Kementrian Lembaga: Satpol PP

  • PKL Jalan Patimura Kediri Protes Penataan Baru, Bawa Nama Wali Kota

    PKL Jalan Patimura Kediri Protes Penataan Baru, Bawa Nama Wali Kota

    Kediri (beritajatim.com) – Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Patimura, Kota Kediri oleh Pemerintah Kota Kediri menuai reaksi dari sejumlah pedagang. Penataan ini dilakukan oleh gabungan Disperdagin, Satpol PP, Dishub, DLHKP, dan Satlantas, berdasarkan hasil rapat pada 28 April 2025.

    Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin Kota Kediri, Rice Oriza, mengatakan bahwa pengukuran lapak PKL sudah dilakukan bersama Dinas PUPR pada Sabtu sebelumnya. Ukuran maksimal yang disepakati adalah 7 meter. “Kenapa diukur, biar PKL dapat terakomodir semuanya,” ujar Rice Oriza saat penataan, pada Senin (19/5/2025).

    Dari hasil pendataan, ditemukan 12 lapak angkringan di sisi timur rel dan 14 lapak di sisi barat rel kereta api Jalan Patimura. Dari 12 lapak sisi timur rel, ada dua lapak take away yang menggunakan space jualan sekitar 2 meter.

    “Kita tidak melakukan lotre, tetapi kita sesuai dengan exiting yang ada. Yang jualan di barat rel tetap berjualan di barat rel, sedangkan di timur rel itu tetap berjualan di timur rel,” papar Riris, sapaan akrabnya.

    Polres Kediri Kota juga memberikan masukan agar area dari perempatan Kantor Pegadaian hingga Reco Pentung steril dari PKL karena berdekatan dengan jalur belok kiri jalan terus yang rawan kemacetan.

    “Karena disitu ada jalur belok kiri jalan terus, otomatis apabila banyak pedagang yang jalan disitu, pasti akan berpengaruh terhadap kelancaran arus. Sehingga disepakati ada beberapa angkringan yang nantinya akan kita pindah ke barat perempatan Pegadaian,” katanya.

    Riris menambahkan, untuk angkringan yang menyewa lokasi tersebut, rombong akan dimasukkan ke dalam gang dengan sedikit area tambahan untuk meja dan kursi yang tetap tidak mengganggu trotoar.

    “Untuk beberapa permasalahan yang mungkin ada hanya miss komunikasi. Mereka tetap berjualan di tempat exiting mereka, cuma kita penekannya tidak boleh di depan toko yang masih buka, dan penempatannya harus mepet di bahu jalan maksimal 2 meter,” jelasnya.

    Disperdagin mengonfirmasi telah terbentuk paguyuban PKL Jalan Patimura. Pemerintah meminta paguyuban aktif mengkomunikasikan kebijakan yang telah ditetapkan.

    Namun, penataan ini ditolak oleh sebagian pedagang. Amida Debora, pemilik Angkringan 45, mengaku keberatan dan bahkan mencatut nama Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, sebagai bentuk protes.

    “Saya sudah ketemu mbak Vinanda di acara klub motor King di Tirtoyoso. Mbak Vinanda aja bilang tunggu dulu akan kita selesaikan bersama. La ini, pemerintahannya motong, tidak boleh jualan. Kita tidak mau,” katanya. [nm/kun]

  • Demo Mahasiswa di Sumenep Ricuh, Tuntut Bertemu Bupati Langsung ke Dalam Kantor

    Demo Mahasiswa di Sumenep Ricuh, Tuntut Bertemu Bupati Langsung ke Dalam Kantor

    Sumenep (beritajatim.com) – Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumenep (AMS) di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (19/5/2025) berakhir ricuh setelah para demonstran nekat menerobos masuk ke dalam gedung pemerintahan.

    Aksi yang awalnya berlangsung tertib dengan orasi dan pembentangan poster berubah panas ketika para mahasiswa tiba-tiba berlari menuju pintu masuk Pemkab dan masuk ke dalam kantor. Aksi ini mengejutkan aparat Kepolisian dan Satpol PP yang berjaga, yang langsung mengejar massa ke dalam gedung.

    Mahasiswa terus bergerak hingga ke lantai dua dan menyasar ruangan Bupati serta Wakil Bupati Sumenep. Namun, langkah mereka dicegat aparat Kepolisian. Dalam perdebatan, mahasiswa bersikukuh ingin memastikan kehadiran kepala daerah secara langsung.

    “Kami ingin bertemu langsung dengan Bupati. Kalau memang tidak ada, kami ingin membuktikan langsung ke ruangannya, apakah benar-benar tidak ada di tempat. Kami tidak akan melakukan pengrusakan apapun, Pak Polisi,” teriak Halim, salah satu peserta aksi.

    Namun pihak Kepolisian tidak mengizinkan. Kasat Samapta Polres Sumenep, AKP Taufik Hidayat menegaskan bahwa aksi mahasiswa telah melanggar batas izin.

    “Kalian surat izinnya orasi. Silakan orasi sepuasnya. Kami siap mengamankan. Jangan tiba-tiba masuk ke ruangan Pemkab. Ini tidak boleh. Kantor ini ada tuan rumahnya,” ujarnya.

    Karena mahasiswa menolak untuk turun, aparat terpaksa mengeluarkan mereka secara paksa. Mahasiswa sempat berteriak protes atas tindakan aparat yang dinilai represif.

    Setelah dikeluarkan dari gedung, pintu masuk kantor Pemkab langsung ditutup. Mahasiswa pun kembali berorasi di sisi timur kantor, menyuarakan kekecewaan mereka.

    “Gedung ini dibangun pakai uang rakyat, Pak. Kenapa kami tidak boleh masuk? Kami cuma ingin bertemu Bupati. Kami tidak akan merusak. Bahkan ada yang memukul kami. Apa boleh polisi memukul?” seru salah satu mahasiswa.

    Meski aparat tak menanggapi, mahasiswa tetap bertahan dan meneruskan aksi menunggu kehadiran Bupati atau Wakil Bupati untuk berdialog. [tem/beq]

  • Program Prabu Jakarta upaya bentuk pelajar sadar hukum

    Program Prabu Jakarta upaya bentuk pelajar sadar hukum

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan Program Pelajar Duta Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Prabu) Jakarta menjadi upaya membentuk pelajar sadar hukum dan memiliki kepedulian sosial sehingga tak semata cerdas secara akademik.

    “Prabu Jakarta upaya untuk menyuarakan kebaikan,” ujar Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Tamo Sijabat dalam rangkaian kegiatan “Prabu Edu Action” di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan, melalui Program Prabu Jakarta, Pemprov DKI Jakarta ingin menciptakan ruang partisipasi yang aktif bagi pelajar SMA dan SMK serta menciptakan lingkungan yang kondusif di sekolah dan sekitarnya.

    “Jadi kalau ada larangan merokok, punya keberanian menyampaikan bahwa tidak boleh merokok. Termasuk ketika ada pungutan liar (pungli), punya keberanian untuk melaporkannya ke Satpol PP,” katanya.

    Prabu memfasilitasi ruang bagi pelajar untuk menjadi agen perubahan sosial, bukan sekedar objek sosialisasi. Melalui program ini, pelajar bukan hanya menjadi penyampai informasi, tapi juga agen perubahan.

    “Kalian akan turun langsung ke lapangan, berjalan bersama pelajar, menyampaikan perasaan ketertiban dengan cara yang lebih humanis, komunikatif dan menyenangkan. Kalau yang menyampaikan Satpol PP, terkesan bersifat perintah,” kata dia.

    Adapun sejak tahun 2023, Pemprov DKI Jakarta melalui Satpol PP DKI Jakarta mengukuhkan “Prabu Jakarta”. Tahun lalu, sebanyak 1.000 orang “Prabu Jakarta” dikukuhkan dari 40 SMK/SMA di Jakarta.

    Jumlah Prabu yang sama juga dikukuhkan pada tahun 2023. Prabu Jakarta menjadi mitra dan perpanjangan tangan dari Satpol PP dalam menjaga kota Jakarta agar tetap aman.

    “Prabu Jakarta” tidak hanya menjadi kader penegak disiplin di sekolah, tetapi juga bisa membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menyosialisasikan peraturan-peraturan di DKI Jakarta.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Razia Malam di Pacitan: Satpol PP Temukan Pelajar Menginap dengan Wanita Dewasa

    Razia Malam di Pacitan: Satpol PP Temukan Pelajar Menginap dengan Wanita Dewasa

    Pacitan (beritajatim.com) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pacitan kembali melakukan razia kos-kosan dan penginapan, Sabtu malam (17/5/2025), menyisir sejumlah titik di wilayah Kecamatan Pacitan.

    Razia yang menyasar kawasan Kelurahan Sidoharjo, Pucangsewu, dan Pacitan itu berhasil mengamankan tujuh pasangan bukan suami istri yang kedapatan berada dalam satu kos.

    Dari hasil pemeriksaan identitas, petugas menemukan satu pasangan yang cukup mencengangkan: seorang siswa kelas 3 SMA sedang menginap bersama wanita dewasa yang diketahui bekerja di pabrik rokok. Pasangan ini diamankan bersama enam pasangan lainnya yang juga tidak dapat menunjukkan bukti hubungan sah.

    Kepala Satpol PP Pacitan, Ardiyan Wahyudi, mengatakan bahwa seluruh pasangan yang terjaring langsung dibawa ke kantor Satpol PP untuk pendataan dan pembinaan. Mereka juga diminta menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan serupa. Pihak keluarga serta perangkat desa masing-masing turut dihubungi untuk pembinaan lebih lanjut di tingkat keluarga dan lingkungan.

    “Ini sebagai upaya menjaga ketertiban serta norma sosial yang berlaku. Ke depan, razia akan kami intensifkan tidak hanya di wilayah kota, tetapi juga di kecamatan lainnya,” tegas Ardiyan ditulis Senin (19/5/2025).

    Ia menambahkan, keberadaan pasangan-pasangan tidak sah di tempat penginapan maupun indekos kerap meresahkan warga. Karena itu, Satpol PP akan terus berupaya mencegah praktik-praktik serupa demi menjaga moralitas dan kenyamanan masyarakat. (tri/ted)

  • Pasar Hewan Maospati Direlokasi ke Belakang Puskesmas, 17 KK Bakal Pindah

    Pasar Hewan Maospati Direlokasi ke Belakang Puskesmas, 17 KK Bakal Pindah

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan resmi menetapkan lokasi baru untuk relokasi Pasar Hewan Maospati (Pahingan), yang sebelumnya berada di Jalan Maospati – Barat. Dari tiga opsi yang diajukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)—yakni barat Puskesmas Maospati, belakang Puskesmas, dan belakang SMPN 3 Maospati—Penjabat (Pj) Bupati Magetan, Nizhamul, memilih area di sisi barat Puskesmas atau kawasan Totog sebagai lokasi relokasi.

    Pada Jumat (16/5/2025) Nizhamul meninjau langsung lokasi pasar lama dan lahan baru bersama tim dari Disperindag, BPKPD, dan Satpol PP. Dalam sidak tersebut, ia juga menyempatkan berdialog dengan warga yang telah menempati tanah aset pemerintah di lokasi relokasi.

    “Ini merupakan bagian dari kerja sama dengan Disperindag untuk memindahkan Pasar Hewan dari Jalan Maospati-Barat ke kawasan Totog, tepatnya di sebelah barat Puskesmas,” jelas Nizhamul.

    Dia menyebutkan bahwa dari tiga titik aset milik Pemkab di Kelurahan Maospati, lokasi di barat Puskesmas dinilai paling strategis. Namun, tantangan di lokasi tersebut adalah keberadaan rumah-rumah warga yang berdiri di atas lahan itu. Meski begitu, warga disebut hanya memiliki hak pakai. “Kami telah berdialog dengan beberapa penghuni, dan pada prinsipnya mereka tidak menolak,” ujarnya.

    Nizhamul menekankan bahwa Pemkab akan tetap memberikan bantuan pemindahan barang kepada warga sebagai bentuk tanggung jawab sosial, meskipun tidak ada kompensasi dalam bentuk uang. “Sudah ada kesepakatan bahwa tidak akan diberikan kompensasi dalam bentuk uang,” terang Nizhamul.

    Data pemerintah menunjukkan ada 17 rumah yang ditempati oleh 18 kepala keluarga, dengan catatan mereka telah menghuni lahan tersebut sejak tahun 1953 secara turun-temurun. “Relokasi Pasar Hewan dipastikan akan dilakukan di lokasi ini,” tegas Nizhamul.

    Lahan yang disiapkan mencapai 8.000 meter persegi. Dari total luas tersebut, 6.000 meter persegi bersih dari bangunan liar, sementara 2.000 meter persegi masih ditempati warga. Kebutuhan lahan untuk pasar baru hanya sekitar 3.800 meter persegi, setara dengan luas pasar saat ini. “Jadi lahannya mencukupi, dan tentu akan membawa dampak positif bagi ekonomi lokal,” tambahnya.

    Rencana relokasi ini ditargetkan rampung dalam tahun anggaran 2025. Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp650 juta untuk relokasi pasar dan Rp570 juta untuk pembangunan foodcourt di lokasi lama.

    Alasan utama pemindahan pasar didorong oleh rencana pengembangan wilayah Kabupaten Magetan ke arah Kecamatan Barat, terutama karena keberadaan Kampus Unesa 5 Magetan dan Stasiun Magetan. Selain itu, keberadaan Pasar Hewan setiap hari Pahingan kerap menimbulkan kemacetan sepanjang 4 kilometer.

    “Dengan dipindahkannya pasar ini, selain memperlancar lalu lintas, area lama bisa dikembangkan menjadi pusat UMKM dan foodcourt karena lokasinya yang strategis dekat dengan kampus. Langkah awalnya adalah menyiapkan lokasi, baru kemudian pasar dipindahkan,” tutup Nizhamul. [fiq/beq]

  • Personel gabungan patroli untuk cegah premanisme di kawasan industri

    Personel gabungan patroli untuk cegah premanisme di kawasan industri

    Jakarta (ANTARA) – Personel gabungan dari Satpol PP Jakarta Timur, TNI dan Polri meningkatkan patroli untuk mencegah premanisme di kawasan industri seperti Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).

    “Kami lakukan patroli terhadap penekanannya di wilayah industri di Jakarta Timur,” kata Kabag Operasional Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Rahmat Eko Mulyadi di kawasan JIEP di Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat.

    Dalam hal ini ada kawasan industri di Cakung, Pulogadung, khususnya JIEP. “Ini termasuk di dalamnya perusahaan atau teman usaha yang perlu dilakukan pengamanan,” katanya.

    Patroli ini sejalan dengan Operasi Berantas Jaya 2025 sebagai bentuk implementasi dari atensi Presiden Prabowo Subianto terkait mengamankan iklim investasi di Indonesia, khususnya di Jakarta Timur (Jaktim).

    Patroli ini juga sebagai salah satu upaya satuan tugas (satgas) preventif untuk memonitoring wilayah yang dinilai berpotensi terjadinya aksi premanisme seperti pungutan liar (pungli).

    Aksi premanisme yang dimaksud dilakukan melalui individu maupun kelompok ataupun secara bersembunyi dibalik kegiatan organisasi kemasyarakatan (ormas) ataupun bukan ormas.

    “Kaitannya dengan oknum-oknum yang diduga melakukan aksi premanisme. Makanya hari ini melakukan monitoring di kawasan PT JIEP,” ujar Eko.

    Selain itu, pihaknya terus melakukan monitoring dengan PT JIEP untuk memperkuat komunikasi bila ditemukan adanya tindakan yang mengganggu iklim investasi di kawasan industri.

    Jika hal itu terjadi, PT JIEP ataupun warga sekitar bisa langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cakung atau langsung Polres Metro Jakarta Timur.

    Menanggapi Operasi Berantas Jaya Polres Jakarta Timur tersebut, Dirut JIEP Satrio Witjaksono mengatakan, sejauh ini kawasan tersebut cukup kondusif dari gangguan preman.

    “Selama ini memang kawasan kami cukup kondusif. Jadi gangguan preman tidak ada. Ini lingkungan saja karena banyak pengangguran. Ini jadi meresahkan,” katanya.

    Pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasinya termasuk dengan Polri dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Alhamdulillah di kawasan kami cukup baik,” kata Satrio.

    Satrio mengapresiasi kegiatan Operasi Berantas Jaya 2025 terkait aksi premanisme yang dilakukan di kawasannya. Menurut Satrio, giat ini bisa lebih meningkatkan keamanan dan kenyamanan warga sekitar.

    “Kami sangat senang dan memberikan apresiasi buat Polri kawasan kami tentunya tingkat keamanan lebih terjaga, tenang dan kondusif,” ujar Satrio.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Munjirin fokus tangani premanisme dan penanganan tawuran di Jaktim

    Munjirin fokus tangani premanisme dan penanganan tawuran di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Timur Munjirin bersama unsur pimpinan kota fokus membahas penanganan premanisme dan tawuran yang seringkali terjadi di wilayah tersebut.

    Hal itu dikatakan Munjirin dalam Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) bersama Koordinasi Perangkat Daerah yang diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) di Pintu Air Banjir Kanal Timur (BKT) Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jumat.

    “Penanganan aksi tawuran dan premanisme menjadi pembahasan dalam rapat koordinasi (Rakor) Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkompiko) Jakarta Timur hari ini,” kata Munjirin.

    Menurut Munjirin, diskusi ini merupakan forum penting sebagai upaya menciptakan kondisi kota yang aman dan nyaman bagi warga, sekaligus menumbuhkan investasi.

    “Semua instansi akan saling mendukung sesuai tupoksinya masing-masing. Ini untuk mewujudkan kota Jakarta Timur yang lebih aman dan nyaman. Termasuk nyaman investasi,” ujar Munjirin.

    Selain itu, Munjirin juga mengimbau masyarakat agar mematuhi peraturan yang ada agar kondisi lebih tertib.

    Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan, kegiatan ini dikemas untuk meningkatkan sinergisitas tiga pilar yang sudah terjalin baik.

    Budhy berharap ada kesepahaman dan komitmen dari para pemangku kepentingan wilayah untuk menciptakan Jakarta Timur yang aman, nyaman, kondusif bagi masyarakat serta dunia usaha.

    “Melalui forum ini kita ingin menjamin dan memberikan pesan pada dunia usaha bahwa kita akan terus menjaga iklim investasi yang tumbuh dan ramah di Jakarta Timur,” kata Budhy.

    Terkait penanganan tawuran, pihaknya bersama aparat Kepolisian, TNI dan warga secara rutin melakukan pengawasan di tiap kecamatan.

    “Setiap malam ada tujuh sampai 10 personel kami yang diperbantukan untuk pengendalian tawuran,” katanya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Munjirin fokus tingkatkan investasi dan perekonomian di Jaktim

    Munjirin fokus tingkatkan investasi dan perekonomian di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Timur Munjirin bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkomitmen untuk meningkatkan investasi dan pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut.

    Hal itu dikatakan Munjirin dalam Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) di Pintu Air Banjir Kanal Timur (BKT) Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jumat.

    “Kami terus melangkah dengan komitmen mewujudkan Jakarta sebagai kota yang aman, nyaman, dan berdaya saing, dengan fokus pada peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Munjirin.

    Dalam forum tersebut, Munjirin mengatakan, diskusi antar SKPD ini menjadi langkah konkret dalam merumuskan berbagai strategi untuk mencapai cita-cita bersama.

    Selain itu, pertemuan ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman hingga ide-ide inovatif dalam menciptakan kota yang aman dan nyaman bagi warga.

    Munjirin menyebutkan, akan rutin mengelilingi wilayah setempat untuk mengenal permasalahan, lingkungan dan warga di Jakarta Timur lebih jauh lagi.

    “Saya baru menjabat Wali Kota Jakarta Timur, tentu saya akan rutin berkeliling wilayah, melakukan orientasi wilayah,” katanya.

    Wakil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi DKI Jakarta, Muhammad Rizki mengatakan, diskusi ini sebagai langkah dan strategi komunikasi seluruh unsur.

    Diharapkan nantinya dalam menjalankan tugas dan menjaga ketenteraman serta ketertiban umum di tengah masyarakat dapat berjalan lancar.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Main Kucing-Kucingan di Pasuruan: Proyek Tanpa Izin Jalan Terus, DPRD Murka!

    Main Kucing-Kucingan di Pasuruan: Proyek Tanpa Izin Jalan Terus, DPRD Murka!

    Pasuruan (beritajatim.com) – Proyek pematangan lahan di kawasan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan kembali menjadi sorotan DPRD setempat. Meski sempat dihentikan usai inspeksi mendadak, aktivitas proyek kini dilaporkan kembali berjalan.

    Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan, Yusuf Daniyal meminta Pemkab Pasuruan bersikap tegas terhadap pelaku usaha yang melanggar aturan. “Memang sempat kami sidak ke lapangan, dan seharusnya ada beberapa dokumen perizinan yang dipenuhi,” ujarnya.

    Yusuf menyayangkan proyek tersebut tetap beroperasi meski belum memenuhi ketentuan. Ia menilai sikap “main kucing-kucingan” seperti ini bisa merugikan daerah dan mencoreng iklim investasi yang sehat.

    “Jangan sampai negara dipermainkan oleh investor yang hanya ingin ambil untung tanpa patuh terhadap aturan,” tegasnya. Ia menambahkan, pelanggaran semacam ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut.

    Menurutnya, semangat Bupati Pasuruan untuk menjadikan daerah ini ramah investasi harus tetap dibarengi ketegasan hukum. “Prinsip Mas Bupati memang ingin Pasuruan ramah investor, tapi bukan berarti boleh melanggar,” ungkap Yusuf.

    Ia memastikan DPRD akan terus mendorong pemerintah daerah menjaga keseimbangan antara kenyamanan berinvestasi dan kepatuhan terhadap regulasi. “Kami yakin pemerintah juga akan menjamin kelancaran perizinan, tapi kalau ada investor yang mokong, pasti harus ada sanksi,” tegasnya.

    Kepala Bidang PPUD Satpol PP Kabupaten Pasuruan, Sony Kuryantono membenarkan bahwa pihaknya telah memantau kembali beroperasinya proyek tersebut. “Kami sudah menurunkan tim ke lapangan dan akan mengkaji hasil penelusurannya,” jelas Sony.

    Untuk saat ini, Satpol PP masih berpegangan pada Perda Nomor 2 Tahun 2017 terkait ketertiban umum. “Utamanya soal tertib jalan, seperti larangan pekerjaan yang menimbulkan debu dan mengganggu pengguna jalan,” lanjutnya.

    Terkait perizinan, Sony menyebut bahwa izin spesifik seperti KRK baru diperlukan jika proyek sudah masuk tahap pembangunan fisik. “KRK itu mengacu pada RTRW dan RDTR, jadi selama ini masih masuk tahap pematangan lahan,” jelasnya.

    Namun demikian, Satpol PP sempat memanggil pihak proyek setelah sidak dilakukan oleh dewan. “Sayangnya, yang datang bukan pemilik proyek, hanya pekerja lapangan, dan mereka pun tidak mau menyebut siapa pemiliknya,” pungkasnya. (ada/kun)

  • Warkop Terselubung di Ponorogo Ditutup, DPRD Desak Satpol PP Berantas Prostitusi Online

    Warkop Terselubung di Ponorogo Ditutup, DPRD Desak Satpol PP Berantas Prostitusi Online

    Ponorogo (beritajatim.com) – Langkah tegas Satpol PP Ponorogo dalam menutup warung kopi (warkop) yang disalahgunakan untuk praktik prostitusi terselubung, mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno. Dia menyebut upaya tersebut sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memerangi penyakit masyarakat yang berpotensi menyebarkan HIV/AIDS di Bumi Reog.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Satpol PP bersama tim gabungan telah menutup belasan warkop di Desa Demangan, Kecamatan Siman, serta puluhan lainnya di kawasan Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan.

    “Kami apresiasi kinerja ini. Tapi saya ingatkan, jangan berhenti di sini,” kata Dwi Agus, Jumat (16/5/2025).

    Menurutnya, penutupan tempat-tempat itu harus menjadi langkah awal dari agenda besar. Yakni menjadikan Ponorogo sebagai kabupaten yang sehat dan bebas dari praktik prostitusi yang terselubung. Politisi dari PKB itu menilai, masih banyak lokasi lain yang harus disisir karena wilayah Ponorogo mencakup 21 kecamatan yang berpotensi menjadi titik penyebaran penyakit sosial.

    “Yang dilakukan selama ini bagus, tapi harus rutin. Jangan hanya reaktif,” ungkapnya.

    Dia pun menyinggung kasus di Desa Demangan yang mencatat belasan penjaga warung terdeteksi HIV, sebagai fenomena gunung es, indikasi bahwa kasus sebenarnya jauh lebih banyak dari yang terungkap.

    Dwi Agus menekankan pentingnya tracing sebagai bagian dari langkah preventif. Ia mendorong pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk menggandeng berbagai elemen dalam mendeteksi dan menangani penyebaran HIV di lokasi-lokasi rawan.

    “Yang sudah ketahuan terinfeksi HIV, harus benar-benar diurus. Diberi pendampingan, pengobatan, dan pengawasan. Tempat-tempat yang ditutup itu juga harus terus dipantau agar tidak muncul kembali,” tegasnya

    DPRD Ponorogo juga menyebut tantangan baru yang muncul dalam wujud praktik prostitusi berbasis digital. Dwi Agus menyarankan Satpol PP agar tidak hanya fokus pada penertiban konvensional, tetapi juga aktif membangun koordinasi dengan kepolisian, khususnya divisi cyber.

    “Sekarang ini banyak praktik prostitusi yang beralih ke ranah daring. Satpol PP harus gandeng kepolisian, khususnya yang menangani kejahatan siber. Jangan sampai kecolongan,” pintanya.

    Dia juga meminta agar pengawasan terhadap tempat hiburan malam (THM) dan penginapan baru diperketat. Menurutnya, tempat-tempat tersebut berpotensi menjadi lokasi baru bagi praktik-praktik menyimpang, jika tidak segera dipantau.

    “Ponorogo harus bersih. Dan itu butuh kerja bersama: eksekutif, legislatif, dan aparat penegak hukum,” pungkasnya. [end/aje]