Kementrian Lembaga: Polisi

  • 20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

    20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

    TRIBUNJATIM.COM – Pemilik katering di Ponorogo merasa sangat heran karena kejadian puluhan warga mengalami keracunan.

    Puluhan warga mengalami keracunan bahkan ada yang meninggal dunia karena makanan di dalam dua acara yang berbeda.

    Keracunan massal tersebut diawali dari  santapan sate gulai yang dibuat oleh sebuah katering di Ponorogo.

    Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, melakukan penyelidikan terhadap kasus keracunan massal yang menimpa 68 warga setelah menyantap sate gulai dalam dua acara berbeda.

    Kejadian ini berlangsung pada Kamis (30/1/2025), saat acara selamatan zikir fida’ di rumah seorang warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, dan saat berbuka puasa di Pondok Pesantren Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan bahwa pemilik katering yang menyajikan sate gulai tersebut mengaku tidak percaya jika hidangan yang disajikan menjadi penyebab keracunan.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya beda, satu hidangan untuk acara berbuka puasa dan satunya selamatan.” 

    “Pemilik katering kaget, tidak menyangka,” ujarnya saat ditemui di Polres Ponorogo pada Selasa, 4 Februari 2025, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (5/2/2025).

    Andin menambahkan bahwa pemilik katering telah berjualan sate gulai selama 20 tahun dengan resep yang sama.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut tersendiri,” imbuhnya.

    Saat ini, Polres Ponorogo masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan sate gulai yang diambil di dua lokasi tersebut.

    Selain itu, pihak kepolisian telah meminta keterangan dari 40 orang saksi lainnya.

    KORBAN KERACUNAN – Petugas RSUA Ponorogo saat mengecek infus korban keracunan sate gulai kambing, Elsa Fitria dirawat di ruang Multazam, RSUA Ponorogo Jatim, Senin (3/2/2025). Elsa menjadi salah satu dari puluhan korban keracunan makanan sate gulai  dari salah satu wali santri Ponpes di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    “Sampel makanan sudah diambil untuk dites di laboratorium kesehatan. Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” ucap Andin Wisnu.

    Sebelumnya, keracunan massal ini dialami oleh 46 warga Desa Bondrang saat menghadiri acara selamatan zikir fida di rumah Miswaji.

    Di Pondok Pesantren Desa Belang, 22 santri juga mengalami gejala serupa setelah menyantap sate gulai yang disajikan oleh pemilik katering yang sama.

    Tragisnya, satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

    41 orang telah diperiksa sebagai saksi oleh Satreskrim Polres Ponorogo dalam kasus keracunan massal yang dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim dan 22 santri serta pengasuh salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo Jatim.

    Dari 41 saksi itu, 1 diantaranya adalah pemilik katering yang menyediakan sate gulai.

    Dimana hidangan yang menyebabkan puluhan warga Bumi Reog itu keracunan hidangan sate gulai dengan katering yang sama.

    “Pemilik kateringnya sama. Hanya saja obyeknya berbeda. Satu hidangan berbuka puasa, satunya selamatan. Pemilik katering sudah kita mintai keterangan,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Selasa (4/2/2025).

    KERACUNAN MASSAL – Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo bersama Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto di Mapolres Ponorogo, Jalan Bhayangkara, Ponorogo Jatim, Selasa (4/2/2025) saat memberikan keterangan tentang update kasus puluhan warga Ponorogo keracunan massal. Pemilik katering telah diperiksa sebagai saksi dan mengaku kaget.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    AKBP Andin menyebutkan bahwa pemilik katering saat dihadapan petugas mengaku tidak menyangka bahwa puluhan warga keracunan karena makan sate gulai buatannya.

    “Intinya pemilik katering kaget atau tidak menyangka,” kata mantan Waka Polres Berau Polda Kalimantan Timur ini ketika dikonfirmasi Tribunjatim.com.

    Keterkejutan pemilik katering berdasar.

    Lantaran, menurut pemilik katering mereka telah berjualan puluhan tahun.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, bumbu serta cara masaknya tidak diubah. Tetiba ada yang keracunan itu juga membuat keterkejutan tersendiri,” tambah AKBP Andin.

    Keracunan massal  dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim.

    Juga puluhan santri dan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim juga mengalami keracunan.

    Baik mereka yang keracunan dari Desa Bondrang dan Belang mengalami keluhan mual, muntah, pusing dan diare setelah menyantap sate gulai Kamis (30/1/2025) malam.

    Untuk Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim menyantap sate gulai kambing acara acara dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Sedangkan santri dan pengasuh makan berbuka puasa dengan menu yang sama dengan, sate dan gulai kambing.

    Puluhan orang mengeluh mual, muntah, pusing dan diare pada Jumat (31/1/2025) pagi. 

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polresta Bogor Kawal Kepulangan 6 Korban Meninggal Laka GT Ciawi

    Polresta Bogor Kawal Kepulangan 6 Korban Meninggal Laka GT Ciawi

    Bogor

    Total enam jenazah korban kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi malam ini diserahkan ke jenazah usai berhasil teridentifikasi. Polresta Bogor Kota turut mengawal kepulangan keenam korban ke rumah duka masing-masing.

    Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo memimpin jajaran Polresta Bogor Kota dalam memberikan pelayanan pengawalan kepada keluarga korban. Kombes Eko hadir langsung di RSUD Ciawi saat enam jenazah korban diserahkan ke keluarga.

    “Polresta Bogor Kota melaksanakan pengawalan proses kepulangan enam korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi menuju rumah duka masing-masing,” kata Kombes Eko kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).

    Dalam video yang diterima detikcom, terlihat Kombes Eko berbaur dengan keluarga korban. Dia nampak tidak sungkan untuk turut membantu keranda berisi jenazah korban masuk ke ambulans sebelum diberangkatkan menuju rumah duka.

    Kombes Eko turut bantu proses pemulangan jenazah korban kecelakaan maut di GT Ciawi (dok.istimewa)

    Saat jenazah telah masuk ke ambulans, Kombes Eko juga terlihat memberikan arahan ke petugas agar jenazah diletakkan dalam posisi yang baik. Kombes Eko nampak ingin memastikan pemulangan para jenazah beserta keluarga yang mendampingi terlaksana dengan lancar.

    Ada delapan orang meninggal dunia akibat kecelakaan maut yang terjadi dini hari tadi. Malam ini ada enam jenazah yang berhasil teridentifikasi. Berikut identitasnya:

    1. Budiman, warga Kecamatan Cidadap, Sukabumi
    2. Asep Pardillah, warga Kecamatan Cidadap, Sukabumi
    3. Vika Agustria, warga Rasamala, Sukabumi
    4. Yana Mulyana, warga Cikole, Sukabumi
    5. Supardi, warga Kecamatan Cidadap, Sukabumi
    6. Rahmat Gunawan, warga Kecamatan Cidadap, Sukabumi

    “Dua orang (jenazah lagi) masih menunggu tes DNA,” tutur Kombes Eko.

    (ygs/hri)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Curi Uang dan Emas Milik Lansia, Pria di Pacitan Diringkus Polisi

    Curi Uang dan Emas Milik Lansia, Pria di Pacitan Diringkus Polisi

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang pria bernama Sarno (44), warga Desa Gondang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, harus berurusan dengan polisi. Hal itu dikarenakan yang bersangkutan diduga mencuri uang dan perhiasan emas milik lansia bernama Suratin (79), warga Desa Mujing, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.

    Peristiwa ini terjadi pada Jumat (17/1/2025) lalu, saat korban menghadiri pengajian di masjid. Sebelumnya, Ia baru saja pulang dari pasar Desa Nawangan dan menyimpan uang serta perhiasan emas ke dalam tas, yang kemudian diletakkan di dalam lemari dalam keadaan terkunci.

    Dua hari berselang, tepatnya pada Selasa (21/1/2025), Suratin hendak pergi ke pasar Desa Gondang. Saat ingin mengambil uang di dalam lemari, Ia baru menyadari bahwa tas beserta isinya telah hilang. Ia pun segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Nawangan.

    “Korban melapor setelah kehilangan uang tunai sebesar Rp3,1 juta serta perhiasan emas berupa tiga gelang dan dua cincin,” ujar Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, Rabu (05/02/2025).

    Dari hasil penyelidikan, polisi menduga Sarno sebagai pelaku pencurian. Kecurigaan ini muncul setelah memeriksa saksi-saksi serta mengamankan barang bukti, yang diperkuat dengan rekaman video CCTV.

    “Dugaan terhadap pelaku semakin kuat setelah kami melakukan penyelidikan dan mengamankan sejumlah barang bukti,” jelas Iptu Yuyun.

    Saat dilakukan penangkapan, polisi menemukan uang tunai Rp1,9 juta, yang diduga hasil pencurian. Selain itu, turut diamankan sebuah tas coklat milik korban, kunci lemari, serta sabit.

    Akibat perbuatannya, Sarno dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) huruf 5e KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Kini, Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di balik jeruji besi. (end/ian)

  • Apa Kabar Pagar Laut, Cuma Dibongkar tapi Kasus Tak Berlanjut? Ini 4 Informasi Terbarunya

    Apa Kabar Pagar Laut, Cuma Dibongkar tapi Kasus Tak Berlanjut? Ini 4 Informasi Terbarunya

    PIKIRAN RAKYAT – Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa pihaknya sudah membongkar pagar laut perairan pantai utara Kabupaten Tangerang, Banten, sejauh 20 kilometer dari panjang keseluruhan 30,16 kilometer.

    Pembongkaran pagar laut itu diutamakan di area-area yang merupakan akses nelayan. Dengan demikian, pagar laut itu hanya tinggal sedikit lagi yang perlu dibongkar dan bakal segera tuntas.

    “Yang diutamakan adalah akses nelayan dahulu, akses nelayan bisa melaut dengan mudah, tidak membebankan bahan bakar mereka,” ucap Muhammad Ali di Markas Komando Pushidrosal, Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.

    Akan tetapi, apakah penyelesaian kasus pagar laut hanya sekadar pembongkaran? Lalu, bagaimana dengan para pelaku? Berikut Pikiran-Rakyat.com sajikan empat perkembangan terbaru kasus Pagar Laut di Tangerang dan Bekasi.

    Naik Tingkat ke Penyidikan

    Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri meningkatkan status kasus pagar laut di Tangerang, Banten, dari penyelidikan ke penyidikan. Mereka mengatakan bahwa status kasus ini naik ke penyidikan usai dilaksanakan gelar perkara pada hari ini.

    “Dari hasil gelar, kami sepakat bahwa kami telah menemukan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau pemalsuan akta otentik yang selanjutnya kami dari penyidik siap melaksanakan penyidikan lebih lanjut,” tutur Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.

    Sebelum melaksanakan gelar perkara, dia mengungkapkan bahwa penyidik juga memeriksa lima saksi, yaitu satu orang KJSB (kantor jasa surveyor berlisensi) Raden Lukman, dua orang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), satu orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan satu orang dari Bappeda Kabupaten Tangerang.

    Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan bahwa untuk saat ini, penyidik akan melaksanakan penyidikan secara saintifik terhadap 10 dari 263 berkas warkat penerbitan sertifikat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang yang telah diserahkan oleh Kementerian ATR/BPN.

    “Karena ini terkait kasus pemalsuan, kita akan mengecek (SHGB dan SHM, red.) ke laboratorium forensik (labfor) dahulu. Setelah labfor, tentu saja dengan saksi-saksi yang sudah ada, sudah kita terima, tentu saja nanti akan kita gelarkan kembali bagaimana ini,” ujarnya.

    Terkait siapa saja pihak yang akan dipanggil dalam kasus ini, jenderal bintang satu itu belum bisa membeberkan karena baru pada tahap awal penyidikan.

    “Kita cari dulu dalam proses penyidikan karena sebelum kita menentukan tersangka dan lain sebagainya, kita tetap mengedepankan praduga tak bersalah. Akan tetapi, pada prinsipnya, kita sudah mempersiapkan untuk penyidikan lebih lanjut,” kata Djuhandhani Rahardjo Puro.

    Dia juga memastikan bahwa penyidikan kasus ini akan berjalan secara transparan.

    “Kami akan melaksanakan penyidikan secara transparan dan kami yakin bahwa kami akan menumpaskan perkara ini secara tuntas dan gamblang,” ucap Djuhandhani Rahardjo Puro.

    Dittipidum Bareskrim Polri telah melaksanakan penyelidikan kasus pagar laut sejak 10 Januari 2025. Mereka menduga bahwa pengajuan SHGB dan SHM pada area pagar laut di Tangerang, Banten, menggunakan girik palsu.

    Kades Kohod Mangkir Panggilan Polisi

    Djuhandhani Rahardjo Puro juga mengungkapkan bahwa Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin, tidak memenuhi undangan pemanggilan tahapan penyelidikan terkait kasus pagar laut di Tangerang, Banten.

    “Kami sudah memanggil Kepala Desa Kohod, Arsin, tapi yang bersangkutan belum hadir,” ucapnya.

    Undangan tersebut adalah untuk proses klarifikasi tahapan penyelidikan sehingga Arsin memiliki hak untuk menolak hadir. Meski begitu, penyidik telah menemukan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau pemalsuan akta otentik sehingga kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan.

    “Tapi pada prinsipnya, kami sudah menemukan suatu tindak pidana. Di mana kalau sudah menemukan tindak pidana, kami melaksanakan penyidikan nantinya, kami sudah siap. Dengan upaya paksa pun kami sudah siap,” kata Djuhandhani Rahardjo Puro.

    Dia menambahkan bahwa dalam tahap penyidikan, untuk saat ini, penyidik akan mendalami secara saintifik 10 dari 263 berkas warkat penerbitan sertifikat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang yang telah diserahkan oleh Kementerian ATR/BPN.

    “Karena ini terkait kasus pemalsuan, kami akan mengecek (SHGB dan SHM) ke laboratorium forensik (labfor) dahulu. Setelah labfor, tentu saja dengan saksi-saksi yang sudah ada, sudah kami terima, tentu saja nanti akan kami gelarkan kembali bagaimana ini,” tutur Djuhandhani Rahardjo Puro.

    Sertifikat Pagar Laut Tangerang Dibatalkan

    Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid menegaskan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) pada area pagar laut Tangerang, Banten, yang sebelumnya sudah terbit, akan dibatalkan secara menyeluruh.

    “Ending-nya semua sertifikat yang di luar garis pantai ending-nya dibatalkan,” ucapnya di Jakarta, Rabu 5 Februari 2025.

    Nusron Wahid mengakui proses pembatalan sertifikat kepemilikan tersebut tidak mudah, karena berpotensi diajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Meski begitu, dia memastikan pembatalan sertifikat akan tetap berlangsung sesuai dengan prosedur yang berlaku.

    “Pembatalan sertifikat itu tidak gampang, tapi tetap kita lakukan. Kenapa tidak gampang? Karena setiap proses pembatalan itu berpotensi di-challenge,” ujarnya.

    Menurutnya, esensi dari proses ini bukan dapat dibatalkan secepatnya dalam waktu singkat, melainkan memastikan setiap tindakan berdasarkan aturan yang berlaku.

    “Tapi kalau cepet-cepet kemudian tidak prudent dan ada proses yang dilampaui, nanti malah kita kalah di pengadilan, repot,” tutur Nusron Wahid.

    Pihaknya sudah melakukan pembatalan sertifikat kepemilikan di laut Tangerang sebanyak 50 unit.

    Perusahaan Pagar Laut Bekasi Dipanggil

    Selain itu, Nusron Wahid mengatakan bahwa minggu depan dia memanggil tiga perusahaan yang terkait dengan pagar laut di perairan Bekasi untuk meminta pembatalan sertifikat kepemilikan di ruang laut tersebut.

    Ketiga perusahaan itu yakni PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN), PT Cikarang Listrindo (CL), dan PT Mega Agung Nusantara (MAN).

    “Kami akan panggil ajak negosiasi. Apa output negosiasinya? Tawaran pertama saya minta mereka membatalkan. Minta pembatalan. Kalau dia tidak mau proses pembatalan, kami akan menggunakan hak kami karena itu laut. Saya bilang kan saya anggap itu tanah musnah. Karena memang faktanya,” kata Nusron Wahid.

    Dia menyatakan, khusus untuk PT TRPN akan membuat tim gabungan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melakukan proses pemanggilan, mengingat perusahaan tersebut belum mengantongi sertifikat hak guna bangunan (SHGB) namun sudah melakukan reklamasi.

    Apabila perusahaan yang sudah mengantongi SHGB di ruang laut tersebut tak mau melakukan pembatalan, selanjutnya ia akan meminta pengadilan untuk membatalkan.

    “Kalau dia masih ngotot sekali, kami akan menggunakan pendekatan dalam konteks PP nomor 20 tahun 2021, di mana pemegang hak atas tanah, terutama kalau SHGB maupun SHGU, itu kalau sifatnya pemberian hak, bukan konversi, maka itu dalam waktu 2 tahun dia harus ada progres pembangunan,” tutur Nusron Wahid.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bom Polrestabes Medan Tanda Radikalisme Masih Merajalela

    Bom Polrestabes Medan Tanda Radikalisme Masih Merajalela

    JAKARTA – Ledakan bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Terduga pelaku bom bunuh diri bernama Rabbial Muslim Nasution tewas. Enam orang lainnya luka-luka. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Saat itu, polisi baru saja selesai apel dan banyak warga yang hendak mengurus SKCK.

    Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, aksi bom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda di Medan bukan bentuk kelalaian dari pemerintah dalam mengatasi terorisme. Menurut dia, aksi kali ini harus meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa paham radikalisme harus diwaspadai.

    “Bukan kecolongan. Ini mengindikasikan bahwa kita semuanya, harus memiliki pemikiran yang sama. Bahwa memang benar terjadi di tengah-tengah kita,” ujar Moeldoko, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 13 November.

    “Saat ini paham radikal itu tidak bisa di kesampingkan. Jangan terus menerus dianulir, itu sebagai bukti nyata bahwa kita semua perlu waspada. Persoalan itu tidak bisa diaminkan,” sambungnya.

    Moeldoko mengakui, bahwa semakin hari modus kejahatan terorisme semakin berkembang. Hal tersebut karena para pelaku juga mempelajari kebiasaan yang dilakukan masyarakat dalam keseharian.

    “Saya pikir polri melakukan perbaikan, melihat lagi protap yang ada. Prosedur protap yang ada, jadi perlu ada perubahan-perubahan karena modus-modus kejahatan juga terus berubah,” ucapnya.

    Tak ingin hal seperti ini terulang, Moeldoko mengingatkan protokol di pos-pos objek vital maupun asrama harus diperketat pengamanannya.

    “Mereka juga pasti melihat kebiasaan-kebiasaan dari satuan itu dalam menjalankan kegiatan hariannya. Untuk itu mereka bisa menyamar dan seterusnya. Nah ini juga modus-modus ini harus betul-betul dikenali dengan baik oleh seluruh aparat, agar nanti tidak boleh terjadi ke depannya,” tuturnya.

    Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Mery Handayani/VOI)

    Perkuat deradikalisasi

    Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, penanganan soal bom yang saat ini sudah diketahui pasti korban jiwa ada satu pelaku, empat aparat kepolisian dan satu warga sipil. Namun, masih ada satu orang yang diduga pelaku bom bunuh diri yang berhasil melarikan diri.

    “Yang satu bombernya lari dan masih pengejaran. Saya imbau kepada masyarakat untuk tidak usah menshare atau bagi, sebar gambar-gambar yang mengerikan itu. Kalau mau bahas materi gapapa tapi kalau gambar jangan. Membuat kesan bangsa kita yang beringas dan bar-bar,” ucapnya.

    Sebelumnya, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, bahwa kejadian di Medan mengartikan gagalnya program deradikalisasi. Sehingga program tersebut mesti dievaluasi. Menanggapi hal ini, Mahfud membantah hal tersebut.

    “Enggak (perlu dievaluasi). Program deradikalisasi diperkuat saja. Karena dari sudut kuantitatif 2017 dan 2018 jauh lebih tinggi dari 2019. Artinya tingkat antisipasi sudah oke. Tapi sekarang terjadi perluasan subjek. Kalau dulu teror orang laki-laki dewasa tapi sekarang ada ibu-ibu. Lalu juga melibatkan anak,” tuturnya.

    “Nah itu berarti kualitasnya semakin meluas, mengerikan lah. Tapi kualitasnya menurun. Berarti tingkat antisipasi dari keamanan dan intelijen sudah cukup. Ya perlu ditingkatkan,” tuturnya.

  • Pria di Malang Tewas Usai Terperosok ke Dalam Septic Tank, Evakuasi Berlangsung Dramatis

    Pria di Malang Tewas Usai Terperosok ke Dalam Septic Tank, Evakuasi Berlangsung Dramatis

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu’lu’ul Isnainiyah

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Nasib nahas menimpa Sujiono (52) warga Desa Sukoraharjo, Kecamatan kepanjen, Kabupaten Malang. Ia meninggal dunia usai terperosok ke dalam septic tank di rumah saudaranya, Rabu (5/2/2025).

    Kapolsek Kepanjen, AKP Subijanto mengatakan persitiwa tejadi sekira pukul 10.30 WIB. Kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian sekira pukul 11.00.

    “Setelah mendapatkan laporan, kami bersama unsur terlibat seperti BPBD, Damkar, PMI, SAR Awangga, dan lainnya mendatangi tempat kejadia perkara (TKP) untuk melakukan evkuasi terhadap korban,” ujar Subijanto ketika dikonfirmasi.

    Ia menjelaskan proses evakuasi berlangsung dramatis dan butuh waktu cukup lama, Korban baru bisa diangkat dan dikeluarkan dari sumur sekira pukul 17.00 WIB. 

    Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sementara itu kondisi korban juga masih utuh dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

    Atas kejadian yang menimpa Sujiono, keluarga menerima secara ikhlas. Kematian korban murni karena musibah.

    EVAKUASI KORBAN: Petugas mengevakuasi Sujiono yang tercebur ke dalam septic tank di Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (5/2/2025). Sujiono terperosok ke dalam septic tank saat membantu merenovasi kamar mandi milik saudaranya. (tribunjatim.com/Polsek Kepanjen)

    “Keluarga korban menolak untuk dilakukan Visum Et Repertum (VER) dan autopsi. Keluarga sudah membuat surat pernyataan,” bebernya.

    Kejadian ini bermula ketika korban membantu membersihkan material bangunan kamar mandi yang akan direnovasi.

    Oleh pekerja lain, korban telah diingatkan agar tidak mendekat ke kamar mandi karena konstruksi bangunan sudah rapuh.

    Akan tetapi korban tidak menghiraukan peringatan tersebut, Korban berdiri di atas WC, tiba-tiba lantai kamar mandi ambles atau jebol. Seketika korban terperosok ke dalam septic tank.

    “Korban terjatuh ke dalam septic tank dengan kedalaman 18 meter. Saksi berusaha menolong korban namun tidak berhasil,” tukasnya

  • Prabowo: Ada yang Katakan Saya Ini Tolol, Nggak Apa-apa

    Prabowo: Ada yang Katakan Saya Ini Tolol, Nggak Apa-apa

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menyinggung ada pihak yang mengoloknya dengan sebutan tolol. Prabowo tak ambil pusing dengan olokan tersebut.

    “Dan saudara-saudara jangan kira kami-kami ini bodoh, memang ada yang katakan saya ini tolol ada, nggak apa-apa,” kata Prabowo di Harlah ke-102 NU, Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Tak hanya sebutan tolol, Prabowo juga bercerita olokan yang kasar dia terima. Namun, Prabowo tak menyebut siapa pihak tersebut.

    “Ada yang katakan saya bajingan yang tolol. Tapi saya nggak sebut namanya kalian sudah tahu loh,” ujarnya.

    Prabowo tak mempermasalahkan olokan tersebut. Prabowo menekankan dirinya hanya ingin membangun pemerintahan yang bersih.

    “Nggak apa-apa, tapi kami paham dan mengerti jadi saudara-saudara 100 hari pertama kami akan baik dalam arti saya berharap ada kesadaran. Saya pernah sampaikan seluruh aparat seluruh institusi bersihkan dirimu, sebelum kau dibersihkan,” imbuhnya.

    “Dan saya minta menteri-menteri, pemimpin lembaga tidak ragu, saudara-saudara kita hanya bekerja untuk bangsa negara dan rakyat Indonesia,” lanjut Prabowo.

    (rfs/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Arema FC Siap Kembali Bermarkas di Stadion Kanjuruhan Malang, Sistem Sewa Diterapkan

    Arema FC Siap Kembali Bermarkas di Stadion Kanjuruhan Malang, Sistem Sewa Diterapkan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifky Edgar

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Arema FC bersiap kembali menggunakan Stadion Kanjuruhan sebagai home base mereka. Nantinya, akan menerapkan sistem sewa.

    Singo Edan berencana untuk dapat kembali berlaga di Stadion Kanjuruhan Malang, usai stadion tersebut selesai direnovasi.

    Meski belum fix kapan Arema FC akan kembali berlaga di Stadion Kanjuruhan, namun manajemen Arema FC terus melakukan persiapan.

    Salah satunya ialah dengan pihak kepolisian dan juga pemerintah Kabupaten Malang sebagai pemilik stadion.

    “Ya karena masih ada pemeliharaan dari kontraktor, jadi kami akan menggunakan sistem sewa untuk pemakaian Stadion Kanjuruhan nanti,” kata General Manager Yusrinal Fitriandi belum lama ini kepada Surya.

    Meski demikian, manajemen Arema FC masih berharap dapat melakukan pengelolaan Stadion Kanjuruhan Malang.

    Hanya saja, masih ada pemeliharaan dari kontraktor yang membuat hal tersebut belum dapat dilaksanakan.

    Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Stadion Kanjuruhan setelah direnovasi, Sabtu (18/1/2025) (TribunJatim.com/Lu’lu’ul Isnainiyah)

    Apabila Arema FC mengelola Stadion Kanjuruhan, hal ini seperti halnya yang dilakukan oleh Bali United kepada Stadion Kapten I Wayan Dipta.

    Stadion yang terletak di Gianyar Bali itu, sepenuhnya dikelola oleh Bali United.

    Namun dalam hal pengelolaan ini tentu saja Arema FC harus memerlukan biaya yang cukup besar.

    Terutama dari segi pemeliharaan stadion.

    “Kalau dari kami siap saja,”

    “Cuma apabila bisa mengelola, kami ingin bisa mengelola juga seluruh area di Stadion Kanjuruhan,”

    “Termasuk area parkirnya juga,” ungkapnya.

    Kabar terbaru, pihak kepolisian dari Polres Malang dan Polda Jatim baru saja melakukan pra asesmen terkait Stadion Kanjuruhan ini.

    Pra asesmen ini dilakukan guna mengecek langsung stadion, termasuk melakukan simulasi keamanan.

    Menurut Inal, setelah pra asesmen ini selesai nantinya akan dilaporkan kepada Mabes Polri.

    Mabes Polri nanti yang akan turun bersamaan dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB).

    PT LIB nanti yang akan menilai kelayakan Stadion Kanjuruhan Malang untuk dapat menggelar kompetisi Liga 1 musim ini.

    “Ya nanti pasti banyak yang akan dicek, mulai dari kualitas rumput, insfratruktur, lampu, ruang ganti ya pokoknya setiap detailnya,” ungkapnya.

    Bisa dikatakan kembalinya Arema FC berlaga di Stadion Kanjuruhan Malang saat ini hanya menunggu waktu.

    Termasuk menunggu peresmian yang hingga saat ini belum ada informasi lanjutan kapan stadion berkapasitas 21.000 penonton itu akan diresmikan.

    Namun pihak Arema FC menargetkan dapat kembali bermain di Stadion Kanjuruhan pada akhir Februari 2025.

    “Harapan kami akhir Februari kami bisa kembali bermain di sana (Kanjuruhan),”

    “Semoga saja semuanya bisa terlaksana dengan lancar dan tidak ada kendala,” tandasnya.

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus keracunan massal di Ponorogo, Jawa Timur, terjadi di dua tempat berbeda yakni di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan di Pondok Pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kamis (30/1/2025).

    Sebanyak 68 warga mengalami keracunan massal yang terdiri dari 46 warga Desa Bondrang serta 22 santri dan pengurus Ponpes di Desa Belang.

    Satu warga Desa Bondrang bernama Misnan meninggal akibat keracunan makanan.

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, Jumat (31/1/2025).

    Polisi masih mendalami penyebab keracunan massal yang terjadi di acara selamatan serta buka puasa di Ponpes.

    Diduga sate gulai kambing yang dihidangkan menjadi penyebab keracunan massal.

    1. Menu Buka Bersama Sumbangan Donatur

    Gejala keracunan dialami 22 santri serta pengurus ponpes di Desa Belang usai buka bersama.

    Mereka dilarikan sejumlah fasilitas kesehatan dengan rincian lima rawat jalan, empat di Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo, dan tiga di Puskesmas Bungkal.

    Kapolsek Bungkal, AKP HM Anwar Fatoni, menjelaskan makanan yang disantap para korban berasal dari donatur.

    “Kami (Polsek Bungkal) sudah ke lokasi bersama Satreskrim Polres Ponorogo. Sudah mengambil langkah-langkah penyelidikan,” ungkapnya.

    2. Kesaksian Tuan Rumah

    Misnan, seorang warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, meninggal akibat keracunan makanan, Jumat (31/1/2025).

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, setelah mengikuti acara selamatan di rumah Miswaji.

    Miswaji mengaku tak menyangka acara selamatan di rumahnya berujung duka untuk keluarga Misnan.

    Sebanyak 90 orang mengikuti acara selamatan dan 46 di antaranya mengalami keracunan massal.

    Diduga, sate gulai kambing yang dihidangkan tuan rumah menjadi penyebab keracunan.

    Makanan tersebut dipesan di sebuah katering lantaran Miswaji tak ada waktu untuk memasak.

    “Ada acara zikir fida’ di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” bebernya, Sabtu (1/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia mengetahui adanya keracunan massal sehari setelah acara berlangsung.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke katering kemudian diolah oleh pihak katering baru diantar ke rumah,” lanjutnya.

    3. Kata Korban Selamat

    Seorang warga yang ikut selamatan, Azis Nuryono, merasa tak ada yang aneh dari sate gulai yang dihidangkan tuan rumah.

    “Saya sempat makan satu piring. Rasanya enak. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi warga lain banyak yang kena,” tandasnya.

    Ia menambahkan acara digelar di rumah Miswaji pada Kamis (30/1/2025) malam dan para korban mengalami mual pada Jumat (31/1/2025).

    “Keluhan pusing panas muntah mual sering ke toilet. Yang ikut acara dzikir fida ada 90 orang. Separuh berarti yang kena. Anak muda banyak yang kena,” imbuhnya.

    4. Pemilik Katering Diperiksa

    Setelah ditelusuri sate gulai yang disajikan berasal dari katering yang sama.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengatakan pemilik katering telah diperiksa untuk mengungkap dugaan penyebab keracunan massal yang menewaskan satu warga.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya berbeda, satu hidangan untuk berbuka puasa dan satunya untuk selamatan,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

    Pemilik katering berstatus saksi dan telah menjalani pemeriksaan bersama 40 saksi lain.

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” terangnya.

    5. Kesaksian Pemilik Katering

    Saat diperiksa, pemilik katering mengaku telah berjualan sate gulai selama 20 tahun.

    Resep dan cara masak yang digunakan tak pernah berubah sehingga pemilik katering tak menyangka hidangannya mengakibatkan keracunan.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut,” kata AKBP Andin.

    Sampel makanan sate gulai telah dibawa ke laboratorium kesehatan untuk proses penyelidikan.

    “Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Asal Hidangan Bikin Warga di Ponorogo Keracunan Menu Selamatan, Pemilik Hajatan: Tak Sangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Kompas.com/Sukoco)

  • MK Tolak Gugatan Pilkada Batam, Amsakar-Li Claudia Segera Dilantik

    MK Tolak Gugatan Pilkada Batam, Amsakar-Li Claudia Segera Dilantik

    Bisnis.com, BATAM – Sengketa Pilkada Batam 2024 resmi berakhir setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan sengketa, yang diajukan pasangan calon (paslon) nomor urut I, Nuryanto dan Hardi S Hood.

    Dalam putusan Nomor 169/PHPU.WAKO-XXIII/2025 yang dibacakan saat sidang di Gedung MK Jakarta, Rabu (5/2/2025), Ketua MK Suhartoyo menyatakan permohonan tidak bisa diterima.

    Wakil Ketua MK Saldi Isra dalam siaran langsung via YouTube MK RI mengatakan permohonan dari paslon tersebut tidak memenuhi syarat formil dan dinilai kabur.

    “MK menyatakan tidak terdapat keraguan untuk menyatakan bahwa permohonan pemohon adalah tidak jelas,” ucapnya.

    Karena permohonan tidak jelas, maka MK tidak perlu lagi melihat lebih lanjut eksepsi lain, jawaban pemohon, keterangan pihak terkait, keterangan Bawasl, dan pokok permohonan. Maka dengan demikian, tidak ada lagi persidangan berikutnya.

    Secara keseluruhan pada Pilkada 2024, paslon Amsakar-Li Claudia memperoleh sebanyak 278.132 suara. Jumlah tersebut jauh mengungguli rivalnya, Nuryanto-Hardi S Hood yang memperoleh 143.245 suara.

    Pasca penetapan pemenang, paslon Nuryanto-Hardi S Hood menuduh adanya ketidaknetralan aparat pemeritnah, pejabat struktural, polisi serta KPU dan Bawaslu, sehingga berdampak pada besarnya selisih suara antara kedua paslon.

    Setelah keluarnya ketetapan MK, maka sesuai arahan pemerintah pusat, pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam terpilih, Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra direncanakan pada 20 Februari 2025 mendatang.