Kementrian Lembaga: OJK

  • OJK respons laporan Bupati Banyumas terkait “scamming” dengan  AI

    OJK respons laporan Bupati Banyumas terkait “scamming” dengan AI

    Purwokerto (ANTARA) – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi merespons laporan Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono terkait scamming (penipuan) menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    “Jadi kalau tadi Pak Bupati cerita temannya kena scam atau mungkin beliau juga kena scam, laporkan ke Indonesia Anti-Scam Center (IASC),” ujar dia dalam acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu.

    Ia mengatakan bahwa OJK memiliki Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) yang berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi penipuan di sektor keuangan.

    IASC mencatat sejak November 2024 hingga 30 September 2025, terdapat 274.772 laporan kasus penipuan dengan jumlah rekening dilaporkan sebanyak 443.235 rekening dan jumlah rekening sudah diblokir sebanyak 87.819 rekening.

    Sejauh ini, total kerugian dana yang telah dilaporkan sebesar Rp6,1 triliun dan total dana korban yang sudah diblokir sebesar Rp374,2 miliar.

    “Kita masih working on it ya, supaya ini bisa lebih maju, lebih cepat, bisa menyelamatkan data masyarakat, tapi tergantung kecepatan dari masyarakat itu sendiri yang melaporkan kepada anti-scam center,” ujar dia.

    Berdasarkan data, beberapa skema penipuan di tengah masyarakat antara lain terkait transaksi belanja daring hingga modus menggunakan AI.

    Secara khusus, Kiki menggarisbawahi pemanfaatan AI untuk penipuan yang semakin pesat, sehingga perlu diantisipasi bersama-sama.

    “Jadi ini adalah PR (Pekerjaan Rumah) kita semua, makanya hari ini kita melakukan kegiatan literasi, inklusi, yang intinya adalah juga mengedukasi masyarakat, supaya terhindarkan dari berbagai scam dan penipuan, (serta) melakukan inklusi keuangan secara bertanggung jawab,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK.

    Dalam kesempatan yang sama, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyampaikan bahwa mengenai laporan penipuan menggunakan AI dengan wajah dirinya.

    “Ada yang pake nama saya, (dan meminta) duit mau jual mobil, dan minta di DP (Down Payment) itu, ada yang kena Rp5 juta. Tadi barusan, (ada juga yang) berani video call dengan AI, dan yang ngomong (di AI) itu seperti saya,” ujar Sadewo.

    “Jadi, ini teknologi-teknologi seperti ini yang digunakan untuk hal-hal yang tidak benar semakin marak, sehingga saya yakin dengan adanya kegiatan ini, akan memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang apa arti dari inklusi keuangan,” kata Bupati Banyumas.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ikuti Olahraga Strong Nation Finfest 2025, Wali Kota Kediri Ajak Jaga Semangat Hidup Sehat

    Ikuti Olahraga Strong Nation Finfest 2025, Wali Kota Kediri Ajak Jaga Semangat Hidup Sehat

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati berbaur dengan ratusan peserta dari berbagai lembaga jasa keuangan untuk mengikuti olahraga Strong Nation, Sabtu (18/10/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Financial Festival (Finfest) 2025 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri.

    Sebelum olahraga dimulai, Mbak Wali — sapaan akrab Vinanda — menyampaikan pentingnya menjaga kebugaran dan imunitas tubuh melalui aktivitas fisik yang rutin. Ia menekankan, berolahraga juga dapat mempererat rasa persaudaraan di tengah masyarakat.

    “Saya harap kegiatan olahraga ini bisa dilakukan secara rutin, baik di lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun di masyarakat umum,” ujar Vinanda.

    Wali Kota Kediri turut mengapresiasi langkah OJK Kediri yang menggabungkan semangat kebugaran dengan literasi keuangan melalui Finfest 2025. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya mendorong gaya hidup sehat, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri.

    “Selamat berolahraga. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat bagi kita semua, dan semangat berolahraga dapat terus terjaga, tidak berhenti sampai di sini saja,” tutur Vinanda.

    Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala OJK Kediri Ismirani Saputri, Ketua FKIJKD Komisariat Kediri Ferdian L. Hariandja, sejumlah Kepala OPD Pemkot Kediri, serta peserta dari berbagai lembaga jasa keuangan. Suasana berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan. [nm/beq]

  • Rencana OJK & Bursa Bereskan Saham Gorengan

    Rencana OJK & Bursa Bereskan Saham Gorengan

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara soal permintaan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk membereskan saham gorengan. Pasalnya, saham gorengan merugikan para investor.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, pihaknya akan meningkatkan fungsi pengawasannya pada aktivitas perdagangan saham. OJK juga bakal meningkatkan koordinasi dengan self-regulatory organization (SRO) dan aparat penegak hukum.

    “Kami juga meningkatkan sinergi dengan SRO dan pelaku pasar serta memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum guna memastikan penegakan disiplin pasar, pemberantasan praktik manipulatif dan juga perlindungan optimal bagi investor,” ungkap Inarno di BEI, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025) kemarin.

    Inarno menegaskan, perlindungan konsumen dan investor merupakan hal penting untuk menjaga integritas pasar modal. Menurutnya, hal ini sejalan dengan apa yang diminta Purbaya.

    “Sejalan dengan pesan Menteri Keuangan yang disampaikan dalam acara dialog dengan pasar modal minggu lalu, Bapak Purbaya menegaskan bahwa pentingnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. Salah satunya dengan menjaga agar transaksi pasar modal berjalan dengan wajar teratur dan juga efisiensi,” imbuhnya.

    Sementara, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, tak bicara banyak terkait hal tersebut. Namun, ia memastikan perlindungan investor menjadi prioritas bagi seluruh penyelenggara pasar modal.

    “Pokoknya untuk perlindungan investor itu tetap menjadi prioritas kami,” singkat Jeffrey.

    Sebagai informasi, permintaan Purbaya agar otoritas pasar modal merapikan saham-saham gorengan disampaikan usai berdialog bersama pelaku pasar. Saat itu, Purbaya menyebut BEI meminta insentif.

    Namun, ia justru meminta BEI untuk merapikan terlebih dulu saham-saham gorengan. Pembenahan ini perlu dilakukan untuk melindungi investor ritel.

    “Dia minta insentif, saya bilang belum saya kasih sebelum dia rapikan kondisi pasar modal kita di mana banyak yang goreng-goreng tapi santai aja masih lenggang kangkung, karena investor kecil jadi dirugikan,” ungkap Purbaya usai berdialog dengan otoritas pasar modal di BEI, Jakarta, Kamis (9/10).

    (acd/acd)

  • BUMN Kini Dikelola Danantara, Adakah yang Bakal IPO?

    BUMN Kini Dikelola Danantara, Adakah yang Bakal IPO?

    Jakarta

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mendukung Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam mendorong penawaran umum atau initial public offering (IPO) BUMN di bawah pengelolaannya.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan saat ini pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Danantara. Otoritas pasar modal sendiri menunggu langkah Danantara untuk melakukan IPO bagi perseroan di bawah kelolaannya.

    “Saat ini kami di bursa sudah berhubungan dengan Danantara, artinya meminta agar mendapatkan support dari Danantara. Tentunya Danantara punya proses dan prosedur, dan juga punya target. Kita tunggu dari Danantara-nya,” terang Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Meski begitu, Nyoman mengaku belum ada BUMN dalam pipeline atau antrean IPO di BEI. Ia menjelaskan, saat ini target IPO di BEI masih sebesar 66 untuk seluruh instrumen investasi di tahun 2025, mencakup saham, obligasi, hingga warrant. Ia mengklaim, target tersebut telah tercapai sekitar 80%.

    “Jadi tidak sendiri-sendiri dilihat, saham saja enggak, tapi keseluruhan instrumen tersebut,” jelasnya.

    Untuk diketahui, ada 11 perusahaan masuk dalam antrean atau pipeline IPO hingga 26 September 2025. Calon emiten ini didominasi perusahaan dengan aset menengah.

    Nyoman mengatakan, calon emiten ini dibagi menjadi tiga kategori aset sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017. Ada empat perusahaan dengan aset di atas Rp 250 miliar.

    “4 perusahaan aset skala besar, aset di atas Rp 250 miliar,” terang Nyoman dalam laporannya, dikutip Selasa (30/9/2025).

    Kemudian tujuh perusahaan sisanya, merupakan calon emiten dengan kategori aset menengah dengan nilai antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Namun, Nyoman tak menyebut rinci sektor dari masing-masing calon emiten tersebut.

    Adapun sektor dari calon emiten ini di antaranya, consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, financials, industrials, technology, serta transportation dan logistic. “Hingga saat ini, terdapat 11 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Nyoman.

    (hns/hns)

  • REI: Insentif PPN DTP Pacu Investasi Properti

    REI: Insentif PPN DTP Pacu Investasi Properti

    Bisnis.com, JAKARTA—Para pelaku usaha properti yang tergabung dalam Realestat Indonesia (REI) menyambut perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Di Tanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga 2027. Kebijakan tersebut berpotensi memacu investasi sektor properti pada 2026.

    Ketua Umum DPP REI Joko Suranto mengatakan pendekatan baru yang diterapkan Menkeu kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa terlihat sebagai kebijakan yang dilakukan terencana dan terbuka . Hal itu memberikan pijakan yang baik bagi pengembang untuk merencanakan usaha, karena kebijakan diputuskan dan diumumkan sejak awal secara terukur.

    Sebagai contoh keputusan perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Di Tanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga 2027. Perpanjangan PPN DTP hingga 2 tahun ke depan sangat membantu pengembang untuk melakukan perencanaan bisnis.

    “Kepastian penting bagi dunia usaha, dan kebijakan Menkeu tersebut membawa kepastian bagi pasar properti termasuk masyarakat calon pembeli rumah,” jelasnya, Jumat (17/10/2025).

    CEO Buana Kassiti Group tersebut juga menilai insentif PPN DTP menjadi angin segar bagi kebangkitan bisnis properti, khususnya sektor perumahan, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menkeu Purbaya, sebut Joko Suranto, juga membawa nuansa yang berbeda karena sering membuka ruang diskusi yang terbuka ke publik.

    “Di sisi lain, kami menilai kebijakan memperpanjang PPN DTP dan mendukung adanya pelonggaran untuk menyelesaikan kendala SLIK membuktikan bahwa pemerintah telah melihat industri properti ini sebagai faktor pengungkit pertumbuhan ekonomi, jadi bukan hanya sebagai indikator. Pandangan ini sudah sejalan dengan pendekatan Propertinomic yang ditawarkan REI,” tutur Joko Suranto.

    Ada sekitar 185 industri manufaktur yang terkait dengan sektor properti, dan industri-industri tersebut turut memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian negara. Hal itu belum termasuk kaitan bisnis properti dengan UMKM seperti penjual makanan dan minuman, toko bahan bangunan, toko perabotan/furnitur dan sebagainya.

    REI berharap investasi di sektor properti akan terus meningkat. Sepanjang semester I/2025 investasi di sektor properti tercatat mencapai Rp75 triliun. Dia meyakini investasi meningkat menjadi sekitar Rp80 triliun atau lebih di tahun 2026 berkat kebijakan yang mendukung optimisme pasar properti.

    REI juga sangat mengapresiasi terkait sikap Menteri Purbaya yang mendukung upaya mencari solusi untuk merelaksasi ketentuan Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) sehingga memungkinkan lebih banyak orang dapat mengakses pembiayaan perbankan.

    “Perlu ada kebijakan yang bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi masalah seleksi kredit yang ketat selama ini di perbankan. Supaya misalnya ada kelonggaran (relaksasi) aturan untuk kasus tertentu, agar lebih banyak orang terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa memperoleh KPR,” ujarnya.

    Program 3 Juta Rumah

    REI terus berkomitmen mendukung keberhasilan Program 3 Juta Rumah yang juga ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan. Salah satunya termasuk mendorong target penyediaan 2 juta rumah bagi masyarakat di pedesaan dan pesisir dapat segera berjalan.

    Menurut Joko Suranto, ada tiga hal penting yang dapat diperoleh dari geliat pembangunan 2 juta rumah di pedesaan dan pesisir. Tiga hal tersebut yakni penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat desa dan pesisir, peredaran uang yang akan menciptakan ruang pertumbuhan baru, serta mendorong hadirnya industri manufaktur di pedesaan yang memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

    Dia yakin pembangunan 2 juta rumah di pedesaan dan pesisir bisa memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi minimal 1%. Sesuai riset REI, setiap investasi sebesar Rp125 triliun—Rp135 triliun akan memberikan kontribusi 0,5% bagi pertumbuhan ekonomi.

    “Di semester I/2025 ini saja investasi properti sudah Rp75 triliun, kalau 2 juta rumah ini berjalan maka investasi properti akan semakin kencang, setidaknya mencapai Rp140 triliun—Rp150 triliun,” paparnya.

    REI menggaungkan semangat Propertinomic 2.0 untuk menggerakkan ekonomi desa melalui sektor properti.

    Joko Suranto menyebutkan, guna mendorong optimalisasi program 2 juta rumah di pedesaan dan pesisir ini, maka dibutuhkan kriteria dan kebijakan yang jelas dari pemerintah.

    Kriteria tersebut antara lain menyangkut syarat penerima manfaat program perumahan tersebut, kriteria desa yang menjadi lokasi pembangunan, kriteria lahan yang dapat dibangun rumah, serta standar spesifikasi dan biaya bangunan.

    Selain legalitas tanah yang akan dibangun, program ini juga butuh kebijakan perizinan khusus, kebijakan peruntukkan tata ruang, kebijakan perbankan terkait skema pembiayaan dan aturan penilaian kelayakan oleh perbankan/lembaga yang ditunjuk pemerintah, serta kebijakan pengawasan (monitoring).

    “Tantangannya adalah kebijakan yang belum sepenuhnya berjalan terutama kebijakan mengenai pertanahan, pembiayaan, perizinan, dan pengawasan. Tanpa kebijakan jelas, program 2 juta rumah di pedesaan ini sulit berjalan,” tegasnya.

  • OJK pastikan kesiapan penerbitan Patriot Bond

    OJK pastikan kesiapan penerbitan Patriot Bond

    Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kesiapan penerbitan instrumen investasi Patriot Bond milik Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).

    “(Sudah) siap, saya juga engga tahu secara detailnya, tapi udah siap,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat ditemui seusai menghadiri Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat.

    Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar mengatakan OJK tengah mendalami proposal terkait dengan Patriot Bond, yang diajukan oleh Danantara Indonesia.

    Ia mengatakan tengah melakukan diskusi dengan Danantara Indonesia, supaya proses yang dilakukan berjalan secara prudent dan memenuhi aspek Good Corporate Governance (GCG).

    “Kami melakukan diskusi dengan pihak Danantara, dan nanti tentu proses yang dilakukan adalah secara prudent dan secara governance yang baik. Sehingga, seluruh persyaratan-persyaratan terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Mahendra.

    Setelah proses pendalaman, Ia mengatakan OJK pada gilirannya dapat memfasilitasi penerbitan instrumen surat utang perdana Danantara Indonesia tersebut dengan sebaik-baiknya.

    “Sehingga, kami pada gilirannya bisa memfasilitasi penerbitan dari Patriot Bond itu dengan sebaik-baiknya,” ujar Mahendra.

    Di sisi lain, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah menerima laporan dari CEO Danantara Rosan Roeslani mengenai realisasi pemesanan Patriot Bond yang telah menembus angka di atas Rp50 triliun.

    Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani memastikan pendaftaran izin registrasi Patriot Bond ke OJK akan selesai pada Oktober 2025.

    Obligasi yang diharapkan menghimpun dana senilai Rp50 triliun tersebut, akan digunakan untuk proyek energi baru dan terbarukan (EBT), serta konversi sampah menjadi energi (Waste to Energy).

    Penerbitan instrumen investasi Patriot Bond menggunakan skema Private Placement yang seyogyanya melalui persetujuan dan mematuhi peraturan OJK.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • OJK sebut kapitalisasi pasar saham 68,78 persen PDB per 16 Oktober

    OJK sebut kapitalisasi pasar saham 68,78 persen PDB per 16 Oktober

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp15,23 kuadriliun per Kamis (16/10), atau 68,78 persen dari PDB nasional.

    “Angka (nilai kapitalisasi pasar saham) tersebut tentunya telah mendekati target roadmap (Peta Jalan Pasar Modal Indonesia 2023-2027) kita, bisa kita lihat roadmap kita itu adalah 2023-2027 itu adalah 70 persen,” katanya di Jakarta, Jumat.

    Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menembus 8.124 per Kamis (16/10), atau tumbuh sejak awal tahun sebesar 14,76 year-to-date (ytd).

    Inarno juga menyampaikan bahwa hingga kemarin pihaknya telah menerbitkan 161 pernyataan efektif atas emisi efek dengan total nilai penghimpunan dana sebesar Rp189,6 triliun.

    Alternatif pendanaan lain melalui securities crowdfunding pun berhasil menghimpun pendanaan sebesar Rp1,72 triliun bagi usaha skala kecil dan menengah, yang berasal dari 912 efek yang diterbitkan.

    Terkait jumlah investor berdasarkan data Single Investor Identification (SID), Inarno menuturkan terdapat sekitar 19 juta investor per Rabu (15/10).

    “Dalam roadmap, kami menargetkan 2027 itu adalah 20 juta (investor). Mudah-mudahan melebihi dari target yang telah kami canangkan di 2027,” ujar Inarno.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Purbaya Minta Saham Gorengan Dibereskan, OJK Buka Suara

    Purbaya Minta Saham Gorengan Dibereskan, OJK Buka Suara

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memantau ketat aktivitas pasar modal. Hal ini disampaikan usai Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, yang meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) membenahi saham-saham gorengan.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menekankan perlindungan konsumen dan investor merupakan hal penting untuk menjaga integritas pasar modal. Menurutnya, hal ini sejalan dengan apa yang diminta Purbaya.

    “Sejalan dengan pesan Menteri Keuangan yang disampaikan dalam acara dialog dengan pasar modal minggu lalu, Bapak Purbaya menegaskan bahwa pentingnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. Salah satunya dengan menjaga agar transaksi pasar modal berjalan dengan wajar teratur dan juga efisiensi,” ungkap Inarno dalam sambutannya Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Inarno pun berkomitmen untuk meningkatkan fungsi pengawasannya di pasar modal. Segala aktivitas tidak wajar dan potensi pelanggaran akan ditindaknya secara tegas. Langkah ini dilakukan bersama penyelenggara pasar modal atau self-regulatory organization (SRO) dan aparat penegak hukum.

    “Kami juga meningkatkan sinergi dengan SRO dan pelaku pasar serta memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum guna memastikan penegakan disiplin pasar, pemberantasan praktik manipulatif dan juga perlindungan optimal bagi investor,” tegasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Purbaya sempat meminta BEI membenahi saham-saham gorengan. Hal itu ia ungkap menyusul insentif yang diminta otoritas BEI ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk pasar modal.

    Menurutnya, saham-saham gorengan merugikan investor kecil. Ia menyebut, pembenahan ini perlu dilakukan untuk melindungi investor ritel. Jika pembenahan itu dilakukan, pihaknya baru akan memberikan insentif kepada pasar modal.

    “Dia minta insentif, saya bilang belum saya kasih sebelum dia rapikan kondisi pasar modal kita di mana banyak yang goreng-goreng tapi santai aja masih lenggang kangkung, karena investor kecil jadi dirugikan,” ungkap Purbaya kepada wartawan usai berdialog dengan otoritas pasar modal di BEI, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

    Lihat juga Video Purbaya Pamer Sebulan Jadi Menteri: IHSG Naik Kencang

    (acd/acd)

  • Marak Penipuan Online, Ini Jurus Shopee Edukasi Pengguna

    Marak Penipuan Online, Ini Jurus Shopee Edukasi Pengguna

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan bahwa peningkatan kasus penipuan digital yang kian meresahkan masyarakat.

    Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total kerugian akibat penipuan digital di Indonesia mencapai Rp6,1 triliun sepanjang November 2024 hingga September 2025 – angka yang menunjukkan urgensi kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan literasi dan kewaspadaan publik.

    Menurut Rizki Ameliah, Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital BPSDM Komdigi, pemerintah terus mendorong kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk platform e-commerce, untuk memperkuat keamanan ekosistem digital di Indonesia.

    “Kami di Komdigi tidak hanya mendukung satu atau dua platform digital saja, tetapi seluruh ekosistem e-commerce. Karena pada dasarnya, kami ingin bersama-sama mengamankan platform e-commerce dari penipuan online maupun penyalahgunaan data pribadi,” ujar Rizki di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

    Rizki mengungkapkan, hingga pertengahan 2025, Komdigi mencatat lebih dari 1,2 juta laporan penipuan digital yang masuk ke sistem pengaduan publik nasional. Angka tersebut, katanya, menjadi alarm bagi semua pihak untuk memperkuat literasi digital masyarakat.

    “Data ini menjadi pengingat buat kita bersama untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan digital. Platform digital punya tanggung jawab sosial yang besar untuk membantu masyarakat mengenali dan menghindari penipuan,” lanjutnya.

    Sebagai bagian dari upaya itu, Shopee Indonesia memperkenalkan langkah edukatif baru lewat peluncuran Buku Antisipasi Modus Penipuan atau Buku Aman. Panduan ini berisi berbagai jenis modus penipuan digital yang marak beredar, lengkap dengan cara mengenalinya dan tips agar pengguna tidak menjadi korban.

    Head of Corporate Affairs Shopee Indonesia, Satrya Pinandita, menjelaskan Buku Aman disusun berdasarkan laporan pengguna dan hasil pemantauan tim keamanan Shopee terhadap tren penipuan digital.

    “Angka kerugian yang dilaporkan OJK menunjukkan masalah ini bukan hal kecil. Karena itu, kami ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui panduan yang ringan dan mudah dipahami,” kata Satrya.

    Shopee sebelumnya telah memperkenalkan sejumlah inisiatif keamanan digital, seperti fitur Cek Fakta untuk memverifikasi informasi mencurigakan pada 2023, dan kampanye Ekstra Aman yang memuat daftar modus penipuan terbaru pada 2024. Melalui Buku Aman, Shopee kini memperluas pendekatan edukasi dalam dua format, yakni cetak dan digital, yang bisa diunduh gratis lewat aplikasi Shopee.

    “Harapannya, masyarakat bisa lebih waspada dan mampu melindungi diri mereka di dunia digital,” pungkas Satrya.

    (agt/agt)

  • Gedung Surabaya Pagi Terancam Dieksekusi, Pimpinan Redaksi Gugat Bank Artha Graha Rp80 Miliar

    Gedung Surabaya Pagi Terancam Dieksekusi, Pimpinan Redaksi Gugat Bank Artha Graha Rp80 Miliar

    Surabaya (beritajatim.com) – Sengketa hukum melibatkan Pimpinan Redaksi Koran Surabaya Pagi, Raditya Mohammer Khadaffi, dengan Bank Artha Graha International Tbk kini memasuki babak baru. Raditya menggugat Bank Artha Graha sebesar Rp80 miliar atas dugaan perbuatan melawan hukum (PMH) terkait peralihan piutang atau cessie gedung kantor medianya yang dilakukan tanpa sepengetahuannya.

    Selain Bank Artha Graha International Tbk dan Winarta, Raditya juga menggugat notaris Mochamad Ali Wahyudi, Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya 1, serta Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur. Sidang perdana gugatan tersebut dijadwalkan digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada Selasa (21/10/2025) mendatang.

    Raditya mengaku peralihan utang tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan resmi kepada dirinya. “Saat Covid-19, periode itu banyak usaha pers terguncang, termasuk usaha klien saya. Sehingga, pada tahun ketiga kredit, kurang lancar membayar cicilan,” ujar Jamal Abdul Nasir, kuasa hukum Raditya, Kamis (16/10/2025).

    Jamal menjelaskan, kliennya membeli gedung kantor Surabaya Pagi pada Juni 2017 seharga Rp7 miliar. Setahun kemudian, Raditya mengajukan kredit ke Bank Artha Graha sekitar Rp1,7 miliar untuk keperluan renovasi. Hingga akhir 2022, total angsuran yang telah dibayarkan mencapai Rp350 juta. Namun pada Januari 2023, ia mendapat informasi bahwa sisa kreditnya tinggal Rp1,4 miliar.

    Situasi berubah pada Desember 2024 ketika seorang bernama Winarta mengaku telah membeli piutang Raditya dari Bank Artha Graha Cabang Surabaya Karet senilai Rp2,5 miliar. “Angka yang menurut saya fantastis, sebab BAG cabang Surabaya mencharge klien saya bunga 13,5 persen. Bahkan berapa rinciannya juga tak pernah ditunjukkan,” lanjut Jamal.

    Peralihan piutang tersebut baru diketahui Raditya pada 21 Februari 2025 melalui Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.07. Surat itu menyebut bahwa utangnya telah beralih tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. “Apalagi bila tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepada klien saya, sebelum surat pemberitahuan ini dikirim. Ini jelas ada permainan dan persekongkolan,” tegas Jamal.

    Gugatan ini telah terdaftar di PN Surabaya dengan nomor perkara 1154/Pdt.G/2025/PN Sby tertanggal 13 Oktober 2025. Dalam gugatannya, pihak Raditya menuding ada dugaan permufakatan jahat antara pimpinan Bank Artha Graha Cabang Surabaya Karet dengan Winarta. “Ini katagori kejahatan kerah putih atau white collar crime yang sangat berbahaya di dunia perbankan,” ucapnya.

    Menanggapi gugatan tersebut, Corporate Secretary PT Bank Artha Graha International Tbk, Rumi Khresna Wibowo, menyatakan bahwa setiap gugatan harus dibuktikan secara formil dan materil. “Kalau kami dari Bank secara prosedur sudah terlaksana seluruh proses tahapan penjualan atau penyelesaian itu sesuai dengan prosedur,” ujar Rumi.

    Rumi menambahkan, pihak bank sudah menjalankan semua tahapan sesuai ketentuan perbankan. “Kami secara perbankan sudah melakukan sesuai dengan aturan yang ada,” katanya.

    Saat ditanya apakah pihak Bank Artha Graha telah memberitahukan Raditya terkait proses cessie, Rumi menyebut hal itu bersifat teknis. “Karena itu masuk kepada proses ya. Tapi secara umum saja, kami sudah menyelesaikan seluruh kreditur bermasalah sesuai prosedur. Tentu tahapannya sudah ada. Kalau kreditur itu bermasalah kan harus disomasi, peringatan dan sebagainya. Kami sebetulnya ini terdampak saja dari jual-beli yang mereka lakukan. Saya kira itu saja,” ujarnya.

    Sementara itu, pihak tergugat lainnya, Winarta, hingga kini belum memberikan tanggapan terkait perkara tersebut. [uci/ian]