Kementrian Lembaga: SKK Migas

  • Ini Hasil Utusan Bahlil ke Angola Belajar Bangun Kilang

    Ini Hasil Utusan Bahlil ke Angola Belajar Bangun Kilang

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa tim teknis dari Indonesia yang ditugaskan untuk mempelajari pembangunan kilang minyak nasional dengan kapasitas 1 juta barel per hari (bph) ke Angola, Afrika, telah kembali ke Indonesia.

    Tim teknis tersebut terdiri dari unsur Pertamina, Lemigas, Ditjen Migas, dan SKK Migas. Rencananya pemerintah akan membangun kilang ini dalam bentuk kilang portabel yang tersebar di sejumlah wilayah RI.

    Bahlil mengatakan dari hasil kunjungan tersebut diharapkan pada September 2025 akan masuk proses keputusan pembangunan kilang minyak 1 juta barel.

    “Tim kita sudah pulang dan sekarang September ini mau dilakukan finalisasi. Tim dari Angola, tim kami juga berangkat ke Angola untuk mengecek pabrik-pabrik industri mereka yang sudah jalan. Kemudian di September ini kita akan melakukan finalisasi yang kedua,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

    Sebelumnya, Bahlil mengatakan tim tersebut ditugaskan tidak hanya untuk mempelajari pembangunan kilang minyak nasional dengan kapasitas 1 juta bph, tapi juga memuat rencana pembangunan fasilitas penyimpanan minyak mentah (crude storage) dengan kapasitas simpan selama 21 hari.

    “Termasuk sebenarnya adalah kita akan membangun crude storage untuk ketahanan energi kita selama 21 hari,” katanya.

    Adapun saat ditanya apakah proyek kilang ini akan tetap dikerjakan oleh Pertamina seperti kilang-kilang sebelumnya, atau dibuka untuk swasta, Bahlil memastikan bahwa pemerintah membuka semua opsi.

    “Dua-duanya opsinya ada. Apakah Pertamina atau blending atau swasta sendiri,” katanya.

    Bahlil mengatakan pembangunan kilang sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong program hilirisasi sebagai strategi utama memperkuat ketahanan energi nasional.

    (rrd/rrd)

  • Laode Dilantik Dirjen Migas, Fokus pada Lifting dan Reformasi Regulasi

    Laode Dilantik Dirjen Migas, Fokus pada Lifting dan Reformasi Regulasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan dua tugas utama yang harus dijalankan Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) baru yaitu Laode Sulaeman. 

    Direktur Jenderal Migas ESDM Laode Sulaeman mengatakan dalam pelantikan tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memerintahkan dirinya untuk mengutamakan upaya menjaga dan meningkatkan lifting migas dan menyelesaingan proses lelang sejumlah lapangan migas.

    “Kita implementasikan secara teknis, apa yang beliau sampaikan kan garis besarnya, nah kita implementasikan secara teknis. Tadi lifting kita jaga, kemudian lapangan-lapangan yang harus dilelang itu segerakan, itu dua itu tadi,” kata Laode kepada wartawan di Kantor ESDM, Jumat (29/8/2025). 

    Di sisi lain, Laode yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pemabngunan Infrastruktur Migas juga memastikan perkembangan proyek jaringan pipa seperti pipa gas transmisi Cirebon-Semarang tahap II hingga pipa Dumai-Sei Mangeki (Dusem) masih sesuai rencana. 

    Dia memastikan untuk pipa Cisem II akan selesai pada 2026 atau tahun dengan dengan progres pembangunan saat ini lebih dari 77%. Sementara itu, untuk proyek Dusem akan segera dilelangkan dalam waktu dekat. 

    “Jargas [jaringan gas] juga kan sudah dicanangkan juga akan ditambah,” tuturnya. 

    Lebih lanjut, terkait dengan pasokan gas yang belakangan sempat menjadi sorotan, dia memastikan bahwa masalah gas di Jawa Barat sudah teratasi sehingga tidak ada lagi gangguan. 

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi melantik Laode Sulaeman menjadi Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM hari ini. 

    “Alhamdulillah saya melantik Dirjen Migas yang dalam beberapa bulan terakhir kosong, yaitu Pak Laode Sulaeman. Beliau ini sejak masuk pegawai di ESDM pegawai di Migas, pernah di Lemigas, jadi bukan orang luas,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/8/2025).  

    Bahlil menunjuk Laode karena riwayat kariernya di sektor migas yang mumpuni dan dinilai mampu mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto  untuk ketahanan dan swasembada energi nasional.  

    Dia mengarahkan Dirjen Migas baru ini akan bekerja sama dengan SKK Migas, KKKS. Bahlil juga mendorong Laode untuk melakukan reformasi yang menghambat proses percepatan terhadap proses lelang wilayah kerja migas. 

  • Profil Laode Sulaeman, Dirjen Migas ESDM Baru

    Profil Laode Sulaeman, Dirjen Migas ESDM Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melantik Laode Sulaeman sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Migas. Posisi tersebut sebelumnya kosong sejak Februari 2025 lalu. 

    Adapun, pada Jumat (29/8/2025) hari ini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menunjuk Laode yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi. 

    Laode dinilai sudah kompeten di sektor migas lantaran pengalamannya di berbagai lembaga, salah satunya Lemigas. 

    Bahlil mengarahkan Dirjen Migas baru ini akan bekerja sama dengan SKK Migas, KKKS. Bahlil juga mendorong Laode untuk melakukan reformasi yang menghambat proses percepatan terhadap proses lelang wilayah kerja migas. 

    “Kemudian juga bagaimana bisa mempersiapkan mengalokasikan gas untuk domestik maupun market kita di luar negeri agar semua bisa berjalan,” ujar Bahlil di Kantor ESDM, Jumat (29/8/2025). 

    Profil Dirjen Migas Laode Sulaeman

    Pria kelahiran Nganganaumala, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara pada 25 Mei 1971 itu telah menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi, Ditjen Migas, Kementerian ESDM sejak 2022. 

    Dia juga sebelumnya sempat mengisi jabatan Kepala Bagian Analisis dan Evaluasi pada Biro Perencanaan, Sekjen Kementerian ESDM. 

    Sosok yang merupakan lulusan Magister Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI) pada 2002 itu pada 2017, Laode dilantik menjadi Kepala Subdirektorat Investasi Ketenagalistrikan pada Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan. 

    Sementara itu, merujuk data LHKPN yang terakhir kali dilaporkannya ke KPK pada periode 31 Desember 2024, jumlah harta kekayaannya sebesar Rp 2.348.846.350 atau Rp2,34 miliar. 

  • Tok! Bahlil Lantik Laode Sulaeman Jadi Dirjen Migas ESDM

    Tok! Bahlil Lantik Laode Sulaeman Jadi Dirjen Migas ESDM

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi melantik Laode Sulaeman menjadi Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM hari ini.

    “Alhamdulillah saya melantik Dirjen Migas yang dalam beberapa bulan terakhir kosong, yaitu Pak Laode Sulaeman. Beliau ini sejak masuk pegawai di ESDM pegawai di Migas, pernah di Lemigas, jadi bukan orang luas,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/8/2025). 

    Bahlil menunjuk Laode karena riwayat kariernya di sektor migas yang mumpuni dan dinilai mampu mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto  untuk ketahanan dan swasembada energi nasional. 

    Dia mengarahkan Dirjen Migas baru ini akan bekerja sama dengan SKK Migas, KKKS. Bahlil juga mendorong Laode untuk melakukan reformasi yang menghambat proses percepatan terhadap proses lelang wilayah kerja migas. 

    “Kemudian juga bagaimana bisa mempersiapkan mengalokasikan gas untuk domestik maupun market kita di luar negeri agar semua bisa berjalan,” imbuhnya. 

    Sebelumnya, Laode diketahui telah menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi di Ditjen Migas ESDM sejak 2022.

    Laode terpilih setelah melalui seleksi 5 calon Dirjen Migas ESDM yaitu Alimuddin Baso, Julian Ambassadur Shiddiq, Laode Sulaeman, Mirza Mahendra, dan Noor Arifin Muhammad.

    Dengan dilantiknya Laode hari ini, dia mengisi kekosongan kursi Dirjen Migas sejak Februari 2025 lalu setelah Achmad Muchtasyar dinonaktifkan dari posisi terkait pada 10 Februari 2025.

    Achmad hanya menjadi Dirjen Migas ESDM kurang dari sebulan setelah dilantik. Dia sebelumnya merupakan Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina yang mengurusi niaga dan distribusi bahan bakar minyak (BBM).

  • SPBU Pertamina di Jakarta Dipastikan Beroperasi Normal Hari Ini – Page 3

    SPBU Pertamina di Jakarta Dipastikan Beroperasi Normal Hari Ini – Page 3

    Sebelumnya, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) non-Pertamina seperti BP-AKR, Vivo dan Shell mulai menimbulkan keresahan masyarakat.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, memastikan bahwa pemerintah telah melakukan langkah penanganan. Menurutnya, pasokan untuk SPBU non-Pertamina sudah ditambah hingga 10 persen.

    Selain itu, bagi SPBU non-Pertamina bisa membeli BBM ke SPBU Pertamina terdekat jika masih mengalami kekurangan. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kelangkaan BBM di SPBU Swasta.

    “Jadi, untuk yang non-Pertamina sudah ditambah 10 persen, nah apabila masih kekurangan bisa belinya ke SPBU Pertamina terdekat,” kata Djoko dalam konferensi pers, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

    Namun, dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari media terkait kelangkaan BBM di SPBU non-Pertamina.

    Anak buah Menteri ESDM ini, fokus menjelaskan terkait Proyek Abadi, Blok Masela yang saat ini sudah resmi memasuki fase Front End Engineering Design (FEED).

    “Ya ini untuk proyek ini dulu deh kita jelaskan. Jadi dengan adanya proyek (Abadi Blok Masela) ini, akan bisa meningkatkan ketahanan energi secara nasional, jadi kebutuhan industri dan juga kebutuhan masyarakat itu juga akan bisa terpenuhi,” ujarnya.

     

  • PEP Jambi Field produksikan 1.243 BOPD dari sumur Puspa Asri

    PEP Jambi Field produksikan 1.243 BOPD dari sumur Puspa Asri

    Jambi (ANTARA) – PT Pertamina EP (PEP) Jambi Field mencatat pencapaian dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional lewat uji sumur pengembangan Puspa Asri (PPS-020), yang mampu berproduksi 1.243 barel minyak per hari (BOPD) secara open flow.

    “Angka uji produksi tersebut masih akan diproduksi secara bertahap, dimulai dari bean 7 dengan angka produksi 400 BOPD,” kata General Manager PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 Hari Widodo, dalam keterangan resminya, yang dikutip di Jambi, Kamis.

    Sumur, yang berada di Desa Lopak Alai, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi ini, jauh melampaui target awal dan mengalir dengan alami (natural flow).

    PEP Jambi Field, yang merupakan bagian dari wilayah PHR Zona 1, melakukan pengeboran sumur secara directional (J-type) dengan RIG NYT-19 (700 HP) hingga mencapai kedalaman akhir di 1.439 meter.

    Lebih dari sekedar melampaui target produksi, komitmen PEP Jambi Field juga menjadi bukti dari strategi operasi yang efektif.

    Uji produksi PPS-020 dari lapisan R10 dan R11 tuntas dalam 21 hari sesuai target, sekaligus mencatat zero non productive time (NPT).

    “Capaian yang patut dibanggakan dari operasi pemboran sumur PPS-020 adalah zero NPT, terhitung capaian target 21 hari sesuai rencana. Sumur mulai dibor pada 30 Juli 2025 dan pada tanggal 20 Agustus berhasil melakukan uji produksi,” kata Hari.

    Sumur PPS-020 juga menerapkan program unggulan perseroan, yaitu Optimus (optimalisasi site preparation, optimalisasi well architecture, dan optimalisasi drilling fluid).

    Dengan langkah yang efektif dan efisien, pengeboran berhasil merealisasikan biaya hanya 73 persen dari authority for expenditure (AFE) yang telah ditetapkan SKK Migas.

    “Proyek ini menjadi semangat baru bagi kami untuk terus menjaga komitmen dalam mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Hari.

    Ia juga mengingatkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja menjadi elemen penting yang prioritas.

    Keberhasilan PPS-020 menjadi penanda langkah maju bagi PEP Jambi Field di 2025 dan dengan semangat yang sama, PHR Zona 1 akan terus menghadirkan kontribusi nyata melalui pengeboran sumur PPS-X30 pada waktu mendatang.

    “Konsistensi pencapaian ini diharapkan dapat menjaga stabilitas produksi sekaligus merupakan bukti nyata dedikasi Pertamina untuk menjadikan Indonesia mandiri dan berkelanjutan energi,” jelas Hari.

    Pewarta: Nanang Mairiadi
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kementerian ESDM petakan penyebab kelangkaan BBM di SPBU swasta

    Kementerian ESDM petakan penyebab kelangkaan BBM di SPBU swasta

    kalau ada kelangkaan, ya kita harus petakan dulu, ini apa yang menyebabkan kelangkaan tadi

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memetakan penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ditemui usai Peresmian Fase Feed Proyek LNG Abadi di Jakarta, Kamis, menyampaikan SPBU swasta di tanah air sudah mendapatkan alokasi tambahan kuota impor sebanyak 10 persen, dengan demikian pihaknya mengasumsikan kuota tersebut mencukupi permintaan.

    “Berarti ini asumsi kita penambahan ini kan mencukupi,” ujarnya.

    “Jadi, kalau ada kelangkaan, ya kita harus petakan dulu, ini apa yang menyebabkan kelangkaan tadi,” katanya lagi.

    Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto turut menegaskan bahwa kuota impor dari SPBU swasta sudah ditambah 10 persen.

    Menurut dia, apabila masih terjadi kekurangan, bisa membeli dari SPBU milik Pertamina terdekat.

    “Yang nonPertamina sudah ditambah 10 persen, apabila masih kekurangan maka bisa belinya ke Pertamina yang terdekat, SPBU terdekat. Yang nonPertamina sudah ditambah 10 persen ya,” ucapnya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan ingin memperkuat peran Pertamina sebagai badan usaha milik negara bidang migas, di tengah kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah SPBU swasta, yakni Shell dan Vivo.

    Pernyataan Bahlil itu menanggapi kelangkaan BBM terutama di sejumlah SPBU milik dua perusahaan migas swasta tersebut dalam sepekan terakhir.

    “Saya ingin mengatakan bahwa hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi, Pertamina kita yang akan perkuat. Kita perkuat,” kata Bahlil saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (27/8).

    Bahlil yang baru saja mengadakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, itu sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya membahas soal Pasal 33 dalam UUD 1945 tentang pemanfaatan sumber daya alam untuk kemakmuran masyarakat.

    Hal itu pun berkaitan dengan peran Pertamina sebagai BUMN yang ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.

    Di sisi lain, Bahlil juga tidak menjelaskan penyebab kelangkaan BBM di SPBU milik Shell dan Vivo.

    Namun, perusahaan migas milik swasta telah mendapatkan tambahan kuota impor hingga 10 persen pada tahun ini.

    “Saya ingin mengatakan bahwa semua perusahaan-perusahaan swasta itu telah mendapatkan kuota impor yang jumlahnya sama dengan 2024 ditambah dengan 10 persen,” kata Bahlil.

    Oleh karena itu, Bahlil ingin memperkuat Pertamina di tengah kelangkaan BBM tersebut.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SKK Migas: Proyek Abadi Masela Akhirnya Masuki Fase Feed – Page 3

    SKK Migas: Proyek Abadi Masela Akhirnya Masuki Fase Feed – Page 3

    Dalam laporannya, Djoko mengutip filosofi Jepang “Nanakorobi Yaoki” yang berarti tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit. Ungkapan ini mencerminkan semangat Proyek Masela yang terus bangkit meski sempat menghadapi hambatan teknis maupun nonteknis. Kini, dengan dimulainya FEED, optimisme baru kembali tumbuh.

    Kendati demikian, salah satu poin penting yang mendapat sorotan adalah komitmen penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). SKK Migas pun memastikan akan mendukung penuh selama porsi konten lokal dimaksimalkan.

    “Seperti tadi disampaikan oleh Pak Ueda bahwa janji, Pak Ueda janji bahwa proyek ini akan menggunakan sebesar-besarnya lokal konten. Tidak perlu khawatir, Pak Ueda, selama menggunakan TKDN yang cukup besar, tenaga kerja maupun barang, SKK Migas tanpa lama-lama langsung akan menyutujuinya, Pak, untuk biayanya,” ujarnya.

     

  • SKK Migas Targetkan Desain Awal Blok LNG Abadi Masela Selesai Akhir 2025 – Page 3

    SKK Migas Targetkan Desain Awal Blok LNG Abadi Masela Selesai Akhir 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto, menegaskan bahwa tahapan Front End Engineering Design (FEED) atau tahapan desain rekayasa awal  untuk proyek LNG Abadi Masela ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

    Target tersebut menjadi kunci agar proyek strategis nasional ini bisa berlanjut ke tahap Final Investment Decision (FID) pada awal tahun depan.

    “Kita berharap feed ini juga bisa selesai pada akhir tahun ini, sehingga Final Investment Decision (FID) yang kita harapkan bisa dapat ditandatangani pada awal tahun depan,” kata Djoko dalam acara peresmian fase Feed proyek LNG Abadi, di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

    Djoko menyampaikan, meskipun proyek ini sempat tertunda, semangat untuk mengejar target tidak pernah padam. Ia bahkan menyinggung filosofi Jepang Nanakorobi Yaoki yang berarti tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit, sebagai gambaran ketangguhan dalam menyelesaikan proyek besar ini.

    “Hari ini kita menandai dimulainya pelaksanaan feed, namun demikian kita tahu bahwa secara jujur proyek ini cukup agak tertunda-tunda yang menurut bahasa Jepang disebut Nanakorobi Yaoki yang artinya tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit,” ujarnya.

    Menurutnya, target yang ambisius ini sangat mungkin dicapai karena ada sinergi kuat antara pemerintah, SKK Migas, dan para investor. Dukungan penuh dari berbagai pihak akan memastikan setiap hambatan bisa diatasi dengan cepat.

    “Kita asumsikan dan selesai pada waktu tahun ini juga lebih kurang 3 bulan sebagaimana dengan ini, itu juga feed dapat kita laksanakan selama 3 bulan,” ujarnya.

     

  • Cepat dan Inovatif, Pengeboran LLE-5ST Dongkrak Produksi Minyak Pertamina

    Cepat dan Inovatif, Pengeboran LLE-5ST Dongkrak Produksi Minyak Pertamina

    Jakarta

    Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengebor sumur LLE-5ST di Lapangan Lima di area lepas pantai Kabupaten Karawang. Dalam uji produksi pertama mampu mampu menghasilkan hingga 2.635 barel per hari (BOPD) pada Jumat (22/8).

    Pengembangan ini merupakan tindak lanjut dari studi pemrosesan ulang data seismik dengan teknik Pre-Stack Depth Migration (PSDM). Hasilnya menunjukkan lapisan ini terbukti mengandung minyak dalam jumlah yang signifikan.

    General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menuturkan target utama pengeboran adalah lapisan batuan LL-30 yang terdiri dari batu pasir dari formasi main dan merupakan pengembangan minyak di area selatan Lapangan Lima.

    “Keberhasilan ini menunjukkan langkah maju dalam upaya ONWJ mendukung peningkatan produksi minyak nasional. Alhamdulillah, kami berhasil mencapai target produksi. Capaian ini merupakan buah hasil dari kolaborasi dan kerja tim yang solid secara internal, dukungan para mitra kami dan tentunya dukungan pimpinan dan fungsi fungsi terkait di SKK Migas,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/8/2025).

    Keberhasilan ini membuka potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut di wilayah selatan Lapangan Lima. Pengeboran sumur LLE-5ST merupakan hasil pengeboran ulang (sidetrack) dari sumur lama (LLE-5) yang sudah tidak aktif sejak 2012.

    Adapun teknik yang digunakan adalah directional drilling (pengeboran berarah) agar bisa menjangkau lapisan batuan bawah tanah yang masih potensial untuk menghasilkan minyak, meskipun lokasinya berada di wilayah yang belum banyak dieksploitasi sebelumnya.

    Pengeboran dibuat melengkung seperti huruf “J”, yang memungkinkan mencapai reservoir di bawah tanah yang jauh dari titik awal pengeboran. PHE ONWJ juga mencatatkan keberhasilan lain dalam uji produksi ini, salah satunya, proses pengeboran yang memakan waktu 37 hari, jauh lebih singkat dari target 46,2 hari. Selain itu, proyek ini berhasil selesai dieksekusi lebih cepat dari rencana awal pada 2026.

    Selain itu, Wira mengatakan PHE ONWJ akan terus memantau produksi dari sumur ini dan melakukan optimasi teknis seperti menyesuaikan jumlah gas yang dimasukkan ke dalam sumur (gas lift) serta ukuran klep pengendali aliran (choke). Tujuannya agar produksi minyak terus meningkat secara stabil, optimal dan efisien.

    Wira juga menegaskan komitmen PHE ONWJ untuk terus meningkatkan produksi dengan tetap menjaga keselamatan, keamanan, kecepatan, dan kualitas operasi.

    “Insya Allah, produksi minyak dari lapangan ONWJ akan terus bertambah,” ujarnya optimistis.

    Dengan keberhasilan pengeboran sumur LLE-5ST, PHE ONWJ tidak hanya berhasil menambah potensi cadangan dari Lapangan Lima, tetapi juga mengukuhkan keberhasilan Perusahaan dalam mengejar tujuan produksi yang lebih tinggi, dengan teknik inovatif dan eksekusi yang lebih cepat.

    (ega/ega)