Kementrian Lembaga: Satpol PP

  • Kebakaran SPBU Cuplik Sukoharjo, 1 Mobil dan 2 Pompa Mesin Pengisian BBM Hangus

    Kebakaran SPBU Cuplik Sukoharjo, 1 Mobil dan 2 Pompa Mesin Pengisian BBM Hangus

    TRIBUNJATENG.COM – SPBU 44.575.25 Cuplik, Kelurahan Bulakan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami kebakaran pada Rabu (8/1/2024) pagi.

    Saat ini masih diselidiki penyebab kebakaran.

    Kergian dalam kejadian ini diprediksi mencapai ratusan juta rupiah.

    Insiden ini melibatkan sebuah mobil Mitsubishi L 300 yang sedang mengisi bahan bakar minyak (BBM).

    Satu unit mobil serta dua pompa mesin pengisian BBM terbakar hangus.

    Pemadaman api berlangsung selama satu setengah jam dengan melibatkan dua mobil pemadam kebakaran dan satu tangki pengangkut air.

    Setelah dilakukan proses pendinginan, petugas menemukan adanya tangki di dalam mobil yang diduga berisi BBM.

    “Mungkin dari mobil, ada ledakan saat mengisi bensin. Dalam mobil terdapat dua tangki BBM,” jelas Wakil Komandan Regu Dinas Kebakaran (Damkar) Sukoharjo, Agus Kariyadi.

    Saat ditanya mengenai dugaan kebakaran yang mungkin disebabkan oleh penimbunan BBM, Agus menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

    “Kepolisian yang menyelidiki, tugas kami hanya memadamkan,” tegasnya.

    Kabid Damkar Satpol PP Sukoharjo, Margono, menambahkan bahwa pada saat kejadian, mobil tersebut sedang mengisi BBM jenis pertalite.

    “Operator pom bensin melihat percikan api dari mobil yang diisi. Kemudian, terjadi kebakaran dan melapor ke pemadam Sukoharjo,” kata Margono.

    Menurut penjelasan Damkar Sukoharjo, kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

    “Luas yang terbakar kurang lebih 100 m⊃2;, dari total area SPBU sekitar 850 m⊃2;. Estimasi kerusakan atau kerugian mencapai Rp 600.000.000, dengan aset yang bisa diselamatkan senilai Rp 400.000.000,” ungkapnya. (Kompas.com)

  • Ada Pagar Laut 30 Km di Tangerang, Pemerintah Tak Tahu Punya Siapa

    Ada Pagar Laut 30 Km di Tangerang, Pemerintah Tak Tahu Punya Siapa

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ada pagar laut misterius membentang sepanjang 30,16 kilometer (km) di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten. Pemerintah daerah maupun pusat mengaku tidak tahu siapa pemilik pagar ilegal tersebut.

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten Eli Susiyanti mengungkap pagar tersebut berbahan bambu atau cerucuk. Adapun tinggi pagar tersebut sekitar 6 meter. 

    Menurutnya, para nelayan mengeluh kesulitan mencari ikan karena imbas keberadaan pagar misterius sepanjang 30,16 km itu.

    “Panjang 30,16 km ini meliputi 6 kecamatan, tiga desa di Kecamatan Kronjo, kemudian tiga desa di Kecamatan Kemiri, empat desa di Kecamatan Mauk, satu desa di Kecamatan Sukadiri, dan tiga desa di Kecamatan Pakuhaji, dan dua desa di Kecamatan Teluknaga,” ungkap Eli pada diskusi ‘Pemasalahan Pemagaran Laut di Tangerang Banten,” di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Selasa (7/1), dilansir Detikfinance.

    Eli berkata keberadaan pagar itu diketahui dari laporan warga pada 14 Agustus 2024. Pihaknya pun menerjunkan tim lima hari kemudian untuk mengecek. Saat itu, ada dugaan pemagaran laut sepanjang 7 kilometer.

    Tim gabungan DKP bersama Polisi Khusus Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) kembali datang ke lokasi pada 4-5 September. Tim mengungkap tak ada izin dari camat ataupun kepala desa untuk pemagaran itu.

    “Terakhir kami melakukan inspeksi gabungan bersama-sama dengan TNI Angkatan Laut Polairud, kemudian dari PSDKP, dari PUPR, dari SATPOL PP, kemudian dari Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, kami bersama-sama melaksanakan investigasi di sana dan panjang lautnya sudah mencapai 13,12 km, terakhir malah sudah 30 km,” ungkap Eli.

    Ia menjelaskan pagar itu masuk dalam kawasan pemanfaatan umum yang tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2023-2043.

    Eli menjelaskan pagar misterius itu terbentang di zona pelabuhan laut, zona perikanan tangkap, zona pariwisata, zona pelabuhan perikanan, zona pengelolaan energi, dan zona perikanan budidaya. Pagar itu juga beririsan dengan rencana waduk lepas pantai yang diinisiasi oleh Bappenas.

    Di kawasan sekitar pagar, ada masyarakat pesisir yang beraktivitas sebagai nelayan sebanyak 3.888 orang dan ada 502 orang pembudidaya.

    Lantas siapa yang membangun pagar ilegal sepanjang 30 km itu di laut Tangerang?

    Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Suharyanto juga menaruh perhatian terhadap pagar 30 kilometer di laut Tangerang.

    Meski demikian, KKP mengaku tak tahu siapa yang membangun pagar tersebut. Suharyanto mengatakan Ombudsman sedang melakukan penelusuran terkait hal itu.

    Saat ditanya kemungkinan pemagaran untuk reklamasi, ia tak bisa memastikan. Suharyanto mengatakan reklamasi pun perlu pengurusan izin terlebih dulu.

    “Nah, kita tidak tahu. Itu (reklamasi) baru kita ketahui ketika ruang laut itu diajukan permohonan dan dalam permohonannya ada proposalnya. Ini kan tidak ada,” ujae Suharyanto.

    “Kalau ngomongin itu untuk batas reklamasi, ya saya bilang tunggu dulu. Karena di dalam proses perizinan ruang laut, harus ada persyaratan ekologi yang harus ketat dipenuhi,” imbuhnya.

    (dhf/pta)

  • Jakpus jaring 957 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial pada 2024

    Jakpus jaring 957 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial pada 2024

    Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jakarta Pusat mengamankan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Jakarta Pusat dalam kegiatan Operasi Bina Tertib Praja, Rabu (21/8/2024). ANTARA/HO-Pemerintah Kota Jakarta Pusat.

    Jakpus jaring 957 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial pada 2024
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 07 Januari 2025 – 17:47 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat berhasil menjaring 957 orang Pemerlu Pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang terdiri atas lansia terlantar, gelandangan, pengemis, dan non PPKS sepanjang 2024.

    “Sejak Januari hingga Desember 2024 kita telah menjaring 957 PPKS,” kata Kepala Suku Dinas Sodial Jakarta Pusat Abdul Salam saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Abdul menyebut kebanyakan PPKS yang dijangkau berdasarkan laporan warga masyarakat melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) yakni gelandangan sebanyak 433 orang, pengemis atau pengamen 192 orang, non PMKS 145 orang. Lalu lansia terlantar sebanyak 87 orang, orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) sebanyak 68 orang, dan sisanya anak jalanan.

    “Para PPKS yang dijangkau kebanyakan dari hasil laporan warga. Setelah kita melakukan penjaringan biasanya langsung dirujuk ke Panti Sosial untuk dilakukan pendataan dan pembinaan,” jelas Abdul.

    Adapun penjaringan PPKS ini dilakukan dalam rangka penegakan Perda No 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Lebih lanjut, Abdul menegaskan di tahun 2025 Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Pusat juga tetap menyiagakan petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) di posko yang tersebar di delapan kecamatan.

    Di setiap posko dan unit Tim Reaksi Cepat (TRC) itu disiagakan enam hingga delapan petugas P3S yang dibagi dalam dua sif kerja setiap harinya. Setiap sif ada tiga hingga empat petugas yang bekerja.

    Sumber : Antara

  • Pemkot Jakpus tertibkan PKL dan ojek online di sepanjang Jalan Blora

    Pemkot Jakpus tertibkan PKL dan ojek online di sepanjang Jalan Blora

    kita melakukan penataan di sepanjang Jalan Blora mengarah ke stasiun karena terjadi kesemrawutan dengan adanya ojek online (ojol) parkir di pinggir jalan serta adanya PKL yang berdagang di trotoar

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan ojek online di sepanjang Jalan Blora, Menteng, Jakarta Pusat.

    Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Tumbur Parluhutan Purba menyebut hal ini merupakan bagian dari penataan yang dilakukan karena berada di kawasan Transit Oriented Development (TOD) stasiun kereta atau Moda Raya Terpadu (MRT) di Kecamatan Menteng.

    “Jadi kita melakukan penataan di sepanjang Jalan Blora mengarah ke stasiun karena terjadi kesemrawutan dengan adanya ojek online (ojol) parkir di pinggir jalan serta adanya PKL yang berdagang di trotoar,” kata Purba di Jakarta, Selasa.

    Pada penataan dan pembersihan tersebut, kata Purba, pihaknya mengerahkan 100 personel gabungan yang terdiri atas petugas Satpol PP, Suku Dinas Perhubungan, perangkat kecamatan dan kelurahan serta TNI/Polri.

    “Kita lakukan penindakan, kita berikan kartu kuning dan kita akan bawa ke prosedur tindak pidana ringan (tipiring), serta bagi ojol dan pemotor ditindak oleh Sudin Perhubungan,” ujar Purba.

    Menurut Purba, sudah disiapkan tempat parkir bagi sepeda motor dalam hal ini ojek online (ojol), namun karena terlalu banyak ojol sehingga parkir hingga ke jalan.

    Lalu, pihaknya juga menyiapkan petugas untuk berjaga menghalau PKL yang berjualan di trotoar memanfaatkan penumpang turun naik baik dari KAI dan MRT.

    “Masyarakat sudah kita berikan imbauan, serta kita berikan sosialisasi menggunakan pengeras suara, untuk tidak parkir ke jalan dan bagi PKL untuk tidak berdagang di trotoar,” ucap Purba.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jaksel sanksi cabut pentil dan derek kendaraan yang parkir liar

    Jaksel sanksi cabut pentil dan derek kendaraan yang parkir liar

    Kami melakukan operasi cabut pentil, angkut, hingga menderek 5.000 lebih kendaraan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan menerapkan sanksi cabut pentil (operasi cabut pentil/ OCP) dan melakukan penderekan terhadap 5.000 kendaraan roda dua maupun roda empat sebagai upaya menertibkan parkir liar sepanjang 2024.

    “Tercatat 5.000 lebih kendaraan yang kita cabut pentil, derek, dan angkut,” kata Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Bernard Oktavianus Pasaribu saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Bernard mengatakan operasi cabut pentil itu menjaring sebanyak 3.140 kendaraan roda dua, 14 roda tiga, dan 18 roda empat.

    Kemudian, mengangkut 317 kendaraan dan juga menderek dengan surat perjanjian (SP) maupun sistem informasi manajemen pendapatan daerah (SIMPAD) ke masing-masing zona.

    “Sebanyak 1.643 diderek dengan surat perjanjian dan 35 diderek ke SIMPAD,” ujarnya.

    Dijelaskan penindakan ini dengan tujuan memberikan efek jera kepada warga yang tidak menaati aturan perparkiran.

    Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Selatan rutin menertibkan parkir liar untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.

    Langkah ini juga sekaligus untuk menyosialisasikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2014 tentang Transportasi.

    Pelaksanaan operasi melibatkan personel gabungan yang terdiri dari Suku Dinas Perhubungan, Satpol PP, TNI dan Polri.

    “Diharapkan nantinya akan berdampak luas terhadap kelancaran arus lalu lintas dan estetika lingkungan,” tambahnya.

    Pihaknya turut mengimbau kepada pemilik atau pengguna kendaraan tidak melanggar aturan yang sudah ada seperti tidak parkir di bahu jalan, trotoar ataupun tempat tanpa marka atau plang parkir.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • SDN Utan Jaya Dipalang Kayu dan Bambu, Sekda Depok: Gugatlah Secara Hukum

    SDN Utan Jaya Dipalang Kayu dan Bambu, Sekda Depok: Gugatlah Secara Hukum

    loading…

    Pagar SDN Utan Jaya yang berlokasi di Pondok Jaya, Cipayung, Depok dipalang dengan balok kayu dan bambu pada hari pertama masuk sekolah, Senin (6/1/2025). Foto/Ist

    DEPOK – Pagar SD Negeri (SDN) Utan Jaya yang berlokasi di Pondok Jaya, Cipayung, Depok, Jawa Barat dengan cara disegel dipalang dengan balok kayu dan bambu. Aksi ini terjadi pada hari pertama masuk sekolah usai libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Senin (6/1/2025).

    Sekelompok orang juga memasang spanduk yang berisi pesan dari ahli waris lahan sekolahan atas nama almarhum H Namid Sairan.

    Baca Juga

    Dalam spanduk tertulis ‘Perhatian tanah dan bangunan ini dari tahun 1970 sampai dengan 2024 bukan kepemilikan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, masih murni kepemilikan tanah dan bangunan milik Alm. H. Namid bin M Sairan’.

    Dalam video yang beredar di media sosial terlihat seluruh pagar dipalang. Sehigga aktivitas kegiatan belajar dan mengajar (KBM) sempat tertunda karena tidak bisa masuk ke areal sekolah.

    Hingga akhirnya aparat Kepolisian dan Satpol PP Depok datang ke lokasi dan membuka akses jalan yang diblokade tersebut.

    Sementara itu, dalam laman Instagram @satpolppkotadepok terlihat sejumlah aparat membuka blokade yang terjadi di pagar SDN Utan Jaya tersebut.

    Baca Juga

    “Berdasarkan perintah pimpinan, Tim BKO Satpol PP Kecamatan Cipayung melakukan perbantuan penyelesaian masalah lahan UPTD SDN Utan Jaya,” tulis laman Instagram @satpolppkotadepok.

  • Jakbar terjunkan 250 personel bersihkan akhir Kolong Angke

    Jakbar terjunkan 250 personel bersihkan akhir Kolong Angke

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menerjunkan 250 personel dan 15 armada truk pengangkut untuk membersihkan terakhir Kolong Tol Angke, Jelambar Baru, Jakarta Barat.

    “Tadi kita terjunkan 250 sampai 300 personel untuk membersihkan terakhir, personel dari berbagai satuan unit,” kata Camat Grogol Petamburan Agus Sulaeman saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Agus menyebut bahwa pembersihan yang dilakukan sebelumnya ternyata masih menyisakan 30 persen lapak-lapak bekas hunian warga kolong.

    “Jadi, masih ada sisa 30 persen lapak-lapak kayu begitu. Kita bersihkan itu mulai hari ini, Senin sampai dengan Selasa (7/1),” kata Agus.

    Kolong Tol Angke, kata Agus, dijamin sudah bersih pada Selasa (7/1) dengan kekuatan ratusan personel pembersih yang diturunkan.

    “Kalau penghuni tadi ketika pembersihan sudah kosong,” kata Agus melanjutkan.

    Adapun sampah-sampah lapak bekas hunian diangkut menuju Bank Sampah Bambu Larangan, Kalideres, Jakarta Barat.

    “Nanti di sana kemungkinan akan diolah menjadi pupuk,” kata Agus.

    Lebih lanjut, kata Agus, Jasa Marga juga sudah membuat pagar area Kolong Tol agar tidak kembali dimasuki oleh penghuni ilegal serta untuk mengamankan aset.

    “Hari ini juga sudah mulai dilakukan langsung pemagaran oleh Jasa Marga, pagar semacam panel tembok,” ucap Agus.

    Usai pembersihan Selasa (7/1), Satpol PP Jakarta Barat akan mendirikan dua posko, satu di perbatasan dengan Jakarta Utara dan satu lagi di Kolong Tol Tinggi.

    “Jadi, untuk mengamankan nanti bakal ada posko. Itu nanti dari Satpol PP,” kata Agus.

    Sebelumnya, dari 257 keluarga yang direlokasi dari Kolong Tol Angke, 139 keluarga ber-KTP DKI sudah direlokasi menuju Rusun Daan Mogot, Rusun Rawabuaya, Rusun Tegal Alur dan Rusun PIK Pulogadung.

    Sementara itu 98 keluarga ber-KTP luar DKI Jakarta sudah diberikan kompensasi sebesar sebesar Rp1,5 juta per keluarga untuk biaya sewa tinggal selama dua bulan.

    Kemudian 20 keluarga tanpa Nomor Induk Keluarga (NIK) atau tanpa KTP sudah dibuatkan KTP DKI dan dipindahkan ke rumah susun.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • 264 imigran Rohingya di Aceh Timur direlokasi ke penampungan

    264 imigran Rohingya di Aceh Timur direlokasi ke penampungan

    Banda Aceh (ANTARA) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Aceh Timur menyatakan sebanyak 264 imigran etnis Rohingya yang mendarat di pesisir Pantai Seumilang, Desa Alue Bu, Kecamatan Peureulak Barat, direlokasi ke penampungan sementara di Lapangan Sepak Bola Seuneubok Rawang, Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur.

    Kepala Bidang Politik Pemerintahan dan Keamanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Aceh Timur Syamsul Bahri di Aceh Timur, Senin, mengatakan imigran ilegal tersebut direlokasi menggunakan lima truk.

    “Imigran etnis Rohingya tersebut terdiri sebanyak 117 orang laki-laki dan 147 orang. perempuan. Mereka mendarat Minggu (5/1) sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka direlokasi ke Lapangan Sepak Bola Seuneubok Rawang, lokasi penampungan sementara imigran etnis Rohingya di Kabupaten Aceh Timur,” katanya.

    Syamsul Bahri mengatakan proses relokasi mendapat pengawalan ketat baik dari pihak kepolisian, Satpol PP Aceh Timur dan pihak terkait yakni International Organization Migration (IOM) maupun United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

    Relokasi atau pemindahan tersebut ke penampungan sementara supaya mereka berada di satu tempat bersama imigran etnis Rohingya yang sebelumnya sudah berada di Aceh Timur, kata Syamsul Bahri.

    “Di lokasi penampungan sementara itu juga sudah ada 137 imigran etnis Rohingya lainnya yang sebelumnya mendarat di Kuala Parek dan Madat, Kabupaten Aceh Timur,” kata Syamsul Bahri.

    Sementara itu, Abdul Kudus, imigran etnis Rohingya, mengatakan sebelum mendarat di Pantai Seumilang, mereka sempat mendarat di Pantai Langkawai, Malaysia. Namun, keberadaan mereka ditolak oleh otoritas negeri jiran tersebut.

    “Kedatangan kami ditolak. Kami hanya diberikan bantuan makanan dan minuman. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan hingga mendarat di Kabupaten Aceh Timur,” kata Abdul Kudus.

    Abdul Kudus menjelaskan mereka telah menempuh perjalanan selama 15 hari dari Myanmar. Setelah belasan hari terombang-ambing di laut lepas menggunakan dua kapal motor, akhirnya mereka terdampar di pesisir pantai wilayah barat Indonesia.

    “Awalnya 274 orang dalam dua kapal. Namun, 10 orang meninggal dunia selama 15 hari terombang-ambing di laut. Jadi tersisa 264 orang hingga akhirnya mendarat di pesisir pantai,” katanya Abdul Kudus.

    Kapolres Aceh Timur AKBP Nova Suryandaru mengatakan keberadaan imigran etnis Rohingya tersebut awalnya diketahui M Tayeub Abu Bakar yang sedang mencari ikan, Minggu (5/1) sekira pukul 22.00 WIB.

    Nelayan tersebut melihat dua kapal motor bergandengan dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Saat itu, M Tayeub Abu Bakar belum melihat secara detail orang di dalam kapal tersebut. Merasa curiga, M Tayeub Abu Bakar menghubungi Polsek Peureulak Barat.

    “Selang beberapa saat kemudian, kedua kapal tersebut mendarat di Pantai Seumilang dan penumpangnya turun. Setelah itu, baru diketahui penumpang kapal imigran etnis Rohingya,” kata Nova Suryandaru.

    Pewarta: M.Haris Setiady Agus
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • DPRD Surabaya Desak Tindakan Tegas terhadap Balap Liar Usai Insiden Tragis

    DPRD Surabaya Desak Tindakan Tegas terhadap Balap Liar Usai Insiden Tragis

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, mengecam keras insiden tragis yang menewaskan Shinta Iryani (43), ibu rumah tangga asal Simo Gunung Barat Tol III. Korban meninggal dunia akibat ditabrak pembalap liar di Jalan Diponegoro, Minggu (5/1/2025) dini hari. Fathoni mendesak aparat kepolisian dan Pemkot Surabaya untuk segera mengambil langkah tegas menghentikan aksi balap liar yang terus meresahkan warga.

    “Warga Surabaya membutuhkan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara di jalan. Untuk itu, Satpol PP, TNI, dan Polri harus rutin melakukan patroli untuk membubarkan kerumunan balap liar serta menyita motor yang digunakan,” ujar Arif Fathoni, Senin (6/1/2025).

    Ia menegaskan bahwa Pemkot Surabaya sebenarnya telah menyediakan fasilitas berupa sirkuit di Gelora Bung Tomo (GBT) untuk menyalurkan hobi balap secara legal. Namun, aksi balap liar yang terus marak di jalanan menunjukkan bahwa perilaku tersebut lebih mengarah pada kenakalan, bukan olahraga.

    “Jika masih ada balap liar di jalanan, itu bukan lagi ajang olahraga, tetapi sudah menjadi ajang kenakalan. Terhadap pelaku seperti ini harus dilakukan penegakan hukum secara represif agar memberikan efek jera,” tegasnya.

    Dalam insiden tersebut, korban Shinta bersama anak bungsunya, FD (14), mengalami kecelakaan fatal setelah ditabrak sepeda motor yang diduga milik pembalap liar. Meski sudah berupaya mencari bantuan melalui Call Center 112 dan mendatangi pos polisi, kondisi Shinta yang kritis tidak tertolong. Ia meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

    Fathoni menegaskan bahwa pelaku tabrak lari akan segera tertangkap karena setiap jalan protokol di Surabaya telah dilengkapi CCTV berteknologi tinggi. Ia juga mendesak pelaku atau keluarga pelaku untuk menunjukkan itikad baik.

    “Saya berharap pelaku dapat menyerahkan diri ke kantor polisi terdekat dan keluarganya mendatangi rumah korban untuk meminta maaf atas perilaku anaknya. Ini adalah bentuk tanggung jawab,” kata Fathoni.

    Selain menindak pelaku, Fathoni meminta aparat terkait untuk mengawasi bengkel-bengkel motor yang sering digunakan untuk menyetel mesin balap liar. Menurutnya, razia terhadap bengkel semacam itu dapat menjadi langkah preventif untuk menekan aksi balap liar di Surabaya.

    “Kita harus memastikan Surabaya aman dan nyaman. Penegakan hukum, patroli rutin, hingga pengawasan bengkel adalah langkah yang harus segera dilakukan untuk mencegah tragedi seperti ini terulang,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Jakpus kembali gencarkan gerebek lumpur di lingkungan RW

    Jakpus kembali gencarkan gerebek lumpur di lingkungan RW

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Pusat kembali menggencarkan gerebek lumpur di tingkat Rukun Warga (RW) untuk menjaga lingkungan lebih bersih dan nyaman di tahun 2025.

    “Kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Karena itu, mari bersama untuk menjaganya dengan cara dirawat lingkungannya supaya tetap nyaman, aman dan bersih,” kata Wali Kota Jakarta Pusat Arifin di Jakarta, Senin.

    Arifin menyebutkan, kerja bakti gerebek lumpur awal 2025 ini sudah dilakukan di Jalan Percetakan Negara IV, RW 09, Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, pada Minggu (5/1).

    “Saya sudah berikan arahan sebelumnya, bahwasanya bapak/ibu warga RW 09 Kelurahan Johar Baru tentunya lebih paham dengan kondisi lingkungannya, diharapkan munculnya kepedulian dan perhatian untuk menjaga bersama-sama kampung kita,” ujar Arifin.

    Selain itu, Arifin juga menyampaikan rasa bangganya kepada warga RW 09 Kelurahan Johar Baru karena lingkungannya termasuk yang banyak meraih prestasi di Tingkat Provinsi DKI Jakarta.

    “Salah satu prestasinya, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) karena di RW 09 ini terdapat lingkungan yang bebas asap rokok. Kemudian di setiap rumah warga memiliki banyak pepohonan jadi lingkungannya adem, sejuk, nyaman dan pastinya sehat,” katanya.

    Adapun kerja bakti gerebek lumpur ini dilakukan oleh 100 petugas gabungan yang terdiri dari personel Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas (Sudin) Bina Marga, Sudin Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) dan Sudin Lingkungan Hidup (LH).

    Lalu Sudin Sumber Daya Air (SDA), Sudin Perhubungan, Sudin Gulkarmat, Satpol PP setempat, Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). Lalu Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Dewan Kota, TNI/Polri dan perangkat RT/RW setempat.

    Arifin meminta seluruh jajaran dan warga untuk selalu mengecek kebersihan saluran dan sampah di lingkungan untuk mengantisipasi banjir di musim hujan ini.

    Hal ini untuk menindaklanjuti prakiraan BMKG bahwa curah hujan dengan intensitas tinggi akan turun pada Desember 2024 sampai Februari 2025.

    “Kami tentu mengimbau kepada seluruh warga untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025