Kementrian Lembaga: Polres Metro Jakarta Selatan

  • Kriminal kemarin, uang palsu untuk amal hingga penculikan di Jaktim

    Kriminal kemarin, uang palsu untuk amal hingga penculikan di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Sederet berita keamanan dan kriminal menghiasi Jakarta pada Rabu (16/4) mulai dari uang palsu sebanyak Rp10 juta dipakai untuk beramal di Masjid Istiqlal hingga penculik anak perempuan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, sempat menyekap korban selama empat hari.

    Berikut rangkuman berita dan tautan kriminal dan keamanan yang menarik untuk dibaca pada hari ini:

    1. Mantan artis kolosal pakai uang palsu Rp10 juta untuk amal di Istiqlal

    Mantan artis drama kolosal, Sekar Arum Widara (41) memakai uang palsu sebanyak Rp10 juta untuk beramal di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat dalam rangka menyambut Lebaran.

    “Katanya (menggunakan uang palsu) sebelum Lebaran. Jadi sehari sebelum Lebaran. Katanya buat masukin ke kotak amal,” kata Kanit Ranmor Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Iptu Teddy Rohendi kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Polisi cek TKP pencurian sepeda di parkiran MRT Setiabudi Astra

    Kepolisian mengecek tempat kejadian perkara (TKP) pencurian sebuah sepeda milik RS (39) di parkiran Stasiun MRT Setiabudi Astra tepatnya depan Chase Plaza Jalan Jenderal Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan.

    “Giat Subnit 1 melakukan cek TKP pencurian sepeda yang terjadi pada Senin (14/4) di depan Chase Plaza, Jalan Jenderal Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. ART yang gasak harta majikan senilai Rp125 juta di Jakbar ditangkap

    Subdit Reserse Mobile (Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial RK (32) yang mencuri harta majikannya total sebesar Rp125,8 juta di Jakarta Barat.

    “Pelaku diamankan di Dusun Bakah RT 05 RW 01, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada Kamis (10/4) sekitar pukul 02.00 WIB,” kata Kepala Unit Resmob Polda Metro Jaya, Iptu Muhammad Rizky Novrianto dalam keterangannya, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. Polisi: Hasrat meningkat motif pelaku pelecehan di kereta commuter

    Polres Metro Jakarta Pusat menyatakan motif pelaku melakukan pelecehan seksual di kereta commuter line Stasiun Tanah Abang karena adanya hasrat tinggi setelah melihat korban.

    “Pada saat itu korban menggunakan pakaian ketat dan memiliki postur tubuh yang bagus,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. Kasus penculikan di Pasar Rebo, Polisi: Korban disekap empat hari

    Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menjelaskan pelaku berinisial MAM (47) yang menculik anak perempuan berusia 13 tahun berinisial ETZ di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, sempat menyekap korban selama empat hari di sebuah kontrakan.

    “Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui korban disekap selama empat hari di kontrakan baru yang sudah disiapkan oleh pelaku,” kata Kasubdit Reserse Mobile Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy saat dikonfirmasi, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5 Hal Diketahui soal Sepeda Diparkir di Bike Rack MRT Jaksel Dicuri

    5 Hal Diketahui soal Sepeda Diparkir di Bike Rack MRT Jaksel Dicuri

    Jakarta

    Seorang karyawati di Jakarta Selatan kaget mendapati sepeda miliknya hilang saat diparkir pada bike rack di Stasiun MRT Setiabudi Astra, Setiabudi, Jakarta Selatan. Diduga, sepeda tersebut dicuri oleh seseorang.

    Bike rack atau commuter bike shelter merupakan fasilitas berupa rak sepeda di mana pengguna dapat mengamankan sepeda dengan kunci dan gembok pribadi. Fasilitas ini berada di stasiun MRT.

    Dirangkum detikcom, aksi pencurian ini viral setelah korban membagikan pengalamannya itu melalui media sosial. Dalam rekaman video yang beredar, pencurian sepeda itu baru diketahuinya setelah korban pulang kerja.

    Korban mencoba meminta rekaman CCTV dari pihak MRT. Berdasarkan hasil rekaman CCTV itu, korban mengetahui sepedanya dicuri oleh seseorang yang memiliki ciri-ciri antara lain memakai topi, jaket hitam, dan masker.

    Korban kemudian melaporkan pencurian sepeda itu ke Polsek Metro Setiabudi. Korban merasa pesimis sepedanya itu bisa kembali. SImak informasinya dirangkum detikcom, Kamis (17/4/2025).

    1. Korban Lapor Polisi

    Polisi menindaklanjuti video viral sepeda warga yang hilang yang diparkir pada bike rack di Stasiun MRT Setiabudi Astra, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel). Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Kami sudah cek TKP, serta akan meminta bukti rekaman CCTV. Subnit 1 melakukan cek TKP pencurian sepeda yang terjadi,” kata Kapolsek Setiabudi Kompol Firman, saat dihubungi, Rabu (16/4).

    Korban juga telah membuat laporan terkait dugaan pencurian itu. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku.

    “Saat ini masih penyelidikan,” imbuhnya.

    2. Polisi Cek TKP

    Polisi melakukan serangkaian upaya penyelidikan kasus hilangnya sepeda pada bike rack. Polisi melakukan pengecekan ke TKP.

    “Kami sudah cek TKP, serta akan meminta bukti rekaman CCTV. Subnit 1 melakukan cek TKP pencurian sepeda yang terjadi,” kata Firman.

    Baca selanjutnya: kronologi pencurian

    Polisi cek TKP pencurian sepeda yang diparkir pada bike rack di Stasiun MRT Setiabudi, Jaksel. (Foto: dok. Istimewa)

    3. Kronologi Pencurian

    Kasus ini telah dilaporkan oleh korban, Rahmi ke Polsek Setiabudi pada Selasa (15/4/2025). Dalam laporannya itu, Rahmi menjelaskan secara singkat kronologi pencurian sepeda Poligon miliknya.

    Pencurian sepeda itu terjadi Senin (14/4). Saat itu, korban memarkirkan sepedanya dalam keadaan terkunci gembok berkode pada bike rack di Stasiun Setiabudi Astra.

    Saat korban kembali ke stasiun, korban kaget lantaran sepedanya sudah tidak ada di tempat. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian sekitar Rp 3,3 juta.

    4. Polisi Lacak Pelaku

    Polisi melakukan pengejaran terhadap pencuri sepeda pada bike rack di Stasiun MRT. Polisi menelusurinya lewat CCTV.

    “Saat ini kita lagi mengejar siapa yang melakukan, kapan, jam berapa, itu kita kejar. Tentunya kita sudah bekerja sama dengan sekuriti,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi, kepada wartawan di kantornya, Rabu (16/4).

    Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan kepada sejumlah pihak. Sejumlah CCTV juga telah ditelusuri untuk mencari tahu pelakunya.

    5. Pihak MRT Minta Maaf

    Pihak MRT buka suara terkait kejadian tersebut. MRT menyatakan permintaan maafnya atas insiden tersebut.

    “MRT Jakarta menyampaikan permohonan maaf atas kejadian hilangnya sepeda salah satu Pelanggan MRT Jakarta yang diduga akibat pencurian di area parkir sepeda Stasiun Setiabudi Astra pada Senin, 14 April 2025,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo dalam keterangan, Rabu (16/4).

    MRT telah melakukan pendampingan kepada pemilik sepeda dengan melaporkan kejadian kepada pihak Kepolisian Sektor Metro Setiabudi. Selain itu, ia menyerahkan rekaman CCTV atas kejadian dugaan pencurian dimaksud.

    “MRT Jakarta akan memberikan dukungan bagi kepolisian guna mengungkap kejadian dugaan pencurian tersebut,” ujarnya.

    Di sisi lain, MRT Jakarta menyampaikan terima kasih atas fasilitasi dan dukungan dari Komunitas Bike to Work (B2W) yang ikut andil dalam memberikan evaluasi perbaikan layanan serta fasilitas bagi Pelanggan MRT Jakarta yang membawa sepeda.

    Tomo mengatakan, dalam waktu dekat, MRT Jakarta bersama Kepolisian dan Komunitas akan merumuskan perbaikan prosedur keamanan pada fasilitas parkir sepeda di sekitar stasiun. Namun, dalam upaya perbaikan tersebut, pihaknya menghimbau agar masyarakat lebih waspada dalam menggunakan fasilitas parkir sepeda.

    “Dengan penggunaan kunci pengamanan ganda. MRT Jakarta tetap berkomitmen dan berupaya dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh Pelanggan MRT Jakarta, termasuk bagi Pelanggan yang menggunakan sepeda,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dugaan Penggelapan Dana Makan Bergizi Gratis di Kalibata Jaksel Dilaporkan, Ini Kata Polisi – Halaman all

    Dugaan Penggelapan Dana Makan Bergizi Gratis di Kalibata Jaksel Dilaporkan, Ini Kata Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Polres Jakarta Selatan kini menyelidiki dugaan penggelapan dana yang dilaporkan Mitra Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan. 

    Adapun dana yang diduga digelapkan mencapai hampir Rp1 miliar atau tepatnya Rp975.375.000.

    Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi, membenarkan adanya laporan tersebut.

    “Betul, sudah ada laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Saat ini kasusnya untuk yang makan gratis sedang dalam penanganan,” ujar Nurma kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

    Ia menjelaskan, penyelidikan masih berlangsung dan pihaknya mulai memanggil sejumlah saksi.

    Sejumlah bukti juga telah diterima, satu di antaranya kuitansi Rp975.375.000.

    “Masih dalam tahap penyelidikan, tapi laporan sudah kami terima. Barang bukti kuitansi senilai Rp900 jutaan, ada kerja sama antara kedua belah pihak yang diserahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan,” tuturnya.

    Diberitakan sebelumnya, mitra dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, melaporkan yayasan ke pihak kepolisian atas dugaan penggelapan dana sebesar Rp975.375.000.

    Laporan terhadap yayasan MBN telah teregister dalam nomor: LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA, tertanggal Kamis, 10 April 2025.

    “Kami selaku kuasa hukum menyesalkan tindakan yayasan MBN yang tidak membayarkan sepeserpun hak dari Ibu Ira, selaku mitra dapur makan bergizi gratis di Kalibata,” ucap kuasa hukum korban, Danna Harly Putra, dalam konferensi pers di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).

    “Untuk laporan polisi sudah kami serahkan ke Polres (Metro) Jakarta Selatan,” sambung Harly.

    Menurut dia, laporan itu ditujukan kepada yayasan berinisial MBN serta individu tertentu yang diduga terlibat dalam pengelolaan dana program MBG.

    “Laporan ditujukan ke yayasan dan ada perorangan. Masalahnya dari yayasan ini,” ujarnya.

    Ia juga berharap Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai lembaga yang menaungi program MBG, dapat mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

    “Tapi yang paling penting sekarang adalah bagaimana BGN memfasilitasi masalah ini,” tambahnya. 

    Penjelasan BGN

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara soal dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata.

    Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, hal tersebut sebagai masalah internal mitra dan tidak ada kaitan dengan BGN.

    “Jadi gini, sebetulnya apa yang terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalibata itu murni masalah internal mitra,” kata Dadan di kantor BGN, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025).

    Dadan mengungkapkan, pihaknya yakni BGN baru mengetahui kalau yayasan dan mitra tersebut partner program MBG.

    Kata Dadan, BGN hanya mengetahui pihak yayasan sebagai satu-satunya kesatuan mitra BGN.

    “Kami juga baru tahu kalau mitra itu adalah partner. Jadi mereka itu antara yayasan dengan pemilik fasilitas, dua pihak yang berbeda dan di antara mereka kan ada perjanjian khusus. Kami tahunya kan itu satu kesatuan mitra dan itulah yang menjadi mitra Badan Gizi Nasional,” ungkapnya. 

    “Jadi apa pun yang terjadi di Kalibata, itu murni urusan internal. Tidak ada hubungannya dengan Badan Gizi,” sambungnya. 

    Kemudian Dadan menuturkan hasil mediasi antara mitra dan yayasan yang dilakukan pada hari ini Rabu (16/4/2025).

    Lanjut Dadan, pihaknya meminta agar  tidak membawa-bawa BGN dalam permasalahan tersebut. 

    “Itu hanya masalah salah paham di antara mereka saja dan saya sudah minta kepada yang melakukan konpers untuk mengklarifikasi,” tuturnya.

    “Bahwa itu masalah internal di antara mereka dan mohon tidak dibawa-bawa masalah Badan Gizi Nasional. Karena urusan Badan Gizi Nasional sudah selesai,” imbuhnya. 

    Sebelumnya, suasana Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, kini mati suri.

    Luas dapur mencapai 500 meter persegi ini dilengkapi peralatan memadai digunakan untuk memasak menu dalam program Makan Bergizi Gratis.

    Namun, seiring pelaksanaan program itu, terjadi persoalan teknis dan administratif yang membebani pihak dapur tanpa koordinasi yang jelas dari pelaksana lapangan.

    Mitra Dapur Makan Bergizi Gratis di Kalibata, Ira Mesra Destiawati menjelaskan, awalnya dirinya hanya berpikir untuk menyukseskan program andalan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini, dalam pengadaan makan bergizi gratis.

    “Jadi, saya berpikir perjalanannya nanti enggak mungkin pemerintah itu memberikan sesuatu yang jadi masalah seperti ini,” ujar Ira, dalam konferensi pers di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).

    Wanita berhijab itu mengaku, dirinya ditunjuk menjadi kepala dapur SPPG di Kalibata, tetapi sejak awal tidak ada penjelasan rinci mengenai tanggung jawab sebagai kepala dapur. 

    “Ya sudah, kami kemudian menyediakan makan sampai dengan ke sekolah-sekolah yang ditunjuk, yaitu ada 19 sekolah,” kata dia.

    Dalam proses penyediaan makan bergizi gratis ini, ia sampai memikirkan penyediaan bahan pangan, proses pengolahan atau memasak hingga proses pendistribusian makanan.

    Ira juga mendapat informasi terjadinya perubahan mendadak terkait harga dan porsi makanan. 

    “Tiba-tiba di dalam perjalanan, ada perubahan harga. Awalnya semua anak mendapat jatah Rp15.000, tapi tiba-tiba dibedakan, anak PAUD hingga kelas 3 SD hanya Rp13.000, sementara kelas 4 hingga 6 tetap Rp15.000. Tapi kami tidak diberi tahu bahwa porsinya harus disesuaikan,” jelasnya.

    Penulis: Ramadhan L Q 

     

    dan

    Soal Yayasan Tak Bayar Mitra MBG, Dadan: Murni Urusan Internal, Tak Ada Hubungan dengan BGN

     

  • Polisi selidiki perempuan edit bukti transfer saat belanja di PIM 2

    Polisi selidiki perempuan edit bukti transfer saat belanja di PIM 2

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Polisi selidiki perempuan edit bukti transfer saat belanja di PIM 2
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 16 April 2025 – 21:14 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian menyelidiki perempuan mengedit bukti transfer saat berbelanja di salah satu toko Pondok Indah Mall (PIM) 2, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang terekam kamera pengawas (CCTV).

    “Jadi berita viral itu kita tangani secara cepat, dari Kanit Polsek Kebayoran Lama sudah cek TKP di salah satu mall wilayah Polres Jakarta Selatan,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Nurma mengatakan, pihaknya sudah mengecek CCTV dan meminta keterangan saksi-saksi.

    Kepolisian sudah mengantongi rekaman CCTV untuk memburu identitas pelaku dan memastikan angka transaksi dalam kejadian tersebut.

    “Identitas masih kita kejar pastinya yang ada di viral. Mudah-mudahan bisa menyerahkan diri,” ujarnya.

    Melalui akun Instagram @vaviean, terlihat seorang wanita mengenakan pakaian merah jambu dan berkacamata tampak memainkan sebuah telepon seluler (ponsel).

    Tak berselang lama, pelaku pun dengan santainya memperlihatkan hasil pembayaran yang diduga diedit kepada penjaga toko.

    Setelah itu, pelaku membawa barang belanjaan dan meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP).

    Saat itu korban sebagai penjaga toko tengah berjaga seorang diri. Sedangkan, ada empat konsumen lain termasuk pelaku yang berbelanja di tokonya dengan masing-masing total pembelian di atas Rp2 juta.

    Sumber : Antara

  • Artis Sekar Arum Amal Rp10 Juta Pakai Uang Palsu, Pihak Masjid Istiqlal Buka Suara – Halaman all

    Artis Sekar Arum Amal Rp10 Juta Pakai Uang Palsu, Pihak Masjid Istiqlal Buka Suara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pihak Masjid Istiqlal hingga kini mengaku belum menemukan uang palsu di tromol-tromol masjid.

    Hal ini setelah muncul fakta jika Artis drama kolosal, Sekar Arum Widara yang mengaku sempat beramal uang sebesar Rp10 juta di Masjid Istiqlal.

    “Sampai malam ini kami belum menemukan uang palsu di tromol Istiqlal,” kata Kabid Sosial dan Pemberdayaan Umat Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

    Abu Hurairah meyakinkan jika belum ditemukannya uang palsu itu karena uang amal dari umat selalu disetor ke pihak bank.

    “Uang tromol itu seminggu sekali kami ambil dihitung kemudian langsung disetorkan ke bank, pihak bank yang menerima tidak pernah komplain keaslian uang tromol dari Masjid Istiqlal,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Abu Hurairah mengatakan sejauh ini belum ada pihak kepolisian yang berkoordinasi dengan pihaknya atas temuan tersebut. 

    “Belum ada yg menghubungi.Kami tau dari berita di medsos saja,” tuturnya.

    Untuk informasi, artis drama kolosal, Sekar Arum Widara, kembali jadi sorotan setelah pengakuannya dalam pemeriksaan oleh Polres Metro Jakarta Selatan.

    Sekar mengaku sempat menyumbangkan uang palsu sebesar Rp10 juta ke kotak amal Masjid Istiqlal, sehari sebelum Lebaran.

    Pengakuan ini tentu mengejutkan penyidik. Kanit Ranmor Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Iptu Teddy Rohendi.

    “Katanya sih sebelum Lebaran, sehari sebelum Lebaran. Katanya masukin ke kotak amal,” ujar Teddy Rohendi, kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

    Kepolisian juga mengungkapkan bahwa keterangan Sekar masih terus berubah-ubah dan cenderung berbelit.

    “Katanya sih masukin ke kotak amal Rp10 juta. Masukin uang Rp10 juta gimana ceritanya?” kata Teddy, kepada awak media, Rabu (16/4/2025).

    Kendati demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan kebenaran pengakuan Sekar tersebut.

    Tidak ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa uang palsu itu benar-benar telah dimasukkan ke kotak amal, apalagi ke lokasi sebesar Masjid Istiqlal.

    “Itu baru omongannya dia. Masih kami dalami lagi,” tegas Teddy.

    Dalam penyelidikan sejauh ini, Sekar disebut sudah tiga kali mencoba menggunakan uang palsu. Dua kali berhasil, satu kali gagal.

    Asal usul uang palsu itu pun masih menjadi misteri. Polisi tidak menemukan mesin pencetak uang di tempat tinggal Sekar.

    Praktis, kuat dugaan Sekar memperoleh uang palsu tersebut dalam kondisi sudah jadi dari pihak lain.

  • Polisi Cek CCTV Telusuri Jejak Pelaku Pencuri Sepeda di Stasiun MRT Setiabudi – Halaman all

    Polisi Cek CCTV Telusuri Jejak Pelaku Pencuri Sepeda di Stasiun MRT Setiabudi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi tengah melakukan pengecekan CCTV di sekitar lokasi hilangnya sepeda milik seorang perempuan bernama Rahmi Syofia (39).

    Sepeda korban itu hilang saat diparkir di Stasiun MRT Setiabudi Astra Jakarta Selatan.

    Plt Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi mengatakan proses penyelidikan saat ini sedang berjalan. 

    Pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan keamanan stasiun untuk menelusuri jejak pelaku melalui rekaman CCTV.

    “Betul sudah dilaporkan kita lagi mengejar siapa yang melakukan, kapan, jam berapa, itu kita kejar,” ucap Nurma kepada wartawan Rabu (16/4/2025).

    Nurma menerangkan korban saat itu memakirkan sepeda dengan kondisi digembok.

    Saat korban hendak mengambil sepedanya ternyata sudah hilang digondol pencuri.

    Akibatnya, korban merugi sekitar Rp 3,3 juta. 

    Hal itu berdasakan keterangan korban yang disampaikan ke pihak kepolisian.

    “Tentunya kita sudah mendapatkan dari bukti penitipan, kemudian CCTV yang jelas kita sudah ambil dari TKP,” kata Nurma.

    Atas kejadian itu korban membuat laporan polisi ke Polsek Metro Setiabudi dan diterima dengan nomor LP/B/90/IV/2025/SPKT/Setiabudi/Res.Jaksel/Polda Metro Jaya.

    Kapolsek Metro Setiabudi Kompol Firman menuturkan tengah mengusut laporan polisi kasus kehilangan sepeda tersebut.

    Namun kepolisian meminta korban agar menunjukkan bukti kuitansi pembelian sepeda itu terlebih dahulu.

    “Jadi kuitansi itu nanti di persidangan untuk membuktikan bahwa milik Anda itu apa? Apa betul itu milik Anda? Apa buktinya?” kata Kompol Firman saat dikonfirmasi, Rabu (16/4/2025).

    Menurutnya tanpa adanya bukti kepemilikan yang sah akan sulit saat di persidangan.

    Hal itu juga bagian dari prosedur bagia warga yang melaporkan kejadian kehilangan barang.

    “Makanya kita buat standarnya, standar operasional prosedurnya seperti itu. Jadi sebelum membuat laporan, kita mintakan bukti kepemilikan. Nanti di persidangan akan kesulitan. Kalau ngaku-ngaku aja kan bisa aja,” ujar dia.

    Kasus kehilangan sepeda di parkiran Stasiun MRT Setiabudi Astra, Jakarta Selatan tengah menjadi buah bibir.

    Korban sendiri merupakan figur publik yang memiliki banyak pengikut lantaran kerap keliling Indonesia. 

    Ia juga dikenal dengan nama campervan girl.

    Di media sosial instagramnya (mimi_campervan_girl), ia menceritakan kronologi kejadian ini.

    “Berita buruk nih. Biasanya sepedaku, ku taruh sebelah sini. Hari ini pulang ngantor sepeda sudah hilang, gak ada, tapi securitynya lagi ngecek-in karena ada CCTV. Semoga sepedanya masih ada. Aduh ilang segala,” ujarnya dikutip dari Instagram pribadinya, Rabu (16/4/2025).

    Kemudian pihak MRT membantu dan memperlihatkan CCTV-nya.

    “Tadi udah lihat CCTV dari MRT. Memang ada pelaku yang ngambil sepedanya dan pelakunya itu pakai topi, masker, jaket hitam. Cuma CCTV-nya gak bisa dishare di publik karena itu sifatnya barang bukti, kalau pun mau ambil filenya harus lapor kepolisian,” sambungnya.

    Namun di akhir videonya ia mengaku mengikhlaskan bila sepeda yang menemaninya keliling Indonesia ini sudah tak ditemukan.
     

     

  • Artis Sekar Arum Amal Rp10 Juta Pakai Uang Palsu, Pihak Masjid Istiqlal Buka Suara – Halaman all

    Sekar Arum Mengaku Sumbang Uang Palsu Rp 10 Juta Lewat Kotak Amal Masjid Istiqlal Jelang Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Artis drama kolosal, Sekar Arum Widara, kembali jadi sorotan setelah  memberi pengakuan saat  menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.

    Sekar Arum mengaku sempat menyumbangkan uang palsu sebesar Rp 10 juta ke kotak amal Masjid Istiqlal sehari sebelum Lebaran.

    “Katanya sih sebelum Lebaran, sehari sebelum Lebaran. Katanya masukin ke kotak amal,” kata Kanit Ranmor Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Iptu Teddy Rohendi kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

    Kendati demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan kebenaran pengakuan Sekar tersebut.

    Tidak ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa uang palsu itu benar-benar telah dimasukkan ke kotak amal, apalagi ke lokasi sebesar Masjid Istiqlal.

    “Itu baru omongannya dia. Masih kami dalami lagi,” ujar Teddy.

    Dalam penyelidikan sejauh ini, Sekar disebut sudah tiga kali mencoba menggunakan uang palsu.

    Dua kali berhasil, satu kali gagal.

    Asal usul uang palsu itu pun masih menjadi misteri.

    Polisi tidak menemukan mesin pencetak uang di tempat tinggal Sekar.

    Diduga kuat Sekar memperoleh uang palsu tersebut dalam kondisi sudah jadi dari pihak lain.

    Suami siri  Sekar Arum yang ikut diamankan saat pengungkapan kasus itu, mengaku tidak mengetahui soal keberadaan uang palsu yang berada di tangan istrinya.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengatakan jika suami siri Sekar Arum sudah diperiksa penyidik dan dinyatakan tidak terlibat.

    “Kalau untuk sementara sih, itunya (suami siri) enggak tahu apa-apa. Suaminya bilangnya sih enggak tahu apa-apa,” ujar Nurma saat dikonfirmasi, Rabu (16/4/2025).

    Pernyataan tersebut pun senada dengan yang disampaikan Sekar Arum sendiri. 

    Dalam pemeriksaan, Sekar mengaku suaminya tidak tahu-menahu soal asal-usul uang palsu yang ditemukan di dalam tasnya.

    “Sekar Arumnya bilang memang betul, dia (suami siri) enggak tahu apa-apa. Karena memang selama ini Sekar Arum-nya yang mengeluarkan duit,” ungkap Nurma.

    Diketahui, Sekar Arum ditangkap polisi usai kedapatan membawa uang palsu saat berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan Jakarta Selatan.

    Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan ratusan juta uang palsu di tempat tinggalnya.

    “Kalau yang dibawa itu cuma beberapa saja, di tasnya waktu ke mal. Yang paling banyak itu sebenarnya di kos-kosan dia,” kata Nurma.

    Uang palsu itu disebut-sebut berasal dari seorang teman Sekar Arum.

    Namun, polisi masih memburu identitas dan keberadaan sosok yang dimaksud.

    Saat ini, kepolisian masih terus melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap kemungkinan jaringan peredaran uang palsu yang lebih luas.

    “Nah, temannya inilah yang harus kami kejar. Apakah betul? Kan gitu. Di mana orangnya? Terus siapa saja? Itu yang dikejar sama anggota sekarang ini,” jelas Nurma.

    Atas perbuatannya, Sekar Arum kini dijerat dengan Pasal 26 ayat 2 dan 3 jo 36 ayat 2 dan 3 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, serta Pasal 244 dan 245 KUHP.

    Sekar saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk proses penyidikan lebih lanjut.

  • Viral Wanita Diduga Palsukan Bukti Transfer di Mal Jaksel, Polisi Selidiki

    Viral Wanita Diduga Palsukan Bukti Transfer di Mal Jaksel, Polisi Selidiki

    Jakarta

    Video seorang wanita diduga memalsukan bukti pembayaran di mal kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan (Jaksel), viral di media sosial. Wanita tersebut terlihat mengedit bukti pembayaran melalui ponselnya.

    Dalam video yang dilihat, Rabu (16/4/2025), peristiwa disebut terjadi pada Jumat (11/4). Dinarasikan wanita itu melakukan transaksi dengan total belanja di atas Rp 2 juta.

    Kemudian wanita itu memalsukan bukti pembayaran via transfer ke rekening perusahaan. Penjaga toko mengaku tak menyadari bahwa bukti yang diterimanya adalah palsu.

    Kepada wartawan, Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi menyebut pihak kepolisian telah menangani kejadian itu. Pihak kepolisian telah melakukan pengecekan ke lokasi.

    “Jadi berita viral itu kita tangani secara cepat. Jadi sudah dari Kanit Polsek Kebayoran Lama sudah cek TKP (tempat kejadian perkara) di salah satu mal wilayah Polres Jakarta Selatan,” kata Nurma.

    Nurma mengatakan pihak kepolisian telah mengecek CCTV. Selain itu, sejumlah saksi dimintai keterangan guna mengungkap kejadian.

    Sementara ini, identitas pelaku juga masih dalam pencarian. Dia juga mengimbau pelaku menyerahkan diri.

    “Identitas masih kita kejar ya, pastinya yang ada di viral. Mudah-mudahan bisa menyerahkan diri,” pungkasnya.

    (rdh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BGN bantu mitra dapur mediasi dengan yayasan terkait kasus dana MBG

    BGN bantu mitra dapur mediasi dengan yayasan terkait kasus dana MBG

    Uang kan sudah ada di antara mereka. Tinggal pengaturan di antara mereka

    Jakarta (ANTARA) – Badan Gizi Nasional membantu mitra dapur melakukan mediasi dengan Yayasan Makan Bergizi Gratis (MBG) berinisial MBN yang diduga menggelapkan dana Rp975.375.000 di Kalibata, Jakarta Selatan.

    “Betul, kami memfasilitasi mediasi antara mitra dan yayasan,” kata Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dadan menegaskan permasalahan itu merupakan masalah internal mitra.

    Pihaknya meyakini sudah memahami duduk persoalannya dan dipastikan pengaturan dana diantara mereka diatur secara jelas.

    “Uang kan sudah ada di antara mereka. Tinggal pengaturan di antara mereka,” katanya.

    Kondisi mitra dapur makan bergizi gratis (MBG) di kawasan Kalibata yang sudah berhenti beroperasi karena tersandung penggelapan dana, Jakarta, Rabu (16/4/2025). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

    Kepolisian telah menerima bukti kuitansi senilai Rp975.375.000 terkait kasus dugaan penggelapan dana yayasan MBG berinisial MBN yang dialami oleh mitra dapur di Kalibata, Jakarta Selatan.

    Penggelapan dana itu tercatat dalam laporan Kepolisian Nomor: LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA pada Kamis (10/4) pukul 14.11 WIB.

    Pada awalnya, Ibu Ira sebagai mitra dapur telah bekerjasama dengan pihak yayasan dan SPPG Kalibata sejak bulan Februari sampai Maret 2025. Ira sudah memasak kurang lebih sebanyak 65.025 porsi yang terbagi dalam dua tahap.

    Arsip foto – Konferensi pers mitra dapur di Kalibata, Jakarta Selatan yang melaporkan Yayasan Makan Bergizi Gratis (MBG) berinisial MBN ke Kepolisian terkait penggelapan dana sebesar Rp975.375.000, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

    Dalam kontraknya, perjanjian dengan yayasan dicantumkan harga Rp15 ribu per porsi. Namun, di tengah jalan sebagian diubah menjadi Rp13 ribu.

    Dinyatakan bahwa pihak yayasan telah mengetahui adanya perbedaan anggaran ini sebelum tanda tangan kontrak, yakni pada Desember 2024.

    Saat ditagih untuk pencairan tahap dua, pihaknya mengaku tidak dibayarkan sama sekali oleh pihak yayasan. Pihaknya juga menyesalkan tindakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak ada keterbukaan informasi.

    Hingga akhirnya, pihaknya sepakat untuk mengakhiri menjadi mitra Program MBG di Kalibata dan melaporkan yayasan ke Kepolisian.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Artis Sekar Arum Amal Rp10 Juta Pakai Uang Palsu, Pihak Masjid Istiqlal Buka Suara – Halaman all

    Suami Siri Sekar Arum Tak Tahu Istrinya Pakai Uang Palsu Saat Jalan Bareng di Mal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi terus mendalami kasus peredaran uang palsu yang menjerat mantan artis sinetron drama kolosal, Sekar Arum Widara.

    Dalam pemeriksaan, suami siri yang ikut diamankan saat pengungkapan kasus itu, mengaku tidak mengetahui soal keberadaan uang palsu.

    Hal tersebut disampaikan Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi.

    Nurma Dewi mengatakan jika suami siri Sekar Arum sudah diperiksa penyidik dan dinyatakan tidak terlibat.

    “Kalau untuk sementara sih, itunya (suami siri) enggak tahu apa-apa. Suaminya bilangnya sih enggak tahu apa-apa,” ujar Nurma saat dikonfirmasi, Rabu (16/4/2025).

    Pernyataan tersebut pun senada dengan yang disampaikan Sekar Arum sendiri. 

    Dalam pemeriksaan, Sekar mengaku suaminya tidak tahu-menahu soal asal-usul uang palsu yang ditemukan di dalam tasnya.

    “Sekar Arumnya bilang memang betul, dia (suami siri) enggak tahu apa-apa. Karena memang selama ini Sekar Arum-nya yang mengeluarkan duit,” ungkap Nurma.

    Diketahui, Sekar Arum ditangkap polisi usai kedapatan membawa uang palsu saat berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan Jakarta Selatan.

    Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan ratusan juta uang palsu di tempat tinggalnya.

    “Kalau yang dibawa itu cuma beberapa saja, di tasnya waktu ke mal. Yang paling banyak itu sebenarnya di kos-kosan dia,” kata Nurma.

    Uang palsu itu disebut-sebut berasal dari seorang teman Sekar Arum.

    Namun, polisi masih memburu identitas dan keberadaan sosok yang dimaksud.

    Saat ini, kepolisian masih terus melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap kemungkinan jaringan peredaran uang palsu yang lebih luas.

    “Nah, temannya inilah yang harus kami kejar. Apakah betul? Kan gitu. Di mana orangnya? Terus siapa saja? Itu yang dikejar sama anggota sekarang ini,” jelas Nurma.

    Atas perbuatannya, Sekar Arum kini dijerat dengan Pasal 26 ayat 2 dan 3 jo 36 ayat 2 dan 3 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, serta Pasal 244 dan 245 KUHP.

    Sekar saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk proses penyidikan lebih lanjut.