Kementrian Lembaga: Satpol PP

  • IKN Jadi Sarang Prostitusi, Pemerintah Perketat Aturan Penginapan

    IKN Jadi Sarang Prostitusi, Pemerintah Perketat Aturan Penginapan

    Penajam Paser Utara, Beritasatu.com – Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dituding menjadi sarang prostitusi. Otorita IKN mempersempit ruang praktik prostitusi di IKN dengan meminta pemilik usaha di bidang jasa akomodasi atau penginapan memperketat aturan bagi pengguna jasa penginapan.

    “Kami persempit ruang prostitusi atau ruang gerak pramunikmat lakukan kegiatan di IKN,” ujar Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin di Sepaku, Penajam Paser Utara, Sabtu (12/7/2025).

    Langkah tersebut merupakan salah satu upaya OIKN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara, maupun TNI dan Polri, membersihkan praktik prostitusi di wilayah IKN.

    Penginapan seperti guest house, hotel, dan losmen, serta lainnya, kata dia, diminta memperketat aturan guna mencegah praktik prostitusi di wilayah IKN dan sekitarnya.

    “Kami sudah undang pemilik usaha penginapan agar ikut bersihkan praktik prostitusi dengan perketat aturan ketat bagi pengguna jasa,” katanya dikutip dari Antara.

    Alimuddin mengatakan jangan takut kehilangan rezeki karena aturan yang ketat pada penginapan. Menurutnya, banyak orang baik datang berkunjung dan tinggal di IKN. 

    “Jadi jangan khawatir kurang pelanggan,” ujar Alimuddin.

    Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan OIKN Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi menambahkan pihaknya melakukan kolaborasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara dan aparat penegak di lapangan.

    Fenomena sosial seperti praktik prostitusi, kata dia, sudah ada jauh sebelum pembangunan IKN dimulai, sehingga jangan sampai muncul narasi yang menyudutkan atau menyalahkan keberadaan IKN sebagai penyebab persoalan tersebut.

    “Mari semua bicara berdasarkan data dan konteks yang benar, citra IKN di tingkat nasional maupun internasional sangat dipengaruhi cara membangun dan mengelola kota termasuk sektor akomodasi,” ucapnya.

    Ia mengatakan penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk menjaga etika, membangun standar pelayanan yang profesional, serta mendorong praktik usaha yang sehat dan bertanggung jawab.

  • Banyak PSK Berkeliaran di Ibu Kota, Pemerintah Akhirnya Buka Lokalisasi Resmi

    Banyak PSK Berkeliaran di Ibu Kota, Pemerintah Akhirnya Buka Lokalisasi Resmi

    GELORA.CO – Ibu Kota Nusantara (IKN) belum juga genap berdiri, tapi masalah klasik sudah menghantui. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikabarkan telah menertibkan 64 perempuan yang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) di sekitar wilayah IKN, Kalimantan Timur, sepanjang tahun 2025. Jumlah ini jelas bukan angka main-main untuk sebuah ibu kota yang baru dibangun.

    Para PSK ini, katanya, bukan hanya dari Samarinda dan Balikpapan. Ada juga yang datang jauh-jauh dari luar Kalimantan, seperti Bandung, Makassar, bahkan Yogyakarta. Setelah ditertibkan, mereka cuma diminta angkat kaki dari wilayah IKN dalam tempo 2-3 hari. Solusi instan, tapi apakah ini benar-benar menyelesaikan masalah?

    Sejatinya, keberadaan pekerja seks di ibu kota negara bukanlah hal baru. Jakarta, sebagai ibu kota RI sebelumnya, dulu juga pernah diramaikan oleh ‘aktivitas’ serupa. Bedanya, lima dekade lalu, pemerintah daerah di Jakarta menyikapinya dengan cara yang bikin geger sekaligus sarat kontroversi: membuka lokalisasi prostitusi resmi!

    Jakarta 1960-an: Sarang Prostitusi yang Bikin Pusing

    Mari kita menengok ke belakang. Sejak era 1960-an, Jakarta mengalami gelombang urbanisasi besar-besaran. Orang-orang dari seluruh pelosok negeri berbondong-bondong datang ke ibu kota, berharap mengadu nasib dan meraih mimpi. Tapi tak jarang, mimpi itu berujung pada kerasnya hidup dan munculnya masalah sosial-ekonomi, termasuk ledakan praktik prostitusi.

    Di masa itu, tempat-tempat prostitusi menjamur di hampir setiap sudut Jakarta. Terutama di pusat ekonomi macam perkantoran, pelabuhan, hingga stasiun kereta. Para PSK bebas berdiri di pinggir jalan, menunggu pelanggan. Bahkan, ada fenomena ‘becak komplet’, di mana PSK bekerja sama dengan tukang becak. Mereka akan diajak keliling mencari calon pelanggan, tak ubahnya seperti sales keliling.

    Pemandangan ini bikin wajah Jakarta semrawut, kumuh, dan menimbulkan keresahan sosial yang kompleks. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin (1966-1977), atau akrab disapa Bang Ali, melihat ini sebagai bom waktu yang harus segera dijinakkan. Apalagi, banyak PSK yang usianya masih belasan tahun.

    “Saya ngilu menyaksikannya. Di antara wanita-wanita itu ada anak-anak kecil yang masih belasan tahun umurnya,” curhat Bang Ali dalam autobiografinya, Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 (1994). Hatinya teriris melihat kondisi itu.

    Berbagai usulan sempat muncul, mulai dari pemberdayaan hingga pelatihan kerja. Tapi semua dianggap tak realistis. Bagaimana tidak? Jumlah PSK mencapai ribuan orang, sementara anggaran pemerintah sangat terbatas.

    Bangkok Jadi Inspirasi, Lahirlah Kramat Tunggak

    Titik terang justru datang saat Bang Ali melakukan kunjungan kerja ke Bangkok, Thailand. Di sana, ia terkesima. Praktik prostitusi tak diumbar di pinggir jalan, melainkan ditempatkan di satu kawasan resmi yang dikelola pemerintah. Inspirasi pun didapat!

    Pulang dari Thailand, Bang Ali tanpa ragu memutuskan menerapkan konsep serupa di Jakarta. Langkah berani ini secara resmi dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur No. Ca.7/1/13/70, tertanggal 27 April 1970.

    Pemerintah DKI Jakarta kemudian memilih Kramat Tunggak, Jakarta Utara, sebagai lokasi lokalisasi. Para pejabat lokal diminta keras untuk menutup praktik prostitusi di wilayah lain Jakarta, lalu memindahkan semua PSK ke Kramat Tunggak. 

    Bagi Bang Ali, ini opsi paling realistis. Pemerintah tidak punya sumber daya untuk menghapus total prostitusi, apalagi memberi pekerjaan layak ribuan PSK itu.

    Kramat Tunggak: Kontroversi yang tak Pernah Usai

    Tentu saja, kebijakan Bang Ali ini menuai badai kritik. Dalam autobiografi lain berjudul Ali Sadikin: Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi (2012), Bang Ali mengakui kebijakan lokalisasi itu dicap sebagai bentuk pembiaran eksploitasi perempuan. Ia dituding melegalkan perbuatan tercela dan justru memperkuat stigma sosial.

    “Mereka mengartikan pikiran dan tindakan saya itu memperbolehkan eksploitasi manusia atas manusia, merendahkan derajat wanita dan menjauhkan kemungkinan rehabilitasi bagi wanita yang sadar,” kenang Bang Ali.

    Namun, ia punya alasan kuat. Baginya, lokalisasi adalah cara untuk mempersempit ruang gerak para PSK agar lebih mudah dibina. Yang tak kalah penting, aspek kesehatan juga bisa lebih dikontrol, karena pemerintah mewajibkan pemeriksaan rutin bulanan. Pragmatis, tapi sarat pro-kontra.

    Kritik tak hanya datang dari moralis. Sebagian pemuka agama menganggap Bang Ali telah melegalkan perzinahan. Namun, menariknya, ada juga ulama yang justru mendukung, asalkan kebijakan itu bertujuan menyelesaikan masalah prostitusi secara tuntas, bukan sekadar pembiaran.

    Perdebatan panas soal lokalisasi ini akhirnya berakhir pada tahun 1999. Pemerintah DKI Jakarta memutuskan menutup total tempat prostitusi seluas 12 hektare itu. Kramat Tunggak, yang dulunya sarang prostitusi, kini bertransformasi menjadi pusat keagamaan megah: Jakarta Islamic Center.

    Lalu, bagaimana dengan IKN? Apakah sejarah akan terulang dengan cara yang berbeda? Atau pemerintah punya jurus baru untuk mengatasi masalah klasik ini? Waktu yang akan menjawab.

  • DKI diminta tingkatkan pengawasan produsen rokok ilegal

    DKI diminta tingkatkan pengawasan produsen rokok ilegal

    Arsip foto – Petugas menutup ribuan rokok dan minuman keras tanpa label cukai yang akan dimusnahkan di halaman kantor pusat DJBC, Jakarta, Kamis (22/12/2016). Direktorat Bea dan Cukai melakukan pemusnahan pada Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) dan rokok yang menggunakan cukai palsu atau tidak menggunakan cukai pada Jumat (23/12/2016). (ANTARA/Rosa Panggabean)

    DKI diminta tingkatkan pengawasan produsen rokok ilegal
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 17:29 WIB

    Elshinta.com – Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) meminta pemerintah daerah termasuk DKI Jakarta meningkatkan pengawasan, penindakan terhadap produsen ilegal serta penerapan sistem pelacakan yang menyeluruh untuk menutup celah distribusi rokok ilegal.

    “Kami juga mendorong agar kebijakan standardisasi kemasan tetap dilanjutkan dan dijalankan dengan serius,” kata Program Manager IYCTC, Ni Made Shellasih dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Karena, menurut dia, dampaknya bukan hanya soal kesehatan masyarakat, tapi juga menyangkut keberlanjutan sistem jaminan sosial negara. Pemerintah daerah juga harus memaksimalkan Dana Bagi Hasil Cukai (DBH-CHT) untuk pengawasan dan edukasi agar kebijakan standarisasi kemasan tidak berhenti di atas kertas.

    IYCTC berpendapat peningkatan peredaran rokok ilegal dipengaruhi oleh persoalan struktural yang kompleks. Selain lemahnya penindakan dan pengawasan hukum terhadap rokok ilegal, temuan CISDI menunjukkan rokok ilegal paling tinggi ditemukan di kota-kota seperti Surabaya (20,6 persen) dan Makassar (21,4 persen). Yaitu wilayah yang dekat dengan pelabuhan besar dan pusat produksi tembakau.

    “Sementara kota lain yang dekat wilayah produksi, tapi tidak jadi jalur distribusi utama, angkanya jauh lebih rendah. Jadi ini bukan soal harga atau bungkus, tapi soal distribusi dan kontrol suplai,” ujar Ketua IYCTC, Manik Marganamahendra.

    Kemudian, lemahnya pengawasan terhadap produsen mikro dan kecil, tidak adanya pembatasan kepemilikan mesin pelinting serta tidak berjalannya sistem pelacakan distribusi juga berkontribusi pada kondisi tersebut.

    Survei CISDI menemukan banyak produk ilegal yang sudah mencetak peringatan kesehatan menyerupai produk legal. Hal ini menunjukkan sudah ada skala produksi yang besar dan permasalahan pada rantai pasok ini harus segera diatasi dengan tegas. Adapun standarisasi kemasan merupakan kebijakan yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan sebagai bagian dari upaya pengendalian konsumsi rokok, khususnya untuk menurunkan daya tarik produk tembakau terhadap anak dan remaja.

    Dengan menghapus elemen desain seperti warna, logo dan citra merek, kemasan rokok dibuat polos dan seragam dengan peringatan kesehatan bergambar yang lebih mencolok. Studi di Inggris menunjukkan, setelah kebijakan ini diterapkan, jumlah orang yang mengaku pernah ditawari rokok ilegal justru menurun. Di Australia, peredaran rokok ilegal tetap terkendali bahkan menurun beberapa pekan pasca kebijakan diimplementasikan.

    “Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas kebijakan sangat ditentukan oleh sistem pelaksanaannya, bukan bentuk kemasannya,” kata Manik.

    Sementara itu, tahun lalu, Satpol PP DKI Jakarta dan Kanwil Bea Cukai mengamankan sebanyak satu juta rokok ilegal dalam operasi pengawasan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (BKC HT) di wilayah Jakarta Selatan. Dalam operasi, rokok ilegal ditemukan di warung sebanyak 200.000 batang dan di rumah kontrakan sebanyak 800.000 batang.

    Sumber : Antara

  • Anggota Polisi Dikeroyok Satpol PP di Gorontalo, Korban Disetrum Taser Gun

    Anggota Polisi Dikeroyok Satpol PP di Gorontalo, Korban Disetrum Taser Gun

    GELORA.CO – Dugaan pengeroyokan oknum Satpol PP terhadap satu anggota Polda Gorontalo menyebabkan korban dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Selain ditendang dan dipukul, korban mengalami luka bakar di bagian leher usai diduga disetrum menggunakan alat kejut listrik.

    Kuasa hukum korban Ricki Monintja menyampaikan Bripda Dwi Laliyo tak hanya dipukul dan ditendang, tapi korban diduga disiksa menggunakan taser gun atau alat kejut listrik. Korban mengalami luka bakar di leher.

    “Saudara Dwi disetrum dengan alat kejut listrik di bagian leher dan membekas kayak luka bakar dan di bagian belakang punggung. Penggunaan Taser Gun di leher, kurang lebih 4-5 detik ditanam di leher bersangkutan dan kemudian dia lumpuh dan jatuh,” kata Ricki di Gorontalo, Rabu, 9 Juli 2025.

    Ricki juga mempertanyakan izin serta standar prosedur penggunaan alat kejut listrik oleh Satpol PP saat melakukan razia. Sementara Pemerintah Kota Gorontalo membantah tudingan Satpol PP menggunakan alat kejut listrik. Petugas Satpol PP hanya memakai handy talkie sewaktu kejadian yang dikira korban adalah taser gun.

     

    “Jangan sampai HT dianggap alat setrum. Tapi mereka mendalilkan itu, silakan dibuktikan. Kami prinsipnya menghargai proses hukum. Kami fokus di dua kasus ini dan saat ini slmasih ditangani Polresta Gorontalo Kota,” kata Kuas Hukum Pemkot Gorontalo Ardy Wiranata.

    Sebelumnya dugaan pengeroyokan ini terjadi di salah satu kafe di Kota Gorontalo pada Minggu dini hari, 6 Juli 2025. Saat itu, Bripda Dwi dimintakan identitas namun terjadi perdebatan hingga berujung kekerasan. Tak lama kejadian itu, sekelompok orang diduga melibatkan oknum polisi menyerang fasilitas kantor Satpol PP Kota Gorontalo.

    Akibatnya, kaca jendela kantor pecah serta satu unit komputer rusak dibanting. Kasus ini telah ditangani Polresta Gorontalo kota dengan menerima dua laporan yakni dugaan kasus penganiayaan dan perusakan fasilitas kantor pemerintahan.

  • Insiden Penyerangan Kantor Satpol PP, Wali Kota Gorontalo Tuntut Oknum Polisi Dipecat

    Insiden Penyerangan Kantor Satpol PP, Wali Kota Gorontalo Tuntut Oknum Polisi Dipecat

    Liputan6.com, Gorontalo – Pemerintah Kota Gorontalo menyatakan sikap tegas terhadap insiden dugaan penyerangan terhadap kantor Satpol PP oleh sejumlah oknum polisi, yang terjadi di Kantor Satpol PP Kota Gorontalo, pada Ahad (6/7/2025) dini hari. Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menilai tindakan kekerasan tersebut mencederai semangat kebersamaan antara masyarakat dan aparat penegak hukum, terlebih insiden terjadi hanya beberapa hari setelah peringatan Hari Bhayangkara ke-78.

    “Sangat disayangkan insiden ini terjadi di bulan peringatan Hari Bhayangkara dengan tema Polri Presisi, Masyarakat Bersama Polisi. Ironis, justru oknum polisi menyerang aparat penegak perda,” ujar Adhan saat memberikan keterangan pers di Gorontalo, Senin (7/7/2025).

    Ia meminta Satpol PP segera membuat laporan resmi agar proses hukum dapat berjalan sesuai aturan. Pemerintah Kota Gorontalo, kata dia, juga akan melayangkan surat resmi kepada Kapolda Gorontalo guna memastikan tindak lanjut kasus tersebut. “Saya sudah perintahkan Satpol PP melapor. Kami tidak akan tinggal diam. Jika terbukti, oknum polisi harus dipecat,” tegasnya.

    Menurut Adhan, insiden berawal dari penertiban tempat hiburan malam yang diduga milik keluarga dari salah satu oknum polisi. Tempat tersebut disebut tidak memiliki izin resmi dan telah menjadi target penutupan oleh Pemkot. “Penegakan hukum harus tanpa pandang bulu. Tempat hiburan yang melanggar aturan tetap akan ditindak, siapa pun pemiliknya,” katanya.

    Adhan menambahkan, kasus ini akan dibawa ke tingkat pusat. Ia berencana bertemu langsung dengan Kapolri dan Divisi Propam Mabes Polri untuk memastikan tidak ada intervensi dalam proses penegakan hukum. “Besok saya akan ke Jakarta. Saya akan bertemu langsung Kapolri dan menyampaikan laporan ke Divisi Propam agar masalah ini tidak berlarut,” ujarnya.

    Pengamen berkostum badut mencoba kabur saat Satpol PP menggelar razia penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di sekitar kawasan Senen, Jakarta Pusat pada Rabu siang. Razia digelar karena adanya laporan pengamen dan pengemis yang kerap memaksa…

  • Walkot Bandung Pastikan Teras Cihampelas Tidak Dibongkar

    Walkot Bandung Pastikan Teras Cihampelas Tidak Dibongkar

    BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung memastikan Teras Cihampelas tidak akan dibongkar, melainkan akan direnovasi dan dirawat secara berkelanjutan.

    Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan keputusan itu merupakan hasil kajian hukum, teknis, serta pertimbangan kemanfaatan aset publik dan anggaran yang matang.

    “Wacana pembongkaran memang ada sejak saya dilantik. Tapi saya tidak bisa asal putuskan. Harus dikaji secara hukum, manfaat, dan kerugiannya. Setelah dilakukan appraisal, nilai Teras Cihampelas saat ini mencapai Rp80 miliar,” kata Farhan dilansir ANTARA, Selasa, 8 Juli.

    Farhan mengatakan appraisal sendiri bertujuan untuk mengukur sejauh mana kerugian yang dialami, yang kemudian digunakan untuk menentukan kompensasi atau ganti rugi yang sesuai, salah satunya pada aset pemerintah.

    Menurut dia, karena nilai aset lebih dari Rp5 miliar dan masih berfungsi, maka pembongkaran tidak direkomendasikan dari sisi hukum dan tata kelola pemerintahan.

    “Kalau aset milik daerah di atas Rp5 miliar dan masih punya fungsi, sebaiknya tidak dibongkar. Proses hukum dan politiknya panjang, dan risikonya besar,” katanya.

    Ia juga menyebutkan jika proses pembongkaran dilakukan, setidaknya akan memakan waktu hingga enam bulan. Sementara selama masa itu, tidak ada perawatan yang bisa dilakukan, dan aset justru akan semakin terbengkalai.

    “Kalau dibongkar, selama enam bulan proses itu berjalan, tidak bisa dilakukan perawatan. Dan risikonya, malah bisa melanggar hukum,” ujar Farhan.

    Dengan keputusan tidak dibongkar, Pemkot Bandung akan fokus pada perawatan rutin dan pemanfaatan yang lebih baik.

    Wali Kota Bandung menyebut mulai tahun ini dan seterusnya akan selalu disiapkan anggaran khusus untuk menjaga Teras Cihampelas tetap aman, terang, dan nyaman untuk masyarakat.

    “Saya pastikan, setiap tahun akan ada anggaran untuk perawatan, keamanan, dan penerangan Teras Cihampelas. Supaya tempat ini tetap bermanfaat bagi warga dan wisatawan,” katanya.

    Farhan juga menyampaikan perawatan ini akan dilakukan lintas dinas, tidak hanya satu pihak saja. Beberapa dinas yang akan terlibat antara lain DSDABM, Dishub, Dinas Koperasi dan UKM, Satpol PP, Disbudpar, DPKP, dan Dinsos.

    “Dengan renovasi dan perawatan ini, harapannya Teras Cihampelas bisa kembali menjadi ruang publik yang representatif, aman, dan nyaman untuk seluruh masyarakat Kota Bandung dan pengunjung dari luar daerah,” kata dia.

  • Pengemis yang Melempari Pengendara dengan Batu di Bantul Ternyata Ketagihan Dapat Uang Mudah

    Pengemis yang Melempari Pengendara dengan Batu di Bantul Ternyata Ketagihan Dapat Uang Mudah

    Pengemis yang Melempari Pengendara dengan Batu di Bantul Ternyata Ketagihan Dapat Uang Mudah
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mengamankan
    pengemis
    yang sering meresahkan dengan melempari batu jika tidak diberikan uang oleh pengendara di simpang empat Bakulan, Jetis.
    Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum
    Satpol PP Bantul
    , Rujito, mengatakan pihaknya mengamankan
    Mbah Widodo
    (56), seorang pengemis yang sering meresahkan di simpang empat Bakulan.
    Mbah Widodo diamankan pada Senin (7/7/2025).
    “Pengendara yang tidak memberi uang kerap dilempari batu dan menarik tangan pengendara,” katanya kepada wartawan di Bantul, Selasa (8/7/2025).
    Rumah Mbah Widodo sekitar 3 km dari simpang empat Bakulan, Jetis, Bantul.
    “Dia tinggal sama keluarganya, tapi karena ketagihan dapat uang gampang, jadi ya seperti itu,” kata dia.
    Rujito mengatakan, pihaknya juga mengamankan uang Rp 600.000 dari hasil mengemis seharian.
    “Pengakuan uang itu hasil mengemis selama beberapa hari mulai siang sampai sore di simpang empat Bakulan,” kata dia.
    Mbah Widodo dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bantul agar mendapatkan pembinaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Zakir Naik Ceramah di UMS Solo Hari Ini, Gratis dan Terbuka untuk Umum
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Juli 2025

    Zakir Naik Ceramah di UMS Solo Hari Ini, Gratis dan Terbuka untuk Umum Regional 8 Juli 2025

    Zakir Naik Ceramah di UMS Solo Hari Ini, Gratis dan Terbuka untuk Umum
    Penulis
    SOLO, KOMPAS.com –
    Dai internasional asal India, Dr
    Zakir Naik
    , dijadwalkan akan menggelar ceramah akbar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (
    UMS
    ), Selasa (8/7/2025) sore ini. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.
    Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Indonesia Lecture Tour 2025 yang diselenggarakan di sejumlah kota besar di Indonesia.
    Ceramah di Solo akan digelar di Edutorium UMS, yang dibuka untuk umum secara gratis tanpa pendaftaran.
    Setelah dari Solo, Zakir Naik akan melanjutkan tur dakwah ke Malang, Bandung, dan Jakarta.
    Berdasarkan keterangan resmi panitia, gerbang acara akan mulai dibuka pukul 15.00 WIB, sementara open gate resmi dijadwalkan pukul 17.00 WIB.
    Seluruh rangkaian acara akan berlangsung hingga tengah malam.
    Kabagops Polresta Surakarta Kompol Engkos Sarkosi menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah menyiapkan sistem pengamanan maksimal.
    “Open gate akan dibuka pada pukul 17.00 WIB dan kegiatan diperkirakan selesai pada pukul 24.00 WIB. Untuk itu, kami telah menyiapkan 112 personel gabungan yang terdiri dari unsur TNI-Polri, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan Kota Surakarta,” ujar Kompol Engkos, Senin (7/7/2025).
    Panitia mengimbau peserta datang lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk dan mengikuti acara dengan nyaman.
    Tidak ada pendaftaran, sehingga siapa pun bisa hadir secara langsung.
    Acara ini diharapkan menjadi momentum penguatan dakwah Islam yang sejuk dan damai, serta membuka ruang dialog lintas iman secara terbuka.
    Meski tidak dipungut biaya, panitia menyediakan kotak donasi sukarela bagi yang ingin berkontribusi.
    17.00 – 19.45 WIB: Gerbang Dibuka dan Persiapan
    19.45 – 20.05 WIB: Perkenalan Acara
    20.05 – 20.55 WIB: Ceramah oleh Fariq Naik (putra Dr Zakir Naik)
    20.55 – 21.00 WIB: Perkenalan Dr Zakir Naik
    21.00 – 22.30 WIB: Ceramah Utama oleh Dr Zakir Naik
    22.30 – 22.35 WIB: Aturan & Tata Tertib Tanya Jawab
    22.35 – 00.12 WIB: Sesi Tanya Jawab Interaktif
    Medan – (Pembukaan)
    Solo (UMS) – 8 Juli 2025
    Malang (Stadion Gajayana) – 10 Juli 2025
    Bandung (Lapangan Tritan) – 12–13 Juli 2025
    Jakarta (Ex Hanggar Teras Pancoran) – 18–20 Juli 2025
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tempati Warung Kosong, 2 Pasangan Anjal Kumpul Kebo Diamankan Satpol PP Bangkalan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Juli 2025

    Tempati Warung Kosong, 2 Pasangan Anjal Kumpul Kebo Diamankan Satpol PP Bangkalan Surabaya 8 Juli 2025

    Tempati Warung Kosong, 2 Pasangan Anjal Kumpul Kebo Diamankan Satpol PP Bangkalan
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Dua pasangan
    anak jalanan
    (Anjal) diamankan satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
    Saat ditemukan, empat orang tersebut sedang tidur bersama pasangannya masing-masing.
    Sekretaris Satpol PP Kabupaten Bangkalan, Moh Hasbullah, mengatakan pasangan
    kumpul kebo
    itu ditemukan petugas saat melakukan razia.
    Dua pasangan anjal itu menempati warung kosong yang ada di akses menuju Jembatan Suramadu.
    “Kami sedang melakukan razia di warung sekitar Suramadu dan menemukan bangunan warung kosong yang ditempati mereka,” kata Hasbullah, Selasa (8/7/2025).
    Dua pasangan sejoli itu yakni Roni (19) asal Kabupaten Sampang bersama Nur Hayati (21) asal Desa Petapan,Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan.
    “Dua orang ini sudah sering kami tertibkan tapi balik lagi kesini,” tuturnya.
    Sedangkan satu pasangan lain yakni Muhammad Agung (20) asal Kabupaten Sidoarjo bersama Salsabila Dwi (19) asal Kota Surabaya.
    “Untuk yang berasal dari Bangkalan, kami akan panggil keluarganya. Sedangkan untuk yang dari luar kota kami serahkan ke dinas sosial,” tambahnya.
    Hasbullah mengatakan, dua pasangan tidak sah itu diduga menempati bangunan bekas warung di sekitar Suramadu.
    Hal itu terbukti dari adanya sejumlah pakaian bekas pakai di dalam gubuk sempit tersebut.
    “Diduga gubuk atau warung kosong tersebut mereka gunakan sebagai tempat tinggal. Karena saat kami cek, ada beberapa baju yang bekas pakai disana,” imbuhnya.
    Selain mengamankan dua pasangan kumpul kebo itu, petugas juga mengamankan 7 orang anjal lain yang tersebar di sejumlah titik di Bangkalan.
    Mayoritas, mereka berasal dari luar Kabupaten Bangkalan dan mengamen di lampu merah.
    “Untuk anjal lain kami temukan di lampu merah dan kebanyakan dari luar Bangkalan. Selain mengamankan anjal, kami juga amankan minuman beralkohol dua botol,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Rendam RS Permata Jonggol, 16 Pasien Dievakuasi ke Lantai Dua
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        8 Juli 2025

    Banjir Rendam RS Permata Jonggol, 16 Pasien Dievakuasi ke Lantai Dua Bandung 8 Juli 2025

    Banjir Rendam RS Permata Jonggol, 16 Pasien Dievakuasi ke Lantai Dua
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten
    Bogor
    ,
    Jawa Barat
    , pada Senin (7/7/2025) malam, menyebabkan banjir yang merendam Rumah Sakit (RS) Permata
    Jonggol
    .
    Sebanyak 16 pasien yang dirawat di lantai satu rumah sakit terpaksa dievakuasi ke lantai dua akibat genangan air.
    “Ketinggian air di ruangan lantai satu mencapai sekitar 20 sentimeter, sementara halaman dan area parkir tergenang air setinggi 50 hingga 70 sentimeter,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, saat dikonfirmasi pada Selasa (8/7/2025).
    Banjir terjadi sekitar pukul 21.30 WIB setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut dalam waktu yang cukup lama, menyebabkan luapan dari Kali Cibarengkok dan Kali Cikarang.
    Selain merendam rumah sakit, banjir juga menutup akses Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, sehingga sempat membuat lalu lintas tersendat.
    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor segera diterjunkan ke lokasi, bersama sejumlah unsur seperti DAMKAR, Tagana, Kencana Kecamatan Jonggol, Babinsa Desa Sukamanah, dan Satpol PP untuk melakukan evakuasi dan kaji cepat.
    “Tim di lapangan juga melakukan pembersihan lumpur pascabanjir, analisis di lokasi, serta edukasi dan imbauan kebencanaan kepada masyarakat,” jelas Adam.
    Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun pengungsi dalam kejadian ini.
    Seluruh pasien dan staf medis dalam kondisi selamat, meski pelayanan di RS Permata Jonggol sempat terganggu karena penanganan pasien dan peralatan medis dialihkan ke lantai dua.
    Penerimaan pasien pun ditutup sementara.
    Situasi mulai berangsur normal sekitar pukul 02.00 WIB, Selasa dini hari, setelah air surut baik di area rumah sakit maupun di ruas jalan utama.
    “Total 16 pasien yang dievakuasi ke lantai dua RS Permata Jonggol. Untuk kerusakan, tidak ada,” ungkapnya.
    Adam mengingatkan bahwa banjir berpotensi kembali terjadi jika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur dalam durasi lama.
    “Kami mengimbau untuk tetap waspada terhadap
    potensi bencana
    , mengingat cuaca ekstrem yang tidak menentu masih berpotensi terjadi di wilayah Bogor,” imbaunya.
    Diperlukan penanganan lebih lanjut dari instansi terkait untuk mengurangi risiko banjir serupa di masa mendatang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.