Kementrian Lembaga: Polisi

  • Polisi Bangkalan Temukan Ban Tak Layak Pakai

    Polisi Bangkalan Temukan Ban Tak Layak Pakai

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pemeriksaan keamanan kendaraan layak beroperasi atau ram check dilakukan di Terminal Bangkalan. Dari pemeriksaan itu, polisi menemukan satu buah ban yang tak layak pakai.

    Kasi Standar Cegah dan Tindak Subdit Kamsel Ditlantas Polda Jatim, Kompol E.S. Narullita mengatakan pihaknya melakukan pengecekan pada sejumlah kendaraan di terminal. Pemeriksaan dilakukan pada sebuah mobil box angkutan barang hingga bus penumpang.

    “Kami lakukan pengecekan untuk memastikan kelayakan jalan kendaraan,” ujarnya, Rabu (5/2/2025).

    Perempuan yang akrab disapa Ita ini mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, seluruh kendaraan dipastikan layak jalan. Namun, ia menemukan satu ban serep yang tidak layak pakai.

    “Kalau untuk kendaraan yang kami periksa, semuanya layak jalan. Tapi tadi kami menemukan satu ban serep yang tidak layak pakai sehingga kami sampaikan ke pengemudi agar segera melapor ke atasannya supaya diganti,” imbuhnya.

    Ia mengaku, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadi kecelakaan lalu lintas. Apalagi, beberapa minggu belakangan kasus kecelakaan di Indonesia meningkat.

    “Terlebih beberapa minggu lagi kita akan menyambut hari raya Idul Fitri, dimana mobilitas masyarakat semakin tinggi. Pengecekan ini sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan,” pungkasnya. [sar/but]

  • Selain Asmara, Motif Sunardi Bunuh Almaidah Buntut Ditagih Sertifikat Tanah yang Jadi Jaminan Utang – Halaman all

    Selain Asmara, Motif Sunardi Bunuh Almaidah Buntut Ditagih Sertifikat Tanah yang Jadi Jaminan Utang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sunardi (44), tersangka pembunuhan terhadap penagih utang Sri Pujianti (23), ternyata juga membunuh istri keduanya, Almaidah (51).

    Adapun Sunardi melakukan tindakan kejinya itu pada November 2022 silam. 

    Hal ini baru diketahui setelah polisi membongkar septik tank di kediaman tersangka di Kampung Cikoronjo, Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/2/2025).

    Pada saat ditemukan, kondisi jasad Almaidah tinggal kerangka dengan mengenakan pakaian lengkap.

    “Jadi sama persis dengan keterangan tersangka bahwa pada saat dimasukkan ke septic tank korban masih menggunakan jaket, pakaian dalam. Jadi pakaiannya masih ditemukan secara keseluruhan,” kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa, dikutip dari Kompas.com.

    Mustofa menuturkan Sunardi tega membunuh istri keduanya itu diduga cemburu karena korban berselingkuh.

    “Untuk motif membunuh istri sahnya karena motif asmara,” katanya.

    Hanya saja, motif Sunardi membunuh Almaidah tidak hanya terkait asmara tetapi soal harta.

    Mustofa mengungkapkan mulanya tersangka meminjam sertifikat tanah milik korban untuk dijadikan jaminan utang ke bank sebesar Rp50 juta.

    “Tersangka meminjam sertifikat tanah kepada korban untuk digadaikan di bank dengan pinjaman sebesar Rp50 juta. Itu tanah atas nama korban,” jelasnya, dikutip dari YouTube tvOne.

    Lalu, Almaidah meminta kepada Sunardi agar sertifikat tanah yang dipinjamnya untuk dikembalikan. Pasalnya, kata Mustofa, korban ingin melakukan balik nama tanah miliknya menjadi nama sang anak.

    Hanya saja, tersangka panik karena sertifikat tanah telah dijadikan jaminan utang di bank tanpa sepengetahuan korban.

    “Sehingga tersangka panik, gimana mau membalikan nama ketika sertifikat ada di bank,” jelas Mustofa.

    Sunardi Bunuh Sri Pujayanti, Jasad Disembunyikan di Bawah Springbed

    Sebelumnya, Sunardi membunuh Sri Pujayanti setelah jasad korban ditemukan pada Selasa (4/2/2025) dini hari.

    Adapun pembunuhan berawal ketika Sri tengah menagih cicilan koperasi di rumah Sunardi pada Senin (3/2/2025) sore sekitar pukul 15.00 WIB.

    Penagihan tersebut karena pelaku sudah menunggak utang selama sebulan.

    “Korban menagih cicilan Koperasi Pantura yang tidak dibayarkan pelaku selama satu bulan terakhir,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, Rabu, dikutip dari Tribun Bekasi.

    Onkoseno mengatakan pelaku enggan untuk membayar utangnya tersebut. Namun, korban tetap menunggu dan meminta agar utang pelaku segera dibayar.

    Pelaku pun kesal dan langsung mencekik Sri menggunakan kerudung yang dipakai korban.

    Tak cukup sekali, Sunardi kembali mencekik Sri menggunakan kain dan menarik tubuh korban ke dalam rumahnya.

    PEMBUNUHAN ISTRI KEDUA – Kolase Tribunnews.com saat polisi membawa kerangka Amaidah (51) di kediaman pelaku yaitu suami korban bernama Sunardi (44) di Kampung Cikoronjo, Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/2/2025). Di sisi lain, Sunardi juga telah ditangkap setelah melakukan hal serupa terhadap penagih utang bernama Sri Pujayanti (22) pada Senin (3/2/2025) lalu. Sunardi pun telah ditangkap setelah sempat melarikan diri usai ditanya oleh teman dan orang tua korban terkait keberadaan Sri. (Kolase Tribunnews.com/Tribun Bekasi/Muhammad Azzam)

    Diduga demi menghilangkan jejak, Onkoseno menyebut Sunardi membawa sepeda motor Sri ke tempat penitipan kendaraan dekat rumah sakit.

    “Lalu pelaku membawa sepeda motor korban dan menitipkannya di penitipan sebelah RS Medirosa,” jelasnya.

    Onkoseno mengatakan, setelah sepeda motor korban dititipkan, Sunardi kembali ke rumahnya untuk menyembunyikan jasad Sri.

    Adapun Sunardi menyembunyikannya dengan menaruh jasad korban di pinggir tembok kamar dan menutupinya menggunakan springbed.

    Kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB di hari yang sama, teman korban merasa curiga dan menanyakan keberadaan Sri kepada Sunardi.

    Namun, pelaku berdalih menjawab tidak tahu dan mengeklaim korban sudah pergi dari rumahnya.

    Nyatanya, pelaku kembali didatangi rumahnya. Kini, sosok yang mencari adalah orang tua korban yang didampingi oleh warga dan ketua RT setempat.

    Pelaku pun kembali ditanya terkait keberadaan korban. Bukannya menjawab, Sunardi justru melarikan diri.

    Warga yang curiga pun langsung menggeledah rumah pelaku dan menemukan jasad korban yang tertutup springbed di dalam kamar.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Bekasi dengan judul “Kisah Tragis Gadis Penagih Utang Korban Pembunuhan, Dijerat Pakai Kerudung Jasadnya Disimpan 2 Hari”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Bekasi/Muhammad Azzam)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

     

  • Sosok Dede, Buron Polresta Bogor Kota yang Suruh Eksekutor Tembak Torang Heriyanto di Pasar Mawar – Halaman all

    Sosok Dede, Buron Polresta Bogor Kota yang Suruh Eksekutor Tembak Torang Heriyanto di Pasar Mawar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok Dede atau yang bernama Faizer Yahya dan Hasan Alhabsy masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron Polresta Bogor Kota.

    Keduanya merupakan dua tersangka penembakan yang kabur setelah tewasnya Torang Heriyanto TB (45) pada Senin (3/2/2025) pukul 01.30 WIB.

    Polresta Bogor Kota menyebut Dede sebagai otak penembakan.

    Atau yang memerintah Bambang Hamid untuk menembak korban yang terkapar.

    Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo menyebut personelnya tengah memburu dua pelaku yang sedang buron itu.

    Tak ampun-ampun, perwira menengah Polri itu menyiapkan tindakan tegas untuk meringkus pelaku penembakan di wilayahnya.

    Adapun peran Dede adalah menyuruh Bambang untuk menembak mati Torang.

    Kronologinya adalah pada 1 Februari 2025 lalu, Dede dan korban ternyata sempat berselisih.

    Namun pada hari itu polisi berhasil melerai keduanya.

    Sedangkan Hasan saat kejadian memang sengaja mencari Torang pada Senin dini hari, sejam sebelum peristiwa penembakan.

    Terjadi cekcok juga antara Hasan dan Torang.

    Fakta lainnya adalah pelaku lain yang sudah tertangkap yakni  Muhammad Renmaur ternyata sudah menunggu di Pasar Mawar.

    Mencari waktu korban lengah, Renmaur kemudian memukul kepala belakang Torang pakai balok kayu.

    Disebutkan polisi, Torang melawan setelah tragedi pemukulan.

    Namun sayangnya Torang kalah jumlah dan terkapar.

    Dede yang mengetahui hal tersebut kemudian menyuruh Bambang menembak korban.

    Kombes Pol Eko menegaskan, akan mengusut tuntas kasus ini.

    “Pasti kami akan sikat habis ini. Saya tidak pendang bulu,  siapa yang ingin berbuat hal-hal yang merugikan atau merusak polres bogor, wilayah Bogor kota. Kami akan tindak tegas,” ujarnya.

    “Ya mohon doanya mudah-mudahan segera terungkap,” tambahnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, berdasarkan keterangan saksi yang didapatkannya, dua DPO ini diduga kuat sebagai dalang atau aktor intelektual penembakan.

    “Kemudian ada dugaan dugaan bahwa DPO ini adalah aktor intelektualnya kita masih dalami kembali. Tetapi keterangan dari saksi-saksi sudah mengarah ke arah situ (aktor intelektual),” kata AKP Aji.

    “Dari keterangan saksi ada yang menyatakan bahwa sebelum eksekutornya menembak ada perintah terlebih dahulu. Yang memerintahkannya itu salah satunya yang DPO ini,” ujarnya.

    Senpi Disita

    Polisi menyita senjata api (senpi) milik Bambang Hamid yang digunakan dalam  penembakan Torang Heriyanto di Pasar Mawar, Kota Bogor.

    Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan, senpi tersebut baru pertama kali digunakan Bambang.

    “Untuk barang bukti yang berhasil kami amankan yakni satu buah HP berwarna ungu, tiga butir selongsong peluru berukuran 9 mm, peluru ukuran 9 mm. Lalu ada satu pucuk senjata warna hitam,” kata Kombes Eko di Mako Polresta.

    Senpi ini selalu dibawa oleh pelaku untuk menakut-nakuti orang.

    Senpi itu pertama kali digunakan di Kota Bogor.

    “Dan baru pertama kali digunakan di Kota Bogor,” ujarnya.

    Polisi juga tengah mendalami motif Dede dalam hal membayar pelaku penembakan.

    Pihaknya tak menampik, motif yang digunakan otak kriminal adalah memanfaatkan pelaku pembunuh bayaran.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Penampakan Senjata Eksekutor Penembakan di Bogor, Selalu Dibawa tapi Baru Pertama Kali Dipakai
    Penulis: Rahmat Hidayat

  • Prabowo Sebut 13 Pahlawan Nasional dari NU: Insyaallah Bertambah Tahun Ini

    Prabowo Sebut 13 Pahlawan Nasional dari NU: Insyaallah Bertambah Tahun Ini

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menyebut saat ini ada 13 pahlawan nasional berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama. Prabowo berharap ke depan, jumlah pahlawan nasional dari kalangan NU semakin bertambah.

    “Kalau kita lihat dalam sejarah kita, ini saya diberi catatan bahwa pahlawan nasional, pahlawan nasional kita 13 orang dari Nahdlatul Ulama. Insyaallah akan tambah tahun ini,” kata Prabowo dalam acara Peringatan Harlah ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Prabowo berjanji akan memperjuangkan tokoh NU menjadi pahlawan nasional. Prabowo lalu sempat melontarkan pertanyaan kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengenai penambahan itu.

    “Kita perjuangkan mudah-mudahan bisa diterima. Saya tidak tahu, menteri sosial, siapa yang menentukan pahlawan nasional? Bukan Menteri Sosial? Tapi kalau saudara nggak ajukan, saya nggak bisa,” ujarnya.

    Prabowo lantas memuji tokoh-tokoh NU sebagai orang hebat. Bahkan, Prabowo menyebut banyak tokoh di kabinetnya berasal dari NU.

    “Di kabinet saya pun ternyata banyak sekali orang NU di dalamanya, menteri agama, menteri sosial, menteri PPPA, menteri agraria dan kepala badan pertanahan nasional. Itu menterinya, wamennya banyak lagi tapi itu bukan karena NU, orang-orang mereka memang hebat,” imbuhnya.

    (taa/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polisi Dalami Penyebab Kecelakaan Kerja di PT DABN

    Polisi Dalami Penyebab Kecelakaan Kerja di PT DABN

    Probolinggo (beritajatim.com) – Tragedi kecelakaan kerja kembali terjadi di Kota Probolinggo. Fino Indra Permana (35), seorang karyawan PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN), tewas tenggelam. Korban tewas setelah pikap yang dikemudikannya tercebur ke laut pada Selasa (4/2/2025).

    Kejadian nahas ini menggemparkan warga Kota Probolinggo. Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

    Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, Iptu Zaenal Arifin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi. “Kami masih mendalami penyebab kecelakaan ini,” ujarnya Rabu (5/2/2025).

    Salah satu dugaan sementara adalah kurangnya rambu-rambu dan marka jalan di area pelabuhan. Hal ini membuat para pekerja, termasuk korban, kurang waspada terhadap batas area kerja.

    “Dugaan kurangnya rambu-rambu dan marka jalan ini masih kami dalami,” kata Iptu Zaenal. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan penyebab sebenarnya.”

    Pihak kepolisian juga akan memeriksa kondisi kendaraan yang dikendarai korban untuk mengetahui apakah ada kerusakan teknis yang menyebabkan kecelakaan.

    Sebelumnya Direktur Operasional Pelabuhan DABN, Andi Irawan, saat dikonfirmasi terkait kejadian ini, membenarkan bahwa korban merupakan karyawan mereka. “Korban memang karyawan kami,” ujarnya singkat.

    Pihak perusahaan juga telah memberikan keterangan kepada pihak kepolisian terkait kejadian ini. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi mengenai penyebab kecelakaan.

    Kecelakaan kerja ini menjadi sorotan publik dan mengundang keprihatinan. Masyarakat berharap agar pihak berwenang dapat segera mengungkap penyebab pasti kecelakaan dan mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (ada/but)

  • Nasib Sugi Dinikahi WNA China Ternyata untuk Dijual, Kini Berharap Diselamatkan Presiden Prabowo

    Nasib Sugi Dinikahi WNA China Ternyata untuk Dijual, Kini Berharap Diselamatkan Presiden Prabowo

    TRIBUNJATIM.COM – Pernikahan orang Indonesia dengan warga negara asing (WNA) kerap menjadi sorotan. 

    Ada yang bernasib baik, namun ada juga yang ternyata kurang beruntung setelah menikah.

    Kisah pilu menikah dengan WNA, datang dari wanita bernama Sugi Purnawati (31). 

    Wanita asal Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu ini dinikahkan dengan WNA asal China dengan modus mail order bride atau pengantin pesanan.

    Ia menikah dengan seorang laki-laki warga negara China pada 6 Desember 2024 lalu.

    Usai menikah secara siri, ia dibawa ke negara tirai bambu tersebut.

    Belakangan, janji-janji yang sebelumnya diimingi kepada korban diketahui tidak kunjung direalisasikan.

    Korban diperlakukan kurang baik oleh suami sirinya.

    Bahkan diduga, ia menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

    Korban pun sangat berharap dirinya diselamatkan dari negara China dan meminta tolong kepada Presiden Prabowo Subianto lewat rekaman video yang ia buat.

    Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Akhmad Jaenuri mengatakan, modus TPPO ini pun jadi temuan baru yang terjadi di Kabupaten Indramayu.

    “Modus ini sebenarnya sudah pernah terjadi di daerah lain, tapi kalau di Indramayu kami baru menemukan kasus modus seperti ini,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (5/2/2025), seperti dikutip TribunJatim.com.

    SBMI sendiri diketahui lembaga yang konsen menangani permasalahan Pekerja Migran Indonesia (PMI).

    Salah satu daerah yang jadi fokus SBMI adalah Kabupaten Indramayu karena menjadi salah satu daerah penyumbang pekerja migran terbanyak di Indonesia.

    Adapun dalam kasus dugaan TPPO modus pengantin pesanan ini, lanjut Jaenuri, pihaknya mengungkap adanya peran calo di dalamnya.

    Jumlahnya, lanjut dia, ada dua orang. Mereka berasal dari luar daerah Indramayu.

    KASUS TPPO – SBMI saat mendampingi keluarga membuat laporan ke Kemenlu RI, Rabu (5/2/2025) terkait anggota keluarganya yang diduga jadi korban TPPO dengan modus pengantin pesanan. Wanita Indramayu itu awalnya dinikahi siri seorang WNA China dan ditawarkan berbagai janji-janji. (TribunJabar.id)

    Adapun cara oknum tersebut melakukan perekrutan ialah melalui media sosial.

    “Dari awal memang mereka menawari korbannya untuk menikah,” ujar dia.

    Masih disampaikan Jaenuri, SBMI juga menemukan fakta lain berupa chat yang menerangkan bahwa calo yang bersangkutan sedang kehabisan stok wanita.

    “Ini berarti bahwa yang bersangkutan sudah sering melakukan perekrutan,” ujar dia.

    Perihal kasus ini, SBMI sudah membuat laporan polisi di Polres Indramayu untuk menindak pelaku perekrutan.

    Termasuk melakukan aduan ke Kemenlu RI untuk upaya pemulangan korban dari China kembali ke tanah air.

    Kisah lain, seorang istri dibuat jijik oleh suaminya sendiri.

    Iapun akhirnya menggugat cerai suami karena jarang mandi.

    Si istri mengaku tak bisadekat-dekat lagi dengan suaminya karena selalu mengenakan pakaian kotor dan bau mulut.

    Kisah ini dialami oleh perempuan India baru-baru ini.

    Si wanita itu menceraikan suami yang baru menikah selama 40 hari.

    Dia mengeklaim suaminya hanya mandi sekali atau dua kali per bulan.

    Perempuan yang tidak disebutkan namanya dari Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, India, mendatangi pusat konseling keluarga setempat untuk mengeluhkan kebersihan pribadi suaminya yang buruk.

    Dilansir Oddity Central, dia menyebut suaminya jarang mandi, mengenakan pakaian kotor dan menderita bau mulut.

    Seorang istri dibuat jijik oleh suaminya sendiri. Iapun akhirnya menggugat cerai suami karena jarang mandi. (FREEPIK/jcomp)

    Dia hampir tidak bisa berdiri di dekat pria itu, apalagi berhubungan intim dengannya.

    Akibatnya, setelah hanya 40 hari menikah, istri itu tersebut meminta cerai.

    Ketika ditanyai oleh pusat konseling, sang suami, Rajash, mengaku hanya mandi sekali atau dua kali dalam sebulan dan membersihkan diri dengan memercikkan air Gangajal (air suci dari sungai Gangga) seminggu sekali.

    Salah satu konselor di pusat keluarga di Agra mengatakan kepada para wartawan bahwa pasangan muda ini mulai terlibat dalam perdebatan sengit tentang kebersihan sang suami beberapa minggu setelah pernikahan.

    Akhirnya, sang istri meninggalkan rumah tangga mereka dan kembali tinggal bersama keluarganya.

    Tak lama kemudian, keluarganya mengajukan keluhan pelecehan mas kawin di kantor polisi setempat dan meminta perceraian.

    Sang istri yang dicaci maki mengatakan Rajash telah mandi 6 kali dalam 40 hari terakhir, sedikit lebih banyak dari biasanya, tetapi hanya karena dia bersikeras.

    Mendengar keputusan sang istri untuk menceraikannya, sang suami berjanji untuk meningkatkan kebersihannya dan bahkan mandi setiap hari, tapi keluarga perempuan itu mengatakan dia tidak mau berdamai dengannya.

    Meski terdengar aneh, ini bukanlah pertama kalinya kebersihan pasangan yang buruk menyebabkan perceraian.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

    Berita Viral lainnya

  • Satu Lagi WNI Korban Penembakan Aparat Malaysia Akhirnya Tewas

    Satu Lagi WNI Korban Penembakan Aparat Malaysia Akhirnya Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Satu korban kritis penembakan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) yang telah dirawat di RS Idris Shah Serdang sejak 24 Januari 2025 telah meninggal dunia pada Selasa (4/2/2025). Korban telah menjalani operasi pengangkatan ginjal karena terkena peluru, namun kondisinya terus memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia.

    Identitas korban hingga saat ini belum diketahui. Korban tidak membawa sama sekali dokumen identitas diri. Sesama WNI yang dirawat di RS Idris Shah Serdang juga tidak mengenal detil data korban.

    “Kementerian Luar Negeri c.q. KBRI Kuala Lumpur dan Dit. PWNI terus mengupayakan proses identifikasi identitas Almarhum antara lain termasuk melalui rekam biometrik,” ungkap Direktur Pelindungan WNI, Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/2/2025).

    Sedangkan satu WNI lainnya, yang awalnya berstatus kritis atas nama MH (asal Aceh), saat ini dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi dan telah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Informasi mengenai kondisi MH juga telah disampaikan langsung kepada pihak keluarga yang bersangkutan oleh Kementerian Luar Negeri.

    Terkait penangkapan satu WNI pada tanggal 1 Februari 2025 oleh Kepolisian Selangor, KBRI Kuala Lumpur telah mengirimkan Nota Diplomatik untuk meminta penjelasan dan akses kekonsuleran bagi WNI dimaksud. Berdasarkan komunikasi KBRI Kuala Lumpur c.q. Atase Polisi dengan Kepala Kepolisian Selangor pada hari ini (4/2), akses kekonsuleran akan segera diberikan kepada KBRI Kuala Lumpur.

    Terkait permintaan Indonesia mengenai proses penyelidikan secara menyeluruh atas insiden ini, pihak penyidik Kepolisian Daerah Selangor telah menetapkan tiga pasal dimana satu pasal terkait Akta Senjata Api 1960 yang digunakan untuk menginvestigasi petugas APMM atas dugaan kesalahan dalam penggunaan senjata.

    Sebelumnya, satu WNI atas nama Basri tewas saat peluru yang ditembakan APMM mengenainya.

    “Secara ini gelap, ditembak, terkenalah mereka semua itu. Dan untuk yang meninggal, itu adalah anak buah kapal. Kita duga itu adalah nakhodanya dari kapal. Bukan PMI,” ujar Atase Polri di KBRI Malaysia, Kombes Pol Juliarman Eka Putra Pasaribu.

    (wur/wur)

  • Sopir Bus Harapan Jaya Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Kediri

    Sopir Bus Harapan Jaya Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Malik Alfian (59), warga Desa Purwodadi, Kecamatan Kras, yang merupakan sopir Bus Harapan Jaya resmi ditetapkan sebagai tersangka atas insiden kecelakaan yang menewaskan pedagang asongan, Alfin Setiawan (24) di simpang empat Baruna Kota Kediri, pada Kamis 30 Januari 2025 lalu. Keputusan ini disampaikan oleh Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji melalui Kasat Lantas, AKP Afandy Dwi Takdir, pada Rabu (5/2/2025).

    “Kami telah melakukan gelar perkara pada Senin malam. Yang bersangkutan terbukti bersalah dan statusnya dinaikkan menjadi tersangka pada pukul 01.00 WIB tadi,” jelas AKP Afandy.

    Malik Alfian dijerat dengan Pasal 310 ayat 4 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal ini mengatur sanksi bagi pengemudi yang lalai hingga menyebabkan korban jiwa, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.

    Sebagai barang bukti, bus dengan nomor polisi AG 7635 US telah diamankan di area parkir Dinas Perhubungan Kota Kediri, di Terminal Tamanan.

    Kronologi Kecelakaan di Simpang Empat Baruna

    Insiden ini bermula ketika Bus Harapan Jaya yang dikemudikan Malik melaju dari arah timur Jalan MT Haryono. Saat mendekati lampu merah, bus mengambil jalur kanan untuk mendahului kendaraan lain. Namun, tanpa disadari, korban yang sedang berjualan berada di jalur tersebut dan tertabrak.

    Menurut saksi mata, sopir truk yang berada di lokasi sempat memberikan kode dengan menggedor kendaraan untuk memperingatkan sopir bus. Namun, insiden tetap terjadi hingga akhirnya bus berhenti setelah menabrak korban.

    Korban, yang merupakan pedagang asongan berkebutuhan khusus asal Lingkungan Tirtoudan, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, sempat dilarikan ke RS Bhayangkara Kediri. Namun, nyawanya tidak tertolong akibat luka parah di kepala.

    Protes dari LSM Sahabat Boro Jarakan

    Kasus kecelakaan ini mendapat perhatian dari aktivis LSM Sahabat Boro Jarakan (Saroja) Kediri. Mereka mempertanyakan lambatnya penanganan kasus oleh Satlantas Polres Kediri Kota.

    “Kami dari LSM Saroja hari ini ingin mempertanyakan pihak Satlantas Polres Kediri Kota yang menangani perkara tabrakan terhadap salah satu korban yang meninggal di Baruna, seminggu lalu,” ujar Dewan Pengawas LSM Saroja, Supriyo, saat mendatangi Mako Satlantas Polres Kediri Kota, pada Senin (3/2/2025) lalu

    “Tadi setelah saya cek di kejaksaan, pihak kejaksaan belum menerima satu cuilpun entah SPDP atau pemberitahuan apapun, sehingga kami diminta untuk menanyakan langsung ke sini,” sambungnya.

    Supriyo juga mengkritik koordinasi yang dinilai kurang baik di unit laka Satlantas Polres Kediri Kota. “Setelah kami dari laka, hari ini, kasat lantas tidak ada, tidak tahu kemana. Kanit laka juga tidak ada, perkara itu disampaikan sudah ditangani. Ditangani sejauh mana, pihaknya ditahan di mana, statusnya tersangka atau apa belum ada. Sehingga ini tidak ada,” lanjutnya.

    Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal kasus ini hingga ke pengadilan guna memberikan efek jera kepada perusahaan otobus dan para sopir.

    “Kami tidak ingin kecolongan seperti kasus-kasus sebelumnya. Kita akan kawal seperti janji saya. Kasus laka yang mengakibatkan korban di salah satu otobus harus sampai ke pengadilan sebagai efek jera kepada seluruh perusahaan otobus dan kepada seluruh sopir yang menjalankan operasional otobus di jalanan, juga menghormati pengguna jalan yang lain. Kita akan kawal kasus ini sampai ke pengadilan, kita akan datangi Polres kita tanyakan kepada pihak humas,” tegas Supriyo.

    Supriyo juga meminta Kapolres Kediri Kota untuk mengevaluasi kinerja unit laka karena pelayanan yang diberikan dianggap kurang memuaskan.

    “Mohon izin bapak Kapolres, tolong dievaluasi kegiatan di unit laka, tidak ada pelayanan yang baik buat kami, dijawab seadanya. Kami LSM, kami bisa bayangkan LSM aja begini, bagaimana kalau masyarakat biasa,” tuturnya. [nm/suf]
    .

  • Polisi Bongkar Prostitusi Anak di Apartemen Kelapa Gading

    Polisi Bongkar Prostitusi Anak di Apartemen Kelapa Gading

    Polsek Kelapa Gading membongkar praktik prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur. Ada tujuh orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menerangkan, kejadian itu berawal dari informasi masyarakat terkait adanya dugaan prostitusi yang beroperasi di sebuah Apartement Gading Nias Residence, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Ringkasan

  • 2 Pembunuhan di Bekasi Terungkap: Penagih Utang Dicekik, Jasad Istri Dibuang di Septic Tank – Halaman all

    2 Pembunuhan di Bekasi Terungkap: Penagih Utang Dicekik, Jasad Istri Dibuang di Septic Tank – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral, terungkap dua kasus pembunuhan yang dilakukan seorang pria di Bekasi, Sunardi (43).

    Tak hanya membunuh penagih utang yang bekerja sebagai pegawai bank keliling, Sri Pujayanti (22), Sunardi ternyata juga membunuh istrinya sendiri.

    Kejadian ini terungkap setelah polisi lebih dulu menyelidiki kasus pembunuhan pegawai bank keliling yang jasadnya disimpan di kamar milik Sunardi, di Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Wanita malang itu ditemukan tewas di rumah Sunardi. 

    Pelaku mengakui telah membunuh Sri Pujayanti pada Selasa (4/2/2025) dini hari. 

    Polisi mengungkapkan bahwa peristiwa tragis ini bermula ketika korban menagih cicilan koperasi ke kediaman pelaku pada Senin (3/2/2025) pukul 15.00 WIB. 

    “Korban menagih cicilan Koperasi Pantura yang tidak dibayarkan pelaku selama satu bulan terakhir,” ujar Onkoseno.

    Sebelum dibunuh, korban tetap menunggu dan meminta pelaku untuk memenuhi kewajibannya, meskipun pelaku tidak dapat mau membayar cicilannya. 

    Kesal dengan situasi tersebut, pelaku tiba-tiba mencekik Sri Pujayanti menggunakan kerudung yang dipakai korban. 

    Setelah korban tidak bergerak, pelaku kembali mencekik menggunakan kain dan menarik tubuh korban ke dalam rumahnya.

    “Lalu pelaku membawa sepeda motor korban dan menitipkannya di penitipan sebelah RS Medirosa,” ungkap Onkoseno.

    Pelaku kemudian kembali ke rumahnya untuk memindahkan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa ke dalam kamar dan menaruhnya di pinggir tembok. 

    Tubuh korban ditutupi dengan springbed. 

    Sekitar pukul 18.00 WIB, teman-teman korban mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan keberadaan Sri Pujayanti. 

    Namun pelaku mengklaim tidak tahu dan mengatakan bahwa korban sudah pergi. 

    Sekitar pukul 24.00 WIB, orangtua korban bersama warga dan ketua RT setempat mendatangi rumah Sunardi.

    Saat ditanya, pelaku terlihat gugup dan melarikan diri.

    Warga yang curiga kemudian memeriksa rumah pelaku dan menemukan jasad di dalam kamar.

    “Kemudian pelaku dapat diamankan,” tambah Onkoseno. 

    Pembunuhan Istri

    Setelah kasus pembunuhan pegawai bank keliling terungkap, rupanya Sunardi juga melakukan perbuatan keji lainnya.

    Ia tega membunuh istrinya sendiri pada tahun 2022 silam dan menguburkan jasadnya di dalam septic tank.

    Kasus ini terungkap setelah pihak kepolisian menerima laporan ada warga yang kehilangan anggota keluarganya. 

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Komisaris Onkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan, pelaku akhirnya mengakui juga menyimpan sebuah mayat di septic tank.

    “Karena ada laporan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya, kemudian kami konfirmasi ke yang bersangkutan, dan dia membenarkan.”

    “Dugaannya seperti itu (mayat lain di septic tank),” ujar Onkoseno pada Rabu (5/2/2025) melansir Kompas.com.

    Meski demikian, pihak kepolisian masih perlu memverifikasi keterangan pelaku.

    “Kita perlu kroscek dengan pembongkaran septic tank,” imbuh Onkoseno. 

    Pembongkaran dilakukan pada Rabu pukul 12.00 WIB.

    Sejumlah personel kepolisian dan tim kedokteran dari RS Polri terlihat berada di sekitar septic tank yang terletak di samping rumah pelaku.

    Beberapa warga sipil juga tampak berada di area tersebut. 

    Hasil pembongkaran itu, ditemukan kerangka keseluruhan secara utuh.

    Termasuk ada pakaian, jaket korban.

    “Hasil pemeriksaan dan pengembangan yang mendalam dari temen-temen Reskrim Polres maupun Polsek diperoleh dari keterangan bahwa tersangka mengakui telah pada 2022 awal November melakukan pembunuhan terhadap istri sahnya,” kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa, Rabu (5/1/20245) dilansir dari TribunBekasi.com.

    Saat ini jasad berupa kerangka itu dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Pembunuh Gadis Penagih Utang di Bekasi Juga Bunuh Istrinya, Dikubur di Septic Tank 2 Tahun Lalu

    (Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunBekasi.com/Muhammad Azzam)(Kompas.com)