Kementrian Lembaga: SKK Migas

  • Pertamina EP dan RH Petrogas Segera Eksplorasi Migas di Papua Barat Daya

    Pertamina EP dan RH Petrogas Segera Eksplorasi Migas di Papua Barat Daya

    Bisnis.com, JAKARTA — pertamina EP dan RH Petrogas menyatakan kesiapannya untuk melakukan pengembangan dan eksplorasi sumur minyak baru di wilayah Sorong, Papua Barat Daya.

    Janji itu disampaikan usai kunjungan lapangan Menteri ESDM Bahlil lahadalia dan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto beberapa hari sebelumnya.

    Djoko mengingatkan bahwa saat ini Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) harus lebih fokus pada percepatan eksplorasi dan eksploitasi migas. Selain itu, KKKS juga harus menarik investor untuk meningkatkan cadangan migas Indonesia. 

    Di samping itu, SKK Migas juga berjanji memberikan insentif dan kemudahan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang akan melakukan eksplorasi dan eksploitasi.

    “Target kita adalah menaikan lifting, tidak ada yang lain. Ini sejalan dengan program dan Asta cita Presiden Prabowo-Gibran dan telah menjadi target Kementerian ESDM, kita akan kejar terus lifting sesuai target yang telah ditetapkan, “ kata Djoko melalui keterangan resmi diikuti Minggu (15/6/2025).

    President RH Petrogas Indonesia Ferry Hakim mengatakan, saat ini Wilayah Kerja Kepala Burung menghasilkan lebih dari 4.000 barel minyak per hari (BPH) dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per hari. 

    “Keseluruhan produk baik minyak mentah maupun gas dari Wilayah Kerja Kepala Burung diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dan ketahanan energi domestik,” jelas Ferry.

    Dia menyebut, Petrogas (Basin) Ltd. berencana akan melakukan tajak dua sumur eksplorasi yaitu sumur karim 1 dan NW klagagi-1 di Wilayah Kerja Kepala Burung untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru pada 2025. 

    Kemudian, pada 2026 akan dilakukan kegiatan eksplorasi lanjutan yaitu survey Onshore 3D Seismic Acquisition untuk mengevaluasi prospektifitas dan potensi cadangan migas di Wilayah Kerja Kepala Burung. 

    Selain itu, untuk mengoptimalkan produksi dari lapangan eksisting, juga direncanakan untuk dilakukan Walio Pilot EOR di Wilayah Kerja Kepala Burung, serta Matoa Huff & Puff di Wilayah Kerja Salawati.

    Sementara itu, Direktur Utama Regional Timur Indonesia Subholding Upstream Pertamina Muhamad Arifin menyampaikan, dukungan penuh dari pemerintah menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dan kontribusi Papua Field terhadap target produksi nasional.

    “Kunjungan Bapak Menteri ESDM menjadi penyemangat bagi seluruh insan Papua Field untuk terus berkarya dalam menjaga ketahanan energi nasional serta menjalankan operasi yang selamat, andal, dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Dalam upaya mendukung program Pemerintah meningkatkan produksi nasional, Pertamina EP Papua Field menargetkan 5 sumur eksplorasi dan 4 sumur pengembangan.

    Adapun 4 sumur eksplorasi telah selesai dikerjakan yaitu Markira (MKS)-001, Kembo (KMO)-001, Buah Merah (BMR)-001, North East Markisa(NEM)-001 dan 1 sumur eksplorasi Bintangur (BIT)-001 yang saat ini sedang proses serta 4 sumur pengembangan di Salawati (SLW-C4X, SLW-E6X, SLW-F2X, SLW-F3X).

    Saat ini, Pertamina EP zona 14 regional Indonesia Timur (Papua Field) mengelola lebih dari 100 sumur aktif dengan produksi minyak sebesar 800 BPH.

  • MedcoEnergi Capai Lifting Minyak 10.000 Barel Perdana dari Lapangan Migas Forel

    MedcoEnergi Capai Lifting Minyak 10.000 Barel Perdana dari Lapangan Migas Forel

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mengumumkan pencapaian lifting minyak perdana dari Lapangan Migas Forel di South Natuna Sea Block B. Produksi dari lapangan ini telah mencapai 10.000 barel minyak per hari (BOPD) dan ditampung di Floating Production Storage and Offloading (FPSO) Marlin Natuna sebelum dikapalkan.

    Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi Ronald Gunawan menuturkan FPSO Marlin Natuna merupakan proyek konversi kapal tanker pertama yang dikerjakan di Indonesia oleh anak bangsa. Adapun Lapangan Forel sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 16 Mei 2025. 

    “Keberhasilan lifting minyak perdana ini mencerminkan sinergi yang kuat antara Pemerintah, SKK Migas, dan tim MedcoEnergi,” ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (15/6/2025).

    Pemerintah sebelumnya meresmikan produksi perdana lapangan minyak Forel dan Terubuk. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

    Lapangan yang dikelola oleh Medco E&P Natuna Ltd bakal menambah produksi 20.000 barel minyak per hari sebagai bentuk kemampuan anak bangsa dalam mengelola industri migas secara mandiri.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung pun menyoroti pentingnya kandungan lokal dalam proyek ini. Dia menegaskan bahwa hampir seluruh fasilitas dan infrastruktur pendukung dalam kegiatan investasi Forel dan Terubuk dikerjakan oleh tenaga dan perusahaan dalam negeri dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang nyaris menyentuh angka 100%.

    Investasi besar pun mengiringi keberhasilan proyek ini. Yuliot menyebut bahwa proyek ini digarap oleh Medco EP Natuna dan total dana yang digelontorkan untuk pengembangan kedua lapangan tersebut mencapai hampir Rp10 triliun.

    “Untuk investasi yang dilakukan di Forel dan Terubuk dilakukan oleh Medco EP Natuna Energy, dengan adanya investasi oleh Medco ini total investasi yang dikucurkan itu hampir Rp10 triliun,” katanya. 

    Menurutnya, keberadaan fasilitas produksi ini akan memberikan kontribusi jangka panjang dalam memperkuat fondasi energi nasional di tengah tantangan global dan kebutuhan energi yang terus meningkat.

    “Tentu dengan adanya fasilitas ini akan memperkuat ketahanan energi kita ke depan,” ucapnya. 

  • Eksplorasi Sumur Minyak di Papua Barat Daya Dikebut

    Eksplorasi Sumur Minyak di Papua Barat Daya Dikebut

    Jakarta

    Dua perusahaan migas yang telah lama beroperasi di wilayah Sorong yaitu Pertamina EP dan RH Petrogas menyatakan kesiapannya untuk melakukan pengembangan dan eksplorasi sumur minyak baru di wilayah Sorong Papua Barat Daya.

    Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengatakan, saat ini KKKS harus lebih fokus pada percepatan eksplorasi dan eksploitasi migas, serta menarik investor untuk meningkatkan cadangan migas Indonesia. selain itu, SKK Migas juga memberikan insentif dan kemudahan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang akan melakukan eksplorasi dan eksploitasi.

    “Target kita adalah menaikan lifting, tidak ada yang lain. Ini sejalan dengan program dan Asta cita Presiden Prabowo- Gibran dan telah menjadi target Kementerian ESDM, kita akan kejar terus lifiting sesuai target yang telah ditetapkan,” kata Djoko Siswanto dalam keterangannya ditulis Minggu (15/6/2025).

    President RH Petrogas Indonesia, Ferry Hakim mengatakan saat ini Wilayah Kerja Kepala Burung menghasilkan lebih dari 4.000 barel minyak per hari dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per hari. “Keseluruhan produk baik minyak mentah maupun gas dari Wilayah Kerja Kepala Burung diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dan ketahanan energi domestik,” jelas Ferry.

    Di tahun 2025 ini Petrogas (Basin) Ltd. berencana akan melakukan tajak dua sumur eksplorasi yaitu sumur karim 1 dan NW klagagi-1 di Wilayah Kerja Kepala Burung untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru. Kemudian, pada tahun 2026 akan dilakukan kegiatan eksplorasi lanjutan yaitu survey Onshore 3D Seismic Acquisition untuk mengevaluasi prospektifitas dan potensi cadangan migas di Wilayah Kerja Kepala Burung.

    Selain itu, untuk mengoptimalkan produksi dari lapangan eksisting, juga direncanakan untuk dilakukan Walio Pilot EOR di Wilayah Kerja Kepala Burung, serta Matoa Huff & Puff di Wilayah Kerja Salawati oleh Petrogas (Island) Ltd.

    sementara itu, Direktur Utama Regional Timur Indonesia Subholding Upsteam Pertamina, Muhamad Arifin menyampaikan bahwa dukungan penuh dari pemerintah menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dan kontribusi Papua Field terhadap target produksi nasional.

    “Kunjungan Bapak Menteri ESDM menjadi penyemangat bagi seluruh insan Papua Field untuk terus berkarya dalam menjaga ketahanan energi nasional serta menjalankan operasi yang selamat, andal, dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Dalam upaya mendukung program Pemerintah meningkatkan produksi nasional, Pertamina EP Papua Field menargetkan 5 sumur eksplorasi dan 4 sumur pengembangan. 4 sumur eksplorasi telah selesai dikerjakan yaitu Markira (MKS)-001, Kembo (KMO)-001, Buah Merah (BMR)-001, North East Markisa(NEM)-001 dan 1 sumur eksplorasi Bitangur (BIT)-001 yang saat ini sedang proses serta 4 sumur pengembangan di Salawati (SLW-C4X, SLW-E6X, SLW-F2X, SLW-F3X).

    Saat ini, Pertamina EP zona 14 regional Indonesia Timur (Papua Field) mengelola lebih dari 100 sumur aktif dengan produksi minyak sebesar 800 BOPD.

    Kunjungan Menteri ESDM, turut memperkuat posisi Papua Field sebagai wilayah strategis dalam mendukung roadmap energi nasional, serta mencerminkan peran penting sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam membangun Indonesia dari wilayah timur.

    (rea/kil)

  • Pertamina Berencana Tambah Produksi LPG 1 Juta Metrik Ton Imbas Defisit Migas

    Pertamina Berencana Tambah Produksi LPG 1 Juta Metrik Ton Imbas Defisit Migas

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) berencana meningkatkan produksi Liquid Petroleum Gas (LPG) sebanyak 1 juta metrik ton sehingga diperkirakan tahun ini dapat menghasilkan total 2,6 juta metrik ton guna mengurangi impor dan menekan defisit migas yang terjadi saat ini.

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan kebutuhan impor LPG masih cukup besar seiring dengan kebutuhan LPG di Indonesia yang mencapai 8 juta metrik ton per tahun. 

    “Sementara produksi nasional kita kurang lebih sekitar 1,6 juta ton, sehingga untuk menutupi gap itu kita perlu impor. Namun dalam beberapa kesempatan juga, kami berkoordinasi juga dengan Kementerian SDM, memang masih juga ada potensi yang bisa lebih dimaksimalkan,” kata Simon dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Pertamina, Jumat (13/6/2025). 

    Berdasarkan laporan SKK Migas, terdapat 2 lapangan gas yang mempunyai potensi kandungan campuran propana (C3H8) dan butana (C4H10) sebagai bahan baku LPG. 

    Adapun, 2 lapangan tersebut berada di Wilayah Kerja (WK) Jambi Merang dan WK Offshore North West Java (ONWJ). Keduanya merupakan WK yang dioperatori oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). 

    Kapasitas produksi LPG di WK Jambi Merang sebesar 200 metrik ton per hari, sedangkan untuk lapangan di WK ONWJ, kapasitas produksinya mencapai 180 metrik ton per hari.

    Tak hanya itu, pihak Pertamina juga mendorong program hilirisasi batu bara yang mengubahnya menjadi dimethyl ether (DME) sebagai upaya subtitusi impor dari LPG. Simon juga menambahkan upaya penguatan infrastruktur jaringan gas. 

    “Jaringan gas yang apabila ini diwujudkan tentunya akan semakin banyak gas kita yang termanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sehingga mengurangi impor kita untuk kebutuhan LPG,” jelasnya. 

    Adapun, salah satu kendala untuk jaringan gas yaitu untuk menjangkau wilayah-wilayah kepulauan. 

    Dia meyakini untuk wilayah Jawa dan Sumatra penambahan jargas telah optimal untuk menghadirkan energi alternatif bagi kebutuhan rumah tangga. 

    Simon menerangkan dari target jaringan gas rumah tangga 200.000 sambungan rumah (SR) tahun ini, yang terealisasi mencapai 60.000 SR. 

    “Tentunya dengan dukungan dari pemerintah kami akan terus meningkatkan agar supaya infrastruktur gas ini bisa semakin maksimal dan bisa menjadi alternatif sumber energi yang lebih murah bagi masyarakat,” tuturnya. 

  • Bahlil Mau Ambil Alih Blok Migas Pertamina di Papua Barat

    Bahlil Mau Ambil Alih Blok Migas Pertamina di Papua Barat

    Bisnis.com, BINTUNI — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mencabut dan mengambil alih hak pengelolaan wilayah kerja (WK) migas Mogoi yang dinilai tak kunjung berkembang. 

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pengembangan blok migas milik Pertamina ini masih terkendala kerja sama dengan pihak mitra pengelolanya saat ini. 

    “Yang enggak jalan itu yang kita lihat dari udara tadi Mogoi ini punya Pertamina tapi kerja sama dengan pengusahanya yang enggak selesai-selesai sampai sekarang, jadi ini akan dicabut, diambil alih,” kata Bahlil kepada wartawan, dikutip Kamis (12/6/2025). 

    Menurut Bahlil, Blok Mogoi memiliki potensi produksi gas minimal 40 juta standar kaki kubik (MMscfd). Terlebih, dia menilai konstruksinya bisa dilakukan kurang dari setahun. 

    “Tadi saya memastikan semuanya ini bisa berjalan kalau ini terjadi maka program untuk ketahanan energi kita ini bukan hanya sekedar tema-tema tapi insyaallah kita akan melakukan dengan baik,” tuturnya. 

    Dalam catatan Bisnis, lapangan migas Mogoi dikembangkan PT Pertamina EP menggandeng PT Petro Papua Mogoi Wasian (PPMW) sebagai mitra kerja sama operasi (KSO) untuk pengelolaan Lapangan Mogoi Wasian setelah menandatangani perjanjian kerja sama pada 2014 lalu. 

    Ditemui terpisah, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menerangkan bahwa pengembangan Lapangan Mogoi tidak sepenuhnya dikendalikan Pertamina, sebab pengusahaan Mogoi dipegang oleh PPMW.

    Hudi juga menyebut bahwa Lapangan Mogoi masuk dalam daerah remote yang sulit dijangkau karena keterbatasan infrastruktur maupun tantangan geografis. 

    “Jadi intinya Mogoi itu sudah ada discovery, tapi belum ada pergerakan. Intinya keinginan dari Pak Menteri itu, ini kalau sudah ada discovery ya cepetan dong dikembangin. Dia belum berpindah status dari eksplorasi ke pengembangan, undeveloped discovery,” ujar Hudi.

  • Pertamina Pastikan Eksplorasi Sumur MNK Gulamo dan Kelok Blok Rokan Berlanjut

    Pertamina Pastikan Eksplorasi Sumur MNK Gulamo dan Kelok Blok Rokan Berlanjut

    Bisnis.com, PEKANBARU — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memastikan pengembangan sumur-sumur migas di Blok Rokan, Riau bakal terus berlanjut sejalan dengan adanya temuan hidrokarbon di sumur Gulamo dan Kelok.

    Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang usaha hulu migas di bawah Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi, PHR bersama dengan pihak terkait tengah mempersiapkan kelayakan eksplorasi tahap lanjut guna memastikan potensi reservoir (area yang menyimpan migas) di kedua sumur tersebut.

    Andre Wijanarko, General Manager Regional 1 Zona Rokan, mengungkapkan bahwa setelah dinyatakan discovery, sumur MNK Gulamo dan Kelok kini siap membuka jalan bagi tahapan pembuktian konsep (appraisal).

    “Fokusnya adalah untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan, termasuk dalam memastikan reservoir, kemudian dapat diproduksi dengan memenuhi kaidah teknis sekaligus dapat memenuhi aspek keekonomian,” kata Andre.

    Sebagai gambaran, sejauh ini memang sudah ada dua sumur MNK yang dibor yakni di Gulamo dan Kelok dengan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, EOG Resources. Namun, khusus di Rokan Pertamina mengidentifikasi tiga wilayah yang menyimpan cadangan shale oil dan shale gas yakni di North Aman, South Aman, dan Ranau.

    Dengan dinyatakan sebagai discovery, Sumur Gulamo DET-1 menjadi sumur MNK pertama di Indonesia yang berhasil membuktikan adanya aliran hidrokarbon ke permukaan dari MNK.

    “Pencapaian ini merupakan tonggak sejarah baru bagi PHR dan industri migas nasional. Dengan berhasil menemukan sumber daya migas baru di Sumur Gulamo, kami makin yakin akan potensi besar pengembangan MNK di Blok Rokan,” tuturnya.

    Adapun, kedua sumur MNK yakni Gulamo dan Kelok menjadi pionir dalam eksplorasi MNK yang dijalankan lewat program akuisisi data, fracturing (perekahan) pada interval terbatas, serta serangkaian tes termasuk flowback test.

    Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Sunjaya Eka Saputra mengatakan lembaga itu terus melakukan koordinasi yang intensif dengan PHR agar program-program terkait dengan pengembangan Gulamo dan Kelok dapat dilaksanakan sesuai dengan arahan dan persetujuan SKK Migas.

    Potensi MNK jika dikembangkan dengan baik, imbuhnya, akan memberikan tambahan produksi yang signifikan dan meningkatkan lifting di Blok Rokan sehingga berdampak positif pada peningkatan lifting migas secara nasional.

    “Kami terus mendorong PHR untuk dapat mengakselerasi upaya percepatan produksi guna mendukung peningkatan lifting migas untuk mendukung program ketahanan energi nasional,” tuturnya.

    Saat ini, dia menerangkan, juga sedang disiapkan adanya mekanisme early production dari sumur MNK sebelum rencana pengembangan (plan of development/PoD) disetujui seperti yang dilakukan untuk sumur-sumur konvensional,” kata Sunjaya.

    Adapun, tahapan eksplorasi lanjutan untuk sumur-sumur MNK direncanakan melibatkan pengeboran sumur appraisal pada periode 2026—2027, serta sumur demonstration yang akan berlangsung pada 2027—2028.

    “Tidak seperti sumur sebelumnya yang berupa sumur vertikal atau deviated, sumur eksplorasi lanjutan ini akan menggunakan teknologi pengeboran Long Horizontal dengan Multi-Stage Hydraulic Fracturing,” ujarnya.

    Adapun, sumur appraisal MNK adalah sumur yang dibor setelah ada penemuan minyak atau gas bumi untuk lebih lanjut membuktikan efektivitas penerapan konsep Long Horizontal dan Multi-Stage Hydraulic Fracturing, selain menentukan batas reservoir dan ukuran sumber daya. Sumur ini digunakan untuk menguji dan mengevaluasi sumber daya yang sudah ditemukan sebelumnya.

    Sementara itu, sumur demonstration MNK adalah sumur yang digunakan untuk membuktikan sukses sumur appraisal dapat diterapkan di area yang lebih luas, selain menunjukkan kemampuan sebuah area atau lapangan minyak dalam menghasilkan minyak bumi non-konvensional. Ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari tahap evaluasi dan pengujian sebelum pengembangan penuh suatu lapangan.

    Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi. Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan, sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.

  • SKK Migas Diminta Berdayakan Sumur Tua dengan Teknologi Terbaru

    SKK Migas Diminta Berdayakan Sumur Tua dengan Teknologi Terbaru

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengharapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dapat mendorong penggunaan teknologi agar produk dan lifting migas dapat ditingkatkan.

    Rachmat mengungkapkan, dengan teknologi baru, sumur tua yang ada dan masih dapat diberdayakan. Hal ini tentu saja dapat membantu meningkatkan lifting minyak dan gas bumi nasional.

    “Karena itu, kita berharap SKK Migas dapat terus mendorong penggunaan teknologi agar produksi dan lifting migas dapat ditingkatkan, mengingat begitu besar harapan masyarakat agar kebutuhan energi bisa terpenuhi secara terjangkau,” tutur dia seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (9/6/2025).

    Pihaknya dengan SKK Migas pun sudah menjalin kolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Penandatanganan MoU ini menjadi landasan kerja sama untuk mendukung prioritas pembangunan, penguatan ketahanan energi, dan percepatan transformasi nasional.

    Menurut Rachmat, Presiden RI Prabowo Subianto menaruh perhatian yang besar terhadap swasembada air, energi, dan pangan. Untuk itu, lanjutnya, peningkatan lifting migas menjadi hal penting sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan Indonesia di sektor hulu migas.

    “(Saya) menyambut baik kerjasama Kementerian PPN/Bappenas dengan SKK Migas untuk berkolaborasi menyelesaikan masalah di hulu migas khususnya aspek perencanaan strategis, serta menekankan pentingnya penggunaan teknologi baru,” ucap dia.

  • Lifting Migas Seret, Bappenas Minta SKK Migas Pakai Teknologi

    Lifting Migas Seret, Bappenas Minta SKK Migas Pakai Teknologi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mendorong SKK Migas memanfaatkan teknologi canggih guna meningkatkan produksi dan lifting migas nasional. 

    Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengonfirmasi hal tersebut dalam acara penandatanganan MoU antara Bappenas dan SKK Migas pada Senin (9/6/2025).

    “Dengan teknologi baru, bahkan sumur tua masih bisa dimaksimalkan. SKK Migas harus dorong ini demi memenuhi kebutuhan energi masyarakat secara terjangkau,” ujarnya dilansir Antara.

    Penandatanganan MoU ini menandai sinergi strategis antara pemerintah dan sektor hulu migas dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pengendalian proyek. Kolaborasi ini akan mendukung prioritas pembangunan nasional, khususnya ketahanan energi dan percepatan transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

    Rachmat juga menekankan, Presiden Prabowo Subianto sangat fokus pada swasembada air, energi, dan pangan. Oleh karena itu, peningkatan lifting migas menjadi pilar utama dalam mengembalikan kejayaan sektor energi nasional.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menegaskan, kerja sama ini adalah tonggak penting dalam mewujudkan hulu migas yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan. “MoU ini memungkinkan kami mengatasi hambatan proyek strategis dan menciptakan manfaat jangka panjang bagi masyarakat serta lingkungan,” kata Djoko.

    Kerja sama ini juga difokuskan untuk mengoptimalkan pemanfaatan data, meningkatkan kapasitas SDM, mempercepat perizinan sektor hulu migas, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. “Ini bukan sekadar kerja sama birokrasi, tetapi langkah besar menuju ketahanan energi nasional dan Indonesia Emas 2045,” tutup Djoko.

  • Bappenas harap penggunaan teknologi agar tingkatkan “lifting” migas

    Bappenas harap penggunaan teknologi agar tingkatkan “lifting” migas

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengharapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dapat mendorong penggunaan teknologi agar produk dan lifting migas dapat ditingkatkan.

    “Penggunaan teknologi sangat penting, karena dengan teknologi baru, bahkan sumur tua masih dapat diberdayakan. Karena itu, kita berharap SKK Migas dapat terus mendorong penggunaan teknologi agar produksi dan lifting migas dapat ditingkatkan, mengingat begitu besar harapan masyarakat agar kebutuhan energi bisa terpenuhi secara terjangkau,” ujarnya dalam agenda Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian PPN/Bappenas dan SKK Migas, dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Senin.

    Dalam rangka meningkatkan lifting minyak dan gas bumi nasional, pihaknya dengan SKK Migas menjalin kolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Penandatanganan MoU ini menjadi landasan kerja sama untuk mendukung prioritas pembangunan, penguatan ketahanan energi, dan percepatan transformasi nasional.

    Menurut Rachmat, Presiden RI Prabowo Subianto menaruh perhatian yang besar terhadap swasembada air, energi, dan pangan. Untuk itu, lanjutnya, peningkatan lifting migas menjadi hal penting sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan Indonesia di sektor hulu migas.

    “(Saya) menyambut baik kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dengan SKK Migas untuk berkolaborasi menyelesaikan masalah di hulu migas khususnya aspek perencanaan strategis, serta menekankan pentingnya penggunaan teknologi baru,” ucap dia.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyatakan penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sinergi lintas lembaga untuk mendukung target lifting minyak dan gas bumi nasional. Dia menegaskan komitmen untuk mengelola hulu migas secara berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan.

    “Kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas dan SKK Migas ini juga mencerminkan upaya bersama dalam menyusun perencanaan pembangunan terpadu, menyelesaikan hambatan proyek strategis, serta menciptakan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Djoko.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Buku “The Matchmaker” ungkap solusi RI lepas dari “middle income trap”

    Buku “The Matchmaker” ungkap solusi RI lepas dari “middle income trap”

    Jakarta (ANTARA) – Buku The Matchmaker karya Erwin Suryadi mengangkat fenomena dan tantangan yang menghambat langkah Indonesia untuk keluar dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah) sekaligus menawarkan solusi berbasis kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan yang disebut business matchmaking.

    “Bonus demografi tidak akan berarti jika kita tidak menciptakan ekosistem yang mampu menyerap dan memberdayakan talenta lokal. Kita memerlukan pendekatan yang lebih dari sekadar mempertemukan supply & demand,” ujar Erwin dalam diskusi untuk membedah buku terbitan Penerbit Buku Kompas tersebut di Jakarta, Sabtu, dikutip dari siaran persnya.

    Pengamat ekonomi itu menyebutkan banyak jenis pekerjaan yang berisiko punah 5 tahun ke depan akibat otomatisasi dan penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    “Pekerjaan seperti teller bank, kasir, entri data, akuntansi hingga staf pembukuan adalah contoh yang mulai tergantikan. Ini akan menjadi persoalan baru bagi ketenagakerjaan jika tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat,” katanya.

    Erwin memaparkan konsep business matchmaking, yakni pendekatan ekosistem yang mendorong kolaborasi jangka panjang antara pelaku industri besar, pabrikan lokal, UMKM, dan lembaga pendidikan.

    Pendekatan itu menekankan pendampingan yang memacu peningkatan kualitas produk (quality), efisiensi biaya (price), dan ketepatan pengiriman (delivery).

    Gagasan business matchmaking, ungkap dia, merujuk pada pemikiran begawan ekonomi Prof. Soemitro Djojohadikusumo, ayahanda Presiden Prabowo Subianto, yang menolak persaingan bebas secara mutlak di negara berkembang.

    “Dalam pandangan Prof. Soemitro, pasar tidak akan bekerja adil tanpa kehadiran negara sebagai pengatur dan pelindung pelaku ekonomi lokal,” katanya.

    Ia menegaskan bahwa prinsip tersebut sejalan dengan business matchmaking, yang menuntut peran aktif, yang memberikan mandat kepada pelaku industri besar untuk ikut membina pelaku lokal agar mampu bersaing secara sehat dan setara.

    Konsep tersebut, lanjut Erwin, telah diterapkan di sektor hulu minyak dan gas bumi melalui Forum Kapasitas Nasional, yang digagas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sejak 2021.

    “Pengalaman di sektor hulu migas menunjukkan bahwa ketika pelaku industri skala besar bersedia membina dan mempercayai pelaku lokal, hasilnya luar biasa. Banyak pabrikan dalam negeri yang ternyata mampu bersaing di tingkat global,” ucap Erwin.

    Salah satu pelaku industri yang terlibat langsung dalam proses itu adalah Direktur Utama PT Luas Birus Utama Harris Susanto. Perusahaannya kini menjadi salah satu pemasok komponen industri hulu migas yang produknya menembus pasar ekspor di Timur Tengah.

    “Kalau bukan kita yang mempercayai produk anak bangsa, siapa lagi? Akan tetapi, kepercayaan itu harus dibarengi standar kualitas dan komitmen. Pendekatan business matchmaking di Forum Kapasitas Nasional memberikan ruang dan arah agar kami bisa tumbuh,” ujarnya.

    Sementara itu, Manajer Project & Sourcing Operation Petronas Carigali Iraq Holding BV Fery Sarjana yang turut hadir dalam diskusi mengatakan bahwa keberhasilan business matchmaking terletak pada kesediaan semua pihak terlibat secara aktif dan konsisten.

    Selama ini, kata Fery, UMKM atau pabrikan lokal sering merasa sendirian menghadapi tuntutan industri besar. Dengan pendekatan business matchmaking, mereka tidak hanya diberi peluang, tetapi juga ditunjukkan jalannya.

    Melalui buku tersebut, Erwin tidak hanya menyuguhkan analisis ekonomi, tetapi juga peta jalan menuju ekonomi yang lebih inklusif, tangguh menghadapi guncangan, dan berbasis kolaborasi lintas sektor.

    “The Matchmaker juga memaparkan pengalaman dari para pelaku. Harapannya praktik baik ini bisa direplikasi untuk menjadikan Indonesia benar-benar mandiri dan kompetitif secara global,” katanya.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025