Kementrian Lembaga: OJK

  • DPR Beri Dukungan untuk BEI, Tegaskan Saham Anjlok Bukan Karena Isu Sri Mulyani Mundur

    DPR Beri Dukungan untuk BEI, Tegaskan Saham Anjlok Bukan Karena Isu Sri Mulyani Mundur

    PIKIRAN RAKYAT – DPR meyakinkan masyarakat dengan memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang ditempuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam merespons anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Siang tadi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami anjlok pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. IHSG turun 5,02% ke level 6.146,91 hingga memicu mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt). Sebanyak 581 saham melemah, 105 saham menguat, dan 271 saham stagnan. Uniknya, kondisi ini terjadi pada saat saham gabungan negara lain di Asia menguat.

    Anggota DPR, Mukhamad Misbakhun menegaskan bahwa negara akan selalu hadir untuk mendukung otoritas pasar modal dalam menghadapi situasi seperti ini. “Kita memberi dukungan penuh kepada OJK dan BEI terkait situasi saat ini. Ini dalam rangka meyakinkan pasar bahwa mereka di-backup negara. Kita hadir untuk memberikan support,” ujarnya.

    Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad juga menegaskan bahwa mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) yang terjadi akibat koreksi IHSG lebih dari 5 persen merupakan prosedur standar. “Ini bukan kali pertama terjadi, saat pandemi COVID-19 pun pernah terjadi. Kami di DPR memberikan dukungan dan meyakinkan pasar agar tetap tenang,” kata Dasco.

    Sementara itu, Direktur BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa transaksi saham sempat turun hingga 6 persen yang menyebabkan penghentian perdagangan selama 30 menit. “Saat ini perdagangan sudah kembali berjalan dan bahkan sudah membaik,” ujarnya.

    Menanggapi hal itu, Direktur OJK, Inarno Djajadi, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung kebijakan mereka. Ia mengonfirmasi bahwa akan ada kebijakan baru yang diumumkan dalam konferensi pers besok, Rabu, 19 Maret 2025 pagi pukul 10.00 WIB.

    Penyebab Anjloknya IHSG

    Penurunan tajam IHSG yang terjadi hari ini menimbulkan spekulasi di pasar. Salah satu spekulasi yang muncul adalah apakah pelemahan ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah atau tidak.

    Menanggapi hal ini, Direktur BEI Iman Rachman menegaskan bahwa penurunan IHSG bukan disebabkan oleh faktor domestik semata, melainkan juga dipengaruhi oleh dinamika global. “Hari ini sebagian investor asing wait and see. Ada update dari Donald Trump yang menjadi salah satu faktor penurunan IHSG,” ujarnya.

    Ia juga menambahkan bahwa fundamental perusahaan-perusahaan di Indonesia tetap kuat dan tidak ada masalah serius yang mengancam stabilitasnya.

    “Indeks merupakan akumulasi berbagai faktor, bukan hanya domestik. Kalau fundamental perusahaan bagus dan tidak ada isu, berarti yang terjadi adalah persepsi mengenai kondisi bursa efek kita,” jelasnya.

    Harga Saham Anjlok karena Sri Mulyani Mundur?

    Sri Mulyani diisukan mundur dari Menteri Keuangan Prabowo, simak profil dan harta kekayaan sang menteri. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.

    Bersamaan dengan anjloknya IHSG, beredar rumor bahwa Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengundurkan diri setelah lebarsn. Rumor ini semakin diperbincangkan karena bursa saham di negara-negara Asia Tenggara lainnya mengalami penguatan, sementara IHSG justru melemah.

    Menanggapi isu ini, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad membantah kabar tersebut. “Sri Mulyani tidak akan mundur dan fiskal kita sangat kuat,” tegasnya.

    Senada dengan Dasco, Mukhamad Misbakhun juga menekankan bahwa kondisi fiskal Indonesia masih dalam keadaan yang baik. “Penurunan ini sangat wajar, rebound akan terjadi berikutnya. Fundamental bank Himbara juga sangat baik, bahkan BRI baru saja memberikan dividen yang besar,” jelasnya.

    Menurutnya, performa sektor keuangan yang tetap solid seharusnya disikapi secara positif oleh investor. “Urusan performa ini harus direspons secara positif juga,” tutupnya.

    Dengan pernyataan ini, para pemangku kepentingan berharap investor tetap tenang dan menunggu kebijakan lanjutan yang akan diumumkan dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Longsor 6 Persen, Langsung Dihentikan Sementara, Bagaimana Jika Turunnya Lebih dari 15 Persen? – Halaman all

    IHSG Longsor 6 Persen, Langsung Dihentikan Sementara, Bagaimana Jika Turunnya Lebih dari 15 Persen? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3/2025) mengalami penurunan tajam.

    Pada akhir perdagangan sesi pertama, IHSG turun hingga 6,12 persen atau 395,86 poin ke level 6.076,08.

    Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membekukan sementara perdagangan atau disebut juga sebagai trading halt pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    Perdagangan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

    Keputusan trading halt tersebut dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.

    Dalam surat tersebut, diatur juga mengenai jika IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 10 persen. Tindakan bursa atas kelangsungan perdagangan adalah trading halt selama 30 menit.

    Namun, jika IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen, akan dilakukan trading suspend dengan beberapa ketentuan seperti: a) sampai akhir sesi perdagangan; atau b) lebih dari satu sesi perdagangan, setelah mendapat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan.

    Lantas, apa alasan IHSG hari ini bisa runtuh?

    Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan pelemahan IHSG masih didominasi oleh sentimen negatif dari dalam negeri.

    Alasannya karena indeks saham regional dan global masih berada di zona hijau.

    Felix merinci terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tekanan terhadap indeks. 

    Pertama, penurunan penerimaan negara yang memperbesar defisit anggaran serta kebutuhan pembiayaan yang lebih besar.

    Kedua, pelaku pasar masih bersikap wait and see terhadap kebijakan Danantara dan Makan Bergizi Gratis (MGB) di tengah proses realokasi anggaran.

    Ketiga, indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan, yang disebabkan kondisi ketenagakerjaan yang suram belakangan ini. 

    “Situasi ini turut mendorong sejumlah analis asing, seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley, untuk menurunkan peringkat saham Indonesia,” kata Felix kepada Kontan, Selasa (18/3/2025).

    Keempat, ada sentimen pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

    Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman membantah penurunan IHSG lebih dari 6 persen berasal dari kebijakan pemerintah Indonesia.

    Menurutnya, penurunan IHSG ini justru dampak dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

    Dia bahkan menegaskan bahwa investor berada dalam posisi wait and see akibat kebijakan Trump.

    “Ini bukan hal yang wajar, mereka sedang wait and see. Hari ini sebagian asing, update terjadi oleh Donald trump ini menjadi salah satu dampak penurunan IHSG,” kata Iman saat Konferensi Pers di BEI, Selasa.

    Bahkan kata dia, volatilitas IHSG ini dampak dari berbagai akumulasi sentimen, tidak hanya berasal dari tingkat domestik.

    “Indeks kan akumulasi berbagai hal tidak hanya domestik, kalau fundamental perusahaan semuanya bagus nggak ada isu. Yang terjadi itu persepsi mengenai kondisi bursa efek kita,” ungkapnya. 

  • BEI Klaim IHSG Mulai Bangkit Usai Rontok, OJK Siapkan ‘Kejutan’ Besok

    BEI Klaim IHSG Mulai Bangkit Usai Rontok, OJK Siapkan ‘Kejutan’ Besok

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diklaim mulai bangkit usai penutupan sementara atau suspensi perdagangan imbas anjlok hingga 6,12% pada sesi I, Selasa (18/3). Saat ini, IHSG masih berada di zona merah meski tidak seburuk sebelumnya.

    Berdasarkan data perdagangan RTI Business pukul 15.25, IHSG masih melemah 267,674 poin atau 4,14% ke level 6.204. IHSG terpantau bergerak di rentang tertinggi pada level 6.465 dan terendah 6.011 sepanjang hari ini.

    “Saat ini sudah pembukaan dari trading halt, perdagangan sudah seperti biasa, bahkan sudah membaik, ya pada saat penutupan (sesi I) ada di angka 6%, sekarang sudah lebih baik,” ucap Direktur Utama BEI, Iman Rachman di Kantor BEI, Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025).

    Iman menjelaskan, IHSG sebelumnya juga sempat berada pada level terendah pada Februari. Saat itu, Iman mengatakan sentimen terbesar akibat ketidakpastian ekonomi global.

    “Jadi bukan hal yang wajar beberapa memang isu isu global terjadi, beberapa hal juga terjadi mereka sedang wait and see,” lanjutnya.

    Kala itu, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengumpulkan sejumlah pimpinan pasar modal. Pertemuan itu dilakukan untuk mencari solusi meningkatkan kinerja IHSG.

    Dari pertemuan tersebut, OJK telah memutuskan akan menunda implementasi short selling. Selain itu, OJK juga tengah mengkaji buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, ada beberapa kebijakan yang akan diumumkan terkait pasar modal besok, Rabu (19/3). Namun, Inarno tak mengungkap rinci kebijakan yang hendak diumumkan besok. Ia hanya menyebut, kebijakan itu akan diumumkan pukul 10.00 di BEI.

    “Kita pada saat 3 Maret kemarin, kota melakukan press conference terhadap pola (IHSG) pada saat itu,” kata Inarno.

    “Kami memiliki beberapa policy yang akan kita lakukan. Insyaallah besok kita akan melakukan salah satu policy yang akan kita lakukan. Besok pagi jam 10.00,” tutupnya.

    (ara/ara)

  • BEI Terapkan Trading Halt seusai IHSG Anjlok, Begini Cara Kerjanya

    BEI Terapkan Trading Halt seusai IHSG Anjlok, Begini Cara Kerjanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 6,12% menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan mekanisme trading halt dalam sesi pertama perdagangan pada Selasa (18/3/2025).

    Menyusul penurunan tajam IHSG, BEI memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham atau trading halt pada pukul 11.19 WIB. Penghentian ini berlangsung selama 30 menit dan perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 11.49 WIB tanpa perubahan jadwal.

    Menurut tim riset Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI Research), pasar saham saat ini masih dibayangi berbagai sentimen negatif yang membuat investor cenderung bersikap spekulatif.

    Di antara faktor utama yang menjadi perhatian adalah tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) menjelang Lebaran serta keputusan lembaga pemeringkat seperti Fitch, S&P, dan Moody’s terhadap status peringkat kredit Indonesia.

    Sejarah Trading Halt di Pasar Modal Indonesia

    Kejadian penurunan tajam IHSG bukan pertama kali terjadi. Salah satu contoh serupa terjadi pada 9 Maret 2020 ketika IHSG merosot 6,58% ke level 5.136,81 akibat dampak awal pandemi Covid-19.

    Dalam beberapa pekan berikutnya, IHSG terus melemah hingga di bawah 4.000 pada akhir Maret 2020. Penurunan ini mencerminkan kepanikan global yang menyerupai krisis ekonomi 1997-1998 dan 2008.

    Sebagai respons atas kondisi tersebut, BEI memperketat batas bawah penurunan harga saham, dari sebelumnya 25-35% menjadi 10%, lalu direvisi kembali menjadi 7%.

    Namun, langkah ini tidak cukup untuk menghambat laju penurunan, sehingga BEI menerapkan kebijakan trading halt apabila IHSG turun lebih dari 5% dalam satu hari.

    Apa Itu Trading Halt?

    Trading halt adalah mekanisme penghentian sementara perdagangan saham yang diterapkan untuk menjaga stabilitas pasar dan mencegah anjloknya harga saham secara drastis dalam waktu singkat.

    Berdasarkan aturan BEI, trading halt berlaku selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5% dalam satu hari perdagangan. Jika kejatuhan berlanjut hingga lebih dari 10%, trading halt kembali diterapkan selama 30 menit.

    Sementara itu, jika penurunan IHSG mencapai lebih dari 15% , BEI dapat melakukan suspensi perdagangan atau trading suspend yang dapat berlangsung hingga akhir sesi perdagangan atau lebih lama, dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Bagaimana Cara Kerja Trading Halt?

    Saat trading halt terjadi, seluruh transaksi saham dihentikan sementara, dan investor tidak dapat membeli atau menjual aset mereka. Bursa efek juga dapat menghentikan perdagangan seluruh saham atau hanya saham tertentu yang mengalami fluktuasi signifikan.

    Perusahaan yang sahamnya terkena trading halt harus memberikan informasi terkait perubahan signifikan yang mempengaruhi harga saham kepada publik.

    Tujuan Penerapan Trading Halt

    Penerapan trading halt bertujuan memberikan waktu bagi investor untuk mencermati situasi pasar dan mengambil keputusan investasi secara lebih rasional.

    Dengan adanya jeda waktu, investor dapat menganalisis berita atau informasi yang mempengaruhi harga saham dan menghindari kepanikan berlebihan.

    Selain itu, dalam kondisi tertentu, trading halt juga digunakan untuk memastikan bahwa suatu sekuritas masih memenuhi standar pasar. Jika terdapat keraguan terhadap keabsahan atau kredibilitas suatu saham, bursa dapat menghentikan perdagangan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.

    Sebagai contoh, jika perusahaan ABC mengalami trading halt karena menunggu informasi penting terkait manajemen, mereka diwajibkan berkomunikasi dengan bursa minimal 10 menit sebelum pengumuman dirilis agar proses trading halt dapat dilakukan secara tepat waktu.

    Secara keseluruhan, trading halt pada IHSG menjadi salah satu mekanisme penting dalam menjaga stabilitas pasar modal dan menghindari fluktuasi harga yang tidak terkendali akibat kepanikan investor. Dengan kebijakan ini, diharapkan perdagangan saham tetap berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.

  • IHSG Trading Halt! Anjlok 5 Persen Terburuk di Asia

    IHSG Trading Halt! Anjlok 5 Persen Terburuk di Asia

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. IHSG turun 5,02% ke level 6.146,91, memicu mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt). Sebanyak 581 saham melemah, 105 saham menguat, dan 271 saham stagnan. Nilai transaksi sesi pertama tercatat mencapai Rp3,39 triliun dengan volume perdagangan sebesar 13,12 miliar saham dalam 748 ribu transaksi.

    Seluruh sektor mengalami tekanan signifikan, dengan sektor utilitas mencatat pelemahan terdalam sebesar 12,2%, diikuti sektor bahan baku yang turun 9,82%. Saham DCI Indonesia (DCII) menjadi pemberat utama indeks dengan kontribusi negatif sebesar 38,24 poin. Selain itu, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, seperti Barito Renewables Energy (BREN) dan Chandra Asri Petrochemical (TPIA), turut memberikan dampak negatif dengan masing-masing menyumbang penurunan sebesar 30,27 poin dan 29,71 poin.

    Saham perbankan besar Indonesia juga mengalami tekanan, melanjutkan tren pelemahan dari sesi perdagangan sebelumnya.

    Berdasarkan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Surat Perintah Nomor S-274/PM.21/2020, BEI wajib menghentikan perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG turun lebih dari 5% dalam satu hari. Jika penurunan berlanjut hingga lebih dari 10% dan 15%, BEI dapat melakukan trading suspend yang bisa berlangsung lebih dari satu sesi dengan persetujuan OJK.

    Penurunan IHSG kali ini menjadi yang terdalam di kawasan Asia dan ASEAN. Kejatuhan ini terjadi di tengah maraknya aksi jual oleh investor asing, yang telah mencatatkan arus keluar (net sell) sebesar Rp24 triliun sepanjang tahun 2025 tanpa adanya tanda pembalikan arah.

    Sinyal Ekonomi Memburuk?

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) merilis hasil survei Economic Experts Survey pada Senin 17 Maret 2025 Survei ini bertujuan untuk menangkap pandangan para ahli mengenai kondisi ekonomi Indonesia serta memberikan wawasan berbasis data dalam diskusi kebijakan.

    Hasil survei menunjukkan bahwa 55% responden atau 23 dari 42 ahli ekonomi menilai kondisi ekonomi Indonesia memburuk dalam tiga bulan terakhir.

    “Tujuh ahli bahkan menganggap situasi ini jauh lebih buruk, sementara 11 ahli menganggapnya stagnan, dan hanya satu ahli yang melihatnya lebih baik. Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil survei ini menunjukkan pandangan yang umumnya pesimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, menurut para ahli ekonomi,” tulis LPEM UI dalam laporannya, dikutip Senin 17 Maret 2025.

    Selain itu, mayoritas responden juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi ke depan akan lebih rendah dari angka saat ini. Meski demikian, tidak ada yang memprediksi kontraksi ekonomi yang signifikan. Sementara itu, sekitar 25% responden memperkirakan kondisi ekonomi akan tetap stagnan, dan enam ahli masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang.

    Polemik Danantara dan RUU TNI Jadi Faktor?

    Sejalan dengan hasil survei tersebut, pasar saham Indonesia mengalami tekanan signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 4,84% ke level 6.158 pada perdagangan Selasa 18 Maret 2025 pukul 11.15 WIB, menyebabkan mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) diberlakukan.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa koreksi tajam di pasar saham disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp31,2 triliun hingga akhir Februari 2025. Defisit ini terjadi karena belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan, yakni Rp348,1 triliun berbanding Rp316,9 triliun.

    Selain itu, faktor lain yang turut menekan pasar adalah skeptisisme terhadap tata kelola Badan Pengelola Investasi Danantara serta melemahnya daya beli masyarakat. Bhima mencatat bahwa impor barang konsumsi menjelang Ramadan mengalami penurunan sebesar 21,05% secara tahunan (yoy) pada Februari 2025, mencerminkan lesunya konsumsi domestik.

    “Kami juga identifikasi polemik Rancangan Undang Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) menjadi sentimen negatif juga di market. Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia,” ujar Bhima dalam keterangannya, Selasa 18 Maret 2025.

    Selain itu, di tingkat global, kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memperburuk sentimen investor terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Analis Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan Federal Reserve (Fed Rate) dalam dua hari mendatang.

    “Sementara pekan depan, perdagangan akan lebih sepi, karena menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Bursa akan libur selama 7 hari (28 Maret – 7 April),” mengutip riset Mirae Asset

    Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar dan ekonomi domestik, para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian global dan tantangan fiskal dalam negeri dapat terus memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Harga Emas Antam Makin Mahal! Ini Strategi Investasi Buat yang Baru Mulai

    Harga Emas Antam Makin Mahal! Ini Strategi Investasi Buat yang Baru Mulai

    Jakarta: Harga emas Antam hari ini terpantau mengalami peningkatan dibandingkan harga kemarin.
     
    Mengacu laman Logam Mulia, Selasa, 18 Maret 2025, harga emas Antam hari ini dibanderol Rp1,745 juta per gram, atau mengalami peningkatan Rp4.000 dari sebelumnya yang sebesar Rp1,741 juta per gram. 
     
    Sementara itu, untuk harga jual kembali atau buyback emas Antam juga meningkat Rp4.000 menjadi Rp1,594 juta per gram. 
    Daftar harga emas Antam berbagai ukuran
    Berikut adalah rincian harga emas Antam berdasarkan ukuran:

    Emas batangan 0,5 gram: Rp922,5 ribu.
    Emas batangan 1 gram: Rp1,745 juta.
    Emas batangan 2 gram: Rp3,430 juta.
    Emas batangan 3 gram: Rp5,120 juta.
    Emas batangan 5 gram: Rp8,500 juta.
    Emas batangan 10 gram: Rp16,945 juta.
    Emas batangan 25 gram: Rp42,237 juta.
    Emas batangan 50 gram: Rp84,395 juta.
    Emas batangan 100 gram: Rp168,712 juta.
    Emas batangan 250 gram: Rp421,515 juta.
    Emas batangan 500 gram: Rp842,820 juta.
    Emas batangan 1.000 gram: Rp1,685 miliar.
     
    Dengan peningkatan harga hari ini, bikin banyak orang bertanya-tanya masih worth it nggak sih investasi emas sekarang? 
     
    Buat kamu yang baru mau mulai, jangan khawatir! Emas tetap jadi instrumen investasi yang aman dan stabil, asal tahu strateginya. 
     
    Yuk, simak cara investasi emas dengan aman dan kapan waktu terbaik untuk beli!
     

    Kenapa harus investasi emas?
    Emas dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang nilainya cenderung stabil dan bahkan meningkat saat kondisi ekonomi global bergejolak. 
     
    Selain itu, emas juga gampang dicairkan dan bisa jadi tabungan jangka panjang.
    Strategi investasi emas yang aman untuk pemula

    1. Pilih jenis emas yang tepat

    Kamu bisa memilih antara emas batangan (Antam, UBS) atau tabungan emas digital seperti Pegadaian, Tokopedia, dan Shopee. 
     
    Kalau tujuanmu investasi, emas batangan lebih disarankan karena tidak terkena biaya pembuatan seperti perhiasan.

    2. Tentukan tujuan investasi

    Apakah untuk dana darurat, tabungan jangka panjang, atau proteksi nilai aset? Ini penting supaya kamu bisa menentukan seberapa banyak emas yang perlu dibeli dan dalam jangka waktu berapa lama.

    3. Gunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

    Jangan langsung beli dalam jumlah besar! Lebih baik beli emas secara berkala (misalnya tiap bulan) agar bisa mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik, tanpa harus takut beli di harga tertinggi.

    4. Cek keaslian dan tempat pembelian

    Beli emas di tempat terpercaya seperti Butik Antam, Pegadaian, atau bank resmi. Kalau beli online, pastikan dari platform yang sudah terdaftar di OJK.

    5. Simpan dengan aman

    Gunakan safe deposit box di bank atau brankas pribadi agar investasi emasmu tetap aman.
     
    Investasi emas tetap menarik, meskipun harganya naik. Yang penting, kamu tahu strateginya. Beli secara berkala, pilih jenis emas yang tepat, dan tentukan tujuan investasimu. Jadi, sudah siap mulai investasi emas hari ini?

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Akulaku Targetkan Pembiayaan Baru Meningkat 52 Persen di 2025 – Halaman all

    Akulaku Targetkan Pembiayaan Baru Meningkat 52 Persen di 2025 – Halaman all

     
    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyedia layanan buy now pay later (BNPL) PT Akulaku Finance Indonesia menargetkan pembiayaan baru tahun 2025 meningkat sekira 52 persen dibandingkan tahun 2024.

    Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia Perry Barman Slangor berujar, pembiayaan pada 2024 mencapai Rp 6 triliun. Sehingga, pembiayaan baru pada 2025 ditargetkan bisa tumbuh 52 persen atau menjadi Rp 9 triliun.

    “Kami harapkan di tahun ini bisa meningkat ke Rp 9 triliun,” ucap Perry saat Media Gathering dan Iftar Bersama Akulaku Finance, Senin (17/3/2025).

    Menurut Perry, untuk mencapai itu perlu meningkatkan ekspansi layanan BNPL dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhan aset.

    “Termasuk, diversifikasi sumber pendanaan juga akan menjadi fokus utama guna meningkatkan daya saing dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan bisnis di industri pembiayaan digital,” ujar Direktur Keuangan Akulaku Finance Aan Setiawandi.

    Selain itu, kata Aan, Non-Performing Financing (NPF) Net Akulaku Finance pada akhir 2024 tetap terkendali di level 1,1 persen, mencerminkan kualitas pembiayaan yang terjaga dan manajemen risiko yang solid.

    Diketahui, menurut data OJK per Februari 2025, sektor BNPL Indonesia secara konsisten mencatat pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.

    Per Januari 2025, baki debet kredit BNPL tumbuh 46,45 persen yoy menjadi Rp 22,57 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,44 juta dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 23,99 juta.

  • Legislator Demokrat Fathi: Masyarakat Harus Merasakan Manfaat Maksimal dari Asuransi – Halaman all

    Legislator Demokrat Fathi: Masyarakat Harus Merasakan Manfaat Maksimal dari Asuransi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Fathi, menekankan pentingnya peran industri jasa keuangan dalam meningkatkan edukasi dan literasi keuangan bagi masyarakat. 

    Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).

    Dalam pertemuan tersebut, Fathi menyoroti implementasi edukasi keuangan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), serta regulasi turunannya seperti POJK No. 3 Tahun 2023 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan dan POJK No. 22 Tahun 2023 tentang Pelindungan Konsumen di sektor jasa keuangan.

    Fathi menekankan bahwa asuransi seharusnya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, bukan sekadar produk finansial yang sulit dipahami atau diakses.

    “Saya ingin masyarakat benar-benar merasakan manfaat tinggi dari asuransi. Bangun tidur pun, kita harus sudah berpikir tentang perlindungan finansial, baik untuk kesehatan, keselamatan, maupun aset berharga yang kita miliki. Jangan sampai masyarakat merasa asuransi hanya membebani, tanpa memahami keuntungannya,” ujar Fathi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2025).

    Lebih lanjut, Fathi mendorong agar industri asuransi lebih aktif dalam memberikan edukasi yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. 

    Menurutnya, masih banyak masyarakat yang ragu menggunakan produk asuransi karena kurangnya pemahaman dan kepercayaan terhadap industri ini.

    “Saya minta asosiasi dan pelaku industri asuransi tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan transparan. Jangan sampai masih ada kasus-kasus klaim sulit cair yang membuat kepercayaan publik menurun,” kata dia.

    Komisi XI DPR RI, lanjut Fathi, akan terus mengawal kebijakan terkait literasi dan inklusi keuangan agar sejalan dengan kepentingan masyarakat.

    Dia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku industri asuransi dalam membangun ekosistem keuangan yang sehat dan berkeadilan.

    Dengan meningkatnya pemahaman dan akses terhadap produk asuransi, diharapkan masyarakat bisa lebih terlindungi secara finansial dan memiliki jaminan perlindungan di berbagai aspek kehidupan.

  • Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah, Bank Jago Dorong Kolaborasi dan Inovasi Digital – Halaman all

    Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah, Bank Jago Dorong Kolaborasi dan Inovasi Digital – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk mendorong kolaborasi dan inovasi digital untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah Indonesia. 

    Hal ini penting mengingat produk dan layanan keuangan syariah belum menjadi pilihan utama dibandingkan produk keuangan konvensional. 

    Head of Sharia Financing Bank Jago Agung Lesmana mengatakan, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang besar. Namun, potensi tersebut belum teroptimalkan dengan baik jika berkaca pada tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah yang masih tergolong rendah. 

    Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks inklusi dan literasi keuangan syariah tercatat masing-masing sebesar 39,11 persen dan 12,88%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan indeks inklusi dan literasi keuangan konvensional yang masing-masing 65,43?n 75,02%.

    Kementerian Keuangan juga menyampaikan bahwa ekonomi  syariah tidak mungkin bisa berkembang maju tanpa pendalaman ekonomi dan keuangan syariah. Maka perlu inovasi kreativitas dan pendalaman dari sisi likuiditas keuangan syariah

    “Untuk itu, bank syariah harus inovatif dan kolaboratif dalam memperluas akses keuangan syariah di era yang serba digital,” ujar Agung dalam acara Islamic Entrepreneurial Marketing Festival (IEMF) 2025 di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Jakarta pekan lalu.  

    Menurutnya perkembangan teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem digital dapat mendukung perluasan akses keuangan syariah.
     
    Maka Bank Jago mengembangkan Aplikasi Jago Syariah yang dirancang memiliki kemudahan dan kecanggihan setara dengan Aplikasi Jago konvensional tetapi dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip syariah. 

    Artinya nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (Pockets) dan kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital lain, termasuk Gojek dan GoPay serta Bibit dan Stockbit.

    “Jago Syariah App merupakan solusi keuangan digital yang fokus pada kehidupan sehari-hari, membuat pengelolaan keuangan mudah, kolaboratif, dan inovatif. Karena tertanam dalam ekosistem, Jago Syariah App membuat nasabah lebih mudah untuk melakukan berbagai transaksi finansial dalam satu aplikasi. Sama halnya dengan Jago App konvensional, kami merancang fitur-fitur Jago Syariah App dengan menempatkan aspek hidup sebagai prioritas utama dan keuangan sebagai prioritas setelahnya,” tutur Agung.

    Kepercayaan nasabah terhadap bank syariah juga perlu dibangun dengan baik untuk memastikan produk dan layanan sesuai dengan peraturan dan fatwa syariah. Menurut Agung, peran bank melalui dewan pengawas syariah (DPS) penting untuk meningkatkan kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap produk dan layanan keuangan syariah yang mereka gunakan.

  • Ada 25 perusahaan beraset besar antre IPO di pasar modal RI

    Ada 25 perusahaan beraset besar antre IPO di pasar modal RI

    Pegawai berjalan di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (5/8/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz.

    BEI: Ada 25 perusahaan beraset besar antre IPO di pasar modal RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 17 Maret 2025 – 07:11 WIB

    Elshinta.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 25 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) akan melangsungkan initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

    Sebanyak 25 perusahaan itu masuk kategori beraset skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar, merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin, menjelaskan secara total terdapat 26 perusahaan dalam antrean akan melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia.

    Dalam antrean itu, sebanyak 25 perusahaan beraset skala besar dan satu perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.

    Dari 26 perusahaan itu, dari sisi sektor, terdapat sebanyak enam perusahaan sektor barang konsumen primer, empat perusahaan sektor industri, dan empat perusahaan sektor kesehatan.

    Lalu, tiga perusahaan sektor energi, tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor transportasi dan logistik, serta satu perusahaan sektor keuangan.

    Kemudian, satu perusahaan sektor infrastruktur, satu perusahaan sektor barang konsumen non primer, dan satu perusahaan sektor teknologi.

    Sampai 14 Maret 2025, telah tercatat sepuluh perusahaan yang melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan dana dihimpun mencapai Rp3,88 triliun.

    Dalam periode sama, telah diterbitkan sebanyak 23 emisi dari 18 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun senilai Rp27,9 triliun.

    Di sisi lain, terdapat 31 emisi dari 25 penerbit EBUS yang sedang berada dalam antrean (pipeline) untuk menerbitkan emisi EBUS.

    Sementara itu, untuk aksi rights issue, 14 Maret 2025, telah terdapat dua perusahaan yang telah melakukan aksi rights issue dengan total nilai Rp470 miliar.

    Dalam antrian, terdapat sebanyak empat perusahaan yang akan melangsungkan aksi rights issue di pasar modal Indonesia, yang terdiri dari dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor energi, serta satu perusahaan sektor kesehatan.

    Sumber : Antara