Polisi Jombang Gerebek Rumah Kontrakan, Sita 110 Batang Tanaman Ganja dalam Pot
Tim Redaksi
JOMBANG, KOMPAS.com
– Kepolisian Resor (Polres) Jombang, Jawa Timur, menggerebek sebuah rumah kontrakan yang difungsikan menjadi tempat penanaman ganja, Senin (15/12/2025).
Rumah yang beralih fungsi menjadi lahan penanaman
ganja
dengan sistem Greenhouse tersebut, selama ini ditempati oleh R (43), warga Surabaya.
Dalam
penggerebekan
yang dipimpin Kapolres
Jombang
AKBP Ardi Kurniawan, petugas menemukan 110 batang tanaman ganja, yang memanfaatkan pot sebagai media tanam.
Dari dalam rumah kontrakan tersebut, polisi juga menemukan dan menyita daun ganja sebanyak 5,3 kilogram.
“Dari hasil penggerebekan, kita mengamankan 110 batang tanaman ganja dan barang bukti daun sebanyak 5,3 kilogram,” kata Ardi Kurniawan, Senin.
Ia menjelaskan, dari ratusan batang tanaman ganja yang diperoleh dalam penggerebekan itu, diidentifikasi ada sekitar 15 jenis ganja.
Berbagai jenis tanaman ganja tersebut ditanam sejak awal, di mana penghuni kontrakan membeli bijinya dari luar negeri secara online.
“Berdasarkan keterangan dari saudara R, ini sudah 3 bulan berjalan. Bijinya dibeli dari luar negeri secara online,” ungkap Ardi.
Ardi menuturkan, pengeberekan rumah kontrakan tersebut dilakukan berdasarkan hasil pengembangan kasus yang ditangani Satuan Reserse Narkoba
Polres Jombang
.
“Kemarin, kita mengamankan seseorang atas nama Y, warga Diwek, yang mendapatkan ganja dari TKP ini,” ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan intensif dan menahan R, selaku penghuni rumah kontrakan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Polisi
-
/data/photo/2025/12/15/693fb9c1a22f3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Jombang Gerebek Rumah Kontrakan, Sita 110 Batang Tanaman Ganja dalam Pot Surabaya 15 Desember 2025
-

Netanyahu Puji Ahmed Rebut Senjata Penembak di Bondi: Muslim Pemberani!
Tel Aviv –
Pujian untuk Ahmed el Ahmed, seorang warga sipil Australia yang merebut senjata api pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, juga datang dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut Ahmed sebagai “pria Muslim pemberani”.
“Kita melihat tindakan seorang pria pemberani — ternyata seorang pria Muslim pemberani, dan saya salut kepadanya — yang menghentikan salah satu teroris ini dari membunuh orang-orang Yahudi yang tidak bersalah,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir ABC News, Senin (15/12/2025).
Aksi heroik Ahmed merebut senjata salah satu pelaku penembakan di Pantai Bondi dengan tangan kosong itu terekam kamera dan viral di media sosial. Pujian mengalir untuknya, termasuk dari PM Australia Anthony Albanese, yang menyebut Ahmed “merebut senjata dari pelaku dengan mempertaruhkan nyawanya”.
Premier negara bagian New South Wales, Chris Minns, memuji Ahmed sebagai “pahlawan sejati” dan menyebut videonya yang viral sebagai “adegan paling luar biasa yang pernah saya lihat”.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pujiannya menyebut Ahmed sebagai “seseorang yang sangat berani” yang telah “menyelamatkan banyak nyawa”.
Netanyahu, sebelum melontarkan pujiannya, seperti dilansir The Times of Israel dan Middle East Eye, sempat keliru menyebut aksi heroik Ahmed sebagai wujud dari “puncak kepahlawanan Yahudi”. Dalam pernyataan terbaru, Netanyahu menyebut Ahmed sebagai “pria Muslim pemberani”.
Meski memuji Ahmed, Netanyahu menyalahkan PM Albanese yang dituduhnya “tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penyebaran antisemitisme di Australia”. Netanyahu juga menuding PM Albanese semakin “mengobarkan api antisemitisme” dengan mengakui negara Palestina.
Penembakan massal di Pantai Bondi pada Minggu (14/12) menewaskan sedikitnya 15 orang tewas dan melukai puluhan orang lainnya.
Ahmed terkena dua tembakan di bagian atas bahu kiri saat seorang diri merebut senjata api dari tangan pelaku penembakan massal tersebut. Dia telah menjalani operasi dan dilaporkan kini dalam kondisi stabil di rumah sakit setempat.
Kepolisian Australia mengidentifikasi dua pelaku penembakan sebagai seorang pria bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24).
Sajid tewas ditembak polisi di lokasi kejadian, sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat. Otoritas Australia menyebut Sajid memiliki enam senjata api secara legal.
Motif pasti di balik penembakan massal itu masih diselidiki. Namun diketahui bahwa penembakan terjadi selama acara tahunan “Hanukkah by the Sea” yang digelar oleh umat Yahudi di Pantai Bondi. Kepolisian Australia telah menetapkan penembakan massal itu sebagai “insiden teroris”.
Lihat Video ‘Momen Heroik Ahmed Rebut Senjata Pelaku Penembakan di Australia’:
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

Kebun Ganja di Rumah Kontrakan Jombang, Kades: Pintu Selalu Tutup
Jombang (beritajatim.com) – Adanya kebun ganja di sebuah rumah kontrakan Desa Mojongapit Kecamatan/Kabupaten Jombang mengagetkan Kades (Kepala Desa) setempat, Iskandar. Kades mengaku bahwa penghuni belum izin ke desa.
Selain itu, warga mengira bahwa kontrakan tersebut tak berpenghuni. Pasalanya, pintunya selalu terkunci rapat. “Pintu depan selalu tutup. Menurut warga, penghuni masuk lewat belakang,” ujar Kades Iskandar, Senin (15/12/2025).
Iskandar mengungkapkan, infomrmasi yang dia dapat bahwa rumah tersebut dibeli oleh warga di luar Desa Mojoangapit. Namun oleh pembeli tersebut belum dihuni. “Ternyata dikontrak orang. Pengontrak belum memberikan pemberitahuan ke desa,” lanjut Iskandar.
Oleh sebab itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Polres Jombang yang mengendus adanya praktik haram di rumah tersebut. Dengan begitu, generasi yang ada di Desa Mojongapit tidak dikotori dengan narkoba.
Satreskoba Polres Jombang menyita 110 Batang tanaman ganja dalam pot dari sebuah rumah kontrakan Desa Mojoangapit. Selain itu, korps berseragam coklat juga membekuk seorang pria berambut gimbal inisial R (43), warga Surabaya.
Pria tersebut diduga yang menanam ganja dalam rumah secara profesional. Selain itu, polisi juga menyita ganja kering siap jual seberat 5,3 kilogram. [suf]
-
Operasional PDN Molor, Ancaman Kebocoran Data hingga Pemborosan Anggaran Mengintai
Bisnis.com, JAKARTA — Tertundanya operasional Pusat Data Nasional (PDN) dinilai menyimpan risiko besar bagi kedaulatan digital Indonesia, terutama ancaman kebocoran data yang berpotensi berdampak sistemik.
Pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menilai berbagai insiden kebocoran data dan gangguan layanan publik seharusnya menjadi pelajaran mahal bagi negara.
Salah satunya, gangguan layanan imigrasi yang terjadi pada Juni 2024 akibat kelumpuhan PDNS, yang diduga kuat dipicu serangan siber ransomware.
Insiden tersebut menyebabkan penumpukan paspor, antrean panjang di bandara, serta layanan yang harus dilakukan secara manual.
Menurut Kamilov, peristiwa tersebut justru menegaskan lemahnya perlindungan data nasional karena masih tingginya ketergantungan pada pihak ketiga.
“Pembelajaran yang mahal malah karena negara kita ini telanjang semuanya dibuat oleh pihak-pihak ketiga. Sehingga data kita tidak terjaga dengan baik. Artinya integritas nilai dari data kita itu lemah gitu,” kata Kamilov kepada Bisnis, Senin (15/12/2025).
Dia menekankan pentingnya sinergi sejak awal antara lembaga yang memiliki mandat pelindungan data, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kepolisian, serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Namun, menurutnya, hingga kini masih terdapat hambatan koordinasi antarlembaga.
Kamilov menilai persoalan PDN seharusnya berada langsung di bawah kendali presiden karena data telah menjadi aset strategis baru negara. Tanpa keterlibatan langsung kepala negara, penyelesaian dan pengelolaan PDN dinilai akan berjalan lambat.
Dia juga memandang data sebagai “big oil” atau sumber penghasilan masa depan yang nilainya bahkan melampaui komoditas sumber daya alam, sehingga harus dikelola secara serius, profesional, dan terintegrasi oleh negara.
Terkait lamanya uji kelayakan PDN, Kamilov menilai secara infrastruktur fasilitas tersebut sejatinya telah siap.
“Secara infrastruktur sudah oke. Nah ini kan kembali kepada para tadi bisa diitu badannya sendiri dan berikut manusianya,” ujarnya.
Ilustrasi tempat penyimpanan data
Dia juga menyinggung dinamika geopolitik global dan perang dagang yang memengaruhi ketersediaan perangkat teknologi tinggi. Namun, menurutnya, kondisi tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai peluang.
Kamilov menilai perangkat keras dan perangkat lunak PDN pada dasarnya telah siap digunakan, sehingga keterlambatan lebih disebabkan oleh lemahnya sinkronisasi antarlembaga dan pimpinan yang terlibat.
Selain itu, Kamilov menyoroti ketidakpastian pembangunan PDN di sejumlah lokasi yang telah direncanakan. Dia menyebut proyek PDN seharusnya dibangun di tiga wilayah, yakni Batam, Jakarta, dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun hingga kini, pembangunan PDN di Batam tertunda, PDN Jakarta menghadapi berbagai persoalan, sementara perkembangan PDN di IKN belum menunjukkan kejelasan.
Menurut dia, penundaan tersebut merugikan negara, baik secara ekonomi maupun strategis. Kamilov mengingatkan bahwa dampak kebocoran data jauh lebih berbahaya dibandingkan kehilangan sumber daya alam yang bersifat kasat mata.
“Tapi kalau data ini hitungan detik, hilang, bocor itu udah terbang kemana-mana. Dan ruginya luar biasa,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat telekomunikasi Heru Sutadi mengatakan proses uji kelayakan PDN oleh BSSN memang memerlukan waktu lama karena mencakup pemeriksaan mendalam terhadap aspek keamanan siber, bukan sekadar infrastruktur fisik.
Menurut Heru, meskipun bangunan dan perangkat keras telah siap, pengujian berlapis tetap diperlukan untuk meminimalkan risiko serangan siber.
“Ini termasuk verifikasi spesifikasi teknis, penanganan rekomendasi perbaikan, dan pengujian berlapis untuk menghindari kebocoran data,” kata Heru saat dihubungi Bisnis, Senin (15/12/2025).
Dia menilai kehati-hatian tersebut wajar mengingat PDN menyimpan data vital negara. Meski demikian, Heru menekankan pentingnya keterbukaan informasi kepada publik.
ANGGARAN BENGKAK
Di sisi lain, dia mengakui kondisi PDN yang belum beroperasi justru menimbulkan pemborosan anggaran, mengingat PDN sebagai aset negara bernilai triliunan rupiah masih menganggur.
“Sementara pemerintah masih bayar mahal untuk PDNS sebagai solusi sementara,” ujarnya.
Heru menganalogikan kondisi tersebut seperti memiliki aset baru tetapi tidak dapat dimanfaatkan.
Dia menilai jika penundaan PDN terus berlanjut, dampaknya tidak hanya dirasakan dari sisi anggaran, tetapi juga terhadap keamanan dan kepercayaan publik. Risiko kebocoran data massal pun dinilai masih mengintai, terutama jika ketergantungan pada PDNS berlanjut.
“Yang dikhawatirkan adalah ini akan kembali tiap kementerian/lembaga membangun pusat data sendiri lagi, yang memboroskan anggaran negara,” ujar Heru.
Dia menambahkan persoalan ini semestinya segera mendapat perhatian langsung presiden. “Presiden Prabowo perlu segera memanggil Menkomdigi dan Kepala BSSN agar PDN tidak sia-sia,” katanya.
Petugas memeriksa server di sebuah data center
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan penilaian PDN oleh BSSN masih berlangsung sehingga fasilitas tersebut belum dapat beroperasi. Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Komdigi, Mira Tayyiba, mengatakan perkembangan PDN masih berada dalam tahap evaluasi keamanan oleh BSSN.
“Untuk PDN doakanlah. Kami sudah siap tetapi kan masih dinilai sama BSSN. [kenapa lama?] Ya kan ada remedial segala sudah kayak orang ujian,” kata Mira kepada Bisnis, dikutip Minggu (14/12/2025).
Dengan kondisi tersebut, proses penilaian kelayakan PDN di Cikarang tercatat telah berlangsung lebih dari satu tahun.
PDN sendiri dirancang sebagai fasilitas pusat data pemerintah untuk menempatkan, menyimpan, mengolah, dan memulihkan data instansi pusat dan daerah secara terpusat sebagai tulang punggung Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE).
Nilai investasi pembangunan PDN tahap pertama di Cikarang mencapai sekitar Rp2 triliun hingga Rp2,7 triliun, yang dibiayai melalui kombinasi pendanaan pemerintah Prancis dan APBN. BSSN mulai melakukan pemeriksaan intensif terhadap PDN dan PDNS sejak insiden gangguan dan serangan ransomware pada Juni 2024.
-

Polisi Tembak Mati Pencuri Hewan di Bangkalan, PKDI Beri Apresiasi
Bangkalan (beritajatim.com) – Tindakan tegas aparat kepolisian dalam memberantas pencurian hewan (curwan) di Kabupaten Bangkalan mendapat apresiasi dari Persaudaraan Kepala Desa Indonesia (PKDI). Apresiasi tersebut disampaikan menyusul tewasnya seorang terduga pelaku curwan saat dilakukan penangkapan oleh jajaran Satreskrim Polres Bangkalan.
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Kapor, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (13/12/2025) dini hari. Terduga pelaku berinisial A tewas setelah melakukan perlawanan sengit dan membahayakan keselamatan petugas.
Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono menjelaskan, penangkapan dilakukan oleh tim yang terdiri dari sekitar sembilan personel. Operasi dimulai sejak Jumat malam dan menyasar tiga orang terduga pelaku pencurian hewan yang menggunakan kendaraan Suzuki Carry.
“Salah satu pelaku merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan yang pernah tercatat di Polres Bangkalan pada tahun 2020,” kata Hendro, Senin (15/12/2025).
Saat hendak diamankan, pelaku A justru menyerang petugas dengan dua senjata tajam. Akibat serangan tersebut, seorang anggota kepolisian mengalami luka serius di bagian perut dan pinggang.
Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan, namun tidak diindahkan. Karena pelaku terus melakukan perlawanan dan mengancam nyawa petugas, aparat mengambil tindakan tegas dan terukur dengan melumpuhkan pelaku. Pelaku sempat dibawa ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia.
Dalam pengungkapan kasus tersebut, polisi juga berhasil mengamankan satu pelaku lain berinisial Z, sementara satu pelaku berinisial S masih buron dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
“Seluruh tindakan sudah sesuai prosedur. Proses hukum tetap berjalan dan pengejaran terhadap satu pelaku lainnya masih terus dilakukan,” tegas Kapolres.
Atas langkah tersebut, PKDI Kabupaten Bangkalan menyampaikan apresiasi kepada Polres Bangkalan. Sekretaris PKDI Bangkalan, Ismail, menilai tindakan kepolisian merupakan bentuk kehadiran negara dalam melindungi masyarakat desa dari kejahatan yang semakin meresahkan.
“Curwan sangat merugikan warga desa karena hewan ternak merupakan aset utama dan sumber penghidupan masyarakat. Kami mengapresiasi langkah tegas Polres Bangkalan,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
PKDI berharap kepolisian terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan pencurian hewan serta memperkuat sinergi dengan pemerintah desa dan masyarakat.
“Keamanan desa tidak bisa dibebankan pada satu pihak. Kami siap bersinergi demi menciptakan situasi yang aman dan kondusif,” ucapnya. [sar/but]
-

Penembakan Pantai Bondi Tewaskan 15 Orang, Apa yang Diketahui Sejauh Ini?
Jakarta –
Kepolisian New South Wales, Australia, mengatakan 15 orang, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12). Siapa pria penjual buah yang berhasil menyergap salah-seorang pelaku penembakan?
Serangan itu terjadi saat acara sedang berlangsung untuk menandai dimulainya Hanukkah.
Polisi mengatakan mereka memperlakukan kasus penembakan ini sebagai insiden teror.
Kedua pelaku penembakan adalah ayah dan anaknya, ungkap polisi.
Pria terduga pelaku berusia 50 tahun meninggal di tempat kejadian.
Adapun anaknya yang berusia 24 tahun masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni” yang “dengan sengaja menargetkan” komunitas Yahudi.
Rabbi Eli Schlanger, kelahiran Inggris, termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu, kata keluarganya kepada BBC.
Siapa pelaku penembakan di Pantai Bondi?
Para pelaku penembakan yang menargetkan komunitas Yahudi di acara Hanukkah di Pantai Bondi adalah ayah dan anaknya, kata para pejabat Australia.
Lima belas orang termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam serangan itu, yang oleh Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese disebut sebagai “tindakan antisemitisme… [dan] terorisme di pantai kita”.
Pelaku penembakan yang lebih tua, 50 tahun, meninggal setelah ditembak mati oleh polisi.
Adapun anaknya, pria yang berusia 24 tahun, dalam kondisi kritis.
Penembakan massal di Australia sangat jarang terjadi, dan serangan di Bondi adalah insiden paling mematikan di negara itu sejak pembantaian Port Arthur pada 1996.
Ketika itu 35 orang tewas oleh seorang penembak tunggal.
Polisi telah menyatakan insiden tersebut sebagai serangan teroris.
BBCLokasi penembakan di Bondi Beach, Australia.
Pihak berwenang Australia belum mengungkap lebih jauh soal identitas dan motif kedua pelaku, selain menyatakan bahwa mereka adalah ayah dan anak.
Sang anak lahir dan besar di Australia, sementara ayahnya tiba di Australia pada 1998 dengan visa pelajar, kata Menteri Dalam Negeri Tony Burke.
Burke menyebut, visa sang ayah kemudian dialihkan menjadi visa pasangan pada 2001, dan selanjutnya mendapatkan izin tetap permanen.
Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut sang anak yang berusia 24 tahun, sempat “diperiksa berdasarkan dugaan keterkaitannya dengan pihak lain.”
Albanese tak memerinci “pihak lain” tersebut, seraya menambahkan bahwa pemeriksaan itu berlangsung pada Oktober 2019.
“Hasil penilaian menyimpulkan tidak ada indikasi ancaman berkelanjutan atau risiko keterlibatannya dalam tindakan kekerasan.”
Kedua pelaku disebut tinggal di Bonnyrigg, sebuah wilayah di barat daya Sydney yang berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Pantai Bondi.
Mereka tinggal di sebuah rumah bata satu lantai dengan pagar berwarna krem di bagian depan halaman.
Alamat tersebut tercatat sebagai tempat tinggal ayah dan anak itu, tapi kedua pelaku kemudian berpindah ke sebuah properti sewaan jangka pendek di Campsie.
Polisi meyakini di lokasi itulah serangan tersebut dipersiapkan.
Di Bonnyrigg, para tetangga mengaku terkejut.
“Anak perempuan saya berteriak, ‘Bu, lihat ke luar,’ lalu saya melihat banyak polisi, banyak mobil, sirene, dan pengeras suara yang memanggil mereka untuk keluar,” kata Lemanatua Fatu, yang tinggal di seberang rumah pelaku.
“Lalu saya melihat beritanya saya pikir, ya, ampun, tidak mungkin itu mereka,” ujar Fatu.
Ia pun mengaku sering melihat pelaku yang lebih muda membuang sampah.
“Kami tinggal di sini seperti orang-orang biasa, ini lingkungan yang baik,” pungkas Fatu.
Apa yang diketahui sejauh ini?
Sekitar pukul 18:47 waktu setempat, Kepolisian New South Wales, Australia, menerima laporan bahwa terjadi penembakan di Archer Park, Pantai Bondi.
Tak lama kemudian, polisi mengeluarkan pernyataan, yang isinya mendesak siapa pun yang berada di tempat kejadian agar berlindung.
Warga juga diminta menghindari daerah tersebut.
Video yang telah diverifikasi merekam ratusan orang meninggalkan pantai tersebut.
Mereka berteriak dan terlihat berlari saat terdengar rentetan tembakan.
Rekaman yang diverifikasi oleh BBC memperlihatkan dua penembak melepaskan tembakan dari sebuah jembatan kecil yang melintasi dari tempat parkir di Campbell Parade menuju Pantai Bondi.
Video terpisah yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan seorang saksi mata menangkap salah satu pelaku bersenjata, sebelum merebut senjatanya dan mengarahkannya kepada pelaku.
Pelaku bersenjata itu kemudian mundur ke arah jembatan, dari mana penyerang lain menembak.
Saksi mata tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Ahmed al Ahmed, pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.
Keluarganya mengatakan kepada 7News Australia bahwa ia masih dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.
Ia digambarkan oleh Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, sebagai “pahlawan sejati”.
“Saya tidak ragu bahwa banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya,” kata Minns dalam konferensi pers.
Dalam rekaman yang sama, seorang pria lain yang tampaknya terluka terlihat melarikan diri dari tempat kejadian, saat polisi tiba dan mulai menembak ke arah para pelaku bersenjata.
Video terverifikasi lainnya menunjukkan beberapa petugas polisi di jembatan yang sama.
Salah satu petugas tampak memberikan upaya pertolongan pertama kepada seorang pria yang tergeletak, sementara seseorang berteriak “dia mati, dia mati”.
Siapa Ahmed al Ahmed?
Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.
Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.
Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.
Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya.”
Dalam perkembangan terbaru pada Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: “Saya berharap dia akan baik-baik saja.”
“Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter.”
Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?
Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.
Ia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.
Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.
Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.
Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.
Seorang pria bersenjata lainnya juga terus menembak dari arah jembatan.
Belum jelas siapa atau apa yang menjadi sasaran tembakan mereka.
Paling banyak dibaca:
Seorang perempuan dibawa petugas kesehatan, sementara dua polisi berjaga di lokasi penembakan. (AFP via Getty Images)
Berapa banyak orang yang tewas dan terluka?
Seorang gadis berusia 10 tahun termasuk di antara lima belas orang yang tewas dalam penembakan tersebut, menurut Kepolisian New South Wales.
Usia para korban berkisar antara 10 hingga 87 tahun. Tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan.
Keluarga Rabbi Eli Schlanger, 41 tahun, kelahiran Inggris, telah memberi tahu BBC bahwa ia termasuk di antara yang tewas.
Sepupu Schlanger, Rabbi Zalman Lewis, mengatakan bahwa ia “ceria, energik, penuh semangat, dan orang yang sangat ramah dan suka membantu orang lain”.
Media Israel mengutip Kementerian Luar Negeri Israel melaporkan bahwa seorang warga negara Israel juga tewas.
Warga negara Prancis, Dan Elkayam, juga telah diidentifikasi sebagai korban serangan tersebut.
Seorang perempuan membawa bayinya di kawasan Bondi Beach usai penembakan terjadi, dengan garis polisi yang sudah dibentangkan di lokasi kejadian. (AFP via Getty Images)
Dalam sebuah penghormatan yang dibagikan kepada X, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Nol Barrot mengatakan bahwa ia berduka bersama keluarga dan orang-orang terkasih Elkayam, komunitas Yahudi, dan warga Australia yang berduka.
Menteri Kesehatan New South Wales, Ryan Park, mengatakan kepada ABC News pada Senin (15/12) bahwa beberapa orang “mengalami luka kritis, beberapa luka serius”.
Park juga mengatakan empat anak dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Sydney. Tidak jelas apakah anak yang meninggal termasuk dalam jumlah ini.
Dua petugas polisi ditembak dan terluka selama insiden tersebut, menurut polisi.
Mereka dilaporkan pada Minggu (14/12) dalam kondisi “mendekati kritis”.
Salah satu pelaku kantongi izin senjata untuk berburu
Polisi mengatakan para pelaku penembakan adalah ayah dan anak berusia 50 dan 24 tahun, kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, dalam konferensi pers pada Senin pagi.
Pria berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api.
Dia dikaitkan dengan enam senjata api, yang semuanya diyakini telah digunakan dalam serangan di Pantai Bondi, kata Lanyon.
Mal Lanyon, menambahkan bahwa pelaku penembakan di Pantai Bondi yang berusia 50 tahun mengantongi “lisensi kategori AB” sehingga “memberikan hak kepadanya untuk memiliki senjata laras panjang yang ia bawa.”
“Terkait izin kepemilikan senjata api, registri senjata api melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh permohonan untuk memastikan seseorang layak dan patut memegang izin senjata api,” ujar Lanyon.
Merujuk situs Servis NSW, kelayakan senjata untuk berburu di negara bagian itu bergantung pada lahan tempat berburu, jenis hewan yang akan diburu, dan alasan berburu.
Salah satu alasan berburu yang diakui adalah untuk ‘rekreasi atau konsumsi pribadi’, demikian pernyataan Service NSW.
Bagaimana perkembangan terbaru?
Polisi telah menyatakan penembakan pada Minggu (14/12) sebagai serangan teror.
Sejak Minggu malam hingga Senin, zona larangan masuk didirikan di sekitar lokasi kejadian.
Polisi menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa alat peledak improvisasi (IED) yang ditemukan di dalam mobil yang terkait dengan salah satu pelaku penembakan.
Polisi juga meminta masyarakat untuk menghindari area tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyebut penembakan itu sebagai “tindakan antisemitisme yang jahat”.
Presiden Israel, Isaac Herzog menyebut penembakan itu sebagai “serangan yang sangat kejam terhadap orang Yahudi”.
Adapun Raja Charlesyang merupakan kepala negara di negara Persemakmuran mengatakan dia “terkejut dan sedih atas serangan teroris antisemitisme yang paling mengerikan”.
Pemerintah Australia akan perketat aturan senjata api
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa “perlunya undang-undang senjata api yang lebih ketat,” selepas insiden di Pantai Bondi.
Pembahasa itu, disebut Albanese akan masuk dalam agenda rapat kabinet nasional yang dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 waktu setempat.
“Sore ini, pukul empat, saya akan mengajukan agenda kepada kabinet nasional mengenai pengetatan undang-undang senjata api, termasuk pembatasan jumlah senjata yang dapat digunakan atau dilisensikan untuk individu, serta peninjauan ulang izin dalam jangka waktu tertentu,” kata Albanese kepada media.
“Keadaan seseorang bisa berubah. Seseorang juga bisa mengalami radikalisasi seiring waktu. Izin tidak seharusnya berlaku seumur hidup,” ujarnya.
Getty Images
Australia selama ini kerap mengklaim sebagai negara yang aman, dengan salah satu undang-undang senjata api paling ketat di dunia.
Setelah pembantaian Port Arthur pada 1996, ketika 35 orang tewas di negara bagian Tasmania, pemerintah segera melakukan perubahan besar dan krusial terkait kepemilikan senjata api oleh warga sipil, khususnya senjata otomatis.
Berdasarkan Firearms Act 1996, seseorang “tidak boleh memiliki atau menggunakan senjata api, senjata api terlarang, atau pistol kecuali jika orang tersebut diberi kewenangan melalui izin atau lisensi.”
Seluruh pemilik senjata api yang memegang izin atau lisensi wajib terdaftar, demikian pernyataan Kepolisian dan Pemerintah New South Wales (NSW) di situs resmi mereka mengenai perolehan senjata api dan amunisi.
Seorang lelaki komunitas Yahudi memegang kepala, dengan latar dua orang anggota polisi. (AFP via Getty Images)
Apa itu Hanukkah?
Hanukkah, atau Chanukah dalam bahasa Ibrani, sering disebut sebagai festival cahaya Yahudi.
Tanggal Hanukkah berubah setiap tahun, tetapi selalu jatuh pada November atau Desember dan berlangsung selama delapan hari.
Sebuah acara untuk menandai hari pertama perayaan tersebut sedang berlangsung di Pantai Bondi pada saat penembakan terjadi.
Sebuah pamflet digital untuk acara tersebut, yang bernama Chanuka by the Sea 2025, menunjukkan bahwa acara tersebut dijadwalkan berlangsung di dekat taman bermain anak-anak di pantai mulai pukul 17:00 waktu setempat (06:00 GMT) pada Minggu.
Diselenggarakan oleh pusat Yahudi Chabad of Bondi, acara tersebut direncanakan akan menampilkan hiburan langsung dan kegiatan “untuk semua usia”.
Sekitar 1.000 orang dilaporkan hadir di acara tersebut.
Berita ini akan diperbarui secara berkala.
(ita/ita)
-

Penggerebekan Rumah Kontrakan di Jombang, Polisi Temukan 110 Batang Tanaman Ganja Dalam Pot
Jombang (beritajatim.com) – Polres Jombang mengungkapkan jaringan peredaran narkoba dengan menggagalkan aksi penyalahgunaan ganja di sebuah rumah kontrakan di Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang, pada Senin (15/12/2025).
Dalam penggerebekan tersebut, petugas berhasil menangkap seorang pria berinisial R (43), warga Surabaya, yang diduga terlibat dalam bisnis haram tersebut.
Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, mengungkapkan bahwa penangkapan R merupakan hasil pengembangan dari penangkapan sebelumnya, di mana seorang tersangka penyalahgunaan narkoba jenis ganja telah ditangkap.
“Dari penangkapan tersebut, muncul nama R yang mengontrak rumah di Desa Mojongapit dan diduga kuat terlibat dalam bisnis peredaran ganja,” ujar Ardi dalam keterangan resminya.
Dalam penggerebekan ini, polisi menyita 110 batang tanaman ganja yang siap panen. Tanaman ganja tersebut ditanam dalam pot-pot dengan berbagai ukuran yang tersebar di sejumlah ruangan, termasuk kamar tidur dan dapur.
Bahkan, salah satu kamar yang digunakan untuk menanam ganja dirancang sedemikian rupa dengan dilengkapi pendingin AC untuk menjaga suhu tanaman tetap dingin, menunjukkan profesionalisme pelaku dalam menjalankan bisnis tersebut.
Selain tanaman ganja, polisi juga berhasil menyita ganja kering seberat 5,3 kilogram. Ardi Kurniawan menyebutkan bahwa pelaku telah menjalankan bisnis ilegal ini selama tiga bulan. “Penanaman ganja dilakukan dengan sangat profesional, dengan penggunaan alat pengatur suhu yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan tanaman,” lanjut Ardi.
Sementara itu, R yang berambut gimbal langsung dibawa ke Polres Jombang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polres Jombang terus mengembangkan kasus ini untuk membongkar jaringan peredaran narkoba yang lebih besar.
Penggerebekan ini menunjukkan adanya penyalahgunaan tanaman ganja dalam skala yang lebih terorganisir dan profesional, yang selama ini mungkin sulit dideteksi oleh masyarakat umum. Polisi terus menggencarkan operasi pemberantasan narkoba di wilayah Jombang untuk menanggulangi peredaran narkotika yang meresahkan masyarakat. [suf]
/data/photo/2025/12/15/693f9c035038a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5444625/original/075417900_1765783496-Ridwan_Kamil_dan_Atalia_Praratya_menikah_di_tahun_1996.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
