Kementrian Lembaga: Polda Jabar

  • Nasib Dokter Kandungan Cabul Syafril Firdaus, Terancam 12 Tahun Penjara hingga Denda Rp300 Juta – Halaman all

    Nasib Dokter Kandungan Cabul Syafril Firdaus, Terancam 12 Tahun Penjara hingga Denda Rp300 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dokter kandungan bernama M. Syafril Firdaus yang melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), kini telah ditetapkan menjadi tersangka.

    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengatakan tersangka melakukan pelecehan di luar klinik.

    Ia menceritakan kejadian bermula ketika korban menghubungi tersangka untuk berkonsultasi mengenai kondisi kesehatannya pada 24 Maret 2025 malam.

    “Modus tersangka adalah suntik vaksin kepada korban yang berusia 25 tahun, dilakukan di luar klinik yakni di rumah orang tua korban,” ujar Kombes Hendra, dikutip dari TribunJabar.id.

    Setelah proses suntik vaksin, tersangka meminta korban untuk mengantarkannya pulang ke tempat kos yang berlokasi searah dengan kediaman korban.

    Sesampainya di kos, korban yang hendak membayar jasa suntik vaksin gonore secara tunai ditolak oleh tersangka dengan alasan malu jika ada orang yang melihat.

    Tersangka pun mengajak korban melakukan pembayaran di dalam kamar kos.

    “Ketika di dalam kamar kos ini tersangka secara paksa meraba bagian tertentu dan bagian tertentu lainnya di dalam baju sehingga korban melakukan perlawanan,” ungkapnya.

    Korban pun melarikan diri dari kos tersangka dan kemudian melaporkan apa yang dialaminya ke polisi.

    Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 6 huruf b dan/atau c Jo Pasal 15 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. 

    “Tersangka terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun dan/atau denda hingga Rp300 juta,” ungkapnya.

    Dijuluki Dokter Centil

    Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, mengatakan bahwa Syahril dijuluki sebagai dokter centil karena kerap menggoda pasiennya.

    “Katanya dokter ‘centil’, tenaga medis lain sudah dengar banyak keluhan,” ucapnya.

    Selain itu, ia juga menyebut Syahril memiliki perilaku yang tak pantas dan sudah menjadi rahasia umum.

    Terutama, pada kalangan pasien ibu hamil dan tenaga medis.

    Mengutip TribunJabar.id, Syahril pernah direkomendasikan oleh istri mantan Bupati Garut Rudy Gunawan untuk bergabung di RS Medina.

    Namun, pihak rumah sakit menolak rekomendasi tersebut.

    “Kebetulan dulu lagi perlu dokter spesialis kandungan, saya tawarkan ke manajemen, tapi ditolak karena sudah pada tahu,” ujarnya.

    Cerita Pasien

    Salah satu pasien Syahril yang berinisial SS (29) mengaku bahwa ia pernah dimintai nomor pribadi oleh tersangka.

    Ia menyebut tersangka mengirimkan teks yang mengarah kepada hal-hal yang tidak pantas.

    “Pas nge-chat memang ada yang aneh dari bahasanya, mengarah ke hal-hal negatif,” ujar SS (29) kepada Tribunjabar.id, Rabu (16/4/2025).

    SS pun tak menanggapi pesan yang dikirimkan oleh tersangka.

    Ia juga mengaku terkejut saat nama tersangka mencuat ke publik.

    SS tak menyangka bahwa persoalan tersebut menjadi perhatian publik.

    “Tidak hanya saya ternyata yang pernah diminta nomor WhatsApp, tapi ada juga temen-temen lain yang jadi pasiennya, pesannya juga sama negatif,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul UPDATE Sosok Dokter Kandungan Cabul di Garut, Sering Minta Nomor WA ke Pasien, Kirim Pesan Tak Sopan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Sidqi Al Ghifari)

  • Nasib Dokter Kandungan Cabul Syafril Firdaus, Terancam 12 Tahun Penjara hingga Denda Rp300 Juta – Halaman all

    Modus Dokter Kandungan Cabul di Garut Lecehkan Pasien: Ajak Korban ke Indekos Buat Pembayaran Suntik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, GARUT – Dokter kandungan cabul M Syafril Firdaus atau MSF telah ditetapkan sebagai tersangka pelecehan seksual terhadap pasiennya di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

    M Syafril Firdaus ternyata melakukan pelecehan seksual itu di tempat kosnya. Hal itu terungkap ketika pelaku dihadirkan polisi dalam ekpose perkara yang menjeratnya di Mapolres Garut, Kamis (17/4/2025).

    Tersangka berpakaian tahanan berwarna oranye. Dengan tangan terborgol, ia digiring polisi tanpa memberikan sepatah kata pun kepada awak media yang menanti.

    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan mengatakan tersangka melakukan pelecehan seksual terhadap korban AED (25)

    Kejadian bermula saat korban menghubungi MSF melalui pesan WhatsApp hendak berkonsultasi terkait keluhan keputihan yang dialaminya pada tanggal 24 Maret 2025 sekira pukul 19.00 WIB malam.

    “Modus tersangka adalah suntik vaksin kepada korban yang berusia 25 tahun, dilakukan di luar klinik yakni di rumah orang tua korban,” ujarnya kepada awak media.

    Ia menuturkan, usai proses suntik vaksin, tersangka yang diketahui datang menggunakan jasa ojek online, meminta korban mengantarkannya pulang ke tempat kos yang berada searah dengan kediaman korban.

    Sesampainya di kos, korban hendak membayar jasa suntik vaksin gonore secara tunai, namun tersangka menolak pembayaran di luar kamar dengan alasan malu jika ada yang melihat, dan meminta korban masuk ke dalam kamar kos.

    Di kamar indekos, Syafril menarik tangan korban dan mengajaknya masuk. Ia kemudian menutup dan mengunci pintu kamar.

    “Ketika di dalam kamar kos ini tersangka secara paksa meraba bagian tertentu dan bagian tertentu lainnya di dalam baju sehingga korban melakukan perlawanan,” ungkapnya.

    Korban sempat mengancam akan melaporkan ke polisi, namun Syafril tidak menggubris.  Di dalam kamar, AED dilecehkan Syafril. Korban berhasil melawan dengan menendang pelaku hingga akhirnya berhasil melarikan diri.

    Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi, dan polisi telah memeriksa 10 orang saksi, termasuk korban, kedua orang tua korban, serta tenaga medis yang berkaitan.

    Atas perbuatannya, MSF dijerat dengan Pasal 6 huruf b dan/atau c Jo Pasal 15 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. 

    “Tersangka terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun dan/atau denda hingga Rp300 juta,” ungkapnya.

    Kapolres Garut AKBP Fajar M Gemilang mengatakan terkait video CCTV viral MSF di ruang kerjanya, pihak kepolisian saat ini masih melakukan pendalaman.

    “Korban yang ada di dalam video tersebut sudah kami ketahui, identitasnya. Kami sudah dorong untuk melapor tapi korban menyampaikan akan berkonsultasi dulu dengan keluarganya,” ucapnya.

    Ia menuturkan bahwa pihaknya saat ini menghormati keputusan korban dalam video tersebut apakah nanti akan melapor atau tidak.

    “Korban akan menjadi permasalahan pribadinya jika dibawa ke publik, kami menyadari itu sehingga kami tidak serta merta membawa korban ke ranah proses penyidikan,” ungkapnya.

    Penulis: Sidqi Al Ghifari

  • Ribuan personel gabungan amankan PSU Pilkada Tasikmalaya-Jabar

    Ribuan personel gabungan amankan PSU Pilkada Tasikmalaya-Jabar

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ribuan personel gabungan amankan PSU Pilkada Tasikmalaya-Jabar
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 16 April 2025 – 22:10 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 3.000-an personel gabungan Polri, TNI, dan instansi lain siap melakukan pengamanan selama pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada 19 April 2025.

    “Ada 3.000-an personel gabungan TNI Polri yang bertugas pengamanan PSU,” kata Kepala Biro Operasi Polda Jawa Barat Kombes Pol Laode Aries El Fathar setelah gelar pasukan pengamanan PSU Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya di Sarana Olah Raga Kaliki Mangunreja, Tasikmalaya, Rabu.

    Ia menuturkan Polda Jawa Barat, khususnya jajarannya Polres Tasikmalaya, dipastikan seluruh personel dan perlengkapannya sudah siap untuk menggelar operasi menjaga keamanan agar PSU Pilkada Tasikmalaya berjalan lancar.

    Seluruh personel gabungan itu, kata dia, diturunkan menyebar untuk siap siaga di lokasi pemungutan sebanyak 2.847 tempat pemungutan suara.

    Ia menyampaikan, seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan PSU pilkada untuk terus bersinergi menjaga pelaksanaan pilkada agar berjalan aman dan lancar.

    “Pasukan gabungan TNI, Polda Jabar, Polres Tasikmalaya dalam rangka PSU Kabupaten Tasikmalaya, kami pastikan, kami siap amankan PSU,” katanya.

    Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya Ami Imran Tamami mengatakan, pihaknya sudah melakukan tahapan untuk persiapan pelaksanaan PSU Pilkada Tasikmalaya, termasuk terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum agar pelaksanaannya berjalan aman, dan lancar.

    Ia mengatakan, seperti pendistribusian logistik, terutama surat suara dipastikan mendapatkan pengawalan dan pengamanan selama proses pendistribusian maupun saat di gudang penyimpanan logistik.

    Saat ini, kata dia, logistik PSU Pilkada Tasikmalaya sudah sampai di masing-masing panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang selanjutnya akan didistribusikan ke tiap TPS sehari sebelum pemungutan.

    “Sudah sampai di PPK surat suara, tinggal besok akan disalurkan ke PPS,” katanya.

    Pelaksanaan PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya diikuti tiga pasangan calon dengan nomor urutnya sama seperti pelaksanaan Pilkada 2024 sebelumnya.

    Nomor urut 1 yakni pasangan Iwan Saputra-Dede Muksit Aly, nomor urut 2 pasangan Cecep Nurul Yakin (petahana Wakil Bupati Tasikmalaya)-Asep Sopari Al-Ayubi, dan nomor urut 3 pasangan Ai Diantani (pengganti calon Bupati Ade Sugianto)-Iip Miftahul Paoz.

    Pelaksanaan PSU itu digelar berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi yang memutuskan calon Bupati Tasikmalaya pada pilkada sebelumnya Ade Sugianto terbukti telah menjabat sebagai bupati selama lebih dari dua periode sehingga tidak boleh ikut sebagai peserta pilkada.

    Sumber : Antara

  • Mantan Perawat Menangis Badannya Kaku saat Dilecehkan Dokter Cabul, Akhirnya Pilih Resign

    Mantan Perawat Menangis Badannya Kaku saat Dilecehkan Dokter Cabul, Akhirnya Pilih Resign

    GELORA.CO – Kali ini giliran mantan perawat yang bongkar kelakuan bejat dokter kandungan cabul di Garut, Jabar bernama dokter M Syafril Firdaus atau dokter Iril. 

    Selama ini diam karena takut, akhirnya mantan perawat yang pernah bekerja dengan dokter kandungan cabul itu bersuara mengungkap pengalaman pahitnya.

    Perawat yang juga korban ini sempat bekerja di tempat dokter kandungan tersebut buka praktek.

    Korban hanya bisa menangis seusai diraba pelaku. 

    Tak hanya itu, ia juga kerap mendapat chat mesum dari dokter kandungan itu. 

    Hal itu pun membuatnya tak kuat hingga memilih resign.

    Pengakuan Mantan Perawat yang Jadi Korban Dokter Kandungan Cabul di Garut

    Mantan perawat yang pernah bekerja dengan dokter spesialis kandungan, Muhammad Syafril Firdaus atau Iril Syafril, akhirnya berani menceritakan pengalaman buruknya setelah disimpannya cukup lama. 

    Ia membongkar kelakuan mesum Syafril kepada dokter kandungan Purnawan Senoaji melalui pesan langsung ke Instagram-nya. 

    Cerita korban itu diungkapkan bersamaan dengan viralnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan Iril Syafril. 

    Ia bercerita sudah bekerja dengan Syafril saat masih menjadi lulusan baru.

    Korban mendengar bahwa sosok Syafril memang terkenal suka melecehkan pasien dan perawat-perawat lain. 

    Bahkan, lambat laun, ia tak hanya mendengar kabar itu, tetapi juga mengalaminya sendiri. 

    “Aku salah satunya (korban), waktu itu lagi jaga sendirian karena cuman ada 1 bayi, dia masuk ke ruangan deketin aku terus meraba pinggang sampai bawah. Aku kaget gemeteran cuman enggak bisa apa-apa,” tulisnya. 

    Tubuhnya terasa kaku. 

    Ia hanya bisa menangis.

    “Besoknya aku minta ditemenin sama CS cowok, tapi tetep aja dia masih berani lakukan hal itu. Aku takut gemeter nangis,” lanjutnya. 

    Akhirnya, korban memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan karena tak kuat dengan kelakuan mesum si dokter itu. 

    “Aku cuma kuat 3 bulan aja dan setelah itu resign, terus selain itu dia juga sering chat-chat yang enggak sopan. Minta temenin lah, apa lah, pantaskah seorang dokter begitu? Aku ini sekitar setahunan yang lalu dan alhamdulilah senang banget bisa viral,” katanya. 

    Bahkan, korban bersedia memberikan bukti-bukti chat mesum Syafril kepada dokter Purnawan Senoaji.

    Ditangkap Polres Garut

    Akhirnya dokter kandungan Syafril Firdaus ditangkap Polres Garut.

    Jumlah korban yang melaporkan Syafril Firdaus dikuak.

    Diketahui Syafril Firdaus dituding melakuan pelecehan seksual terhadap pasiennya. 

    Video rekaman CCTV pelecehan itu pun viral di media sosial.

    Ia membuat geram banyak orang.

    Tak sedikit yang mendesak pelaku agar segera diamankan.

    Kini dokter kandungan Syafril Firdaus sudah ditangkap.

    Hal tersebut disampaikan Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan melansir dari Tribunjabar.com, selasa (15/4/2025).

    “Ya benar, sudah diamankan Polres Garut dan ditangani di sana,” katanya.

    Surawan mengatakan, ada dua orang yang melapor sebagai korban dari perbuatan pelaku dokter kandungan itu.

    Sebelumnya, seorang dokter kandungan di Garut viral diduga melakukan pelecehan seksual pada pasiennya.

    Kasus ini pun menjadi viral di media sosial.

    Dalam rekaman video, dokter itu sedang mengecek kondisi kandungan pasien menggunakan alat USG di bagian perut.

    Tetapi, alat USG itu terus beralih ke bagian atas perut, dan tangan kiri dokter itu memegang bagian atas perut korban sampai diduga memegang bagian sensitif pasien itu.

    Lokasi klinik tempatnya praktek berada di kawasan Pengkolan Garut Jalan Ahmad Yadi, Pakuwon, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

    Pengelola klinik, dr. Dewi Sri Fitriani mengatakan bahwa sebelum kasus tersebut viral banyak aduan dari pasien terkait dugaan pelecehan seksual oleh dokter MSF.

    “Ya sempat ada keluhan dari pasien,” ucapnya kepada awak media, Selasa (15/4/2025).

    Atas keluhan tersebut ucapnya, pihak klinik kemudian memasang CCTV di ruang praktek.

    Hasilnya ditemukan rekaman bahwa MSF diduga melakukan hal tak pantas terhadap pasiennya. Ia menuturkan bahwa sejak tahun ini, dokter MSF sudah tidak praktek lagi di kliniknya.

    “Memang beliau juga sudah tidak praktik di rumah sakit manapun di Garut,” ungkapnya.

    Dewi menjelaskan setelah aksi dokter MSF viral, pihaknya mengaku merasa dirugikan atas perilaku terduga pelaku.

    Ia menyebut prilaku pelaku itu telah mencoreng profesi dokter di seluruh Indonesia.

    “Sangat dirugikan sekali, apalagi bukan hanya klinik saja secara pribadi, tapi kepada seluruh dokter-dokter di Indonesia, karena dengan adanya satu oknum ini jadi mencoreng seolah-olah dokter itu sama,” katanya.

  • Motif Dokter Syafril Lecehkan Pasien Diselidiki, 2 Ibu Hamil yang Melapor Bukan Wanita di Video – Halaman all

    Motif Dokter Syafril Lecehkan Pasien Diselidiki, 2 Ibu Hamil yang Melapor Bukan Wanita di Video – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polda Jawa Barat masih mendalami motif dan kronologi dokter kandungan yaitu Syafril Firdaus alias Iril melecehkan pasien.

    Syafril Firdaus sebelumnya telah ditangkap di Garut, Jawa Barat pada Selasa (15/4/2025).

    Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Susanto mengatakan, pelaku masih menjalani pemeriksaan sehingga belum dapat diungkap wajahnya di depan publik.

    “Belum 24 jam kita sudah amankan diduga pelaku. Saat ini, untuk pelaku ada di ruangan khusus untuk dilakukan pemeriksaan intensif,” tuturnya, Selasa, dikutip dari TribunJabar.id.

    Penyidik akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menindaklanjuti kasus ini.

    Hingga kini, ada dua wanita yang melapor ke Polda Jabar. Dua korban yang sedang hamil itu bukanlah wanita yang terekam kamera CCTV klinik.

    Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, dr. Moh Luthfi menyatakan, pelaku akan mendapat sanksi disiplin karena melanggar kode etik profesi dan sumpah dokter.

    “IDI Jabar mengecam keras perilaku dokter tersebut yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan etika profesi,” sambungnya.

    Pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian untuk menentukan sanksi yang akan dijatuhkan.

    Kata Pihak Klinik

    Diketahui, aksi pelecehan seksual dilakukan pelaku saat masih bekerja di sebuah klinik di kawasan Pengkolan Garut Jalan Ahmad Yadi, Pakuwon, Kabupaten Garut, Jabar.

    Pengelola klinik, dr. Dewi Sri Fitriani mengatakan, pelaku telah diberhentikan dari praktik di klinik pada tahun ini.

    Ia mendapat laporan dari sejumlah pasien yang menerima tindakan tidak mengenakkan saat diperiksa pelaku.

    “Ya sempat ada keluhan dari pasien,” bebernya, Selasa.

    Kasus pelecehan terungkap setelah pihak klinik mengecek rekaman CCTV ruang praktik.

    “Memang beliau juga sudah tidak praktik di rumah sakit mana pun di Garut,” lanjutnya.

    Pihak klinik merasa dirugikan atas perbuatan pelaku.

    Selain itu, pelaku telah mencoreng profesi dokter di Indonesia.

    “Sangat dirugikan sekali, apalagi bukan hanya klinik saja secara pribadi, tapi kepada seluruh dokter-dokter di Indonesia, karena dengan adanya satu oknum ini jadi mencoreng seolah-olah dokter itu sama,” imbuhnya.

    Disorot Dedi Mulyadi

    Kasus pelecehan seksual yang dilakukan dokter kandungan di Garut juga mendapat sorotan dari Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.

    Politisi partai Gerindra itu meminta izin praktik dokter dicabut jika terbukti melecehkan pasien.

    “Kalau dokter lecehkan pasien, ada kode etiknya, cabut izin dokternya. Cabut izin praktik dokternya, bila perlu perguruan tinggi yang meluluskan dokter itu mencabut gelar dokter,” ungkapnya, Selasa (15/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Ia meminta pelaku diproses hukum agar memberikan efek jera.

    “Karena dokter itu profesi yang ketika dilantik diambil sumpah profesi. Harus ada tindakan tegas dan tidak bertele-tele. Sementara kasus pelecehannya proses sesuai hukum,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dokter Kandungan di Garut Cabuli Pasien, Pihak Klinik: Merugikan Dokter Seluruh Indonesia

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJbar.id/Nandri) 

  • Kelakuan Dokter Kandungan Cabul di Garut: Ajak Bumil ke Cafe, Kirim Chat Mesum  – Halaman all

    Kelakuan Dokter Kandungan Cabul di Garut: Ajak Bumil ke Cafe, Kirim Chat Mesum  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelakuan minus oknum dokter kandungan cabul di Garut yang diduga melecehkan pasiennya dikuliti.

    Satu persatu para bumil (ibu hamil) korban dokter kandungan cabul, Muhammad Syahril Firdaus atau dokter Iril beri pengakuan.

    Mereka mengaku diajak ke cafe dengan alasan menyerahkan hasil pemeriksaan USG.

    Korban lainnya mengaku sering mendapat pesan mesum dari si dokter kandungan cabul.

    Bahkan Muhammad Syahril Firdaus atau dokter Iril tak segan nyatakan cinta ke bumil meski sudah bersuami.

    Diketahui video dokter kandungan Garut melakukan pelecehan saat USG ibu hamil viral di media sosial.

    Dalam video tampak seorang dokter kandung sedang melakukan USG pada pasiennya yang terbaring.

    Terlihat tangan kanan pelaku menggerakkan alat USG di bagian perut.

    Namun tampak tangan kirinya justru meraba ke bagian sensitif.

    Tindakan keji dokter kandungan Garut ini rupanya sudah memakan banyak korban.

     

    Getol Kirim Chat Mesum 

    Muhammad Syahril Firdaus atau dokter Iril, oknum dokter kandungan cabul di Garut ternyata getol mengirim chat pada pasiennya.

    Isi chat dokter kandungan Garut, terduga pelaku pelecehan seksual ini pun terbilang mesum.

    Meski tahu pasiennya sudah berkeluarga, pelaku tetap melancarkan aksinya.

    Seorang korban bercerita bahwa dokter kandungan tersebut pernah mengirimnya chat mesum padanya.

    “Lebih geli lagi suka komen-komen story gue. Ngomongin tentang seks gitu kan ilfil ih,” kata korban di akun media sosial.

    Selain itu pelaku juga kerap kali mengirim chat pada pagi hari.

    “Apalagi suka ngucapin selamat pagi blabla, jaga kesehatan ceunah. ngeri kan,” tulisnya.

    Ia bersaksi bahwa dokter kandungan Garut itu kerap membicarakan hal yang tak semestinya.

    “Aku punya chat kalo ga salah dia mention sw aku sama ngomongin yang gak patut diomongin seorang dokter,” katanya.

     

    Ajak Bumil ke Cafe

    Bukan hanya itu saja korban lain bercerita dokter kandungan Garut mengirimnya chat untuk mengajak bertemu di luar klinik.

    Dalam chatnya, pelaku mengajak bertemu di kafe untuk memberi foto hasil USG.

    “Modusnya dia WA buat janjian tapi jangan di klinik di kafe aja dengan modus mau ngasih foto hasil USG,” katanya.

    “Ngeri banget sih ya, ngegratisini USG terus ngajak pasiennya jalan,” kata drg Mirza.

     

    Nyatakan Cinta ke Bumil

    Malahan lewat chat pula, si dokter juga menyatakan cinta pada istri orang.

    “Aku juga ada bukti SS dia bilang suka ke aku dok setelah melecehkan aku,” kata korban lain.

    PERIKSA RUANGAN DOKTER – Tim penyidik Polres Garut dipimpin langsung Kapolres Garut AKBP Fajar M Gemilang melakukan pemeriksaan ruangan tempat dokter kandungan melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya, Selasa (15/4/2025). Kini dokter MSF terduga pelaku pelecehan terhadap ibu hamil ditangkap polisi. (Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari)

     

    Sumpah Serapah

    Jika usahanya tak berhasil, dokter kandungan Garut ini tak segan menyumpahi pasien.

    “Ngga akan kamil lagi. Bakal keguguran terus-terusan abis ini,” kata dokter kandungan Garut yang marah karena ajakannya ditolak.

    Adalah dokter gigi viral, drg Mirza Mangku Anom yang memviralkan kasus tersebut.

    Dalam akun Instagram-nya, drg Mirza mengurai sosok dokter kandungan Garut yang diduga melecehkan pasien tersebut.

    Diduga pelaku bernama M Syafril Firdaus alias SF.

    Dalam data yang dihimpun TribunnewsBogor.com dokter SF merupakan lulusan Universitas Padjajaran tahun 2022.

    SF dikabarkan menjadi dokter Obgyn di beberapa klinik.

    Dalam postingannya, drg Mirza membagikan cerita dari korban dan keluarganya.

    Ternyata sosok dokter SF yang diduga cabul sudah banyak dibicarakan di Garut, namun tak kunjung diusut perkara hukumnya.

    “Izin pernah dengar dari sodaraku ada temannya cerita juga dok kalo kenalannya lagi hamil besar periksa ke dr obgyn itu, nanya asinya udah keluar apa belum, katanya sampe coba dikeluarin dari PD pasien. Udah rame dia di Garut tapi entah kenapa masih ada prakteknya di klinik kecil,” kata netizen yang mengadu ke drg Mirza.

    Tak cuma itu, seorang korban juga menceritakan kebejatan dokter SF yang dikenal kerap mengajak pasiennya yang sedang hamil untuk jalan berdua.

    Diungkap terduga korban, ia pernah hampir dibatalkan operasi kelahirannya karena enggan menuruti perintah dokter SF.

    “Dia (pelaku) ngancem batalin operasinya. Padahal saat itu saya sudah DP buat operasi sama dia. Berkali-kali dia bilang ‘dibatalin ya’. Makanya aku sampe marah banget terakhir chat panjang ke dia dok,” pungkas netizen mengaku korban.

    Merespons kelakuan dokter kandungan cabul itu, drg Mirza berpendapat bahwa tindakan dokter tersebut sudah sangat keterlaluan dan tidak profesional.

    “Setelah aku baca beberapa bukti chatnya, ini memang sudah keterlaluan sekali sih,” katanya.

    Ia berharap dokter kandungan Garut ini segera mendapat sanksi atas perbuatannya.

    “Semoga ada sanksi hukum yang tegas dan juga sanksi profesi. Karena oknum dokter ini telah melanggar etika profesi. Menggunakan profesinya untuk melecehkan banyak pasiennya secara seksual,” kata drg Mirza.

    Kabarnya kasus dokter kandungan Garut ini sudah dilaporkan ke polisi, namun hingga kini proses hukumnya belum berjalan.

    Update terkini sang dokter kandungan cabul yang meresahkan ini telah ditangkap polisi.

     

    Dokter Kandungan Cabul Ditangkap di Garut

    Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan menyebut pelaku ditangkap Satreskrim Polres Garut, Selasa (15/4/2025).

    “Ya benar, sudah diamankan Polres Garut dan ditangani di sana,” katanya.

    Surawan mengatakan, ada dua orang yang melapor sebagai korban dari perbuatan pelaku dokter kandungan itu.

     

    Dokter Kandungan Cabul Diperiksa Intensif di Mapolres Garut

    Kurang dari 24 jam jajaran Polres Garut berhasil menangkap dokter kandungan yakni M Syafril Firdaus atau MSF atas kasus pelecehan seksual terhadap pasiennya di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

    Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin mengatakan terduga pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres Garut.

    “Sudah kami amankan terduga pelaku berinisial MSF, penangkapan kurang dari 24 jam,” ujarnya kepada Tribunjabar.id, Selasa (15/4/2025).

    Ia menuturkan pihaknya masih melakukan pemeriksaan intensif di Polres Garut untuk menggali keterangan lebih dalam terkait motif dan kronologi kejadian.

    AKP Joko menambahkan, proses penyelidikan akan dilakukan secara profesional dan transparan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

    “Mohon waktu kita sedang melakukan pemeriksaan intensif terhadap terduga,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Seorang dokter kandungan di Garut viral diduga melakukan pelecehan seksual pada pasiennya.

    Kasus ini pun menjadi viral di media sosial. Dalam rekaman video, dokter itu sedang mengecek kondisi kandungan pasien menggunakan alat USG di bagian perut.

    Tetapi, alat USG itu terus beralih le bagian atas perut, dan tangan kiri dokter itu memegang bagian atas perut korban sampai diduga memegang bagian sensitif pasien itu.

    Rekaman video itu diunggah oleh drg. Mirza Mangku Anom, seorang Dokter Spesialis Konservasi Gigi, melalui akun Instagram pribadinya.

    “Ini semua bukti aku punya lengkap lho, rekaman CCTV cersi lengkap aku juga punya dan aku selalu kesel ngeliat yang begini-begini,” tulis dokter Mirza dalam unggahannya.

    Terkait hal itu Dinas Kesehatan Kabupaten Garut buka suara, kasus tersebut diketahui terjadi tahun 2024 di klinik yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon.

    Saat ini terduga pelaku diketahui sudah tidak praktek di tempat tersebut, hal tersebut diketahui dari sistem informasi sumber daya manusia dinas kesehatan.

    “(Sekarang) yang bersangkutan sudah tidak ada izin praktek satu pun di wilayah Kabupaten Garut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Garut dr. Leli Yuliani kepada awak media melalui keterangan resminya, Selasa (15/4/2025).

    Ia menuturkan, bahwa dulu memang sempat ada laporan ke dinas kesehatan dan kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

    Pihaknya juga ucap Leli, belum sempat melakukan pemeriksaan secara mental dan psikologis, karena yang bersangkutan saat ini sudah tidak lagi berada di Garut.

    Leli juga menegaskan bahwa terduga pelaku bukan aparatur sipil negara (ASN), namun dari riwayat prakteknya diketahui terduga pelaku pernah bekerja di beberapa fasilitas kesehatan.

    Mulai dari Rumah Sakit Malangbong hingga beberapa klinik dan rumah sakit di Garut.

    “Yang bersangkutan juga bukan orang sini (Garut),” ungkapnya.

    (tribun network/thf/TribunnewsBogor.com/TribunJabar.com)

  • Sederet Pengakuan para Bumil Korban Dokter Kandungan Cabul di Garut – Halaman all

    Sederet Pengakuan para Bumil Korban Dokter Kandungan Cabul di Garut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terungkap banyak ibu hamil atau bumil di Garut, Jabar yang mengaku jadi korban pelecehan dokter kandungan cabul, Muhammad Syahril Firdaus atau dokter Iril.

    Tak hanya saat melakukan pemeriksaan USG, dokter kandungan cabul, Muhammad Syahril Firdaus atau dokter Iril bahkan melakukan pelecehan saat bumil sedang kontraksi.

    Terkini dokter kandungan cabul, Muhammad Syahril Firdaus atau dokter Iril sudah berhasil ditangkap di Garut.

    Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan menyebut pelaku ditangkap Satreskrim Polres Garut, Selasa (15/4/2025).

    “Ya benar, sudah diamankan Polres Garut dan ditangani di sana,” katanya.

    Surawan mengatakan, ada dua orang yang melapor sebagai korban dari perbuatan pelaku dokter kandungan itu.

    Sebelumnya, Seorang dokter kandungan di Garut viral diduga melakukan pelecehan seksual pada pasiennya.

    Kasus ini pun menjadi viral di media sosial. Dalam rekaman video, dokter itu sedang mengecek kondisi kandungan pasien menggunakan alat USG di bagian perut.

    Tetapi, alat USG itu terus beralih ke bagian atas perut, dan tangan kiri dokter itu memegang bagian atas perut korban sampai diduga memegang bagian sensitif pasien itu.

    Rekaman video itu diunggah oleh drg. Mirza Mangku Anom, seorang Dokter Spesialis Konservasi Gigi, melalui akun Instagram pribadinya.

    “Ini semua bukti aku punya lengkap lho, rekaman CCTV versi lengkap aku juga punya dan aku selalu kesel ngeliat yang begini-begini,” tulis dokter Mirza dalam unggahannya.

    Terkait hal itu Dinas Kesehatan Kabupaten Garut buka suara, kasus tersebut diketahui terjadi tahun 2024 di klinik yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon.

    Saat ini terduga pelaku diketahui sudah tidak praktek di tempat tersebut, hal tersebut diketahui dari sistem informasi sumber daya manusia dinas kesehatan.

    “(Sekarang) yang bersangkutan sudah tidak ada izin praktek satu pun di wilayah Kabupaten Garut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Garut dr. Leli Yuliani kepada awak media melalui keterangan resminya, Selasa (15/4/2025).

    Ia menuturkan, bahwa dulu memang sempat ada laporan ke dinas kesehatan dan kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

    Pihaknya juga ucap Leli, belum sempat melakukan pemeriksaan secara mental dan psikologis, karena yang bersangkutan saat ini sudah tidak lagi berada di Garut.

    Leli juga menegaskan bahwa terduga pelaku bukan aparatur sipil negara (ASN), namun dari riwayat prakteknya diketahui terduga pelaku pernah bekerja di beberapa fasilitas kesehatan.

    Mulai dari Rumah Sakit Malangbong hingga beberapa klinik dan rumah sakit di Garut.

    “Yang bersangkutan juga bukan orang sini (Garut),” ungkapnya.

     

    Dokter Kandungan Cabul di Garut Iming-iming USG 4D Gratis, Bumil Periksa Tak Boleh Bawa Suami

    Dilihat dari postingan drg Mirza, kebanyakan korban yang bercerita mengaku dilecehkan saat memeriksa kandungannya.

    “Dia selalu WA pasien-pasiennya iming-iming USG 4D gratis tapi ngajak main. Tapi gak boleh bawa suami atau siapapun pas periksa,” kata seorang korban.

     

    Bumil Dilecehkan saat Kontraksi Lagi Sakit-sakitnya

    Dalam aksinya ia melancarkan modus pura-pura melakukan USG, namun kemudian meraba bagian tubuh lain.

    “Ini chat dia pas malam sebelum aku dioperasi sama dia dok. Sorenya aku dilecehin kayak di video,” kata korban.

    Bahkan ada korban yang mengaku dilecehkan saat sedang kontraksi hendak melahirkan.

    “Posisi saya waktu itu sedang mau melahirkan, lagi kontraksi lagi sakit-sakitnya. Dokter Iril remas payudara saya katanya biar terangsang dan cepat keluar si bayi. Tapi saya malah ngga konsen dok buyar semua padahal posisi lagi mengejan,” kata korban yang DM dokter Purnawa Seno Aji.

    Setelah anaknya lahir, dokter kandungan Garut ini juga kembali melakukan hal sama.

    “Dia nanya sudah keluar belum asinya sambil megang payudara saya langsung ngga pake excuse dok,” katanya.

    Parahnya lagi dokter Iril Syafril sampai berani menciumnya.

    “Sebelum saya pulang dari RS kebetulan suami yang nemenin saya lagi keluar mau makan. Ngga ada yang nemenin saya di ruangan. Dia cium-cium saya dok dis itu sama nampol karena udah kelewatan,” katanya.

     

    Dokter Kandungan Cabul Main Tangan ke Istri, ART juga Dilecehkan

    Bukan hanya pasien, kini terungkap ternyata asisten rumah tangganya pun menjadi korban dokter kandungan Garut.

    “For your info, dr. I ini bernama Iril dengan nama panjang Syafril Firdaus. Dia merupakan mantan istri sepupu saya yang sempat main tangan terhadap sepupu saya dan juga attempt tindakan cabul terhadap pembantu rumah tangga mereka,” tulis akun media sosial X @marwan_militia.

    DOKTER KANDUNGAN CABUL – Sosok dokter kandungan di Garut yang viral di media sosial karena diduga melecehkan ibu hamil jadi sorotan, foto kolase video viral dan unggahan mantan istrinya di media sosial @thianandita, dua bulan lalu, Februari 2025. Kini keduanya sudah bercerai (tribunnews.com)

    Membaca itu, drg Mirza sangat tak menyangka.

    “Wah kalau ini beneran sih udah terlalu parah sih kelakuan oknum dokter yang ini. Lengkap sekali pelecehan seksual yang dia lakukan,” kata Mirza di Instagram.

    (tribun network/thf/TribunJabar.com/TribunnewsBogor.com)

  • Polres Garut Bentuk Tim Khusus Ungkap Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Dokter Kandungan

    Polres Garut Bentuk Tim Khusus Ungkap Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Dokter Kandungan

    Liputan6.com, Garut – Polres Garut bersama tim Polda Jawa Barat, membentuk tim khusus yang ditugaskan mengungkap dugaan pelecehan seksual dokter kandungan kepada pasiennya di salah satu klinik kesehatan di Garut.

    “Tentu kita juga membuka posko pengaduan masyarakat,” ujar Kapolres Garut AKBP Mochammad Fajar Gemilang, Selasa malam (15/4/2025).

    Fajar mengatakan, menindaklanjuti informasi viral di media sosial mengenai dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dokter kandungan kepada pasiennya seorang ibu hamil.

    Lembaganya langsung bergerak cepat, termasuk membentuk tim khusus untuk mengungkap perbuatan asusila terduga dokter kandungan MF yang dilakukan di salah satu klinik swasta Karya Harsa itu.

    “Apabila dugaan itu benar kita masih mengumpulkan alat bukti, kita akan proses ditangani secara tuntas,” ujar dia.

    Menurutnya, hasil keterangan sementara para saksi termasuk hasil tangkapan CCTV, menyatakan perkara asusila itu dilakukan di klinik Karya Harsa di wilayah perkotaan Garut.

    “Data sementara yang kita peroleh terjadi di 20 Juni 2024, jadi sekitar 10 bulan yang lalu,” katanya.

    Lembaganya ujar Fajar, masih menghimpun informasi mengenai korban, karena saat ini belum ada laporan.

    “Tapi polres Garut dan polda Jabar langsung membentuk tim khusus mendalami dan memproses penyelidikan,” ujar dia.

    Selain itu, terduga dokter kandungan MF dipastikan merupakan karyawan klinik kesehatan itu, saat perkara tersebut berlangsung.

    “Sementara dokter sudah tiga hari sudah tidak praktik,” kata dia.

  • Polisi Usut Dokter di Garut Diduga Berbuat Cabul Saat Periksa Ibu Hamil

    Polisi Usut Dokter di Garut Diduga Berbuat Cabul Saat Periksa Ibu Hamil

    JABAR – Kepolisian Resor (Polres) Garut melakukan penyelidikan kasus dugaan pencabulan terhadap pasien yang dilakukan seorang dokter kandungan saat memeriksakan kehamilan di salah satu klinik di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

    “Ini masih kami dalami, Polres Garut dan Polda Jabar telah membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan,” kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Mochamad Fajar Gemilang saat mengecek langsung klinik yang sebelumnya menjadi tempat praktik dokter kandungan di wilayah Garut Kota, Selasa 15 April, disitat Antara.

    Kapolres bersama jajarannya melakukan pengecekan lokasi klinik tersebut setelah ramainya sebaran informasi di media sosial terkait dugaan dokter kandungan melakukan pelecehan seksual terhadap pasien.

    Polres Garut, kata dia, langsung menindaklanjutinya dengan memintai keterangan pihak klinik maupun mengecek hasil rekaman CCTV untuk kepentingan proses penyelidikan dalam kasus dugaan oknum dokter melakukan pelecehan seksual.

    “Kami menindaklanjuti informasi yang memang viral di media sosial. Memang tadi malam itu cukup viral yang terjadi di Garut di salah satu klinik swasta,” katanya.

    Ia mengatakan Polres Garut dan Polda Jabar masih terus mendalami, apabila hasil penyelidikan itu terbukti benar, tahapan selanjutnya akan mengumpulkan alat bukti, dan dipastikan kasusnya tuntas dan ditindak tegas pelakunya.

    “Apabila nanti memang dugaan itu benar, kami kumpulkan alat bukti, kami akan proses, tangani secara tuntas, dan ditindak tegas,” katanya.

    Ia mengungkapkan aksi pelecehan yang dilakukan oknum dokter kandungan itu diketahui terjadi 27 Juni 2024 yang kemudian ramai di publik baru-baru ini.

    Terkait korban pelecehannya, kata dia, sampai saat ini belum melaporkan secara resmi ke Polres Garut. Meski begitu kepolisian tetap melakukan tindak lanjut untuk mengungkap kebenaran kasus dugaan pelecehan di tempat pelayanan kesehatan itu.

    “Itu terjadi 27 Juni 2024 sekitar 10 bulan yang lalu, kami masih dalami, karena korban sampai saat ini belum laporan, tapi Polres Garut dan Polda Jabar langsung membentuk tim khusus mendalami dan memproses penyelidikan,” katanya.

    Sebelumnya tersebar video hasil rekaman CCTV terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter kandungan di salah satu klinik di wilayah Garut.

    Video tersebut tersebar di sejumlah akun media sosial, maupun di grup WhatsApp yang menayangkan seorang dokter sedang memeriksa pasien dengan metode Ultrasonografi (USG).

    Video tersebut tidak cukup jelas terkait dugaan arah pelecehannya, hanya menayangkan adanya pergerakan tangan dokter layaknya memeriksa pasien kandungan di area mendekati payudara pasien.

  • UPDATE Kasus Dokter Lecehkan Pasien di Garut: Syafril Firdaus Ditangkap hingga Respons Dedi Mulyadi

    UPDATE Kasus Dokter Lecehkan Pasien di Garut: Syafril Firdaus Ditangkap hingga Respons Dedi Mulyadi

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ini perkembangan terbaru terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan Muhammad Firdaus Syafril, seorang dokter spesialis kandungan terhadap sejumlah pasien di sebuah klinik, Garut, Jawa Barat. 

    Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawan mengatakan pelaku sudah diamankan. 

    “Jadi perlu saya informasikan bahwasanya untuk update terkini dari peristiwa di Garut, untuk dokter pelaku sudah diamankan,” ujarnya seperti dikutip dari Catatan Demokrasi yang tayang di TV One pada Selasa (15/4/2025). 

    Sementara itu, ada 2 korban yang telah membuat laporan terkait pelecehan seksual ke Polres Garut. 

    “Ada dua orang korban. Untuk sementar masih didalami para korbannya karena baru sore tadi mereka membuat laporan ke Polres Garut,” katanya. 

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi geram adanya kasus dokter spesialis kandungan, M Syafril Firdaus yang melecehkan sejumlah pasien di Garut, Jawa Barat. 

    Ia meminta agar izin praktik dokter spesialis kandungan tersebut segera dicabut. 

    Selain itu, Dedi juga meminta agar universitas yang meluluskan pelaku untuk mencabut gelar dokternya demi memberikan efek jera. 

    “Gini saja, kalau dokter pelecehan pasien di Garut kan dokter ada komite etiknya, ya berhentikan saja cabut izin dokternya. Kenapa harus susah, ya cabut izin praktik dokternya,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com pada Selasa (15/4/2025). 

    Hal ini, kata Dedi Mulyadi, sebagai bentuk sanksi tegas dan efek jera.

    Dedi juga mendukung proses hukum terkait kasus ini, agar terduga pelaku mendapat sanksi setimpal.

    “Dan bila perlu perguruan tingginya yang meluluskan dokter itu mencabut gelar dokter karena dokter itu profesi yang ketika dilantik itu diambil sumpah,” katanya. 

    Sebelumnya diberitakan, Publik dihebohkan dengan terkuaknya seorang dokter spesialis kandungan yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang ibu hamil saat melakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG di sebuah klinik di Garut, Jawa Barat. 

    rekaman perbuatan mesum si dokter pertama kali dibagikan oleh akun drg Mirza Mangku Anom, seorang dokter spesialis konservasi gigi. 

    Melalui Instagram pribadinya, ia mengatakan telah menyimpan banyak bukti terkait ulah mesum si dokter. 

    “Ini semua bukti aku punya lengkap, lho. Rekaman CCTV versi lengkap aku juga punya dan aku selalu kesel ngelihat yang begini-begini,” tulis drg Mirza. 

    Sementara itu, Polres Garut telah mengetahui kejadian viral tersebut dan tengah melakukan penyelidikan. 

    Hal itu diungkapkan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut Ajun Komisaris, Joko Prihatin pada Selasa (15/4/2025). 

    “Kami telah menangani kasus ini dan masih dalam penyelidikan. Kami dapatkan infonya sejak Senin malam,” ujarnya. 

    Tim penyidik Polres Garut telah turun langsung untuk mencari tempat praktik dokter yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual. 

    Namun, saat ini korban belum melaporkan kasus ini. 

    “Penyelidikan kasus dugaan pelecehan seksual terus berjalan meskipun korban belum membuat laporan di Polres Garut,” ujarnya.

    Setelah kasus pelecehan seksual oleh dokter Iril Syafril diungkap oleh drg Mirza, pasien-pasien yang dulu pernah menjadi ‘mangsa’ mulai berani bersuara.

    drg Mirza mengunggah suara-suara korban di instastory-nya. 

    “Dok, saya salah satu korbannya. Aku juga ada bukti SS (screen shot) dia bilang suka ke aku dok setelah melecehkan aku. Dok, aku ada SS chat dia, kalau mau aku kirim,” tulis salah satu korban. 

    “Aku kan orangnya takutan gitu ya, padahal si bayi sehat-sehat aja tapi harus kontrol sama dari ini, yang lebih geli lagi suka komentar story gue, ngomongin tentang S*ks gitu kan ilfeel. Apalagi suka ucapkan selamat pagi, jaga kesehatan cenah. Ngeri kan,” tulis korban lainnya.

    Ada lagi korban yang mengalami pelecehan seksual di tahu 2023. 

    “Iya dok, 2023 kejadian saya waktu itu ke bidan kebetulan ada dr spog-nya dia, dari awal udah aneh mungkin karena saya sendiri ya gak di samping suami. Dia minta WA bla-bla ngajakin jalan ini itu, terus saya emang sendiri ditinggal suami dia terus ngomong “Udah kamu cek ke klinik saya gak usah bayar kliniknya di deket alun-alun aku tiap bulan sama ibu cek, tapid (di sana) dilecehin saya, pakai tangan dokter Iril.”

    “Dari situ saya stop enggak mau lagi datang meskipun gratis,” tulisnya. 

    Mirza mengakui dikirimi banyak cerita dari para korban lewat direct message di Instagram-nya. 

    Sebagian besar korban juga mengirimkan bukti chat mereka dengan pelaku. 

    “Setelah aku baca beberapa bukti chat-nya, ini memang sudah keterlaluan sekali sih. Semoga ada sanksi hukum yang tegas dan juga sanksi profesi, karena oknum dokter ini telah melanggar etika profesi.”

    “Menggunakan profesi untuk melecehkan banyak pasien-pasien secara se*ual,” tulis si dokter.

    Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, mengungkapkan bahwa insiden tersebut pernah terjadi pada tahun 2024 di sebuah klinik yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon.

    Menurut Leli, saat ini dokter terduga pelaku tidak lagi memiliki izin praktik di wilayah Kabupaten Garut. Hal itu diketahui dari sistem informasi sumber daya manusia milik Dinas Kesehatan.

    “(Sekarang) yang bersangkutan sudah tidak ada izin praktik satu pun di wilayah Kabupaten Garut,” ujar Leli dalam keterangannya kepada media pada Selasa (15/4/2025).

    Ia juga menyebutkan bahwa sebelumnya memang sempat ada laporan ke Dinas Kesehatan terkait kasus ini.

    Namun, penyelesaian kala itu dilakukan secara kekeluargaan antara pihak yang terlibat. Leli menjelaskan bahwa pihaknya belum sempat melakukan pemeriksaan mental maupun psikologis terhadap terduga pelaku karena yang bersangkutan sudah tidak lagi berada di Kabupaten Garut.

    Selain itu, dokter tersebut juga bukan Aparatur Sipil Negara (ASN).

    “Yang bersangkutan juga bukan orang sini (Garut), dan dari riwayat prakteknya, diketahui pernah bekerja di beberapa fasilitas kesehatan, termasuk RS Malangbong serta beberapa klinik dan rumah sakit lainnya di Garut,” jelas Leli.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya