Kebun Kota di Kolong Flyover Jaktim, Panennya Dibagi Warga Bukan Dijual
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di bawah deru kendaraan yang melintas di Flyover Jalan Haji Darip, RW 08, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, terdapat sebuah kebun kota.
Hasil panen dari kebun ini tidak dijual, melainkan dibagikan kepada warga sekitar.
“Dibagikan ke warga sekitar. Tidak dijual,” kata Ajul, petugas PPSU
Cipinang Melayu
, saat ditemui di lokasi Trasa Balong, Kamis (18/12/2025).
Prinsip itu menjadi fondasi pengelolaan
kebun kota
di kolong flyover.
Dalam keterbatasan ruang, kebun ini berfungsi sebagai ruang berbagi, ruang temu, dan ruang belajar bagi warga.
Darma (40), warga RW 08, mengenang kondisi kawasan sebelum ditata.
“Dulu di sini gelap, kotor, orang juga jarang lewat,” ujarnya.
Kini, kolong flyover yang dulunya sepi dan penuh sampah berubah menjadi area hijau rapi.
Bedeng-bedeng tanaman berjajar, jalur paving membelah lahan, dan papan kecil menandai jenis tanaman.
“Sekarang sudah beda. Lebih terang, bersih, dan enak dilihat. Kalau lewat juga rasanya lebih adem karena banyak tanaman,” kata Darma.
Keberadaan kebun membuat warga turut menjaga lingkungan. Kawasannya dibersihkan dan tanamannya disiram.
“Kadang kalau lihat tanaman kering ya disiram. Kalau ada sampah, langsung dibersihin. Soalnya ini kan buat kita juga,” ujarnya.
Hasil panen dibagi
ke warga sehingga semua merasa memiliki.
Risa (38), warga lain, menilai kolong flyover yang sebelumnya identik parkir liar dan sampah kini memiliki fungsi jelas.
“Sekarang anak-anak juga sering lewat sini, lihat tanaman, tanya-tanya. Jadi bukan cuma jalan kosong, tapi ada fungsinya,” kata Risa.
Ajul, 50 tahun, terlibat sejak awal pengelolaan kawasan pada 2016. Aktivitas saat itu belum seperti sekarang.
“Ikut dari awal. Dulu masih jalan biasa, belum seperti sekarang,” ujarnya.
Inisiatif ini melibatkan lurah, organisasi masyarakat seperti NU, petugas PPSU, dan warga.
Tanaman awalnya sayuran, kemudian bertambah menjadi sawi, kangkung, cabai, jagung, tomat, terong, hingga pohon tabebuya.
“Macam-macam. Kadang cari sendiri, kadang minta dari kelurahan. Warga juga ikut kalau ada,” kata Ajul.
Panen dilakukan sekitar sebulan sekali, dihitung per ikat, lalu dibagi ke warga.
Dalam beberapa kesempatan, hasil panen diolah bersama.
“Sering. Kalau dapat sayur, dimasak, lalu dikasih ke petugas,” ujarnya.
Pepohonan dan semak hijau membuat udara di kolong lebih sejuk dibanding jalan di atasnya. Pilar flyover dihiasi mural berwarna cerah, menambah kesan hidup.
Pengamat lingkungan Mahawan Karuniasa menyebut kolong flyover sebagai residual urban space, ruang sisa perkotaan yang masih jarang dimanfaatkan.
“Pemanfaatan ruang sisa menjadi kebun kota bisa jadi solusi berbasis alam (nature-based solution). Tumbuhan bisa menurunkan suhu dan membantu infiltrasi air,” katanya.
Namun, Mahawan menekankan bahwa vegetasi tidak bisa dianggap sebagai solusi tunggal untuk polusi.
Mahawan mengingatkan kehati-hatian menanam tanaman pangan di kolong flyover karena potensi polusi dan logam berat.
“Kalau menanam cabai di kolong tol, polusinya kan luar biasa,” katanya.
Di Trasa Balong, hasil panen lebih dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan solidaritas, bukan ketahanan pangan skala besar.
Pengamat perkotaan Universitas Indonesia, Muh Aziz Muslim, menilai kebun kota sebagai model inovasi memanfaatkan keterbatasan ruang terbuka hijau.
“Ini salah satu model inovasi untuk menyiasati keterbatasan ruang terbuka hijau,” kata Aziz.
Jika direncanakan holistik dan melibatkan warga, pemanfaatan kolong flyover bisa meningkatkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: PPSU
-
/data/photo/2025/12/19/69450c52b9555.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kebun Kota di Kolong Flyover Jaktim, Panennya Dibagi Warga Bukan Dijual Megapolitan 19 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/19/69450c52b9555.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Trasa Balong, Kebun Sayur di Bawah Kolong Flyover Jakarta Megapolitan 19 Desember 2025
Trasa Balong, Kebun Sayur di Bawah Kolong Flyover Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Di kolong
flyover
Jalan Haji Darip, RW 08, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Kamis (18/12/2025), denyut khas kawasan perkotaan terus berlangsung.
Deru sepeda motor dan mobil bersahut-sahutan melintas di atas jalur layang Becakayu. Sesekali, bunyi klakson dari jalan arteri di sisi kawasan memecah ritme lalu lintas yang nyaris tanpa jeda.
Getaran halus kendaraan berat terasa hingga ke bawah
flyover
, menjadi latar konstan bagi aktivitas warga dan petugas di kawasan tersebut.
Namun, tepat di bawah struktur beton raksasa itu, tampak pemandangan yang kontras.
Area yang sebelumnya identik dengan tanah gersang, kotor, dan tak terurus kini menjelma menjadi
kebun kota
yang tertata rapi.
Bedeng-bedeng tanaman berjajar mengikuti kontur lahan, dipisahkan oleh jalur paving yang bersih. Tanah terlihat gembur dan lembap, menandakan perawatan rutin.
Di beberapa titik, papan kecil penanda jenis tanaman tertancap di bedeng, memberi kesan kebun edukatif di tengah hiruk-pikuk kota.
Sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) tampak berjongkok di antara tanaman.
Dengan seragam oranye yang kontras dengan hijaunya dedaunan, mereka merapikan daun, mencabut gulma, dan memastikan tanaman tumbuh dengan baik.
Di sudut lain, beberapa warga duduk sejenak di tepi bedeng, mengamati tanaman di sela aktivitas harian mereka. Semua berlangsung tanpa menghilangkan kebisingan lalu lintas di sekitarnya.
Kawasan ini dikenal sebagai
Trasa Balong
, akronim dari Sentra Sayur Bawah Kolong, kebun kota yang berdiri di bawah kolong
flyover
Becakayu.
Di tempat ini, beragam tanaman tumbuh subur, mulai dari sawi, kangkung, cabai, jagung, tomat, terong, hingga tanaman hias dan pohon tabebuya.
Pepohonan dan semak hijau berfungsi sebagai peneduh alami, membuat udara di kolong
flyover
terasa lebih sejuk dibandingkan kawasan jalan di sekitarnya.
Bau tanah basah dan dedaunan segar sesekali tercium, menetralkan aroma asap kendaraan.
Pilar-pilar
flyover
yang sebelumnya kusam kini dihiasi mural berwarna cerah. Lukisan-lukisan itu menambah kesan hidup pada ruang publik yang dulunya terabaikan.
Di tengah keterbatasan ruang dan kebisingan kota, Trasa Balong menjelma menjadi oase hijau, contoh nyata perubahan fungsi kolong
flyover
dari ruang tak terawat menjadi area produktif yang memberi manfaat lingkungan sekaligus sosial bagi warga Cipinang Melayu.
“Dari awal saya ikut. Dulu masih jalan biasa, belum seperti sekarang,” ujar Ajul saat ditemui langsung di Trada Balong.
Ia mengatakan, inisiatif awal datang dari lurah setempat, bersama Nahdlatul Ulama (NU) dan warga.
Sejak awal, warga dilibatkan dalam proses penataan dan penanaman. Awalnya, area tersebut langsung ditanami sayuran, lalu berkembang dengan penambahan berbagai jenis tanaman lain.
“Bibit tanamannya macam-macam. Kadang cari sendiri, kadang minta dari kelurahan. Warga juga ikut kalau ada,” kata Ajul.
Perawatan dilakukan secara rutin, meski dengan keterbatasan. Sayuran dipanen kurang lebih sebulan sekali dan dihitung per ikat, bukan ditimbang. Hasil panen tidak diperjualbelikan, melainkan dibagikan kepada warga sekitar.
“Semua kebagian. Warga ikut, PPSU juga kebagian,” ujar dia.
Ajul menambahkan, warga kerap memasak hasil panen dan membagikannya kembali kepada petugas.
Menurutnya, Trasa Balong terasa berbeda dibandingkan kolong
flyover
lain yang banyak dibiarkan kosong dan tak terurus.
“Ini bisa jadi contoh. Kolong lain kan banyak yang kosong,” ucap Ajul.
Bagi Darma (40), warga RW 08 Cipinang Melayu, perubahan kolong
flyover
ini terasa nyata. Ia mengingat betul kondisi kawasan tersebut sebelum ditata.
“Dulu di sini gelap, kotor, orang juga jarang lewat,” kata Darma.
“Sekarang sudah beda. Lebih terang, bersih, dan enak dilihat. Kalau lewat juga rasanya lebih adem karena banyak tanaman,” lanjutnya.
Menurut Darma, keberadaan kebun kota membuat warga lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Ia menyebut warga kerap menyiram tanaman atau membersihkan area kebun ketika melintas.
“Kadang kalau lihat tanaman kering ya disiram, atau ada sampah langsung dibersihin. Soalnya ini buat kita juga,” ujar dia.
Rasa memiliki tumbuh seiring keterlibatan warga. Darma berharap kebun kota ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi kolong-kolong
flyover
lain di Jakarta yang masih terbengkalai.
Hal senada disampaikan Risa (38). Ia menilai Trasa Balong memberi manfaat nyata, terutama bagi warga sekitar.
“Sekarang anak-anak juga sering lewat sini, lihat tanaman, tanya-tanya. Jadi bukan cuma jalan kosong, tapi ada fungsinya,” kata Risa.
Sebelum ditata, kolong
flyover
kerap menjadi tempat parkir liar dan penumpukan sampah. Setelah dijadikan kebun kota, kondisi tersebut perlahan berkurang.
“Kalau sudah jadi kebun begini, orang juga sungkan buang sampah sembarangan,” ujar Risa.
Menurut dia, ruang di kolong
flyover
dan kolong tol dapat disebut sebagai residual urban space atau ruang sisa perkotaan yang selama ini jarang dimanfaatkan.
“Padahal ruang sisa ini merupakan salah satu aset lingkungan perkotaan,” ujar Mahawan saat dihubungi.
Pemanfaatan ruang sisa menjadi kebun kota, lanjutnya, dapat menjadi bentuk
nature-based solution
untuk meningkatkan layanan ekosistem perkotaan, termasuk mengurangi fenomena
urban heat island
atau kantong-kantong panas di kota akibat dominasi bangunan dan minimnya ruang hijau.
“Kehadiran tumbuhan di kolong
flyover
bisa membantu menurunkan suhu dan membuat lingkungan lebih sejuk,” kata dia.
Selain itu, kebun kota berpotensi meningkatkan infiltrasi air, meski tantangannya tidak kecil karena kolong
flyover
tidak selalu terpapar hujan.
Jika tanah dibiarkan terbuka dan tidak ditutup beton, air hujan tetap dapat diserap. Namun, Mahawan mengingatkan bahwa manfaat lingkungan ini perlu dicermati secara ilmiah.
“Bukan berarti manusia terus menghasilkan polusi, lalu tumbuhan disuruh menyerap semuanya,” ujar Mahawan.
Pemilihan jenis tanaman, menurut dia, harus mempertimbangkan ketahanan terhadap panas, polusi, keterbatasan sinar matahari, serta ketersediaan air.
Aspek estetika juga dinilai penting agar ruang tersebut menyenangkan untuk dipandang.
Terkait urban farming, Mahawan mengingatkan agar aspek pangan tidak dilihat secara gegabah. Menanam tanaman pangan di kolong tol, misalnya, perlu kehati-hatian karena risiko pencemaran.
“Kalau menanam cabai di kolong tol, polusinya kan tinggi. Harus dipastikan apakah layak dikonsumsi,” kata dia.
Ia juga menyoroti tantangan keberlanjutan program. Karena berstatus ruang sisa, pemanfaatan kolong
flyover
kerap tidak menjadi prioritas kebijakan dan mudah berganti seiring pergantian kepemimpinan.
“Jangan sampai hanya program sesaat. Setelah ditanam, tidak dirawat, lalu mati dan malah jadi kumuh,” ujar dia.
Menurut Mahawan, pemanfaatan kolong
flyover
perlu diintegrasikan dalam perencanaan kota, lengkap dengan desain, teknologi pendukung, pendanaan berkelanjutan, serta sistem monitoring dan evaluasi.
Di tengah keterbatasan ruang terbuka di Jakarta, kebun kota dinilainya menjadi alternatif ruang publik gratis yang inovatif.
“Kalau direncanakan secara holistik, ini bisa menjadi solusi penyediaan ruang terbuka hijau bagi masyarakat,” kata Aziz saat dihubungi.
Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas instansi, termasuk dengan pengelola jalan tol, agar pemanfaatan kolong
flyover
tidak mengganggu fungsi infrastruktur dan keselamatan.
Selain meningkatkan kualitas lingkungan, Aziz melihat kebun kota sebagai ruang temu yang dapat memperkuat interaksi sosial warga, terutama bagi anak-anak yang semakin sulit menemukan ruang bermain di kota.
Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar terletak pada aspek pemeliharaan dan rasa memiliki.
Partisipasi warga menjadi kunci agar ruang publik seperti Trasa Balong tidak hanya dibangun, tetapi juga dirawat bersama.
Trasa Balong menunjukkan bahwa ruang yang selama ini terabaikan dapat diubah menjadi kebun kota yang produktif.
Di bawah bayang-bayang beton
flyover
, sayuran tumbuh, warga berinteraksi, dan lingkungan menjadi lebih hijau, tanpa sepenuhnya menghilangkan denyut keras kehidupan kota Jakarta.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/11/693af2b184b9e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Malam Mencekam di Kalibata Setelah Pengeroyokan Mata Elang Berakhir Ricuh Megapolitan
Malam Mencekam di Kalibata Setelah Pengeroyokan Mata Elang Berakhir Ricuh
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wilayah sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, berubah mencekam pada Kamis (11/12/2025) malam setelah aksi pengeroyokan terhadap dua pria diduga mata elang berujung bentrok dan pembakaran fasilitas umum.
Peristiwa bermula ketika dua pria yang diduga sebagai penagih utang menghentikan seorang pengendara motor di Jalan Raya
Kalibata
, Kamis sore.
Lima orang dari sebuah mobil di belakangnya turun dan langsung memukuli kedua pria tersebut, lalu menyeret mereka ke pinggir jalan.
“Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, Kamis (11/12/2025).
Rekan korban yang mengalami koma kemudian meninggal setelah dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) Budi Asih.
Sekitar pukul 18.30 WIB, belasan pria berkumpul di sekitar lokasi pengeroyokan.
Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil sebelum saling berhadapan dengan kelompok lain.
Adu mulut terjadi, disusul sweeping spontan terhadap tenda PKL. Lampu penerangan padam, situasi berubah kacau.
Sebuah mobil sedan hitam sempat dikejar massa sambil ada yang membawa kayu panjang.
Bentrok memanas ketika kaca pos keamanan dipecahkan, lalu perusakan merembet ke tenda PKL, kios, hingga sepeda motor.
Menurut polisi, ada sedikitnya enam titik kebakaran malam itu.
Massa diduga mengamuk karena rekan mereka tewas dalam pengeroyokan sebelumnya. Api masih tampak hingga dini hari.
Pada Jumat (12/12/2025), kawasan parkir TMP Kalibata dipasangi garis polisi.
Lokasi penemuan dua mata elang yang tewas ditemukan di bawah tenda PKL, dengan garis polisi membentang dari pohon, pembatas jalan, hingga kursi-kursi yang sudah rusak.
Kios yang dibakar juga ditutup garis polisi.
Barang dagangan warga berserakan dengan kondisi pecahan kaca, tenda sobek, sampah durian, gerobak, sisa makanan, hingga potongan besi yang hangus.
Mobil taksi listrik dan sepeda motor yang dibakar sudah dievakuasi.
Petugas PPSU mulai membersihkan lokasi, sementara sejumlah tukang rongsok mencari barang sisa yang masih bisa dimanfaatkan.
Polisi juga mendirikan pos keamanan di sisi kanan TKP, dihuni anggota Brimob Polda Metro Jaya dan Direktorat Samapta.
Sejumlah kendaraan taktis turut disiagakan.
Meski sisa kerusakan masih terlihat, situasi sudah terkendali. Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata dibuka penuh dan terpantau lancar.
“Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, Jumat.
“Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” sambungnya.
Insiden ini masih dalam penanganan polisi, termasuk penyelidikan pengeroyokan hingga perusakan yang terjadi menjelang malam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/12/693b4e85aacb3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas Megapolitan
Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kondisi di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, berubah kacau pada Kamis (11/12/2025) malam ketika kelompok mata elang (matel) mencari pelaku pengeroyokan yang menewaskan dua rekan mereka.
Massa tersebut turut melakukan pembakaran tenda PKL, kios, hingga sepeda motor dan mobil di sekitar area parkir seberang TMP Kalibata.
Area parkir seberang TMP Kalibata yang menjadi lokasi pengeroyokan dan bentrokan dipasang garis polisi pada Jumat (12/12/2025) pagi.
Garis kuning itu melingkari titik penemuan dua matel yang tewas di bawah tenda pedagang kaki lima (PKL), terikat pada pohon, pembatas jalan, serta kursi rusak.
Lokasi pembakaran kios juga ditutup garis polisi, sementara barang dagangan warga masih berserakan, mulai dari pecahan kaca, tenda, sampah durian, gerobak, hingga besi-besi hangus.
Mobil taksi listrik dan sepeda motor yang dibakar sudah dievakuasi. Petugas PPSU Kecamatan Kalibata membersihkan area, dibantu sejumlah tukang rongsok yang mencari barang yang masih dapat diselamatkan.
Di sisi kanan lokasi pengeroyokan, polisi mendirikan pos keamanan berisi personel Brimob dan Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.
Situasi pagi hari terpantau kondusif. Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata kembali dibuka sepenuhnya.
“Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi. Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin.
Dua debt collector atau
mata elang
tewas setelah dikeroyok di Jalan Raya Kalibata pada Kamis sore.
Satu korban meninggal di lokasi setelah dipukuli lima orang tak dikenal, sementara satu lainnya sempat dirawat intensif di RS Budhi Asih sebelum meninggal.
“Kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.
Polisi menjelaskan bahwa dua matel tersebut sebelumnya menghentikan pengendara sepeda motor yang diduga menunggak kredit.
Tidak lama setelah itu, lima orang keluar dari mobil dan langsung memukuli kedua matel tanpa senjata. Setelah korban tumbang, mereka diseret ke tenda PKL di area parkir TMP Kalibata.
“Dengan sporadis, pengguna mobil tersebut langsung memukul kawan-kawan debt collector ini. Kurang lebih 4-5 orang,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur. Seluruh pelaku, termasuk pemotor, langsung kabur.
Menjelang malam, sekitar pukul 18.30 WIB, belasan pria berkumpul di sekitar TKP tanpa ada polisi yang berjaga.
Area itu tampak gelap, hanya diterangi lampu tenda PKL. Beberapa pria terlihat seperti memantau situasi dan menanyakan identitas orang yang mengambil dokumentasi.
Tak lama kemudian, tiga orang berlari menuju pos polisi dan berhenti di samping TKP.
Dua kelompok yang berada di lokasi saling berhadapan dan terlibat adu mulut. Ketegangan meningkat saat tenda PKL diserang dan lampunya dipadamkan.
Sebuah mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan tinggi. Dua orang mencoba menghadang sambil membawa kayu panjang.
Mobil itu kemudian kabur ke Gang Langgar dan dikejar oleh beberapa pria. Salah satu orang memecahkan kaca pos keamanan.
Situasi berubah menjadi kerusuhan terbuka. Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, sementara sepeda motor dibakar.
Menurut polisi, ada setidaknya enam titik kebakaran malam itu. Kelompok tersebut sempat memarahi warga yang merekam insiden.
“Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun tidak mendapatkan informasi,” kata Nicolas.
Kekecewaan tersebut memicu mereka membakar properti di sekitar lokasi.
Polisi tiba dan memukul mundur massa, mengalihkan arus lalu lintas agar masyarakat tidak terdampak.
Belasan polisi bermotor datang membawa senjata api sebagai pengamanan. Mereka menyisir kawasan untuk membubarkan kelompok.
Warga berusaha memadamkan api seadanya. Pemilik kios dan tenda mencoba menyelamatkan barang-barang yang tersisa setelah situasi mulai terkendali.
Sekitar pukul 23.00 WIB, kobaran api kembali terlihat. Jalan Raya Kalibata kembali ditutup. Satu unit mobil diduga taksi listrik terbakar, disusul kios, tenda, gerobak, dan pohon peneduh.
“Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” ujar Nicolas.
Polisi membawa APAR untuk penanganan awal. Saat api membesar, mereka mengamankan tabung gas dari kios.
Mobil pemadam tiba pukul 23.38 WIB dan langsung menyemprotkan air ke pusat api.
Sesekali terdengar ledakan diduga berasal dari gas yang tidak sempat diamankan. Dalam kurang dari 20 menit, api berhasil dipadamkan.
(Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/12/693b71a8b93dd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Porak Poranda, Kondisi Terkini Lokasi Bentrokan Mata Elang di Kalibata Megapolitan
Porak Poranda, Kondisi Terkini Lokasi Bentrokan Mata Elang di Kalibata
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kawasan parkir Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, yang menjadi lokasi pengeroyokan dan bentrok mata elang, dipasang garis polisi Jumat (12/12/2025) pagi.
Garis polisi dipasang di sekitar TKP penemuan dua mata elang yang tewas di bawah tenda pedagang kaki lima (PKL), diikat ke pohon dan pembatas jalan serta kursi yang sudah rusak.
Kemudian, lokasi pembakaran kios juga dipasangi garis polisi.
Barang dagangan warga masih tampak berserakan. Mulai dari pecahan kaca, tenda, sampah durian, gerobak, sisa makanan, hingga besi-besi yang terbakar.
Mobil taksi listrik dan sepeda motor yang dibakar malam sebelumnya sudah dievakuasi.
Petugas PPSU Kecamatan Kalibata mulai membersihkan lokasi kejadian. Beberapa tukang rongsok juga datang untuk mencari sisa barang yang masih bisa digunakan.
Di sebelah kanan TKP pengeroyokan, polisi membuat pos keamanan, terdiri dari Satuan Brimob Polda Metro Jaya dan Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.
Di sana juga terparkir sejumlah kendaraan Brimob.
Kondisi TKP pagi ini sudah kondusif. Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata juga dibuka sepenuhnya dan terpantau lancar.
“Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi. Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin kepada wartawan, Jumat.
Sebelumnya, dua pria diduga
debt collector
atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor.
Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
“Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
Menurut Mansur, satu dari dua mata elang itu meninggal dunia, sementara rekannya dilarikan ke rumah sakit.
“Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” ujar Mansur.
Di hari yang sama, satu matel lainnya juga tewas setelah sempat menerima perawatan intensif di Rumah Sakit Budi Asih.
Berselang tiga jam usai pengeroyokan, belasan pria berkumpul di sekitar TKP sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka membentuk sejumlah kelompok sambil berbincang.
Tak lama, mulai terlihat tiga orang tak lebih dari 30 tahun berlari ke arah Pos Polisi, kemudian berhenti di samping TKP sambil melihat ke belakang.
Sekelompok pria yang berada di sana ikut melihat ke arah yang sama. Mereka kemudian mulai berkerumun, berhadapan dengan kelompok lain.
Lalu adu mulut terjadi di antara dua kelompok.
Mereka mulai menyerang tenda PKL. Lampu yang semula menerangi area itu pun padam.
Dari arah kanan TKP, satu unit mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan cukup tinggi. Terlihat dua orang pria berusaha mendatangi mobil itu dengan membawa sebilah kayu panjang.
Melihat itu, mobil tersebut berbelok ke Gang Langgar kemudian dikejar oleh sejumlah orang.
Salah satu anggota kelompok memecahkan kaca di pos keamanan. Bentrok dua kelompok ini kemudian memanas.
Mereka berteriak kepada pengguna jalan untuk menyingkir sembari diduga anggota lain datang bergabung membantu mereka. Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, hingga sepeda motor pun dibakar oleh kelompok tersebut.
Menurut polisi, setidaknya ada enam titik kebakaran malam itu. Pengrusakan ini diakibatkan gejolak kemarahan mereka setelah satu temannya tewas.
Bakar-bakaran masih terjadi hingga dini hari.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Sebanyak 82 warga Kelurahan Pulau Panggang terdampak banjir rob
Jakarta (ANTARA) –
Lurah Pulau Panggang Jamaluddin mengatakan sebanyak 82 warga di Kelurahan Pulau Panggang terdampak banjir rob, dan pihaknya telah menyalurkan bantuan awal kepada warga yang terdampak.
“Kami memberikan bantuan berupa makanan untuk memenuhi kebutuhan warga selama banjir rob berlangsung,” kata Jamaluddin di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, salah satu warga RT 06 RW 03, Kelurahan Pulau Panggang, Ansori (53) menceritakan banjir rob itu sudah berlangsung hampir empat hari di daerah lingkungan tempat tinggalnya.
“Biasanya, banjir rob itu surut sekitar pukul 01.00 dini hari, lalu naik lagi sekitar pukul 08.00 pagi,” ujar Ansori.
Maka dari itu, dia pun berusaha mengamankan barang-barang di rumahnya agar tidak terbawa arus air laut yang naik ke daratan.
“Saya amankan karena takut hilang terbawa banjir rob,” ucap Ansori.
Di sisi lain, Camat Kepulauan Seribu Utara Yulihardi menuturkan banjir rob melanda sejumlah titik di Kelurahan Pulau Panggang, mulai dari sisi selatan RT 06 dan RT 05 RW 03, hingga RT 01, RT 02 RW 02 dan RT 06 RW 01.
“Kami melakukan monitoring. Ini sebagai langkah cepat Kepulauan Seribu untuk memastikan penanganan banjir rob dan dampaknya terhadap warga berjalan optimal,” tutur Yulihardi.
Monitoring itu dia lakukan bersama petugas Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Sudin Perhubungan, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), serta Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan mendatangi sejumlah titik genangan.
Mereka juga berdialog dengan warga untuk mendata kebutuhan yang mendesak di lapangan.
Selanjutnya, dia meminta kepada jajaran kelurahan agar memperkuat langkah mitigasi, termasuk penyediaan bantuan darurat, serta memastikan akses jalan dan fasilitas umum tetap dapat digunakan masyarakat.
“Pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kenaikan muka air laut akibat cuaca ekstrem. Kami berharap masyarakat tetap waspada, terutama pada jam-jam pasang,” imbuh Yulihardi.
Sebelumnya, Sudin Sumber Daya Air (SDA) Kepulauan Seribu telah menyiapkan langkah mitigasi di sepuluh pulau berpenduduk untuk mengantisipasi potensi banjir rob, terutama di kawasan wisata yang diprediksi ramai.
“Memasuki libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Sudin SDA telah menyiapkan beberapa langkah mitigasi banjir rob,” kata Kepala Sudin SDA Kepulauan Seribu Mustajab, Kamis (4/12).
Dia memaparkan pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah rawan rob, menyiapkan pompa alkon dan pompa apung di seluruh pulau berpenduduk, serta menyiapkan petugas untuk mencegah terjadinya genangan, khususnya saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Sudin SDA Kepulauan Seribu juga berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir (rob) pada 1-10 Desember 2025 akibat fenomena pasang maksimum air laut yang bersamaan dengan fenomena fase bulan purnama dan perigee (supermoon), sehingga berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.
Kondisi tersebut juga menyebabkan kenaikan tinggi muka air di Pintu Air Pasar Ikan sehingga berstatus Bahaya atau Siaga 1 pada Jumat pagi pukul 08.00 WIB dan terjadinya genangan di sejumlah wilayah Jakarta.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/12/02/692ec67c61db9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lima Kios Pedagang Ayam di Pasar Munjul Rusak Tertimpa Pohon Tumbang Megapolitan 2 Desember 2025
Lima Kios Pedagang Ayam di Pasar Munjul Rusak Tertimpa Pohon Tumbang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Lima kios pedagang ayam potong di
Pasar Munjul
, Cipayung, Jakarta Timur, rusak setelah tertimpa pohon yang tumbang saat hujan deras disertai angin kencang pada Senin (1/12/2025) sore.
Tidak ada korban jiwa, namun seluruh kios mengalami kerusakan pada bagian atap dan struktur penyangga.
Salah satu pedagang, Lingga, mengatakan pohon yang tumbang itu sebelumnya memang sudah terlihat tua dan rawan roboh.
“Kios pedagang yang terdampak itu lima. Kejadiannya pas sore, untungnya sih enggak ada korban. Tapi kios rusak semua,” ujar Lingga saat ditemui di Pasar Munjul, Selasa (2/12/2025).
Ia menjelaskan, kerusakan terutama terjadi pada atap kios yang terbuat dari asbes dan kayu penyangga yang patah akibat tertimpa batang pohon.
Lingga mengakui para pedagang sebenarnya telah berencana memotong pohon tersebut karena khawatir bisa membahayakan. Namun rencana itu belum sempat dilakukan sebelum pohon akhirnya tumbang.
“PPSU dari Kelurahan (Munjul) datang untuk memotong batang pohon yang tumbang. Tapi kalau untuk perbaikan tetap menggunakan dana pribadi pedagang,” katanya.
Selain itu, Lingga turut menyoroti kondisi kios pedagang ayam di Pasar Munjul yang dinilai memprihatinkan.
Para pedagang menempati area penampungan berupa bangunan semi permanen karena revitalisasi gedung Pasar Munjul mangkrak selama 10 tahun terakhir.
“Harapan dari kami para pedagang sih bagaimana caranya kami bisa menempati bangunan yang baru. Kalau enggak, pahit-pahitnya di sini direnovasilah yang bagus agar tidak kumuh,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

105 KK warga TPU Menteng Pulo 2 setuju relokasi ke Rusun Jagakarsa
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mencatat sebanyak 105 kepala keluarga (KK) yang tinggal di tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo 2, Tebet, setuju untuk relokasi ke Rusun Jagakarsa.
“Menteng Pulo ada 105 KK, hari ini kita pindahkan atau relokasi ke Rusun Jagakarsa ya, sedang berjalan,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar di Jakarta, Selasa.
Anwar mengatakan kegiatan ini sejalan dengan hasil Rapat Pimpinan (Rapim) bersama Gubernur DKI Pramono Anung dalam penataan ulang makam-makam di Jakarta.
Dia mengaku sudah melakukan sosialisasi secara persuasif dan warga itu secara sukarela membereskan barang-barangnya untuk direlokasi.
“Untuk sisa yang masih belum relokasi kita kasih waktu sampai 4 Desember, tanggal 5 Desember kita akan bongkar,” ucapnya.
Bagi warga yang tidak setuju dengan adanya relokasi, maka pihaknya menghargai keputusan tersebut. Namun, diingatkan bahwa lahan makam TPU Menteng Pulo merupakan aset pemerintah yang harus dikembalikan fungsinya.
Petugas gabungan membantu relokasi warga di tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo 2, Tebet, Jakarta, Selasa (2/12/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri mengatakan TPU Menteng Pulo 2 memiliki luas sisa 5.000 meter persegi (M2) yang disalahgunakan sebagai tempat permukiman warga.
Oleh karena itu, pihaknya bersama jajaran melakukan relokasi sebagai upaya pengembalian fungsi lahan dan makam.
“Kurang lebih 134 KK sekarang lagi proses pengosongan. Nanti akan diungsikan ke rumah susun dan sebagian ada yang dipulangkan ke kampung,” ucap Fajar.
Diketahui, terdapat 124 KK yang menempati lahan TPU Menteng Pulo II, dengan rincian 81 KK berada di RT 11/13 dan 43 KK ada di RT 09/10.
Pada Selasa pagi pukul 07.53 WIB, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan dan jajaran mengerahkan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk membantu memindahkan barang warga TPU Menteng Pulo 2.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

