Kementrian Lembaga: Polisi

  • Geruduk DPR, Buruh Tuding Polemik LPG 3 Kg untuk Pengalihan Isu Pagar Laut

    Geruduk DPR, Buruh Tuding Polemik LPG 3 Kg untuk Pengalihan Isu Pagar Laut

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sejumlah aspirasi disampaikan oleh massa buruh saat menggereduk Gedung DPR RI, Kamis (6/2/2025).

    Selain soal tuntutan soal UU Ketenagakerjaan yang kerap kali mereka suarakan, kali ini buruh juga menyoroti sejumlah isu kontroversial yang tengah terjadi belakangan ini.

    Diantaranya mengenai PPN 12 persen, pagar laut dan polemik larangan penjualan LPG 3 kg di pengecer yang sempat dikeluarkan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.

    Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh, Said Iqbal pun menuding polemik LPG 3 kg hanyalah pengalihan isu dari kasus pagar laut yang belum diketahui siapa pembuatnya.

    “Jangan-jangan LPG untuk pengalihan isu pagar laut. Hukum itu yang mengeluarkan SHGB, cabut seluruh pagar laut di seluruh Indonesia,” tegas Said Iqbal di depan Gedung DPR RI.

    Ia pun kemudian menyoroti kinerja dari para menteri di era Kabinet Merah Putih yang dianggapnya tak becus kerja lantaran sampai harus Presiden Prabowo Subianto yang turun tangan.

    “Jangan semua masalah dijalankan presiden. Siapa yang membantu gak jelas, kasus PPN 12 persen presiden turun tangan, pagar laut, kenaikan upah minimum 6,5 persen, kelangkaan LPG 3 kg presiden turun tangan, buat apa ada menteri?,” kata Said Iqbal.

    Karenanya, ia meminta kepada Prabowo untuk mereshuffle jajaran menterinya yang kebijakannya dianggap telah melukai rakyat.

    “Bagi kami, ini prinsip. Menteri-menteri yang tidak kapabel yang sebagaimana disampaikan presiden, jangan menyakiti rakyat yang tidak menjalankan itu, reshuffle

    Kami mendesak untuk dilakukan reshuffle, kalau tidak berulang lagi, berulang lagi, rakyat tersakiti,” papar Said Iqbal.

    Setelah menggeruduk DPR RI, massa buruh kemudian bergeser ke Kedubes Malaysia untuk menuntut diusut tuntas kematian dua WNI yang ditembak aparat polisi Malaysia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya 

  • Seorang Ibu Melahirkan di Atas Truk di Jembatan Suramadu

    Seorang Ibu Melahirkan di Atas Truk di Jembatan Suramadu

    Bangkalan (beritajatim.com) – Seorang ibu melahirkan di atas truk saat melintas di Jembatan Suramadu pada Kamis (6/2/2025) sekitar pukul 22.30 WIB. Beruntung, anggota Samapta Polres Bangkalan yang tengah berpatroli dengan sigap memberikan bantuan persalinan sehingga ibu dan bayinya selamat.

    Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa anggotanya secara rutin melakukan patroli di Jembatan Suramadu setiap malam.

    Saat sedang bertugas, mereka dipanggil oleh sopir truk yang berhenti tepat di bentang tengah jembatan. “Anggota kami setiap malam memang patroli di Suramadu,” terang Hendro.

    Saat dihampiri, petugas mendapati seorang ibu di dalam truk sedang melahirkan secara mandiri. Menyadari kondisi darurat tersebut, petugas segera menghubungi puskesmas terdekat untuk meminta bantuan medis.

    “Petugas langsung menghubungi puskesmas terdekat supaya segera datang untuk memberikan bantuan persalinan,” imbuhnya.

    Beruntung, proses persalinan berjalan lancar dan ibu beserta bayinya dalam kondisi sehat. Namun, kepolisian belum sempat mengidentifikasi ibu tersebut maupun sopir truk yang membantunya.

    “Anggota kami saat itu fokus penyelamatan sehingga data ibu tersebut belum kami dapatkan,” pungkas Hendro.

    Peristiwa ini menjadi sorotan karena menunjukkan kesiapsiagaan kepolisian dalam menangani situasi darurat, khususnya di kawasan Jembatan Suramadu yang menjadi jalur penting penghubung Madura dan Surabaya. [sar/suf]

  • Polisi tangkap pria mabuk yang mengamuk di Jalan Raya Ciracas Jaktim

    Polisi tangkap pria mabuk yang mengamuk di Jalan Raya Ciracas Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Pihak kepolisian dari Polsek Ciracas menangkap pria yang diduga mabuk dan mengamuk dengan melakukan penganiayaan dan mengancam pengendara di Jalan Raya Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (5/2) sore.

    “Saat ini, pelaku sudah ditangkap Reskrim,” kata Kapolsek Ciracas Kompol Rohmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Peristiwa yang diunggah di akun Instagram @jakartatimur24jam itu terlihat pria yang diduga mabuk menghentikan mobil yang tengah melintas.

    Rohmad mengungkapkan, dugaan awal pria tersebut melakukan penganiayaan kepada pengendara karena pengaruh minum keras.

    “Dugaan mabuk, masih didalami,” ujarnya.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Ciracas, AKP Maryono mengatakan, pihaknya masih mencoba meminta keterangan terduga pelaku yang diamankan.

    “Pelaku mabuk aja, jadi tidak ingat apa-apa ditanyain, nunggu biar ingat dulu,” kata Maryono.

    Selain itu, Polsek Ciracas menyarankan korban yang diduga dianiaya bisa melaporkan peristiwa tersebut.

    “Kita sarankan, yang merasa dirugikan dan yang merasa jadi korban untuk lapor ke Polsek. Namun demikian sampai sekarang belum ada laporan,” ucap Maryono.

    Selain itu, pihak kepolisian juga masih mencari senjata tajam (sajam) yang diduga digunakan pelaku untuk mengancam.

    “Untuk sementara kita masih cari senjata tajam. Dari pelaku kita bawa tidak ada, makanya kita mau cari untuk perkembangan selanjutnya,” tuturnya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Anggota Polsek Gambir Dilaporkan ke Propam Usai Diduga Aniaya Lansia di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Februari 2025

    Anggota Polsek Gambir Dilaporkan ke Propam Usai Diduga Aniaya Lansia di Bogor Megapolitan 6 Februari 2025

    Anggota Polsek Gambir Dilaporkan ke Propam Usai Diduga Aniaya Lansia di Bogor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – MAS (36), pria asal Kabupaten Bogor, melaporkan anggota Polsek Metro Gambir berinisial Ipda KI ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya karena diduga menganiaya ibundanya, Z (60), Kamis (6/2/2025).
    Dugaan penganiayaan terhadap ibunda MAS oleh Ipda KI terjadi di kediaman korban di Cilebut Barat, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu (29/1/2025) pukul 22.00 WIB.
    Laporan MAS ini teregistrasi dengan nomor SPSP2/45/II/2025/Subbagyanduan.
    “Hari ini, saya bersama dengan klien saya yang ibunya menjadi korban dugaan penganiayaan oleh oknum polisi, melaporkan terduga oknum polisi ini,” kata kuasa hukum MAS, Yulianti Musa, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (6/2/2025).
    Adapun Ipda KI merupakan adik ipar dari MAS. Dengan kata lain, kakak Ipda KI adalah istri MAS. 
    Peristiwa bermula saat Ipda KI bersama ibu kandung dan kakaknya, yang tak lain istri MAS, datang ke rumah Z.
    “Kakak Ipda KI ini sedang proses cerai dengan MAS. Mereka datang bertiga pada malam hari, sambil berteriak-teriak di dalam rumah,” ujar Yulianti.
    Karena hendak berpisah dari istrinya, MAS tinggal bersama ibunya kembali, Z. 
    Namun, saat Ipda KI dan keluarganya mendatangi kediaman Z, MAS tidak berada di rumah karena masih dalam perjalanan pulang.
    “Jadi, mereka (Ipda KI, kakaknya, dan ibunya) datang, memaki-maki korban (Z), mendorong korban sampai jatuh dan tersungkur dua kali. Yang parahnya itu, pelaku ini meludah ke wajah korban,” kata Yulianti.
    Dalam aksi dugaan penganiayaan itu, Ipda KI disebut mengancam Z.
    MAS mengaku, malam itu ibunya sempat menelepon, menyarankan agar sang anak tidak pulang ke rumah. Namun, ibunda MAS tak memberitahu telah terjadi penganiayaan.
    “Soalnya ibu takut saya diapa-apain gitu. Kalau pulang, jangan sendiri, gitu. Tapi ternyata, dia sudah mengalami penganiayaan,” kata MAS.
    Sesampainya di rumah, MAS melihat sejumlah tetangga mengerumuni rumahnya. Hanya saja, Ipda KI dan keluarga sudah tidak ada di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sudah enggak ada. Ibu saya itu sampai kencing di celana. Pintu pada rusak, kan dia banting,” ujar MAS.
    Usai kejadian ini, MAS langsung mendampingi ibundanya membuat laporan polisi di Polres Bogor. Laporan teregistrasi dengan nomor STTLP/B/171/I/2025/SPKT/RES BGR/POLDA JBR pada Kamis (30/1/2025) pukul 01.00 WIB.
    Yulianti tidak mengetahui secara pasti motif Ipda KI mendatangi rumah Z hingga berujung dugaan penganiayaan.
    Namun, sebelum mendatangi rumah korban, Ipda KI telah dua kali melayangkan somasi kepada MAS. Dalam somasi itu, Ipda KI menuntut MAS segera menyelesaikan kewajiban nafkah terhadap kakaknya.
    Lewat somasi itu pula, Ipda KI disebut akan menyeret MAS ke jalur pidana jika tidak menyelesaikan tuntutan nafkah-nafkah kakaknya.
    Meski demikian, MAS bilang, ia dan istri masih dalam tahap negosiasi untuk membicarakan masalah nafkah.
    “Saya tidak tahu kenapa kemudian kenapa dia yang terlalu menginginkan untuk nafkah-nafkah ini untuk segera diserahkan, akhirnya dia datang ke rumah,” kata Yulianti.
    “Sementara masih proses negosiasi. Tetapi mereka sudah datang untuk melakukan kekerasan, untuk mengintimidasi agar pembayaran itu segera dilakukan,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Uji Kelaikan Truk Galon yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Tol Ciawi 2
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Februari 2025

    Polisi Uji Kelaikan Truk Galon yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Tol Ciawi 2 Megapolitan 6 Februari 2025

    Polisi Uji Kelaikan Truk Galon yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Tol Ciawi 2
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat melakukan uji kelaikan (
    ramp check
    ) terhadap kendaraan truk pengangkut galon yang terlibat
    kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi
    2, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/2/2025).
    Pemeriksaan berfokus pada sistem pengereman yang diduga sempat mengalami gagal fungsi atau blong sehingga menjadi pemicu tabrakan beruntun.
    Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Ruminio Ardano mengungkapkan, uji kelaikan ini merupakan rangkaian dari proses investigasi yang dilakukan kepolisian untuk memastikan penyebab kecelakaan.
    “Kita masih mengumpulkan alat-alat bukti yang nanti akan digunakan di dalam penyidikan. Hari ini, kita lakukan
    ramp check
    , kemudian pengecekan pada fungsi sistem pengereman,” ucap Ruminio.
    “Mudah-mudahan tidak ada hujan, sehingga bisa selesai sebelum malam,” sambungnya.
    Ruminio menuturkan, polisi juga turut menggandeng Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengungkap fakta kejadian.
    Dirinya melanjutkan, investigasi dilakukan secara
    scientific
    sehingga tidak ada asumsi atau berdasarkan keterangan saksi saja.
    “Kita bekerja kolaborasi, tidak sendirian. Kita ingin mengungkap kejadian ini secara
    scientific
    , tidak berdasarkan kira-kira atau hanya alat bukti keterangan saja. Tapi semuanya yang menguatkan terkait kejadian kecelakaan kemarin,” beber dia.
    Sebelumnya, kecelakaan terjadi di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat, terjadi pada Selasa (4/2/2025) malam.
    Kecelakaan tersebut melibatkan tujuh kendaraan. Jumlah korban meninggal dunia dalam kejadian itu mencapai delapan orang serta 11 orang lainnya menderita luka-luka.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hotman Desak Polisi Usut Razman Usai Ngamuk Saat Sidang di PN Jakut
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Februari 2025

    Hotman Desak Polisi Usut Razman Usai Ngamuk Saat Sidang di PN Jakut Megapolitan 6 Februari 2025

    Hotman Desak Polisi Usut Razman Usai Ngamuk Saat Sidang di PN Jakut
    Editor
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Suasana sidang
    kasus pencemaran nama baik
    di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (6/2/2025), berubah tegang saat terdakwa, Razman Arif Nasution tiba-tiba mengamuk dan mendekati Hotman Paris.
    Tak hanya itu, Razman bahkan disebut naik ke meja persidangan yang digunakan tim kuasa hukum, menginjak-injaknya di depan banyak pengunjung dan kamera media.
    “Tragedi di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, seorang pengacara pakai jubah, naik ke meja persidangan, menginjak-injak meja tim kuasa hukum di hadapan publik,” ujar Hotman, Kamis, dikutip dari
    Kompas TV
    .
    Hotman Paris pun bereaksi keras atas insiden tersebut. Ia meminta pihak kepolisian segera mengambil tindakan hukum terhadap Razman karena dianggap mencederai proses pengadilan.
    “Segera memproses secara pidana oknum pengacara itu karena telah menghina pengadilan dihadapan semua kamera, di hadapan begitu banyak pengunjung pengadilan,” kata Hotman.
    Persidangan ini merupakan tindak lanjut dari laporan Hotman Paris terhadap Razman Nasution yang terdaftar dengan nomor LP/B/0212/V/2022/SPKT/Bareskrim Polri tanggal 10 Mei 2022.
    Kericuhan terjadi ketika Razman, yang berstatus sebagai terdakwa, tiba-tiba meluapkan emosinya saat sidang berlangsung.
    Ia bahkan berusaha mendekati Hotman Paris yang sedang duduk di kursi saksi, tampak ingin mengajaknya berkonfrontasi.
    Insiden ini dipicu oleh keputusan majelis hakim yang menetapkan persidangan berlangsung tertutup.
    “Berdasarkan Pasal 153 ayat 36, setelah mempertimbangkan bahwa perkara ini berkaitan dengan kesusilaan, maka majelis hakim memutuskan sidang ini akan digelar secara tertutup,” ujar Hakim Ketua, dikutip dari
    Tribunnews.com
    .
    Razman Nasution menolak keputusan tersebut dan menganggapnya tidak adil.
    Menurutnya, percakapan antara Iklima dan Hotman Paris yang menjadi bukti dalam kasus ini sudah banyak tersebar di publik.
    Ia juga menyoroti bahwa Hotman kerap membahas kasus ini di media sosialnya.
    Razman bersikeras agar sidang dibuka untuk umum dan mengusulkan agar media dapat menyiarkannya secara langsung.
    Namun, majelis hakim tetap pada keputusan awal dan menolak permintaan tersebut.
    Situasi yang semakin memanas akhirnya membuat majelis hakim memutuskan untuk menskors sidang guna meredakan ketegangan.
    Setelah hakim meninggalkan ruang sidang, Razman terlihat berdiri dan menghampiri Hotman Paris, bahkan sempat menyentuh pundaknya.
    Petugas pengadilan dengan sigap melerai dan segera mengamankan Hotman Paris keluar dari ruangan.
    Suasana semakin kacau setelah tim hukum Razman ikut bereaksi dengan berteriak hingga ada yang naik ke atas meja.
    Razman sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik terhadap pengacara Hotman Paris. Kasus tersebut berjanjut hingga ke meja hijau.
    “Membenarkan terkait penetapan tersangka RAN dalam perkara dugaan tindak pidana pencemaran nama baik melalui media elektronik,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu (5/4/2023).
    Razman dijerat dengan Pasal 45 Ayat 3 Juncto Pasal 27 Ayat 3 UU ITE dan atau Pasal 310 dan 311 KUHP.
    Kasus ini buntut dari laporan yang dibuat Hotman kepada mantan asisten pribadinya, Iqlima Kim dan pengacaranya Razman Arif Nasution.
    Dalam laporan tertanggal 10 Mei 2022 itu, Razman dilaporkan terkait dugaan pencemaran nama baik karena menyebut Hotman Paris melakukan pelecehan seksual kepada asistennya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembunuh Istri dan Pegawai Bank Keliling di Bekasi Dikenal Temperamental, Sering KDRT dan Minta Uang – Halaman all

    Pembunuh Istri dan Pegawai Bank Keliling di Bekasi Dikenal Temperamental, Sering KDRT dan Minta Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Perangai buruk Sunardi (44), pelaku pembunuhan penagih hutang Sri Pujianti (23) dan istrinya Almaida (51), diungkap anak tirinya, Edi Rianto.

    Edi adalah anak kandung Almaida. Almaida adalah istri kedua Sunardi. Keduanya menikah pada 2015.

    Dia menuturkan Sunardi merupakan sosok yang temperamental atau mudah tersulut emosi. Bahkan, ibunya saja kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Sunardi.

    “Emang dia (pelaku) itu suka KDRT. Itu sejak KDRT saya tinggal sama ibu. Pernah saya usir, ditemuin lagi. Saya pikir ini orang enggak baik,” kata Edi Rianto pada Kamis (6/2/2025).

    Edi mengungkapkan, kebiasaan Sunardi yang kerap bermain judi dan mengonsumsi minuman beralkohol. Kebiasaan itu sering dikeluhkan oleh keluarga.

    “Dia juga suka minum miras, judi juga, judi kartu,” katanya.

    Pelaku juga sering berbohong kepada anak dan istrinya untuk meminta uang.

    Sunardi pernah meminta uang sebesar Rp50 juta untuk berbisnis dengan menjaminkan sertifikat tanah. Namun ternyata uang itu ia gunakan untuk berjudi.

    “Minta uang bilangnya buat usaha tapi habis buat main judi,” ujarnya.

    Edi menceritakan, ibunya itu merupakan istri kedua pelaku.

    Sedangkan istri pertamanya dinikahi siri itu merupakan warga Semarang dan bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

    “Sama ibu saya sempat pisah ranjang enam bulan pada 2021, terus balik lagi itu,” katanya.

    Dia juga tak mengetahui lagi perjalanan rumah tangganya seperti apa karena sudah tidak lagi tinggal bersama ibu.

    Akan tetapi pada tahun 2022 itu saat hendak bertemu ibunya selalu tidak ada di rumah.

    “Bilangnya ke saya pergi kabur ibu saya gitu, saya cek ke dalam rumah memang tidak ada. Keluarga juga sempat laporan kehilangan ke polisi,” katanya.

    Minta pelaku dihukum mati

    Edi Rianto, meminta agar Sunardi dihukum paling berat.

    Bahkan, Edi dengan tegas meminta agar pelaku pembunuhan ibunya itu dihukum mati.

    “Saya enggak setuju kalau cuma 15 tahun, saya minta dihukum mati. Pelaku sadis habisi dua nyawa, ibu saya malah dibuang di septic tank,” katanya pada Kamis (6/2/2025).

    Edi juga mengungkapkan, sejak menikah dengan ibunya pada 2015 lalu, ibunya juga kerap mendapatkan perlakukan kasar.

    Tak hanya itu, pelaku juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Ibunya yang menjadi tulang punggung dengan bekerja sebagai karyawan swasta.

    “KDRT ke ibu kekerasan pemukulan, sama pelaku juga suka main hutang dan main judi. Dan ternyata punya istri juga, bilang ke ibu saya mah duda,” katanya.

    Edi juga menyampaikan, saat ibunya menghilang sejak november 2022 itu juga pelaku tak mengaku.

    Padahal, beberapa kali datang ke rumah menanyakan keberadaan ibunya dan menyembunyikan perbuatan tersebut.

    Termasuk pihak istri pelaku bilangnya pelaku kerjanya di Karawang dan anaknya pun begitu.

    “Bertemu sama pelaku bilangnya nggak pernah ketemu lagi. Terus setiap saya ke rumahnya tidak dibukakan pintu sama istrinya,” katanya.

    Diketahui, awal terbongkarnya pembunuhan tersebut bermula dari hilangnya seorang pegawai bank keliling Sri Pujayanti (22).

    Ternyata korban dibunuh Sunardi. Jenazah korban di kamar di rumahnya di Kampung Cikoronjo, Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Pelaku kesal ditagih utang Rp 4 juta

    Sunardi mengaku utangnya sebenarnya Rp2,7 juta di koperasi simpan pinjam tempat korban bekerja. Namun, nominal itu bertambah Rp4 juta karena adanya bunga. 

    Besaran utang tersebut mestinya dilunasi Sunardi dengan dicicil selama 10 bulan.

    “Pengakuan tersangka Rp2,7 juta. Tapi dia harus mengembalikan sebanyak Rp4 juta. Itu dicicil Rp115.000 selama 10 bulan,” kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa di rumah pelaku, Rabu (5/2/2025). 

    Mustofa mengatakan, korban sering menagih utang ke rumah Sunardi karena pelaku punya kewajiban membayar cicilan.

    Hal ini yang membuat pelaku kesal dan membunuh korban dengan cara mencekik.

    “Korban dicekik dan ditarik ke dalam rumah. Jadi dia panik dengan kejadian ini,” ungkap Mustofa.

    Setelah membunuh Sri, pelaku berniat memasukkan jasad korban ke septic tank samping rumahnya. Ternyata, di septic tank yang sama, Sunardi pernah membuang jasad istrinya, Almaidah (51), yang dia bunuh pada November 2022.

    Namun, Sunardi urung membuang jasad Sri ke septic tank karena terdapat saudara yang mencari keberadaan korban.

    “Sebenarnya dia juga pengin masukkin korban SR ini ke septic tank, namun belum sempat dimasukkan ke sana karena ada saudara yang mencari. Jadi sementara dia taruh di bawah springbed,” imbuh dia. (Tribun Bekasi)

     

     

  • DLHK Kerahkan Petugas Bersihkan Kotoran Hewan-Sampah di JPO Depok

    DLHK Kerahkan Petugas Bersihkan Kotoran Hewan-Sampah di JPO Depok

    Jakarta

    Video viral memperlihatkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Raya Margonda, Depok, dipenuhi sampah dan kotoran hewan dikeluhkan pejalan kaki. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Depok turun tangan mengerahkan petugas membersihkan JPO tersebut.

    “Iya saya sudah perintahin untuk dibersihin petugas,” kata Kadis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Depok Abdul Rahman saat dihubungi, Kamis (6/2/2025).

    Abdul juga mengimbau warga untuk bekerja sama dalam memelihara kebersihan di fasilitas umum (fasum). Dia meminta warga juga menjaga kebersihan seperti di JPO.

    “Iya pasti (mengimbau warga menjaga kebersihan. Kami mohon kerjasamanya untuk saling menjaga kebersihan terutama fasos fasum seperti JPO,” jelasnya.

    detikcom mendatangi JPO yang ada di seberang kampus Gunadarma, Jalan Raya Margonda, Depok itu. Saat didatangi, kondisi JPO tersebut memang terlihat kotor dan ada kotoran diduga kotoran hewan di anak tangga yang belum dibersihkan.

    Beberapa pejalan kaki pengguna JPO mengaku tak nyaman dengan kondisi JPO tersebut. Mereka berharap JPO tersebut dibersihkan secara rutin.

    Salah satu pejalan kaki, Azhra (17), mengatakan sempat tak sengaja menginjak kotoran kucing. Dia juga sering mencium aroma tak sedap saat melewati JPO ini.

    “Aku tuh semingguan atau 5 harian lewat sini, ini (kotoran kucing) emang selalu ada bahkan aku sempat pernah nginjek (kotoran kucing) tuh karena nggak lihat,” kata Azhra.

    “Soalnya pas lewat aku nyium-nyium bau apa, pas aku ke bawah nggak sengaja keinjek. Ini udah lumayan sedikit, sebelum-sebelumnya lebih parah,” tambahnya.

    Azhra menduga kotoran itu berasal dari kucing. Dia berharap JPO segera dibersihkan agar tak jorok seperti ini lagi.

    “Menurutku ini kotoran kucing ya. Aku berharapnya ya segera dibersihin aja ini JPO yang ini doang kayaknya yang agak jorok,” tuturnya.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pembunuh Istri dan Pegawai Bank Keliling di Bekasi Dikenal Temperamental, Sering KDRT dan Minta Uang – Halaman all

    Isi SMS Sunardi ke Anak Almaida agar Tak Ketahuan Bunuh Istri: Jangan Cari Lagi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Pelaku pembunuhan terhadap istri sah dan penagih utang di Bekasi, Jawa Barat, Sunardi (43), sempat mengirim SMS ke anak korban pertamanya.

    Diketahui, Sunardi membunuh istri sahnya, Almaidah (51), pada November 2022, karena menuduh korban berselingkuh dengan pria lain.

    Jasad Almaidah kemudian dikubur di septic tank di rumah Sunardi di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Sejak dibunuh suaminya pada 2022 silam, keberadaan Almaidah tidak diketahui pihak keluarga.

    Anak Almaidah, Edi Rianto (31), mengaku terakhir kali mengetahui kabar sang ibu pada awal November 2022.

    Saat itu, Almaidah meninggalkan rumahnya di Perumahan KSB, Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, untuk menemui Sunardi.

    Tetapi, sejak saat itu, Edi tidak bisa menghubungi Almaidah. Bahkan, nomor ponsel sang ibu salalu tidak aktif.

    Hingga suatu hari, Edi menerima pesan singkat dari nomor ponsel ibunya.

    SMS itu berisikan permintaan agar Edi tidak lagi mencari keberadaan Almaidah.

    “Iya, dibilang saya jangan nyari karena lagi jauh,” ungkap Edi, Rabu (5/2/2025), dilansir Kompas.com.

    Edi mengaku ia sempat rutin mendatangi rumah Sunardi. Tetapi, oleh Sunardi, sang ibu dikatakan kabur.

    Tak hanya itu, Edi mengatakan pihak keluarga juga telah membuat laporan polisi, namun hasilnya nihil.

    “Bilangnya ke saya (Almaidah) pergi kabur. Saya cek ke dalam rumah memang tidak ada.”

    “Keluarga juga sempat laporan kehilangan ke polisi,” tuturnya, dikutip dari TribunJabar.id.

    Pembunuhan terhadap Almaidah terungkap setelah polisi mengamankan Sunardi terkait kasus pembunuhan gadis penagih utang, Sri Pujianti (23), Senin (3/2/2025).

    Saat ditangkap, Sunardi mengaku sebelumnya pernah membunuh seorang wanita, yang tak lain adalah Almaidah.

    Jasad Almaidah ditemukan terkubur di septic tank dalam kondisi tinggal kerangka.

    Polisi Dalami Motif Lainnya

    Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa, mengungkap motif Sunardi tega membunuh Almaidah.

    Mustofa mengatakan aksi pembunuhan itu didasari rasa cemburu.

    Sunardi curiga Almaidah telah berselingkuh dengan pria lain.

    “Dugaan asmara, karena si tersangka ini merasa istrinya telah berselingkuh dengan orang lain.”

    “Hal itu mengakibatkan si tersangka gelap mata hingga melakukan kejahatan ini (pembunuhan)” urai Mustofa, Rabu (5/2/2025).

    Meski demikian, Mustofa menjelaskan pihaknya masih mendalami motif lain terkait pembunuhan terhadap Almaidah.

    Sebab, Sunardi diketahui telah menjadikan sertifikat rumah Almaidah sebagai jaminan berutang.

    “Sementara masih kita dalami motifnya (membunuh Almaidah), berkaitan dengan kekayaan atau apa,” lanjutnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Habisi Nyawa Istrinya Sendiri dan Gadis Penagih Utang, Sunardi Dikenal Temperamental dan Suka Judi

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Muhammad Alzza, Kompas.com/Achmad Nasruddin)

  • PT Transjakarta: Mobil Pejabat Boleh Masuk Jalur Busway jika Darurat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Februari 2025

    PT Transjakarta: Mobil Pejabat Boleh Masuk Jalur Busway jika Darurat Megapolitan 6 Februari 2025

    PT Transjakarta: Mobil Pejabat Boleh Masuk Jalur Busway jika Darurat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Operasional dan Keamanan PT Transjakarta, Daud Joseph mengatakan, ada kondisi tertentu yang membolehkan mobil pejabat masuk jalur Transjakarta atau 
    busway.
    Hal ini disampaikan Daud merespons video viral di media sosial yang menunjukkan mobil dinas berpelat RI 24 diduga menerobos jalur Transjakarta. 
    “Misalnya, kondisi darurat, lalu kepala negara juga diizinkan. Namun, di luar dari itu tidak mendapatkan izin untuk masuk ke dalam
    busway
    ,” kata Daud, Kamis (6/2/2025).
    Terkait dugaan mobil dinas pejabat masuk jalur Transjakarta, kata Daud, pihaknya tak dapat menindak. Pasalnya, hal itu menjadi wewenang polisi.
    “Transjakarta tidak melakukan penindakan karena akan dilakukan oleh kesatuan berwenang yang mencegah adanya keadaan sama terulang lagi,” ujar dia. 
    Namun demikian, kata Daud, pihaknya telah menempuh sejumlah upaya untuk mencegah kendaraan selain Transjakarta masuk jalur 
    busway. 
    “Yang pertama, kita akan pastikan separator ada di setiap celah-celah supaya tidak ada orang yang masuk,” ucap dia.
    Selain itu, akan dilakukan digitalisasi portal dan penindakan pelanggaran melalui E-TLE (Elektronik Traffic Law Enforcement).
    “Penertiban juga ditujukan untuk polisi dan anggota TNI yang memasuki jalur busway agar dapat ditindak,” ujar Daud.
    Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial menampilkan mobil dinas berpelat RI 24 diduga menerobos jalur khusus Transjakarta di Jakarta.
    Video insiden tersebut beredar luas di media sosial X, Selasa (4/2/2025). Namun, waktu pasti kejadian mobil tersebut melalui jalur
    busway
    tidak diketahui.
    Di video tersebut, terlihat Toyota Alphard putih melaju di jalur khusus Transjakarta dengan pengawalan sepeda motor polisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.