudkan amanat serta tugas yang diberikan guna meningkatkan produksi nasional demi mencapai swasembada energi.

    “Pemerintah saat ini terus mendorong Pertamina untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi, salah satunya adalah semakin agresif meningkatkan produksi di hulu,” ujar Simon.

    Dia berharap operasi di bisnis Pertamina bisa semakin di scale-up, sehingga diharapkan performa lebih baik, efisien, dengan inovasi lebih baik dan mengutamakan aspek keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

    “Target tersebut akan terus diusahakan oleh Pertamina, dimana perusahaan akan melakukan banyak inisiatif agar produksi terus tumbuh,” jelas Simon.

    Menurutnya  upaya agresif tersebut juga memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Simon juga mengajak semua pihak terus bergandengan tangan memberikan dedikasi terbaik agar dapat memenuhi harapan rakyat dan bangsa untuk mendorong kedaulatan energi juga ketahanan energi yang berujung pada swasembada energi bagi Indonesia.

    “Saya apresiasi Perwira Pertamina dari Subholding Upstream, khususnya di PHR atas prestasi yang sudah ditorehkan pada saat ini. Terima kasih juga kepada anak-anak muda Indonesia yang terus berkontribusi memberikan karya terbaik untuk meningkatkan produksi migas nasional,” tutur Simon.

    Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Pertamina, Oki Muraza, menyampaikan bahwa proyek ini berhasil menurunkan biaya sekaligus meningkatkan efisiensi operasional pemboran dan komplesi sumur.

    “Melanjutkan keberhasilan di 2024, tahun ini PHR melanjutkan pengembangan sumur horizontal MSF menggunakan teknologi yang jauh lebih efisien: perforasi menggunakan eksplosif dan sistem one-run plug and perf setiap stage-nya menggunakan smart coiled tubing. Konfigurasi ini menjadi yang pertama di Indonesia, menandai terobosan signifikan dalam efisiensi waktu, logistik, dan biaya operasi MSF,” ujar Oki.

    Oki menambahkan, project MSF ini diharapkan dapat direplikasi di seluruh Pertamina Group, tentunya dalam rangka mengejar tercapainya swasembada energi nasional. Oki juga memberikan apresiasi kepada para Perwira PHR atas kolaborasi lintas fungsi dan lintas perusahaan yang berhasil merealisasikan proyek ini secara optimal.

    “Keberhasilan proyek ini menunjukkan kemampuan dan semangat inovasi anak bangsa dalam menguasai teknologi perminyakan berstandar global,” tambah Oki.

    MSF merupakan teknologi mutakhir di industri migas untuk meningkatkan produktivitas sumur dengan menciptakan beberapa rekahan di sepanjang sumur horizontal. Teknologi ini memungkinkan pengambilan cadangan minyak dan gas bumi secara maksimal dari satu sumur horizontal sehingga produksi dapat meningkat signifikan.

    Sebagai kelanjutan dari keberhasilan sumur MSF pertama di tahun 2024, implementasi MSF lanjutan dilakukan di sumur KB570, Lapangan Kotabatak, Zona Rokan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

    Sepanjang 2025, PHR menargetkan tajak beberapa sumur Horizontal Multistage Fracturing (HZ MSF) di Lapangan Kotabatak dan Balam South East. Pada 2026, target ini akan terus meningkat dan meluas, meliputi Lapangan Kotabatak, Bangko, dan Balam South East. Milestone pengembangan program HZ MSF diharapkan terus meningkat setiap tahun dengan cakupan lapangan yang lebih luas serta biaya pemboran yang semakin efisien.

    Pada 2026, Pertamina menargetkan replikasi ke beberapa sumur MSF lain di berbagai wilayah operasi untuk memastikan sektor hulu migas tetap aman, efisien, dan produktif, sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Baru 11 Blok Migas Bagi Jatah Saham 10% ke Daerah, 68 Masih Proses

    Baru 11 Blok Migas Bagi Jatah Saham 10% ke Daerah, 68 Masih Proses

    Bisnis.com, JAKARTA — SKK Migas mengungkapkan pengalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) 10% untuk pemerintah daerah (pemda) baru terealisasi di 11 wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas). Sementara itu, pengalihan PI 10% di 68 WK lainnya masih berproses.

    PI 10% adalah kepemilikan saham maksimum 10% dalam kontrak minyak dan gas yang wajib ditawarkan oleh kontraktor kepada badan usaha milik daerah (BUMD). Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 37 Tahun 2016 tentang Ketentuan Penawaran Participating Interest 10% Pada Wilayah Kerja Minyak Dan Gas Bumi.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, saat ini baru 11 WK yang telah melakukan pengalihan PI 10% kepada pemda, sedangkan 68 WK lainnya masih berprogres.

    “Dari 60-an WK yang disampaikan itu masih dalam proses 2%. Kemudian, 11 WK sudah selesai,” ucapnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (13/11/2025).

    Dia memerinci, 11 WK yang telah mengalihkan PI 10% itu adalah WK ONWJ kepada Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Barat. Lalu, WK Mahakam kepada Pemprov Kalimantan Timur, WK Siak kepada Pemprov Riau, WK Ketapang kepada Pemprov Jawa Timur, serta WK Sebuku kepada Pemprov Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.

    Berikutnya, WK Southeast Sumatra kepada Pemprov DKI Jakarta dan Lampung, WK Rokan kepada Pemprov Riau, WK Kampar kepada Pemprov Riau, WK West Madura Offshore kepada Pemprov Jawa Timur, WK Mahato kepada Pemprov Riau, dan WK Sanga-Sanga kepada Pemprov Kalimantan Timur.

    Sementara itu, untuk 68 WK yang masih berprogres mencakup 13 WK yang masih dalam tahap plan of development (PoD) I hingga gubernur menunjuk BUMD. Kemudian, 48 WK masih proses penawaran PI 10%, 3 WK masih tahap permohonan pengalihan, serta 4 WK dalam proses pengajuan kepada menteri ESDM.

    Untuk diketahui, pengalihan PI 10% kepada pemda bertujuan untuk meningkatkan peran serta nasional dan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam.

    Pengalihan PI 10% juga bertujuan mendorong transfer teknologi dan kapasitas bagi BUMD atau perusahaan nasional serta menjamin adanya keadilan distribusi manfaat ekonomi dari kegiatan migas.

  • Shell Bersiap Balik ke Hulu Migas RI, Bisnis SPBU Ikut Terpompa?

    Shell Bersiap Balik ke Hulu Migas RI, Bisnis SPBU Ikut Terpompa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Shell Plc kembali melirik peluang investasi di sektor hulu migas Indonesia setelah sempat hengkang beberapa tahun lalu. Raksasa migas asal Inggris itu tengah mengkaji prospek di sejumlah wilayah.

    Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto memberi bocoran bahwa Shell akan melakukan studi bersama atau joint study di lima prospek migas, baik di darat (onshore) maupun lepas pantai (offshore), dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec).

    Kelima prospek tersebut tersebar di wilayah Sulawesi Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Dua wilayah onshore, offshore Sulawesi Barat. Tiga wilayah offshore, Bali dan NTB,” ucap Djoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Djoko mengatakan bahwa Shell dan Kufpec melakukan joint study bersama dengan porsi 50:50. Proposal joint study tersebut diajukan kepada Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Dia menambahkan bahwa saat ini Ditjen Migas sedang mengevaluasi kepastian blok migas yang diminati Shell untuk dieksplorasi.

    Kabar kembalinya Shell ke sektor hulu migas RI telah berhembus sejak awal 2025. Kala itu, Shell disebut tengah menjajaki peluang di lapangan eksis, yang berarti perusahaan tersebut akan berinvestasi di wilayah kerja yang saat ini juga dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain. 

    Sebelumnya, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, & Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus menuturkan, Shell tertarik kembali ke sektor hulu migas Indonesia karena banyak temuan lapangan baru, terutama di area lepas pantai dan laut dalam (deepwater). Menurutnya, temuan tersebut relevan dengan kompetensi Shell, yakni pengeboran minyak lepas pantai dan laut dalam.

    “Dengan temuan semua yang ada, kami sangat berharap nanti di bulan November kami ajak lagi Shell untuk benar-benar hadir di Indonesia,” ucap Rikky dalam acara Bisnis Indonesia Forum, Kamis (9/10/2025).

    Dia menambahkan, Shell sempat ragu untuk kembali masuk ke sektor hulu migas RI. Namun, pihaknya berhasil meyakinkan perusahaan asal Eropa itu.

    Menurut Rikky, Shell akan kembali karena prospek migas di Tanah Air memiliki daya tawar yang cukup baik.

    “Kita punya daya tawar yang cukup baik. Kita akan tetap bertemu, dan jadi Shell kan juga banyak entitasnya, jadi ini tone positif bagi rekan-rekan,” ujarnya.

    Adapun, Shell sebelumnya memutuskan untuk hengkang dari salah satu megaproyek migas Tanah Air, Blok Masela. Pada 2023, 35% hak partisipasi Shell di Blok Masela resmi diambil alih oleh Pertamina dan Petronas.

    Niat Shell hengkang mengemuka sejak 2019 dan menyebabkan pengembangan Blok Masela tersendat. Shell menilai bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan sehingga prioritas pada proyek Lapangan Abadi Blok Masela ditinggalkan. Imbasnya, Inpex harus mencari mitra baru untuk menggarap blok tersebut. Proses divestasi Shell juga berlarut-larut hingga 4 tahun lamanya.

    Bisnis SPBU

    Sementara itu, di bisnis hilir, Shell memilih untuk melepaskan bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia.

    PT Shell Indonesia, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Shell Plc, bakal melepas bisnis SPBU ke perusahaan patungan baru (joint venture) antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group mulai 2026.

    Shell pun memastikan proses pengalihan kepemilikan SPBU yang tengah berjalan saat ini bukan disebabkan kondisi kelangkaan BBM yang terjadi sejak akhir Agustus 2025.

    Untuk diketahui, SPBU Shell tengah mengalami kekosongan stok BBM lantaran kuota impor mereka untuk tahun ini telah habis. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, kuota impor BBM untuk Shell pada 2025 mencapai 329.704 kiloliter (kl) untuk RON 92, 119.601 kl untuk RON 95, dan 38.674 kl untuk RON 98.

    Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mengantisipasi hasil positif dalam proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Menurutnya, semua pihak tetap berkomitmen dengan kesepakatan awal.

    “Tidak terdapat dampak pada proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Semua pihak tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut,” kata Susi kepada Bisnis, Minggu (28/9/2025).

    Dia menuturkan, pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada penerimaan persetujuan peraturan dan diharapkan selesai pada tahun 2026.

    Adapun, proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell diharapkan selesai pada 2026. Setelah itu, nantinya merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek.

    “Produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” kata Susi.

    Langkah Shell melepas bisnis SPBU ke Citadel dan Sefas telah diumumkan sejak Mei 2025 lalu. Pengalihan kepemilikan merupakan bagian dari strategi Shell untuk transformasi portofolio dan sejalan dengan komitmen Capital Markets Day Shell.  

    Untuk diketahui, bisnis SPBU Shell di Indonesia mencakup jaringan SPBU Shell dan kegiatan pasokan serta distribusi BBM. Saat ini Shell memiliki sekitar 200 lokasi SPBU di Indonesia di mana lebih dari 160 di antaranya dimiliki perusahaan dan terminal BBM di Gresik, Jawa Timur. 

    Pemilik baru Shell yakni Citadel Pacific adalah perusahaan yang mapan dan terdiversifikasi dengan kegiatan operasional di seluruh Asia-Pasifik. Citadel merupakan pemegang lisensi merek Shell di Guam, Saipan, Republik Palau, Makau, dan Hong Kong. 

    Sementara itu, Sefas Group adalah distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia.

    Meski demikian, Shell tak sepenuhnya melepas bisnis hilirnya di Indonesia. Shell tetap melihat Indonesia menjadi pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas Shell. Shell memiliki dan mengoperasikan pabrik pelumas dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun.

    Bahkan, saat ini sedang membangun pabrik manufaktur gemuk di Marunda yang akan memiliki kapasitas 12 kiloton per tahun. 

    Pada 2022, Shell mengakuisisi EcoOils yang memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia. Akuisisi EcoOils ini menambah portofolio bisnis bahan bakar rendah karbon Shell di kawasan tersebut.

  • Produksi minyak pada Desember 2025 diprediksi capai 625 ribu BOPD

    Produksi minyak pada Desember 2025 diprediksi capai 625 ribu BOPD

    Jadi, rata-rata total lifting minyak tahun ini (diperkirakan) 606-607 ribu BOPD atau melebihi target APBN

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto memperkirakan produksi minyak pada Desember 2025 dapat mencapai 625 ribu barel per hari atau barrels oil per day (BOPD).

    Sementara, rata-rata produksi tahun ini hingga 10 November 2025 (year to date) mencapai 606.020 BOPD atau telah melebihi target APBN 2025 sebanyak 605 ribu BOPD.

    “Mudah-mudahan bisa bertahan sampai dengan Desember, sehingga semua minyak yang diproduksi, yang ditampung di tangki-tangki sementara ini sebelum kapal tanker datang, kita kumpulkan sampai akhir Desember akan kita lifting. Prediksi pada Desember itu nanti produksi kita bisa 625 ribu BOPD,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu.

    Secara rinci, total produksi ytd per 10 November itu terdiri atas minyak 529.449 BOPD, kondensat 53.174 BOPD, natural gas liquids (NGL) 23.118 barrel per day (BPD), dan kondensat hilir dari DSLNG (PT Donggi Senoro LNG) 279 barrel of condensate per day (BCPD).

    Adapun outlook 2025, total produksi ditargetkan 608.100 BOPD dengan rincian minyak 530.600 BOPD, kondensat 53.900 BOPD, NGL 23.100 BPD, dan DSLNG 500 BCPD, serta total lifting diprediksi 607 ribu BOPD.

    “Jadi, rata-rata total lifting minyak tahun ini (diperkirakan) 606-607 ribu BOPD atau melebihi target APBN,” ungkap Djoko.

    Berdasarkan KKKS, produksi minyak dan kondensat (BOPD) per 10 November 2025 itu berasal dari ExxonMobil Cepu Ltd sebanyak 153.932, PT Pertamina Hulu Rokan 151.053, PT Pertamina EP 68.504, PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java 25.538, PT Pertamina Hulu Mahakam 23.559, PT Pertamina Hulu Energi Oses 17.180, Petrochina Internasional Jabung Ltd 13.212, Medco E&P Natuna Ltd 16.747, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga 13.209, lalu BP Berau Ltd 7.653.

    Untuk PT Bumi Siak Pusako sebesar 7.654, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur 7.634, Job Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi 7.039, Texcal Energy Mahato Inc 6.584, PC Ketapang II Ltd 5.282, Saka Indonesia Pangkah Ltd 5.583, PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang 5.044, PT Imbang Tata Alam 4.678, PT Medco E&P Rimau 4.123, Petrogas (Basin) Ltd 4.063, dan KKKS lainnya 34.352.

    Untuk produksi NGL (BPD), Petrochina Internasional Jabung Ltd capai 15.395, Saka Indonesia Pangkah Ltd 787, East Kal Group/PT Badak 2.821, PT Pertamina EP 817, Petrogas (Basin) Ltd 237, serta Jadestone Energy (Lemang) Pte Ltd 2.060.

    Untuk produksi kondensat hilir, hanya DSLNG sebanyak 279 BOPD.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Shell Incar Prospek Migas di Sulawesi hingga NTB

    Shell Incar Prospek Migas di Sulawesi hingga NTB

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala SKK Migas Djoko Siswanto memberi bocoran bahwa Shell Plc membidik sejumlah prospek migas di Sulawesi Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). 

    Dia mengatakan, Shell saat ini tengah melakukan joint study dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec). Joint study tersebut dilakukan untuk lima lapangan migas.

    Djoko tak memerinci nama kelima wilayah kerja (WK) migas yang dimaksud. Dia hanya menyebut, joint study dilakukan pada satu lapangan onshore di Sulawesi Barat dan satu offshore di Sulawesi Barat. Lalu, tiga wilayah offshore di Bali dan NTB.

    “Dua wilayah onshore, offshore Sulawesi Barat. Tiga wilayah offshore, Bali dan NTB,” ucap Djoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Sebelumnya, Djoko juga mengatakan bahwa Shell dan Kufpec melakukan joint study bersama dengan porsi 50:50.

    “Dia sudah join sama Kufpec 50:50, dia mengajukan proposal ke Ditjen Migas [Kementerian ESDM]. Ada dua offshore, tiga onshore, kalau tidak salah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Dia menambahkan bahwa saat ini Ditjen Migas sedang mengevaluasi kepastian WK migas yang diminati Shell untuk eksplorasi.

    Kabar kembalinya Shell ke sektor hulu migas RI telah berhembus sejak awal 2025. Shell disebut tengah menjajaki peluang di lapangan WK eksis, yang berarti perusahaan tersebut akan berinvestasi di wilayah kerja yang saat ini juga dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain. Saat itu, SKK Migas masih mengurusi evaluasi minat area yang dikaji Shell.

    Belakangan, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, & Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus memberi sinyal bahwa Shell bakal kembali berinvestasi di hulu migas RI pada November 2025.

    Rikky menuturkan, Shell tertarik kembali ke sektor hulu migas Indonesia karena banyak temuan lapangan baru, terutama di area lepas pantai dan laut dalam (deepwater). Menurutnya, temuan tersebut relevan dengan kompetensi Shell, yakni pengeboran minyak lepas pantai dan laut dalam.

    “Dengan temuan semua yang ada, kami sangat berharap nanti di bulan November kami ajak lagi Shell untuk benar-benar hadir di Indonesia,” ucap Rikky dalam acara Bisnis Indonesia Forum, Kamis (9/10/2025).

    Dia menambahkan, Shell sempat ragu untuk kembali masuk ke sektor hulu migas RI. Namun, pihaknya berhasil meyakinkan perusahaan asal Eropa itu.

    Menurut Rikky, Shell akan kembali karena prospek migas di Tanah Air memiliki daya tawar yang cukup baik.

    “Kita punya daya tawar yang cukup baik. Kita akan tetap bertemu, dan jadi Shell kan juga banyak entitasnya, jadi ini tone positif bagi rekan-rekan,” ujarnya.

  • Tolak Tambang Migas, Nelayan Pulau Kangean Demo Kapal Siesmik

    Tolak Tambang Migas, Nelayan Pulau Kangean Demo Kapal Siesmik

    Liputan6.com, Jakarta Masyarakat dan nelayan Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa di laut yang dijadikan objek kegiatan siesmik perusahan Kangean Energi Indonesia (KEI), Rabu 12 November 2025. Mereka meminta agar Perusahaan itu menghentikan aktivitasnya lantaran mengganggu kegiatan nelayan menangkap ikan serta akan berdampak buruk terhadap lingkungan.

    Masyarakat nelayan dengan menggunakan puluhan perahu mendatangi kapal milik PT KEI yang sedang melaksanakan kegiatan siesmik merupakan aksi ke enam kalinya, demonstrasi laut besar-besaran untuk menolak rencana tambang migas di multizona Pulau Kangean barat yang merupakan laut dangkal. Daerah itu selama in memang menjadi tumpuan nelayan menangkap ikan sebagai mata pencaharanya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

    “Dari rangkaian aksi menolak aktivitas seismik di perairan dangkal pulau kangean merupakan bentuk protes terhadap dampak sosial yang telah menimbulkan keresahan dan kekacauan yang baru-baru ini terus terjadi dan mengganggu ruang hidup masyarakat nelayan di kepulauan Kangean,” kata Ahmad Yani, Koordinator aksi Aliansi Nelayan Pulau Kangean kepada Liputan6.com.

    Yani menyatakan, masyarakat kepulauan Kangean juga tahu bahwa tambang Migas dapat merusak ekologis dari kegiatan tersebut, sehingga masyarakat yang pada umumnya nelayan tidak menghendaki adanya kegiatan tambang migas di daerahnya. Sebab jika terus dilanjutkan nantinya masyarakat yang akan dirugikan.

    “Kami minta hentikan rencana tambang Migas di laut dan didarat Kepulauan Kangean. lindungi lingkungan dan hak-hak masyarakat setempat yang telah diratifikasi dalam perubahan undang-undang nomer 32 tahun 2019,” ucapnya.

    Selain itu, Masyarakat menuntut pihak Syahbandar Kangean untuk tidak memberikan izin pada kapal-kapal yang terindikasi kapal survei seismik 3D berlabuh di perairan setempat. Bahkan ia juga meminta pihak Perusahaan agar bertanggungjawab terhadap kekisruhan sosial masyarakat Kangean agar dikembalikan dalam keadaan damai dan tenteram.

    “Kami menuntut Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudi agar mengintruksikan segera hentikkan dan angkat kaki kapal-kapal survei seismik 3D yang berlabuh di perairan Kangean. Dan juga kami mendorong Menteri Kelautan dan Perikanan untuk bertindak, mengawasi, dan mengaudit PT KEI yang berniat memproduksi pertambangan Migas di pulau ini yang tergolong dalam pulau kecil,” kata Yani.

    Bahkan ia juga menuntut Menteri ESDM untuk segera memanggil SKK Migas dan memerintahkan segala aktivitas yang sekarang berlangsung di perairan kangean Dangkal untuk segera dihentikan.

    Aksi nelayan masih terus berlangsung sembari menunggu kesepakatan nelayan dengan nahkoda kapal, karena kapal seismik hari ini pukul 15.00 Wib akan keluar dari kepulauan Kangean. Jika tidak keluar dari pulau tersebut, nelayan yang masih berada di pesisir pantai akan kembali mendatangi kapal seismik.

    Sementara Manajer Public and Government Affairs (PGA) KEI, Kampoi Naibaho, mengaku bahwa pihaknya menghormati perbedaan pendapat dengan beberapa masyarakat Kangean yang menolak survei seismik. Dan selama ini ia terus berusaha melakukan sosialisasi dan pemahaman serta pendekatan kepada mereka.

    “Kami terbuka untuk ruang dialog yang berimbang, karena kami menaati hukum dan kegiatan survei seismik (bukan eksploitasi) yang kami jalankan sesuai aturan yang berlaku. Kami menjalankan kegiatan sesuai dengan komitmen kami dengan pemerintah dalam mencari potensi Migas guna mendukung program ketahanan energi. Kami mematuhi keputusan pemerintah,” katanya kepada Liputan6.com.

  • Probabilitas ditemukan migas dari kegiatan eksplorasi capai 30 persen

    Probabilitas ditemukan migas dari kegiatan eksplorasi capai 30 persen

    Di Indonesia yang tadi indeksnya adalah 1 banding 10, sekarang sudah 30 persen. Jadi, probabilitas untuk ditemukannya migas itu sudah 30 persen dari kegiatan eksplorasi…,

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengatakan, probabilitas ditemukan migas dari kegiatan eksplorasi sudah mencapai 30 persen.

    “Di Indonesia yang tadi indeksnya adalah 1 banding 10, sekarang sudah 30 persen. Jadi, probabilitas untuk ditemukannya migas itu sudah 30 persen dari kegiatan eksplorasi. Kalau misalnya kita ngebornya sumur 10, Insya Allah tiga discovery (ditemukan migas),” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu.

    Dalam kesempatan tersebut, dia melaporkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak cekungan migas yang belum dieksplorasi. Salah satu kendala yang menyebabkan hal tersebut terkait perizinan dan terutama anggaran eksplorasi.

    Saat ini, anggaran eksplorasi masih hanya sekitar lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Padahal, pihaknya mengaku sudah berusaha memperbaiki aspek fiskalnya.

    “Perizinan juga kita upayakan untuk mempersingkat dan mempercepat proses perizinan dan yang paling penting adalah anggaran untuk eksplorasi karena tidak satupun bank dalam negeri yang mau membiayai untuk eksplorasi karena risikonya besar,” ungkap Djoko.

    SKK Migas mengusulkan, di dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Migas yang sedang disusun, Indonesia bisa belajar dari Inggris melalui British Petroleum dan Malaysia melalui Petronas untuk mendanai kegiatan eksplorasi.

    Di Inggris, lanjutnya, pernah suatu ketika seluruh pendapatan dari hulu migas digunakan untuk eksplorasi, sehingga ditemukan ladang gas di kawasan Inggris Timur Laut yang cukup besar.

    Begitu pula dengan sebagian dari hasil Kontrak Bagi Hasil Petronas yang dipakai untuk kegiatan eksplorasi.

    “Di kita, beberapa tahun yang lalu produksi kita mencapai 1,6 juta (barel setara minyak per hari. Konsesi kita saat itu 600 ribu, sehingga kita ekspor 1 juta lebih kurang, maka kita menjadi negara OPEC (Organisasi Petroleum Exporter Country). Sekarang kebalikan, kita impor banyak, kita impor terus, kemudian impor LPG (Liquefied Petroleum Gas) cukup besar hampir 80 persen dan impor bensin,” ucap dia.

    “Alhamdulillah untuk solar kita sudah B30, B35. Nanti ke depan Pak Menteri (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia) sudah menyampaikan (bahwa) gak impor lagi solar. Tetapi bensin, Pak Menteri sudah menyampaikan, nanti akan ada bio etanol, bio fuel dan juga kendaraan listrik, hidrogen atau hibrid, dan sebagainya,” kata Kepala SKK Migas.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SKK Migas Usul Penerimaan Hulu Migas Dialihkan untuk Eksplorasi

    SKK Migas Usul Penerimaan Hulu Migas Dialihkan untuk Eksplorasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengusulkan agar seluruh penerimaan dari kegiatan hulu migas dapat dialokasikan untuk memperkuat kegiatan eksplorasi. Langkah ini dilakukan guna menggenjot cadangan dan produksi minyak dan gas nasional.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan anggaran untuk eksplorasi migas saat ini masih sangat terbatas. Ditambah lagi, tidak ada satupun bank dalam negeri yang mau membiayai kegiatan eksplorasi karena risikonya besar.

    Padahal tingkat keberhasilannya di Indonesia saat ini sudah meningkat dari 10 persen menjadi sekitar 30 persen. Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar Indonesia dapat meniru model pembiayaan yang diterapkan oleh Inggris dan Malaysia.

    “Kendalanya adalah anggaran, nah kami mengusulkan ke depan mungkin barangkali nanti ada pembahasan RUU, bagaimana belajar dari Inggris dan Malaysia, di sini ada BP dan ada Petronas,” ujar Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (12/11/2025).

    Djoko membeberkan di Inggris, pernah seluruh revenue hulu migasnya digunakan untuk eksplorasi hingga akhirnya ditemukan ladang gas besar di North Sea. Hal serupa juga dilakukan oleh Petronas di Malaysia, di mana sebagian hasilnya dikembalikan untuk kegiatan eksplorasi.

    Menurut Djoko Indonesia sejatinya pernah menjadi pengekspor minyak dan gas (migas) yang signifikan, bahkan pernah mengekspor hingga 1 juta barel per hari. Sementara kondisi saat ini beralih menjadi pengimpor yang cukup besar.

    “Di kita beberapa tahun yang lalu produksi kita mencapai 1,6-1,7 juta barel, konsumsi kita saat itu 600 ribu barel sehingga kita ekspor 1 juta barel lebih kurang maka kita menjadi negara OPEC,” katanya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Genjot Temuan & Produksi Minyak, RI Bakal Lelang 75 Blok Migas

    Genjot Temuan & Produksi Minyak, RI Bakal Lelang 75 Blok Migas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa akan ada sebanyak 75 wilayah kerja (WK) migas yang akan dilelang. Kegiatan lelang akan berlangsung pada tahun 2026-2027.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan bahwa pada tahun 2025 ini sedang dalam proses kegiatan 75 lelang Blok Migas dan selanjutnya akan dilakukan lelang pada tahun 2026-2027.

    Dia berharap, 100% investasi yang masuk berasal dari swasta atau non- Anggaran pendapatan Belanja Negara (APBN).

    “Nah kalau APBN bisa juga atau seluruh revenue dari hulu migas kita kembalikan untuk eksplorasi di 75 blok migas baru ataupun tadi 65 basin, kemungkinan kita akan discover yang cukup lumayan,” ungkap Djoko Siswanto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Rabu (12/11/2025).

    Pihaknya mencatat terdapat sebanyak 65 basin atau cekungan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia yang belum dieksplorasi. Di mana terdapat potensi-potensi yang bisa menghasilkan lapangan migas dengan cadangan yang besar.

    Dengan adanya potensi-potensi raksasa itu, Indonesia bisa memenuhi asta cita Presiden RI Prabowo Subianto terkait dengan swasembada energi. “Nah ini potensi-potensi yang kita bisa menemukan giant discovery, karena dengan inilah kita bisa kembali ke swasembada energi, bahkan 1,6 juta barel bisa kita capai kembali,” ungkap Djoko.

    Djoko menambahkan, butuh anggaran yang cukup besar untuk memenuhi pencapaian swasembada energi melalui eksplorasi cekungan migas itu.

    “Kalau kita tidak menemukan cadangan-cadangan baru yang besar, maka cepat atau lambat dari 1,6 juta sekarang tinggal 600, Pak. Ini kita harus melakukan eksplorasi. Karena yang lain-lain itu mempertahankan saja sudah bagus,” ungkap Djoko.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]