Kementrian Lembaga: Satpol PP

  • 43 KK Rusun Gunungsari Dipaksa Pindah, Sempat Ricuh

    43 KK Rusun Gunungsari Dipaksa Pindah, Sempat Ricuh

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 43 kepala keluarga (KK) penghuni Rusunawa Gunungsari Surabaya diusir oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tindakan tegas itu dilakukan lantaran warga Rusunawa Gunungsari menunggak bayar sewa antara Rp 6 juta sampai Rp 8 juta per unit.

    Warga Rusunawa Gunungsari dengan dibantu Ormas Madas (Madura Asli) dan juga Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), mencoba menghalangi eksekusi yang dilakukan pihak Pemprov Jatim. Mereka tidak terima adanya penggusuran karena dianggap tebang pilih dan juga tidak berpihak pada warga penghuni.

    Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP dibantu aparat kepolisian dari Polrestabes Surabaya dan juga Polsek Wonokromo, akhirnya berhasil hasil menembus pertahanan massa yang menghalau di depan pintu masuk.

    Sempat terjadi kericuhan antar warga dengan Satpol PP. Bahkan, salah satu anak dari warga Rusunawa terluka kakinya karena ikut dalam kerumunan massa yang menghalau.

    Sekretaris KC FSPMI Surabaya, Nuruddin Hidayat mengatakan, Pemprov Jatim melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya menerjunkan melakukan penggusuran tersebut karena adanya tunggakan sewa Rusunawa Gunungsari yang nilainya berkisar antara Rp 6 juta hingga Rp 8 juta per unit.

    Nuruddin menyebutkan, puluhan warga yang menunggak itu bersedia membayar uang sewa, namun tidak bisa membayar secara tunai. Namun, Kementerian Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya mewajibkan pembayaran penuh.

    “Mereka tidak mempunyai pekerjaan tetap atau pekerjaan sehingga tidak mampu membayar tagihan Rusunawa Gunungsari sekaligus. Mereka juga tidak mempunyai tempat tinggal lain selain Rusunawa Gunungsari. Jika 43 KK tersebut digusur, maka mereka akan digusur. berpotensi menjadi tuna wisma,” ungkapnya Nuruddin, Kamis (16/5/2024).

    Untuk itu, Pemprov Jatim diminta tidak melakukan upaya tersebut dan kembali membuka komunikasi antara warga Rusunawa Gunungsari, dengan pihak terkait untuk mencari jalan tengah.

    “Solusi yang kami tawarkan untuk jangka pendek adalah pemutihan atau pelonggaran pembayaran tagihan. Sedangkan untuk jangka menengah, evaluasi harga sewa Rusunawa Gunungsari yang dirasa masih terlalu mahal, terutama bagi warga yang terdampak masuk kategori tidak mampu,” jelasnya.

    Sedangkan untuk jangka panjang yaitu mewujudkan janji Pemprov Jatim yang diutarakan Gubernur Soekarwo saat itu, untuk membangun rumah sederhana bersubsidi, atau paling tidak dalam bentuk Rusunami.

    “Membantu mencari pekerjaan atau paling tidak memberikan pelatihan bagi warga Rusunawa Gunungsari yang tidak mempunyai pekerjaan, tidak mempunyai penghasilan tetap,” tutupnya.

    Kini, barang-barang milik penghuni Rusunawa yang menunggak telah dibersihkan dan kamar-kamar telah dikosongkan. [uci/but]

  • Dua Pasang Remaja Kumpul Kebo di Sampang Digerebek

    Dua Pasang Remaja Kumpul Kebo di Sampang Digerebek

    Sampang (beritajatim.com) – Insiden yang melibatkan sepasang remaja berbeda jenis yang diduga melakukan kumpul kebo terungkap saat mereka tertangkap basah sedang berduaan di sebuah kamar kost di Jalan Rajawali, Sampang, Madura, pada hari Rabu, 15 Mei 2024.

    Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satuan Polisi Pamong Praja setempat, Suaidi Asyikin, mengonfirmasi peristiwa tersebut. Keberadaan kedua remaja di dalam satu kamar terbongkar saat timnya melakukan inspeksi mendadak di rumah kost tersebut.

    “Inspeksi dilaksanakan sekitar pukul 22:30 WIB pada malam Selasa, 14 Mei. Saat itu, tim Ketentraman dan Ketertiban Umum sedang menjalankan patroli rutin di area sekitar Jalan Rajawali, tepatnya di depan Rumah Sakit Umum Daerah Sampang,” jelas Suaidi, Rabu (15/5/2024).

    Dia menambahkan bahwa patroli rutin telah dilakukan di berbagai tempat hiburan, termasuk kafe, tempat karaoke, dan pedagang kaki lima, serta beberapa rumah kost. Namun, masih ditemukan insiden-insiden yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

    “Kami mengadakan inspeksi di rumah kost berdasarkan laporan dari warga setempat yang sering melihat kumpulan pemuda-pemudi di sana,” tambahnya.

    Setelah kejadian ini, Suaidi bersama dengan seluruh anggota Satuan Polisi Pamong Praja Sampang berencana untuk meningkatkan inspeksi di tempat-tempat hiburan dan rumah kost yang telah teridentifikasi sebagai lokasi praktik mesum. (sar/ted)

  • Pramusaji Diamankan Satpol PP Gresik, Diduga Nyambi Jadi PSK

    Pramusaji Diamankan Satpol PP Gresik, Diduga Nyambi Jadi PSK

    Gresik (beritajatim.com) – Lima orang pramusaji warung kopi di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, diamankan Satpol PP Kabupaten Gresik. Mereka diduga nyambi atau kerja sambilan dengan menjadi pekerja seks komersial (PSK).

    Keberadaan pramusaji tersebut dinilai melanggar Perda nomor 22 Tahun 2004 tentang Larangan Pelacuran dan Perbuatan Cabul.

    Kepala Dinas Satpol PP Gresik AH Sinaga menuturkan, sebelum mereka diamankan dan dimintai identitasnya. Masyarakat merasa resah selanjutnya melaporkan hal ini ke kantor Satpol PP.

    “Dalam penertiban itu, ada pramusaji yang berusaha kabur saat anggota kami datang ke lokasi,” tuturnya.

    Setelah semua pramusaji dikumpulkan lanjut Sinaga, mereka dibawa ke kantor Satpol PP guna di data identitasnya. Selanjutnya, dikenai tindak pidana ringan (Tipiring).

    “Sebagai besar berasal dari luar Gresik. Kami akan terus melakukan penertiban terkait dengan adanya pramusaji warkop yang berpakaian menor. Sebab, hal ini tidak menutup kemungkinan juga berkedok sebagai PSK,” ujarnya.

    Ia menambahkan, penertiban seperti ini akan terus dilakukan. Untuk itu, dirinya juga menghimbau kepada masyarakat bila menemukan lokasi warkop remang-remang diminta segera melapor.

    “Informasi dari masyarakat sangat membantu kami. Tanpa bantuan ini, petugas kami di lapangan tidak bisa berbuat banyak,” imbuhnya. [dny/beq]

  • Tiga Pilar Wonocolo Sita Pagupon di Margorejo

    Tiga Pilar Wonocolo Sita Pagupon di Margorejo

    Surabaya (beritajatim.com) – Tiga pilar Wonocolo menyita 4 pagupon di Margorejo, Selasa (14/05/2024). Penyitaan pagupon itu merespon keluhan warga yang resah karena judi burung merpati.

    Kapolsek Wonocolo, Kompol M Sholeh mengatakan keempat pagupon yang dibongkar dan disita itu terindikasi sebagai rumah burung merpati yang digunakan untuk berjudi. Sebelum melakukan penindakan, Polsek Wonocolo telah menggelar rapat bersama dengan Koramil 0832/07 dan Kogartap III Surabaya beserta dengan camat dan lurah.

    “kegiatan ini dilakukan oleh puluhan petugas gabungan dari koramil, kecamatan, kelurahan, Satpol PP dan pihak kepolisian. Kami sepakat melakukan penindakan setelah ada laporan dari masyarakat,” kata Sholeh ketika dihubungi Beritajatim.com, Selasa (15/05/2024) malam.

    4 pagupon yang ditertibkan berasal dari 2 lokasi yang berbeda. 2 pagupon setinggi 4 meter berada di Jalan. jetis Wetan II dan 2 pagupon  lainnya di Jalan Margorejo II. Keempat pagupon itu dibongkar dan dibawa menggunakan truk Satpol PP untuk diamankan.

    “Ini merupakan bentuk teguran. Jika masih ada yang nekat berjudi kami tidak segan untuk menindak lebih tegas,” imbuh Sholeh.

    Sholeh yang memimpin pembongkaran pagupon ini menghimbau agar masyarakat tidak segan melaporkan kepada pihak Polsek Wonocolo apabila ada kegiatan yang meresahkan. Bagi para pelaku judi, Sholeh berharap agar pembongkaran pagupon menjadi teguran agar tidak ada lagi judi merpati di wilayah Wonocolo.

    “Kami ingatkan bahwa Polsek Wonocolo tidak akan menoleransi setiap kegiatan yang mengganggu situasi Kamtibmas,” pungkasnya. (ang/ian)

  • 2 Remaja Plumpang Asyik Minum Es Moni Malah Diciduk Satpol PP Tuban, Ini Sebabnya!

    2 Remaja Plumpang Asyik Minum Es Moni Malah Diciduk Satpol PP Tuban, Ini Sebabnya!

    Tuban (beritajatim.com) – Dua orang remaja asal Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban diciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tuban karena nekat mabuk-mabukan di Taman Sumur Gemuling Mall Pelayanan Publik (MPP) Tuban, minggu (12/5/2024) malam. Mereka mabuk dengan minum es moni (campuran arak, kopi dan minuman suplemen)

    Menurut Kepala Satpol PP & Damkar Tuban Gunadi bahwa saat itu petugas dari Satpol PP Tuban melaksanakan patroli rutin dan mendapati dua orang remaja sedang mabuk-mabukan di Taman Gemuling.

    Masing – masing berinisal IDS (21) dan K (20) asal Kecamatan Plumpang. Saat petugas menghampiri, keduanya terciduk meminum es moni yakni oplosan kopi, arak dan suplemen.

    “Sehingga, oleh petugas kami berikan pembinaan,” terang Gunadi.

    Kemudian, masih kata Gunadi, petugas langsung mendata identitas dua remaja tersebut dan berharap tidak mengulangi tindakannya tersebut.

    “Pembinaannya agar mereka tidak mengulangi perbuatannya lagi,” tegas Gunadi.

    Selain di Taman Sumur Gemuling, petugas terlebih dahulu menyisir Taman Sleko dan Hutan Kota dalam pelaksanaan kegiatan patroli rutin.

    Adapun gerombolan remaja tengah asyik menggelar pesta miras oplosan juga ditemukan. Namun, saat hendak ditertibkan, mereka bergegas melarikan diri.

    “Di lokasi tersebut, petugas menemukan 1 botol arak dan 1 botol es moni,” paparnya.

    Ia menyampaikan bahwa hampir setiap harinya patroli rutin terus dilakukan dan bakal terus ditingkatkan, agar para pemabuk tidak lagi leluasa menggelar pesta miras di ruang-ruang publik.

    “Kami akan terus mengadakan patroli, termasuk operasi gabungan yang menyasar penjual minuman beralkohol maupun miras yang tak berijin,” pungkasnya. [ayu/aje]

  • Drama dan Kegigihan: Petugas Damkar Tuban Selamatkan Jari Anak dari Cincin Emas Terjebak

    Drama dan Kegigihan: Petugas Damkar Tuban Selamatkan Jari Anak dari Cincin Emas Terjebak

    Tuban (beritajatim.com) – Suasana tegang memenuhi pagi di kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Tuban ketika sebuah kejadian mendebarkan terjadi. Seorang anak berusia enam tahun, tanpa sengaja, terjebak cincin emas di jari tengah kirinya, mengundang rasa sakit dan kepanikan.

    Pukul 06.30 WIB, Sholeh Sholichudin melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Damkar setelah mendapati putranya menangis kesakitan. Ia dan sang istri telah berusaha melepaskan cincin tersebut tanpa hasil, memutuskan untuk meminta pertolongan kepada petugas yang ahli.

    Menurut Kepala Satpol PP & Damkar Tuban, Gunadi, laporan dari Sholeh Sholichudin memperlihatkan kepanikan dan kecemasan orang tua yang takut melihat anaknya menderita. “Anaknya mengeluh kesakitan karena cincin emas itu tersangkut dan membuat jarinya membengkak,” jelas Gunadi pada Sabtu (11/05/2024).

    Dengan cepat, petugas Damkar memberikan bantuan pertama dengan mengarahkan Sholeh Sholichudin dan putranya ke kantor mereka. “Sangat penting untuk bertindak cepat dalam situasi seperti ini,” tambah Gunadi dengan serius.

    Dalam waktu singkat, dengan ketelitian dan kehati-hatian, petugas Damkar berhasil melepaskan cincin emas yang menjerat jari tengah sang anak. “Alhamdulillah, tindakan cepat kami berhasil, dan anak itu tidak mengalami luka serius,” ujar Gunadi dengan rasa lega.

    Proses penyelamatan melibatkan penggunaan tang potong untuk membebaskan jari anak dari belenggu cincin emas tersebut. Keberhasilan ini membuktikan kepiawaian dan ketangguhan petugas Damkar dalam menangani situasi darurat, serta mengingatkan semua orang akan pentingnya berhati-hati dengan perhiasan, terutama jika melibatkan anak-anak kecil. [kun]

  • Puluhan Ribu Jamaah Gus Iqdam akan Penuhi Pusat Surabaya

    Puluhan Ribu Jamaah Gus Iqdam akan Penuhi Pusat Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Puluhan ribu jamaah Gus Iqdam akan memenuhi pusat kota Surabaya dalam acara kajian akbar, Jumat (10/05/2024). Acara dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya ke 731 itu akan diselenggarakan di Balai Kota, Jalan Walikota Mustajab.

    Kasatpol PP Surabaya, M. Fikser mengatakan diperkirakan akan ada 30 ribu jamaah yang akan menghadiri kajian akbar itu. Sehingga, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan instansi lainnya untuk membagi personel di Jalan Walikota Mustajab, Jalan Yos Sudarso, Jalan Sedap Malam hingga Jalan Agung Suprapto.

    “Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, siap melakukan pengamanan untuk jalannya pengajian akbar bersama Gus Iqdam,” kata Fikser.

    Nantinya ada seribu personel Satpol PP Surabaya yang akan melakukan penjagaan. Seribu personel itu berasal dari Satpol PP pusat dan yang bertugas di 31 kecamatan di Surabaya. Dari seribu personil yang disiagakan, nantinya Fikser akan membagi menjadi 2 tim utama.

    “kami bagi menjadi 2 tim, ada tim mobile serta ada tim yang menetap di titik lokasi pengamanan. Sehingga kami juga akan berjaga di dalam maupun diluar lokasi acara,” imbuh Fikser.

    Selain menyiapkan penjagaan, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya akan menyiapkan sarana yang baik bagi jamaah. Sarana seperti ambulance, mobil damkar, dan toilet portabel akan terpasang di beberapa titik. Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyiapkan truk tangki yang akan digunakan sebagai tempat wudhu para jamaah Gus Iqdam. Supaya, nantinya para jamaah bisa sholat berjamaah.

    “Sudah kita atur sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan massa yang berlebih. Apalagi saat berwudhu. Jadi ada beberapa titik truk tanki yang akan kita pasang,” terangnya.

    Demi keamanan bersama, Fikser menegaskan, pihaknya juga akan melakukan pengecekan barang bawaan jamaah. Ia pun menghimbau agar para jamaah yang datang tidak melanggar aturan dan tetap menjaga situasi agar tetap kondusif. [ang/aje]

  • Oknum Satpol PP Surabaya Dipecat Atas Dugaan Penipuan Investasi dan Arisan

    Oknum Satpol PP Surabaya Dipecat Atas Dugaan Penipuan Investasi dan Arisan

    Surabaya (beritajatim.com) – Satpol PP Kota Surabaya memberikan sanksi tegas berupa pemecatan kepada oknum pegawai berinisial Y. Pemecatan ini dilakukan karena Y diduga telah melakukan penipuan kepada warga dengan modus investasi dan arisan.

    “Jadi saya klarifikasi, bukan pungli (pungutan liar). Tapi itu ada semacam investasi yang dilakukan salah satu oknum dari non-PNS Satpol PP berinisial Y. Ini prosesnya sudah lama, sejak sekitar tahun 2017,” tegas Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M Fikser, di kantornya, Selasa (7/5/2024).

    Fikser menjelaskan, modus penipuan yang dilakukan Y berawal dari tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar. Lambat laun, program investasi tersebut berkembang menjadi arisan yang merugikan banyak orang.

    “Awalnya (korban) diberikan uang, terus kemudian lama-lama tidak. Terus dikembangkan lagi dia menjadi semacam arisan yang memang (membuat) kerugian banyak orang,” ungkapnya.

    Atas kerugian yang dialami para korban, Fikser mengatakan banyak warga yang mengadu ke Kantor Satpol PP Surabaya. Ia memperkirakan total kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

    “Nilai (kerugian) sampai berapa itu saya tidak tahu persis, tapi angkanya bisa sampai tembus ratusan juta,” ujar Fikser.

    Fikser menegaskan bahwa meskipun modus penipuan ini tidak berkaitan dengan Satpol PP secara institusi, namun tindakan Y telah merusak nama baik institusi. Oleh karena itu, Satpol PP melakukan pemecatan terhadap Y setelah melalui proses pemeriksaan dan pengumpulan bukti.

    “Kami lakukan pemeriksaan BAP, dan kami sudah pecat, yang bersangkutan kami pecat di awal bulan Mei ini. Kenapa awal bulan Mei ini, karena kami juga baru tahu dapat informasinya di pertengahan April (2024), sehingga kita proses,” tegasnya.

    Fikser juga telah bertemu dengan beberapa perwakilan korban untuk menjelaskan situasi dan tanggung jawab. Ia menegaskan bahwa Satpol PP tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami para korban.

    “Kalau uangnya (investasi) kembali, itu urusannya yang bersangkutan. Tapi kami melakukan pemecatan karena (oknum Y) merusak nama baik (institusi),” pungkasnya.[asg/ted]

  • Tawuran di Tuban Abirama Usai Nobar Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan

    Tawuran di Tuban Abirama Usai Nobar Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan

    Tuban (beritajatim.com) – Usai nonton bareng (nobar) Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia Vs Uzbekistan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban tadi malam diwarnai tawuran yang berlokasi di Tuban Abirama.

    Diketahui aksi tawuran oleh sekelompok pemuda itu usai nobar dengan hasil Indonesia kalah 2-0 dan tidak diketahui pasti penyebab tawuran tersebut.

    Terlihat di dalam video yang beredar sejumlah sekelompok saling tawuran, bahkan ada seorang pemuda yang diinjak-injak serta saling pukul satu sama lain.

    Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tuban yang berada di lokasi kejadian untuk pengamanan juga ikut melerai aksi tawuran tersebut.

    Namun, setelah dilerai justru aksi tawuran berpindah lokasi lagi yang mana sebelumnya aksi tawuran berada di lantai 2 Tuban Abirama, akhirnya turun ke bawah dan melanjutkan tawuran.

    Polisi serta petugas keamanan sangat kuwalahan, sebab aksi tawuran tak hanya di satu titik.

    Namun, saat dikonfirmasi Kasatpol PP Tuban Gunadi awalnya mengatakan nobar yang digelar Pemkab Tuban itu tidak terjadi tawuran.

    “Tidak sampai tawuran to mbak,” ungkap Gunadi.

    Setelah melihat video yang beredar, Gunadi menyampaikan bahwa kronologi awalnya tidak jelas dan setiap ada acara besar tentu berpotensi terjadi gesekan.

    “Tapi alhamdulilah semalam bisa diantisipasi dan terkendali dengan baik,” tutup Gunadi. [ayu/aje]

  • Satpol PP Amankan Copet Beraksi di Nobar Balai Kota Surabaya

    Satpol PP Amankan Copet Beraksi di Nobar Balai Kota Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Satpol PP yang berjaga di tengah acara nonton bareng (nobar) Piala Asia U23 2024 antara Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Balai Kota Surabaya mengamankan satu orang pemuda yang diduga melakukan aksi pencopetan.

    Hendrik anggota Satpol PP Surabaya yang pertama kali mengetahui aksi pencopetan itu mengatakan bahwa ia sudah mencurigai pemuda laki-laki yang belum diketahui identitasnya itu sejak mengikuti salah satu penonton. pelaku disebut tampak tidak fokus melihat pertandingan.

    “Saya lihat pelaku dari tadi membuntuti korban, kemudian merogoh-rogoh (barang milik) korban,” ungkap Hendrik.

    Setelah itu, Hendrik meneriaki pemuda yang tertangkap basah melakukan pencopetan. Pemuda itu lantas kabur. Beruntung, anggota Satpol PP yang lainnya sigap dan langsung menangkap pemuda itu.

    Sementara itu, Sela perempuan yang menjadi korban pencopetan mengaku tidak mengetahui jika dirinya sudah diikuti. Ia juga tidak merasa bahwa terduga pelaku sudah berhasil merogoh tas selempangnya.

    “Alhamdulillah barang saya tidak jadi kecopetan. Terimakasih Satpol PP,” kata Sela.

    Sementara itu, Kasatpol PP Surabaya M.Fikser membenarkan anggotanya mengamankan 1 pemuda yang diduga menjadi pelaku pencopetan. Kini terduga pelaku telah diserahkan ke pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.

    “Ya tadi langsung himbau lewat MC memperhatikan barang bawaanya untuk ekstra hati-hati dan jangan sampai anak kecil hilang dari jangkauan orang tua,” kata Fikser.

    Fikser mengatakan pihaknya telah memprediksi akan ada aksi kriminal di tengah-tengah massa yang besar. Sehingga, ia sudah memerintahkan anggotanya untuk menyusup diantara kerumunan masyarakat.

    “Kalau Satpol PP ada 427 personil dari dishub pun juga ada. Dari kodim selatan 30, Polrestabes 100, Satpol 427, BPBD 30, bakesbang 30, Damkar 20, Dinkes 30, Dishub 160, protokol 30 Area taman surya sampai didalam,” pungkas Fikser. (ang/ian)