Kementrian Lembaga: Polisi

  • Warga Sebut Ponpes di Serang Tak Dirusak Saat Pembakar Ternak Ayam Ditangkap

    Warga Sebut Ponpes di Serang Tak Dirusak Saat Pembakar Ternak Ayam Ditangkap

    Serang

    Warga Kampung Anyar, Desa Cipayung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang mengatakan tidak ada perusakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadus Solihin saat penangkapan pembakar kandang ternak ayam. Warga memastikan kabar pesantren dirusak tidak benar alias hoax.

    Ketua RT setempat, Sahri, menunjukkan Ponpes Riyadus Solihin yang terbuat dari bilik bambu dan papan. Sahri mengatakan dirinya langsung berbincang dengan pimpinan Ponpes Riyadus Solihin bernama Ustaz Saepi ketika mendengar kabar penangkapan pelaku pembakaran kandang ternak ayam di Padarincang pada Jumat (7/2).

    “Saya sebagai RT setempat Kampung Anyar, saya udah ketemu sama pimpinan pondok pesantren Pak Ustad Saepi bahwa di kobong Riyadus Solihin nggak ada pengrusakan kobong,” kata Sahri, Rabu (12/2/2025).

    Kobong yang dimaksud Sahri ialah sebutan dari warga sekitar untuk Ponpes Riyadus Solihin. Di pesantren tradisional ini, santri bisa bolak-balik ke pesantren dan tinggal di lokasi sederhana.

    “Semuanya dari bambu, sederhana,” ujarnya.

    Sahri mengatakan langsung berbincang dengan pimpinan Ponpes Riyadus Solihin, Ustaz Saepi, saat mendengar kabar penangkapan pelaku pembakaran kandang ternak ayam pada Jumat (7/2). (Bahtiar R/detikcom)

    Saat detikcom mendatangi Ponpes Riyadus Solihin, Ustaz Saepi sebagai pengasuh ponpes sedang keluar kota.

    Sahri pastikan tidak ada ruang bangunan pesantren yang rusak. Dia mengatakan bangunan pesantren terlihat rapuhkarena dibangun dari bambu, bukan karena perusakan.

    “Ini sudah rapuh, ini (kan) pesantren salafi,” paparnya.

    Di lokasi yang sama, tokoh masyarakat setempat Daud Hadoroqi menambahkan, ponpes dalam kondisi utuh dan tidak ada kerusakan. Dia mengatakan bangunan ponpes memang sederhana karena pesantren ini disebut pesantren salafi atau biasa disebut kobong.

    “Intinya mah keadaan pondok ini dalam keadaan utuh,” ucap Daud.

    Dia menepis kabar yang beredar di media sosial (medsos), terutama terjadinya perusakan saat ditangkapnya tersangka pembakaran kandang ternak ayam. Ia berharap informasi itu tidak menganggu keadaan masyarakat Padarincang.

    “Yang beredar di sosmed itu hoaks,” ungkap Daud.

    Tokoh masyarakat setempat Daud Hadoroqi menepis kabar terjadi perusakan saat ditangkapnya tersangka pembakaran kandang ternak ayam (Bahtiar R/detikcom)

    Polisi Pastikan Tak Salahi Aturan Penangkapan

    Sebelumnya, Dirkrimum Polda Banten Kombes Dian Setyawan menepis narasi di medsos yang menyebut terjadi kesalahan prosedur saat penangkapan 11 tersangka pembakaran peternakan ayam PT Sinar Ternak Sejahtera (PT STS). Ia menyebut ada narasi penangkapan tersangka dengan cara melakukan pengrusakan ke pesantren.

    “Begitu pasca-penangkapan, mungkin rekan-rekan media monitor, terkait kita melakukan penangkapan, yaitu dengan melakukan pengrusakan pondok pesantren, itu adalah kami pastikan hoaks. Karena kita langsung datang ke lokasi penangkapan, tidak ada kita melakukan pengrusakan pondok pesantren,” kata Dian kepada wartawan di Mapolda Banten, Senin (10/2).

    Bahkan, sebelum melakukan penangkapan ia melakukan klarifikasi dan komunikasi dengan pemilik pondok pesantren. Khususnya saat melakukan penangkapan terhadap tersangka yang berstatus anak di bawah umur.

    “Kami nyatakan bahwa tidak ada kejadian pengrusakan di pondok pesantren tersebut pada saat penangkapan 5 orang pelaku yang di bawah umur,” ujarnya.

    Dia mengatakan pihaknya mengusut pembakaran ternak ayam di Padarincang atas laporan dari masyarakat dan tidak ada upaya kriminalisasi. Peran-peran pelaku pun terlihat karena ada video yang tersebar.

    “Nampak semua pelaku di situ dengan peran masing-masing,” ujarnya.

    (jbr/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polri Kantongi Bukti Kuat Pemalsuan Dokumen SHGB oleh Kades Kohod – Halaman all

    Polri Kantongi Bukti Kuat Pemalsuan Dokumen SHGB oleh Kades Kohod – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti kuat terkait dugaan pemalsuan dokumen Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) pagar laut di Tangerang yang melibatkan Kepala Desa (Kades) Kohod.

    Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro, mengatakan bahwa dalam penggeledahan di kediaman dan kantor Kepala Desa Kohod, tim penyidik berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan untuk melakukan pemalsuan dokumen.

    Barang bukti yang disita meliputi satu unit printer, satu unit layar monitor, keyboard, stempel sekretariat Desa Kohod, serta berbagai peralatan lainnya.

    “Kami menduga alat-alat tersebut digunakan untuk memalsukan dokumen dan surat-surat lainnya. Kami juga menemukan sisa kertas yang identik dengan yang digunakan untuk membuat warkah,” ujar Djuhandani di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).

    Kades dan Sekretaris Desa Akui Penggunaan Barang Bukti

    Menurut Djuhandani, Kepala Desa dan Sekretaris Desa Kohod telah memberikan keterangan kepada penyidik bahwa barang bukti yang ditemukan memang digunakan dalam praktik pemalsuan dokumen.

    Selain itu, penyidik juga menyita tiga lembar surat keputusan kepala desa, rekapitulasi permohonan dana transaksi Desa Kohod, serta beberapa nomor rekening yang terkait dengan kasus ini.

    “Hasil temuan ini sudah diajukan ke laboratorium forensik untuk diperiksa lebih lanjut. Ini adalah perkembangan terbaru dari hasil penggeledahan yang kami lakukan,” tambahnya.

    Dari dokumen yang disita, diketahui bahwa surat-surat yang diterbitkan digunakan sebagai syarat permohonan pembuatan warkah kepemilikan tanah. Sejumlah nama warga bahkan dicatut dalam pemalsuan dokumen SHGB tersebut.

    “Padahal, warga Desa Kohod yang namanya dicatut tidak mengetahui dan tidak memiliki atau menguasai tanah tersebut,” jelas Djuhandani.

    Kasus Naik ke Tahap Penyidikan

    Berdasarkan hasil gelar perkara, kepolisian menemukan adanya unsur pidana dalam kasus pemalsuan dokumen ini. Oleh karena itu, penyidik meningkatkan status kasus ke tahap penyidikan.

    Kasus ini bermula dari laporan tipe A dengan terlapor berinisial AR dan beberapa orang lainnya.

    Sebelum gelar perkara dilakukan, penyidik telah memeriksa lima saksi, yaitu:

    Satu orang dari kantor jasa surveyor berlisensi, Raden Lukman, dua orang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), satu orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan seorang dari Bappeda Kabupaten Tangerang.

    Selain itu, penyidik juga melakukan penyelidikan terhadap 10 dari 263 berkas warkah penerbitan sertifikat yang diserahkan oleh Kementerian ATR/BPN dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang.

    Polri: Penyidikan Berjalan Sesuai Prosedur

    Secara terpisah, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa sejak 10 Januari 2025, Direktorat Dittipidum Bareskrim Polri telah mengeluarkan Surat Perintah Penyelidikan dan Surat Perintah Penugasan.

    “Proses penyelidikan terus berlangsung. Kemarin juga sudah disampaikan oleh Dirtipidum bahwa akan dilakukan gelar perkara,” ujarnya.

    Trunoyudo mengimbau masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

    “Kami akan menyampaikan perkembangan terbaru setelah semua tahapan penyelidikan selesai dilakukan,” pungkasnya. (Tribunnews.com/Reynas Abdila)

     

  • China Tegaskan Gaza Milik Palestina, Tolak Pemindahan Paksa    
        China Tegaskan Gaza Milik Palestina, Tolak Pemindahan Paksa

    China Tegaskan Gaza Milik Palestina, Tolak Pemindahan Paksa China Tegaskan Gaza Milik Palestina, Tolak Pemindahan Paksa

    Beijing

    China kembali menegaskan penolakan terhadap apa yang mereka sebut sebagai “pemindahan paksa” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Beijing bahkan menegaskan bahwa Jalur Gaza merupakan milik rakyat Palestina.

    Penegasan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (12/2/2025), disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, ketika ditanya oleh wartawan dalam konferensi pers soal rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza ke negara-negara lainnya.

    “Gaza adalah milik rakyat Palestina dan merupakan bagian integral dari wilayah Palestina,” ucap Guo dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu (12/2) waktu setempat.

    “Kami menentang pemindahan paksa warga Gaza,” tegasnya merujuk pada posisi pemerintah China dalam persoalan ini.

    Trump mengejutkan dunia dengan mencetuskan gagasan kontroversial pekan lalu agar AS “mengambil alih” Gaza, dan bahkan mengusulkan “kepemilikan” atas Gaza. Dia membayangkan AS akan membangun kembali secara ekonomi wilayah yang hancur akibat perang itu.

    Namun rencana Trump itu hanya dilakukan setelah merelokasi sebanyak 2,2 juta jiwa penduduk Gaza ke negara-negara lainnya, seperti Yordania dan Mesir, tanpa ada rencana bagi mereka untuk kembali tinggal di sana.

    Gagasan Trump itu langsung menuai penolakan dunia, termasuk pemerintah China yang pekan lalu menyatakan pihaknya menentang rencana pemindahan paksa terhadap warga Gaza.

    Beijing juga mengharapkan semua pihak akan berpegang teguh pada gencatan senjata dan pemerintahan pascaperang sebagai peluang membawa masalah Palestina pada jalur penyelesaian politik yang benar berdasarkan solusi dua negara.

    Kecaman dan penolakan dunia itu seolah tak dipedulikan Trump, dengan baru-baru ini, dia menyebut Gaza sebagai lokasi “pengembangan real estate untuk masa depan”, dan menegaskan warga Palestina tidak memiliki hak untuk kembali berdasarkan rencana pengambilalihan yang dilakukan AS.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kronologi Penemuan Jasad Termutilasi di Jombang, Kondisi Tanpa Kepala dan Busana – Halaman all

    Kronologi Penemuan Jasad Termutilasi di Jombang, Kondisi Tanpa Kepala dan Busana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Jombang – Penemuan jasad tanpa kepala di area irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, mengejutkan warga setempat.

    Jasad berjenis kelamin laki-laki ini ditemukan, pada Rabu (12/2/2025) pagi, oleh seorang warga yang sedang mencari ikan.

    Jasad ditemukan dalam kondisi telungkup, tanpa kepala dan busana.

    Kepala Dusun Dukuhmireng, Retno Handayani, mengkonfirmasi penemuan tersebut.

    “Tanpa kepala dan tanpa busana. Jasad laki-laki ini sudah dalam kondisi membusuk,” ujarnya.

    Setelah menerima laporan, pihak kepolisian segera menuju lokasi untuk melakukan evakuasi.

    Jasad tersebut dibawa ke RSUD Jombang untuk dilakukan visum.

    Pengumpulan Bukti

    Pihak kepolisian masih mencari keterangan dari saksi-saksi, termasuk pemilik sawah di dekat lokasi penemuan.

    “Kami sudah menyebar anggota untuk memastikan apakah ada keluarga yang hilang atau tidak pulang,” tambah Kapolres.

    Ia juga mengungkapkan bahwa jasad tersebut diperkirakan sudah lebih dari dua hari di lokasi, meskipun belum mengeluarkan bau menyengat.

    “Belum bisa dipastikan berapa usianya, mungkin sekitar 20 sampai 30 tahun,” pungkasnya.

    (TribunJatim.com/Anggit Puji Widodo)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur    
        Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur

    Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur Houthi Ancam Serang Israel Jika Gaza Kembali Digempur

    Sanaa

    Kelompok Houthi, yang bermarkas di Yaman, mengancam akan menyerang Israel jika negara itu kembali melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza dan tidak berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

    “Tangan kami ada pada pelatuk dan kami siap untuk segera melakukan eskalasi melawan musuh Israel jika eskalasi kembali terjadi di Jalur Gaza,” kata pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi, dalam pidato terbarunya yang disiarkan televisi yang dikelola kelompok itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (12/2/2025).

    Houthi telah melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal lainnya di Laut Merah, yang mengganggu jalur pelayaran global. Kelompok yang didukung Iran itu menyebut serangannya sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang diserang Israel.

    Houthi juga melancarkan serangan rudal dan drone ke arah wilayah Israel, yang berjarak ratusan kilometer di sebelah utara Yaman.

    Kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 19 Januari lalu tampak semakin rapuh setelah Hamas mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel dan menuduh Tel Aviv telah melanggar gencatan senjata itu.

    Merespons pengumuman Hamas itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengakhiri gencatan senjata yang rapuh di Jalur Gaza dan militer Tel Aviv akan melanjutkan serangan terhadap daerah kantong Palestina tersebut hingga Hamas dikalahkan.

    “Menyoroti pengumuman Hamas mengenai keputusannya melanggar perjanjian dan tidak membebaskan para sandera kami, tadi malam saya memerintahkan (militer Israel) untuk mengumpulkan pasukan di dalam dan di sekitar Jalur Gaza,” kata Netanyahu setelah menggelar rapat kabinet keamanan.

    “Operasi ini sedang berlangsung saat ini. Itu akan diselesaikan dalam waktu dekat,” ujarnya.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan menginstruksikan pasukan militer negara itu untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Jalur Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.

    Tak lama setelah pernyataan Netanyahu itu, Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata Gaza, dengan mengatakan kelompoknya menuntut Israel untuk bertanggung jawab atas segala “komplikasi atau penundaan” yang terjadi.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polisi Periksa 5 Orang Saksi soal Kasus Nenek yang Tewas Terikat di Bekasi – Halaman all

    Polisi Periksa 5 Orang Saksi soal Kasus Nenek yang Tewas Terikat di Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi terus menyelidiki kasus tewasnya seorang nenek berinisial B (72) di kediamannya yang juga merupakan toko kelontong di Jalan Pulo Rengas RT 07 RW 03, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/2/2025) dini hari.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar berujar, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi terkait tewasnya korban yang ditemukan dalam keadaan terikat kain.

    “Terkini ada lima saksi yang sudah diperiksa,” kata Kompol Onkoseno saat dikonfirmasi awak media, Rabu (12/2/2025), dilansir Tribun Bekasi.

    Ia menyebut, lima orang saksi yang dimintai keterangan adalah warga sekitar dan keluarga korban.

    Diberitakan sebelumnya, menurut warga sekitar bernama Sunari (40), nenek tersebut sempat menjadi korban pencurian di rumahnya pada tahun 2024 lalu.

    “Yang saya tahu udah dua kali ini, saya tahu dua kali, pertama bulan puasa dulu 2024 duit hilang, infonya Rp30 juta,” ucap Sunari saat diwawancarai awak media, Selasa (11/2/2025).

    Ia menyebut, kejadian pencurian yang terjadi pada tahun lalu berbeda dengan yang terjadi pada Senin lalu.

    Pasalnya, saat peristiwa itu terjadi pada tahun lalu, korban tengah tertidur dan ketika bangun saat pagi hari baru mengetahui uang miliknya raib.

    “Kalau sekarang kejadian tidak tahu kerugian uangnya, kalau tahun 2024 itu waktu bangun tidur buka kotak tabungan udah tidak ada, kalau yang dulu tidak ada kekerasan,” ungkapnya.

    Diketahui, korban tewas di rumah sekaligus tokonya setelah menjadi korban perampokan.

    Dugaan itu muncul setelah Kapolsek Cabang Bungin, AKP Basuni, mengatakan soal adanya sejumlah barang milik korban yang hilang setelah kejadian berlangsung.

    Namun, Basuni belum bisa memastikan secara detail apa saja barang korban yang hilang.

    “Harta yang hilang rokok dan uang pun di laci tidak seberapa, selebihnya masih penyelidikan,” tutur Basuni.

    Kronologi Kejadian

    Basuni mengungkapkan, berdasarkan keterangan warga, kejadian berawal pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 23.59 WIB.

    Saat itu terdapat seorang laki-laki keluar dari toko korban yang awalnya sudah ditutup kira-kira pukul 21.00 WIB.

    Lalu ada dua orang lain yang berboncengan menggunakan sepeda motor menghampiri satu orang yang sudah keluar dari toko tersebut.

    Curiga dengan hal itu, seorang saksi yang saat kejadian tengah makan di warung pecel lele dengan posisi persis di depan rumah korban sontak teriak ‘Maling!’ untuk meminta pertolongan warga. 

    “Dua orang yang naik kendaraan roda dua langsung nyamperin satu orang lagi langsung kabur setelah saksi berteriak maling,” jelasnya.

    Guna memastikan apa yang terjadi, jelas Basuni, sejumlah tetangga, seorang keponakan korban, hingga saksi yang berteriak maling itu langsung memasuki kediaman B.

    “Setelah itu orang yang melihat itu langsung masuk (rumah korban) setelah sampai di ruko, almarhumah kondisi kaki terikat kain, tangan terikat kain, dan leher terikat,” tuturnya.

    Namun, Basuni mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui penyebab pasti tewasnya nenek yang tinggal seorang diri itu.

    “Kami belum tahu secara rinci karena masih dalam penyelidikan, hanya saja pas di dalam lokasi kejadian kondisi korban sudah dalam terikat,” ucapnya.

    AKP Basuni menyatakan, pihaknya sudah membawa sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian untuk mengungkap fakta kasus ini.

    Berdasarkan barang bukti yang diamankan, pihaknya memastikan tidak ada senjata tajam (sajam) yang ditemukan.

    Bukan hanya itu, dua saksi terkait kasus ini sudah diperiksa jajarannya.

    “Ketika di lokasi kejadian, polisi memastikan tidak ditemukan barang bukti ada kaitannya dengan senjata tajam, tidak ada barang sajam yang melekat di korban itu, barang bukti hanya kain saja yang di leher, kaki, dan tangan,” terangnya.

    Setelah kejadian, AKP Basuni menyebut, jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Sementara itu,  Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Pol Hery Wijatmoko mengatakan, pihaknya sudah memeriksa jenazah korban pada pukul 09.00 WIB.

    Pada pukul 13.30 WIB, jenazah korban sudah diserahkan ke keluarga dan sudah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pulorengas Sindang Jaya.

    “Sudah diperiksa dan sudah diserahkan ke keluarga, selanjutnya tengah ditangani penyidik,” ucap Hery.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul: Polisi Periksa Lima Orang Saksi Telusuri Identitas Kawanan Perampok yang Bunuh Nenek Bimih di Bekasi.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunBekasi.com/Rendy Rutama)

  • Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pelaku pembunuhan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Prasetyo (40) sempat meninggalkan istrinya yang terluka dihantam linggis untuk menonton pertandingan voli. Agus yang kalut mengetahui darah berceceran setelah melakukan pemukulan terhadap istrinya, mengira bahwa korban hanya pingsan.

    Ketika dihadirkan di Polres Bantul pada Selasa (11/2/2025), Agus mengaku gelap mata saat memukul bagian belakang kepala istrinya Watiyem (33) karena yang bersangkutan meminta kartu keluarga untuk mengajukan cerai. “Saya tidak berniat membunuh. Kami sudah pisah ranjang selama tiga tahun dan tiba-tiba meminta cerai. Saya kasihan dengan kehidupan anak-anak. Saya spontan ambil linggis dan menghantamkan ke bagian belakang kepala,” kata Agus.

    Kasus pembunuhan Watiyem ini sempat menggegerkan warga di Dusun Karangjati Rt.04, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan. Berawal dari kakak korban dari Kulon Progo yang mencari sepeda motor yang dipinjam adiknya pada Selasa (4/2/2025). Saat di rumah pelaku, kakak korban mendapati bau busuk dari dalam rumah. Bersama polisi dan masyarakat, didapati tubuh kaku Watiyem tertekuk dalam bungkusan terpal terikat di dapur. Sedangkan Agus, sejak Minggu (2/2/2025) diketahui pergi dan berselang satu jam setelah penemuan mayat ditangkap di rumah temannya.

    Sebelum menonton voli, Agus meyakini istrinya hanya pingsan karena pada bagian kepala yang dipukul belum keluar darah. Saat kembali ke rumah, dirinya merasa panik karena banyak darah berceceran dan istrinya telah meninggal. “Saya panik dan tidak ingin perbuatan saya diketahui orang. Saya lantas membungkusnya dan membersihkan darah dengan air bercampur pewangi. Saya, Sabtu malam sempat tidur di rumah untuk menunggu istri saya bangun,” ujar pria yang berprofesi buruh serabutan ini.

    Jenazah Watiyem sendiri ditemukan tiga hari pasca pemukulan dalam kondisi membusuk. Kasat Reskrim Polres Bantul, Iptu Iqbal Satya Bimantara menerangkan setelah penemuan mayat pihaknya memastikan untuk mengetahui keberadaan suami korban. Diketahui Agus berniat untuk pergi ke Sragen dan meminta diantar oleh salah satu saudaranya. “Motif pelaku tidak terima istrinya minta cerai. Di malam kedua dan ketiga, Agus ini berpindah-pindah tempat menginap di temannya hingga kita amankan pada Selasa siang,” ujarnya.

    Agus dijerat pasal 44 ayat (3) Undang-undang Nomor 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun. Atau pasal 351 ayat KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara.

  • Pria di Tangsel Diculik hingga Dikeroyok, 6 Pelaku Ditangkap

    Pria di Tangsel Diculik hingga Dikeroyok, 6 Pelaku Ditangkap

    Tangerang Selatan

    Seorang pria di Cipondoh, Tangerang Selatan diculik sekelompok orang. Korban kemudian dikeroyok hingga mengalami luka-luka.

    Kasus ini dilaporkan oleh istri korban ke Polda Metro Jaya. Dalam laporannya, istri korban menerangkan bahwa suaminya pada 27 Januari 2025 pamit berangkat kerja.

    Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, korban tidak kunjung pulang ke rumahnya. Sang istri yang khawatir kemudian mengirimkan chat kepada suaminya itu.

    Saat itulah sang istri mengetahui bahwa suaminya disekap oleh para pelaku. Korban juga sempat video call dengan istrinya yang memperlihatkan wajahnya babak belur dan memar-memar sehabis dianiaya para pelaku.

    Korban diduga diculik para pelaku di depan sebuah minimarket di Cipondoh, Kota Tangerang Selatan, pada 27 Januari 2025.

    Mengetahui suaminya diculik dan disekap, istri lalu melapor ke polisi. Kini, enam pelaku telah ditangkap oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    “Benar, saat ini 6 pelaku sudah kami amankan,” kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rohim saat dihubungi detikcom, Rabu (13/2/205).

    Abdul Rohim belum merinci terkait kronologi dan identitas pelaku. Saat ini para pelaku masih dalam pemeriksaan di Subdit Jatanras Polda Metro Jaya.

    “Masih kami lakukan pengembangan, mohon waktu,” pungkasnya.

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengakuan Pembuat Siomay di Sleman yang Diduga Sebabkan Keracunan: Saya Benar-benar Tidak Tahu – Halaman all

    Pengakuan Pembuat Siomay di Sleman yang Diduga Sebabkan Keracunan: Saya Benar-benar Tidak Tahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi memeriksa delapan saksi terkait kasus keracunan yang terjadi di dua tempat di Sleman, DI Yogyakarta.

    Keracunan terjadi setelah warga menyantap hidangan pesta pernikahan di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, dan di acara arisan di Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati.

    Delapan orang saksi yang diperiksa tersebut termasuk pembuat siomay.

    Pasalnya, makanan siomay tersebut diduga menjadi penyebab ratusan warga alami keracunan.

    Demikian yang disampaikan Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo.

    “Sudah, sudah kami periksa (pembuat siomay).”

    “Semua penyelenggara, penyedia makanan juga kami periksa semua termasuk ada beberapa korban yang sudah sehat kami periksa.”

    “Kurang lebih ada 8 orang yang diperiksa,” ujarnya.

    Sementara itu, pembuat siomay yang bernama Pipit Rahayu meminta maaf kepada masyarakat.

    Pria yang membuat siomay sejak 2015 ini mengaku tak mengetahui kenapa banyak yang alami keracunan.

    “Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain.”

    “Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ucap Pipit, dikutip dari TribunJogja.com.

    Ia pun menceritakan, pada Sabtu (8/2/2025) lalu, ia menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan dan 30 porsi untuk acara arisan.

    Selain dua tempat, Pipit juga membuat siomay di tempat bazzar.

    Pipit mengaku, ia membuat adonan dua hari sebelum dihidangkan.

    “Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis, saya bikin (adonan) hari Senin Alhamdulillah baik-baik saja.”

    “Jadi adonan hari Kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian,” kata Pipit. 

    Sebelum membuat adonan, ia telah menyiapkan daging dan bumbu sesuai dengan takaran lalu diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

    Setelah itu, adonan langsung dimasukkan ke freezer sebelum diolah.

    “Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel. Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apapun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana,” ujar Pipit.  

    Ia juga ingin tahu, apa penyebab keracunan massal tersebut.

    “Saya juga pengen tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga pengen tahu,” imbuh dia. 

    Sementara adonan yang digunakan untuk bazar dibuat di hari Jumat dan hingga kini belum ada laporan keracunan.

    Kini, pihak kepolisian pun telah mengambil sejumlah sampel makanan untuk diuji di laboratorium, termasuk siomay yang dibuat Pipit.

    47 Orang Dirawat

    Diketahui, korban keracunan usai menyantap hidangan pesta pernikahan di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta mencapai ratusan orang.

    Dari data sementara, akumulasi jumlah korban ada 162 orang, tapi setelah divalidasi ternyata 148.

    Per Selasa (11/2/2025) siang, sudah tidak ada lagi warga yang datang ke posko penanganan korban keracunan.

    Kepala Puskesmas Tempel I, Diana Kusumawati menuturkan, hingga hari ini, masih ada 47 orang yang dirawat di rumah sakit.

    “Hari ini Alhamdulillah sudah landai, kasusnya juga sudah banyak berkurang. Hampir tidak ada kasus baru lagi.”

    “Mudah-mudahan sudah selesai tinggal menyelesaikan yang kemarin. Yang masih opname di rumah sakit 47 orang,” ujarnya, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa.

    Posko penanganan keracunan di Dusun Krasakan telah ditutup sebab sudah tak lagi ditemukan kasus keracunan baru.

    “Jadi nanti tinggal posko mandiri dari warga membantu warga yang bergejala.”

    “Karena kan masih ada yang dirawat di RS sehingga warga inisiatif memberikan makan karena aktivitas masih kesulitan,” jelasnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ratusan Orang Jadi Korban Keracunan di Sleman, Polisi Periksa 8 Saksi, Termasuk Penyaji Siomay

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin/Christi Mahatma Wardhani)

  • Temui Kapolri, PBNU Minta Berantas Kasus Kekerasan di Ponpes

    Temui Kapolri, PBNU Minta Berantas Kasus Kekerasan di Ponpes

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membahas soal kasus kekerasan di sektor pendidikan.

    Ketua PBNU Bidang Kesejahteraan Rakyat, Alissa Wahid mengatakan tujuan pertemuan antara pihaknya dengan Polri agar bisa meminimalisir kekerasan, khususnya di madrasah hingga pondok pesantren.

    “Beberapa isu utama yang tadi kami diskusikan ini adalah isu kekerasan di lembaga pendidikan,” ujarnya di Mabes Polri, Rabu (12/2/2025).

    Dia menambahkan, isu pemberantasan kekerasan di sektor pendidikan ini sudah menjadi fokus PBNU. Oleh karenanya, PBNU sudah memiliki peta jalan atau langkah konkret untuk memberantas kekerasan di lingkungan pendidikan.

    Nantinya, kata Alissa, salah satu implementasi kerja sama ini yaitu anggita kepolisian bakal ikut dilibatkan dalam pendidikan santri hingga pengelola pesantren atau madrasah.

    “Dan ketika ada kasus bagaimana kita menangani kasus ini, kerja sama dari NU dan kepolisian setempat itu, harapan kita akan membuat akselerasi ini cepat terjadi sehingga ada efek pencegahan juga,” pungkasnya.

    Di lain sisi, Kapolri Sigit menekankan bahwa pihaknya akan mendukung penuh upaya pemberantasan kekerasan di madrasah atau pesantren. Apalagi, saat ini Mabes Polri memiliki Direktorat Perempuan dan Anak (PPA).

    Sebagai tindak lanjutnya, Polri melalui Direktorat PPA hingga di level paling bawah Polsek dan Bhabinkamtibmas bakal memberikan literasi soal kekerasan.

    “Sehingga kita bergerak dari mulai hal-hal yang bersifat pemahaman, kemudian pencegahan, dan baru kemudian setelah itu penegak hukum,” ujar Sigit.