Warga Tangerang Laporkan Dugaan Pemalsuan Jenazah soal Ayahnya yang Hilang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Warga Tangerang, Imelda (51), melaporkan dugaan pemalsuan data jenazah ke polisi setelah ayahnya, Rudy Watak yang hilang sejak 2022 dinyatakan meninggal, tetapi hasil tes DNA tidak cocok.
Laporan teregistrasi di
Bareskrim Polri
dengan Nomor STTL/603/XII/2025/BARESKRIM dan kini telah dilimpahkan ke
Polda Metro Jaya
.
“Hari ini sudah pelimpahan, berkasnya sudah di Polda. Tapi belum tahu nanti ditangani unit mana, hari Senin saya disuruh balik lagi,” ujar Imelda saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jumat (19/12/2025).
Laporan itu ditujukan kepada pihak Panti Sosial Cipayung yang diduga memanipulasi data seolah Rudy Watak telah meninggal dunia.
Imelda menjelaskan, ayahnya diketahui tinggal seorang diri di Apartemen Kalibata City sebelum dinyatakan hilang.
Ia menduga hilangnya sang ayah berkaitan dengan transaksi jual beli tanah yang bermasalah.
“Sebelumnya itu Papa kan ada jual tanah, transaksi bodong. Papa sempat dibawa ke Bali sama orang-orang itu, katanya untuk pelunasan,” ujar Imelda.
Namun, transaksi tersebut tidak pernah dibayarkan. Saat Rudy menagih kembali dengan didampingi adik-adik kandungnya, tetapi ia justru menghilang dan tak lagi bisa dihubungi.
“Kemudian ternyata enggak dibayar. Nah, Papa nagih-nagih lagi didampingi oleh adik-adik kandungnya, dan kemudian hilang. Saya udah enggak ada kontak lagi dengan Papa,” kata Imelda.
Laporan orang hilang pertama kali dibuat oleh kakak Imelda ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Maret 2022.
Namun, Imelda baru mengetahui kabar tersebut sekitar enam bulan kemudian.
Upaya pencarian terus dilakukan hingga Imelda mengikuti aksi Kamisan di depan Istana Presiden pada Januari 2025.
Dari ratusan pesan yang masuk setelah aksinya, satu informasi mengarah ke Panti Sosial Cipinang.
Saat mendatangi panti sosial, Imelda justru mendapat kabar ayahnya telah meninggal dunia dua bulan setelah dibawa ke sana dan dimakamkan di TPU Tegal Alur.
Namun, dokumen pemakaman yang diterimanya menimbulkan kecurigaan. Foto jenazah yang ditunjukkan dinilai tidak sesuai dengan ciri-ciri ayahnya.
“Saya cek ke TPU Tegal Alur, ada tujuh dokumen dari panti sosial. Pas saya lihat foto jenazahnya, saya yakin itu bukan papa saya,” kata Imelda.
Imelda kemudian mengajukan pembongkaran makam dan melakukan tes DNA bersama keluarga.
Hasilnya menunjukkan kerangka yang dimakamkan atas nama Rudy Watak tidak memiliki kecocokan genetik dengan keluarga.
Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budhi Hermanto mengatakan, pihaknya masih mengecek status pelimpahan perkara tersebut.
“(Terkait pelimpahan kasus) mohon waktu dicek dulu ya,” kata Budi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Polres Metro Jakarta Selatan
-
/data/photo/2025/12/12/693c3c78ec7fd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Polisi Pengeroyok Mata Elang di Kalibata Jalani Sidang Etik Hari Ini Megapolitan 17 Desember 2025
6 Polisi Pengeroyok Mata Elang di Kalibata Jalani Sidang Etik Hari Ini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Enam anggota polisi yang menjadi tersangka kasus pengeroyokan yang menewaskan dua orang mata elang di kawasan parkir Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, menjalani sidang etik di Mabes Polri pada Rabu (17/12/2025).
Penanganan sidang etik tersebut dikonfirmasi oleh Polda Metro Jaya.
Proses persidangan dilakukan di tingkat Mabes Polri mengingat status para tersangka yang merupakan anggota kepolisian.
“Penanganan pengeroyokan di Kalibata hari ini sidang etik, ditangani oleh Mabes Polri. Jadi nanti akan disampaikan oleh Mabes Polri,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto saat ditemui wartawan, Rabu (17/12/2025).
Di sisi lain, penyidik Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Selatan masih melanjutkan penyelidikan terhadap peristiwa lanjutan yang terjadi pada hari yang sama, yakni perusakan dan pembakaran kios kuliner di sekitar lokasi kejadian.
Dalam perkembangan terbaru, polisi telah memeriksa puluhan saksi dari kalangan pedagang dan warga yang menjadi korban kerusuhan tersebut.
“Perkembangan situasi di lapangan, penyelidik sudah mendalami 20 orang saksi, dari korban-korban yang kiosnya, sepeda motor, mobilnya dibakar. Kerugian kurang lebih berkisar Rp1,2 miliar lebih diestimasikan,” tutur Budi.
Selain pemeriksaan saksi, aparat kepolisian juga telah mengantongi identitas pihak-pihak yang diduga terlibat dalam aksi perusakan dan pembakaran.
Para terduga pelaku tersebut saat ini masih berada dalam pengawasan.
Polisi menegaskan akan mengambil langkah tegas terhadap pelaku perusakan yang merugikan warga dan pedagang di sekitar TMP Kalibata.
“Kami akan melakukan penelusuran, pengembangan terus terhadap saksi-saksi dan alat bukti serta akan melakukan upaya paksa terhadap pelaku-pelaku yang melakukan pembakaran,” ujar Budi.
Sebelumnya, Polri telah menangkap enam tersangka dalam kasus pengeroyokan yang menewaskan dua orang
mata elang
di area parkir TMP Kalibata.
Dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya pada Jumat (12/12/2025) malam, Polri mengungkapkan bahwa keenam tersangka merupakan anggota Polri dari satuan pelayanan markas Mabes Polri.
Keenam tersangka tersebut berinisial JLA, RGW, IAB, IAM, BN, dan AN. Mereka dijerat Pasal 170 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, serta dikenai sanksi pelanggaran kode etik profesi Polri kategori berat.
Kasus pengeroyokan ini turut memicu kerusuhan lanjutan berupa perusakan dan pembakaran lapak pedagang di sekitar lokasi kejadian, yang hingga kini masih dalam proses penanganan aparat kepolisian.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5441661/original/089526700_1765514532-penampakan_warung_kalibata_yang_dibakar.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bukan Hanya Warung yang Terbakar
Sebelumnya, polisi masih menyelidiki kasus pengeroyokan dua orang debt collector atau mata elang (matel) di Kalibata, Jakarta Selatan. Insiden itu mengakibatkan satu orang di antaranya meninggal dunia dan satu lagi kritis.
Buntut pengeroyokan itu, sekelompok massa merusak dan membakar warung-warung di sekitar kawasan Taman Makam Pahlawan, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025) malam.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly menerangkan, tim gabungan Satreskrim Polres Metro Jaksel bersama Polda Metro Jaya dan Polsek Pancoran sudah turun melakukan penyelidikan secara paralel.
Fokus utama ialah mengungkap pelaku pengeroyokan dan sekaligus mengidentifikasi massa yang merusak dan membakar warung-warung di sekitar Taman Makam Pahlawan Kalibata.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan, kami masih mengumpulkan alat bukti untuk mengungkap kasus ini,” kata dia kepada wartawan, Kamis (11/12/2025) malam.
“Pada intinya, kita akan berusaha keras untuk menangani dua perkara ini. Yang pertama adalah penganiayaan mengakibatkan meninggal dunia dan luka berat. Dan yang kedua adalah kasus penerusakan atau pembakaran,” sambung dia.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com
-

Debt Collector Tewas Dikeroyok, Warung di Kalibata Ikut Dibakar Massa
GELORA.CO – Polisi menyelidiki kasus pengeroyokan dua debt collector di Kalibata, Jakarta Selatan, yang berujung satu tewas dan memicu pembakaran sejumlah warung pada Kamis (11/12/2025) malam.
Insiden ini turut memicu aksi perusakan dan pembakaran sejumlah warung di sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) malam.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, tim gabungan dari Polres Metro Jaksel, Polda Metro Jaya, dan Polsek Pancoran tengah bekerja paralel guna mengungkap pelaku pengeroyokan serta identifikasi massa.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami mengumpulkan alat bukti untuk mengungkap kasus ini,” ujarnya, di lokasi, Kamis.
Satu korban selamat yang mengalami luka berat dirawat di RS Budi Asih.
Polisi berharap korban dapat memberikan keterangan setelah kondisinya stabil.
Selain penyelidikan, aparat juga melakukan penyisiran untuk mencegah pengerahan massa susulan.
Nicolas mengimbau warga tidak main hakim sendiri dan melaporkan setiap persoalan hukum kepada polisi.
Personel gabungan Brimob, Samapta, serta jajaran Polres dan Polsek telah dikerahkan untuk mengamankan lokasi.
“Silakan beraktivitas seperti biasa. Situasi sudah aman dan terkendali,” kata Nicolas
-

2 Petugas Piket Sudah Diperiksa Propam Buntut Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri Setelah Jadi Tersangka
JAKARTA – Polda Metro Jaya memastikan Bidang Propam Polda Metro Jaya telah memeriksa dua petugas jaga atau piket saat ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho (6), Alex Iskandar alias AI (6), bunuh diri di ruang konseling psikologis Polres Metro Jakarta Selatan.
“Iya, sudah diperiksa,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto kepada VOI, Minggu, 30 November 2025.
Budi belum mau menjelaskan detail mengenai waktu maupun hasil pemeriksaan tersebut. Ia mengatakan hal itu menjadi kewenangan Bidang Propam Polda Metro Jaya.
“Untuk hasil, silakan ke Propam, karena itu ranah mereka. Pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan internal,” ujarnya.
Sebelumnya, Alex Iskandar ditemukan tewas bunuh diri di ruang konseling psikologis Polres Metro Jakarta Selatan pada Minggu 23 November dini hari.
Alex bunuh diri usai ditetapkan jadi tersangka kasus penculikan dan pembunuhan terhadap anak tirinya Alvaro Kiano Nugroho.
Polisi juga telah mengungkap motif dan peran Alex dalam kasus hilangnya Alvaro sejak Maret lalu.
Kasi Propam Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Bayu Agung Ariyanto, mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan internal untuk memastikan ada atau tidaknya kelalaian petugas saat kejadian kematian Alex
“Terkait bunuh diri ini, kami sudah memeriksa dua personel yang saat itu sedang piket,” katanya.
/data/photo/2025/12/19/694508d487fd2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)




