Kementrian Lembaga: Polda Sulsel

  • Awal Mula Penemuan Kerangka Feni Ere di Palopo, Hilang Sejak Januari 2024 dan Diduga Dibunuh – Halaman all

    Awal Mula Penemuan Kerangka Feni Ere di Palopo, Hilang Sejak Januari 2024 dan Diduga Dibunuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah dilaporkan hilang selama setahun, Feni Ere ditemukan dalam kondisi sudah menjadi kerangka di Palopo, Sulawesi Selatan.

    Penemuan ini mengundang banyak pertanyaan terkait dengan pelaku pembunuhan yang hingga kini masih diburu.

    Feni Ere, seorang wanita yang dilaporkan hilang sejak Januari 2024, ditemukan di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo pada tanggal 10 Februari 2025.

    Ayah korban, Parman, menyatakan bahwa Feni ditemukan tepat 10 hari sebelum hari ulang tahunnya.”Sebenarnya kalau Feni masih hidup, maka pada Kamis, 20 Februari 2025 adalah hari ulang tahunnya,” ungkapnya.

    Feni tinggal sendirian di Kecamatan Mungkajang, sementara keluarganya menetap di Kabupaten Luwu Utara.

    Pada 26 Januari 2024, Parman mengunjungi rumah Feni dan mendapati pintu terkunci, serta tidak ada tanda-tanda keberadaan anaknya.

    “Saya coba dobrak pintu rumah dan ternyata Feni Ere tidak ada di rumah,” jelas Parman.

    Di dalam kamarnya, ia menemukan bercak darah yang mengkhawatirkan.

    Setelah laporan orang hilang dibuat ke Polres Palopo pada 27 Januari 2024, pencarian Feni dilakukan secara intensif di berbagai wilayah, termasuk Luwu Timur hingga Toraja.

    Keluarga akhirnya mendapat petunjuk setelah mobil Feni ditemukan di sebuah rumah kosong di Perumahan Elit Antang, Makassar pada Agustus 2024.

    Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi, menegaskan bahwa laporan yang dibuat oleh keluarga tidak pernah diabaikan.

    “Proses pencarian terus dilakukan setelah keluarga membuat laporan orang hilang,” katanya.

    Setelah jenazah Feni ditemukan, jenazahnya telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan.

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, mengungkapkan bahwa 10 saksi telah diperiksa, termasuk teman-teman dekat Feni yang bertemu dengannya sebelum hilang.

    Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki penemuan mobil Feni di Makassar.

    Paman Feni, Farwi, menyatakan bahwa keluarga sangat terkejut mendengar penemuan kerangka Feni setahun setelah dia dilaporkan hilang.

    “Hati keluarga sangat terluka. Satu tahun kami kehilangan, dan Feni ditemukan dalam kondisi seperti ini,” ucapnya penuh haru.

    Keluarga berharap pelaku pembunuhan segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal.

    “Anak ini pasti dibunuh. Kami banyak mencurigai orang, tetapi kami tidak berdaya untuk menangkap pelakunya,” pungkas Farwi.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Setahun Hilang Feni Ere Masih Dicari Keluarga, Mobil Ditemukan di Makassar

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Andi Bunayya)

  • Siapa Feni Ere? Sales Mobil yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Palopo, Hilang Secara Misterius – Halaman all

    Siapa Feni Ere? Sales Mobil yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Palopo, Hilang Secara Misterius – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok dari Feni Ere, sales mobil yang ditemukan tinggal kerangka di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

    Dirangkum dari TribunPalopo.com, Feni Ere merupakan wanita kelahiran 1997.

    Saat ditemukan tinggal kerangka, ia berumur 28 tahun.

    Feni Ere tinggal rumahnya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo.

    Ia seorang diri di rumah tersebut, sedangkan orang tuanya berada di Kabupaten Luwu Utara.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Feni Ere bekerja sebagai sales consultant Honda wilayah Sanggar Laut, Palopo.

    Dirinya memiliki akun Instagram @feny_honda, dengan follower berjumlah 1.011 orang.

    Feni Ere kerap membagikan foto saat sedang bekerja.

    Terdapat sejumlah foto saat dirinya bersama pembeli-pembelinya.

    Usai kabar penemuan kerangka, akun Feni Ere dibanjiri ucapan duka dari warganet lainnya.

    Ada yang menyampaikan rasa duka hingga berharap kasus tewasnya Feni Ere diusut tuntas.

    Parman, ayah Feni Ere menceritakan putrinya hilang secara tiba-tiba.

    Pihak keluarga sudah hilang kontak dengan Feni Ere sejak Januari 2024 lalu.

    Parman kemudian mencari putrinya itu ke rumahnya di Palopo.

    Ia awalnya tidak bisa masuk karena kondisi terkunci.

    Setelah dibuka, Parman dikejutkan dengan adanya ceceran darah di rumah tersebut.

    “Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci.”

    “Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah. Banyak darah di kamarnya,” katanya, dikutip dari TribunPalopo.com, Minggu (23/2/2025).

    Parman melanjutkan ceritanya, ia lalu menempuh berbagai cara guna mencari Feni Ere.

    Ia juga sudah melaporkan kejadian ini ke polisi pada Sabtu 27 Januari 2024.

    Sayangnya, usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

    DITEMUKAN TINGGAL KERANGKA: Feni Ere semasa hidup dan penemuan kerangka manusia. Sosok Feni Ere yang dikabarkan hilang sejak Januari 2024 ditemukan tinggal kerangkadalam kondisi mulut terikat di Palopo pada Januari 2025, diduga jadi korban pembunuhan. (ist)

    Titik terang keberadaan Feni Ere mulai diketahui setelah adanya penemuan kerangka manusia di Kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo pada 10 Februari 2025.

    Keluarga kemudian mencari informasi lebih lanjut.

    Hasilnya, mereka yakin kerangka yang ditemukan adalah Feni Ere.

    Paman Feni, Farwi membeberkan, ciri fisik kerangka manusia memiliki kemiripan dengan Feni Ere

    “Susunan gigi kerangka manusia itu mirip dengan susunan gigi Feni.”

    “Pakaian yang ditemukan bersama kerangka itu juga milik anak kami Feni,” jelasnya, dikutip dari TribunPalopo.com.

    Pihak keluarga yakin Feni Ere adalah korban pembunuhan.

    Dugaan diperkuat karena mobil milik korban ditemukan di rumah kosong wilayah Kota Makassar.

    Farwi mengungkap, keluarga sangat terpukul dengan kejadian nahas yang menimpa keponakannya itu.

    Ia berharap polisi mengusut tuntas kasus ini.

    “Hati keluarga sangat terluka. Satu tahun kami kehilangan dan Feni ditemukan dalam kondisi seperti ini,” ucap Paman Feni, Farwi.

    “Anak ini (Feni Ere) pasti dibunuh. Kami banyak mencurigai orang, tapi kami tidak berdaya untuk menangkap pelakunya,” sambungnya.

    SUASANA RUMAH FENI – Kerangka mayat Feni Ere tiba di rumah duka di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Palopo, Kamis (20/2/2025). Isak tangis keluarga dan kerabat sambut kedatangan kerangka mayat Feni Ere di rumah duka. (Tribun-Timur.Com/Andini)

    Polisi dari jajaran  Polres Palopo bergerak mendalami kasus tewasnya Feni Ere.

    Aparat berwajib sudah melakukan tes DNA.

    Meski hasilnya belum keluar, polisi tetap menyerahkan kerangka tersebut ke keluarga.

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid membeberkan, hingga kini sudah ada 10 saksi dimintai keterangan.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini.”

    “Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” katanya, dikutip dari TribunPalopo.com.

    Sayed menambahkan, selain mengumpulkan keterangan, pihaknya juga menelusuri mobil milik korban.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” tutupnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kasus Pembunuhan Feni Ere, Polres Palopo Periksa 10 Saksi

    (Tribunnews.com/Endra)(Tribun-Timur.com/Andi Bunayya Nandini)

  • Ramai Tagar JusticeForFeni, Sales Mobil Hilang Ditemukan Jadi Kerangka, Mulut Disumpal Kain – Halaman all

    Ramai Tagar JusticeForFeni, Sales Mobil Hilang Ditemukan Jadi Kerangka, Mulut Disumpal Kain – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kematian wanita bernama Feni Ere (28), warga Kota Palopo, Sulsel, masih menimbulkan tanda tanya oleh pihak keluarga.

    Bagaimana tidak, keluarga melaporkan kehilangan Feni sejak 27 Januari 2024 lalu.

    Berselang setahun kemudian, kerangka Feni ditemukan di Kilometer (KM) 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo, Sulsel, Senin (10/2/2025).

    Feni Ere diduga korban pembunuhan. 

    Selain lokasi penemuan kerangka yang berada di areal hutan, kecurigaan ini juga dipicu dengan kondisi kerangka dimana mulutnya tersumpal.

    Tagar #JusticeForFeni pun mulai ramai di media sosial (medsos).

    Tagar ini dinaikkan oleh netizen untuk meminta aparat Polres Palopo agar segera mengungkap pelaku pembunuhan Feni.

    Kasatreskrim Polres Palopo, AKP Saiyed Ahmad Aidid, mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mengontrol dan berusaha semaksimal mungkin menangkap pelaku.

    “Tentunya kami minta doanya dari seluruh masyarakat dan pihak keluarga agar kasus ini terungkap,” ucapnya via telepon, Sabtu (22/2/2025) siang.

    Ia meminta masyarakat dan awak media dapat membantu dan mengontrol kinerja mereka.

    “Tentunya kami terbuka dari bantuan keluarga insan pers dan warga, jika menemukan petunjuk silahkan hubungi kami,” tuturnya.

     

    Periksa 10 Saksi

    Mantan Kasat Reskrim Polres Tana Toraja ini mengungkapkan pihaknya telah memerika 10 saksi.

    Mereka ini adalah yang terakhir kali bertemu dengan Feni sebelum dinyatakan hilang pada Januari 2024 lalu.

    Ia juga menegaskan kasus hilangnya Feni dan penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo masih dalam tahap penyelidikan.

    Terkait temuan mobil di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024, Polres Palopo menyebut telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” jelasnya.

    Pihaknya juga meminta Polda Sulsel untuk meminta keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni di Makassar.

     

    Dimakamkan di Kampung Nenek

    Pihak keluarga menyakini bahwa kerangka yang ditemukan di Battang, Palopo, itu adalah Feni Ere (28).

    Sejumlah bukti mengarah pada keyakinan mereka ini. Seperti kecocokan struktur gigi, sejumlah beda yang ditemukan di sekitar kerangka yang diyakini keluarga merupakan milik Feni Ere.

    Sehingga, tanpa pemeriksaan DNA, polisi pun menyerahkan kerangka itu ke pihak keluarga.

     

    PENJEMPUTAN MAYAT FENI – Keluarga Feni Ere menjemput jenazah Feni Ere di RSUD Sawerigading Palopo pada Kamis (20/2/2025) (kanan) dan Feni Ere semasa hidup. Jasad Feni Ere ditemukan sudah menjadi kerangka setelah setahun menghilang. (IG Feni Ere/Andi Bunayya Nandini/Tribuntimur.com)

    Kerangka telah dimasukkan ke dalam peti dan di bawa ke Bastem, kampung halaman nenek Feni.

    Kerangka Feni Ere dimakamkan di kampung halaman neneknya di Pantilang, Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu, hari ini, Sabtu (22/2/2025).

    “Feni akan dimakamkan di kampung halaman neneknya di Pantilang,” kata Farwi melalui whatsapp ke Tribun Toraja, Jumat (21/2/2025) pagi.
    (*)

     

  • Kronologis Feni Ere Setahun Menghilang Hingga Jasadnya Ditemukan Sudah Jadi Kerangka di Palopo – Halaman all

    Kronologis Feni Ere Setahun Menghilang Hingga Jasadnya Ditemukan Sudah Jadi Kerangka di Palopo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Feni Ere (28), wanita berdarah Toraja, Sulawesi Selatan yang dilaporkan hilang pada  27 Januari 2024 lalu diduga kuat menjadi korban pembunuhan.

    Dugaan tersebut muncul seiring dengan ditemukannya kerangka manusia di Kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo, Sulawesi Selatan pada Senin (10/2/2025).

    Kerangka manusia tersebut ditemukan dalam kondisi mulut terikat kain.

    Belakangan diketahui bila kerangka manusia tersebut merupakan jasad dari Feni Ere.

    Saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut untuk menangkap pelakunya.

    Kronologis Hilangnya Feni Ere

    Feni Ere yang bekerja sebagai sales mobil di Palopo, Sulawesi Selatan dilaporkan hilang kepada polisi pada Jumat (26/1/2024).

    Keluarga membuat laporan setelah Feni Ere tak ditemukan berada di rumah sehari sebelumnya, Kamis (25/1/2024).

    Feni diketahui tinggal sendiri di rumahnya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo.

    Sementara orang tuanya tinggal di Kabupaten Luwu Utara.

    Parman, ayah korban mengatakan Feni sebelum menghilang sempat berkunjung ke Malili, Luwu Timur selama tiga hari.

    Korban pun pulang ke rumahnya di Palopo dan tiba  Rabu (24/1/2024).

    Feni pun sempat memberikan kabar kepada keluarganya bila dirinya pulang sore itu.

    Namun, pada Kamis (25/1/2025), Parman tak lagi mendapatkan kabar dari putrinya.

    Hingga akhirnya ia bergegas ke Palopo dan mendatangi kediaman Feni.

    “Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci. Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah,” kata Parman kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).

    Di dalam rumah, orang tua Feni menemukan bercak darah dalam kamar. 

    “Banyak darah di kamarnya,” ucapnya.

    Parman kemudian melapor hilangnya Feni ke Polres Palopo, pada Sabtu 27 Januari 2024.

    Setelah melakukan pencarian selama setahun, Feni belum juga ditemukan.

    Upaya pencarian pun menemukan titik terang setelah 
    warga menemukan kerangka manusia di hutan perbatasan Toraja-Palopo pada Senin (10/2/2025).

    Sang Ayah Langsung Yakin

    Parman menceritakan bila dirinya langsung meyakini bila kerangka manusia yang ditemukan di Battang Barat adalah putrinya.

    Meskipun saat itu, belum ada pemeriksaan apa-apa yang dilakukan.

    “Biasanya kalau ada berita penemuan mayat saya biasa saja. Tapi waktu dapat informasi penemuan kerangka manusia di Battang Barat itu saya yakin sekali kalau itu Feni,” kata Parman.

    Karena keyakinannya itu, tim forensik Polda Sulsel yang mengautopsi kerangka manusia yang ditemukan di Battang Barat turut mengambil sampel DNA Parman untuk dicocokkan dengan sampel DNA kerangka manusia tersebut.

    Hingga saat ini, belum ada hasil pemeriksaan DNA kerangka manusia dan juga pihak keluarga Feni.

    Namun, kerangka tersebut telah diserahkan ke keluarga Feni Ere pada Kamis (20/2/2025).

    Kerangka itu diserahkan ke keluarga korban karena adanya kemiripan fisik antara Feni Ere dan kerangka manusia yang ditemukan di Battang Barat tersebut.

    Salah satu alasan polisi menyerahkan kerangka mayat itu ke keluarga Feni karena keyakinan pihak keluarga.

    “Susunan gigi kerangka manusia itu mirip dengan susunan gigi Feni. Pakaian yang ditemukan bersama kerangka itu juga milik anak kami Feni,” jelas Paman Feni, Farwi saat ditemui di rumah duka, Kamis (20/2/2025).

    Tak hanya itu, rambut pirang panjang yang ditemukan dekat kerangka manusia tersebut juga meyakinkan pihak keluarga bahwa itu adalah Feni. 

    Feni Ere akan dimakamkan di kampung halaman neneknya di Pantilang, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu.

    Pemakaman akan dilakukan, Sabtu (22/2/2025) besok.

    “Feni akan dimakamkan di kampung halaman neneknya di Pantilang,” kata Farwi melalui whatsapp ke Tribun Toraja, Jumat (21/2/2025) pagi.

    Mobil Feni Ere Ditemukan Tahun Lalu

    Keluarga pun mengungkap mobil Feni Ere ditemukan di sebuah perumahan di jalan Amurang Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, pada 18 Juli 2024 lalu.

    Mobil Honda Brio itu terparkir di sebuah rumah yang kosong selama dua bulan.

    Pihak keamanan perumahan lalu melaporkan hal tersebut ke polisi.

    “Itu mobil dilaporkan oleh security perumahan, karena sudah 2 bulan terparkir tidak ada orangnya,” kata Farwi.

    Empat hari kemudian, tanggal 22 Juli 2024, pihak dari Polda Sulsel datang untuk memeriksa kendaraan tersebut. 

    “Mobil itu sekarang disimpan oleh Reserse Polda Sulsel,” ujarnya.

    Setelah mengetahui pemilik kendaraan itu, Polda Sulsel langsung konfirmasi ke keluarganya Feny.

    Polisi Periksa 10 Saksi

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid mengatakan pihaknya telah memeriksa 10 saksi atas kasus hilangnya Feni Ere.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” kata AKP Sayed Ahmad Aidid kepada Tribun-Timur.com saat dihubungi, Jumat (21/2/2025).

    Ia juga menegaskan kasus hilangnya Feni dan penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo masih dalam tahap penyelidikan.

    Terkait temuan Mobil di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024, Polres Palopo menyebut telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” jelasnya.

    Pihaknya juga meminta Polda Sulsel untuk meminta keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni di Makassar.

    (tribuntimur.com/ andi bunayya nandini/ tribuntoraja.com/ rosmianti mawalle)

    Sebagaian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kasus Pembunuhan Feni Ere, Polres Palopo Periksa 10 Saksi

  • Temuan Kerangka Manusia di Palopo Diduga Feni Ere yang Hilang Setahun Lalu – Halaman all

    Temuan Kerangka Manusia di Palopo Diduga Feni Ere yang Hilang Setahun Lalu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Palopo, Sulawesi Selatan kini tengah menyelidiki kasus hilangnya Feni Ere yang telah berlangsung sejak Januari 2024.

    Kasus ini kembali mencuat setelah penemuan kerangka mayat di Battang Barat, Palopo, yang diduga kuat merupakan Feni Ere, Senin (10/2/2025).

    Kerangka tersebut diserahkan kepada keluarga Feni karena memiliki kemiripan fisik.

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, menyampaikan pihaknya telah memeriksa sepuluh saksi.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang, termasuk teman dekatnya,” ungkapnya kepada TribunTimur.com, Jumat (21/2/2025).

    Ia menegaskan kasus hilangnya Feni dan penemuan kerangka mayat di Battang Barat Palopo masih dalam tahap penyelidikan.

    Diketahui mobil Feni juga dinyatakan hilang bersamaan dengan hilangnya Feni Ere pada Januari 2024.

    Mobil tersebut ditemukan di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024.

    Kasat Reskrim Polres Palopo menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” jelasnya.

    Pihaknya juga meminta Polda Sulsel untuk mengambil keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Dosen UNM Diduga Lakukan Pelecehan Sesama Jenis, Rektor Akan Beri Sanksi Tegas – Halaman all

    Sosok Dosen UNM Diduga Lakukan Pelecehan Sesama Jenis, Rektor Akan Beri Sanksi Tegas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) di Sulawesi Selatan, berinisial K, dilaporkan mahasiswa atas kasus pelecehan sesama jenis.

    Hingga kini, baru satu mahasiswa yang mengaku menjadi korban pelecehan yang dilakukan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) tersebut.

    Presiden BEM FISH UNM, Fikran Prawira, menyatakan tak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah setelah satu korban melapor.

    “Tapi kami juga masih mencari kemungkinan adanya korban-korban yang lain,” ungkapnya, Rabu (19/2/2025), dikutip dari TribunTimur.com.

    Ia menambahkan kasus pelecehan sesama jenis dilakukan K ke korban sebanyak tiga kali.

    “Korbannya laki-laki dan pelakunya juga laki-laki. Jadi info yang didapatkan mulai dari bulan Mei tahun lalu,” sambungnya.

    Fikran Prawira menerangkan K mengajak korban ke rumahnya untuk menyelesaikan tugas.

    “Jadi informasi yang kami dapatkan ingin memberikan ajakan untuk melanjutkan menyelesaikan ujian akhir semesternya di rumah yang bersangkutan,” ucapnya.

    Korban menuruti permintaan K karena mendapat ancaman serta intervensi nilainya akan dikurangi.

    “Selanjutnya ada juga intervensi dalam hal ini menggunakan relasi kuasa sebagai dosen dari mata kuliah tersebut.” 

    “Ketika korban melawan atau melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan terduga pelaku maka akan diberikan nilai eror itu laporan dari korban,” tandasnya.

    Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sulsel, AKBP Yerlin Tading Kate, mengatakan korban sudah membuat laporan ke Polsa Sulawesi Selatan pada Januari 2025.

    “Kasusnya masih dalam penyelidikan. Saksi-saksi sudah ada yang dipanggil,” tuturnya.

    Penyidik akan memanggil terlapor K pada Senin (24/2/2025).

    Sementara itu, Kanit 5 Subdit Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Sulsel, Iptu Alex T, menjelaskan sejumlah saksi telah diperiksa.

    “Saksi-saksi sudah kami periksa baru beberapa orang, visum dan psikiatri-nya baru kami menyurat,” katanya.

    Menanggapi kasus ini, Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, mengaku akan menindak tegas oknum dosen yang melakukan pelecehan seksual.

    “Karena tidak ada laporan ke UNM terkait kasus dugaan pelecehan seksual, maka kami menunggu hasil pelaporan dari Polda, kami pasti memberi sanksi berat jika terbukti,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Oknum Dosen UNM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Polisi Periksa 3 Saksi

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Muslimin Emba)

  • Oknum Dosen UNM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Modus Diajak ke Rumah untuk Selesaikan Ujian – Halaman all

    Oknum Dosen UNM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Modus Diajak ke Rumah untuk Selesaikan Ujian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang oknum dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) berinisial K, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswanya.

    Hal itu diungkapkan Presiden BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) UNM, Fikran Prawira di sela unjuk rasa ‘Indonesia Gelap’, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu (19/2/2025) sore.

    “Ya, kalau isu mengenai kekerasan seksual itu benar ada hanya terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum dan dilakukan oleh salah satu oknum dosen terhadap mahasiswanya,” ucap Fikran, dikutip dari Tribun-Timur.com.

    K diduga melakukan pelecehan terhadap mahasiswa semester enam yang berinisial A.

    “Intinya dia dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,” ujarnya.

    Hingga saat ini, baru satu mahasiswa yang berani mengungkapkan dirinya sebagai korban.

    Namun, Fikran menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan masih ada korban lain dalam kasus asusila tersebut.

    “Sampai saat ini baru satu korban yang berani mau lapor, berani speak up. Tapi kami juga masih mencari kemungkinan adanya korban-korban yang lain,” bebernya.

    Fikran menjelaskan, oknum dosen tersebut berjenis kelamin laki-laki, sedangkan korban juga berjenis kelamin yang sama.

    Insiden itu sudah terjadi sejak tahun lalu.

    “Korbannya laki-laki dan pelakunya juga laki-laki. Jadi info yang didapatkan mulai dari bulan Mei tahun lalu,” ungkap Fikiran.

    “Yang disampaikan kepada kami Ada tiga kali aksi pelecehannya Ada 3 kali berlangsung di rumah terduga pelaku,” sambungnya.

    Fikran mengungkapkan bahwa oknum dosen tersebut menggunakan modus mengundang korban ke rumahnya dengan alasan menyelesaikan ujian.

    “Jadi informasi yang kami dapatkan ingin memberikan ajakan untuk melanjutkan menyelesaikan ujian akhir semesternya di rumah yang bersangkutan,” tuturnya.

    Tak hanya itu, K juga diduga mengancam korban dengan mempengaruhi nilai akademiknya.

    “Selanjutnya ada juga intervensi dalam hal ini menggunakan relasi kuasa sebagai dosen dari mata kuliah tersebut,” terang Fikran.

    “Ketika korban melawan atau melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan terduga pelaku maka akan diberikan nilai eror itu laporan dari korban,” lanjutnya.

    Fikran mengatakan, korban sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian.

    “Korban sudah melapor beberapa hari yang lalu di Polda Sulsel,” ucapnya.

    Terkait kejadian ini, pihak kampus buka suara.

    Rektor UNM, Prof. Karta Jayadi menyatakan, kasus tersebut ia serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

    Ia menegaskan bahwa jika terbukti bersalah, oknum dosen tersebut akan dikenakan sanksi.

    “Karena tidak ada laporan ke UNM terkait kasus dugaan pelecehan seksual, maka kami menunggu hasil pelaporan dari Polda, kami pasti memberi sanksi berat jika terbukti,” tuturnya.

    Polisi sudah periksa sejumlah saksi

    Sementara itu, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah menerima laporan tersebut dan memeriksa sejumlah saksi.

    “Kasusnya masih dalam penyelidikan. Saksi-saksi sudah ada yang dipanggil,” Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sulsel, AKBP Yerlin Tading Kate saat dikonfirmasi tribun, Rabu (19/2/2025).

    Yerlin mengatakan, penyidik telah menjadwalkan pemanggilan terhadap oknum dosen berinisial K yang dilaporkan.

    “Hari Senin depan terlapor juga dipanggil,” jelasnya.

    Hal senada juga diutarakan oleh Kanit 5 Subdit Remaja Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Sulsel, Iptu Alex T.

    “Iya betul dalam proses, kami memeriksa saksi-saksi, itu baru kita lakukan,” ujar Alex kepada wartawan.

    “Saksi-saksi sudah kami periksa baru beberapa orang, visum dan psikiatri-nya baru kami menyurat,” sambungnya.

    Alex mengatakan, sejumlah saksi yang diperiksa merupakan teman-teman dari A.

    “Sudah tiga orang dari pihak pelapor ini, dari teman temannya. (Korbannya) Satu aja, sendiri yang mahasiswa itu,” jelas Alex.

    Adapun kasus ini telah dilaporkan pada akhir bulan Januari.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul BREAKING NEWS: Dosen UNM dilaporkan ke Polisi Diduga Lecehkan Mahasiswa 

    (Tribunnews.com/Falza) (Tribun-Timur.com/Muslimin Emba)

  • Direktorat Narkoba Polda Sulsel Berhasil Ungkap Oknum Pegawai Lapas Jual Sabu

    Direktorat Narkoba Polda Sulsel Berhasil Ungkap Oknum Pegawai Lapas Jual Sabu

     

    Liputan6.com, Makassar Tim Khusus (Timsus) Direktorat Narkoba Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Dit Narkoba Polda Sulsel) berhasil membekuk oknum pegawai lembaga pemasyarakatan (Lapas) inisial SA (32) yang diduga menjual narkoba jenis sabu di Jalan Poros Baranti, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulsel, Senin 17 Februari 2025.

    Plt Direktur Reserse Narkoba Polda Sulsel, AKBP Gany Alamsyah Hatta membenarkan adanya penangkapan oknum pegawai lapas inisial SA yang diduga menjual sabu tersebut.

    Ia menjelaskan, penangkapan terhadap oknum pegawai lapas inisial SA tersebut bermula saat Unit 1 Timsus Dit Narkoba Polda Sulsel menerima informasi dari masyarakat bahwa di Jalan Poros Baranti Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang sering dijadikan tempat transaksi penjualan narkotika jenis sabu. 

    Dari informasi awal tersebut, kata Gany, tim kemudian melakukan pengintaian di tempat yang dimaksud dan salah satu dari anggota tim juga menyamar dengan melakukan transaksi. 

    Sekitar Pukul 16.00 Wita, anggota yang akan melakukan transaksi bertemu dengan pria inisial SA dan OB. Sejam setelahnya atau tepatnya Pukul 17.00 Wita, sebuah mobil jenis Toyota Calya berwarna abu-abu metalik yang dikendarai oleh pria inisial PT datang dan kemudian menyerahkan sebuah kantong plastik berwarna hitam yang berisi 3 saset bening berukuran sedang yang diduga narkotika jenis sabu kepada SA. Selanjutnya SA membawa barang tersebut dan menyerahkan kepada anggota yang melakukan transaksi. 

    “Saat itulah tim langsung mengamankan SA beserta barang buktinya. Sementara OB dan PT berhasil kabur dari pengejaran anggota,” ucap Gany via telepon, Rabu (19/2/2025).

    Dari hasil interogasi tim di lapangan, SA mengakui barang bukti yang diamankan darinya berupa 3 bungkusan plastik bening yang diduga berisi serbuk kristal bening yang diduga narkotika jenis sabu adalah benar miliknya yang diperoleh dari PT yang saat ini berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).

    Selanjutnya SA beserta barang bukti berupa 3 bungkus yang berisi diduga sabu dan sebuah handphone merek Iphone dibawa ke kantor Direktorat Narkoba Polda Sulsel untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.

    “Atas perbuatannya, SA diduga melanggar Pasal 114 Subsider Pasal 112 Undang undang No. 35 Tentang Narkotika,” Gany menandaskan.

    Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

     

    Polisi membongkar jaringan pengedar narkoba jenis sabu-sabu di Kalimantan Timur. Selain menangkap tiga tersangka, polisi juga menyita sabu-sabu sebanyak 21 kg.

  • Kerangka Manusia di Palopo, 2 Keluarga Mengaku Kehilangan, Polisi Tunggu Forensik
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Februari 2025

    Kerangka Manusia di Palopo, 2 Keluarga Mengaku Kehilangan, Polisi Tunggu Forensik Regional 15 Februari 2025

    Kerangka Manusia di Palopo, 2 Keluarga Mengaku Kehilangan, Polisi Tunggu Forensik
    Tim Redaksi
    PALOPO, KOMPAS.com
    – Hingga saat ini aparat di Kepolisian Resor Palopo masih menangani kasus Pasca penemuan
    kerangka manusia
    di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
    Kerangka manusia
    tersebut ditemukan, pada Senin (10/2/2025) lalu, di dekat wisata Air Terjun Batu Dewa, sekitar 100 meter dari Kilometer 35 Jalan Poros Palopo–Toraja.
    Kasi Humas
    Polres Palopo
    , AKP Supriadi menyatakan, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan dengan bantuan Tim
    Forensik
    Biddokkes
    Polda Sulsel
    .
    “Tim Forensik telah melakukan otopsi dan pengambilan sampel DNA dari tengkorak tersebut. Pihak kepolisian masih menunggu hasil analisis laboratorium dari Biddokkes Polda Sulsel,” kata Supriadi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025) malam.
    “Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel telah melakukan otopsi serta pengambilan sampel DNA, dan saat ini kami masih menunggu hasilnya,” tambah Supriadi.
    Lanjut Supriadi, Polres Palopo mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan gambar atau informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan terkait kasus ini.
    “Mari kita tunggu hasil resmi dari penyelidikan agar tidak menimbulkan kesimpangsiuran di tengah masyarakat,” ujar Supriadi.
    Menurut Supriadi, pasca kejadian tersebut, polisi telah menerima laporan adanya warga yang kehilangan keluarganya.
    “Ada dua orangtua yang anggota keluarganya hilang, keduanya yakni orangtua dari Febi, salah seorang sales Honda di Palopo, warga Jalan Pong Simpin yang hilang sejak 2024 dan belum ada kabarnya hingga saat ini.”
    “Kemudian orangtua dari salah seorang warga dari Kabupaten Wajo yang juga melaporkan anak gadisnya hilang sejak 2024 lalu,” ucap Supriadi.
    “Anak gadis yang dikabarkan hilang sejak 2024 itu keduanya menyebutkan bahwa memiliki kemiripan, seperti rambut panjang agak pirang.”
    “Untuk memastikan identitas di balik rangka mayat yang ditemukan itu, Polres Palopo menunggu hasil pemeriksaan
    forensik
    Biddokkes Polda Sulsel,” ujar dia.
    Tim forensik Polda Sulsel telah melakukan otopsi kerangka manusia di kamar jenazah RSUD Sawerigading Palopo pada Jumat (14/2/2025) kemarin.
    Ahli Forensik Polda Sulsel, Denny Matius mengatakan, ditemukan tanda-tanda kekerasan pada kerangka manusia yang diperkirakan telah dikubur lebih dari enam bulan.
    “Dugaan tersebut akan dibuktikan lewat pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Prioritas otopsi ini adalah mengungkap identitas kerangka manusia,” tutur Denny.
    Selain pengambilan sampel kerangka manusia, tim juga mengambil sampel dari warga yang mengaku kehilangan anak. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • LBH Makassar Soroti Pengerahan Berlebihan Aparat di Eksekusi Lahan Pettarani, Buang Anggaran di Tengah Efisiensi

    LBH Makassar Soroti Pengerahan Berlebihan Aparat di Eksekusi Lahan Pettarani, Buang Anggaran di Tengah Efisiensi

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Sekitar 1.000 aparat kepolisian dikerahkan untuk pengamanan eksekusi lahan di Jalan AP Pettarani, Makassar. Pengerahan aparat yang dinilai berlebih ini menuai sorotan di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.

    Iyan Hidayat Anwar dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-Lembaga Bantuan Hukum (YLBH-LBH) Makassar menilai pengerahan aparat pada eksekusi lahan di Jl AP Pettarani berlebihan. Apalagi di tengah efisiensi anggaran saat ini.

    “Pengamanan ini terlalu berlebihan, mengingat kondisi keuangan negara yang tidak stabil,” kata Iyan kepada fajar.co.id, Kamis (13/2/2025).

    Objek lahan gedung Hamrawati dan ruko di Jalan AP Pettarani, yang berada di Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakkukang berada di atas tanah seluas 2.000 meter persegi. Di atas lahan tersebut berdiri bangunan gedung serbaguna dan 9 ruko.

    Ketegangan terjadi sejak pagi hari. Massa yang hendak menghalau petugas eksekusi, dihadapkan dengan aparat kepolisian yang berasal dari Polrestabes Makassar dan Polda Sulsel.

    Massa melempar batu ke aparat kepolisian. Di saat yang sama, aparat yang membawa pentungan dan tameng terus mendesak warga untuk mundur, sembari menembakkan air.

    Iyan menilai, belakangan ini, penggusuran makin kerap terjadi di Makassar. Polanya sama, polisi mengerahkan kekuatan secara berlebihan.

    “Belakangan, penggusuran semakin masif di Makassar. Negara menggunakan instansi keamanan secara berlebihan, membuang anggaran untuk menghancurkan rumah warga,” terangnya.

    “Mereka menggusur dengan mengabaikan hak hidup warganya,” tandas Iyan.