Kementrian Lembaga: Polda Metro Jaya

  • Polisi Sudah Periksa Ayah Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72, Ibu Masih di LN

    Polisi Sudah Periksa Ayah Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72, Ibu Masih di LN

    Jakarta

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan pihaknya telah memeriksa ayah dari siswa pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ibu pelaku disebut masih berada di luar negeri.

    “Ayah ABH (anak berhadapan dengan hukum) sudah diminta keterangan termasuk beberapa saksi lainnya,” ujar Budi di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (12/11/2025).

    Sementara itu, polisi belum memeriksa ibu kandung dari siswa pelaku. Budi mengatakan sang ibu berada di luar negeri saat ini.

    “(Ibu) masih di luar negeri, kerja,” jelas dia.

    Budi menjelaskan, pelaku hanya tinggal serumah dengan ayahnya. Diketahui bahwa ayah dan ibu pelaku sudah bercerai.

    “Kan kalau bicara tentang keluarga, ini kan sudah pisah. Ya (cerai). Ini memenjadikan problem bagi si anak. Jadi ini sebenarnya ada sisi kemanusiaan, ada sisi empati yang harus juga kita jaga,” ungkapnya.

    Seperti diketahui, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (11/11), polisi menyebutkan ABH terduga pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta tidak memiliki tempat curhat. Polisi mengatakan hal ini diduga menjadi pemicu ABH melakukan aksi peledakan itu.

    “Ada hal yang menarik juga di dalam proses penyidikan yang kami peroleh dari hasil penggalian keterangan maupun petunjuk-petunjuk yang ada. Bahwa yang bersangkutan anak berkonflik dengan hukum ini terdapat dorongan untuk melakukan peristiwa hukum tersebut,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin dalam jumpa pers.

    Iman menjelaskan ABH tersebut merasa sendiri dan tidak punya tempat untuk menyampaikan keluh kesah. Kondisi itu dirasakan pelaku, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.

    “Dorongannya, di mana yang bersangkutan merasa sendiri kemudian merasa tak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya, baik itu di lingkungan keluarga kemudian di lingkungannya itu sendiri maupun di lingkungan sekolah,” ujarnya.

    Sebagai informasi, siswa pelaku peledakan saat ini sudah ditetapkan sebagai ABH berdasarkan proses penyidikan pihak kepolisian.

    “Dari hasil sidik sementara anak yang berkonflik dengan hukum atau ABH yang terlibat dalam ledakan merupakan siswa SMA aktif bertindak secara mandiri, tak berhubungan dengan jaringan teror tertentu,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri dalam jumpa pers, Selasa (11/11).

    Peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, ada 96 orang yang menjadi korban ledakan.

    Halaman 2 dari 2

    (maa/maa)

  • Roy Suryo Cs Diperiksa Besok, Polda Metro Jaya Beberkan Ini

    Roy Suryo Cs Diperiksa Besok, Polda Metro Jaya Beberkan Ini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Setelah menetapkan delapan orang tersangka dalam kasus tudingan ijazah palsu mantan presiden Joko Widodo (Jokowi), Polda Metro Jaya kini telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap tersangka.

    Sesuai jadwal yang telah ditetapkan penyidik, Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tifauziah Tyassuma dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan pada Kamis (13/11).

    Agenda pemeriksaan sebagai tersangka terhadap Roy Suryo Cs itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Bhudi Hermanto. Hanya saja, dia belum bisa memastikan apakah para tersangka akan hadir atau tidak.

    Dia mengaku, para tersangka yang telah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan sebagai tersangka itu belum mengonfirmasi akan hadir.

    “Sejauh ini belum ada konfirmasi. Semoga yang bersangkutan besok bisa hadir memenuhi panggilan penyidik,” kata Bhudi saat dikonfirmasi, Rabu (12/11).

    Terhadap lima tersangka lain, Bhudi Hermanto mengaku jika penyidik belum menjadwalkannya.

    “Sementara tiga tersangka itu yang dijadwalkan (pemanggilan) pada Kamis (13/11),” kata Bhudi Hermanto dalam keterangannya, Senin (10/11).

    Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menetapkan sebanyak delapan orang tersangka dalam kasus ini. Ke delapan tersangka dibagi ke dalam dua klaster, yakni klaster pertama adalah ES, KTR, MRF, RE, dan DHL. Kemudian klaster kedua adalah RS, RHS, dan TT. (fajar)

  • Siswi SMA di Tangerang yang hilang sejak sepekan lalu telah ditemukan

    Siswi SMA di Tangerang yang hilang sejak sepekan lalu telah ditemukan

    Jakarta (ANTARA) – Seorang siswi SMA Strada St Thomas Aquino, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, berinisial MG (16) yang hilang sejak sepekan lalu telah ditemukan di Cikini, Jakarta Pusat.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Budi Hermanto menjelaskan, siswi tersebut berhasil ditemukan oleh petugas dari Polres Metro Tangerang Kota pada Rabu sore.

    “Sudah sore tadi oleh Polrestro Tangerang Kota di sekitar Cikini, Jakarta Pusat,” katanya saat dikonfirmasi di Jakarta.

    Namun Budi belum menjelaskan kronologi lengkap penemuan siswi tersebut. Dia hanya menjelaskan kondisi siswi tersebut dalam keadaan baik.

    “Nanti kami ‘update’ lagi, Alhamdulillah siswi dalam kondisi baik,” katanya.

    Kepolisian Resor (Polres) Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya, sedang mencari keberadaan siswi SMA Strada St Thomas Aquino, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, berinisial MG (16) yang hilang selama sepekan terakhir.

    “Langkah awal kita lakukan pengumpulan data. Kebetulan ini kan anak sekolahnya masih aktif dan mengumpulkan informasi orang tua,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Awaludin Tanur di Tangerang, Rabu.

    Kepolisian tengah melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan korban yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak satu pekan lalu.

    “Karena memang untuk percepatan pencarian kita segera lakukan lidik di lapangan. Dan tim lagi turun di lapangan saat ini juga,” ujarnya.

    Sebagai upaya mempercepat proses penyelidikan untuk pencarian siswi SMA ini, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi, baik dari orang tua hingga sekolah.

    “Untuk pemeriksaan terus kita lakukan hingga kini. Biar nanti kita kumpulkan data-data itu,” katanya.

    Orang tua MG, Yohanes Hany mengungkapkan bahwa anaknya telah dilaporkan hilang sejak Rabu (5/11) lalu dan hingga kini belum mengetahui keberadaannya.

    “Sejak Rabu 5 November 2025 anak kami tidak pulang, dilarikan oleh laki-laki yang terduga juga otak kejahatan terorganisir,” tuturnya.

    Yohanes menduga hilangnya MB ada keterlibatan jaringan kejahatan terorganisir atau penculikan oleh seorang laki-laki tak dikenal. “Nomor HP sudah tidak aktif sehingga tidak bisa dilacak oleh kami,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gibran Singgung soal Ledakan di SMAN 72: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman, Bebas Bullying

    Gibran Singgung soal Ledakan di SMAN 72: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman, Bebas Bullying

    Gibran Singgung soal Ledakan di SMAN 72: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman, Bebas Bullying
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka sempat mengingatkan perihal sekolah harus bebas
    bullying
    atau perundungan sehingga menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
    Hal itu disampaikan
    Gibran
    saat menyinggung perihal kejadian ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Pusat pada Jumat, 7 November 2025.
    Pasalnya, diduga pelaku peledakan adalah siswa dari
    SMAN 72 Jakarta
    tersebut. Pelaku juga diduga menjadi korban
    bullying
    di sekolah.
    “Sekolah itu harus menjadi tempat yang aman, nyaman bagi anak-anak kita, tempat yang bebas dari perundungan,” kata Gibran dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Rabu (12/11/2025).
    Dalam kesempatan itu, Gibran juga mengingatkan bahwa semua pihak harus saling menjaga dan peka agar kejadian seperti di SMAN 72 Jakarta tidak terulang.
    “Saya titip, untuk kita semua saling menjaga, saling peka, dan juga saling mengingatkan agar kejadian-kejadian yang terjadi kemarin di salah satu SMA di Jakarta tidak terulang kembali,” ujarnya.
    Sebelumnya diberitakan, Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri mengungkapkan bahwa terduga pelaku dalam peristiwa ini adalah seorang siswa aktif di SMAN 72 Jakarta.
    “Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pelaku merupakan anak di bawah umur dan siswa aktif di sekolah tersebut,” kata Asep dalam konferensi pers pada 11 November 2025.
    Kemudian, Asep mengungkapkan, ledakan tersebut mengakibatkan sebanyak 96 orang mengalami luka berat hingga ringan dan dirawat di empat rumah sakit.
    Dari jumlah korban tersebut, 72 di antaranya mengalami gangguan pada gendang telinga.
    “Total korban akibat peristiwa tersebut tercatat sebanyak 96 orang dengan rincian 67 orang luka ringan, 26 luka sedang, dan tiga orang luka berat,” ujar Asep.
    Hingga Selasa, 68 pasien sudah dipulangkan. Sementara 28 lainnya masih di rawat di Rumah Sakit Yarsi, Rumah Sakit Islam Jakarta, dan Rumah Sakit Kramat Jati.
    Kemudian, berdasarkan penyelidikan mendalam, terduga pelaku yang berinisial ABH diketahui sebagai pribadi penyendiri.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin menjelaskan bahwa ABH merasa kesepian dan tidak memiliki sosok untuk berbagi cerita dan keluh kesahnya.
    “Dia merasa tidak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya, baik itu di lingkungan keluarga, kemudian di lingkungannya itu sendiri, maupun di lingkungan sekolah,” kata Iman.
    Kasubdit Kontra Naratif Direktorat Pencegahan Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan, bahwa keluh kesah itu berubah jadi rasa marah terhadap orang-orang di sekitarnya.
    “Merasa kesepian, tidak ada harus menyampaikan kepada siapa. Lalu, yang bersangkutan juga memiliki motivasi dendam,” ujar Mayndra.
    Berangkat dari rasa dendamnya, ABH diduga mencari cara untuk melampiaskan emosinya itu. Lalu, mulai berselancar di internet, dan berlabuh pada konten bermuatan kekerasan yang membahayakan nyawa orang lain.
    Kemudian, terduga pelaku diduga jatuh makin dalam dan menemukan sebuah komunitas pengagum kekerasan. Lalu, memilih bergabung karena merasa memiliki minat yang sama.
    “Yang bersangkutan juga mengikuti sebuah komunitas media sosial yang bisa dikatakan di situ juga mereka sangat mengagumi kekerasan,” katanya.
    Di komunitas itu, anggotanya akan mendapatkan apresiasi jika melakukan tindak kekerasan.
    Menurut Mayndra, perhatian yang didambakan ABH ini pun memacunya untuk melakukan hal serupa, dengan meledakkan tujuh bom di sekolahnya.
    “Nah, motivasi yang lain ketika beberapa pelaku itu melakukan tindakan kekerasan lalu meng-upload ke media tersebut, ya, maka komunitas tersebut mengapresiasi sebagai sesuatu yang heroik,” ujarnya.
    (Sumber: Hanifah Salsabila/Reporter | Akhdi Martin Pratama/Editor)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Roy Suryo Cs belum konfirmasi kehadiran di Polda Metro Jaya

    Roy Suryo Cs belum konfirmasi kehadiran di Polda Metro Jaya

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyebutkan tersangka kasus tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), yaitu Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tifauziah Tyassuma belum mengonfirmasi terkait kehadirannya pada Kamis (13/11).

    “Sejauh ini belum ada konfirmasi. Semoga yang bersangkutan besok bisa hadir memenuhi panggilan penyidik,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Budi Hermanto saat dikonfirmasi, Rabu.

    Polda Metro Jaya telah menjadwalkan pemanggilan Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tifauziah Tyassuma sebagai tersangka kasus tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Jokowi pada Kamis (13/11).

    “Sementara tiga tersangka itu yang dijadwalkan (pemanggilan) pada Kamis (13/11),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Budi Hermanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/11).

    Namun Budi belum bisa memastikan ketiganya bakal hadir atau tidak. Dia hanya membenarkan ketiganya dijadwalkan dipanggil Polda Metro Jaya pada Kamis (13/11).

    Polda Metro Jaya segera telah melayangkan surat panggilan pemeriksaan kepada delapan tersangka dalam kasus tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI), Joko

    Polda Metro Jaya telah menetapkan sebanyak delapan orang tersangka dalam kasus ini. Ke delapan tersangka dibagi ke dalam dua klaster, yakni klaster pertama adalah ES, KTR, MRF, RE, dan DHL. Kemudian klaster kedua adalah RS, RHS dan TT.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Infografis 6 Jam Krusial Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Infografis 6 Jam Krusial Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Liputan6.com, Jakarta – Sebanyak empat bom low explosive atau berkekuatan rendah meledak di SMAN 72 Jakarta Utara, Jumat 7 November 2025. Dua buah bom meledak di dalam masjid jelang Salat Jumat, sedangkan dua lainnya meledak di samping bank sampah area sekolah.

    Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta adalah siswa di sekolah itu. Setelah kejadian ledakan, polisi pun menyita dua barang bukti berupa CCTV yang merekam suasana di sekitar sekolah sejak pagi hingga terjadinya ledakan. Satu CCTV menyimpan 16 channel, sedangkan CCTV lainnya menyimpan 30 channel.

    Direktur Siber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Gomgom Manorang Pasaribu pun membeberkan detik-detik aktivitas siswa tersebut.

    Sang siswa kini disebut sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang sejak tiba di sekolah sampai meledakkan bom dari jarak jauh menggunakan remote.

    “Proses digital forensik ini dilakukan setelah kami menerima dua barang bukti penyidik,” katanya dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa 11 November 2025.

    Seperti apa detik per detik aktivitas sang siswa tersebut? Pertama, waktu aktual pukul 06.28 WIB, ABH masuk ke gerbang sekolah memakai seragam sekolah menggendong tas punggung merah dan menenteng biru pada tangan kiri, sepatu hitam dan berjalan arah kiri kamera.

    Lalu pukul 06.28 WIB dengan detik berbeda, ABH tampak berjalan sendiri menuju koridor ruang kepala sekolah. Kemudian pada channel 11 di depan ruang kepala sekolah. ABH tampak berpapasan dengan wanita diduga seorang guru dari sekolah tersebut dan masih bertegur sapa.

    Lantas, seperti apa lengkapnya detik per detik mulai dari ABH datang ke sekolah hingga terjadi ledakan yang berasal dari bom yang dibawanya? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Kala Bom Rakitan SMAN 72 Jakarta Malah Melukai Pelaku, Disengaja?

    Kala Bom Rakitan SMAN 72 Jakarta Malah Melukai Pelaku, Disengaja?

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya mengungkap bom rakitan dalam insiden ledakan SMAN 72 Jakarta sempat mengenai kepala pelaku.

    Dansatbrimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto mengatakan total ada tujuh bom yang ditemukan oleh pihaknya saat melakukan olah TKP di SMAN 72 Jakarta.

    Dari hasil penelusuran, total ada empat bom yang meledak di dua TKP yaitu Masjid dan Taman Baca yang berdekatan dengan bank sampah.

    Henik menjelaskan ada dua mekanisme yang berbeda dalam TKP ledakan itu. Khusus masjid pelaku meledakan bom rakitannya menggunakan remot. Sementara itu, di TKP kedua peledakan bom dilakukan dengan memantik sumbu.

    Namun, saat menyalakan bom rakitan di TKP kedua. Bom tersebut meledak di bagian kepala, sehingga membuat pelaku terluka parah. Hanya saja, apakah itu disengaja maupun sengaja masih didalami kepolisian.

    “Yang bersangkutan meledakkan itu di bagian kepalanya. Kami masih melakukan pendalaman karena kami saat ini sedang mengedepankan pemulihan baik itu kesehatan maupun psikologis yang bersangkutan,” ujar Henik di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

    Sekadar informasi, pelaku saat ini sudah ditetapkan sebagai anak berkonflik hukum (ABH). Dorongan pelaku melancarkan aksinya karena merasa sendirian dan tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah.

    Terlebih, pelaku juga mendapatkan inspirasi dari rekan di komunitas media sosialnya yang kerap membagikan konten kekerasan ekstrem.

    Pelaku juga memiliki enam sosok yang menginspirasi untuk melakukan kekerasan ekstrem. Enam tokoh itu yakni Brenton Tarrant, Alexandre Bissonete hingga Dylann Storm Roof. Sejumlah tokoh itu terlibat dalam tindak kekerasan hingga berujung pembunuhan di sejumlah negara.

    “Akan tetapi sekali lagi yang bersangkutan hanya melakukan copy cat atau peniruan saja, karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan,” pungkasnya.

  • Psikolog Ungkap Bahaya ‘Memetic Violence’, Berkaca dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Psikolog Ungkap Bahaya ‘Memetic Violence’, Berkaca dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Jakarta

    Psikolog anak dan remaja Sani Budiantini Hermawan menyoroti temuan Densus 88 Antiteror terkait ‘memetic violence’ di balik kasus ledakan SMAN 72 Jakarta. Terduga pelaku diketahui pelajar di sekolah tersebut.

    Istilah ini disebutnya merujuk pada penyebaran bentuk-bentuk kekerasan, tetapi berupa ide atau simbol, tidak sebagai bentuk aksi nyata.

    Simbol atau ide tersebut yang kemudian dikemas sebagai tindakan heroik, padahal sebenarnya termasuk kekerasan. Ia penyebut pengemasan seperti ini malah mudah menyebar dan menghasut banyak generasi muda.

    “Karena dikemasnya menarik, secara mungkin lucu, misalnya ‘dark jokes’, secara yang bisa diterima di anak-anak, di generasi sekarang, jadi sepertinya kita melihat bukan kekerasan, padahal sebenarnya justru itulah simbol-simbol kekerasan, simbol-simbol bullying, nyindir, sinism, menurunkan rasa empati, menurunkan rasa kemanusiaan,” tuturnya saat dihubungi detikcom Rabu (12/11/2025).

    Saat si anak sudah tidak lagi mengedepankan rasa kemanusiaan, Sani menyebut mereka akan dengan mudah melakukan kekerasan. Senang ketika melihat orang lain kesusahan hingga tersakiti.

    “Senang menjahati orang, senang melihat orang susah, karena empatinya sudah turun karena dengan kemungkinan pelaku jadi keras di dunia nyata kecenderungannya bisa ada di dunia nyata,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Densus 88 Antiteror memastikan tidak menemukan aktivitas terorisme yang dilakukan siswa pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta. Aksi peledakan ini digolongkan sebagai memetic violence daring.

    “Sampai saat ini tidak ditemukan aktivitas terorisme yang dilakukan ABH (anak berhadapan dengan hukum), jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum, jadi kalau di komunitas kekerasan ini ada istilah memetic violence daring” ujar PPID Densus 88 Antiteror Polri ⁠AKBP Mayndra Eka Wardhana, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Mayndra juga menyinggung tulisan-tulisan pada airsoft gun milik siswa pelaku peledakan. Di airsoft gun pelaku, ada tulisan nama-nama tokoh hingga ideologi.

    “Dalam senjata airsoft gun di atasnya ditulis berbagai macam nama tokoh, maupun ideologi yang berkembang hampir di beberapa benua, yaitu di Eropa dan Amerika, sekali lagi yang bersangkutan hanya melakukan peniruan saja karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan,” tutur Mayndra.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Daftar 6 Tokoh yang Menginspirasi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Daftar 6 Tokoh yang Menginspirasi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA — Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri menyatakan ada enam tokoh yang menginspirasi pelaku dalam insiden ledakan SMAN 72 Jakarta.

    Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan enam tokoh itu dikenal dengan aksi kekerasan ekstrem hingga pembunuhan.

    “Nah di sini ada suatu hal yang memprihatinkan, ada beberapa yang menjadi inspirasi terkait figur kita sebutkan ada kurang lebih 6 yang tercatat,” ujar Mayndra di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

    Dia menambahkan, pelaku yang saat ini telah ditetapkan sebagai anak berkonflik hukum (ABH) telah menuliskan nama tokoh itu di dalam senjata mainan miliknya.

    Di samping itu, dorongan pelaku melakukan perbuatannya itu karena merasa kesepian dan memiliki dendam terhadap perlakuan dirinya. Namun, pelaku tidak dapat bercerita kepada siapapun.

    Singkatnya, pelaku menemukan komunitas di media sosial yang menyukai tindak kekerasan ekstrem. Dalam komunitas tersebut, aksi kekerasan ekstrem dinilai heroik.

    “Mereka mengagumi kekerasan. Motivasi yang lain ketika beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan lalu mengupload ke media tersebut, komunitas itu akan mengapresiasi sesuatu hal yang heroik,” pungkasnya.

    Berikut enam tokoh yang menginspirasi siswa SMAN 72:

    1. Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan massal di Columbine High School, AS, 1999, penganut neo-Nazi;

    2. Dylann Storm Roof, pelaku penyerangan gereja di Charleston, AS, 2015, penganut supremasi kulit putih;

    3. Alexandre Bissonnette, pelaku penembakan masjid di Quebec, Kanada, 2017, dikenal karena Islamofobia ekstrem;

    4. Vladislav Roslyakov, pelaku penembakan massal Politeknik Kerch, Crimea, 2018;

    5. Brenton Tarrant, pelaku serangan masjid Christchurch, Selandia Baru, 2019;

    6. Natalie Lynn ‘Samantha’ Rupnow, pelaku penembakan sekolah di Madison, AS, 2024.

  • PP Himmah Dukung Polda Tetapkan Roy Suryo dkk Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi

    PP Himmah Dukung Polda Tetapkan Roy Suryo dkk Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi

    GELORA.CO -Penetapan Roy Suryo dan tujuh orang lainnya sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya terkait tuduhan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

    Dukungan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah), Abdul Razak Nasution. Ia meminta aparat penegak hukum (APH), khususnya kepolisian, untuk terus mengungkap fakta sebenarnya di balik kasus ini.

    “Penetapan Roy Suryo dan kawan-kawan sebagai tersangka, kami menilai bahwa sudah sesuai dengan standar operasional prosedur hukum yang berlaku. Kami minta khususnya kepada aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian untuk mengungkap fakta sebenarnya,” kata Razak kepada RMOL, Rabu, 12 November 2025.

    Razak menilai pernyataan yang dilayangkan Roy Suryo dan kelompoknya telah menciptakan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat.

    Lebih lanjut, PP Himmah juga mendesak Kepolisian untuk mengusut dugaan ijazah palsu yang kabarnya juga digunakan oleh salah satu rombongan Roy Suryo CS.

    “Kita tidak mau bahwa seperti kata pepatah, Gajah di depan mata tidak nampak, Semut di seberang lautan nampak. Kami minta Kepolisian untuk mengusut kasus dugaan ijazah palsu rombongan Roy Suryo dan kawan-kawan,” tegas Razak.

    Menutup pernyataannya, Razak mengimbau masyarakat untuk *bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Ia menyoroti tantangan di era teknologi canggih, di mana batas antara fakta, realita, dan hoax, terutama dengan adanya kecerdasan buatan (AI), menjadi semakin tipis.

    “Kami imbau kepada masyarakat agar bijak menggunakan media sosial. Ke depan, sama-sama kita harapkan Indonesia bebas dari segala bentuk provokatif dan pemecah belah bangsa,” pungkas Razak, sambil meminta kepolisian menegakkan hukum seadil-adilnya kepada para tersangka