Kementrian Lembaga: OJK

  • Indonesia akan berangkatkan tim negosiasi tarif perdagangan ke AS

    Indonesia akan berangkatkan tim negosiasi tarif perdagangan ke AS

    Senin, 14 April 2025 15:02 WIB

    Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), didampingi Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu (kiri), Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu (kedua kanan), dan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir (kanan), memberikan keterangan terkait perkembangan dan persiapan pertemuan antara Indonesia-Amerika Serikat (AS) terkait tarif perdagangan di Jakarta, Senin (14/4/2025). Indonesia akan memberangkatkan tim negosiasi yang beranggotakan di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Menkeu Sri Mulyani, hingga Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu pada 16-23 Aoril 2025 untuk berunding tentang tarif dagang Indonesia dengan AS. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho/Spt. Gumay/Spt.

    Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah), didampingi Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno (kiri), Menteri Perdagangan Budi Santoso (kedua kiri), Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu (ketiga kiri), Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu (ketiga kanan), Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir (kedua kanan), dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kanan), memberikan keterangan terkait perkembangan dan persiapan pertemuan antara Indonesia-Amerika Serikat (AS) terkait tarif perdagangan di Jakarta, Senin (14/4/2025). Indonesia akan memberangkatkan tim negosiasi yang beranggotakan di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Menkeu Sri Mulyani, hingga Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu pada 16-23 Aoril 2025 untuk berunding tentang tarif dagang Indonesia dengan AS. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho/Spt. Gumay/Spt.

  • Jangan Asal Investasi, Kenali Dahulu Apa Itu Emas Digital

    Jangan Asal Investasi, Kenali Dahulu Apa Itu Emas Digital

    Jakarta, Beritasatu.com – Kemajuan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat berinvestasi. Salah satu inovasi yang kini semakin populer adalah emas digital, bentuk investasi modern yang menawarkan kemudahan, fleksibilitas, dan aksesibilitas tanpa harus menyimpan emas secara fisik.

    Tidak seperti perhiasan atau logam mulia batangan, emas digital bisa dibeli dalam jumlah kecil, bahkan mulai dari 0,01 gram, melalui platform online. Hal ini menjadikannya pilihan menarik bagi investor pemula maupun berpengalaman, terutama karena tidak memerlukan modal besar dan bebas dari risiko penyimpanan fisik.

    Apa Itu Emas Digital?

    Emas digital adalah instrumen investasi yang memungkinkan seseorang membeli, memiliki, dan menjual emas melalui sistem daring. Meski tidak dalam bentuk fisik, nilai yang dimiliki setara dengan emas nyata yang disimpan oleh lembaga penyedia terpercaya. Konsep ini muncul seiring meningkatnya kebutuhan akan investasi yang efisien dan mudah diakses.

    Kini, banyak aplikasi dan platform keuangan menyediakan layanan pembelian emas digital, memudahkan siapa pun untuk memulai investasi tanpa harus menyimpan emas di rumah atau menyewa brankas.

    Manfaat Emas Digital dalam Investasi

    Emas sudah lama dikenal sebagai aset safe haven, artinya nilainya cenderung stabil di tengah gejolak ekonomi. Melalui emas digital, calon investor tetap bisa merasakan manfaat dari potensi kenaikan harga emas, tanpa repot dengan urusan fisik.

    Selain itu, emas digital bisa membantu menyeimbangkan portofolio investasi. Karena emas memiliki kecenderungan bergerak berlawanan arah dengan pasar saham, keberadaannya dapat mengurangi risiko keseluruhan investasi dan memberikan perlindungan saat pasar sedang tidak stabil.

    Likuiditas Tinggi dan Praktis Digunakan

    Salah satu keunggulan utama emas digital adalah tingkat likuiditasnya yang tinggi. Anda dapat membeli atau menjual kapan saja hanya melalui aplikasi ponsel. Proses transaksi yang cepat dan efisien membuat emas digital sangat cocok digunakan dalam perencanaan keuangan jangka pendek maupun panjang.

    Mengapa Emas Digital Cocok untuk Semua Kalangan?Aman saat ekonomi tidak stabil

    Emas tetap menjadi pilihan yang relatif stabil saat terjadi inflasi atau ketidakpastian ekonomi global. Karena nilainya cenderung naik saat mata uang melemah, emas dianggap sebagai bentuk perlindungan aset yang andal.

    Bisa dimulai dari modal kecil

    Tidak perlu dana besar untuk mulai berinvestasi. Emas digital sangat terjangkau, membuat siapa pun, baik pelajar, mahasiswa, pekerja muda, hingga ibu rumah tangga dapat ikut menanamkan dana dan mulai membangun aset.

    Semua proses dilakukan secara online, sehingga tak perlu mengunjungi toko emas atau memikirkan tempat penyimpanan. Cukup melalui smartphone, Anda bisa membeli, menyimpan, dan menjual emas kapan pun dibutuhkan.

    Tip sebelum Berinvestasi Emas Digital

    Meski tergolong aman dan praktis, tetap penting untuk memilih platform yang sudah diawasi oleh otoritas keuangan resmi, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia. Pastikan platform tersebut memiliki sistem keamanan yang baik, transparansi harga, serta rekam jejak yang tepercaya.

    Dengan edukasi yang tepat dan perencanaan matang, emas digital dapat menjadi alternatif investasi jangka panjang yang stabil dan menjanjikan di tengah dunia finansial yang terus berubah.

  • Waketum Perbanas yakin program pemerintah akan dorong “demand” kredit

    Waketum Perbanas yakin program pemerintah akan dorong “demand” kredit

    Ada sektor yang memang secara langsung terdampak dengan adanya policy tarif ini. Tapi banyak sektor lain yang juga masih terbuka, ada ruang untuk pertumbuhannya (pertumbuhan kredit)

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Alexandra Askandar meyakini program-program pemerintah akan mendorong permintaan (demand) kredit di dalam negeri, sehingga diharapkan bisa mengompensasi risiko melemahnya permintaan dari sektor-sektor yang terdampak tarif resiprokal AS.

    “Ada sektor yang memang secara langsung terdampak dengan adanya policy tarif ini. Tapi banyak sektor lain yang juga masih terbuka, ada ruang untuk pertumbuhannya (pertumbuhan kredit),” kata Alexandra saat dijumpai usai mengikuti program siniar (podcast) ANTARA TV di Grha BNI, Jakarta, Kamis.

    Apabila setiap bank bisa fokus untuk memanfaatkan peluang pada sektor-sektor yang tidak terdampak kebijakan tarif, ia meyakini pertumbuhan kredit secara agregat tetap baik.

    Dengan langkah itu, kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) tidak akan terlalu banyak mempengaruhi kinerja kredit pada industri perbankan nasional.

    “Mungkin dari sisi ekspor (sektor penopang ekspor), akan ada dampaknya (ke pertumbuhan kredit bank). Tapi dikompensasi dari sisi pertumbuhan demand di dalam negeri, yang ini pada akhirnya menjadi faktor pendukung pertumbuhan kredit,” kata Alexandra.

    Ia mencontohkan salah satu program pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut dia, program ini memiliki peluang bagi perbankan untuk menyalurkan kredit modal kerja bagi UMKM yang menjadi mitra pemerintah.

    “Itu (program MBG) ada kebutuhan modal kerja meskipun singkat. Itu kan juga jadi sumber pertumbuhan kredit buat bank, tapi dari sisi sektor yang berbeda sama sekali,” kata dia.

    Alexandra mengatakan, setiap bank pada dasarnya memiliki kebijakan internalnya masing-masing dalam mendorong pertumbuhan kredit dengan mempertimbangkan kondisi dan faktor global.

    Namun, likuiditas serta aset quality juga menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan perbankan dalam menghadapi ketidakpastian global.

    Ia menyebutkan, rata-rata loan to deposit (LDR) industri perbankan saat ini berada di sekitar 90 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    Likuiditas yang tidak se-ample dibandingkan periode-periode sebelumnya akan menjadi faktor penentu dalam mendorong pertumbuhan kredit. Meski begitu, Alexandra mengingatkan bahwa dalam hal aset quality, bank-bank juga akan lebih berhati-hati menjaga pertumbuhan kreditnya.

    Untuk sektor-sektor yang berisiko terdampak dengan adanya kebijakan tarif AS, Alexandra pun meyakini perbankan akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya atau tidak seagresif dibandingkan dengan periode sebelum perang dagang.

    Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), loan to deposit ratio (LDR) perbankan berada pada level 87,67 persen per Februari 2025. Menurut OJK, likuiditas industri perbankan pada periode ini tetap memadai.

    Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. AL/NCD dan AL/DPK per Februari 2025 masing-masing tercatat 116,76 persen dan 26,35 persen.

    OJK meminta kepada perbankan untuk selalu memantau dampak dari kebijakan global maupun domestik terhadap kondisi ekonomi, terutama kinerja debitur, termasuk usaha stress test rutin sehingga bank dapat melakukan mitigasi risiko yang tepat.

    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) pada Jumat (11/4) mengingatkan adanya berbagai tantangan bagi perbankan utamanya terkait ketidakpastian kondisi global saat ini dan kemungkinan pada masa mendatang.

    “Ketidakpastian ini antara lain disebabkan oleh adanya kebijakan Presiden AS Donald Trump seperti pengenalan tarif impor yang dapat menyebabkan inflasi sehingga membuat The Fed urung untuk mempercepat penurunan suku bunga,” kata Dian.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • OJK Luncurkan Pusat Inovasi 2.0, Kembangkan Skema Pembiayaan Industri Kreatif Game hingga Animasi – Page 3

    OJK Luncurkan Pusat Inovasi 2.0, Kembangkan Skema Pembiayaan Industri Kreatif Game hingga Animasi – Page 3

    Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa kebijakan tarif yang dicanangkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpotensi memberikan tekanan terhadap kinerja industri dalam negeri yang berorientasi ekspor ke AS.

    Sektor-sektor yang paling berisiko terdampak antara lain tekstil, karet, peralatan listrik, makanan, dan perikanan. Kenaikan tarif impor dari AS terhadap produk-produk tersebut dapat menurunkan daya saing dan mengurangi permintaan dari pasar Amerika, yang selama ini menjadi salah satu tujuan ekspor utama Indonesia.

    “Kebijakan tarif impor Trump berpotensi menekan kinerja industri berorientasi ekspor ke AS, terutama sektor tekstil, karet, peralatan listrik, makanan, dan perikanan,” kata Agusman dikutip dari jawaban tertulisnya, Minggu (20/4/2025).

    Dampak Kebijakan

    Dampak kebijakan ini tak hanya dirasakan oleh pelaku industri, namun juga oleh lembaga-lembaga pembiayaan seperti Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) yang memiliki eksposur terhadap sektor-sektor tersebut.

    Risiko pembiayaan diperkirakan meningkat akibat potensi penurunan performa usaha debitur.

    “Dampak ini juga berpotensi dirasakan oleh lembaga pembiayaan PVML yang mendanai sektor-sektor tersebut, karena risiko pembiayaan dapat meningkat,” ujarnya.

    Untuk mengantisipasi potensi risiko ini, Agusman menekankan pentingnya langkah mitigasi dari para pelaku industri keuangan.

    Di antaranya adalah melalui penilaian risiko yang lebih efektif, diversifikasi portofolio pembiayaan agar tidak terlalu tergantung pada sektor tertentu, serta penguatan posisi likuiditas guna menjaga ketahanan keuangan menghadapi ketidakpastian global.

    “Mitigasi yang perlu disiapkan oleh pelaku industri antara lain penilaian risiko yang efektif, diversifikasi portofolio pembiayaan, dan penguatan likuiditas,” pungkasnya.

  • Perbankan “prudent” jaga pertumbuhan kredit di tengah tantangan global

    Perbankan “prudent” jaga pertumbuhan kredit di tengah tantangan global

    Khususnya untuk sektor-sektor tertentu yang dinilai akan sangat terdampak dengan adanya kebijakan tarif dari Trump, saya yakin akan lebih dijaga, tidak seagresif waktu-waktu sebelum adanya trade war ini

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Alexandra Askandar meyakini, bank-bank nasional tetap mengedepankan sikap yang prudent untuk menjaga pertumbuhan kreditnya di tengah tantangan ekonomi global yang berlangsung.

    “Khususnya untuk sektor-sektor tertentu yang dinilai akan sangat terdampak dengan adanya kebijakan tarif dari Trump, saya yakin akan lebih dijaga, tidak seagresif waktu-waktu sebelum adanya trade war ini,” kata Alexandra saat dijumpai usai mengikuti program siniar (podcast) ANTARA TV di Grha BNI, Jakarta, Kamis.

    Dari sisi likuiditas, Alexandra menyebutkan bahwa rata-rata loan to deposit (LDR) industri perbankan saat ini sudah berada di sekitar 90 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    Likuiditas yang tidak se-ample dibandingkan periode-periode sebelumnya akan menjadi faktor penentu dalam mendorong pertumbuhan kredit. Namun di sisi lain, Alexandra juga mengingatkan bahwa dalam hal asset quality, bank-bank akan lebih berhati-hati menjaga pertumbuhan kreditnya.

    Dalam mengantisipasi risiko dan dampak rambatan global, Alexandra mengatakan bahwa industri perbankan juga melakukan stress test untuk mengetahui tingkat ketahanan debitur, khususnya debitur yang berada di sektor-sektor terdampak akibat tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

    “Jadi saya yakin, ini semua sudah dilakukan dari sisi manajemen risiko dengan baik oleh masing-masing bank,” kata dia.

    Selain itu, perbankan juga tetap mengantisipasi kemungkinan risiko peningkatan kredit macet (non-performing loan/NPL). Dalam hal ini, dibutuhkan pula dukungan regulator kepada industri untuk menghindari risiko tersebut. Menurut Alexandra, komunikasi antara industri dan regulator juga perlu dilakukan secara kontinu.

    Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan pada Februari 2025 tercatat sebesar 10,30 persen year on year (yoy) menjadi Rp7.825 triliun. Sementara dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 5,75 persen yoy menjadi Rp8.926 triliun.

    Pertumbuhan DPK ini masih berada di bawah pertumbuhan kredit. Namun menurut OJK, likuiditas industri perbankan pada Februari 2025 tetap memadai.

    Loan to deposit ratio (LDR) perbankan berada pada level 87,67 persen per Februari 2025. Sementara liquidity coverage ratio (LCR) berada pada level 210,14 persen pada periode yang sama.

    Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. AL/NCD dan AL/DPK per Februari 2025 masing-masing tercatat 116,76 persen dan 26,35 persen.

    Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas masih memadai, meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan baik DPK maupun sumber lainnya untuk penyaluran kredit.

    Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025, Rabu (23/4).

    BI melaporkan pertumbuhan kredit pada Maret 2025 sebesar 9,16 persen yoy atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,30 persen yoy.

    Adapun pada tahun ini, bank sentral Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11-13 persen.

    Ke depan, menurut BI, berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Edukasi Kripto Kian Luas Tak Hanya Menyasar Milenial Tapi Kalangan Profesional

    Edukasi Kripto Kian Luas Tak Hanya Menyasar Milenial Tapi Kalangan Profesional

    Jakarta: Tren investasi aset digital terus berkembang, tidak hanya menyasar kalangan milenial dan Gen Z. Kini, kalangan profesional pun mulai dilirik sebagai target edukasi industri kripto. 
     
    Melihat peluang ini, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) memperluas jangkauan edukasi mereka melalui program bertajuk Pintu Goes to Office. PINTU menggandeng PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA) untuk memberikan edukasi tentang Crypto Office Hour, di kantor pusat DANA, Jakarta.
    Edukasi lewat kolaborasi strategis
    Melalui kerja sama dengan DANA, PINTU berharap bisa menjangkau lebih banyak kalangan profesional yang memiliki ketertarikan terhadap investasi digital, namun belum sepenuhnya memahami aset kripto.
     
    Chief Marketing Officer PINTU, menyampaikan, Timothius Martin mengatakan, setelah sukses menggelar Pintu Goes to Office pertama pada Maret 2025, pihaknya kembali menghadirkan program edukasi dan literasi kali ini di kantor DANA. 

    “Kami sangat mengapresiasi DANA yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk berbagi wawasan dan pengetahuan seputar aset crypto dan teknologi blockchain yang saat ini tengah menjadi perhatian masyarakat luas,” kata Timothius dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
     
    Program ini bukan sekadar sosialisasi biasa. Melalui sesi diskusi interaktif, para peserta yang terdiri dari karyawan DANA diajak memahami seluk-beluk aset kripto, mulai dari potensi hingga risiko yang mungkin dihadapi.
     

    DANA dukung peningkatan literasi digital
    Director of Communications DANA, Olavina Harahap menyambut baik kegiatan ini. DANA mendukung penuh program edukasi dan literasi yang dilakukan oleh PINTU. 
     
    Sebab, edukasi adalah bagian dari upaya yang dilakukan DANA untuk terus meningkatkan literasi dan menyejahterakan keuangan masyarakat Indonesia. 
     
    “Diskusi mengenai aset crypto menjadi pembahasan yang menarik sekaligus menambah pengetahuan lebih dalam mengenai instrumen investasi crypto yang masih relatif baru namun terus mengalami perkembangan positif. Kami berharap kolaborasi edukasi antar industri tekfin yang inovatif bisa terus berjalan untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, sehat, dan berkelanjutan,” tutur Olavina.
     
    Dengan kolaborasi seperti ini, PINTU dan DANA ingin menunjukkan bahwa edukasi mengenai kripto tidak terbatas pada komunitas tertentu, melainkan terbuka untuk semua kalangan.
    Fintech dan kripto, masa depan cerah
    Industri fintech Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang impresif. Data Mordor Intelligence memproyeksikan bahwa nilai industri fintech nasional bisa mencapai USD20,93 miliar atau sekitar Rp341,1 triliun pada 2025.
     
    Sementara itu, transaksi aset kripto pun tak kalah menjanjikan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total transaksi aset kripto di Indonesia pada Januari 2025 saja sudah mencapai Rp44,07 triliun. Angka ini menegaskan tingginya animo masyarakat terhadap investasi digital.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Penjualan Motor Tokcer, FIF Raup Laba Rp 4,4 Triliun

    Penjualan Motor Tokcer, FIF Raup Laba Rp 4,4 Triliun

    Jakarta

    Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat data penjualan motor di Indonesia mencapai 6,3 juta unit motor pada 2024. Hal tersebut sesuai dengan prediksi AISI yang menargetkan penjualan sepeda motor pada 2024 mencapai 6,2 juta unit – 6,5 juta unit. Rupanya hal tersebut menjadi berkah untuk lembaga pembiayaan PT Federal International Finance (FIF).

    Dalam siaran resmi yang diterima detikOto, PT FIF meraup laba bersih sebesar Rp 4,4 triliun pada 2024. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang dihadiri oleh seluruh anggota Direksi, Dewan Komisaris & Pemegang Saham Perseroan.

    Selain itu dalam agenda RUPST tersebut juga diselenggarakan Persetujuan Laporan Tahunan untuk Tahun Buku 2024, Pengesahan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2024 dan Pengangkatan Direksi serta Dewan Komisaris Perseroan.

    Dikatakan, laba bersih yang diraih PT FIF mengalami pertumbuhan sebesar 7,5% secara year-on-year (YOY) dibandingkan periode sama pada tahun 2023, di mana laba bersih Perseroan mencapai Rp 4,1 triliun.

    Pencapaian kinerja Perseroan ini merupakan yang pertama kali sejak Perseroan berdiri pada tahun 1989. Hal ini sejalan dengan yang telah dilaporkan dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2024 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Rintis, Jumadi, Rianto & Rekan (anggota jaringan PricewaterhouseCoopers).

    Pencapaian Perseroan juga tercermin dari pertumbuhan nilai penyaluran pembiayaan pada tahun 2024, yang mencapai Rp 45,9 triliun atau naik sebesar 8,5% secara year-on-year (YOY) dibandingkan dengan tahun 2023 senilai Rp 42,3 triliun. Adapun Non-Performing Finance (NPF) Perseroan pada tahun 2024 pada level 1,18%, di mana berdasarkan penetapan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai NPF yang berhasil dicapai tersebut menempatkan Perseroan dalam klasifikasi sebagai perusahaan pembiayaan yang sangat sehat.

    Sehubungan dengan telah berakhirnya masa jabatan seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan pada penutupan RUPST tahun 2025 ini, maka RUPST menyetujui pengangkatan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sampai dengan RUPST tahun 2026 adalah sebagai berikut:

    Dewan Komisaris dan Direksi PT FIF 2025 Foto: dok.PT FIFDewan Komisaris PT FIF

    – Presiden Komisaris : Rudy

    – Komisaris : Thomas Junaidi Alim Wijaya

    – Komisaris Independen : R. Nunu Soetjahja Noegroho

    – Komisaris Independen : Margono Tanuwijaya

    Direksi PT FIF

    – Presiden Direktur : Siswadi

    – Direktur : Indra Gunawan

    – Direktur : Setia Budi

    – Direktur : Sri Harjati

    – Direktur : Valentina Chai Wei Li

    – Direktur : Daniel Hartono

    Pada pengangkatan ini, Rudy diangkat menjadi Presiden Komisaris menggantikan Suparno Djasmin, yang telah berakhir masa jabatannya dan memasuki masa purna bakti. Selain itu, Margono Tanuwijaya juga diangkat sebagai Komisaris Independen, menggantikan Gede Harja Wasistha.

    Dalam RUPST ini, Direksi Perseroan juga berkesempatan memaparkan hasil aktivitas Perseroan yang berkaitan dengan aspek sosial dan kelestarian lingkungan yang di antaranya tertuang dalam berbagai program keberlanjutan yang berfokus pada strategi dan penerapan Environment, Social and Governance (ESG) melalui FIFGROUP 2030 Sustainability Aspirations. Hal tersebut merupakan komitmen tegas perseroan untuk terus mewujudkan misinya, yaitu “Membawa Kehidupan yang Lebih Baik untuk Masyarakat”.

    (lth/rgr)

  • Soal tarif Trump, OJK optimis dapat kurangi risiko pembiayaan industri

    Soal tarif Trump, OJK optimis dapat kurangi risiko pembiayaan industri

    Nanti jika negosiasi telah mencapai hasil, justru akan jadilah bertambah tinggi daya saing dan kemampuan dari industri kita

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar optimistis dapat mengurangi atau meniadakan risiko terhadap kondisi pembiayaan yang dihadapi perusahaan-perusahaan akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    “Kami optimis dapat mengurangi atau meniadakan risiko terhadap kondisi pembiayaan yang mereka (perusahaan) hadapi,” katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 yang diadakan secara virtual di Jakarta, Kamis.

    Pemerintah Indonesia telah mengutus jajaran pemangku kepentingan yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto untuk melakukan negosiasi dengan AS dalam rangka meminimalisir dampak langsung dari persoalan peningkatan tarif sebesar 32 persen.

    Kedua negara tersebut sepakat menyelesaikan negosiasi tarif impor resiprokal dalam waktu 60 hari atau dua bulan sejak Jumat (18/4/2025).

    Dalam negosiasi yang berlangsung, juga telah disepakati kerangka acuan dan cakupan pembahasan, yang meliputi kemitraan perdagangan dan investasi, kemitraan mineral kritis, serta kemitraan terkait reliabilitas atau ketangguhan rantai pasok.

    Hasil-hasil dalam pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan berbagai pertemuan sebanyak satu hingga tiga putaran.

    Selain melakukan negosiasi, Mahendra menerangkan bahwa ketahanan industri yang memiliki risiko terdampak langsung kebijakan tarif tidak kalah penting, terutama di sektor padat karya seperti tekstil dan produk tekstil, garmen, alas kaki, elektronik, furnitur, toys (mainan), hingga makanan dan minuman.

    Secara terkoordinir, pemerintah disebut berupaya menjaga iklim berusaha di dalam negeri, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang paling terdampak tarif AS, terus dapat diperbaiki. Selain itu juga mengurangi segala macam bentuk ekonomi biaya tinggi yang mengganggu, serta melindungi pasar domestik dari risiko banjir produk-produk ilegal.

    Apabila berbagai langkah tersebut dilakukan dengan terpadu, Ketua DK OJK menilai kondisi pembiayaan perusahaan bisa berkurang atau hilang sepenuhnya.

    “Walaupun ekspor dan pangsa pasar Amerika itu penting, tapi pasar dalam negeri dan juga pasar di negara-negara lain akan tetap bisa menjadi substitusi dari saat kita melakukan proses negosiasi,” ujar dia.

    “Pada gilirannya, nanti jika negosiasi telah mencapai hasil, justru akan jadilah bertambah tinggi daya saing dan kemampuan dari industri kita itu untuk masuk kembali ke pasar Amerika Serikat,” ucap Mahendra.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • OJk sambut baik rencana pembentukan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih

    OJk sambut baik rencana pembentukan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih

    Harapannya, tentu dengan adanya Koperasi Merah Putih itu akses pada pembiayaan bagi UMKM di berbagai wilayah atau di seluruh wilayah Indonesia dapat ditingkatkan.

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyambut baik gagasan dan rencana terkait pembentukan 80 ribu Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

    “Kami menyambut dengan baik gagasan dan rencana untuk Koperasi Merah Putih itu. Harapannya, tentu dengan adanya Koperasi Merah Putih itu akses pada pembiayaan bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di berbagai wilayah atau di seluruh wilayah Indonesia dapat ditingkatkan,” ujar Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 yang diadakan secara virtual, di Jakarta, Kamis.

    Dia mengharapkan pula program ini dapat memperkuat ekosistem yang sangat dibutuhkan bagi UMKM untuk selalu bertumbuh secara berkelanjutan.

    Mengenai wacana pendanaan pembentukan 80 ribu koperasi melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), OJK disebut akan terus memantau langkah-langkah dan pelaksanaan yang dilakukan oleh bank-bank dimaksud dengan mengupayakan hal terbaik dengan menjamin prinsip manajemen risiko dan tata kelola.

    “Karena dengan itulah, maka penyaluran pembiayaan tadi akan benar-benar dapat mencapai sasarannya. Tentu kami juga siap memberikan dan mendukung program itu untuk hal-hal lain yang diperlukan,” ujar Mahendra pula.

    Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan pembentukan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih membutuhkan anggaran sekitar Rp400 triliun.

    Budi menyebutkan setiap desa akan mendapat dana untuk koperasi sebesar Rp5 miliar, dengan pengelolaannya akan berada di bawah Kementerian Keuangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    Kopdes Merah Putih juga disebut memiliki potensi perputaran uang hingga mencapai Rp2 ribu triliun, yang diyakini dapat memperkuat ekonomi lokal serta pemberdayaan masyarakat desa.

    Angka perputaran uang itu baru mencakup sektor konsumsi, dan jika desa tersebut bergerak di sektor produksi, potensi perputaran uang bisa meningkat 2 hingga 3 kali lipat, mencapai Rp1.500 triliun hingga Rp2 ribu triliun.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sri Mulyani Ungkap Risiko Buruk Perang Tarif Mulai Terjadi di Kuartal II 2025 – Halaman all

    Sri Mulyani Ungkap Risiko Buruk Perang Tarif Mulai Terjadi di Kuartal II 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, stabilitas sistem keuangan Indonesia pada triwulan I tahun 2025 tetap terjaga, meski di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.

    Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan sekalian Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (24/4/2025).

    “Kami memulai dengan melaporkan bahwa situasi dari sistem keuangan yaitu stabilitas sistem keuangan pada triwulan I 2025 tetap terjaga,” kata Sri Mulyani.

    Sri Mulyani menegaskan bahwa ketidakpastian perekonomian global dipicu oleh dinamika kebijakan tarif resiprokal dari pemerintah Amerika Serikat (AS).

    Menurutnya, kebijakan tersebut telah menimbulkan perang tarif dan diperkirakan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi baik perekonomian Amerika Serikat maupun perekonomian Tiongkok yang dianggap sebagai negara berhadapan dengan Amerika dan perekonomian secara global.

    “Memicu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global dan ketidakpastian di dalam tata kelola perdagangan dan investasi antar negara,” papar dia.

    Sri Mulyani bilang, hal tersebut berpotensi memunculkan eskalasi perang dagang yang akan dimulai pada triwulan II tahun 2025.

    “Down side risk dari global terpantau masih tinggi, sehingga perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depan,” jelas dia.

    Karenanya, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan LPS Purbaya Yudhi Sadewa telah menyelenggarakan rapat berkala KSSK yang kedua untuk tahun 2025.

    Sri Mulyani bilang bahwa rapat tersebut diselenggarakan pada hari Kamis 17 April 2025, dan menyepakati untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat koordinasi dan kebijakan dari lembaga-lembaga anggota KSSK.

    “KSSK berupaya untuk memitigasi potensi dampak rambatan faktor risiko global dan sekaligus meningkatkan upaya untuk memperkuat perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri,” ungkap Sri Mulyani.