Kementrian Lembaga: Polda Metro Jaya

  • Ambisi Ibu Diduga Picu Anak 14 Tahun Bunuh Keluarganya, Guru Muncul Kuak Tabiat: Agak Keras ke Anak

    Ambisi Ibu Diduga Picu Anak 14 Tahun Bunuh Keluarganya, Guru Muncul Kuak Tabiat: Agak Keras ke Anak

    TRIBUNJATIM.COM – Sosok diduga guru dari remaja yang bunuh keluarganya sendiri muncul ke publik.

    Dia mengungkap pemicu MAS (14) melakukan tindak kriminal yang menghabisi nyawa keluarganya di kawasan Lebak Bulus, Cilanda, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

    Akibat aksi ini, ayah dan nenek pelaku, Argadipa (40) dan Ruth Megawati), tewas, sementara ibunya, Mita, harus dirawat di rumah sakit.

    Menurut guru, ambisi Mita terhadap anak semata wayangnya mungkin menjadi penyebab.

    Dia ingin MAS yang duduk di bangku 1 SMA berkuliah di Universitas Indonesia (UI).

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Akun Twitter bernama @saya160560 mengaku bahwa ia sempat berbincang dengan ibunda terduga pelaku pembunuhan yakni Mita di bulan Oktober 2024 lalu.

    Disinyalir Mita sempat mengurai ambisinya yakni agar sang putra tunggal, MAS bisa berkuliah di Universitas Indonesia.

    “Kebetulan ini (terduga pelaku) siswa bimbingan saya dan saya pernah ngobrol lumayan la dengan ibunya di bulan Oktober lalu. Dari obrolan ini saya paham gimana pola orang tua nya mendidik anaknya karna si anak ini anak tunggal dan orang tuanya pengen si anak LuLus ke UI,” tulis akun @saya160560.

    Tak cuma itu, akun tersebut juga mengungkap kejadian sebelum insiden pembunuhan terjadi.

    Kejadian tersebut diduga jadi pemicu konflik di keluarga korban dan terduga pelaku.

    Yakni ibunda pelaku marah nilai try out alias uji coba ujian sang putra tidak sesuai ekspektasi.

    “Saya sih sedikit percaya karena ini anak kebetulan siswa saya dan saya pernah ngobrol lama dengan ibunya kalau mereka ingin anaknya nanti kuliah di ilmu komputer UI karena kebetulan ayahnya seorang programer. Kamis anaknya masih ke bimbingan dan orang tuanya masih merespon chat saya di hari Kamis ketika saya bagikan hasil TO siswa. Saya khawatir karna hasil TO anaknya gak sesuai ekspektasi orang tuanya si anak di omelin dengan keras. Karna ibunya sendiri pernah bilang ke saya kalau mereka agak sedikit keras ke anaknya,” pungkas akun @saya160560.

    Terkait sosok terduga pelaku pembunuhan, akun yang mengaku sebagai guru MAS itu mengungkap fakta.

    Bahwa terduga pelaku adalah sosok yang pendiam namun cerdas.

    “Anaknya pintar, rajin memang agak pendiam kalau saya ngajar si anak ini terus menunjukkan tanda kalau dia lelahh dan setiap kali sya tanya dia gak mau menjawab terlalu terbuka. Tapi, apapun itu si anak tetap salah dan jadi pembelajaran untuk kita semua,” kata akun saya160560.

    Sementara itu terkait isu motif pelaku membunuh ayah dan neneknya serta melukai sang ibu, pihak kepolisian akhirnya buka suara.

    Hingga kini penyidik belum bisa menyimpulkan apakah tekanan akademik dari orang tua jadi pemicu pelaku melakukan aksi pembunuhan sadis tersebut.

    Penyidik masih menunggu pihak psikolog anak memeriksa terduga pelaku.

    “Sampai saat ini belum ada (pengakuan terduga pelaku soal motif pembunuhan karena tekanan akademik). Itu nanti yang menyimpulkan ahlinya, psikolog anak, nanti ahli yang lain,” imbuh Kapolres Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal.

    Adapun perihal kondisi terduga pelaku saat ini, MAS rupanya dalam keadaan menyesal.

    “Ada pendalaman psikiater juga untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan (pembunuhan). Padahal di keluarganya dia (terduga pelaku) sangat disayang. Tadi yang bersangkutan (terduga pelaku) sangat sedih, menunjukkan penyesalan yang mendalam,” kata Kombes Ade Rahmat Idnal.

    Bahkan diungkap penyidik, terduga pelaku sempat bertanya soal kondisi sang ibu setelah insiden penikaman yang ia lakukan.

    Kepada pihak kepolisian, MAS mengaku menyesali perbuatannya.

    “Ibu (terduga pelaku) masih dalam pemulihan, belum bisa diwawancara. Dia (terduga pelaku) mempertanyakan bagaimana kondisi ibunya, dia sangat menyesal dengan kejadian ini. Masih pendalaman kenapa dia tiba-tiba melakukan itu (pembunuhan), kemudian ada tekanan apa,” ucap Kombes Ade Rahmat Idnal.

    Postingan ibunda pelaku

    Sementara sang terduga pelaku tengah dalam perasaan menyesal, publik menyoroti sosok ibunda MAS.

    Setelah kasus pembunuhan keluarganya viral, akun ibunda pelaku yakni Mita mendadak ramai diserbu netizen.

    Terlihat khalayak menyoroti postingan terakhir Mita di media sosial Instagram.

    Dalam postingannya itu, Mita membagikan fotonya bersama sang suami, Argadipa dan sang putra, MAS alias A.

    Foto tersebut adalah momen membanggakan karena A berhasil lulus sekolah dasar dengan prestasi gemilang.

    Terlihat MAS alias A membawa piala bertuliskan peringkat 1.

    Postingan diduga ibunda pelaku pembunuhan ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan jadi sorotan.

    Dalam unggahnnya itu, Mita pun mengurai rasa bangganya kepada sang putra tunggal.

    “Post ah, biar nggak hilang fotonya.Congrats A. Alhamdulillah,” tulis Mita.

    Postingan ibunda pelaku itu sontak ramai dikomentari netizen yang ikut berduka dengan kasus korban.

    “Turut berduka cita,”

    “Turut berdukacita sedalam2nya. Semoga bunda segera sehat dan masalah bisa segera selesai,”

    “Turut brduka… kira2 permasalahan/motif mas A bisa tega melakukn hal tsb apa ya?

    “Turut berduka dan semoga cepat selesai masalahnya Bundd…sabarrr,”

    Hingga kini ibunda pelaku sekaligus korban masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.

    Kronologi kejadian

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan kronologi awal kasus pembunuhan anak terhadap ayah dan neneknya.

    Peristiwa tersebut diketahui terjadi di Perumahan Taman Bona Indan Blok B6 No. 12 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

    Saksi yang merupakan sekutiti yang bertugas mendengar info telah terjadi pembacokan.

    Menurutnya, sang ibu juga ditikam oleh tersangka tetapi dalam keadaan selamat dalam kondisi luka berat.

    “Awal kejadian menurut keterangan para saksi bahwa pada Sabtu (30/11/2024) sekitar jam 01.00 WIB pada saat para saksi sedang bekerja sebagai petugas security, saksi A mendengar info telah terjadi pembacokan di depan rumah Blok B6 No 12,” ucap Ade Ary dalam keterangannya, Sabtu (30/11/2024).

    Kemudian saksi A mendatangi TKP dan di depan rumah tersebut bertemu dengan warga sedang berdiri di depan rumahnya.

    Saat itu saksi melihat ibu pelaku inisial AP yang berdiri dalam keadaan berlumur darah pada tangan dan pakaian yang dikenakan.

    Sementara kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi terkapar di lantai dasar rumahnya.

    Melihat hal itu lalu saksi saksi A langsung menginformasikan melalui handy talkie (HT) bahwa telah terjadi pembunuhan di TKP.

    Informasi di HT didengar oleh para petugas sekuriti lain saksi T, saksi G, dan saksi R.

    “Setelah mengetahui ada pembunuhan saksi T melihat pelaku awalnya berjalan kaki dengan cepat di Taman Blok A Perumahan Taman Bona Indah lalu saksi A memanggil pelaku,” terang Kabid Humas Polda Metro Jaya.

    Namun tiba-tiba pelaku berlari ke arah lampu merah Karang Tengah. 

    Saksi A meminta bantuan di HT dan saksi G yang mendengar perihal permintaan bantuan langsung mendatangi saksi T. 

    Kemudian saksi T bersama dengan saksi G langsung menangkap pelaku yang saat itu pada bagian tangan kanan dan tangan kirinya serta pakaian terlihat berlumur darah (warna merah). 

    Pelaku diamankan ke Pos Security dan sekira pukul 02.00 WIB para saksi melaporkan peristiwa dugaan terjadinya pembunuhan ke Polsek Cilandak guna pengusutan lebih lanjut.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Polda Metro Jaya periksa anggota yang diduga bunuh ibunya di Bogor

    Polda Metro Jaya periksa anggota yang diduga bunuh ibunya di Bogor

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan terhadap salah satu anggotanya berinisial NP (41) yang diduga melakukan pembunuhan terhadap ibunya berinisial HS (61) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

    “Yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan terkait pelanggaran kode etik dan pemeriksaan para saksi-saksi saat ini sedang berjalan,” kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Bambang Satriawan saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Bambang menambahkan, tersangka NP

    merupakan Anggota Polres Metro Bekasi dan berpangkat Aipda.

    Namun untuk lebih detail informasi kasus tersebut, dia menjelaskan akan disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Polisi Ade Ary Syam Indradi. “Nanti data lengkap akan disampaikan melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya,” katanya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus penganiayaan tersebut terjadi pada Minggu (1/12) sekitar pukul 21.30 WIB di warung milik korban di Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

    Saat kejadian, saksi melihat pelaku, yang merupakan anak kandung korban, mendorong ibunya hingga jatuh.

    “Tidak berhenti di situ, pelaku kemudian mengambil tabung gas elpiji 3 kg dan memukulkannya ke kepala korban sebanyak tiga kali, dari saksi mata yang melihat langsung,” kata Kapolres Bogor AKBP AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam keterangannya yang diterima Senin.

    Rio menjelaskan, korban sempat dibawa ke RS Kenari oleh warga yang melaporkan kejadian tersebut. Namun, nyawanya tidak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia.

    Setelah kejadian, pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan mobil pikap. “Namun, beberapa jam kemudian, pelaku ditemukan di sekitar jalan raya depan RS Hermina Cileungsi dan berhasil diamankan Polres Bogor,” katanya.

    Rio menambahkan barang bukti berupa tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) telah diamankan oleh polisi. Sedangkan jenazah korban telah dibawa ke RS Polri untuk proses autopsi guna mendukung penyelidikan lebih lanjut.

    Pihaknya terus berkoordinasi dengan Propam Polda Metro Jaya untuk terkait kode etik. Terkait tindak pidananya akan diproses lebih lanjut di Polres Bogor.

    “Kami pastikan penanganan kasus ini dilakukan sesuai prosedur karena berkaitan dengan tega membunuh ibu kandungnya sendiri,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kronologi Oknum Polisi Hantam Ibu Kandungnya dengan Gas 3kg Hingga Meninggal di Bogor

    Kronologi Oknum Polisi Hantam Ibu Kandungnya dengan Gas 3kg Hingga Meninggal di Bogor

    Bisnis.com, JAKARTA — Polisi mengungkap kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum anggota terhadap ibunya menggunakan gas 3kg hingga meninggal dunia.

    Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan kejadian itu Minggu (1/12/2024) sekitar pukul 21.30 WIB di warung milik korban Herlina Sianipar (61).

    “Saat kejadian, saksi melihat pelaku, yang merupakan anak kandung korban, mendorong ibunya hingga jatuh,” ujar Rio dalam keterangan tertulis, Senin (2/12/2024).

    Selain mendorong ibunya, oknum polisi Nickson Pangaribuan atau NS (41) itu juga diduga telah menghantamkan gas LPG 3kg sebanyak tiga kali.

    “Tidak berhenti di situ, pelaku kemudian mengambil tabung gas LPG 3 kg dan memukulkannya ke kepala korban sebanyak tiga kali, dari saksi mata yang melihat langsung,” tambahnya.

    Kemudian, kata Rio, korban sempat dibawa ke RS Kenari oleh warga yang melaporkan kejadian tersebut. Namun, nyawanya tidak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia.

    Di sisi lain, NS sempat melarikan diri dengan menggunakan mobil pikap. Selang beberapa jam kemudian, pelarian oknum anggota Polda Metro Jaya itu diamankan di Jalan Raya sekitar RS Hermina.

    “Kami terus berkoordinasi dengan Propam Polda Metro Jaya untuk terkait Kode Etik nya, terkait Tindak Pidana nya akan diproses lebih lanjut di Polres Bogor, Kami pastikan penanganan kasus ini dilakukan sesuai prosedur karena berkaitan dengan tega membunuh Ibu Kandungnya sendiri ,” pungkas Rio.

  • Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Bertugas di Polrestro Bekasi 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2024

    Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Bertugas di Polrestro Bekasi Megapolitan 2 Desember 2024

    Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Bertugas di Polrestro Bekasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aipda Nikson Pangaribuan alias Ucok (41), polisi yang membunuh ibu kandungnya, Herlina (61), di Cileungsi, Kabupaten Bogor, sehari-hari bertugas di Polres Metro Bekasi Kota.
    “Anggota Polrestro Bekasi,” kata Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol Bambang Satriawan saat dikonfirmasi, Senin (2/12/2024).
    Petugas Bidang Propam Polda Metro Jaya tengah memeriksa pelaku
    “Yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan terkait pelanggaran kode etik, dan pemeriksaan para saksi-saksi, saat ini sedang berjalan,” imbuh Bambang.
    Diketahui, Nikson membunuh ibunya pada Minggu (1/12/2024) sekitar pukul 21.30 WIB.
    Kejadian berlangsung di warung ibunya, saat korban tengah melayani pembeli. 
    Secara tiba-tiba, Nikson datang dari arah belakang dan mendorong ibunya hingga tersungkur jatuh ke lantai. Nikson kemudian menganiaya ibunya menggunakan tabung berukuran tiga kilogram.
    “Nikson mengambil tabung yang ada di warung dan memukulkannya ke arah kepala korban sebanyak tiga kali,” kata Kapolsek Cileungsi Kompol Wahyu Maduransyah Putra.
    Seorang pembeli sempat melihat penganiayaan tersebut. Namun saat itu, dia melarikan diri karena takut.
    Pembeli tersebut kemudian memberitahu warga sekitar.
    Mereka segera menelepon ambulans untuk membawa korban ke RS Kenari.
    “Setelah sampai di RS Kenari, korban dinyatakan telah meninggal dunia dan untuk pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan Suzuki pikap,” kata Wahyu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelajaran dari Kecelakaan BMW Hantam Pikap hingga Mental di Tol Serpong

    Pelajaran dari Kecelakaan BMW Hantam Pikap hingga Mental di Tol Serpong

    Jakarta

    BMW menghantam pikap di Tol Serpong-Balaraja. Ini pelajaran penting dari kecelakaan yang membuat tiga orang terluka.

    Kecelakaan yang melibatkan BMW dan pikap jadi perbincangan hangat di jagat media sosial. Kecelakaan tersebut terjadi di ruas jalan tol Serpong-Balaraja KM 15. Diungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, kecelakaan itu bermula saat mobil BMW yang dikemudikan DRM kehilangan kendali dan berujung menabrak pikap.

    “Diduga saudara DRM (pengemudi BMW) hilang kendali ke arah kiri sehingga menabrak kendaraan jenis pikap yang dikemudikan oleh saudara FB dengan penumpang saudara AS yang pada saat itu berjalan pada lajur 2 atau lajur tengah hingga kendaraan pikap terpental dan berputar di jalan,” kata Ade Ary dilansir detikNews.

    Akibat kecelakaan itu, mobil BMW yang dikemudikan DRM terlihat rusak parah. Wujudnya pun sudah tak berbentuk lagi karena ringsek dari bodi depan hingga samping. Sedangkan kerusakan yang dialami pikap di antaranya bodi belakang penyok, lampu belakang kanan dan ban serta velg rusak.

    Tiga orang juga terluka. Pengemudi BMW mengalami luka memar di wajah dan juga tangan. Penumpang BMW itu mengalami patah kaki dan tangan. Sementara pengemudi pikap mengalami sesak nafas.

    Adapun hilang kendali saat mengemudi bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Trainer dan Program Development Global Defensive Driving Consulting Andry Berlianto mengungkap hilang kendali dipicu oleh gaya mengemudi, kondisi jalan, kondisi kendaraan, distribusi, hingga cuaca.

    Gaya mengemudi yang bisa memicu hilang kendali adalah agresif karena merasa terlalu percaya diri, sehingga mengabaikan kemampuan kendaraan.

    “Soal gaya mengemudi, bisa jadi sebaliknya yaitu tidak pede dalam mengendalikan kendaraan,” ungkap Andry saat dihubungi detikOto, Senin (2/12/2024).

    Kondisi jalan juga bisa memicu hilang kendali karena bisa jadi permukaannya tidak rata. Bisa juga ada objek yang membuat kendaraan selip. Kondisi kendaraan juga tak boleh diabaikan dalam setiap perjalanan. Pastikan ban dalam kondisi prima dengan tekanan sesuai anjuran pabrikan. Pun demikian dengan rem, pastikan masih berfungsi dengan baik.

    Hal selanjutnya yang memicu terjadinya hilang kendali adalah bobot yang diangkut kendaraan. Pastikan kendaraan tidak mengangkut beban melebihi kapasitasnya. Terakhir, cuaca yang juga dapat mempengaruhi hilang kendali.

    “Kondisi jalan licin atau hujan lebat yang membuat pandangan demikian terbatas atau bisa jadi karena adanya kemungkinan terpaan angkin dari samping dengan keras,” pungkas Andry.

    (dry/rgr)

  • Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Bertugas di Polrestro Bekasi 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2024

    Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Diperiksa Propam Polda Metro Megapolitan 2 Desember 2024

    Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Diperiksa Propam Polda Metro
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya tengah memeriksa anggota polisi bernama Nikson Pangaribuan alias Ucok (41) karena membunuh ibu kandungnya, Herlina (61), pakai tabung gas tiga kilogram di Cileungsi, Jawa Barat.
    “Yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan terkait pelanggaran kode etik,” ujar Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol Bambang Satriawan saat dikonfirmasi, Senin (2/12/2024).
    Nikson disebut bertugas di salah satu polres yang berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Namun, Bambang belum merinci dimana Nikson bertugas.
    “Pemeriksaan para saksi-saksi, saat ini sedang berjalan,” kata Bambang.
    Diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Nikson (41) membunuh ibunya, Herlina (61), di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (1/12/2024) sekitar pukul 21.30 WIB.
    Kapolsek Cileungsi Kompol Wahyu Maduransyah Putra mengatakan, Nikson menganiaya ibu kandungnya hingga tewas.
    “Kejadian pembunuhan ibu kandung terjadi di warung korban sendiri yang beralamat di Desa Dayeuh, Cileungsi,” kata Wahyu melalui keterangan tertulis, Senin (2/12/2024).
    Wahyu menjelaskan, pembunuhan itu bermula ketika Herlina tengah melayani pembeli di warungnya pada Minggu malam.
    Secara tiba-tiba, Nikson datang dari arah belakang dan mendorong ibunya hingga tersungkur jatuh ke lantai. Nikson kemudian menganiaya ibunya menggunakan tabung elpiji berukuran 3 kilogram.
    “Nikson mengambil tabung yang ada di warung dan memukulkannya ke arah kepala korban sebanyak tiga kali,” ucapnya.
    Seorang pembeli sempat melihat penganiayaan itu. Namun dia tak berani melerai kejadian penganiayaan itu.
    Pembeli itu kemudian memberitahu warga sekitar terkait penganiayaan anak terhadap ibunya itu.
    Setelah warga sekitar datang, mereka langsung menghubungi RS Kenari untuk membawa korban.
    “Setelah sampai di RS Kenari, korban dinyatakan telah meninggal dunia dan untuk pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan Suzuki pikap,” kata Wahyu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi Bertugas di Polrestro Bekasi 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2024

    9 Anak yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi adalah Polisi Megapolitan

    Anak yang Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi adalah Polisi
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Nikson (41), pria yang membunuh ibunya, Herlina (61), di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan anggota polisi.
    Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya tengah memeriksa Nikson.
    “Yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan terkait pelanggaran kode etik,” ujar Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol Bambang Satriawan saat dikonfirmasi, Senin (2/12/2024).
    “Dan pemeriksaan para saksi-saksi. Saat ini sedang berjalan,” tambah dia.
    Belum diketahui di satuan mana Nikson bertugas.
    Diberitakan sebelumnya, Nikson membunuh ibunya dengan tabung gas.
    Korban dibunuh di warungnya saat sedang melayani pembeli, Minggu (1/2/2024) malam.
    Secara tiba-tiba, Nikson datang dari arah belakang dan mendorong ibunya hingga tersungkur jatuh ke lantai. 
    “Nikson mengambil tabung yang ada di warung dan memukulkannya ke arah kepala korban sebanyak tiga kali,” ucap Kapolsek Cileungsi Kompol Wahyu Maduransyah Putra.
    Seorang pembeli sempat melihat penganiayaan tersebut. Namun saat itu, dia melarikan diri karena takut.
    Pembeli tersebut kemudian memberitahu warga sekitar.
    Mereka segera menelepon ambulans untuk membawa korban ke RS Kenari.
    “Setelah sampai di RS Kenari, korban dinyatakan telah meninggal dunia dan untuk pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan Suzuki pikap,” kata Wahyu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengacara minta kasus Firli dihentikan, Polda Metro: Silahkan saja

    Pengacara minta kasus Firli dihentikan, Polda Metro: Silahkan saja

    ratusan saksi tersebut tidak memenuhi kualitas sebagai saksiJakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menjelaskan pengacara Firli Bahuri meminta agar kasus pemerasan yang menjerat kliennya dihentikan melalui surat yang disampaikan kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

    Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Safri Simanjuntak membenarkan hal itu dan mempersilakan tim penasihat hukum untuk melaksanakannya.

    “Silahkan penasihat hukum atau pengacara FB menyampaikan hal tersebut,” kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Baca juga: Kuasa hukum yakin kepolisian tidak akan jemput paksa Firli

    Ade Safri menambahkan dugaan kasus Firli melakukan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan tetap berjalan.

    “Secara tegas saya sampaikan dan pastikan bahwa penyidikan atas penanganan perkara aquo tetap berjalan secara profesional, transparan, dan akuntabel, ” katanya.

    Kuasa hukum mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Ian Iskandar, bersurat ke Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk meminta agar penyidikan terhadap kliennya dihentikan.

    Selain kepada Kapolri, kata dia, pihaknya juga menyerahkan surat permintaan penghentian penyidikan itu kepada Kompolnas dan Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Karyoto.

    Ian mengungkapkan alasan pihaknya menyerahkan surat tersebut karena substansi perkara yang dituduhkan kepada Firli tidak memenuhi syarat materiil.

    Ia menyebut Polda Metro Jaya telah memeriksa 123 saksi dan 11 ahli. Akan tetapi, ratusan saksi tersebut tidak memenuhi kualitas sebagai saksi karena tidak melihat dan mendengar langsung terkait kasus dugaan pemerasan yang menjerat Firli.

    Baca juga: Firli Bahuri batal hadiri pemeriksaan di Bareskrim

    “Kenapa harus seolah-olah perkara ini sudah sempurna? Padahal menurut hemat kami, tidak ada peristiwa pidana yang dituduhkan kepada beliau. Tidak ada satupun saksi yang memenuhi kualitas sebagai saksi,” kata dia.

    Ia juga mengungkapkan bahwa dalam penggeledahan di dua properti milik Firli di kawasan Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, dan Bekasi, tidak ada barang bukti yang disita.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Massa reuni akbar PA 212 kompak nyanyikan Mars FPI di Monas

    Massa reuni akbar PA 212 kompak nyanyikan Mars FPI di Monas

    Massa reuni akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 kompak menyanyi Mars Front Pembela Islam (FPI) yang berjudul \”Aksi Bela Islam\” di dalam Kawasan Monumen Nasional (Monas), Senin (2/12/2024). ANTARA/Siti Nurhaliza

    Massa reuni akbar PA 212 kompak nyanyikan Mars FPI di Monas
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 02 Desember 2024 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Massa reuni akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 kompak menyanyi Mars Front Pembela Islam (FPI) yang berjudul “Aksi Bela Islam” di dalam kawasan Monumen Nasional (Monas), Senin pagi.

    “Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam, Allah Allahuakbar, takbir semua,” sorak massa PA 212 di Monas.
     

    Terlihat massa kompak mengenakan pakaian serba putih, peci dan syal berwarna bendera Palestina dengan tulisan “Save Palestina” di leher. Mereka bernyanyi sembari mengibarkan bendera merah putih dan Palestina. Komando yang memimpin turut menyemangati massa untuk terus mengibarkan bendera dan mengeraskan suara.

    “Takbir semua..berdiri semua jangan pernah menyerah, siap bersatu Allahuakbar,” ucap komando.
     

    Adapun massa PA 212 mulai tiba di kawasan Monas sekitar pukul 01.30 WIB. Mereka menunaikan shalat Tahajud mulai pukul 03.00 WIB dipimpin oleh imam yang berada di atas  panggung sisi barat Monas. Massa aksi membawa perlengkapan seperti tikar atau sajadah masing-masing. Lalu, mereka lanjut berzikir dan muhasabah.

    Terlihat sejumlah tenda dan para relawan yang menyediakan logistik gratis bagi massa aksi berupa tikar, makanan, dan minuman. Kepolisian mengerahkan 2.489 personel untuk mengawal jalannya reuni akbar Persaudaraan Alumni 212 di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (2/12).
     

    “Kekuatan pelibatan personel pengamanan sebanyak 2.489 personel untuk mengamankan jalannya reuni akbar Persaudaraan Alumni 212,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Sabtu (30/11).

    Sebanyak 2.489 personel itu meliputi 1.937 personel Satuan Tugas Daerah (Satgasda), 110 personel Satuan Tugas Resor (Satgas Res), dan pasukan Bawah Kendali Operasi (BKO) TNI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebanyak 442 personel. Mereka tersebar di sekitar kawasan Monas.

    Sumber : Antara

  • Firli Bahuri Minta Kasus Dugaan Pemerasan SYL di SP3, Polda Metro Jaya Lanjut Terus

    Firli Bahuri Minta Kasus Dugaan Pemerasan SYL di SP3, Polda Metro Jaya Lanjut Terus

    Jakarta, Beritasatu.com – Polda Metro Jaya menanggapi permintaan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, agar kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), dihentikan atau diberikan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

    Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, enggan memberikan banyak komentar mengenai hal tersebut. Menurutnya, isu tersebut merupakan ranah kuasa hukum Firli, Ian Iskandar.

    “Silakan penasehat hukum/pengacara FB menyampaikan hal tersebut,” ujarnya saat dihubungi pada Senin (2/12/2024).

    Meskipun demikian, Ade Safri menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Ia memastikan bahwa penyidikan terhadap Firli akan dilakukan secara profesional dan transparan.

    “Secara tegas saya sampaikan dan pastikan bahwa penyidikan atas penanganan perkara ini tetap berjalan secara profesional, transparan, dan akuntabel,” tegasnya.

    Sebelumnya, Polda Metro Jaya resmi menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo. Firli dijerat dengan Pasal 12e, Pasal 12B, atau Pasal 11 UU No. 31/1999 yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, juncto Pasal 65 KUHP. Jika terbukti bersalah, Firli terancam hukuman penjara seumur hidup.