Kementrian Lembaga: Polda Jabar

  • LBH Bandung Terima 230 Pengaduan Usai Demo Ricuh, 69 Belum Diketahui Nasibnya

    LBH Bandung Terima 230 Pengaduan Usai Demo Ricuh, 69 Belum Diketahui Nasibnya

    Liputan6.com, Jakarta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung menerima 230 pengaduan usai demo ricuh memprotes tunjangan anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) sejak Jumat (29/08/2025) lalu. Menurut Ketua LBH Bandung Heri Pramono, dari seluruh laporan pengaduan yang diterima terdapat orang hilang, tertangkap dan luka-luka pada aksi demonstrasi tersebut.

    “Mengacu pada data di tanggal 29 Agustus 2025, telah teridentifikasi 100 orang yang bebas, 13 orang menjadi tersangka, 48 orang luka-luka dan terdapat 69 orang lain tidak diketahui status lanjutannya,” ujar Heri saat dihubungi Liputan6, Bandung, Rabu (10/09/2025).

    Sayangnya, terang Heri, lebih dari setengah data yang masuk tidak bisa dikonfirmasi statusnya. Kepolisian Jawa Barat (Polda Jabar) yang bertanggung jawab atas penangkapan para demonstran, jelas Heri, bersikukuh enggan memberikan data orang-orang yang mereka tangkap dan mereka bebaskan.

    Heri menyatakan tindakan menutup informasi yang dilakukan oleh Polda Jabar menjadi peluang tindakan sewenang-wenang mereka.

    “Bahkan menurut laporan yang diterima, sejak awal orang yang ditangkap memang telah mengalami tindakan sewenang-wenang aparat. Mereka selalu dipukul saat ditangkap,” ungkap Heri.

    Menurut data yang didapat dari aduan hotline, beberapa dari mereka merupakan korban salah tangkap. Banyak di antaranya merupakan karyawan yang pulang bekerja, orang yang tengah lewat, berolahraga atau sekadar nongkrong.

    Setelah dibebaskan pun ada di antara mereka yang harus menanggung kerugian karena menutup toko, tidak sekolah sampai tidak bekerja karena tetap ditahan lebih dari 1 x 24 jam.

    “Banyak yang tertangkap kemudian mengalami luka-luka berupa memar di berbagai bagian tubuh, bengkak pada seluruh permukaan wajah, kepala bocor hingga patah tulang. Hal ini terjadi karena tindakan penangkapan sewenang-wenang yang diiringi tindakan kekerasan,” lanjut Heri.

    Dampak buruk dari hal tersebut, banyak dari korban yang harus membayar biaya pengobatan akibat tindakan kesewenang-wenangan ini secara mandiri.

    Dampak lainnya, lanjut Heri, banyak juga dari mereka sebelum masuk proses pemeriksaan kembali mengalami pemukulan dari aparat kepolisian.

    “Lebih parahnya, mereka bahkan tidak didampingi oleh penasihat hukum saat proses pemeriksaan. Tentu hal ini bisa membuka peluang kesewenang-wenangan aparat kembali terjadi,” tutur Heri.

  • Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu

    Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu

    Diberitakan sebelumnya, kasus penemuan lima jenazah ini membuat warga sekitar resah dan menduga peristiwa itu terkait dengan tindak pidana perampokan. 

    Identitas korban adalah H Sahroni (75), Budi (45), anak Sahroni, Euis (40), istri Budi, dan kedua anak Budi dan Euis yang diperkirakan berusia 6 tahun serta bayi 8 bulan.

     

    Seorang warga bernama Ami (35) mengaku kaget, saat mengetahui tetangganya ditemukan tewas dalam kondisi terkubur.

    Dia menceritakan, sebelum kejadian sempat terlihat dua mobil pikap berhenti di depan rumah korban pada Sabtu (30/8) dini hari. Hal itu menimbulkan dugaan peristiwa ini telah terjadi tiga hingga empat hari sebelum jenazah ditemukan.

    Menurutnya, jasad para korban ditemukan dalam satu liang di dekat pohon nangka yang berada di bagian dalam rumah.

    “Katanya perampokan. Korbannya ada lima orang, terdiri dari bapak, ibu, bapak mertua, anak kecil, dan bayi umur delapan bulan,” kata Ami.

    Hasil pemeriksaan awal Polisi di lokasi kejadian pada pekan lalu, para korban sudah meninggal lebih dari dua hari. Kemudian satu unit mobil pikap milik korban tidak ditemukan, begitu pula dengan telepon genggam.

    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan menuturkan lima jenazah sekeluarga yang ditemukan terkubur dalam satu liang itu diduga kuat merupakan korban pembunuhan.

    “Dugaan kuat, para korban adalah hasil tindak pidana pembunuhan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan dalam keterangan yang diterima di Indramayu.

  • Pertimbangkan Masa Depan, Polisi Bebaskan Mahasiswa yang Diduga Teribat Ricuh Saat Demo di Bandung
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 September 2025

    Pertimbangkan Masa Depan, Polisi Bebaskan Mahasiswa yang Diduga Teribat Ricuh Saat Demo di Bandung Bandung 6 September 2025

    Pertimbangkan Masa Depan, Polisi Bebaskan Mahasiswa yang Diduga Teribat Ricuh Saat Demo di Bandung
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Polda Jabar telah memutuskan untuk membebaskan para mahasiswa yang sebelumnya diamankan akibat dugaan keterlibatan mereka dalam kericuhan saat demonstrasi di Bandung.
    Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan masa depan para mahasiswa.
    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menegaskan bahwa kebijakan pelepasan ini merupakan keputusan dari Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan.
    “Pelepasan para mahasiswa ini bukan tanpa alasan. Kapolda Jabar mempertimbangkan beberapa hal penting, di antaranya bahwa para mahasiswa ini masih bisa dibina,” ujar Hendra dalam keterangan tertulis, Jumat (5/9/2025).
    Keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan mendalam dari sisi hukum dan sosial.
    Hendra menjelaskan bahwa Polda Jabar memilih langkah humanis dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan edukatif, ketimbang tindakan represif.

    “Mereka tidak berusaha melarikan diri atau menghilangkan barang bukti, menunjukkan iktikad baik untuk kooperatif dengan aparat penegak hukum. Hal ini menjadi salah satu faktor kunci dalam pengambilan keputusan Kapolda,” tambahnya.
    Pelepasan mahasiswa ini juga tidak terlepas dari permohonan berbagai pihak, termasuk pimpinan universitas, orang tua, dan keluarga para mahasiswa yang secara kolektif meminta agar anak-anak mereka diberikan kesempatan kedua.
    Selain itu, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga turut berperan dalam mencari solusi terbaik untuk menjaga stabilitas dan ketertiban.
    Masa depan mahasiswa sebagai generasi muda yang memiliki mimpi dan cita-cita untuk membangun bangsa menjadi salah satu pertimbangan dalam keputusan ini.
    Hendra berharap dengan mengedepankan pendekatan humanis, ketegangan dapat mereda dan situasi kembali normal, serta mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.
    Sejak 29 Agustus hingga 2 September 2025, Polda Jabar dan Polres Jajaran telah mengamankan 727 orang dalam rentetan aksi demonstrasi yang berujung ricuh tersebut.
    Dari jumlah tersebut, 670 orang telah menjalani pembinaan, sementara 57 lainnya masih dalam proses pemeriksaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terimpit Utang, Seorang Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri Usai Racuni Dua Anaknya

    Terimpit Utang, Seorang Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri Usai Racuni Dua Anaknya

    Liputan6.com, Jakarta EN, seorang ibu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, gantung diri usai meracuni dua anaknya yang berusia 9 tahun dan 11 bulan. Ketiga korban meninggal dunia.

    “Iya benar, ada kejadian tersebut,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan saat dikonfirmasi di Bandung. Dikutip dari Antara, Jumat (05/09/2025).

    EN mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di tiang pintu kamar. “Diduga bunuh diri, ditemukan juga surat wasiat,” tambahnya.

    Dari foto yang diterima, terlihat sang ibu dalam kondisi tergantung di tiang pintu, sedangkan dua anaknya ditemukan tergeletak tidak bernyawa di dalam rumah.

    “Untuk saat ini anggota masih dalam perjalanan ke lokasi,” kata Hendra.

    Berikut isi surat wasiat EN:

    Mama, bapak, ibu, teteh, aa, semuanya maafkan saya, maafkan saya melakukan hal ini.

    Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini. Saya lelah hidup terhimpit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin lama semakin bertambah. Sementara saya sendiri tidak tahu utang ke siapa saja, berapa jumlahnya, atau dari mana asalnya.

    Saya lelah punya suami yang hanya besar omongan dan penuh kebohongan, tidak ada kesadarannya. Saya lelah terus disakiti, padahal orang lain sudah mengucilkan, banyak yang membicarakan, banyak yang merasa jijik, sementara saya sendiri merasa tidak salah.

    Punya suami malah semakin banyak bohong dan utang, capek. Saya pikir kalau saya dan anak sudah mati, mungkin dia baru sadar. Kalau pun tidak sadar ya biarlah, yang penting tidak menyengsarakan anak saya.

    Saya malu dan kasihan terus merepotkan kakak dan orang tua. Kalau saya sudah tidak ada, setidaknya tidak akan terus merepotkan.

    Maafkan saya karena tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.

  • Sosok Sachroni, Pensiunan Pegawai Bank yang Terkubur Bersama 4 Anggota Keluarga

    Sosok Sachroni, Pensiunan Pegawai Bank yang Terkubur Bersama 4 Anggota Keluarga

    Liputan6.com, Jakarta Sachroni (76), pria yang ditemukan terkubur bersama empat anggota keluarga dalam satu liang lahat, dikenal oleh kerabat sebagai pekerja keras dan dermawan.

    Agus Suhendi (51), kerabat dekat korban menuturkan almarhum merupakan pensiunan pegawai bank yang tetap aktif berwirausaha dengan membuka toko beras, dan mengelola usaha sarang burung walet di Indramayu.

    “Beliau pekerja keras. Setelah pensiun pun masih terus berusaha,” kata Agus di Indramayu. Dikutip dari Antara, Kamis (04/09/2025).

    Keluarga Sachroni juga dikenal sebagai keluarga baik dan tidak pernah bermasalah dengan warga sekitar.

    Dia mengakui terpukul kehilangan lima anggota keluarga sekaligus dalam satu peristiwa.

    “Keluarga Haji Sachroni tidak ada masalah dengan warga sekitar. Semua berjalan baik-baik saja. Semua merasa berat. Ini kehilangan besar karena satu keluarga sekaligus,” bebernya.

    Kelima jenazah telah disalatkan di Masjid Madania Desa Sindang, kemudian dikebumikan di pemakaman keluarga besar Muchasin sesuai dengan permintaan almarhum Sachroni.

    “Alasan dimakamkan di sini karena memang keinginan almarhum, agar disatukan dengan keluarga besar Muchasin,” ujarnya.

    Dia menyebutkan prosesi pemakaman berlangsung haru dan diwarnai tangis keluarga. Ratusan pelayat turut mengiringi pemakaman kelima korban hingga ke liang lahat.

    Terkait perkembangan kasus, Agus menyebut polisi masih melakukan penyelidikan dan pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat.

    “Masalah tuntutan itu masih berlanjut, sekarang urusan hukum di kepolisian,” ucap dia.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan memastikan saat ini kepolisian masih melakukan tahap penyidikan untuk menangani peristiwa tersebut.

    Ia menuturkan Polres Indramayu sedang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta mengumpulkan bukti-bukti pada kasus ini.

    “Sementara dalam tahap penyidikan kepada saksi-saksi, belum menentukan siapa tersangka karena masih diselidiki,” katanya.

  • 5 Mayat Dikubur di Indramayu Sudah Tewas Berhari-hari, Sempat Dicari Keluarga

    5 Mayat Dikubur di Indramayu Sudah Tewas Berhari-hari, Sempat Dicari Keluarga

    Jakarta

    Polisi mengungkap sekeluarga yang terdiri dari kakek, nenek, anak dan dua cucu ditemukan terkubur di rumahnya di Kelurahan Paoman, Indramayu, sudah tewas berhari-hari. Para korban sudah dalam kondisi membusuk saat ditemukan.

    “Ternyata jenazah itu sudah beberapa hari (meninggal) dengan kondisi sudah tidak jelas itu karena sudah membusuk. Kemudian sudah beberapa hari, sudah mengeluarkan bau busuk,” kata Kasie Humas Polres Indramayu AKP Tarno saat digunakan, Kamis (4/9/2025).

    Tarno mengatakan pihak keluarga sempat menghubungi para korban, namun tak kunjung ada kabar. Pihak keluarga kemudian mengecek rumah dan mendapati adanya bau busuk yang berasal dari gundukan tanah di pekarangan belakang rumah.

    “Dia ya diperkirakan dari keluarganya 3 atau 4 harian, karena lost contact itu dari keluarganya kok dihubungin nggak bisa. Kemudian ditengok ke rumah itu, kok ada bau busuk juga,” imbuhnya.

    Kelima korban ditemukan dalam satu lobang yang sama. Polisi juga mendapati adanya cangkul hingga sprei dan terpal dengan bercak darah di lokasi.

    Tarno menyebut rumah tersebut hanya ditempati kelima korban. Polisi masih mendalami kasus tersebut termasuk menyisir CCTV dan menunggu hasil autopsi tim kedokteran.

    “Masih disisir semua, mau informasi, semua petunjuk-petunjuk di lapangan, sedang dilakukan pendalaman semua,” imbuhnya.

    Diduga Korban Pembunuhan

    Polda Jabar menduga lima jenazah sekeluarga yang ditemukan terkubur dalam satu liang di Kelurahan Paoman, Indramayu, merupakan korban tindak pidana pembunuhan. Polisi masih terus menyelidiki kasus ini.

    “Dugaan kuat, para korban adalah hasil tindak pidana pembunuhan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan dalam keterangan yang diterima di Indramayu, dilansir Antara, Rabu (3/9).

    Ia mengatakan temuan tersebut dibenarkan setelah mendapat laporan resmi dari Polres Indramayu, yang sudah menangani peristiwa tersebut sejak Senin (1/9).

    Dari laporan tersebut, menurut dia, telah ditemukan lima orang korban terkubur dalam satu lubang di Kelurahan Paoman yang seluruhnya merupakan satu keluarga.

    Ia mengatakan, hingga sekarang, penyidik masih bekerja untuk mendalami kasus tersebut serta mengungkap fakta sebenarnya pada perkara ini.

    Pihaknya menyampaikan, identitas para korban adalah Sachroni (76), anak kandungnya Budi Awaludin (40), menantunya Euis Juwita Sari (37), serta dua cucu korban yakni Ratu Khairunnisa (7) dan Bela (10 bulan).

    “Saat ini, kami terus mengembangkan penyidikan (terkait kasus temuan lima jenazah),” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (wnv/rfs)

  • Misteri Satu Keluarga Dibunuh lalu Dikubur di Indramayu, Polisi Gandeng Puslabfor Polri
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        3 September 2025

    Misteri Satu Keluarga Dibunuh lalu Dikubur di Indramayu, Polisi Gandeng Puslabfor Polri Bandung 3 September 2025

    Misteri Satu Keluarga Dibunuh lalu Dikubur di Indramayu, Polisi Gandeng Puslabfor Polri
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Lima mayat yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas terkubur dalam satu liang di rumah mereka di Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
    Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, mengatakan Polres Indramayu dibantu Polda Jabar dan Puslabfor Mabes Polri dalam upaya pengungkapan kasus tersebut.
    “Perlu kami sampaikan juga dari Polres Indramayu dalam hal ini Satreskrim dibantu dari Polda Jabar dan Puslabfor Mabes Polri telah turun langsung ke lapangan untuk mengungkap kasus ini secepat-cepatnya,” ujar Tarno, Rabu (3/9/2025).
    Ia menambahkan, tim terus bergerak untuk mencari informasi dan petunjuk yang dibutuhkan. Informasi sekecil apapun dari masyarakat akan ditindaklanjuti oleh polisi.
    “Informasi dan petunjuk sekecil apapun akan kami terima, akan kami dalami, dan kami tindak lanjuti,” ujarnya.
    Sejauh ini, polisi sudah memeriksa sekitar lima orang saksi. Namun jumlahnya bisa bertambah sesuai kebutuhan penyidikan.
    “Keterangan saksi ini pun masih terus didalami oleh teman-teman di lapangan, sedangkan untuk penetapan tersangka sampai saat ini belum,” kata Tarno.
    Di sisi lain, jenazah kelima korban sudah selesai diotopsi dan dimakamkan hari ini. Namun hasil otopsi belum diterima pihak kepolisian.
    “Kami juga mohon doanya agar kasus ini cepat terungkap,” ujarnya.
    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, kasus ini masih dalam tahap penyidikan terhadap saksi-saksi. Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka.
    “Saat ini tim mabes yaitu Puslabfor dan Inafis membantu olah Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) di Indramayu,” kata Hendra melalui pesan singkat.
    Saat ditanya apakah ada indikasi pembunuhan, Hendra mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.
    “Kami dalami dulu ya (dugaan pembunuhan),” ujarnya.
    Penemuan lima mayat dalam satu liang ini terjadi di rumah dua lantai di Jalan Siliwangi Nomor 52, Kelurahan Paoman, Indramayu, Senin (1/9/2025).
    Identitas korban yakni H Sahroni (75), Budi (45) anak Sahroni, Euis (40) istri Budi, serta dua anak Budi dan Euis yang berusia enam tahun dan delapan bulan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendikti Kirim Tim untuk Pantau Penembakan Gas Air Mata di Unisba
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 September 2025

    Mendikti Kirim Tim untuk Pantau Penembakan Gas Air Mata di Unisba Nasional 3 September 2025

    Mendikti Kirim Tim untuk Pantau Penembakan Gas Air Mata di Unisba
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto mengirim tim untuk memantau perkembangan terkait insiden penembakan gas air mata di Universitas Islam Bandung (Unisba).
    Brian menuturkan, Kemendikti Saintek melakukan koordinasi langsung dengan pimpinan Unisba dalam mengusut dampak dari penembakan gas air mata tersebut.
    “(Kami) mengirim tim untuk berkoordinasi langsung dengan pimpinan perguruan tinggi guna menilai dampak yang dialami mahasiswa, staf, maupun fasilitas,” ujar Brian, dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (3/9/2025).
    Langkah ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab Kemendikti Saintek untuk menjaga kampus sebagai ruang aman bagi mahasiswa.
    “Berkomitmen memastikan kampus tetap menjadi ruang akademik yang bebas dari tindakan represif, dengan mengutamakan dialog dan langkah persuasif,” paparnya.
    Selain turun langsung ke lapangan, Brian juga membuka pengaduan cepat bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya.
    “Kami sediakan kanal pengaduan cepat untuk memastikan setiap persoalan di kampus dapat segera ditangani, sekaligus menjaga fungsi kampus sebagai pusat pendidikan dan kebebasan akademik,” jelasnya.
    Brian menjanjikan jika ada yang terdampak, Kemendikti Saintek siap memberikan pendampingan medis dan psikologis.
    “Kami memastikan adanya protokol koordinasi dengan aparat keamanan agar kampus tetap terlindungi,” kata dia.
    Sebagai informasi, kericuhan terjadi di sekitar Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/9/2025) malam.
    Insiden itu bermula usai demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat yang berakhir ricuh.
    Mahasiswa menyebut aparat menembakkan gas air mata ke dalam kampus hingga menyebabkan korban luka.
    Sementara polisi membantah dan menyebut ada provokator berpakaian hitam yang sengaja memancing bentrokan.
    Presiden Mahasiswa (Presma) Unisba, Kamal Rahmatullah, mengatakan insiden terjadi sekitar pukul 23.30 WIB.
    Saat itu sejumlah mahasiswa sedang beristirahat di depan kampus sebelum aparat gabungan TNI-Polri tiba-tiba datang.
    “Mereka langsung menyerang ke arah bawah, otomatis mahasiswa berlarian masuk ke dalam. Setelah itu ada tembakan gas air mata dari jarak kurang lebih 2 meter dari gerbang kampus,” kata Kamal, dikutip dari
    Tribunnews
    , Selasa (2/9/2025).
    Di sisi lain, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, menyebut aparat sama sekali tidak memasuki area kampus Unisba.
    Menurutnya, patroli gabungan TNI-Polri menemukan kelompok berpakaian hitam yang melakukan provokasi, membakar ban, dan melempar bom molotov ke arah petugas.
    “Tembakan gas air mata diarahkan ke jalan raya. Namun, karena tertiup angin, sebagian gas masuk ke area parkiran Unisba. Itu dijadikan bahan provokasi seolah-olah aparat menyerang kampus,” kata Hendra.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Tersangka Kericuhan di Unisba Positif Narkoba dan Bawa Soft Gun Berpeluru Gotri

    2 Tersangka Kericuhan di Unisba Positif Narkoba dan Bawa Soft Gun Berpeluru Gotri

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menangkap 16 orang terkait kericuhan di sekitar kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari Kota Bandung, Senin (1/9) malam. Dua orang positif narkoba dan kedapatan membawa senjata soft gun.

    Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan, kedua orang tersebut berinisial GOP dan AA telah ditetapkan tersangka karena kepemilikan 7 gram ganja dan senjata soft gun beserta peluru gotri.

    “Dari 16 orang yang kita amankan tadi malam, dua orang telah kita tetapkan tersangka dengan inisial GOP dan AA. Itu terkait narkoba dan senjata soft gun dengan pelurunya gotri. Kalau ditembakkan jarak dekat bisa mematikan,” kata Rudi di Bandung, Selasa (02/09/2025). Dikutip dari Antara.

    Rudi menjelaskan dari hasil penyelidikan, ditemukan juga percakapan digital terkait pembelian narkoba dan ajakan untuk berkumpul dalam aksi tersebut.

    “Ini sudah fakta bahwa mereka bukan unjuk rasa, tapi melakukan perbuatan yang melanggar keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujarnya.

    Kapolda menegaskan pihaknya akan terus menelusuri jaringan dan tujuan dari aksi yang dilakukan massa pada malam hari dengan mempersenjatai diri dengan bom molotov.

    Dia juga meminta kerja sama semua pihak, termasuk universitas, pemerintah daerah, dan aparat penegak hukum, untuk menjaga suasana kondusif di Jawa Barat.

    “Kami harus memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat di malam hari pada masyarakat Kota Bandung,” katanya.

    Lebih lanjut, Rudi juga menduga kericuhan yang terjadi di sekitar Unisba telah direncanakan oleh sekelompok massa.

    Dia menambahkan aksi massa tersebut didesain untuk memancing aparat agar masuk ke area kampus. Namun, polisi memastikan tidak melakukan penyerangan ke dalam kampus.

    “Kami menganalisa ini sudah didesain, direncanakan bahwa kami dipancing untuk menyerang kampus, tapi alhamdulillah kami tidak melakukannya,” pungkas Rudi.

  • Kondisi Terkini Kampus Unpas dan Unisba PascaBentrok dan Tembakan Gas Air Mata

    Kondisi Terkini Kampus Unpas dan Unisba PascaBentrok dan Tembakan Gas Air Mata

    Bisnis.com, JAKARTA – Universitas Pasundan (Unpas) Bandung menyatakan kampus mereka yang terletak di Tamansari Bandung, saat ini dalam keadaan kondusif dan terkendali, setelah terjadinya kericuhan akibat tembakan gas air mata ke dalam kampus pada Senin (1/9/2025) malam sampai Selasa dini hari.

    “Merespons peristiwa pada 1 September 2025, kami sampaikan kampus saat ini dalam keadaan kondusif, aman dan terkendali,” kata Wakil Rektor III Unpas Dr M Budiana, membacakan pernyataan Rektor Unpas Prof Azhar Affandi dilansir dari Antara, Rabu (3/9/2025). 

    Unpas menyatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah dan upaya guna menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya usai insiden tersebut.

    “Bahwa saat ini kami telah melakukan langkah-langkah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik,” ujar Rektor Unpas.

    Diketahui, video peristiwa dugaan penembakan gas air mata ke area Unpas dan Universitas Islam Bandung (Unisba) di Tamansari ini viral di media sosial Instagram. Video ini diunggah pada akun Instagram Kolektifa dan sudah ditonton hingga 112.358 kali oleh warganet.

    Dikabarkan sedikitnya 12 orang menjadi korban tembakan gas air mata yang dilepaskan polisi di kampus Universitas Pasundan di Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/9) malam. Namun pihak kepolisian membantah serangan itu dilakukan dengan sengaja.

    Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menduga kericuhan yang terjadi di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba), pada Senin (1/9) malam, telah direncanakan oleh sekelompok massa.

    Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan aksi massa tersebut didesain untuk memancing aparat agar masuk ke area kampus. Namun, polisi memastikan tidak melakukan penyerangan ke dalam kampus.

    “Kami menganalisa ini sudah didesain, direncanakan bahwa kami dipancing untuk menyerang kampus, tapi Alhamdulillah kami tidak melakukannya,” kata Rudi.

    Kapolda menyebut massa berjumlah sekitar 150-200 orang berkumpul di Jalan Tamansari dengan melakukan blokade jalan, berpakaian serba hitam, menutup muka, serta membawa batu, besi, dan kayu.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengungkapkan tembakan gas air mata yang terjadi di sekitar Jalan Tamansari dipicu oleh serangan bom molotov dari sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga kelompok anarkis.

    Hendra menjelaskan kelompok tersebut kemudian melakukan provokasi lebih jauh dengan melempar bom molotov dari dalam kampus ke arah petugas dan kendaraan, termasuk mobil rantis Brimob. Atas kondisi itu, petugas menembakkan gas air mata ke jalan raya.