Kementrian Lembaga: Satpol PP

  • Dansatgas: Tim gabungan temukan ladang ganja di kampung Ngutok-Pegubin

    Dansatgas: Tim gabungan temukan ladang ganja di kampung Ngutok-Pegubin

    “Operasi serupa akan terus digelar secara terukur dengan tetap mengutamakan keselamatan pasukan dan warga,”

    Jayapura (ANTARA) – Patroli gabungan yang menyusuri hutan dusun Ngutok, Kampung Kabiding, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, menemukan ladang ganja yang ditanami sebanyak 740 pohon ganja.

    Dansatgas Yonif 751/VJS Letkol Inf Erwan Harliantoro, Rabu di Oksibil, mengatakan ladang ganja yang ditumbuhi 740 pohon ganja itu ditemukan tumbuh subur di hutan yang ada di Kampung Ngutok, Selasa (21/10).

    Ladang ganja itu ditemukan setelah anggota TNI melakukan patroli dan pengamatan rute rawan. Kemudian dilakukan penyergapan dan mengamankan wilayah serta melakukan pendataan.

    Setelah ditemukan, anggota mencabutinya dan menyerahkan barang bukti tersebut ke Polres Pegunungan Bintang untuk diproses lebih lanjut.

    Keberhasilan tersebut merupakan wujud sinergi antar satuan dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan khususnya di Kabupaten Pegunungan Bintang serta melindungi masyarakat dari bahaya peredaran narkotika.

    “Operasi serupa akan terus digelar secara terukur dengan tetap mengutamakan keselamatan pasukan dan warga,” kata Dansatgas Yonif 751/VJS Letkol Inf Erwan Harliantoro yang dihubungi dari Jayapura.

    Kaban Kesbangpol dan Satpol PP Pegunungan Bintang Kaleb Alimdam secara terpisah mengapresiasi temuan ladang ganja Kampung Ngutok, Distrik Kabiding.

    “Ganja merupakan salah satu penyakit masyarakat yang harus diberantas semua elemen karena dampaknya yang ditimbulkan merugikan semua pihak,” kata Kaleb Alimdam.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Respons Wali Kota Eri Cahyadi soal Penggerebekan Pesta Seks Sesama Jenis di Hotel Surabaya

    Respons Wali Kota Eri Cahyadi soal Penggerebekan Pesta Seks Sesama Jenis di Hotel Surabaya

    Liputan6.com, Jakarta – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi merespons pesta sesama jenis yang digerebek polisi di salah satu hotel di Surabaya. Ia menegaskan kegiatan tersebut jelas melanggar norma agama dan hukum. Oleh sebab itu, ia mendukung penuh proses hukum yang saat ini ditangani Polrestabes Surabaya.

    “Jelas yang pertama ini melanggar syariat, agama apapun melarang. Kedua, dasar hukum apapun di negara ini, perbuatan tersebut dilarang. Maka harus kita lawan dan kita harus menjaga Surabaya bersama-sama,” tegas Wali Kota Eri, Selasa (21/10).

    Wali Kota Eri telah juga telah menginstruksikan Satpol PP Kota Surabaya untuk lebih aktif melakukan patroli pencegahan. Satpol PP, kata dia, punya tim khusus yang rutin berpatroli bersama kepolisian.

    “Kita akan kuatkan Satpol PP, meningkatkan patroli bersama jajaran Polrestabes Surabaya. Tapi yang paling penting adalah pengawasan secara menyeluruh, maka pengawasan ini akan lebih kuat dan cepat jika ada keterlibatan aktif dari masyarakat untuk melapor kepada pemkot maupun kepolisian,” imbuhnya.

    Selain itu, sebagai langkah pencegahan, Wali Kota Eri juga segera memanggil pengelola penginapan, hotel maupun apartemen. Mereka akan dikumpulkan untuk memperkuat komitmen bersama agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

    “Kita buat pakta integritas untuk memperkuat pengawasan karena Surabaya ini memang tidak lepas dari pelayanan jasa, maka kita perlu membuat komitmen dengan seluruh pemilik hotel. Kita akan datangi, lalu kita kumpulkan seluruh pemilik hotel. Semuanya, termasuk apartemen,” kata Wali Kota Eri.

  • Parkir liar di Kyai Maja ditertibkan

    Parkir liar di Kyai Maja ditertibkan

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 36 personel gabungan menertibkan parkir liar di Jalan Kyai Maja, Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    “Mereka dari Sudin Perhubungan Jakarta Selatan, Satpol PP, TNI, dan Polri,” kata Pengendali Operasional Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Ebenezer Lumban Tobing di Jakarta, Selasa.

    Ebenezer mengatakan, sebanyak tujuh kendaraan baik roda dua dan roda empat ditindak oleh petugas dalam penertiban ini.

    Rinciannya, dua kendaraan roda empat mendapatkan BAP langsung dan lima kendaraan roda dua diangkut jaring.

    Selain melakukan penertiban, Ebenezer menambahkan, dalam kegiatan ini para petugas juga turut melakukan teguran kepada para pengendara kendaraan umum, yang mangkal sembarangan.

    “Harapannya dengan kegiatan ini, masyarakat pengguna jalan dan trotoar dapat menggunakan haknya dengan baik, sehingga semua nyaman dan aman,” ucapnya.

    Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan menderek sebanyak 842 kendaraan roda dua dan empat dalam penertiban parkir liar sejak Januari hingga Juli 2025 di wilayah tersebut.

    Dari total penindakan tersebut, sebanyak 500 kendaraan diderek melalui penerbitan Surat Perjanjian (SP).

    Sedangkan 211 kendaraan diangkut langsung ke kantor Sudinhub setempat.

    Penindakan derek tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan 134 kendaraan, sementara penindakan angkut puncaknya terjadi pada Mei dengan 104 kendaraan.

    Kemudian, sebanyak 1.403 kendaraan telah dicabut pentilnya oleh petugas Sudinhub Jakarta Selatan dalam Operasi Cabut Pentil (OCP) yang berlangsung sejak Januari hingga Juli 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anggota Satpol PP Tegur Pemotor Lawan Arah-Naik Trotoar, Bahasanya Jadi Sorotan

    Anggota Satpol PP Tegur Pemotor Lawan Arah-Naik Trotoar, Bahasanya Jadi Sorotan

    Jakarta

    Seorang anggota Satpol Pepe, Dede Wahyudi mendadak viral lantaran ucapannya. Dia menegur pemotor lewat trotoar hingga melarang pemotor lawan arah pakai bahasa inggris yang fasih.

    Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @mister._dede, Dede terdengar memberikan teguran bagi pemotor yang naik ke trotoar. Situasi jalan di kawasan Kembangan, Jakarta Barat kala itu sedang padat merayap.

    “Get off the sidewalk, please,” ujar Dede.

    Bukan cuma itu saja, Dede juga membagikan momen lain sedang menghalau pemotor yang lawan arah.

    “Hey don’t be naughty. Just turn around,” ucap Dede.

    Dia juga mengimbau agar masyarakat patuh terhadap peraturan.

    Kefasihan Dede dalam menggunakan bahasa asing, bahkan dengan intonasi yang tegas namun sopan, menjadikannya sorotan warganet lantaran terhibur dan kagum.

    Menanggapi kehebohan tersebut, Dede Wahyudi, yang merupakan petugas Satpol PP Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, mengungkapkan bahwa kemahirannya berbahasa Inggris adalah sebuah hobi dan upaya untuk berkreasi. Dia berangkat dari kebiasaannya menonton film-film berbahasa Inggris.

    “Jadi sebenarnya bahasa inggris itu hobi saya,” kata Dede saat berbincang bersama detikcom beberapa waktu yang lalu.

    “Saya buat konten-konten pakai bahasa inggris karena saya ingin menciptakan sesuatu yang berbeda,” tambahnya lagi.

    “Dulu saya sempat tugas di Monas, kan banyak turis asing. Di situlah hasrat saya, kemauan saya untuk berbahasa inggris tiba-tiba muncul lagi, ingin membuat suatu percakapan dengan wisatawan asing yang berkunjung ke kota Jakarta,” jelas dia.

    (riar/din)

  • KPKP Jaktim rutin awasi keamanan pangan di enam pasar tradisional

    KPKP Jaktim rutin awasi keamanan pangan di enam pasar tradisional

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur terus berkomitmen menjaga keamanan pangan bagi masyarakat di enam pasar tradisional.

    “Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan pengawasan keamanan pangan terpadu yang dilaksanakan di enam pasar tradisional wilayah Jakarta Timur,” kata Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Taufik menyebut, kegiatan ini bertujuan memastikan bahan pangan yang dijual di pasar-pasar tradisional aman, layak konsumsi, dan bebas dari bahan kimia berbahaya.

    Selain itu, pengawasan ini merupakan langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari bahan pangan yang tidak memenuhi standar keamanan.

    “Kami ingin memastikan bahwa produk pertanian maupun peternakan yang beredar benar-benar aman dikonsumsi,” ujar Taufik.

    Enam pasar yang menjadi lokasi pemeriksaan, antara lain Pasar Ciracas, Pasar Cibubur, Pasar Kramat Jati, Pasar Jambul, Pasar Cijantung, dan Pasar Lokbin Makasar.

    “Jadi kegiatan di Pasar Ciracas juga disertai pemeriksaan langsung di tempat (on the spot) oleh petugas teknis di lapangan,” jelas Taufik.

    Dari seluruh lokasi tersebut, tim gabungan mengambil total 78 sampel pangan, yang terdiri dari komoditas pertanian dan peternakan.

    Setiap pasar diambil 13 sampel, terdiri dari 11 komoditas pertanian seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, serta dua komoditas peternakan berupa daging ayam dan daging sapi.

    Berbagai jenis uji yang dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya zat berbahaya dalam bahan pangan, meliputi uji residu pestisida, formalin, klorin, dan eber.

    Uji residu pestisida bertujuan mengetahui kandungan zat kimia yang mungkin tersisa pada produk pertanian, sementara uji formalin dan klorin memastikan tidak ada bahan pengawet berbahaya yang digunakan dalam pengolahan dan penyimpanan pangan.

    “Hasil pengujian ini menjadi dasar kami dalam mengambil langkah tindak lanjut, termasuk pembinaan atau tindakan hukum jika ditemukan pelanggaran,” ucap Taufik.

    Adapun pelaksanaan pengawasan pangan terpadu ini melibatkan sejumlah instansi lintas sektor. Selain Sudin KPKP Jakarta Timur, kegiatan juga diikuti oleh Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta, Korwas PPNS Polda Metro Jaya.

    Lalu, Bagian Perekonomian dan Pembangunan Kantor Wali Kota Jakarta Timur, unsur Kecamatan Ciracas dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait seperti PPUPKM, Satpol PP, dan Dinas Lingkungan Hidup.

    Taufik berharap sinergi berbagai pihak ini mampu memperkuat sistem pengawasan pangan di wilayah Jakarta Timur, khususnya pada jalur distribusi bahan pangan segar yang berasal dari petani, pedagang grosir, hingga pengecer di pasar tradisional.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ricuh Penertiban PKL di Alun-alun Bogor, Pedagang Tolak Dagangan Disita

    Ricuh Penertiban PKL di Alun-alun Bogor, Pedagang Tolak Dagangan Disita

    Bogor

    Penertiban PKL di alun-alun Kota Bogor sempat diwarnai ricuh. Pedagang dan Petugas Satpol PP terlibat adu mulut hingga saling dorong.

    Momen penertiban PKL itu viral di media sosial. Dilihat pada Senin (20/10/2025), petugas Satpol PP terlibat adu mulut dengan sejumlah pria diduga pedagang.

    Sejumlah pedagang sempat naik ke truk Satpol PP dan mengeluarkan peralatan berdagang yang sempat diamankan. Tindakan tersebut sempat dicegah, namun pedagang mengamuk dan terlibat adu mulut hingga saling dorong dengan petugas.

    Kasiops Satpol PP Kota Bogor Surya Dharma mengatakan, peristiwa dalam video terjadi pada Minggu (19/10/2025). Surya menyebut pedagang menolak ditertibkan dan melawan petugas.

    “Iya itu kejadiannya kemarin sore. Jadi PKL melawan dan ngga mau ditertibkan. Kebetulan saya yang pimpin operasi penertiban kemarin,” kata Surya ketika dimintai konfirmasi.

    “PKL yang ditertibkan karena mereka berjualan di tempat yang dilarang. Ini bukan sekali, kita selalu pantau terutama saat weekend, mereka sudah diingatkan berkali-kali,” kata Surya.

    “(PKL) Menolak ditertibkan karena mereka bingung mungkin mau usaha di mana, tapi tempat yang kemarin itu memang dilarang berjualan,” imbuhnya.

    “Pascakejadian PKL tetap kami bersihkan. Jumlah (PKL yang ditertibkan) puluhan, rata-rata semuanya kuliner, sebagian ada lapak mainan. (Keberadaan) PKL mengganggu akses untuk pejalan kaki, baik yang berkunjung ke alun-alun maupun ke Stasiun Bogor, terang Surya.

    (sol/idn)

  • Tips Belajar Bahasa Inggris "Mr Dede" Satpol PP, dari Film hingga Koran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Oktober 2025

    Tips Belajar Bahasa Inggris "Mr Dede" Satpol PP, dari Film hingga Koran Megapolitan 19 Oktober 2025

    Tips Belajar Bahasa Inggris “Mr Dede” Satpol PP, dari Film hingga Koran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dede Wahyudi (46), petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, punya cara tersendiri untuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya.
    Tanpa mengikuti kursus atau pelatihan khusus, Dede belajar secara otodidak lewat film-film Hollywood, lagu, hingga artikel di surat kabar berbahasa Inggris.
    “Awalnya saya belajar dari film, karena suka nonton film action kayak Training Day, Rambo, sama Fast & Furious. Dari situ saya mulai nangkep kata-kata yang sering dipakai,” ujar Dede saat ditemui
    Kompas.com,
    Minggu (19/10/2025).
    Seiring waktu, Dede merasa perlu memperluas sumber belajarnya. Ia mulai membaca koran berbahasa Inggris yang dijual di kios sekitar tempatnya bertugas.
    “Kalau ada waktu senggang, saya beli The Jakarta Post. Bacanya pelan-pelan, kata yang nggak ngerti saya tandain. Nanti saya cari artinya di kamus,” katanya.
    Dede mengaku membaca berita internasional membantunya memahami struktur kalimat formal dan memperkaya kosakata.
    “Kalau di film kan banyak bahasa gaul. Nah, dari koran saya belajar bahasa yang lebih baku. Jadi seimbang antara slang dan formal,” ujar dia.
    Meski sudah 25 tahun bertugas sebagai anggota Satpol PP, semangat belajar Dede tak pernah surut.
    Ia memiliki jadwal khusus belajar setiap malam, antara pukul 21.00 hingga tengah malam.
    “Kalau suasana sudah sepi, saya nyalain film atau baca koran bekas. Kadang baca berita lama, tapi tetap berguna buat latihan,” kata Dede.
    Ia juga rajin mencatat idiom dan frasa menarik dari berbagai sumber, lalu mencoba menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.
    “Saya hafalin kalimat kayak
    ‘I’m over the moon’
    atau
    ‘I’m hunky-dory’
    . Rasanya seru aja kalau bisa ngomong kayak di film,” ujarnya sambil tersenyum.
    Hobi belajar bahasa Inggris membuat Dede dikenal di lingkungan kerjanya. Rekan-rekannya menjulukinya “Mr. Dede” karena fasih berbicara dengan logat khas Amerika.
    “Kalau ada turis lewat, teman-teman suka bilang,
    ‘Mr. Dede, ajak ngobrol!’
    ,” kata Dede sambil tertawa.
    Namun, tak semua mendukung kebiasaannya itu. Beberapa orang menilai aneh karena seorang petugas Satpol PP berbicara bahasa Inggris dalam kesehariannya.
    “Pernah dibilang gaya-gayaan. Tapi saya enggak peduli. Buat saya, belajar itu bukan buat pamer, tapi buat nambah ilmu,” imbuh dia.
    Nama Dede mulai dikenal publik setelah videonya menegur pengendara motor dengan bahasa Inggris viral di media sosial.
    Video yang diunggah ulang oleh akun Instagram @infipop.id memperlihatkan Dede menertibkan pengendara yang melintas di trotoar sambil berkata,
    “Sir, this is pedestrian way, not for motorcycle!”
    Aksinya menuai pujian dari warganet yang kagum dengan kemampuan berbahasa Inggris dan profesionalismenya dalam bertugas.
    Meski viral, Dede tetap rendah hati. Ia menegaskan bahwa semangat belajarnya murni karena kecintaannya terhadap ilmu.
    “Saya cuma ingin buktiin kalau belajar itu nggak harus muda, nggak harus sekolah tinggi. Asal ada niat, pasti bisa,” ujar Dede.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • "Mr Dede" Satpol PP Gemar Bahasa Inggris, Anaknya Lebih Suka Matematika
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Oktober 2025

    "Mr Dede" Satpol PP Gemar Bahasa Inggris, Anaknya Lebih Suka Matematika Megapolitan 19 Oktober 2025

    “Mr Dede” Satpol PP Gemar Bahasa Inggris, Anaknya Lebih Suka Matematika
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dede Wahyudi (46) dikenal sebagai petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang sehari-harinya gemar berbicara menggunakan bahasa inggris. 
    Di tengah rutinitas menjaga ketertiban warga, ia gemar belajar bahasa Inggris secara otodidak dari film-film Hollywood.
    Namun, ternyata semangat Dede dalam berbahasa Inggris tidak serta merta menular kepada anaknya. Sang anak justru lebih tertarik dengan pelajaran matematika.
    “Anak saya enggak terlalu suka bahasa Inggris. Dia bilang pusing ngafalin kosa katanya,” ujar Dede sambil tertawa saat ditemui
    Kompas.com
    di Kantor Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (19/10/2025).
    Alih-alih meniru sang ayah yang rajin menonton film untuk melatih kemampuan bahasa asing, anak Dede justru lebih senang berhitung dan memecahkan soal-soal angka.
    “Dia lebih suka matematika. Kalau lihat angka atau rumus, malah semangat. Tapi kalau disuruh hafalin
    vocabulary,
    langsung kabur,” kata Dede sambil tersenyum.
    Meski berbeda minat, Dede tidak pernah memaksakan anaknya untuk mengikuti jejaknya. Baginya, setiap anak memiliki bakat dan cara belajar masing-masing.
    “Saya selalu bilang, yang penting dia punya semangat belajar. Mau bahasa Inggris, matematika, atau apa pun, asal ditekuni, pasti bisa berhasil,” ujar pria yang dijuluki Mr Dede ini.
    Ia mulai tertarik belajar bahasa Inggris sejak akhir 1990-an. Ia menonton film Training Day, Rambo, dan serial polisi Amerika berulang kali untuk menirukan dialog-dialognya.
    “Dulu kalau nggak ngerti kata, saya pause filmnya, buka kamus, dan tulis artinya. Dari situ saya belajar ngomong kayak orang Amerika,” kata dia.
    Kebiasaan itu ia pertahankan hingga kini. Setiap malam, antara pukul 21.00 WIB hingga tengah malam, Dede menghabiskan waktu untuk mendengarkan dialog film, mencatat idiom, dan menghafal kosakata baru.
    Namun, saat melihat anaknya suka belajar matematika, Dede justru merasa ikut belajar tentang arti ketekunan.
    “Dia suka banget berhitung sampai larut malam. Kadang saya belajar bahasa Inggris di ruang sebelah, dia ngerjain soal matematika di meja. Jadi sama-sama belajar, tapi bidangnya beda,” ujarnya dengan bangga.
    Bagi Dede, yang terpenting bukan membuat anaknya suka hal yang sama, tetapi memberi contoh bahwa belajar adalah bagian dari hidup.
    “Saya enggak pernah maksa dia harus jago Inggris kayak saya. Tapi saya pengin dia lihat kalau bapaknya aja di umur segini masih belajar,” kata Dede.
    Ia percaya, anak-anak lebih mudah meniru kebiasaan daripada sekadar mendengarkan nasihat.
    Oleh karena itu, Dede berusaha menunjukkan bahwa semangat belajar bisa datang dari mana saja dan kapan saja.
    Meski anaknya lebih menonjol di bidang matematika, Dede tetap sesekali mengajaknya bercakap dalam bahasa Inggris dengan kalimat sederhana.
    “Saya bilang,
    ‘Good morning!’
    . Terus dia jawab,
    ‘Morning!’.
    Kadang cuma segitu aja. Tapi buat saya itu udah cukup, yang penting dia enggak alergi sama bahasa Inggris,” ujarnya sambil tertawa.
    Cerita Dede menjadi cermin bahwa semangat belajar bisa muncul dari mana saja, tanpa batasan usia maupun profesi.
    “Setiap orang punya jalan masing-masing. Saya suka bahasa Inggris, anak saya suka matematika. Yang penting kami sama-sama belajar dan saling mendukung,” kata dia.
    Sikapnya yang terbuka terhadap perbedaan minat anak menjadi teladan sederhana tentang bagaimana pendidikan bisa dimulai dari rumah, bukan dengan paksaan, melainkan dengan contoh dan semangat.
    “Kalau saya bisa bikin dia semangat belajar apa pun yang dia suka, berarti saya udah berhasil sebagai orang tua,” tutup Dede.
    Sosok Dede mencuri perhatian publik setelah aksinya menegur pengendara motor dengan bahasa Inggris viral di media sosial.
    Video tersebut diunggah oleh akun @infipop.id, menampilkan momen Dede menertibkan pengendara yang melintas di trotoar kawasan Kembangan.
    Dalam video itu, Dede terdengar menegur dengan kalimat berbahasa Inggris yang fasih, membuat warganet kagum sekaligus terhibur.

    Sir, this is pedestrian way, not for motorcycle!
    ” ucap Dede dalam video yang telah ditonton ribuan kali itu.
    Unggahan tersebut dibanjiri komentar positif dari warganet yang memuji kemampuan Dede berbahasa Inggris serta profesionalismenya dalam bertugas.
    Tak sedikit pula yang menyebut Dede sebagai contoh inspiratif petugas Satpol PP yang berwawasan luas dan rendah hati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Belajar Tak Kenal Usia, "Mr Dede" Satpol PP Latihan Bahasa Inggris Otodidak Tiap Malam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Oktober 2025

    Belajar Tak Kenal Usia, "Mr Dede" Satpol PP Latihan Bahasa Inggris Otodidak Tiap Malam Megapolitan 19 Oktober 2025

    Belajar Tak Kenal Usia, “Mr Dede” Satpol PP Latihan Bahasa Inggris Otodidak Tiap Malam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Setelah 25 tahun bertugas sebagai anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dede Wahyudi (46) masih menunjukkan semangat belajar yang tak pernah padam.
    Petugas Satpol PP Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, ini dikenal rajin belajar bahasa Inggris di sela-sela kesibukannya bertugas menjaga ketertiban warga.
    Setiap malam, saat sebagian orang sudah beristirahat, Dede justru mengisi waktunya untuk belajar.
    Ia menjadikan waktu antara pukul 21.00 WIB hingga tengah malam sebagai rutinitas untuk menonton film dan memperdalam kemampuan bahasa asingnya.
    “Biasanya kalau suasana sepi, saya belajar. Dengerin dialog film, catat idiom, dan hafalin kosa kata baru,” ujar Dede saat ditemui
    Kompas.com,
    Minggu (19/10/2025).
    Dede belajar secara otodidak, tanpa kursus atau guru. Ia memanfaatkan film-film Hollywood sebagai sarana latihan mendengar sekaligus menirukan gaya berbicara penuturnya.
    Dari film Training Day, Rambo, hingga serial polisi Amerika, semua jadi bahan belajar yang menyenangkan.
    “Kalau ada kata sulit, saya
    pause
    filmnya, buka buku, terus cari artinya. Kalau sudah ngerti, saya ulang-ulang sampai hafal,” kata dia.
    Bagi Dede, belajar bahasa Inggris bukan sekadar hobi, melainkan bentuk investasi diri agar tetap produktif dan berwawasan luas.
    “Saya nggak peduli umur. Umur 46 bukan alasan buat berhenti belajar. Yang penting niat dan konsisten,” ucapnya tegas.
    Ia percaya, kemampuan bahasa asing bisa membuka banyak peluang, bahkan bagi petugas Satpol PP seperti dirinya.
    Terlebih, Dede kerap berinteraksi dengan warga dan wisatawan asing saat bertugas di kawasan publik seperti Monas dan Ragunan.
    “Dulu waktu ditempatkan di Monas, sering banget ketemu turis luar negeri. Saya nekat aja nyapa mereka. Lama-lama jadi terbiasa,” kenangnya.
    Ketekunan itu membuat Dede mendapat julukan “Mr Dede” dari rekan-rekannya di lapangan. Mereka sering menggoda Dede agar berbicara bahasa Inggris setiap kali ada turis lewat.
    “Teman-teman bilang,
    ‘Eh, Mr Dede, ajak ngobrol dong!’
    . Ya saya ladeni aja, siapa tahu bisa sambil latihan,” ujarnya sambil tertawa.
    Kebiasaan Dede yang rajin belajar sudah berlangsung sejak ia duduk di bangku sekolah menengah pada akhir 1990-an.
    Saat itu, ia terbiasa menonton film berulang-ulang sambil mencatat kosakata baru di buku catatannya.
    “Kalau zaman dulu kan belum ada internet kayak sekarang, jadi saya benar-benar ngandelin film dan kamus,” kata dia.
    Meski tak jarang dicibir karena dianggap “gaya-gayaan”, Dede memilih untuk tetap fokus pada tujuannya.
    Ia menganggap belajar bahasa Inggris bukan untuk pamer, melainkan sebagai latihan untuk terus berkembang.
    “Ada yang bilang,
    ‘ngapain sih ngomong Inggris, kayak orang luar negeri aja’
    . Tapi saya pikir, kenapa enggak? Bahasa itu ilmu, bukan gaya,” ujarnya.
    Kini, semangat belajar Dede tak hanya berhenti pada dirinya sendiri.
    Ia juga membagikan ilmunya kepada anak-anak di sekitar rumahnya dengan mengajar les bahasa Inggris gratis setiap akhir pekan.
    “Sudah empat bulan ini saya ngajar anak SD. Ibunya minta saya bantu. Saya ajarin baca, hafal, sama ngomong pakai idiom,” ujar dia.
    Salah satu idiom yang ia ajarkan kepada murid-muridnya adalah
    “I’m hunky-dory”,
    yang berarti “saya sangat baik”.
    “Anaknya lucu banget. Kalau saya datang, dia langsung bilang, ‘
    Hello Mister, I’m hunky-dory!’
    ,” kata Dede sambil tersenyum bangga.
    Nama Dede semakin dikenal publik setelah videonya menegur pengendara motor dengan bahasa Inggris viral di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @infipop.id, Dede terlihat menertibkan pengendara yang melintas di trotoar kawasan Kembangan sambil berbicara dengan bahasa Inggris yang lancar.

    Sir, this is pedestrian way, not for motorcycle!
    ” ucap Dede dalam video tersebut.
    Aksinya itu menuai beragam pujian dari warganet. Banyak yang menilai Dede sebagai contoh petugas yang berwawasan luas, profesional, dan bersemangat belajar di usia matang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satpol PP tangkap tiga PSK di Gang Royal Jakut

    Satpol PP tangkap tiga PSK di Gang Royal Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menangkap tiga Pekerja Seks Komersial (PSK) saat merazia lokalisasi prostitusi “Gang Royal” Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu malam hingga Minggu dinihari.

    “Mereka mengaku jualan kopi doang, tapi terciduk di dalam kamar saat dilakukan razia,” kata Kasatpol PP Kecamatan Penjaringan, Selvi Rachmawati di Jakarta.

    Ketiga PSK berinisial MU, AGP dan WN tersebut bukan warga Jakarta dan pendatang dari luar daerah. Ketiganya melawan dan meminta agar dilepaskan.

    Selain itu mereka juga menangis karena diamankan oleh petugas dalam operasi penertiban PSK tersebut.

    Ia mengatakan, meski kawasan itu telah ditertibkan sebelumnya tapi keberadaan praktik prostitusi di kawasan itu masih terjadi.

    Biasanya para PSK yang mangkal di kawasan itu kerap “kucing-kucingan” kepada petugas Satpol PP. “Razia kali ini menindaklanjuti laporan warga mengenai aktivitas di eks lokalisasi royal wilayah Kelurahan Penjaringan,” kata dia.

    Selanjutnya, ketiga wanita PSK itu dibawa ke Kantor Kecamatan Penjaringan untuk dilakukan pendataan. Kemudian mereka dibawa ke Panti Rehabilitasi Sosial di wilayah Jakarta Timur.

    “Dibawa ke Panti Cipayung,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.