Pelamar PPSU Kesulitan Jawab Pertanyaaan Nama Gubernur dan Mantan Wapres
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah peserta seleksi petugas pelaksana prasarana dan sarana umum (
PPSU
) mengaku kesulitan saat ditanya pengetahuan umum dalam tes wawancara.
Pertanyaan yang cukup menyulitkan itu meliputi nama-nama pemimpin saat ini dan sebelumnya.
Seperti Randi (41) yang panik saat ditanya siapa nama gubernur DKI
Jakarta
saat ini.
“Tadi ditanya juga nama Gubernur Jakarta sekarang, siapa ya, saya juga jadi panik pas di dalam tadi,” ungkapnya setelah menjalani tes wawancara di Kantor Kelurahan Petogogan, Rabu (9/7/2025).
Sementara itu, Eko (49) kesulitan saat ditanya nama-nama mantan wakil presiden Indonesia.
Menurut Eko, nama mantan presiden bukan masalah. Namun, nama wakil presiden dinilai lebih sulit karena tidak terlalu sering terekspos media.
“Yang susah itu pas wawancara pas ditanya nama wakil presiden. Kalau presiden kan masih hapal, tapi kalau wakil presiden susah,” kata Eko.
Kemudian, ada pula pertanyaan tentang daftar kelurahan di sekitar Kelurahan Petogogan yang membuat Meisya (19) kelimpungan saat diwawancara.
“Ada beberapa yang aku enggak tahu, kayak nama kelurahan yang ada di sekitar Petogogan tuh apa saja, aku kurang hafal,” ujar Meisya.
Selain itu, mereka ditanyai seputar pengalaman kerja, pendidikan, hingga tes kemampuan non-teknis.
Setelah menjalani tes wawancara, peserta juga harus melalui tes praktik.
Dalam menjalani tes praktik, peserta diminta mengerjakan beberapa tugas. Di antaranya menyapu, mengeruk lumpur di saluran air, hingga menutup lubang dengan semen.
Kemudian ada pula tes pengoperasian alat seperti pemotong rumput dan gergaji mesin.
Kelurahan Petogogan hanya menerima 6 orang dari 79 pendaftar yang mengikuti uji teknis.
Enam orang itu baru akan diketahui pada pengumuman hasil seleksi yang akan diberitahukan di akhir bulan ini, 31 Juli 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: PPSU
-
/data/photo/2025/07/09/686e77cbb6d71.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelamar PPSU Kesulitan Jawab Pertanyaaan Nama Gubernur dan Mantan Wapres
-

Pramono minta seluruh jajaran bekerja dengan hati dalam atasi banjir
Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengarahkan agar seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU0 bekerja dengan hati dalam mengatasi banjir.
“Sebagai orang yang bertanggung jawab di depan, garis terdepan untuk penanganan banjir ini, maka untuk itu saudara-saudara juga harus bekerja dengan hati,” kata Pramono saat memberikan arahan dalam apel bersama petugas PPSU di kawasan Jakarta Selatan, Selasa.
Setelah menghadapi tiga jenis banjir sekaligus, Pramono mengaku telah merenung bahwa banjir bukan untuk dilawan tetapi untuk disiasati dengan baik.
Untuk itu, Pramono meminta agar seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta selalu siaga selama 24 jam guna memantau banjir.
Selain itu, dia meminta kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) hingga Bina Marga untuk membuat perencanaan sebagai persiapan diri menyiasati banjir.
“Setelah saya merenung, banjir itu terkadang memang tidak bisa dilawan. Maka, untuk itu kita harus mensiasati bagaimana supaya banjirnya tidak memberikan dampak negatif atau dampak kepada warga,” kata Pramono.
Dia mengaku dengan teknologi yang sudah semakin maju, maka seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta bisa dengan mudah memantau air.
Misalnya, saat menangani rob, ketika air terpantau mulai surut, Pramono langsung meminta agar seluruh pompa yang dimiliki Jakarta dimaksimalkan, sehingga air tersebut dapat turun kembali ke laut.
Dalam kesempatan itu, Pramono menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja keras seluruh petugas PPSU dalam menangani banjir.
“Saya betul-betul mengharapkan, saudara tetap bekerja keras, bekerja dengan hati, bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing untuk menangani banjir ini,” kata Pramono.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2022/08/11/62f4bf076603e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sarjana-sarjana yang Nyemplung Got demi Jadi PPSU… Megapolitan 7 Juli 2025
Sarjana-sarjana yang Nyemplung Got demi Jadi PPSU…
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di balik sempitnya peluang kerja dan mahalnya harga kebutuhan hidup, Musarotun (29) menaruh harap pada sepasang sepatu boot dan sebongkah tekad.
Ia bukan siapa-siapa, bukan pula tokoh besar. Namun langkahnya menyusuri selokan di Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pekan lalu, adalah potret kecil tentang seorang ibu, seorang sarjana, yang menolak tunduk pada keadaan.
Musarotun adalah satu dari ribuan pelamar yang mendaftar menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Di hari uji praktik, ia tak ragu mencemplungkan diri ke dalam selokan penuh lumpur dan sampah.
Bukan karena tidak tahu jijik, tapi karena tahu persis, ada harga hidup yang harus dibayar, dan itu tidak murah.
Ia seorang sarjana akuntansi, lulusan perguruan tinggi di Jakarta. Namun ijazah itu telah lama terlipat rapi, tertindih oleh kenyataan bahwa mencari pekerjaan bukan lagi soal nilai, tapi soal kesempatan yang kian langka.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, apa pun akan ia kerjakan asal halal. Termasuk menyapu jalan, memanjat pohon, mencangkul, dan kini membersihkan selokan dengan tangan telanjang, tanpa sarung tangan seperti rekan-rekan lain.
Ibu dua anak ini mengikuti tahapan demi tahapan uji praktik lapangan
rekrutmen PPSU
dengan kesungguhan.
Dengan karung putih di tangan, ia memunguti sampah satu per satu dari dalam got.
Bahkan saat harus naik kembali ke atas, ia sempat kesulitan, tertahan oleh sepatu boot yang tenggelam di dasar selokan.
“Alhamdulillah dari tadi tesnya seru. Nyebur ke sekolahan juga enggak jijik,” ucapnya sambil tertawa, dikutip dari
Wartakotalive
. Senin (7/7/2025),
Musarotun datang dengan modal nekat. Ia tahu, hanya ada enam kursi yang tersedia di kelurahan itu, dan ratusan pelamar yang menginginkannya.
Tapi ia percaya, mungkin, hanya mungkin, kali ini gilirannya untuk diterima.
“Sebelumnya saya ibu rumah tangga, ngurus-ngurus rumah. Daftar PPSU harapannya untuk kemajuan ekonomi keluarga,” katanya.
Bukan hanya Musarotun yang datang dengan gelar sarjana. Di Kelurahan Serdang, Kemayoran, dua perempuan lainnya, Nabila (27) dan Febrina Nuranisa (32), juga hadir dalam seleksi PPSU.
Nabila dan Febriana pun lulusan S1 Akuntansi. Tapi gelar tak selalu menjamin lapangan kerja.
“Alasan yang pertama ingin cari kerja, yang kedua memang sudah terbiasa beberes rumah, dan sekarang ini kan memang lagi susah mencari pekerjaan, selagi ada peluang di depan mata ambil aja dulu,” kata Nabila dan Febrina.
Sekretaris Lurah (Sekkel) Serdang, M Imron Sumadi, mengatakan bahwa dari 127 pelamar, tujuh orang melamar dengan ijazah S1.
“Yang hadir enam orang,” ujarnya.
Menurut Imron, tidak ada syarat khusus untuk bisa diterima.
Terpenting, pelamar harus sanggup membersihkan, mencangkul, dan menjaga lingkungan.
“Pada prinsipnya apa yang dibutuhkan dapat dilakukan,” kata dia.
Gaji sebagai PPSU memang bukan mimpi besar, tapi cukup untuk menjaga dapur tetap mengepul.
Berdasarkan Pergub yang berlaku, gaji PPSU disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta, yakni sekitar Rp 5,3 juta per bulan.
Belum termasuk jaminan kesehatan, ketenagakerjaan, dan tunjangan hari raya (THR).
Pekerjaan ini juga menjanjikan kejelasan status dan perlindungan sosial, dua hal yang semakin langka di tengah pasar kerja yang tak ramah pada pencari kerja berijazah tinggi namun tak berpengalaman.
Di Jakarta, ada puluhan ribu petugas PPSU yang tersebar di 267 kelurahan. Di antara mereka, mungkin ada lebih banyak Musarotun, Nabila, atau Febrina.
Para sarjana yang turun ke selokan, memegang cangkul, menyapu jalan, bukan karena menyerah pada nasib, melainkan karena mereka memilih untuk tetap berjuang.
Dan di antara lumpur dan sampah yang mereka bersihkan, ada sesuatu yang tak terlihat, harga diri mereka dan harapan yang diusung, agar anak-anak mereka tak harus menempuh jalan yang sama.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Tiga pompa diaktifkan untuk atasi banjir di Penjaringan
Jakarta (ANTARA) –
Satuan Pelaksana Suku Dinas Sumber Daya Air mengaktifkan tiga pompa permanen (stationer) untuk mengatasi banjir yang terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (6/7) malam.
“Pompa air tersebut telah dihidupkan sejak semalam dan pada pagi ini air sudah mulai surut,” kata Kepala Satuan Pelaksana (Satpel) Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Penjaringan, Pendi di Jakarta, Senin.
Menurut dia, untuk ruas jalan yang tergenang air rata-rata 15-30 centimeter (cm) di Jalan Kapuk Muara Raya, Jalan Teluk Gong Raya dan Jalan Kampung Gusti pada Minggu malam.
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Minggu (6/7) membuat sejumlah lokasi di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, tergenang sejak malam hari. Seluruh jajaran terkait langsung bergerak cepat melakukan penanganan dan sejak dini hari sudah berangsur surut.
“Untuk mengatasi genangan tersebut, kami mengaktifkan tiga pompa stasioner di wilayah Kapuk Muara dan satu di Kampung Gusti. Pompa air tersebut telah dihidupkan sejak semalam,” ujarnya.
Genangan mulai terlihat sejak pukul 21.00 WIB malam. Kemudian, tim “Pasukan Biru” sebanyak 16 personel terdiri dari satgas dan petugas pompa langsung dikerahkan.
“Alhamdulillah, pagi tadi ketinggian genangan pada sejumlah ruas jalan tersebut mulai surut, sehingga masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti biasa,” kata dia.
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kapuk Muara Heriansyah mengatakan, sejak Minggu (6/7) malam pihaknya mengerahkan sekitar 30 personel untuk membantu penanganan genangan di sejumlah lokasi.
“Petugas PPSU memastikan tidak ada sampah yang memicu sumbatan di saluran. Saat ini mereka masih tetap bertugas membantu memastikan genangan cepat surut,” katanya.
Untuk wilayah yang terdampak genangan meliputi RW 01 dengan tujuh RT, RW 02 sebanyak dua RT dan di RW 05 mencapai sembilan RT. Ketinggian genangan hanya tinggal 10-30 cm.
“Sejauh ini tidak ada warga mengungsi akibat genangan yang terjadi,” katanya.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Munjirin cek rumah dan pengungsi akibat banjir di Cawang
Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim) Munjirin meninjau banjir di wilayah Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, Minggu (6/7/2025). ANTARA/HO-Pemerintah Kota Jakarta Timur.
Munjirin cek rumah dan pengungsi akibat banjir di Cawang
Dalam Negeri
Editor: Widodo
Minggu, 06 Juli 2025 – 17:45 WIBElshinta.com – Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim) Munjirin meninjau rumah warga sekaligus melihat kondisi pengungsian di Kelurahan Cawang yang terdampak banjir pada Sabtu (5/7).
“Tadi habis dari Kelurahan Cililitan, sekarang saya meninjau di Kelurahan Cawang. Kurang lebih ada 200 rumah yang terdampak dan juga ada pengungsi,” kata Munjirin usai meninjau lokasi banjir di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, Ahad.
Munjirin menyebutkan, warga yang mengungsi sementara telah ditampung di Masjid Al-Hidayah dengan dukungan dari berbagai pihak.
“Alhamdulillah Pak Lurah sudah menangani semuanya. Pengungsi ditangani bersama Pak RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), dan RT,” katanya.
Adapun ketinggian air di Kelurahan Cawang bervariatif, mulai dari 30-40 centimeter (cm), bahkan ada yang mencapai 1,5 meter di titik terdalam. Munjirin mengimbau warga segera membersihkan rumah jika banjir telah surut.
Pemerintah Kota Jakarta Timur akan membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dengan mengerahkan petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) serta Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
“Kelihatannya di sini cepat surut. Seiring surut, rumah harus langsung dibersihkan. Jangan hanya jalan, saya minta rumah-rumah yang butuh bantuan juga dibersihkan,” ujar Munjirin.
Pada kesempatan itu, Munjirin juga memberikan bantuan untuk penyintas banjir berupa sembako seperti beras, mi instan (10 dus) dan telur 30 kilogram.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur meluas dan kini merendam 51 RT dengan ketinggian air tertinggi mencapai tiga meter di Kelurahan Cawang.
Data yang ada ketinggian air yang merendam sejumlah RT di Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim) mulai dari 60 centimeter (cm) hingga 3 meter.
Untuk daerah terparah yang terendam banjir berada di Jakarta Timur tepatnya di Kelurahan Cawang dengan ketinggian air mencapai tiga meter.
Sumber : Antara
-

Munjirin akan kerahkan PJLP dan PPSU untuk bantu warga bersihkan rumah
Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim) Munjirin meninjau rumah warga sekaligus melihat kondisi pengungsian di Kelurahan Cawang yang terdampak banjir pada Sabtu (5/7).
“Tadi habis dari Kelurahan Cililitan, sekarang saya meninjau di Kelurahan Cawang. Kurang lebih ada 200 rumah yang terdampak dan juga ada pengungsi,” kata Munjirin usai meninjau lokasi banjir di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, Ahad.
Munjirin menyebutkan, warga yang mengungsi sementara telah ditampung di Masjid Al-Hidayah dengan dukungan dari berbagai pihak.
“Alhamdulillah Pak Lurah sudah menangani semuanya. Pengungsi ditangani bersama Pak RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), dan RT,” katanya.
Adapun ketinggian air di Kelurahan Cawang bervariatif, mulai dari 30-40 centimeter (cm), bahkan ada yang mencapai 1,5 meter di titik terdalam. Munjirin mengimbau warga segera membersihkan rumah jika banjir telah surut.
Pemerintah Kota Jakarta Timur akan membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dengan mengerahkan petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) serta Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
“Kelihatannya di sini cepat surut. Seiring surut, rumah harus langsung dibersihkan. Jangan hanya jalan, saya minta rumah-rumah yang butuh bantuan juga dibersihkan,” ujar Munjirin.
Pada kesempatan itu, Munjirin juga memberikan bantuan untuk penyintas banjir berupa sembako seperti beras, mi instan (10 dus) dan telur 30 kilogram.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur meluas dan kini merendam 51 RT dengan ketinggian air tertinggi mencapai tiga meter di Kelurahan Cawang.
Data yang ada ketinggian air yang merendam sejumlah RT di Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim) mulai dari 60 centimeter (cm) hingga 3 meter.
Untuk daerah terparah yang terendam banjir berada di Jakarta Timur tepatnya di Kelurahan Cawang dengan ketinggian air mencapai tiga meter.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


/data/photo/2025/07/08/686ce81c69c46.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/20/6854d98c82986.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)