Kementrian Lembaga: OJK

  • OJK dan BEI Beda Pendapat soal Evaluasi Trading Halt

    OJK dan BEI Beda Pendapat soal Evaluasi Trading Halt

    JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi buka suara terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang meminta untuk melakukan evaluasi terkait aturan pemberhentian perdagangan sementara atau trading halt.

    Inarno menyampaikan aturan pemberhentian perdagangan sementara atau trading halt yang saat ini sebesar 5 persen sudah merupakan Standard Operating Procedure (SOP).

    “Enggak, enggak, Itu sudah merupakan SOP dari kami,” jelasnya kepada awak media, 19 Maret.

    Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy mengatakan bahwa pihak menerima masukan dari berbagai pihak dan mekanisme trading halt merupakan hal umum atau common practice yang juga dilakukan oleh bursa-bursa di negara lain saat indeks terkoreksi.

    “Tapi yang biasa kita review adalah angkanya. Di angka berapa dulu, seingat saya kita juga pernah pakai 7 persen, 12,5 persen, 20 persen gitu ya. Kita review tergantung market behavior dan nanti perkembangan dari investor serta bursa-bursa lain juga,” ujarnya kepada awak media, Rabu, 19 Maret.

    Irvan menyampaikan pihaknya dapat melakukan evaluasi terhadap ketentuan trading halt apabila diminta dan perubahan terkait mekanisme tersebut terakhir dilakukan pada saat pandemi Covid-19.

    Meski demikian, Irvan menjelaskan terkait perubahan kembali mengenai batas pemberlakuan trading halt pihaknya akan melakukan kajian terlebih dahulu.

    “Kita biasa melakukan review terkait hal ini gitu ya. Terakhir kan seingat saya perubahan tuh di covid sih. 5, 10, 15 tuh pada saat COVID-19 kita ubah angkanya. Nah apakah ini akan mungkin diubah? Ya mungkin aja. Tapi kita coba kita kaji dulu deh ya,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengusulkan agar Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan peninjauan ulang terkait aturan pemberhentian perdagangan sementara atau trading halt.

    “Karena regulasi halt yang 5 persen itu diberlakukan saat Covid, tentu perlu ada review mengenai regulasi tersebut,” kata Airlangga di Istana Merdeka pada Selasa, 18 Maret.

    Diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    “Kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS),” tulisnya dalam keterangan resmi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 18 Maret.

    Adapun, dalam keterangan surat tersebut dijelaskan bahwa pembekuan ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 5 persen.

    Selain itu, langkah ini diambil sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 mengenai Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.

    Adapun, perdagangan akan dilanjutkan pada pukul 11:49:31 WIB tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

  • Permodalan Masih Jadi Tantangan Industri Penjaminan

    Permodalan Masih Jadi Tantangan Industri Penjaminan

    Jakarta

    Industri penjaminan masih menghadapi tantangan yang cukup berat ke depan. Tantangan tersebut di antaranya ialah kapasitas penjaminan yang masih terbatas.

    Ketua Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Ivan Soeparno mengatakan, tantangan selanjutnya adalah perlunya penguatan modal di banyak perusahaan penjaminan khususnya di jamkrida-jamkrida. Ia juga menyebut perlunya pembentukan penjaminan kredit daerah di berbagai provinsi yang saat ini baru ada 18 perusahaan penjaminan daerah, serta belum ada perusahaan penjaminan ulang atau re guarantee.

    “Sampai dengan saat ini perusahaan penjaminan ulang sedang dalam proses perizinan di OJK. Permasalahan dan tantangan yang masih ada tersebut harus dihadapi anggota Asippindo dan dicari jalan keluar dengan melibatkan semua stakeholder industri penjaminan antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, BUMN dan pihak swasta serta para pelaku usaha yang terkait dengan usaha penjaminan,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025)

    Lebih lanjut, Ivan mengatakan, Asippindo saat ini beranggotakan 23 perusahaan yaitu 3 grup BUMN, 18 perusahaan daerah/BUMD serta 2 swasta. Dia mengatakan, pihak masih terus melakukan perbaikan.

    “Asippindo masih terus melakukan perbaikan untuk para anggotanya dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan sistem teknologi informasi di perusahaan masing-masing,” ujarnya melalui siaran persnya.

    Ivan juga menambahkan kolaborasi dengan semua pihak untuk bekerjasama memajukan industri syariah, khususnya penjaminan.

    “Terkait roadmap industri penjaminan tahun 2024 – 2028 yang telah di launching tanggal 27 Agustus 2024 yang lalu, Asippindo akan terus mengawal dan mendorong visi, misi dan program-program yang telah dicanangkan dalam roadmap tersebut. Walaupun bisnis penjaminan syariah relatif belum begitu besar dibandingkan bisnis konvensional, namun perkembangan pertumbuhannya relatif cukup baik bahkan melebihi pertumbuhan bisnis konvensional,” ujarnya.

    Tonton juga Video: Punya Modal Dulu atau Punya Usaha Dulu? Ini Jawaban dari Certified Financial Planner

    (acd/acd)

  • Bos BEI Bocorkan Prospek IPO di Tengah Tekanan IHSG dan Aksi Jual Saham

    Bos BEI Bocorkan Prospek IPO di Tengah Tekanan IHSG dan Aksi Jual Saham

    Jakarta

    PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis dengan prospek pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di tengah tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan aksi net sell atau jual bersih yang dilakukan investor asing.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, antrean atau pipeline IPO calon emiten masih tidak berubah kendati IHSG melemah. Bahkan saat ini, tercatat 10 emiten yang melakukan IPO sepanjang 2025.

    “Saya lihat secara pipeline nggak berubah. Ini kan kita bicara (kondisi) kemarin, IPO itu kan jangka panjang, masih ada satu tahun. Kita sudah lihat hari ini, listing kita sudah 10 yang listing,” kata Iman di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (19/3/2025).

    Iman juga meyakini, akan ada penambahan permintaan yang terjadi pada pasar saham domestik. Optimisme ini menyusul kebijakan baru pembelian kembali saham atau buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari ini.

    “Ada upaya-upaya yang dilakukan oleh OJK dan kita harapkan akan ada penambahan permintaan-permintaan lain yang terjadi di domestik. Kita harapkan ya bisa juga meningkatkan kepercayaan dari asing. Apa yang statement-statement yang disampaikan ini semoga juga bisa meredam kekhawatiran investor asing terhadap bursa Indonesia,” tutupnya.

    Sementara itu, berdasarkan data RTI Business hari ini pukul 12.07 WIB, aksi jual bersih yang dilakukan investor asing untuk keseluruhan pasar Rp 2,49 triliun dan pasar domestik Rp 2,57 triliun. Pergerakan IHSG usai pengumuman aturan buyback tanpa RUPS menguat 61.082 poin atau 0,98% ke level 6.284.

    Untuk diketahui, hingga 14 Maret 2025 tercatat 10 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 3.88 Triliun. Saat ini tercatat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

    Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline sesuai POJK Nomor 53/POJK.04/2017, yakni satu perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 25 perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.

    Berikut Rinciannya Sektornya:

    • 3 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
    • 1 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
    • 6 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
    • 3 Perusahaan dari sektor Energy;
    • 1 Perusahaan dari sektor Financials;
    • 4 Perusahaan dari sektor Healthcare;
    • 4 Perusahaan dari sektor Industrials;
    • 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures;
    • 1 Perusahaan dari sektor Technology;
    • 2 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

    (ara/ara)

  • Ada Aturan Baru Buyback, Bagaimana Nasib Emiten yang Terlanjur RUPS?

    Ada Aturan Baru Buyback, Bagaimana Nasib Emiten yang Terlanjur RUPS?

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan kebijakan pembelian saham kembali atau buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Buyback ini dilakukan untuk menjaga volatilitas pasar modal.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, aturan buyback ini sempat diterapkan pada saat pandemi COVID-19 pada 2020. Peraturan ini tidak banyak diubah kecuali masa berlakunya.

    Aturan buyback tanpa RUPS ini berlaku selama 6 bulan sejak 18 Maret 2025. Inarno mengatakan, besaran buyback saham juga tidak jauh dari aturan pada saat COVID-19.

    “Sudah, sudah diatur. Ada parameter-parameternya, nanti secara teknisnya bisa ditanyakan. Ya, jadi sekitar 20% daripada itu. (Peraturan ini sama dengan pandemi?) Mungkin bedanya bahwasannya kita membatasi itu adalah selama 6 bulan,” kata Inarno kepada wartawan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Rabu (19/3/2025).

    Inarno mengatakan sudah ada beberapa emiten yang telah melakukan buyback saham melalui mekanisme RUPS. Terkait hal ini, ia juga mengatakan emiten tersebut dapat melakukan buyback saham kembali tanpa RUPS.

    Beberapa emiten tersebut masuk kategori blue chip hingga Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Namun, ia tak menyebut rinci emiten yang telah melakukan buyback saham melalui mekanisme RUPS.

    “Bank-bank juga ada. (Himbara?) Ya, ada,” jelasnya.

    Untuk diketahui, buyback saham tanpa RUPS ini diterbitkan menyusul pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak September 2024. Ia mengatakan tren penurunan terjadi sebesar 1.682 poin atau -21,28%.

    Selain itu, kebijakan ini juga dilakukan menyusul faktor risiko di pasar modal Indonesia terhadap ketidakpastian global yang terpantau tinggi, seperti ketidakpastian kebijakan tarif pemerintah Amerika Serikat (AS), eskalasi peran dagang, indikasi cooling off perekonomian AS, dan dinamika geopolitik.

    “Kita lebih banyak kepada apa yang kita bisa lakukan untuk menjaga volatility di market,” tutupnya.

    (ara/ara)

  • Apa Itu Trading Halt IHSG? Ini Penyebab dan Dampak Penghentian Perdagangan Sementara 

    Apa Itu Trading Halt IHSG? Ini Penyebab dan Dampak Penghentian Perdagangan Sementara 

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) memberlakukan penghentian perdagangan sementara (trading halt) pada Selasa, 18 Maret 2025.

    Keputusan ini tak diambil tiba-tiba, telah diatur peraturan bursa bagian dari sistem perlindungan pasar. Trading Halt diberlakukan agar perdagangan tidak semakin anjlok akibat kepanikan, memberi waktu investor mencerna situasi dan mengambil keputusan lebih rasional.

    Mekanisme juga diterapkan di banyak bursa saham dunia seperti Amerika Serikat (AS), China, Jepang dan Korea Selatan. Fungsinya rem otomatis, menghindari jatuhnya indeks secara berlebihan dalam waktu singkat.

    Sejarah menunjukkan, pasar saham cenderung bereaksi secara emosional pada berita buruk. Mekanisme ini membantu menenangkan situasi dan mencegah aksi jual yang lebih besar.

    Penyebab Trading Halt

    Dalam sistem perdagangan di Indonesia, trading halt dipicu sejumlah kondisi. Jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5 persen dalam 1 sesi perdagangan, bursa akan menghentikan perdagangan 30 menit.

    Jika setelah perdagangan dibuka kembali IHSG masih mengalami penurunan lebih dari 10 persen, maka perdagangan akan dihentikan kembali selama 30 menit.

    Jika koreksi terus berlanjut sampai lebih dari 15 persen, perdagangan bisa dihentikan sampai akhir sesi atau bahkan diperpanjang ke hari berikutnya dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    IHSG mengalami koreksi lebih dari 6 persen dalam 1 hari, langsung memicu mekanisme trading halt selama 30 menit pada Selasa, 18 Maret 2025, menarik perhatian banyak investor terutama yang pertama kali mengalami situasi ini.

    Fenomena serupa terjadi Maret 2020 saat pandemi Covid-19 mengguncang pasar keuangan global, membuat perdagangan di BEI dihentikan beberapa kali dalam 1 bulan.

    Penyebab IHSG Turun

    Penyebab utama penurunan tajam IHSG kali ini adalah kombinasi faktor domestik dan global.

    Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, kebijakan tarif AS pada negara mitra dagangnya menyebabkan dampak negatif ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Tekanan besar juga datang dari faktor domestik, terutama serangkaian kebijakan ekonomi yang dianggap kontroversial oleh pasar. Investor domestik dan asing semakin khawatir stabilitas ekonomi Indonesia usai beberapa keputusan mempengaruhi sektor keuangan dan perbankan.

    Pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut saham sebagai bentuk perjudian memicu reaksi negatif dari pasar. Pasar modal sangat bergantung kepercayaan investor, pernyataan semacam ini menimbulkan ketidakpastian, berujung pada aksi jual besar-besaran.

    Dampak

    Saham-saham unggulan seperti BMRI, BBRI, BBCA serta BBTN mengalami koreksi tajam dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah saham anjlok lebih dari 40 persen, memberi dampak domino ke sektor lain seperti teknologi, bahan baku, properti dan energi.

    Penanggulangan

    Langkah yang perlu diambil oleh pemerintah dan otoritas keuangan dalam jangka pendek memperkuat komunikasi dan memberi kejelasan soal kebijakan ekonomi yang diterapkan.

    Bank Indonesia dan OJK harus memastikan likuiditas pasar tetap terjaga agar tekanan jual yang berlebihan bisa diredam. Momen ini bisa jadi peluang investor masuk ke saham-saham berkualitas di level harga yang lebih rendah.

    Investor jangka panjang sering memanfaatkannya melakukan akumulasi aset, mempertimbangkan faktor fundamental perusahaan yang masih solid. Jika kebijakan lebih kredibel dan pro-investor bisa diterapkan, pemulihan pasar dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.

    Jangan panik, ambil keputusan yang rasional dan berbasis data. Pasar saham Indonesia masih berpeluang besar kembali ke jalur pemulihan dan pertumbuhan dengan strategi tepat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Melemah, Sri Mulyani Beri Pesan Tegas ke Danantara! Begini Isinya

    IHSG Melemah, Sri Mulyani Beri Pesan Tegas ke Danantara! Begini Isinya

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025, menyampaikan pesan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mampu menjaga kinerjanya dengan baik, hal itu untuk merespon pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan Selasa.

    Sri Mulyani juga berpesan kepada Danantara yang nantinya akan mengelola BUMN untuk bekerja secara profesional, transparan, seperti yang selama ini sudah disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Tegasnya, bahwa hal tersebut harus menjadi prinsip yang terus dijalankan.

    Lanjut Sri Mulyani menekankan, bahwa manajemen BUMN bertanggung jawab untuk mampu menyampaikan kinerja mereka kepada publik, sehingga masyarakat bisa menaruh kepercayaan mereka kepada BUMN.

    “Kalau ada perusahaan swasta yang bergerak cukup dalam hari ini, tentu itu spesifik mengenai perusahaan tersebut,” kata Menkeu Sri Mulyani, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Rabu, 19 Maret 2025.

    Secara luas, Menkeu mengingatkan bahwa pondasi dari perusahaan yang Tbk. atau go public harus terus dilaporkan kepada pasar, sehingga market memiliki asesmen terhadap valuasi adil dan baik. Tegasnya, hal itu karena kewajiban kita bersama.

    Pada Selasa, 18 Maret 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) di sistem perdagangan sesi pertama pada pukul 11.19.31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    Pembekuan tersebut dipicu oleh penurunan ISHG yang diketahui lebih dari 5 persen di sesi pertama.

    Di lain sisi, dari pihak Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai kebijakan (Policy) sebagai upaya menjaga stabilitas ISHG.

    “Kami juga memberikan kepada rekan-rekan wartawan, bahwasanya kami memiliki beberapa policy (kebijakan) yang akan kita lakukan,” tutur Inarno.

    Lanjutnya, berbagai kebijakan tersebut nantinya akan dipaparkan dalam Konferensi Pers Respon Kebijakan OJK Mengantisipasi Volatilitas Perdagangan Saham di Main Hall BEI, pada Rabu, 19 Maret 2025.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Anjlok, Ini Kata Menkeu Sri Mulyani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, hingga Bursa Efek Indonesia – Halaman all

    IHSG Anjlok, Ini Kata Menkeu Sri Mulyani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, hingga Bursa Efek Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah pihak merespons soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 5 persen pada Selasa (18/3/2025) siang.

    Imbasnya, Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat dihentikan sementara.

    Terkait hal tersebut, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, justru menyampaikan bukti investor masih mempercayai Indonesia. 

    Terbukti dari lelang surat utang negara (SUN) yang laris diborong oleh investor. 

    Pada lelang SUN Selasa kemarin, pemerintah mematok target indikatif sebesar Rp 26 triliun.

    Namun, penawaran yang masuk dari investor atau incoming bid mencapai Rp 61,75 triliun atau 3,8 persen dari target indikatif.

    Artinya, kata Sri Mulyani, kepercayaan investor masih kuat terhadap pemerintah dan APBN.

    “Dinamika pasar saham cukup tinggi, di tengah dinamika dari pasar saham yang cukup tinggi, kinerja lelang SUN pada hari ini justru menunjukkan hasil yang sangat baik,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi pers di Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa.

    “Penawaran yang masuk atau kita sering sebut income bid sangat kuat, ini artinya kepercayaan investor masih kuat terhadap pemerintah dan APBN,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Menkeu mengatakan, incoming bid itu berasal dari investor dalam negeri maupun investor asing.

    Di mana 22,58 persen dari incoming bid atau sekitar Rp 13,95 triliun berasal dari penawaran investor asing.

    Dengan kuatnya incoming bid, penawaran yang dimenangkan (awarded bid) pada lelang SUN kemarin sebesar Rp 28 triliun. 

    Realisasi tersebut, lebih besar dari target indikatif Rp 26 triliun.

    Adapun dari awarded bid sebesar Rp 28 triliun tersebut, porsi investor asing mencapai Rp 5,33 triliun. 

    Pada kesempatan berbeda, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono mengajak masyarakat untuk melirik Surat Berharga Negara (SBN) ketika dimintai tanggapan soal IHSG yang anjlok.

    Thomas menyebut, SBN sedang dalam kondisi yang sangat baik pada hari Selasa.

    “Lihat SBN kita, bagus sekali hari ini,” ungkap Thomas saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, dilansir Kompas.com.

    Thomas pun mengeklaim, situasi pasar keuangan Indonesia baik-baik saja meski IHSG anjlok. 

    Kata Pimpinan DPR

    Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, meminta pasar saham tetap tenang di tengah anjloknya saham.

    Dasco memastikan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah agar IHSG kembali naik secara segera.

    “Kami pada hari ini (Selasa) melakukan kunjungan untuk support dan meyakinkan kepada pasar untuk tetap tenang,” kata Dasco di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    “Bahwa kemudian kami akan mendukung pemerintah untuk hadir dan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu dalam tempo yang secepat cepatnya untuk mengembalikan pasar supaya stabil,” imbuhnya.

    Dasco juga menyebut, kondisi IHSG yang anjlok sehingga terkena suspend bukan pertama kalinya terjadi. 

    Menurutnya, kondisi serupa juga pernah terjadi di saat Indonesia terkena Pandemi COVID-19.

    “Menyikapi pembekuan otomatis dari Indeks Harga Saham Gabungan 5 persen, yang memang otomatis dan bukan baru kali ini saja terjadi. Dan sudah pernah pada waktu COVID dan lain-lain,” katanya.

    Menyikapi anjloknya IHSG ini, Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, mengatakan pihak memberikan dukungan penuh kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga BEI terkait kebijakan yang diambil terkait situasi saat ini. 

    “Terkait situasi saat ini, Ini dalam rangka apa? Meyakinkan pasar bahwa mereka di-backup penuh oleh negara. Di-backup penuh oleh pemerintah,” katanya saat mendatangi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Bursa Efek Indonesia: Penurunan IHSG Tak Hanya Dipengaruhi Satu Faktor

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah darurat dengan memberlakukan penghentian sementara perdagangan saham atau yang dikenal sebagai trading halt.

    Langkah BEI diambil sebagai upaya untuk menstabilkan pasar yang sedang mengalami tekanan besar.

    Pembekuan ini, diumumkan sekitar pukul 11.19 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    “Kami menginformasikan telah terjadi pembekuan sementara perdagangan sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia pada pukul 11:19:31 waktu JATS yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen,” tulis BEI, dalam rilisnya, Selasa.

    Adapun faktor penyebab anjloknya IHSG ini, diduga karena kombinasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi sentimen investor.

    Di antaranya ketidakpastian global, gejolak ekonomi domestik, serta kemungkinan aksi jual besar-besaran oleh investor asing sebagai respons.

    Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan penurunan IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor.

    “Memang terus terang tidak gampang. Selalu dampaknya kalau indeks tiga hal, bagaimana global, bagaimana domestik, dan bagaimana korporasinya sendiri,” katanya kepada awak media, Jumat (28/2/2025).

    Dari faktor global, akhir-akhir ini, pasar saham dunia tengah dibuat menggantung akibat tingginya tensi perang tarif antara AS, China, Kanada, hingga Meksiko di era pemerintahan Donald Trump saat ini.

    Sementara itu, menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, pelemahan IHSG dipicu oleh sejumlah faktor domestik. 

    Penerimaan negara turun 30,19 persen secara tahunan menjadi Rp 269 triliun, yang memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

    “Defisit APBN mencapai Rp 3,2 triliun per Februari 2025, sementara belanja pemerintah turun 7 persen. Akibatnya, utang melonjak 44,77 persen pada Januari,” kata Nico, Selasa (18/3/2025). 

    Kondisi tersebut, dinilai membuat Bank Indonesia sulit menurunkan suku bunga, sehingga investor memilih aset yang lebih aman.

    Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 6,12 persen atau turun 395,86 poin ke level 6.076,08 hingga akhir perdagangan sesi pertama, Selasa (18/3/2025).

    Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt pada pukul 11.19 WIB setelah indeks mengalami koreksi tajam. 

    Dikutip Tribunnews dari RTI pada hari Selasa, terpantau pada pukul 11.19 WIB, IHSG terkoreksi 5,02 persen atau turun 325,034 poin ke level 6.146,913.

    Dari data koreksi hingga 5 persen itu, tercatat 541 saham melemah, 95 saham menguat, dan 158 saham stagnan.

    Sementara itu, total volume perdagangan mencapai 13,5 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 8,4 triliun.

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Nitis Hawaroh, Rizki Sandi Saputra, Bobby W, Kompas.com)

  • IHSG Anjlok Tanpa Minta Izin, Netizen Nangis Saham Merah Membara

    IHSG Anjlok Tanpa Minta Izin, Netizen Nangis Saham Merah Membara

    Jakarta

    Pasar saham Indonesia kembali dikejutkan dengan drama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok tanpa ampun. Pada Selasa (18/3/2025), IHSG terjun bebas hingga 6,12% ke level 6.076 pada sesi pertama, memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan trading halt alias penghentian sementara perdagangan. Kejadian ini sontak membuat netizen di media sosial, terutama X, berteriak histeris melihat portofolio saham mereka “merah membara”.

    Pagi itu, IHSG dibuka di level 6.458. Namun, tak sampai tengah hari, indeks sudah terperosok hingga menyentuh titik terendah 6.146. Penurunan drastis ini terjadi di tengah sentimen negatif yang membayangi pasar domestik, kontras dengan bursa Asia lainnya seperti Nikkei (Jepang) yang malah naik 1,4% dan KLSE (Malaysia) yang menguat 1,04%.

    “Se Asia cuma Indonesia IHSGnya merah. Negara lain hijau. Gmna ga geger coba ?!,” ujar akun @JeblukAkun.

    BEI akhirnya mengambil langkah darurat dengan membekukan perdagangan pada pukul 11.19 WIB, setelah IHSG turun lebih dari 5%. “Ini seperti pasar bilang, ‘Aku capek, aku istirahat dulu’,” canda seorang warganet, meski di balik candaan itu ada kepanikan nyata.

    Hingga penutupan sesi pertama, sebanyak 616 saham melemah, hanya 67 yang menguat, dan 166 lainnya stagnan. Sektor teknologi jadi yang terparah, ambles 12,46%, diikuti bahan baku (9,78%) dan energi (6,24%).

    Netizen pun tak tinggal diam. Tagar #IHSGAnjlok dan #SahamMerah sempat ramai di X. “Gak mau liat saham atau yang berhubungan dulu deh. Nangis yang ada kalo sampe liat minusnya,” ungkap @Rainaday97 menggambarkan suasana duka para investor ritel.

    Ada pula yang menyalahkan rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai pemicu kekacauan. “Yang bikin isu sri mulyani mundur dari mentri keuangan siapa sih gara isu itu IHSG turun salah satu pemicunya,” cuit @namas38460

    Analis pasar modal pun angkat bicara. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan faktor yang membuat IHSG ambruk dikarenakan masih banyaknya sentimen negatif dari luar dan dalam negeri.

    “Beberapa sentimen yang menjadi perhatian tensi geopolitik yang meningkat karena Putin mau perang lebih lama, pembalasan tarif (Presiden AS Donald Trump) yang lebih besar dari Uni Eropa. Kekhawatiran akan resesi di AS yang terus mengalami kenaikan,” beber Nico dikutip dari detikFinance.

    Sementara itu, saham-saham konglomerasi seperti milik Prajogo Pangestu (TPIA, turun 18,42%) dan DCI Indonesia (DCII, anjlok hingga auto reject bawah) menurut sejumlah warganet menjadi penyumbang utama penurunan IHSG. “Ambruknya IHSG selain ekonomi & kebijakan pemerintah yg carut marut bin goblok, ini ada efek dr saham2nya Prajogo Pangestu juga. 3 saham nya Prajogo, 2 diantaranya TPIA & BREN masuk top 10 market cap terbesar di bursa. Dan hari ini, 3 saham PP ambles diatas 10% semua,” ujar@brospore.

    Di tengah kepanikan, ada juga yang mencoba melihat sisi positif. “pengalaman jam terbang bro, klo kaya gini berarti lagi diskon. ingat pas covid dulu ane beli banyak banyak, paksaan mentor saya sebenernya. dan terbukti saya sudah tp di puncaknya ihsg itu rebound ratusan x lipat,” ujar @novosrecht.

    Hingga pagi ini, Rabu (19/3/2025), pasar masih menunggu langkah lanjutan dari BEI dan OJK. Akankah IHSG bangkit dari keterpurukan, atau justru makin dalam terbenam? Netizen hanya bisa pasrah sambil memeluk erat dompet digital mereka yang kini penuh luka. “Hari ini turun banget, semua saham gw merah membara euyyy. Semoga segera pulih, aamiin allohuma aamiin,” doa @chanceuxacc_.

    (afr/afr)

  • Meutya Hafid Ingatkan Mahasiswa UHN Hindari Judi Online, Natalius Pigai Ajak Rawat Cita-Cita

    Meutya Hafid Ingatkan Mahasiswa UHN Hindari Judi Online, Natalius Pigai Ajak Rawat Cita-Cita

    Meutya Hafid turut menyinggung penjelasan dari judi online. “Sebetulnya, bahasanya bukan judi online. Tapi bahasa yang tepat, penipuan. Judi online sudah pasti penipuan dengan algoritma, jadi tidak mungkin hasilnya bisa bagus,” sebutnya.

    Kemenkomdigi sudah melakukan sejumlah strategi untuk menekan angka judi online. Mulai dari menjalin kerja sama BSSN, OJK, hingga PPATK. Kerja sama BSSN memblokir konten judi. Dengan Google, Meta, Tiktok me-takedown konten judi online dan pornografi.

    “Saya temui sejumlah pihak untuk menekan penurunan judi online. OJK, PPATK, semua sudah kami temui untuk menekan judi online,” jelasnya.

    Menurut Meutya, yang juga Politikus Partai Golakr, untuk memaksimalkan penekanan angka judi online harus diselaraskan dengan kesadaran masyarakat. Yang tidak kalah penting adalah edukasi ke mahasiswa.

    “Nah, kita minta juga seluruh kampus, khususnya mahasiswa turut membantu pemerintah dalam penanganan ini,” ajaknya.

  • Tetap Tenang, Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah Sebut Otoritas Bursa Tak Perlu Over Reaction

    Tetap Tenang, Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah Sebut Otoritas Bursa Tak Perlu Over Reaction

    TRIBUNJATIM.COM – Perdagangan di bursa saham sempat ter-suspend 30 menit lantaran mayoritas saham mengalami penurunan hingga 5 persen.

    Jika dihitung secara year to date hingga ke posisi Rp 6.076,08 atau turun 15,2 persen, dan di antara negara peers, bursa saham yang cenderung menurun cukup signifikan, bahkan bursa Indonesia pada hari ini berada di zona merah.

    Situasi ini makin menggenapi sinyal pasar keuangan harus diwaspadai.

    “Kita berharap situasi ini tidak makin berlarut-larut. Sebagai Ketua Badan Anggaran DPR, saya berharap seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memberikan respons untuk menenangkan pasar,” ujar Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, dalam rilis yang diterima pada Selasa (18/3/2025).

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sampai dengan Sesi 1 sampai pukul 12.00 WIB, 18 Maret 2025 kurs rupiah terhadap dolar mengalami pelemahan yang berada di posisi Rp 16.465. Secara year to date turun 1,1 persen artinya masih pada batas wajar. 

    Di luar pasar saham dan pasar keuangan, sektor perdagangan menunjukkan indikator yang positif.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2025 memperlihatkan nilai ekspor Indonesia mencapai US$21,98 miliar atau naik 2,58 persen dibanding ekspor Januari 2025. Dibanding Februari 2024 nilai ekspor naik sebesar 14,05 persen. 

    Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar atau naik 9,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

    Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$41,21 miliar juga naik 10,92 persen.

    Demikian halnya dengan neraca perdagangan per Februari 2025 surplus sebesar USD3,12 miliar atau senilai Rp 51,07 triliun, melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar USD3,49 miliar.

    Sementara Indeks PMI Manufaktur Indonesia dari S & P Global meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025, naik dari 51,9 pada Januari 2025. 

    “Situasi ini memerlukan kebersamaan kita semua. Dari sisi KSSK, perlu menyampaikan bauran kebijakan sektor moneter dan fiskal yang memperkuat pasar keuangan kita,” ujar Said Abdullah.

    Untuk menghadapi itu, Said Abdullah memberikan sejumlah saran.

    Yakni benahi gaya komunikasi publik, lebih simpatik, dan dialogis, ajak semua komponen, terutama para pengusaha besar untuk menyelamatkan pasar keuangan.

    “Apalagi jika bapak presiden bersedia turun tangan langsung, mengajak rekanan bisnis internasional beliau memperkuat pasar saham kita. Apalagi kini ada Ray Dalio yang berada di Danantara, saatnya diminta ikut membantu pasar keuangan,” ujarnya.

    Pemerintah bisa menunjukkan reformasi fiskal yang tengah berjalan menjamin keberlangsungan fiskal jangka panjang.

    Said mengatakan, langkah ini untuk menepis keraguan investor, agar mereka tetap melihat SUN sebagai instrumen investasi yang menarik, yang saat ini sangat dibutuhkan pemerintah.

    “Hendaknya otoritas bursa dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tidak over reaction yang justru menstimulasi reaksi berlebihan dari pelaku pasar lebih luas untuk kian mendorong aksi jual, sebab pasar SBN dan valuta asing keadaannya biasa saja. Cermati perkembangan setidaknya satu dua hari ini,” ujarnya.

    Dia menambahkan, dalam jangka panjang hendaknya OJK dan otoritas bursa untuk memperluas basis investor, terutama di sektor ritel, dan inovasi produk, terutama syariah untuk memperkuat pasar saham.

    Kemudian mengimbau para pihak yang tidak berkaitan dengan otoritas bursa tidak menambah kepanikan pasar dengan langkah-langkah yang diniatkan untuk meredakan keadaan, justru makin menimbulkan perhatian dan reaksi berlebihan dari para pelaku pasar.

    Hal demikian, disebut Said dapat menjadi bahan pertimbangan KSSK.