Kementrian Lembaga: Polisi

  • Motif Kanit Reskrim Ipda Ahmad dan 2 Banpol Aniaya Siswa SMA di Asahan, Terungkap Hubungan Ketiganya – Halaman all

    Motif Kanit Reskrim Ipda Ahmad dan 2 Banpol Aniaya Siswa SMA di Asahan, Terungkap Hubungan Ketiganya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Akhirnya terungkap motif dan sosok tersangka dalam kasus penganiayaan yang menewaskan siswa SMA, Pandu Brata Siregar di Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

    Dalam kasus tersebut, aparat menetapkan tiga orang tersangka, di antaranya Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat, Ipda Ahmad Efendi, dan dua warga sipil masing-masing bernama Dimas alias Bagol serta Yudi Siswoyo.

    Ketiga tersangka dijerat pasal 80 ayat (3) UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 3 miliar.

    Selain itu, para tersangka pun dijerat pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP, dengan ancaman maksimal 12 tahun subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman penjara paling lama tujuh tahun.

    Selain menangkap para pelaku, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti, berupa tiga unit sepeda motor, satu senjata api revolver milik tersangka Ipda Ahmad Efendi, senter, ponsel, dua celana, dua kaos, dan sepasang sandal.

    “Kami juga sudah melakukan serangkaian kegiatan, pemeriksaan saksi yang nanti akan dikuatkan dengan saksi ahli, kami juga sudah melakukan ekshumasi atau bedah mayat terhadap korban, prarekontruksi di TKP, kami telah menyita alat bukti, gelar perkara, meminta keterangan tersangka, dan kami akan melakukan pemberkasan untuk diserahkan ke Jaksa,” kata Kombes Sumaryono dalam press release di Aula Wira Satya, Polres Asahan, Selasa (18/3/2025).

    Motif Tiga Tersangka

    Kombes Sumaryono mengungkap bila motif penganiayaan yang dilakukan para tersangka karena kesal terhadap korban yang menendang serta meludah ke arah para pelaku saat hendak diamankan.

    “Motifnya kesal karena ditendang dan diludahi saat hendak diamankan,” kata Kombes Sumaryono.

    Disinggung soal keterangan yang sebelumnya menyebut korban merupakan seorang yang terpengaruh dalam narkotika, Kombes Sumaryono mengaku belum dapat menjelaskan hal tersebut.

    “Kami sudah mengambil beberapa sampel organ, seperti kata Kabid Labor tadi, organ itu saat ini sedang dalam proses pemeriksaan. Nanti, hasilnya pasti akan kita sampaikan ke kawan-kawan. Intinya, ini masih berproses,” ungkapnya.

    Dua Tersangka Berstatus Banpol

    Kombes Sumaryono pun mengungkap peran dua warga sipil dalam penganiayaan yang menewaskan Pandu Brata Siregar.

    Keduanya diketahui berstatus Banpol (Bantuan Polisi) di Polsek Simpang Empat, Asahan.

    Menurutnya, kedua orang tersangka warga sipil, Dimas alias Bagol dan Yudi Siswoyo adalah anggota IPDA Ahmad Efendi yang bertugas sebagai bantuan polisi (Banpol) Polsek Simpang Empat.

    “Setiap orang ini punya perannya masing-masing. IPDA AE (Ahmad Efendi) sebagai pimpinan saat itu membawa dua anggotanya yang berprofesi sebagai Banpol, atas nama DAP dan YS,” ujar Kombes Sumaryono.

    Kata dia, Ipda Ahmad Efendi adalah pemimpin yang merupakan kepala unit (Kanit) Reskrim Polsek Simpang Empat.

    “Sedangkan DAP dan YS pembantu yang saat itu membantu Ipda AE,” katanya.

    Ada Resapan Darah di Kepala Korban

    Dokter Ismurizal SpF yang melakukan ekshumasi terhadap jasad korban memaparkan adanya beberapa temuan resapan darah pada bagian kepala korban.

    “Temuan awal yang saya jumpai pada saat ekshumasi dan autopsi terhadap Pandu Brata Saputra Siregar, pemeriksaan awal luar, ditemui adanya warna kemerahan dan bengkak di bagian kepala belakang kiri dan kanan,” ujar dr Ismurizal, Selasa (18/3/2025).

    Selain itu, dia juga menemui ada empat jahitan di bagian pelipis kanan korban yang merupakan luka robek, ada warna kemerahan pada telinga kanan bagian atas, dan luka lecet di kaki dan tangan kiri korban.

    “Setelah saya melakukan pemeriksaan dalam, di bagian kepala. Saya menjumpai resapan darah pada bagian belakang kiri dan kanan,” ungkapnya.

    Selain itu, di bagian selaput otak korban, turut ditemukan adanya warna kemerahan sehingga dirinya mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Setelah batok kepala dibuka, saya juga ada menjumpai warna kemerahan seperti resapan darah pada selaput otak. Ini juga saya ambil untuk dilakukan pemeriksaan tambahan di patologi anatomi,” ujarnya.

    Katanya, setelah dilakukan pemeriksaan di bagian dada korban, pihaknya menemukan adanya warna gelap pada bagian paru bawah dan atas korban.

    “Di sini saya menemukan adanya warna kegelapan pada jaringan paru atas dan bawah, jantung bagian bawah,” ungkapnya.

    Katanya, pihaknya telah mengambil sampel jaringan otak, lambung, hati, dan empedu untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polda Sumut.

    “Dengan hasil laboratorium forensik nanti, kami akan melakukan analisa dan menarik hari benang merahnya agar dapat menyimpulkan apa penyebab kematian korban,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Pandu Brata Siregar (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi.

    Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.

    Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.

    “Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima,” ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

    Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.

    “Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali,” ungkapnya.

    Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya,” ungkapnya.

    Katanya, terdapat beberapa luka lain di bagian kepala dan wajah korban. 

    (Tribunmedan.com/ Alif Al Qadri Harahap)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kasus Penganiayaan Siswa SMA di Asahan, Dokter Forensik Temukan Darah di Kepala Korban

  • Jual Sepeda Motor Saudaranya, Pemuda di Bekasi Mengaku Dibegal – Halaman all

    Jual Sepeda Motor Saudaranya, Pemuda di Bekasi Mengaku Dibegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – AB (23), pemuda di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membuat laporan palsu di polisi sebagai korban begal pada Jumat (14/3/2025) dini hari.

    AB mengaku dibegal empat orang dan sepeda motor yang dikendarainya dirampas. AB kemudian membuat laporan di ke Polsek Setu.

    Kapolsek Setu AKP Usep Aramsyah mengatakan, AB datang dengan wajah kalut dan bercerita baru saja dibegal hingga sepeda motornya dirampas kawanan pelaku.

     “Yang bersangkutan mengaku jadi korban begal, dia dipepet empat orang yang mengendarai dua sepeda motor saat melintas di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu,” jelas Usep. 

    Menindaklanjuti laporan tersebut, penyidik Polsek Setu bergerak melakukan serangkaian penyelidikan diantara mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP). 

    Kejanggalan mulai dirasakan penyidik, di TKP tidak ditemukan tanda-tanda yang menjadi petunjuk kejadian begal. 

    “Berdasarkan hasil olah TKP dan rekaman CCTV di sekitar lokasi, tidak ada kejadian sebagai mana yang dilaporkan,” kata Usep. 

    Kanitreskrim Polsek Setu, Ipda Didi Supriadi menambahkan, pihaknya terus menggali informasikan terkait AB yang nekat membuat laporan palsu. 

    Usut punya usut, AB sengaja membuat laporan palsu seolah-olah menjadi korban begal guna mengelabui saudaranya. 

    AB sebelumnya meminjam sepeda motor milik saudaranya, kendaraan roda dua itu dijual tanpa sepengetahuan pemiliknya. 

    “Setelah kami gali ternyata pelaku mengakui laporan begal itu bohong, sepeda motor ternyata dijual tanpa sepengetahuan saudaranya bernama R,” jelasnya. 

    Akibat ulahnya sendiri, AB kini mendekam di tahanan Polsek Setu akibat dugaan tindak pidana penggelapan kendaraan milik saudaranya. 

    Penulis: Yusuf Bachtiar

  • Nasib Bripka Petrus Tewas Ditembak saat Gerebek Sabung Ayam, Tinggalkan Anak usai 20 Tahun Menanti

    Nasib Bripka Petrus Tewas Ditembak saat Gerebek Sabung Ayam, Tinggalkan Anak usai 20 Tahun Menanti

    TRIBUNJATIM.COM – Bripka Petrus Apriyanto, adalah satu di antara polisi yang tewas ditembak saat gerebek sabung ayam.

    Ia bersama dua anggota lain Polsek Negara Batin tewas ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    Kepergian Bripka Petrus Apriyanto membuat keluarga pilu.

    Pasalnya, ia diketahui baru memiliki anak usai 20 tahun menantinya.

    Melansir dari TribunLampung, hal itu diungkap oleh kakak sepupu korban, Sarposah (41).

    “Dia meninggalkan satu anak masih usia enam bulan,” kata Sarposah, Selasa (18/3/2025).

    Sarposah mendapat kabar soal kematian Bripka Petrus Apriyanto dari adiknya yang juga anggota polisi.

    “Buka puasa saya ditelepon adik kandung, menginformasikan bahwa adik sepupu jadi korban saat penggerebekan judi sabung ayam,” kata Sarposah lagi.

    Menurut Sarposah, Bripka Petrus Apriyanto satu angkatan dengan adiknya.

    “Angkatan 26 bareng dengan adik kandung saya, kebetulan namanya sama-sama Petrus,” kata dia lagi.

    Ia mengatakan, Bripka Petrus Apriyanto sudah bertugas di Polres Way Kanan sejak tahun 2006.

    “Cuma pindah-pindah polsek,” katanya lagi.

    Sarposah juga mengungkap keseharian Bripka Petrus Apriyanto yang cenderung pendiam dan tidak banyak cerita.

    Namun menurut dia, Bripka Petrus Apriyanto adalah seorang ayah yang baik.

    “Gak banyak cerita, gak banyak ngomong, bapak rumah tangga yang cukup ngemong, walaupun banyak kalem,” katanya.

    Ia mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan korban pada lima bulan lalu.

    “Kemarin sebelum meinggal dunia ada rencana mau mudik dan kumpul bersama keluarga di Palembang,” ungkap dia.

    Sementara itu, sepupunya yang lain mengatakan kalau anak Bripka Petrus Apriyanto lahir pada akhir tahun lalu.

    “lahir bulan 11 buk, itu sepupu saya ,demi Allah 3 pahlawan tersebut orangnya sangat baik,” tulis akun @gustrinadipa di postingan TikTok @tni_polri1.

    Hal itu dibenarkan oleh akun lain yang mengaku teman istri almarhum.

    “anak nya cwe usianya nya sekitar 6 bulanan kurang lebih ,,,soal nya istrinya beliau teman baik saya ,,,jadi ikut sedih bngt,” tulis @Silvia mega

    Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan kalau Bripka Petrus menanti anak pertamanya itu selama 20 tahun.

    “bner kak penantian 20 tahun, anaknya baru satu ini ya,” tulis @YULIKETI123.

    Ada juga yang mengatakan kalau Bripka Petrus sempat menikah sebelumnya dan tidak memiliki anak.

    “iya sm istri yg sekarang. anak muridku istrinya. dan baru punya anak ini,” tulis @Riza Putri.

    Kronologi Penemakan

    Diketahui, satu dari tiga polisi yang tewas dalam penembakan ini merupakan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Negara Batin, Iptu Lusiyanto.

    Lantas, bagaimana kronologi tiga polisi yang tewas ditembak saat gerebek judi sabung ayam di Lampung?

    Senin siang, Polsek Negara Batin menerima informasi mengenai aktivitas judi sabung ayam di Kampung Karang Manik. Petugas kemudian melakukan penyelidikan.

    Setelah penyelidikan awal, sebanyak 17 personel dikerahkan untuk melakukan penggerebekan di lokasi.

    Penggerebekan dilakukan pada Senin sore, sekitar pukul 16.50 WIB dan Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, memimpin langsung operasi tersebut.

    Situasi awal tampak normal saat tim kepolisian tiba di arena sabung ayam.

    Namun, tiba-tiba mereka diserang dengan tembakan oleh orang tak dikenal.

    Dalam insiden itu, Kapolsek Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalib Surya Ganta tertembak dan meninggal dunia di lokasi.

    Jenazah ketiganya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.

    Menurut hasil pemeriksaan sementara, ketiga anggota kepolisian meninggal dunia dengan luka tembak di bagian kepala.

    Usai kejadian, aparat kepolisian dan militer bergerak untuk mengusut pelaku, dan menyelidiki kemungkinan keterlibatan anggota TNI dalam insiden ini.

    Terbaru, oknum anggota TNI terduga pelaku penembakan tiga polisi telah menyerahkan diri dan ditahan.

    Dikutip dari TribunSumsel.com, terduga pelaku penembakan yang ditahan adalah Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin.

    Keduanya sudah ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan.

    Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, terkait sudah ditahannya terduga pelaku penembakan.

    “Benar sudah ditahan,” ujar Eko, Selasa (18/3/2025).

    Sementara Kapendam hanya membenarkan hal tersebut dan tidak berkomentar lebih jauh. 

     “Kita masih menunggu hasil investigasi,” kata Eko.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Selasa, SIM Keliling di lima wilayah Jakarta

    Selasa, SIM Keliling di lima wilayah Jakarta

    Arsip foto- Seorang warga mengurus perpanjangan SIM di mobil pelayanan SIM Keliling, LTC Glodok, Jakarta. (FOTO ANTARA/Andika Wahyu/mes/aa.)

    Selasa, SIM Keliling di lima wilayah Jakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 18 Maret 2025 – 10:47 WIB

    Elshinta.com – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya masih menyediakan layanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Keliling di lima lokasi Jakarta untuk membantu warga dalam memperpanjang masa berlaku syarat legal berkendara itu pada Selasa.

    Polda Metro Jaya melalui akun X @tmcpoldametro menyampaikan gerai SIM ini dibuka mulai dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.

    Berikut lokasinya:

    Jakarta Timur : Mall Grand Cakung

    Jakarta Utara : LTC Glodok

    Jakarta Selatan : Kampus Trilogi Kalibata

    Jakarta Barat : Mall Citraland

    Jakarta Pusat : Kantor Pos Lapangan Banteng

    Masyarakat perlu mempersiapkan dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan dan biaya administrasi sebelum mendatangi lokasi perpanjangan dokumen SIM.

    Persyaratan yang dibutuhkan yakni, fotokopi KTP yang masih berlaku, SIM lama yang asli dan masih berlaku, bukti pemeriksaan kesehatan, serta bukti tes psikologi melalui aplikasi Simpel Pol.

    Layanan mobil SIM keliling ini hanya dapat memperpanjang SIM yang masih berlaku untuk golongan tertentu, yakni SIM A dan SIM C.

    Adapun bagi SIM yang telah habis masa berlakunya bahkan sehari saja, pemilik SIM harus membuat permohonan SIM baru di tempat yang telah ditentukan oleh kepolisian.

    Untuk biaya perpanjangan, sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku untuk Polri adalah Rp80.000 untuk perpanjangan SIM A dan Rp75.000 untuk perpanjangan SIM C.

    Selain biaya tersebut, pemohon juga perlu membayar biaya tambahan lainnya yakni tes psikologi, biaya tes kesehatan melalui aplikasi Simpel Pol.

    Sumber : Antara

  • Hasil Autopsi Polisi Ditembak di Lampung: Korban Alami Luka Fatal

    Hasil Autopsi Polisi Ditembak di Lampung: Korban Alami Luka Fatal

    Way Kanan, Beritasatu.com – Hasil autopsi yang dilakukan Biddokkes Polda Lampung mengungkapkan tiga korban polisi ditembak di Lampung hingga tewas mengalami luka fatal.

    Hasil itu melengkapi olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan tim gabungan Polda Lampung dan Pomdam Sriwijaya telah melakukan pada Selasa (18/3/2025).

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika bersama Danrem 043/Garuda Hitam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah memantau langsung olah TKP yang berada di Kawasan Register 44, Desa Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan.

    Helmy Santika menjelaskan, berdasarkan hasil autopsi Biddokkes Polda Lampung, tiga korban mengalami luka tembak fatal. AKP Anumerta Lusiyanto, mengalami luka tembak pada dada kanan dan proyektil ditemukan di rongga dada kiri.

    Sementara itu, Aipda Anumerta Petrus Aprianto mengalami luka tembak pada mata kiri. Proyektil ditemukan di tempurung kepala.

    Kemudian, Briptu Anumerta M Ghalib Surya Nanta mengalami luka tembak pada bibir kiri. Proyektil ditemukan di tenggorokan dan tempurung kepala bagian belakang.

    Pemakaman Korban

    Helmy Santika menjelaskan, ketiga jenazah polisi ditembak di Lampung hingga tewas telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan Briptu Anumerta M. Ghalib Surya Nanta dimakamkan di Bandar Lampung.

    AKP Anumerta Lusiyanto dan Aipda Anumerta Petrus Aprianto dimakamkan di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan (Sumsel.

    Helmy Santika menegaskan pihaknya akan terus mengusut kasus polisi ditembak di Lampung hingga tewas secara tuntas, bekerja sama dengan TNI dan Pomdam Sriwijaya.

    Helmy Santika menjelaskan, temuan 12 selongsong peluru dari olah TKP akan diteliti lebih lanjut oleh tim forensik guna mengidentifikasi arah tembakan dan mencari petunjuk tambahan.

    “Kami sudah mendapatkan informasi mengenai arah tembakan. Ini akan dikaitkan dengan alat bukti lain untuk mengungkap pelaku,” ungkapnya.

    1 Oknum TNI Ditangkap

    Selain selongsong peluru, tim juga mengamankan barang bukti terkait aktivitas perjudian serta melakukan pembakaran lapak dan gubuk-gubuk di arena sabung ayam. “Dari hasil pemeriksaan, ditemukan beberapa barang bukti, termasuk arena sabung ayam serta 12 selongsong peluru,” ujar Irjen Pol Helmy Santika terkait kasus 3 polisi tewas ditembak di Lampung.

    Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 043/Garuda Hitam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah memastikan satu oknum TNI telah diamankan oleh Denpom Sriwijaya terkait kasus polisi tewas ditembak di Lampung.

    “Kami harap semua bersabar. Untuk saat ini, satu oknum pelaku sudah diamankan oleh Denpom,” kata Brigjen Rikas terkait kasus 3 polisi ditembak di Lampung hingga tewas.

  • DPR Dorong Pelaku Penembakan Kapolsek Way Kanan Diadili di Pengadilan Umum

    DPR Dorong Pelaku Penembakan Kapolsek Way Kanan Diadili di Pengadilan Umum

    Bisnis.com, JAKARTA — DPR RI mengutuk keras tindakan yang dilakukan oknum TNI kepada Kapolsek Negara Batin Way Kanan dan dua anggota Polri yang tewas akibat ditembak.

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono mendesak tim penyidik TNI dan Polri untuk mengusut tuntas perkara penembakan itu hingga ke akar-akarnya.

    Bahkan, Dave juga meminta agar para tersangka penembakan itu diadili di pengadilan umum bukan di Pengadilan Militer.

    “Hal ini jelas sangat menyedihkan untuk kami. Kami minta kasus ini diusut tuntas, kami juga mengutuk keras penembakan ini,” tuturnya di Jakarta, Selasa (18/3).

    Dave meyakini ada oknum besar lainnya di belakang oknum TNI yang telah menembak Kapolsek Negara Batin Way Kanan. Maka dari itu, perkara penembakan ini tidak boleh berhenti hanya pada pelaku penembakan saja.

    “Jadi harus diselidiki lebih jauh, apakah ada jaringan besar lainnya di belakang semua ini,” katanya.

    Menurutnya, semua pihak terkait seperti di antaranya BIN, Kejaksaan, TNI dan Polri juga harus saling membantu membongkar siapa dalang di balik penembakan tersebut

    “Pemda pun harus dilibatkan agar kasus ini bisa ditangani secara optimal dan objektif,” ujarnya.

    Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan insiden penembakan tersebut telah menyebabkan tiga anggota polisi meninggal dunia, yakni Kapolsek Nagara Batin Way Kanan, Iptu Lusiyanto; Bripka Petrus Apriyanto; dan Bripda M Ghalib Surya Ganta.

    “Ketiga korban tersebut saat ini telah di evakuasi pada Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung dalam rangka Otopsi dan pengusutan lebih lanjut,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).

    Kronologi Penembakan Tiga Polisi di Lampung

    Kabid Humas Polda Lampung Yuni Iswandari menyampaikan insiden ini terjadi di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung pada Senin (17/3/2025) sekitar 16.50 WIB.

    Lokasi itu diduga menjadi tempat perjudian sabung ayam. Mendapatkan informasi itu, 17 anggota kemudian dikerahkan ke TKP. Setibanya di lokasi, belasan anggota korps Bhayangkara itu langsung ditembak oleh orang tidak dikenal.

    “Saat di TKP, polisi langsung ditembaki oleh orang tak dikenal sehingga 3 personel kami gugur dalam tugas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (17/3/2025).

    Dari belasan orang itu, Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus dan Bripda Ghalib telah tewas lantaran terkena tembakan di bagian kepala atau headshot. 

    Diduga Libatkan Oknum TNI

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, lokasi sabung ayam itu diduga berkaitan dengan oknum prajurit TNI. Dalam hal ini, Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengaku tengah menyelidiki terkait informasi tersebut.

    “Bahwa informasi yang ada sedang dalam proses penyelidikan penyidikan lebih lanjut di lapangan,” ujar Eko saat dihubungi, Senin (17/3/2025) malam.

    Dia memastikan bahwa apabila nantinya ada keterlibatan oknum prajurit, maka pihaknya tidak akan segan untuk memberikan sanksi terhadap prajurit yang terlibat.

    “Nah, untuk nantinya apabila ada keterlibatan oknum, kita pastikan akan ada sanksi sanksi yang diberikan,” tambahnya.

    Adapun, Eko juga meminta kepada seluruh pihak agar menunggu informasi resmi berkaitan dengan isu yang berkembang terkait dengan insiden tersebut.

  • Kronologi Rampok Berkapak Rudapaksa dan Ancam Bunuh Wanita Penguni Rumah yang Sedang Tidur di Depok – Halaman all

    Kronologi Rampok Berkapak Rudapaksa dan Ancam Bunuh Wanita Penguni Rumah yang Sedang Tidur di Depok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kronologi seorang wanita berinisial Y (36) menjadi korban pemerkosaan oleh maling yang di rumahnya, Sabtu (15/3/2025) dini hari.

    Tak hanya pemerkosaan, ia bahkan menjadi korban percobaan pembunuhan di kediamannya sendiri.

    Peristiwa itu terjadi sekira pukul 01.28 WIB di Kampung Pulo, RT 01 RW 09, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

    “Pencurian dengan kekerasan dan atau pemerkosaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365 dan atau 285 KUHP,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (18/3/2025).

    Sementara itu, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardy Marasabessy mengungkapkan awal mula peristiwanya.

    Korban pada saat itu terbangun dari tidurnya, lalu terkejut mendapati pelaku sudah ada di dalam kamarnya.

    “Korban kaget setelah mengetahui dan melihat pelaku yang sudah berada di dalam kamar, menarik selimut yang digunakan korban,” ucap Ressa.

    “Dan pelaku saat itu membawa kapak, lalu mengancam korban menggunakan kapak agar membuka celana dan bajunya,” sambungnya.

    Dengan menggunakan kapak itu, pelaku juga mengancam korban untuk membunuhnya apabila korban teriak.

    “Setelah korban menuruti perintah pelaku, kemudian pelaku melakukan pemerkosaan terhadap korban,” tutur dia.

    Pelaku pun sempat mengambil handphone (HP) korban yang berada di kasur.

    Usai selesai melakukan aksinya, pelaku menyuruh korban untuk masuk ke kamar mandi.

    “Sementara pelaku kabur keluar. Setelah korban keluar kamar mandi, pelaku sudah tidak ada,” kata Ressa.

    “Namun, pintu dapur samping sudah terbuka serta jendela sebelah kiri rumah terbuka, yang diduga pelaku awalnya masuk ke dalam rumah melalui jendela tersebut,” lanjut dia.

    Setelah peristiwa itu, korban langsung membuat laporan polisi (LP) ke Polres Metro Depok.

    Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya kini sedang mengejar pelaku. (*)

  • Olah TKP Polisi Ditembak di Lampung, Arah Tembakan Peluru Terkuak

    Olah TKP Polisi Ditembak di Lampung, Arah Tembakan Peluru Terkuak

    Way Kanan, Beritasatu.com – Olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus tiga polisi ditembak di Lampung hingga tewas mengungkap arah penembakan. Olah TKP dilakukan tim gabungan Polda Lampung dan Pomdam Sriwijaya pada Selasa (18/3/2025).

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika bersama Danrem 043/Garuda Hitam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah memantau langsung olah TKP yang berada di Kawasan Register 44, Desa Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan.

    Helmy Santika menjelaskan, temuan 12 selongsong peluru dari olah TKP akan diteliti lebih lanjut oleh tim forensik guna mengidentifikasi arah tembakan dan mencari petunjuk tambahan.

    “Kami sudah mendapatkan informasi mengenai arah tembakan. Ini akan dikaitkan dengan alat bukti lain untuk mengungkap pelaku,” ungkapnya.

    1 Oknum TNI Ditangkap

    Selain selongsong peluru, tim juga mengamankan barang bukti terkait aktivitas perjudian serta melakukan pembakaran lapak dan gubuk-gubuk di arena sabung ayam. “Dari hasil pemeriksaan, ditemukan beberapa barang bukti, termasuk arena sabung ayam serta 12 selongsong peluru,” ujar Irjen Pol Helmy Santika terkait kasus 3 polisi tewas ditembak di Lampung.

    Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 043/Garuda Hitam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah memastikan satu oknum TNI telah diamankan oleh Denpom Sriwijaya terkait kasus polisi tewas ditembak di Lampung.

    “Kami harap semua bersabar. Untuk saat ini, satu oknum pelaku sudah diamankan oleh Denpom,” kata Brigjen Rikas.

    Kronologi Penembakan di Way Kanan

    Sebelumnya, tiga polisi tewas tertembak saat melakukan penggerebekan perjudian sabung ayam di kawasan Register 44, Desa Karang Mani pada Senin (17/3/2025) sore. Korban tewas dalam insiden ini adalah Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, serta dua anggota Polsek Negara Batin, yaitu Bripka Petrus dan Bripda Ghalib.

    TNI telah mengungkap identitas dua prajurit yang terlibat dalam kasus penembakan ini. Mereka diketahui bertugas di Posramil Negara Batin dan kini sudah ditahan di Denpom 2/3 Lampung untuk penyelidikan lebih lanjut.

    “Mereka telah menyerahkan diri,” ungkap Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar terkait kasus polisi ditembak di Lampung hingga tewas.

  • Komedian Rusia Ditangkap Usai Dianggap Ejek Korban Perang

    Komedian Rusia Ditangkap Usai Dianggap Ejek Korban Perang

    Jakarta

    Seorang komedian Rusia, Artemy Ostanin, ditangkap usai diduga mengejek para penyandang disabilitas korban perang. Ostanin sempat hendak meninggalkan Rusia setelah dikecam oleh publik.

    Dilansir Reuters, Selasa (18/3/2025), Ostanin bikin heboh gara-gara menceritakan sebuah lelucon tentang pertemuan yang diduga terjadi dengan seorang pengemis tanpa kaki di metro Moskow. Para penyidik membuka kasus terhadapnya pada akhir pekan setelah Kepala Seruan Rakyat, Sergei Zaitsev, mengeluh bahwa pengemis itu bisa jadi korban perang Rusia di Ukraina.

    “Leluconnya, yang mengejek seorang penyandang cacat, pada dasarnya prajurit kita yang kehilangan kakinya dalam operasi militer khusus, melewati semua batasan moralitas dan etika,” kata Zaitsev.

    Ostanin, dalam wawancara daring, telah membantah tuduhan tersebut dan mengatakan tidak ada sepatah kata pun dalam lelucon itu tentang perang Ukraina. Namun pada hari Selasa, penyidik mengatakan Ostanin telah ditangkap atas dugaan menghasut kebencian dan merendahkan martabat manusia yang dapat dijatuhi hukuman penjara hingga enam tahun.

    Pernyataan tersebut mengatakan bahwa dia telah dibawa ke Moskow untuk diinterogasi setelah ditahan di perlintasan perbatasan. Laporan yang belum dikonfirmasi di media sosial mengatakan bahwa dia telah mencoba memasuki negara tetangga Belarus.

    Kasus ini menggambarkan bahaya bagi seniman pertunjukan dalam menyentuh isu-isu yang dapat ditafsirkan oleh pihak berwenang sebagai sesuatu yang berhubungan bahkan secara tidak langsung dengan perang. Banyak penulis, seniman, dan sutradara telah meninggalkan negara itu sejak invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022.

    (azh/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • DPR Desak Terduga TNI yang Tembak Tiga Polisi di Lampung Ditindak Tegas: Harus Dihukum Berat

    DPR Desak Terduga TNI yang Tembak Tiga Polisi di Lampung Ditindak Tegas: Harus Dihukum Berat

    PIKIRAN RAKYAT – Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB Abdullah mendesak Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menindak tegas dan dihukum seberat-beratnya pelaku penembakan tiga polisi di Kabupaten Way Kanan Lampung hingga tewas.

    Adapun ketiga personel yang gugur adalah Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, S.H., Bripka Petrus Aprianto, dan Bripda M. Ghalib Surya Nanta. Mereka tewas ditembak oknum yang diduga anggota TNI di lokasi penggerebekan judi sabung ayam.

    “Siapa pun dan apa pun jabatannya, jika anggota TNI yang terlibat, maka harus dihukum berat,” kata Abdullah dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Maret 2025.

    Abdullah meminta agar oknum terduga TNI yang terlibat penembakan harus dipecat dari keanggotaan, kemudian diproses secara pidana. Tidak boleh ada tentara yang menyerang aparat yang sedang menjalankan tugas.

    Selain itu Abdullah juga menegaskan, TNI dan Polri harus mengusut penggunaan senjata dalam peristiwa itu. Sebab, penggunaan senjata tidak boleh sembarangan.

    “Harus diselidiki apakah senjata yang digunakan adalah senjata resmi milik tentara atau senjata ilegal? Kita serahkan penanganan kasus ini ke Polri dan TNI. Semoga para pelaku segera ditangkap,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News