Kementrian Lembaga: Polisi

  • Polisi Ungkap Motif Pemilik WO Ayu Puspita Lakukan Penipuan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Polisi Ungkap Motif Pemilik WO Ayu Puspita Lakukan Penipuan Megapolitan 9 Desember 2025

    Polisi Ungkap Motif Pemilik WO Ayu Puspita Lakukan Penipuan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz mengungkapkan, motif di balik dugaan penipuan yang dilakukan oleh
    Wedding Organizer
    (WO) Ayu Puspita dipastikan berkaitan dengan masalah ekonomi meski proses pendalaman kasus tersebut belum selesai.
    “Masih belum selesai, tentunya motifnya yang pasti ekonomi, kebutuhan ekonomi,” ucapnya saat ditemui media di Polres Metro Jakarta Utara, Selasa (9/12/2025).
    Erick tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai motif itu. Ia hanya menyampaikan bahwa semuanya masih dalam proses pendalaman oleh kepolisian.
    Ia menuturkan bahwa dua orang berinisial A dan D telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, tiga orang lainnya yang turut diamankan masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.
    “Yang mana perannya yaitu A sebagai penanggung jawab dari semua kegiatan, kemudian D yang membantu melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, yang aktif membantu,” ujarnya.
    Erick juga memastikan bahwa para tersangka dan terlapor masih berada di Polres Metro Jakarta Utara untuk keperluan pemeriksaan.
    “Kami nanti tetap akan berkoordinasi dengan Polda karena ada beberapa TKP lintas wilayah yang tentunya memerlukan koordinasi lebih lanjut,” tambahnya.
    Terkait peran tiga orang lainnya yang ikut diamankan, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Grandiarso menyampaikan, semuanya masih dalam pendalaman.
    “Masih dalam pemeriksaan juga,” jelasnya saat ditemui media, Selasa.
    Ia juga belum dapat memastikan apakah ketiganya akan ditetapkan sebagai tersangka atau tidak.
    “Ya itu belum bisa kita sampaikan sekarang, karena masih dalam prosesnya,”ucapnya.
    Sebelumnya, sebanyak 87 orang melaporkan pemilik
    WO Ayu Puspita
    ke Polres Metro Jakarta Utara atas dugaan penipuan dan penggelapan biaya resepsi pernikahan.
    Polisi telah menangkap lima orang dari pihak WO untuk dimintai keterangan terkait kasus yang tengah menjadi sorotan publik tersebut.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Onkoseno Grandiarso mengatakan, laporan terus masuk sejak dugaan penipuan ini mencuat beberapa hari terakhir.
    “Yang laporan ke kami 87 orang yang terjadi di berbagai tempat. Kerugiannya masih kami kalkulasi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (8/12/2025).
    Ia menjelaskan, pola dugaan penipuan yang dialami korban berkaitan dengan paket pernikahan yang yang dijanjikan pihak WO, tetapi tidak direalisasikan.
    “Dia (WO) menawarkan paket pernikahan, pada kenyataannya dia tidak memenuhi ketentuan itu,” kata Onkoseno.
    Terkait dugaan bahwa pihak WO sempat menghilang dan sulit dihubungi, ia menyebutkan, hal tersebut masih dalam pendalaman penyidik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran Kantor di Kemayoran Makan Korban, Ada 8 Kantong Jenazah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Kebakaran Kantor di Kemayoran Makan Korban, Ada 8 Kantong Jenazah Megapolitan 9 Desember 2025

    Kebakaran Kantor di Kemayoran Makan Korban, Ada 8 Kantong Jenazah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kebakaran kantor Terra Drone di Jl Letjen Suprapto Nomor 2-3, Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025), memakan korban jiwa.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi pukul 14.32 WIB, petugas masih berusaha memadamkan api.
    Lebih dari lima mobil pemadam kebakaran beserta belasan anggota tim pemadam kebakaran masih berjibaku di lokasi.
    Ada delapan kantung jenazah yang dibawa keluar oleh petugas dari dalam gedung.
    Sementara itu, sejumlah petugas kebakaran lain masih berada di dalam lantai II gedung untuk menyisir korban lainnya.
    Menurut keterangan saksi, Ani (53), kebakaran terjadi sekitar pukul 13.15 WIB.
    “Tadi tiba-tiba lampu mati, lalu ada orang ramai minta tolong. ‘
    Tolong-tolong’
    begitu ramai jerit-jerit,” ujar Ani saat dijumpai di lokasi.
    “Setelah itu warga melihat keluar ada asap. Ada api besar,” imbuh dia.
    Selanjutnya, warga ramai berkerumun melihat lokasi kejadian.
    Setelah itu, polisi dan petugas pemadam kebakaran langsung berdatangan ke lokasi.
    Akibat kejadian ini, ruas jalan Letjen Suprapto mengalami kemacetan pada Selasa sore.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Maling Modus Pakai Seragam Mekanik KTM, Curi Sepeda Jorge Martin

    Maling Modus Pakai Seragam Mekanik KTM, Curi Sepeda Jorge Martin

    Jakarta

    Kepolisian Spanyol menangkap seorang pria yang diduga mencuri sepeda dengan taksiran €20.000 atau sekitar Rp 388 jutaan milik Jorge Martin saat MotoGP Valencia. Maling tersebut masuk ke area paddock MotoGP dengan menyamar sebagai mekanik KTM.

    Yang bikin mengejutkan, betapa mudahnya pencuri itu bergerak di area yang seharusnya aman. Pria yang ditangkap itu berhasil masuk paddock, lalu ke area motorhome menggunakan taktik kamuflase, menyamar sebagai anggota salah satu tim balap KTM.

    Pencuri itu mengambil sepeda Pinarello edisi khusus yang telah disesuaikan. Sepeda tersebut ditaksir harganya berkisar antara 15 ribu hingga 20 ribu Euro.

    Menurut laporan dari media Spanyol, TodoCircuito, Guardia Civil (Kepolisian Sipil Spanyol) mengonfirmasi telah menangkap seorang pria berusia 44 tahun yang dicurigai sebagai pelaku pencurian. Polisi bisa melakukan penangkapan setelah melacak jejak pria tersebut melalui rekaman CCTV pada hari pencurian.

    Tersangka bisa memperoleh akses ke paddock MotoGP Valencia karena ia mengenakan perlengkapan (seragam) KTM. Dia menyamar sebagai seorang mekanik. Dia lalu berkeliaran di sekitar truk-truk tim tanpa menimbulkan kecurigaan sebelum akhirnya membobol barang-barang pribadi Jorge Martin.

    Seperti kebanyakan pebalap MotoGP, Martin menggunakan sepeda road bike sebagai bagian dari latihan peningkatan daya tahan kardiovaskular. Dia sering terlihat di media sosial bersepeda bersama Aleix Espargaró.

    Polisi bisa mengidentifikasi tersangka setelah menemukan rekaman CCTV pencuri tersebut berdiri di sebuah pom bensin terdekat. Pencuri itu masih mengenakan perlengkapan KTM dan membawa sepeda milik Jorge Martin.

    Dari sana, polisi menangkap tersangka berusia 44 tahun dan melacaknya. Pencuri itu kedapatan kembali ke rumahnya di Madrid, di mana penangkapan dilakukan di sana. Tersangka, yang belum disebutkan namanya, dilaporkan sudah memiliki catatan kriminal yang cukup banyak terkait pencurian, dan juga sedang diselidiki atas kasus pencurian mobil dari sebuah dealer.

    Pencuri ini ternyata residivis, dalam laporan disebutkan orang tersebut baru saja keluar dari penjara saat mencuri sepeda Martin.

    Lihat juga Video ‘Sempat-sempatnya Maling Ini Main dengan Anjing Sebelum Curi Sepeda’:

    (riar/rgr)

  • Kecelakaan VP SKK Migas, Polisi sebut kecepatan sepeda capai 40 km/jam

    Kecelakaan VP SKK Migas, Polisi sebut kecepatan sepeda capai 40 km/jam

    Jakarta (ANTARA) – Kecepatan sepeda, saat dikendarai Vice President (VP) Sekretaris SKK Migas, Hudi Dananjoyo Suryodipuro (48), mencapai 30 hingga 40 kilometer per jam.

    “Kecepatan pesepeda antara 30 sampai dengan 40 kilometer per jam dengan kondisi jalan datar, ramai tapi tidak ada kepadatan,” kata Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum (Subdit Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Ojo menjelaskan selanjutnya pesepeda menabrak bagian kanan bus Transjakarta yang sudah pada posisi berhenti di jalur dan halte yang benar, saat sedang menurunkan dan menaikkan penumpang.

    “Akibat tabrakan tersebut korban terpental ke kanan kemudian membentur jalan dan mengeluarkan darah dari mulut dan hidung,” katanya.

    Selanjutnya akibat peristiwa tersebut pesepeda dibawa ke RSCM dan kendaraan bus telah dibawa ke Subdit Gakkum, Pancoran, Jakarta Selatan.

    Sebelumnya, Vice President (VP) Sekretaris SKK Migas Hudi Dananjoyo Suryodipuro (48) dinyatakan meninggal dunia setelah menabrak bus Transjakarta yang sedang berhenti di Halte Transjakarta Karet Sudirman, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa ini.

    “Kejadian terjadi pada sekitar pukul 06.20 WIB di Jalan Jenderal Sudirman arah utara, tepatnya di depan Halte Transjakarta Karet Sudirman, wilayah Jakarta Pusat,” kata Ojo.

    Sementara itu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan duka cita atas berpulangnya Vice President (VP) Sekretaris SKK Migas Hudi Dananjoyo Suryodipuro (48).

    “Segenap manajemen dan pegawai SKK Migas mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya,” ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Heru Setyadi ketika dikonfirmasi ANTARA secara terpisah.

    Heru menyampaikan Hudi akan disemayamkan di rumah duka, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

    PT Transjakarta juga menyampaikan duka mendalam dan mengonfirmasi adanya insiden kecelakaan lalu lintas, yang melibatkan seorang pesepeda dan Bus Transjakarta rute 4C, milik Operator Damri (DMR 230117) di bus stop Karet (arah Pemuda Merdeka) Selasa pagi ini.

    “Saat ini kasusnya ditangani Polda Metro Jaya,” kata Kepala Departemen Humas & CSR Transjakarta, Ayu Wardhani.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk Megapolitan 9 Desember 2025

    Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Dugaan penipuan layanan pernikahan oleh wedding organizer (WA) Ayu Puspita kini menyeret ratusan korban dari berbagai wilayah.
    Kasus ini mulai terungkap setelah seorang perias pengantin melaporkan dua pesta bermasalah yang digelar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Sabtu (6/12/2025).
    Tamay (26), salah satu korban, mengatakan acara yang ditangani WO tersebut kacau karena layanan yang dijanjikan tidak terpenuhi.
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” ujar Tamay saat dihubungi, Minggu (7/12/2025).
    Unggahan tentang kejadian itu memicu gelombang respons di media sosial.
    Banyak warganet mengaku mengalami kasus serupa dan berkumpul dalam grup WhatsApp untuk mencocokkan informasi.
    Dari situ, muncul dugaan bahwa WO menawarkan paket yang sama kepada banyak pasangan secara bersamaan hingga kewalahan memenuhi pesanan.
    Pemilik WO Ayu Puspita kemudian dibawa ke Mapolres Jakarta Utara bersama para korban yang ingin mendapatkan penjelasan.
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” kata Tamay.
    Pada Minggu (7/12/2025) malam, sekitar 200 orang mendatangi rumah Ayu Puspita di kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur.
    Aksi itu membuat aparat dari berbagai wilayah turun tangan mengurai situasi.
    Para korban menilai Ayu harus bertanggung jawab atas kerugian yang mereka alami.
    Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edi Handoko mengatakan sejumlah korban sempat melapor ke Polsek Cipayung.
    Namun karena jumlah laporan membludak dan melibatkan korban lintas daerah, mereka diarahkan membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih. Namun, begitu sampai ini, diarahkan lah karena LP itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” ujar Edi.
    Ia menyebut laporan datang dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi, sehingga penanganan dipusatkan di Polda.
    Warga sekitar kantor WO Ayu Puspita di Jakarta Timur mengatakan tidak lagi melihat aktivitas sejak Sabtu.
    “Hari Jumat pagi masih ramai, Sabtu, Minggu dia sudah begitu,” kata Azli.
    Menurutnya, sejak malam kejadian, korban mulai berdatangan menanyakan keberadaan Ayu.
    “Malam Minggu kemarin jam 22.00 WIB, datang ke rumah saya melaporkan bahwa kena tipu, katering Mbak ADP. Wah itu banyaklah, ada ratusan juta gitu,” ujar Azli.
    Dalam video klarifikasi yang diterima Kompas.com, Ayu Puspita mengaku akan menjual aset miliknya untuk membayar uang klien yang merasa dirugikan.
    “Cuma saya ada KPR, cuma memang kan di situ saya DP-nya lumayan besar. Nah, itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund inilah, salah satu usaha saya,” ujarnya.
    Ayu juga menyebut kejadian ini merupakan masalah pertama sejak ia menjalankan bisnis WO.
    “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” kata Ayu.
    Polisi kini masih menghimpun laporan berbagai korban untuk menelusuri kemungkinan penipuan berulang dalam bisnis WO tersebut.
    (Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Drama Penangkapan WN China di Jakarta: Kabur dari Mobil Petugas, Ditangkap di Stasiun MRT
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Drama Penangkapan WN China di Jakarta: Kabur dari Mobil Petugas, Ditangkap di Stasiun MRT Megapolitan 9 Desember 2025

    Drama Penangkapan WN China di Jakarta: Kabur dari Mobil Petugas, Ditangkap di Stasiun MRT
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan menangkap seorang warga negara (WN) China berinisial AS (50) yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) di negaranya. Penangkapan ini dilakukan setelah AS sempat mencoba kabur saat dibawa ke kantor imigrasi.
    Humas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan, Ardo, mengatakan instansinya menerima surat resmi dari Kedutaan Besar China pada Kamis (20/11/2025), yang meminta bantuan pencarian dan penangkapan terhadap AS.
    “Ada surat dari kedutaan RRT terkait DPO yang meminta Kanim Jakarta Selatan untuk melakukan pencarian dan penangkapan,” ujar Ardo saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    melalui pesan singkat, Selasa (9/12/2025).
    AS merupakan DPO dalam kasus kejahatan ekonomi di negara asalnya. Setelah menerima surat dari kedutaan, tim Imigrasi memantau sebuah apartemen ternama di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang diduga menjadi tempat tinggal AS selama di Indonesia.
    Pemantauan yang dilakukan oleh Tim Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan berlangsung hingga Jumat (21/11/2025). Saat itu, tim melihat AS berada di lobi gedung dan langsung menahannya.
    “Yang bersangkutan (AS) berhenti dan masuk di
    lobby
    apartemen di daerah Jaksel. Petugas menunjukkan
    sprint gas
    dengan tanda pengenal kepada AS untuk dapat ikut ke kantor Imigrasi Jaksel,” jelas Ardo.
    Usai ditangkap, AS dibawa ke Kantor Imigrasi menggunakan mobil Alphard putih dengan satu petugas sebagai sopir. Namun, di tengah perjalanan menuju Jalan Jenderal Sudirman, AS berusaha melarikan diri.
    “Petugas meminta sopir menepi untuk menunggu anggota lainnya, tetapi tidak dihiraukan oleh pengemudi. Dalam kondisi lalu lintas macet menuju Jalan Jenderal Sudirman, AS tiba-tiba keluar dari mobil dan berusaha melarikan diri,” tambah Ardo.
    AS sempat dihentikan oleh polisi yang mengawal proses tersebut, tetapi kembali kabur dan berlari menuju Stasiun MRT Bendungan Hilir (Benhil).
    “Saat masuk ke Stasiun MRT Benhil, petugas kami yang mengikuti dari belakang dibantu oleh petugas keamanan dan PIC MRT berhasil menghentikan langkah yang bersangkutan,” ungkap Ardo.
    Setelah ditangkap kembali, AS dibawa ke
    Kantor Imigrasi Jakarta Selatan
    untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diproses
    deportasi
    sesuai ketentuan keimigrasian melalui Bandara Soekarno-Hatta.
    “Sudah dideportasi tanggal 30 November 2025,” ucap Ardo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ​Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Digeruduk Ratusan Korban

    ​Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Digeruduk Ratusan Korban

    Jakarta: Sosok Ayu Puspita juragan Wedding Organizer (WO) ramai di media sosial. Pasalnya WO tersebut diduga melakukan penipuan terhadap para kliennya.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto menjelaskan kasus tersebut bermula saat sejumlah korban atau konsumen ingin melakukan pernikahan dan menggunakan jasa WO milik Ayu Puspita. “Tetapi tidak sesuai spesifikasi baik itu tenda, katering maupun ‘booth’ (stan) makanan yang ada, kemudian pada saat dikonfirmasi tidak ada respons dari WO tersebut,” ucapnya.
    Rumah Ayu Puspita Digeruduk
    Dalam video yang viral di media sosial rumah Ayu Puspita digeruduk oleh ratusan orang yang menjadi korban penipuan pada Minggu, 7 Desember 2025. Mereka datang untuk menuntut pertanggungjawaban dari Ayu selaku pemilik WO.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal mengatakan, polisi menerima adanya aksi massa yang mendatangi rumah pemilik WO. Ia menyebut massa yang datang itu berjumlah sekitar 200 orang. 

    “Sekitar 200 orang yang merupakan para korban berkumpul di kediaman terduga pelaku. Situasi sempat memanas karena massa menuntut pertanggungjawaban dari pihak wedding organizer,” ujarnya seperti dikutip Selasa, 9 Desember 2025.
     

     

    Jumlah Korban WO Ayu Puspita
    Berdasarkan keterangan sementara dari sejumlah korban, dugaan penipuan terjadi karena pelaku tidak memenuhi janji layanan saat hari pelaksanaan acara. Banyak korban yang mengaku WO tersebut tidak muncul pada saat hari H, meski pembayaran telah dilakukan.

    Untuk jumlah kerugian korban, Budi menyebutkan bervariasi, karena masih menunggu hasil dari penyidik Polres Metro Jakarta Utara, termasuk dari Polda Metro Jaya, karena laporan polisi baru diterima Minggu, 7 Desember 2025.

    “Bervariasi, ada yang sekitar Rp40 juta, Rp60 juta, Rp80 juta, ini bervariasi,” katanya.
    Ayu Puspita cs ditangkap Polisi
    Polres Metro Jakarta Utara menangkap Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) PT Ayu Puspita Sejahtera (APS). Ayu viral lantaran diduga menipu ratusan calon pengantin yang menggunakan jasanya. Selain Ayu, empat pegawai WO ditangkap untuk diperiksa lebih lanjut.

    Jakarta: Sosok Ayu Puspita juragan Wedding Organizer (WO) ramai di media sosial. Pasalnya WO tersebut diduga melakukan penipuan terhadap para kliennya.
     
    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto menjelaskan kasus tersebut bermula saat sejumlah korban atau konsumen ingin melakukan pernikahan dan menggunakan jasa WO milik Ayu Puspita. “Tetapi tidak sesuai spesifikasi baik itu tenda, katering maupun ‘booth’ (stan) makanan yang ada, kemudian pada saat dikonfirmasi tidak ada respons dari WO tersebut,” ucapnya.
    Rumah Ayu Puspita Digeruduk
    Dalam video yang viral di media sosial rumah Ayu Puspita digeruduk oleh ratusan orang yang menjadi korban penipuan pada Minggu, 7 Desember 2025. Mereka datang untuk menuntut pertanggungjawaban dari Ayu selaku pemilik WO.
     
    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal mengatakan, polisi menerima adanya aksi massa yang mendatangi rumah pemilik WO. Ia menyebut massa yang datang itu berjumlah sekitar 200 orang. 

    “Sekitar 200 orang yang merupakan para korban berkumpul di kediaman terduga pelaku. Situasi sempat memanas karena massa menuntut pertanggungjawaban dari pihak wedding organizer,” ujarnya seperti dikutip Selasa, 9 Desember 2025.
     

     

    Jumlah Korban WO Ayu Puspita
    Berdasarkan keterangan sementara dari sejumlah korban, dugaan penipuan terjadi karena pelaku tidak memenuhi janji layanan saat hari pelaksanaan acara. Banyak korban yang mengaku WO tersebut tidak muncul pada saat hari H, meski pembayaran telah dilakukan.
     
    Untuk jumlah kerugian korban, Budi menyebutkan bervariasi, karena masih menunggu hasil dari penyidik Polres Metro Jakarta Utara, termasuk dari Polda Metro Jaya, karena laporan polisi baru diterima Minggu, 7 Desember 2025.
     
    “Bervariasi, ada yang sekitar Rp40 juta, Rp60 juta, Rp80 juta, ini bervariasi,” katanya.
    Ayu Puspita cs ditangkap Polisi
    Polres Metro Jakarta Utara menangkap Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) PT Ayu Puspita Sejahtera (APS). Ayu viral lantaran diduga menipu ratusan calon pengantin yang menggunakan jasanya. Selain Ayu, empat pegawai WO ditangkap untuk diperiksa lebih lanjut.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Tangani Bencana,  Polisi Gresik Dibekali Pelatihan Penolong

    Tangani Bencana, Polisi Gresik Dibekali Pelatihan Penolong

    Gresik (beritajatim.com) – Efek cuaca buruk dan hujan deras yang melanda selama ini membuat kesiapsiagaan menjadi fokus utama. Untuk memantapkan kondisi ini, polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas diberi pembekalan pelatihan penolong kepada masyarakat bila terjadi bencana.

    Wakapolres Gresik, Kompol Shabda Purusha mengatakan, pelatihan ini penting utamanya bagi personel yang bertugas di wilayah pedesaan, dan kelurahan yang memiliki peran strategis sebagai garda terdepan.

    “Kemampuan pertolongan awal harus dimiliki oleh setiap petugas, karena mereka adalah pihak pertama yang hadir ketika masyarakat menghadapi kondisi darurat,” katanya, Selasa (9/12/2025).

    Pelatihan diikuti para personel dari seluruh polsek jajaran serta tim pemadam kebakaran yang turut menjadi narasumber pendamping.

    “Pelatihan ini juga diberi edukasi tentang tata laksana penanganan korban kecelakaan, mulai dari pemeriksaan tanda vital hingga upaya menghentikan perdarahan serta prosedur penyelamatan korban sebelum tenaga medis tiba,” ujar Shabda Purusha.

    Pelatihan penanganan korban tidak hanya dilakukan di daratan, tapi juga bagaimana menangani korban yang tenggelam. Hal ini relevan dengan kondisi wilayah Gresik yang berada di area pesisir dan perairan.

    Hal serupa pada penanganan pemadam kebakaran, serta teknik penanganan satwa liar seperti ular yang sering muncul dalam kondisi banjir atau bencana alam.

    Dengan beragam materi tersebut, personel Polres Gresik bukan sekadar menjalankan kegiatan rutin, melainkan bentuk keseriusan institusi menghadirkan polisi yang responsif dan humanis.

    “Kami berharap melalui semua pelatihan ini personel yang bertugas sebagai polisi penolong bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga memberikan rasa aman dan keselamatan bagi masyarakat di wilayah tugasnya,” pungkas Shabda Purusha. [dny/kun]

  • Dugaan Bullying di SMPN Tangsel, Polisi Libatkan Ahli Pidana hingga Forensik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Dugaan Bullying di SMPN Tangsel, Polisi Libatkan Ahli Pidana hingga Forensik Megapolitan 9 Desember 2025

    Dugaan Bullying di SMPN Tangsel, Polisi Libatkan Ahli Pidana hingga Forensik
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Polres Tangerang Selatan (Tangsel) masih menyelidiki kasus dugaan perundungan terhadap siswa SMPN Tangsel, MH (13), yang meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025).
    Dalam penyelidikan tersebut, polisi melibatkan sejumlah ahli untuk memastikan penyebab kematian korban secara objektif dan berbasis data medis.
    “Kita sedang memeriksa para ahli, ahlinya ahli pidana yang kita ambil dari universitas, abis itu dari kementerian PPA, dan juga dengan ahli forensik,” ujar Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Wira Graha Setiawan saat dihubungi, Selasa (9/12/2025).
    Dasar analisis para ahli tersebut mengacu pada rekam medis korban.
    Oleh karena itu, dokter dilibatkan untuk membaca serta menyimpulkan temuan dari rekam medis tersebut.
    “Inikan
    basic
    -nya kita hanya berdasarkan dari rekam medis nih. Kemarin saya minta PPA buat cari ahli dokter yang bisa membaca rekam medis dan menyimpulkan itu,” kata dia.
    Selain itu, penyidik juga masih melanjutkan pemeriksaan terhadap keluarga korban untuk memperdalam keterangan terkait kondisi korban sebelum meninggal.
    “Yang kita lakukan adalah tetap pemeriksaan terhadap keluarga korban,” imbuh dia.
    Sebelumnya, Polisi telah memeriksa enam saksi terkait dugaan perundungan yang dialami MH.
    Saksi yang dimintai keterangan termasuk sejumlah guru di sekolah korban.
    MH diduga menjadi korban perundungan pada 20 Oktober 2025, ketika kepalanya dihantam kursi besi oleh teman sekelasnya.
    Ia mengalami luka serius dan sempat dirawat di rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, sebelum dirujuk ke RS Fatmawati pada 9 November 2025.
    Kondisinya terus menurun dan ia masuk ICU dengan intubasi sejak 11 November, hingga meninggal pada Minggu pagi.
    Kabar duka itu pertama kali dibagikan LBH Korban yang mendampingi keluarga.
    “Korban sudah tidak ada. Ini saya lagi otw RS,” kata Alvian, pendamping LBH Korban, yang menerima kabar sekitar pukul 06.00 WIB.
    Kepala Dinas Pendidikan Tangsel, Deden Deni, turut membenarkan informasi tersebut.
    Polisi juga memastikan penyelidikan akan terus berjalan, termasuk pendalaman terhadap enam saksi yang telah diperiksa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sumatra Banjir Besar, Bareskrim Periksa PT TBS Usut Asal-usul Gelondongan Kayu

    Sumatra Banjir Besar, Bareskrim Periksa PT TBS Usut Asal-usul Gelondongan Kayu

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan memeriksa perusahaan PT TBS sebagai bagian dari pengusutan asal-usul kayu gelondongan yang terbawa banjir di sejumlah wilayah Sumatra. Perusahaan tersebut diduga melakukan pembukaan lahan di kawasan hulu Sungai Garoga.

    Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Mohammad Irhamni menyebut PT TBS merupakan perusahaan yang berlokasi di hulu Sungai Garoga dan terindikasi melakukan land clearing.

    “Kegiatan penyelidikan oleh tim akan dilanjutkan dengan pemeriksaan salah satu perusahaan yang berada di hulu sungai Garoga yang terindikasi adanya kegiatan landclearing oleh perusahan PT TBS tersebut,” ujar Irhamni saat dikonfirmasi, Selasa (9/12/2025).

    Selain memeriksa PT TBS, polisi juga akan menginventarisasi kayu yang ditemukan di pesisir Sumatra Barat setelah banjir besar yang melanda kawasan tersebut. Inventarisasi diperlukan untuk menelusuri pola aliran kayu dan kemungkinan adanya aktivitas ilegal di hulu sungai.

    Satu tim penyelidik juga bakal dikerahkan ke sepanjang hulu Sungai Tamiang, Aceh, untuk menelusuri dugaan pembalakan liar. “Proses penyidikan akan difokuskan pada kegiatan ilegal logging yang terjadi di sepanjang hulu sungai Tamiang, Aceh,” kata Irhamni.

    Dari temuan awal, Bareskrim mengidentifikasi bahwa kayu yang terseret banjir di daerah aliran sungai (DAS) Garoga, Sumatra Utara, berasal dari berbagai jenis seperti pohon karet, ketapang, hingga durian.

    Kayu-kayu tersebut terbagi dalam beberapa kategori, antara lain kayu hasil gergajian, kayu yang tercabut oleh alat berat, kayu akibat longsor, serta kayu yang diangkut secara manual.

    Di hulu Sungai Tamiang, polisi juga menemukan indikasi pembukaan lahan dan praktik pembalakan liar. Kayu hasil kegiatan ilegal itu disebut dipindahkan dengan cara ditumpuk di bantaran sungai sebelum dihanyutkan saat air pasang.

    Bareskrim juga menemukan bahwa sebagian besar aktivitas penebangan di kawasan hutan lindung sepanjang Sungai Tamiang, Aceh Tamiang, dilakukan tanpa izin.