Kementrian Lembaga: Polisi

  • Kebocoran Gas di India, 11 Orang Tewas

    Kebocoran Gas di India, 11 Orang Tewas

    New Delhi

    Kebocoran gas terjadi di Ludhiana, India. Sebelas orang tewas akibat insiden tersebut.

    Dilansir Reuters, Minggu (30/4/2023), korban tewas terdiri dari enam laki-laki dan lima perempuan. Mereka telah diidentifikasi sebagai Sourav (35), Varsha (35), Aryan (10), Chulu (16), Abhay (13), Kalpesh (40), perempuan tidak dikenal (40), perempuan tidak dikenal (25), laki-laki tidak dikenal ( 25), Neetu Devi dan Navneet Kumar. Sebagian besar korban meninggal adalah buruh migran.

    Selain korban tewas, sembilan orang juga dilarikan ke rumah sakit. Banyak orang masih dikhawatirkan terjebak di dalam rumah mereka.

    Insiden itu terjadi di Giaspura, kawasan pemukiman sekaligus industri padat penduduk. Gas dilaporkan bocor dari toko kelontong pada pukul 7.30 pagi waktu setempat.

    Tim dari Pasukan Tanggap Bencana Nasional telah berada di lokasi bersama dengan tim ahli untuk menentukan penyebab dan sumber kebocoran tersebut.

    Petugas polisi juga terlihat berpatroli dengan mengenakan masker dan meminta penduduk setempat untuk menjauhi area yang sudah ditutup.

    “Insiden itu terjadi di dekat toko susu dan klinik dokter, meskipun kami tidak bisa memastikan dari mana kebocoran itu dimulai,” kata Rajinder Pal Kaur Chhina, anggota dewan legislatif di Ludhiana kepada Reuters melalui telepon.

    Ketua Menteri Punjab, Bhagwant Mann, melalui akun Twitternya menyampaikan bahwa kebocoran itu berasal dari sebuah pabrik, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    “Insiden kebocoran gas di daerah Giaspura di Ludhiana sangat menyedihkan. Polisi, administrasi, dan tim NDRF hadir di lokasi. Segala kemungkinan bantuan sedang diberikan,” cuit Mann dalam bahasa Punjabi.

    (mae/imk)

  • Pendeta Terkenal di Kenya Ditangkap Atas Kematian Massal Pengikutnya

    Pendeta Terkenal di Kenya Ditangkap Atas Kematian Massal Pengikutnya

    Nairobi

    Seorang pendeta terkenal di Kenya ditangkap dan diadili terkait dakwaan ‘pembunuhan massal’ terhadap pengikutnya. Penangkapan ini dilakukan beberapa hari setelah temuan puluhan mayat dalam kuburan massal terkait sekte sesat sebuah gereja lainnya di Kenya, yang menuntut pengikutnya kelaparan demi masuk surga.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (28/4/2023), pendeta terkenal bernama Ezekiel Odero yang memimpin Pusat Doa dan Gereja Hidup Baru ditangkap otoritas Kenya terkait dugaan kematian para pengikutnya.

    “Dia (Odero-red) telah ditangkap dan sedang diproses untuk menghadapi tuntutan pidana terkait pembunuhan massal para pengikutnya,” ungkap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Kenya Kithure Kindiki dalam pernyataannya.

    “Gereja tersebut telah ditutup. Lebih dari 103 orang yang bersembunyi di tempat itu telah dievakuasi dan akan diminta untuk membuat pernyataan,” imbuhnya.

    Penangkapan Odero bertepatan dengan penyelidikan terhadap Paul Mackenzie Nthenge, seorang pemimpin kultus yang dituduh membunuh lebih dari 100 orang, kebanyakan anak-anak, di sebuah hutan dekat kota pesisir Malindi.

    Nthenge yang mantan sopir taksi itu diduga memberitahu para pengikutnya dalam sebuah gereja bernama Gereja Internasional Kabar Baik bahwa kelaparan memberikan jalan menuju Tuhan.

    Temuan mengerikan itu membuat terkejut publik Kenya, yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen. Laporan terbaru media-media lokal Kenya, yang mengutip sumber kepolisian, menyebut 11 jenazah lainnya telah ditemukan dari kuburan massal pada Kamis (27/4) waktu setempat. Dengan tambahan itu, maka sejauh ini total 109 orang tewas terkait sekte sesat itu.

  • Tentara Israel Tembak Mati Pria Palestina karena Dianggap Teroris

    Tentara Israel Tembak Mati Pria Palestina karena Dianggap Teroris

    Jakarta

    Tentara Israel menembak mati seorang pria Palestina di Tepi Barat. Militer Israel menyebut bahwa pria Palestina itu merupakan terduga teroris lantaran mencoba melakukan penyerangan.

    Dilansir AFP, militer Israel menyebut pria Palestina itu melakukan upaya serangan menabrakkan mobil di dekat persimpangan Gitai Avissar, Salfit. Pria itu disebut memegang pisau.

    “Teroris itu memegang sebilah pisau, dan angkatan bersenjata melumpuhkannya,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, Kamis (27/4/2023).

    Disebutkan bahwa pria itu bernama Ahmed Yacoub Taha (39). Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967, ketika Israel juga merebut Yerusalem timur.

    Kekerasan di wilayah itu sejak Januari telah menyebabkan kematian 99 warga Palestina, 19 warga Israel, satu warga Ukraina dan satu warga Italia, menurut penghitungan AFP berdasarkan sumber-sumber resmi Israel dan Palestina.

    Lihat juga Video: Suasana Terkini Masjid Al-Aqsa: Polisi Israel Berseliweran

    (azh/azh)

  • Wanita di Thailand Bunuh 12 Temannya Pakai Racun Sianida

    Wanita di Thailand Bunuh 12 Temannya Pakai Racun Sianida

    Jakarta

    Seorang wanita di Thailand, Sararat Rangsiwuthaporn membunuh total 12 temannya menggunakan racun sianida. Kini Sararat sudah ditangkap polisi.

    Dilansir BBC, Kamis (27/4/2023), 12 orang korban itu salah satunya adalah mantan pacar pelaku. Polisi menduga pembunuhan dipicu oleh alasan keuangan, tetapi hal ini dibantah Sararat.

    Pada aksi keji terakhirnya, Sararat pergi bersama temannya ke Ratchaburi, Bangkok bagian barat. Tak lama kemudian, temannya bernama Siriporn Khanwong pingsan dan meninggal di tepi sungai.

    Berdasarkan hasil autopsi, terdapat jejak sianida di tubuhnya. Ponsel, uang dan tas Siriporn juga hilang saat ditemukan tewas.

    Pihak berwenang mengatakan bahwa pembunuhan korban lainnya dilakukan dengan cara yang sama. Pembunuhan dilakukan sejak 2020.

    Diketahui, penggunaan sianida di Thailand sangat diatur. Bahkan yang tidak memiliki akses sah bisa dihukum dua tahun penjara.

    (azh/azh)

  • Misterius! Puing Objek Militer Ditemukan di Hutan Polandia

    Misterius! Puing Objek Militer Ditemukan di Hutan Polandia

    Warsawa

    Puing-puing dari sebuah objek militer yang tak teridentifikasi atau misterius ditemukan di area hutan dekat kota Bydgoszcz, Polandia bagian utara. Temuan ini tengah diselidiki lebih lanjut oleh otoritas Warsawa.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (27/4/2023), temuan objek misterius itu diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Polandia dan Menteri Kehakiman Zbigniew Ziobro dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis (27/4) waktu setempat.

    Pengumuman resmi dari pemerintah Polandia itu mengonfirmasi laporan lebih awal dari media-media setempat soal temuan objek serupa di wilayah yang sama.

    Namun sejauh ini masih belum diketahui secara jelas objek apa itu sebenarnya, dari mana asalnya, atau sudah berapa lama objek itu ada di sana. Kementerian Kehakiman Polandia menyebut objek militer tak teridentifikasi itu ditemukan di area hutan.

    “Departemen Militer pada Kantor Jaksa Distrik di Gdansk, yang ada di bawah pengawasan Kantor Jaksa Nasional, telah memulai proses-proses terkait puing sebuah objek militer terbang di sebuah hutan berjarak beberapa kilometer dari Bydgoszcz,” sebut Ziobro dalam pernyataannya via Twitter.

    Kementerian Pertahanan Polandia, dalam pernyataan terpisah via Twitter, menyebut puing dari ‘sebuah objek militer tak teridentifikasi itu ditemukan di daerah sekitar desa Zamosc, yang terletak dekat Bydgoszcz.

    “Situasi itu tidak mengancam keselamatan warga setempat. Lokasi temuan sedang diselidiki,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Polandia, yang menyebut penyelidikan dilakukan oleh otoritas dan kepolisian militer Polandia.

    Saksikan juga ‘Saat Zelensky ke Polandia, Temui PM Morawiecki untuk Bahas Pertanian-Perang’:

  • Dalih Sesat Sekte di Kenya, Mati Kelaparan Agar ‘Bertemu Yesus’

    Dalih Sesat Sekte di Kenya, Mati Kelaparan Agar ‘Bertemu Yesus’

    Nairobi

    Sekte sesat di Kenya membuat geger usai 73 mayat pengikutnya ditemukan terkubur di sebuah hutan di Shakahola. Sekte itu mempraktikkan ajaran sesat bahwa kematian karena kelaparan bisa mengantarkan para pengikutnya untuk ‘bertemu Yesus’.

    Dilansir AFP, Selasa (25/4/2023), sekte sesat itu terbongkar usai dua anak mati kelaparan dalam pengawasan orang tua mereka. Kematian dua anak itu berujung dengan penangkapan Paul Mackenzie Nthenge, seorang sopir taksi yang menjadi pendeta. Kala itu, dia dibebaskan dengan jaminan 100.000 shilling Kenya ($ 700).

    Penyelidikan terhadap Gereja Good News International yang dipimpin Nthenge pun dilakukan. Penyelidikan itu membawa polisi ke hutan dekat kota pesisir Malindi tempat Nthenge berkotbah, di mana mereka menemukan 15 orang yang kelaparan — empat di antaranya meninggal.

    Diyakini beberapa pemujanya masih bersembunyi di semak-semak di sekitar Shakahola. Sejak saat itu, sejumlah orang berhasil diselamatkan.

    Di hutan itu juga, polisi menemukan kuburan massal. 73 mayat pengikut Nthenge ditemukan terkubur dalam lubang yang dangkal.

    “Kami memiliki 73 mayat dari hutan malam ini dan pencarian akan dilanjutkan besok,” kata seorang petugas polisi yang terlibat dalam penyelidikan kepada AFP tanpa menyebut nama.

    “Ini adalah keadaan yang sangat menyedihkan tentang bagaimana orang-orang ini meninggal dan dimakamkan di kuburan dangkal karena kami menemukan enam mayat terjepit di satu kuburan hari ini,” katanya.

    Gereja Good News International

    Menurut situs web gereja, Nthenge mendirikan sekte tersebut pada tahun 2003 dan mendirikan cabang di Nairobi dan sepanjang pantai Kenya yang menarik lebih dari 3.000 umat.

    “Memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat kita mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali melalui pengajaran dan penginjilan,” tulis situs web itu.

    Nthenge juga meluncurkan saluran YouTube pada tahun 2017, memperingatkan pengikutnya terhadap “setan” seperti memakai rambut palsu dan menggunakan uang seluler dalam video yang diposting ke platform media sosial.

    Pada tahun 2017, Nthenge pernah ditangkap atas tuduhan “radikalisasi” setelah mendesak anak-anak untuk tidak bersekolah karena pendidikan tidak diakui oleh Alkitab.

    Dua tahun kemudian, dia menutup gereja dan pindah ke kota sepi Shakahola, mengatakan kepada surat kabar The Nation dalam sebuah wawancara bulan lalu bahwa dia “mendapat wahyu bahwa waktu untuk berhenti telah tiba”.

    “Saya hanya berdoa dengan diri saya sendiri dan mereka yang memilih untuk percaya,” katanya.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • 51 Mayat Dikubur di Hutan

    51 Mayat Dikubur di Hutan

    Nairobi

    Polisi Kenya melanjutkan pencarian korban sekte atau aliran sesat di hutan di Shakahola. Sejauh ini, 51 mayat diduga anggota sekte ditemukan terkubur di hutan.

    Dilansir AFP, Senin (24/4/2023), pencarian ke pedalaman dari Malindi terus dilanjutkan tidak hanya untuk jenazah tetapi juga untuk kemungkinan orang yang selamat dari hasutan pimpinan sekte, Makenzie Nthenge, yang meminta para pengikutnya mati kelaparan untuk “bertemu Yesus”.

    Investigasi skala penuh juga telah diluncurkan ke Gereja Good News International dan pemimpinnya sejak polisi menyerbu hutan di Shakahola dan menemukan mayat pertama minggu lalu.

    Selama akhir pekan, lusinan mayat lainnya digali. Area hutan seluas 800 acre (325 hektar) pun dinyatakan sebagai TKP karena pihak berwenang berusaha untuk memahami skala sebenarnya dari apa yang disebut “Pembantaian Hutan Shakahola”.

    Inspektur Jenderal Polisi, Japhet Koome, diperkirakan akan mengunjungi lokasi tersebut pada hari ini waktu setempat di mana tim telah menggali lebih banyak lubang kubur dan mencari kemungkinan orang-orang yang selamat dari sekte tersebut.

    Ada kekhawatiran bahwa beberapa anggota bersembunyi dari pihak berwenang di sekitar hutan semak dan berisiko mati jika tidak ditemukan dengan cepat. Sejumlah orang telah diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit di Malindi di pantai Samudera Hindia.

    Sebuah kelompok hak asasi yang memberi tahu polisi tentang sekte tersebut dan praktik ekstremnya mengatakan setidaknya satu dari mereka yang diselamatkan menolak makan meskipun jelas-jelas mengalami tekanan fisik.

    Pemimpin sekte, Makenzie Nthenge, sudah menyerahkan diri ke polisi dan pada didakwa bulan lalu, setelah dua anak mati kelaparan. Dia sempat dibebaskan dengan jaminan 100.000 shilling Kenya ($700).

    Kasus suram itu telah menarik perhatian nasional dan pemerintah telah menekankan perlunya kontrol yang lebih ketat terhadap denominasi agama di negara di mana pendeta nakal dan sekte pinggiran terlibat dalam kejahatan.

    Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki, yang telah mengumumkan akan mengunjungi situs tersebut pada hari Selasa, menggambarkan kasus tersebut sebagai “penyalahgunaan hak asasi manusia untuk kebebasan beribadah yang paling jelas diabadikan secara konstitusional”.

    Lihat juga Video: Sederet Hal Tentang Aliran Puang Nene di Bone Sulsel yang Diduga Sesat

    (mae/dhn)

  • Polisi Maroko Sita 5,4 Ton Ganja Disembunyikan dalam Tuna Beku di Truk

    Polisi Maroko Sita 5,4 Ton Ganja Disembunyikan dalam Tuna Beku di Truk

    Rabat

    Polisi Maroko menyita 5,4 ton ganja yang disimpan di sebuah truk yang tengah melaju menuju Spanyol. Selain ganja, polisi juga menemukan 60 kilogram kokain.

    Dilansir AFP, Senin (24/4/2023), ganja dan kokain itu dikemas dalam ikan tuna beku. Petugas keamanan dan bea cukai menyita 5,4 ton ganja di pelabuhan utara Tangier “di atas truk barang internasional,” kata Direktorat Jenderal Keamanan Nasional (DGSN).

    Ganja dan kokain itu ditekan ke dalam rongga dalam ikan Tuna. Selain itu, barang haram itu juga disembunyikan di sasis truk.

    Pengemudi merupakan warga negara Maroko berusia 45 tahun. Ia ditangkap kepolisian setempat.

    Dalam operasi terpisah, juga di Tangier, hampir 60 kilogram kokain disita pada Kamis (20/4) di dalam kontainer berpendingin.

    Kokain itu dikemas dalam tuna yang ditandai berasal dari Ekuador dan ditujukan ke Spanyol.

    Menurut PBB, Maroko adalah produsen resin ganja terbesar di dunia. Otoritas kepolisian menyita hampir 100 ton tahun lalu.

    (isa/isa)

  • Polisi Maroko Sita 5,4 Ton Ganja Disembunyikan dalam Tuna Beku di Truk

    Aliran Sesat di Kenya Bikin Geger, 21 Mayat Pengikutnya Dikubur di Hutan

    Nairobi

    Sebuah aliran sesat di Kenya membuat geger. Sebanyak 21 mayat pengikutnya ditemukan mati akibat kelaparan dan terkubur di hutan.

    Dilansir AFP, Minggu (23/4/2023), penemuan puluhan mayat itu bermula saat polisi menyelidiki kematian 7 orang di Kenya Timur. Seorang pendeta bernama Makenzie Nthenge kemudian ditangkap.

    Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk membuat diri mereka sendiri kelaparan untuk “bertemu Yesus”.

    “Secara total sejak kemarin, kami memiliki 21 mayat,” kata seorang sumber polisi kepada AFP tanpa menyebut nama, mengacu pada penggalian di hutan Shakahola di luar kota pesisir Malindi.

    “Kami bahkan belum menggali permukaan yang memberikan indikasi jelas bahwa kami kemungkinan akan mendapatkan lebih banyak tubuh pada akhir latihan ini,” tambah sumber tersebut.

    Sumber polisi lain mengkonfirmasi jumlah korban yang sama, juga dengan syarat anonimitas. Setidaknya tiga anak termasuk di antara para korban.

    Menurut media lokal, Nthenge, pemimpin Gereja Kabar Baik Internasional, menyerahkan diri ke polisi dan didakwa bulan lalu, setelah dua anak mati kelaparan dalam tahanan orang tua mereka.

    Tetapi polisi menangkap Nthenge pada 15 April setelah menemukan mayat empat pengikutnya yang menurut laporan dia disuruh kelaparan untuk “bertemu Yesus”.

    Kasus ini akan disidangkan di pengadilan pada 2 Mei dengan sidang awal pada hari Senin.

    “Pendeta ini harus menghadapi semua dakwaan ini meskipun dia melakukan mogok makan dengan mengatakan bahwa dia berdoa dan berpuasa dalam tahanan,” kata seorang sumber polisi.

    Pada hari Jumat, polisi Kenya mengatakan bahwa mereka telah menggali tiga mayat lainnya.

    Sebelas pengikut gereja lainnya – tujuh pria dan empat wanita berusia 17 hingga 49 tahun – dibawa ke rumah sakit, tiga di antaranya dalam kondisi kritis, setelah diselamatkan pada 14 April.

    Polisi menggeledah sebuah hutan setelah menerima informasi tentang kematian “warga bodoh yang mati kelaparan dengan dalih bertemu Yesus setelah dicuci otak” oleh Nthenge.

    Media lokal melaporkan enam rekan Nthenge juga ditangkap.

    (mae/dhn)

  • Helikopter Militer Mali Jatuh di Bamako, Diduga Ada Korban Jiwa

    Helikopter Militer Mali Jatuh di Bamako, Diduga Ada Korban Jiwa

    Bamako

    Helikopter militer di sebuah perumahan di ibu kota Bamako, Mali. Hal ini dibenarkan oleh otoritas angkatan bersenjata Mali.

    “Sekitar pukul 1:10 siang, sebuah helikopter serang angkatan bersenjata Mali, yang kembali dari misi operasional, jatuh di daerah pemukiman Bamako”, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata dalam sebuah pernyataan dilansir dari AFP, Sabtu (22/4/2023).

    Angkatan Bersenjata Mali menyebut adanya dugaan korban jiwa. Namun, belum diketahui persis jumlahnya.

    Seorang pejabat militer, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kecelakaan itu terjadi di distrik Missabougou. Petugas kepolisian mengatakan kepada AFP bahwa TKP helikopter militer jatuh kini telah ditutup.

    “Helikopter itu kembali dari perbatasan Mauritania di mana ia melakukan intervensi terhadap jihadis”, sumber militer lain, yang berbicara tanpa menyebut nama, kepada AFP.

    Militer Mali tidak memberikan penjelasan rinci tentang operasi itu, tetapi pejabat lokal di kota Nara di Mali utara mengatakan serangan terjadi pada Sabtu pagi.

    “Sebuah misi pasokan Angkatan Bersenjata Mali disergap hanya 10 kilometer dari Mourdiah di jalan menuju Nara,” pernyataan pemerintah provinsi.

    (isa/isa)