Kementrian Lembaga: Polisi

  • Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur    
        Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur

    Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur

    Sanaa

    Kelompok Houthi, yang bermarkas di Yaman, mengancam akan menyerang Israel jika negara itu kembali melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza dan tidak berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

    “Tangan kami ada pada pelatuk dan kami siap untuk segera melakukan eskalasi melawan musuh Israel jika eskalasi kembali terjadi di Jalur Gaza,” kata pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi, dalam pidato terbarunya yang disiarkan televisi yang dikelola kelompok itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (12/2/2025).

    Houthi telah melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal lainnya di Laut Merah, yang mengganggu jalur pelayaran global. Kelompok yang didukung Iran itu menyebut serangannya sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang diserang Israel.

    Houthi juga melancarkan serangan rudal dan drone ke arah wilayah Israel, yang berjarak ratusan kilometer di sebelah utara Yaman.

    Kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 19 Januari lalu tampak semakin rapuh setelah Hamas mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel dan menuduh Tel Aviv telah melanggar gencatan senjata itu.

    Merespons pengumuman Hamas itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengakhiri gencatan senjata yang rapuh di Jalur Gaza dan militer Tel Aviv akan melanjutkan serangan terhadap daerah kantong Palestina tersebut hingga Hamas dikalahkan.

    “Menyoroti pengumuman Hamas mengenai keputusannya melanggar perjanjian dan tidak membebaskan para sandera kami, tadi malam saya memerintahkan (militer Israel) untuk mengumpulkan pasukan di dalam dan di sekitar Jalur Gaza,” kata Netanyahu setelah menggelar rapat kabinet keamanan.

    “Operasi ini sedang berlangsung saat ini. Itu akan diselesaikan dalam waktu dekat,” ujarnya.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan menginstruksikan pasukan militer negara itu untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Jalur Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.

    Tak lama setelah pernyataan Netanyahu itu, Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata Gaza, dengan mengatakan kelompoknya menuntut Israel untuk bertanggung jawab atas segala “komplikasi atau penundaan” yang terjadi.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polisi Periksa 5 Orang Saksi soal Kasus Nenek yang Tewas Terikat di Bekasi – Halaman all

    Polisi Periksa 5 Orang Saksi soal Kasus Nenek yang Tewas Terikat di Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi terus menyelidiki kasus tewasnya seorang nenek berinisial B (72) di kediamannya yang juga merupakan toko kelontong di Jalan Pulo Rengas RT 07 RW 03, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/2/2025) dini hari.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar berujar, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi terkait tewasnya korban yang ditemukan dalam keadaan terikat kain.

    “Terkini ada lima saksi yang sudah diperiksa,” kata Kompol Onkoseno saat dikonfirmasi awak media, Rabu (12/2/2025), dilansir Tribun Bekasi.

    Ia menyebut, lima orang saksi yang dimintai keterangan adalah warga sekitar dan keluarga korban.

    Diberitakan sebelumnya, menurut warga sekitar bernama Sunari (40), nenek tersebut sempat menjadi korban pencurian di rumahnya pada tahun 2024 lalu.

    “Yang saya tahu udah dua kali ini, saya tahu dua kali, pertama bulan puasa dulu 2024 duit hilang, infonya Rp30 juta,” ucap Sunari saat diwawancarai awak media, Selasa (11/2/2025).

    Ia menyebut, kejadian pencurian yang terjadi pada tahun lalu berbeda dengan yang terjadi pada Senin lalu.

    Pasalnya, saat peristiwa itu terjadi pada tahun lalu, korban tengah tertidur dan ketika bangun saat pagi hari baru mengetahui uang miliknya raib.

    “Kalau sekarang kejadian tidak tahu kerugian uangnya, kalau tahun 2024 itu waktu bangun tidur buka kotak tabungan udah tidak ada, kalau yang dulu tidak ada kekerasan,” ungkapnya.

    Diketahui, korban tewas di rumah sekaligus tokonya setelah menjadi korban perampokan.

    Dugaan itu muncul setelah Kapolsek Cabang Bungin, AKP Basuni, mengatakan soal adanya sejumlah barang milik korban yang hilang setelah kejadian berlangsung.

    Namun, Basuni belum bisa memastikan secara detail apa saja barang korban yang hilang.

    “Harta yang hilang rokok dan uang pun di laci tidak seberapa, selebihnya masih penyelidikan,” tutur Basuni.

    Kronologi Kejadian

    Basuni mengungkapkan, berdasarkan keterangan warga, kejadian berawal pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 23.59 WIB.

    Saat itu terdapat seorang laki-laki keluar dari toko korban yang awalnya sudah ditutup kira-kira pukul 21.00 WIB.

    Lalu ada dua orang lain yang berboncengan menggunakan sepeda motor menghampiri satu orang yang sudah keluar dari toko tersebut.

    Curiga dengan hal itu, seorang saksi yang saat kejadian tengah makan di warung pecel lele dengan posisi persis di depan rumah korban sontak teriak ‘Maling!’ untuk meminta pertolongan warga. 

    “Dua orang yang naik kendaraan roda dua langsung nyamperin satu orang lagi langsung kabur setelah saksi berteriak maling,” jelasnya.

    Guna memastikan apa yang terjadi, jelas Basuni, sejumlah tetangga, seorang keponakan korban, hingga saksi yang berteriak maling itu langsung memasuki kediaman B.

    “Setelah itu orang yang melihat itu langsung masuk (rumah korban) setelah sampai di ruko, almarhumah kondisi kaki terikat kain, tangan terikat kain, dan leher terikat,” tuturnya.

    Namun, Basuni mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui penyebab pasti tewasnya nenek yang tinggal seorang diri itu.

    “Kami belum tahu secara rinci karena masih dalam penyelidikan, hanya saja pas di dalam lokasi kejadian kondisi korban sudah dalam terikat,” ucapnya.

    AKP Basuni menyatakan, pihaknya sudah membawa sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian untuk mengungkap fakta kasus ini.

    Berdasarkan barang bukti yang diamankan, pihaknya memastikan tidak ada senjata tajam (sajam) yang ditemukan.

    Bukan hanya itu, dua saksi terkait kasus ini sudah diperiksa jajarannya.

    “Ketika di lokasi kejadian, polisi memastikan tidak ditemukan barang bukti ada kaitannya dengan senjata tajam, tidak ada barang sajam yang melekat di korban itu, barang bukti hanya kain saja yang di leher, kaki, dan tangan,” terangnya.

    Setelah kejadian, AKP Basuni menyebut, jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Sementara itu,  Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Pol Hery Wijatmoko mengatakan, pihaknya sudah memeriksa jenazah korban pada pukul 09.00 WIB.

    Pada pukul 13.30 WIB, jenazah korban sudah diserahkan ke keluarga dan sudah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pulorengas Sindang Jaya.

    “Sudah diperiksa dan sudah diserahkan ke keluarga, selanjutnya tengah ditangani penyidik,” ucap Hery.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul: Polisi Periksa Lima Orang Saksi Telusuri Identitas Kawanan Perampok yang Bunuh Nenek Bimih di Bekasi.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunBekasi.com/Rendy Rutama)

  • Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pelaku pembunuhan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Prasetyo (40) sempat meninggalkan istrinya yang terluka dihantam linggis untuk menonton pertandingan voli. Agus yang kalut mengetahui darah berceceran setelah melakukan pemukulan terhadap istrinya, mengira bahwa korban hanya pingsan.

    Ketika dihadirkan di Polres Bantul pada Selasa (11/2/2025), Agus mengaku gelap mata saat memukul bagian belakang kepala istrinya Watiyem (33) karena yang bersangkutan meminta kartu keluarga untuk mengajukan cerai. “Saya tidak berniat membunuh. Kami sudah pisah ranjang selama tiga tahun dan tiba-tiba meminta cerai. Saya kasihan dengan kehidupan anak-anak. Saya spontan ambil linggis dan menghantamkan ke bagian belakang kepala,” kata Agus.

    Kasus pembunuhan Watiyem ini sempat menggegerkan warga di Dusun Karangjati Rt.04, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan. Berawal dari kakak korban dari Kulon Progo yang mencari sepeda motor yang dipinjam adiknya pada Selasa (4/2/2025). Saat di rumah pelaku, kakak korban mendapati bau busuk dari dalam rumah. Bersama polisi dan masyarakat, didapati tubuh kaku Watiyem tertekuk dalam bungkusan terpal terikat di dapur. Sedangkan Agus, sejak Minggu (2/2/2025) diketahui pergi dan berselang satu jam setelah penemuan mayat ditangkap di rumah temannya.

    Sebelum menonton voli, Agus meyakini istrinya hanya pingsan karena pada bagian kepala yang dipukul belum keluar darah. Saat kembali ke rumah, dirinya merasa panik karena banyak darah berceceran dan istrinya telah meninggal. “Saya panik dan tidak ingin perbuatan saya diketahui orang. Saya lantas membungkusnya dan membersihkan darah dengan air bercampur pewangi. Saya, Sabtu malam sempat tidur di rumah untuk menunggu istri saya bangun,” ujar pria yang berprofesi buruh serabutan ini.

    Jenazah Watiyem sendiri ditemukan tiga hari pasca pemukulan dalam kondisi membusuk. Kasat Reskrim Polres Bantul, Iptu Iqbal Satya Bimantara menerangkan setelah penemuan mayat pihaknya memastikan untuk mengetahui keberadaan suami korban. Diketahui Agus berniat untuk pergi ke Sragen dan meminta diantar oleh salah satu saudaranya. “Motif pelaku tidak terima istrinya minta cerai. Di malam kedua dan ketiga, Agus ini berpindah-pindah tempat menginap di temannya hingga kita amankan pada Selasa siang,” ujarnya.

    Agus dijerat pasal 44 ayat (3) Undang-undang Nomor 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun. Atau pasal 351 ayat KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara.

  • Pria di Tangsel Diculik hingga Dikeroyok, 6 Pelaku Ditangkap

    Pria di Tangsel Diculik hingga Dikeroyok, 6 Pelaku Ditangkap

    Tangerang Selatan

    Seorang pria di Cipondoh, Tangerang Selatan diculik sekelompok orang. Korban kemudian dikeroyok hingga mengalami luka-luka.

    Kasus ini dilaporkan oleh istri korban ke Polda Metro Jaya. Dalam laporannya, istri korban menerangkan bahwa suaminya pada 27 Januari 2025 pamit berangkat kerja.

    Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, korban tidak kunjung pulang ke rumahnya. Sang istri yang khawatir kemudian mengirimkan chat kepada suaminya itu.

    Saat itulah sang istri mengetahui bahwa suaminya disekap oleh para pelaku. Korban juga sempat video call dengan istrinya yang memperlihatkan wajahnya babak belur dan memar-memar sehabis dianiaya para pelaku.

    Korban diduga diculik para pelaku di depan sebuah minimarket di Cipondoh, Kota Tangerang Selatan, pada 27 Januari 2025.

    Mengetahui suaminya diculik dan disekap, istri lalu melapor ke polisi. Kini, enam pelaku telah ditangkap oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    “Benar, saat ini 6 pelaku sudah kami amankan,” kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rohim saat dihubungi detikcom, Rabu (13/2/205).

    Abdul Rohim belum merinci terkait kronologi dan identitas pelaku. Saat ini para pelaku masih dalam pemeriksaan di Subdit Jatanras Polda Metro Jaya.

    “Masih kami lakukan pengembangan, mohon waktu,” pungkasnya.

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengakuan Pembuat Siomay di Sleman yang Diduga Sebabkan Keracunan: Saya Benar-benar Tidak Tahu – Halaman all

    Pengakuan Pembuat Siomay di Sleman yang Diduga Sebabkan Keracunan: Saya Benar-benar Tidak Tahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi memeriksa delapan saksi terkait kasus keracunan yang terjadi di dua tempat di Sleman, DI Yogyakarta.

    Keracunan terjadi setelah warga menyantap hidangan pesta pernikahan di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, dan di acara arisan di Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati.

    Delapan orang saksi yang diperiksa tersebut termasuk pembuat siomay.

    Pasalnya, makanan siomay tersebut diduga menjadi penyebab ratusan warga alami keracunan.

    Demikian yang disampaikan Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo.

    “Sudah, sudah kami periksa (pembuat siomay).”

    “Semua penyelenggara, penyedia makanan juga kami periksa semua termasuk ada beberapa korban yang sudah sehat kami periksa.”

    “Kurang lebih ada 8 orang yang diperiksa,” ujarnya.

    Sementara itu, pembuat siomay yang bernama Pipit Rahayu meminta maaf kepada masyarakat.

    Pria yang membuat siomay sejak 2015 ini mengaku tak mengetahui kenapa banyak yang alami keracunan.

    “Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain.”

    “Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ucap Pipit, dikutip dari TribunJogja.com.

    Ia pun menceritakan, pada Sabtu (8/2/2025) lalu, ia menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan dan 30 porsi untuk acara arisan.

    Selain dua tempat, Pipit juga membuat siomay di tempat bazzar.

    Pipit mengaku, ia membuat adonan dua hari sebelum dihidangkan.

    “Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis, saya bikin (adonan) hari Senin Alhamdulillah baik-baik saja.”

    “Jadi adonan hari Kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian,” kata Pipit. 

    Sebelum membuat adonan, ia telah menyiapkan daging dan bumbu sesuai dengan takaran lalu diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

    Setelah itu, adonan langsung dimasukkan ke freezer sebelum diolah.

    “Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel. Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apapun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana,” ujar Pipit.  

    Ia juga ingin tahu, apa penyebab keracunan massal tersebut.

    “Saya juga pengen tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga pengen tahu,” imbuh dia. 

    Sementara adonan yang digunakan untuk bazar dibuat di hari Jumat dan hingga kini belum ada laporan keracunan.

    Kini, pihak kepolisian pun telah mengambil sejumlah sampel makanan untuk diuji di laboratorium, termasuk siomay yang dibuat Pipit.

    47 Orang Dirawat

    Diketahui, korban keracunan usai menyantap hidangan pesta pernikahan di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta mencapai ratusan orang.

    Dari data sementara, akumulasi jumlah korban ada 162 orang, tapi setelah divalidasi ternyata 148.

    Per Selasa (11/2/2025) siang, sudah tidak ada lagi warga yang datang ke posko penanganan korban keracunan.

    Kepala Puskesmas Tempel I, Diana Kusumawati menuturkan, hingga hari ini, masih ada 47 orang yang dirawat di rumah sakit.

    “Hari ini Alhamdulillah sudah landai, kasusnya juga sudah banyak berkurang. Hampir tidak ada kasus baru lagi.”

    “Mudah-mudahan sudah selesai tinggal menyelesaikan yang kemarin. Yang masih opname di rumah sakit 47 orang,” ujarnya, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa.

    Posko penanganan keracunan di Dusun Krasakan telah ditutup sebab sudah tak lagi ditemukan kasus keracunan baru.

    “Jadi nanti tinggal posko mandiri dari warga membantu warga yang bergejala.”

    “Karena kan masih ada yang dirawat di RS sehingga warga inisiatif memberikan makan karena aktivitas masih kesulitan,” jelasnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ratusan Orang Jadi Korban Keracunan di Sleman, Polisi Periksa 8 Saksi, Termasuk Penyaji Siomay

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin/Christi Mahatma Wardhani)

  • Temui Kapolri, PBNU Minta Berantas Kasus Kekerasan di Ponpes

    Temui Kapolri, PBNU Minta Berantas Kasus Kekerasan di Ponpes

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membahas soal kasus kekerasan di sektor pendidikan.

    Ketua PBNU Bidang Kesejahteraan Rakyat, Alissa Wahid mengatakan tujuan pertemuan antara pihaknya dengan Polri agar bisa meminimalisir kekerasan, khususnya di madrasah hingga pondok pesantren.

    “Beberapa isu utama yang tadi kami diskusikan ini adalah isu kekerasan di lembaga pendidikan,” ujarnya di Mabes Polri, Rabu (12/2/2025).

    Dia menambahkan, isu pemberantasan kekerasan di sektor pendidikan ini sudah menjadi fokus PBNU. Oleh karenanya, PBNU sudah memiliki peta jalan atau langkah konkret untuk memberantas kekerasan di lingkungan pendidikan.

    Nantinya, kata Alissa, salah satu implementasi kerja sama ini yaitu anggita kepolisian bakal ikut dilibatkan dalam pendidikan santri hingga pengelola pesantren atau madrasah.

    “Dan ketika ada kasus bagaimana kita menangani kasus ini, kerja sama dari NU dan kepolisian setempat itu, harapan kita akan membuat akselerasi ini cepat terjadi sehingga ada efek pencegahan juga,” pungkasnya.

    Di lain sisi, Kapolri Sigit menekankan bahwa pihaknya akan mendukung penuh upaya pemberantasan kekerasan di madrasah atau pesantren. Apalagi, saat ini Mabes Polri memiliki Direktorat Perempuan dan Anak (PPA).

    Sebagai tindak lanjutnya, Polri melalui Direktorat PPA hingga di level paling bawah Polsek dan Bhabinkamtibmas bakal memberikan literasi soal kekerasan.

    “Sehingga kita bergerak dari mulai hal-hal yang bersifat pemahaman, kemudian pencegahan, dan baru kemudian setelah itu penegak hukum,” ujar Sigit.

  • Polisi Curigai Beberapa Orang dalam Kasus Dugaan Pembunuhan Siswi SMA di Jombang

    Polisi Curigai Beberapa Orang dalam Kasus Dugaan Pembunuhan Siswi SMA di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Jombang diguncang kasus dugaan pembunuhan seorang siswi SMA kelas XII, Putri Regita Amanda (18). Dia ditemukan tewas di sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh. Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan dan telah mencurigai beberapa orang terkait kasus tersebut.

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki sejumlah orang yang dicurigai, namun belum bisa menyebutkan jumlah pasti karena kasus ini telah memasuki tahap penyidikan.

    “Ada beberapa yang kita curigai. Namun kalau jumlahnya tidak bisa kita sebutkan. Karena sudah masuk ranah penyidikan,” ujar Kapolres Jombang saat memberikan keterangan pada Rabu (12/10/2025).

    Kapolres memastikan bahwa pihak kepolisian bekerja cepat untuk mengungkap kasus ini guna memberikan keadilan bagi keluarga korban. “Doakan dalam waktu dekat segera terungkap,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, menyampaikan bahwa sedikitnya empat orang telah diperiksa dalam kasus ini. Satu di antaranya adalah orang yang pertama kali menemukan jasad korban mengambang di sungai.

    Tiga lainnya adalah teman korban yang berstatus pelajar salah satu SMK di Kecamatan Sumobito. Polisi juga telah meminta keterangan dari pihak keluarga.

    Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa korban terakhir kali terlihat pada Senin (10/2/2025) sore. Putri Regita Amanda sempat berpamitan kepada ayahnya untuk melakukan transaksi jual beli menggunakan sistem Cash on Delivery (COD). Namun, ia tidak menyebutkan dengan siapa akan bertemu.

    Korban berangkat dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario serta membawa ponsel sebagai alat komunikasi. Namun, sejak pukul 19.00 WIB, ponselnya tidak dapat dihubungi. Kondisi tersebut berlangsung hingga pukul 21.00 WIB.

    Pada pukul 01.00 WIB, ponsel korban sempat berdering, tetapi tidak diangkat. Keesokan paginya, pihak keluarga menerima kabar bahwa korban telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sungai.

    “Sepeda motor dan ponsel milik korban tidak kita temukan. Kemungkinan dibawa kabur oleh pelaku. Kita masih menyelidiki kasus ini, termasuk mengungkap dengan siapa korban melakukan COD,” jelas Margono.

    Hingga kini, polisi terus mengembangkan kasus ini untuk mengungkap motif di balik dugaan pembunuhan dan memastikan pihak yang bertanggung jawab segera diadili. [suf]

  • Gempar Pegawai Elon Musk Dapat Akses Sistem Pembayaran AS, Kok Bisa?    
        Gempar Pegawai Elon Musk Dapat Akses Sistem Pembayaran AS, Kok Bisa?

    Gempar Pegawai Elon Musk Dapat Akses Sistem Pembayaran AS, Kok Bisa? Gempar Pegawai Elon Musk Dapat Akses Sistem Pembayaran AS, Kok Bisa?

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu digegerkan oleh tindakan Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), yang dipimpin Elon Musk, dalam mengambil alih kendali atas sistem pembayaran pada Departemen Keuangan AS, yang membuka akses terhadap data pribadi jutaan warga AS.

    Pekan ini, seperti dilansir AFP, Rabu (12/2/2025), terungkap bahwa salah satu pegawai muda dari DOGE itu ternyata secara tidak sengaja mendapatkan akses, dengan opsi untuk mengubah data, ke dalam sistem pembayaran yang sangat sensitif tersebut.

    Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat Departemen Keuangan AS yang memberikan pernyataan di bawah sumpah kepada hakim federal AS pada Selasa (11/2) waktu setempat. Diketahui bahwa persoalan DOGE mengambil alih kendali sistem pembayaran Departemen Keuangan AS itu sempat memicu gugatan hukum.

    Gugatan diajukan oleh sejumlah serikat pekerja dan kelompok advokasi akar rumput AS ke pengadilan federal Washington DC pada awal Februari lalu.

    Pegawai-pegawai DOGE yang mayoritas berusia sangat muda — antara 19-24 tahun, dan diambil dari perusahaan Musk sendiri, menuai kritikan karena dinilai tidak berpengalaman dan tidak memiliki status pegawai federal untuk bisa mendapatkan akses ke sistem yang menangani pembayaran pemerintah AS senilai triliunan dolar Amerika dan berisi informasi pribadi jutaan warga AS.

    Presiden Donald Trump menugaskan Musk untuk mengurangi pengeluaran pemerintah AS sebagai pemimpin baru DOGE. Musk sendiri tidak mendapatkan status sebagai seorang pejabat federal AS atau pejabat yang dipilih oleh rakyat. Para pegawai DOGE juga bukan pegawai federal atau pegawai negeri AS.

    Pernyataan di bawah sumpah dari pejabat Departemen Keuangan AS bernama Joseph Gioeli menyebutkan bahwa seorang pegawai DOGE, Marko Elez, seharusnya mendapatkan akses read-only pada sistem pembayaran tersebut, di bawah pengawasan Biro Layanan Fiskal yang mengelola pembayaran dan penagihan.

    Namun Elez justru mendapatkan akses “read/write permissions” yang memungkinkan dilakukannya pengubahan data dalam sistem pembayaran tersebut.

    “Pada pagi hari tanggal 6 Februari, didapati bahwa akses database Tuan Elez kepada SPS (Sistem Pembayaran Aman) pada tanggal 5 Februari telah salah dikonfigurasi dengan read/write permissions, bukannya read-only,” sebut Gioeli dalam keterangan tertulisnya kepada hakim federal AS.

    “Investigasi forensik segera dimulai oleh administrator database untuk meninjau semua aktivitas yang dilakukan pada server dan database tersebut,” ujarnya.

    Penyelidikan awal, sebut Gioeli, menunjukkan semua interaksi yang dilakukan Elez dengan sistem SPS berlangsung dalam sesi yang diawasi dan “tidak ada tindakan tidak sah yang terjadi”.

    Elez disebut mendapatkan akses itu melalui komputer laptop milik Departemen Keuangan AS, yang sempat memicu kekhawatiran tentang keamanan data pribadi warga AS. Dia telah mengundurkan diri usai dikaitkan dengan akun sosial media yang rasis.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dua Minibus Adu Banteng di Pacitan, Ini Kronologisnya

    Dua Minibus Adu Banteng di Pacitan, Ini Kronologisnya

    Pacitan (Beritajatim.com) – Dua mobil minibus terlibat kecelakaan adu banteng di Jalan Pacitan-Ponorogo, tepatnya di Desa Kebondalem, Kecamatan Tegalombo, Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 04.15 WIB.

    Kecelakaan melibatkan Daihatsu Gran Max warna silver metalik dengan nomor polisi B 1310 ROZ, yang dikemudikan Fauzi Fadhulloh (27), warga Madiun, dengan Suzuki Carry warna hitam-kuning bernomor polisi AD 8460 EF, yang dikemudikan Muhammad Hanafi (46), warga Wonogiri.

    Menurut keterangan pihak kepolisian, kecelakaan terjadi saat Daihatsu Gran Max melaju dari arah Ponorogo menuju Pacitan. Saat di lokasi kejadian, kendaraan tersebut diduga terlalu ke kanan, hingga melewati marka jalan. Nah, pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju Suzuki Carry. Tabrakan pun tak terhindarkan antara kedua kendaraan tersebut.

    “Kecelakaan terjadi tepat di tikungan, sehingga jarak pandang terbatas,” ujar AKP Dwi Purwanto, Rabu siang.

    Akibat kecelakaan ini, kedua pengemudi mengalami luka ringan di bagian lengan dan dada. Keduanya pun langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan setempat.

    “Korban langsung dibawa ke Puskesmas Kedungbendo, Arjosari,” tambahnya.

    Insiden ini, sempat menyebabkan kemacetan di lokasi kejadian. Sebab, posisi kedua kendaraan berada di tengah jalan. Banyak warga yang berhenti untuk melihat kejadian tersebut. Kerugian materi akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp15 juta. [end/beq]

  • Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Persawahan Jombang, Polisi Lakukan Penyelidikan

    Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Persawahan Jombang, Polisi Lakukan Penyelidikan

    Jombang (beritajatim.com) – Jombang kembali digegerkan dengan penemuan mayat. Kali ini mayat tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi persawahan perbatasan antara Desa Dukuharum dan Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Rabu (12/2/2025) siang.

    Ini merupakan kasus kedua dalam dua hari terakhir setelah sebelumnya ditemukan mayat perempuan di sungai Desa Pacarpeluk yang diduga korban pembunuhan.

    Mayat yang belum diketahui identitasnya atau Mr X pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Alimin. Saat itu, Alimin yang hendak pergi ke sawah melihat sosok menyerupai badan manusia di saluran irigasi persawahan. Setelah didekati, ia menyadari bahwa itu adalah mayat dalam posisi sujud tanpa kepala.

    “Tadinya saat mau mencari ikan di sawah, awalnya saya kira orang-orangan. Kemudian saya dekati, ternyata manusia. Lalu saya laporkan ke perangkat desa,” ujar Alimin di lokasi kejadian.

    Setelah mendapat laporan, warga sekitar bersama perangkat desa segera menghubungi pihak berwenang. Tak lama berselang, kepolisian datang ke lokasi untuk mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta melakukan pemeriksaan awal. Pihak kepolisian juga memasang garis polisi guna membatasi area dari kerumunan warga yang semakin banyak berdatangan.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang turut membantu evakuasi mayat. Sejumlah saksi di lokasi mengaku terkejut karena kondisi tubuh mayat yang masih utuh kecuali bagian kepala yang hilang. “Kaget ternyata kepalanya tidak ada, tapi tangan sama kaki masih ada,” tambah Alimin.

    Saat ini, mayat telah dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pihak kepolisian masih berupaya mengungkap identitas korban dan penyebab pasti kematian.

    Kasi Humas Polres Jombang, AKP Kasnasin, membenarkan adanya temuan mayat tersebut. Namun, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut karena masih dalam proses identifikasi. “Benar ada temuan mayat lagi,” katanya singkat.

    Hingga kini, polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan penemuan mayat perempuan di sungai sehari sebelumnya. Warga setempat diminta tetap waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan hal mencurigakan di sekitar wilayah mereka. [suf]