Kementrian Lembaga: NASA

  • Bumi Makin Gelap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat Sudah Dekat

    Bumi Makin Gelap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat Sudah Dekat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan menemukan sinyal mengkhawatirkan dari hasil pemantauan satelit selama hampir 20 tahun terakhir. Berdasarkan data tersebut, Bumi, terutama di wilayah belahan utara, terlihat makin gelap akibat turunnya kemampuan planet ini memantulkan cahaya matahari ke luar angkasa.

    Penemuan tersebut berasal dari penelitian NASA yang memanfaatkan data sistem Clouds and the Earth’s Radiant Energy System (CERES).

    Sistem ini melacak seberapa banyak energi matahari yang diserap Bumi, yang disebut absorbed solar radiation (ASR), serta seberapa banyak energi yang dipancarkan kembali ke luar angkasa, atau dikenal sebagai outgoing longwave radiation (OLR). Hasilnya menunjukkan adanya ketidakseimbangan energi antara dua belahan Bumi.

    Belahan utara kini menerima lebih banyak energi matahari dibandingkan sebelumnya, dengan peningkatan sekitar 0,34 watt per meter persegi setiap dekade dibandingkan belahan selatan. Meski terlihat kecil, perbedaan ini dinilai signifikan dan berpotensi mengganggu keseimbangan energi global.

    “Perubahannya terlihat jelas. Kedua belahan memang memantulkan lebih sedikit sinar matahari, tetapi efeknya lebih kuat di belahan utara,” kata Norman G. Loeb, ilmuwan iklim di NASA Langley Research Center yang memimpin studi tersebut, dikutip Senin (20/10/2025).

    Fenomena penggelapan di belahan utara dipicu oleh berbagai faktor. Hilangnya es laut dan salju di wilayah Arktik mengungkap permukaan darat dan laut yang lebih gelap, sehingga menyerap lebih banyak panas. Selain itu, berkurangnya partikel aerosol di atmosfer akibat regulasi polusi udara di negara-negara industri juga mengurangi daya pantul awan.

    Sementara itu, peristiwa alam seperti kebakaran hutan besar di Australia dan letusan gunung berapi Hunga Tonga sempat meningkatkan kadar aerosol di belahan selatan. Namun, dampaknya tidak cukup besar untuk menyeimbangkan perubahan global yang terjadi.

    Mengutip Brighter Side of News, para ilmuwan memperingatkan bahwa ketidakseimbangan ini dapat mengubah pola angin, arus laut, dan distribusi panas global.

    Jika dibiarkan, “kiamat” perubahan iklim tersebut berpotensi mempercepat pemanasan di wilayah-wilayah utara seperti Eropa, Amerika Utara, dan Asia, yang menjadi pusat populasi dan industri dunia.

    Secara global, Bumi kini menyerap tambahan 0,83 watt per meter persegi energi per dekade sejak 2001. Sebagian memang terdistribusi melalui atmosfer dan lautan, namun sisanya tetap terperangkap dan memperkuat tren pemanasan global.

    “Hasil ini menegaskan perlunya meninjau kembali bagaimana model iklim memperhitungkan kompensasi antarbelahan,” tulis para peneliti.

    “Bahkan perbedaan kecil dalam keseimbangan energi dapat memiliki dampak besar,” kata mereka.

    Loeb dan timnya berencana untuk memperpanjang catatan satelit dan memasukkan observasi baru ke dalam model iklim.

    Pemantauan jangka panjang diharapkan dapat mengungkap apakah ketidakseimbangan ini hanya bersifat sementara atau merupakan penyesuaian jangka panjang dalam sistem energi Bumi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukan Bumi, NASA Ungkap Asal Usul Emas

    Bukan Bumi, NASA Ungkap Asal Usul Emas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan lokasi asal emas. Ternyata lokasinya bukan berasal dari Bumi, melainkan di luar angaksa.

    Temuan ini berasal dari penelitian calon doktor dari Columbia University, Anirud Patel dan Eric Burns dari Louisiana State University bersama sekelompok peneliti lain. Mereka melakukan analisa dengan data dari teleskop NASA dan ESA untuk menelusuri unsur-unsur yang ada di antariksa.

    “Ini adalah pertanyaan fundamental terkait asal usul zat kompleks di alam semesta. Teka-teki seru yang belum pernah dipecahkan,” kata Patel dalam siaran pers NASA.

    Sebagai informasi NASA menjelaskan alam semesta terdiri dari elemen hidrogen, helium, sebagian kecil lithium. Kemudian elemen lebih berat terbentuk di bintang, termasuk besi.

    Namun ditemukan pula terciptanya dan tersebar elemen awal yang lebih berat dari besi, seperti emas yang asal usulnya masih menjadi misteri. Ini ditemukan dalam penelitian yang dipimpin Patel.

    Dari hasil analisa mereka ternyata ditemukan banyak elemen berat pada suar (flare) magnetar dari bintang neutron. Penelitian itu mengungkapkan 10% dari elemen yang lebih berat dari besi berasal dari suar magnetar raksasa.

    Magnetar sendiri sudah ada sejak masa awal terbentuknya alam semesta. Artinya, kemungkinan emas pertama juga tercipta lewat proses tersebut.

    Sementara itu, bintang neutron adalah inti bintang yang meledak yang sangat padat. Kabarnya satu sendok material bintang beratnya mencapai miliaran ton di Bumi.

    Magnetar adalah versi ekstrem dari bintang tersebut dengan kekuatan magnet yang lebih besar. Saat keraknya retak, terjadi peristiwa gempa bintang yang biasanya terjadi bersama dengan letupan radiasi atau suar magnetar raksasa.

    Patel bersama para peneliti lain dengan Brian Matzger juga mengungkapkan cara radiasi suar raksasa terkait elemen berat terbentuk. Diduga terjadi melalui pemrosesan inti atom ringan menjadi inti yang lebih berat dengan proses yang lebih cepat.

    Proton pada inti atom merupakan penentu jenis elemen pada kategorisasi ilmiah, yakni hidrogen hanya memiliki satu proton, helium dua proton, dan lithium dengan tiga proton.

    Inti atom lain, neutron tidak menentukan jenis elemen melainkan tetap berpengaruh dengan massanya. Saat bertambah, atom tidak stabil dan kemudian proses peluruhan radioaktif mengubah neutron menjadi proton sehingga mengubah jenis elemennya.

    Salah satu contohnya adalah perubahan atom emas menjadi merkuri karena adanya penambahan satu proton.

    Sementara itu, pengamatan pada benturan dua bintang neutron tahun 2017 disebut menginfirmasi peristiwa penciptaan emas, platina dan elemen berat lainnya. Namun penggabungan itu tidak terjadi sejak awal alam semesta, membuatnya tidak menjelaskan soal terciptanya emas dan elemen lain.

    Potensi asal usul emas lain ditemukan juga oleh penelitian dari Metzger dan beberapa peneliti dari Ohio State University. Disebutkan emas dapat berasal dari suar magnetar dapat memanas lalu melontarkan kerak bintang neutron pada kecepatan tinggi.

    Burns yang menganalisa data sinar gamma pada suar bintang raksasa, berhasil mengidentifikasi sinyal misterius dari magnetar. Ternyata data dari Desember 2024 itu sama seperti prediksi penelitian Patel.

    Pada sinyal sinar gamma yang terekam 20 tahun lalu membuktikan soal suar magnetar raksasa yang menciptakan elemen berat dan menyebar.

    Kesimpulan itu juga didukung dari data misi Matahari NASA, RHESSI atau Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager dan satelit Wind.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rotasi Bumi Berubah Drastis Gara-gara China, NASA Buka Suara

    Rotasi Bumi Berubah Drastis Gara-gara China, NASA Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – NASA buka-bukaan fakta soal perubahan rotasi Bumi. Ternyata penyebabnya adalah bendungan besar yang ada di China. 

    NASA mengatakan distribusi massa yang besar menyebabkan perubahan rotasi. Namun, kejadian ini berdampak sangat kecil pada momen inersia planet.

    Sebagai informasi, inersia planet adalah kecenderungan planet untuk mempertahankan keadaan geraknya, baik dalam kondisi bergerak maupun diam. 

    Adapun distribusi massa dari bendungan di China membuat perubahan pada waktu satu hari di Bumi. Bendungan itu berhasil menambah 0,06 detik dalam sehari, dikutip dari IFL Science, Kamis (23/10/2025).

    Sebagai informasi, penyebab distribusi massa juga bisa terjadi karena gempa yang disebabkan bergesernya lempeng tektonik. Salah satunya pada gempa di Samudera Hindia tahun 2004.

    Dengan teori yang sama, pergeseran air juga memicu fenomena tersebut. Hal ini yang menjadi alasan bendungan di China memicu perubahan rotasi Bumi.

    Lokasi bendungan hidroelektronik itu berada di provinsi Hubei yang ada di sepanjang Sungai Yangtze. Alirannya berasal dari Qutangzia, Wuxia, dan Xillingxia.

    Ahli geofisika dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Benjamin Fong Chao mengatakan ada 40 kilometer kubik dalam bendungan tersebut. Pergerakan yang besar mampu mengubah panjang satu hari.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BPJS Ketenagakerjaan Mau Revisi Target Peserta Gegara Banyak PHK

    BPJS Ketenagakerjaan Mau Revisi Target Peserta Gegara Banyak PHK

    Jakarta

    BPJS Ketenagakerjaan menghadapi tantangan dalam mencapai target jumlah kepesertaan 2026. BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta mencapai 70 juta di tahun depan.

    Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan pihaknya menghadapi tantangan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masif terjadi di awal tahun 2025. Selain itu, pihaknya juga tengah merasionalisasi perusahaan, utamanya di jasa konstruksi.

    “Memang kami tahun ini mengalami beberapa hal, beberapa tantangan terkait dengan kepesertaan ini mulai dari awal tahun kita banyak disibukan dengan adanya PHK-PHK. Kemudian juga ada konteks rasionalisasi dari perusahaan kami terutama di jasa konstruksi. Jadi makanya masih 42 juta,” ujar Pramudya kepada wartawan di Hotel Tentrem Jakarta, Tangerang, Kamis (23/10/2025).

    Menurut Pramudya BPJS Ketenagakerjaan akan kembali mengevaluasi target kepesertaannya tahun depan. Pasalnya, perlu melihat kemampuan internal dan kondisi eksternal untuk mencapai target kepesertaan tersebut.

    “Kami coba lihat sebenarnya tahun depan seperti apa, sehingga angka 70-nya mungkin kita coba lihat lagi. Apakah 70 (juta) itu masih on the track atau perlu kita sesuaikan lagi. Karena kami perlu melihat kapasitas dari internal dari BPJS Ketenagakerjaan dan juga kondisi eksternal tadi. Mudah-mudahan komdisinya membaik, sehingga kita bisa Dorong lebih kuat lagi,” jelas Pramudya.

    Sementara saat ini BPJS Ketenagakerjaan mengelola dana sekitar Rp 860 triliun. BPJS Ketenagakerjaan juga menargetkan dana kelolaan ini sebesar Rp 1.000 triliun di tahun 2026.

    “Insyaallah kalau dana kelolaan masih bisa on the track. Insyaallah. Karena sekarang (targetnya) masih Rp 1.000 triliun,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 42,92 juta hingga tahun 2023. Saat itu, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta meningkat hingga 70 juta orang dan dana kelolaan mencapai Rp 1.000 triliun di tahun 2026.

    Tonton juga video “550 Staf JPL NASA Kena PHK, Gara-gara Pemerintah AS Shutdown?” di sini:

    (hns/hns)

  • Komunikasi Laser dari Luar Angkasa Antar Satelit, Jauh Lebih Cepat Dibanding Gelombang Radio

    Komunikasi Laser dari Luar Angkasa Antar Satelit, Jauh Lebih Cepat Dibanding Gelombang Radio

    YOGYAKARTA – Komunikasi laser dari luar angkasa antar satelit kini menjadi salah satu inovasi paling menarik dalam dunia teknologi. Sistem ini memungkinkan satelit untuk saling berkomunikasi menggunakan sinar laser, menggantikan gelombang radio konvensional yang selama ini digunakan.

    Dengan kecepatan transfer data yang sangat tinggi, komunikasi laser disebut-sebut sebagai masa depan komunikasi global yang lebih cepat dan efisien. 

    Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan besar seperti SpaceX, ESA, dan NASA mulai mengembangkan teknologi komunikasi laser untuk mendukung sistem satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO). Teknologi ini memungkinkan satelit berinteraksi langsung tanpa harus mengirim sinyal ke bumi terlebih dahulu, sehingga mempercepat waktu transmisi data secara drastis.

    Komunikasi laser antar satelit bekerja dengan mengirimkan sinar cahaya yang sangat terfokus dari satu satelit ke satelit lainnya. Cahaya tersebut membawa data dalam bentuk pulsa, mirip seperti cara kerja serat optik di bumi. Bedanya, proses ini terjadi di ruang angkasa, di mana tidak ada hambatan atmosfer yang berarti, sehingga sinyal dapat bergerak jauh lebih cepat dan stabil.

    Sistem ini membutuhkan tingkat presisi yang sangat tinggi, karena sinar laser harus diarahkan secara akurat ke satelit penerima yang berjarak ratusan hingga ribuan kilometer. Untuk memastikan kestabilan transmisi, digunakan sistem pelacakan otomatis yang menjaga agar sinar laser tetap terkunci pada target meskipun satelit terus bergerak di orbitnya. Hasilnya, data dapat dikirim dengan kecepatan mencapai ratusan gigabit per detik.

    Salah satu keunggulan utama komunikasi laser adalah kapasitas bandwidth yang jauh lebih besar dibandingkan gelombang radio. Gelombang cahaya memiliki panjang gelombang lebih pendek, sehingga mampu membawa data dalam jumlah besar tanpa interferensi yang berarti. Hal ini menjadikan komunikasi laser sangat ideal untuk kebutuhan internet global dan transmisi data berkecepatan tinggi.

    Selain itu, komunikasi laser juga lebih aman karena sinarnya bersifat sangat terfokus dan sulit disadap oleh pihak luar. Tidak seperti gelombang radio yang bisa menyebar luas, sinar laser hanya dapat diterima oleh satelit tujuan. Ini membuat sistem komunikasi antar satelit lebih terlindungi dari ancaman keamanan siber maupun gangguan sinyal.

    Satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) memegang peran penting dalam komunikasi laser ini. Karena berada di orbit yang lebih dekat ke bumi, satelit LEO dapat berinteraksi lebih cepat dan efisien dengan pengguna di permukaan. Jaringan ribuan satelit LEO, seperti yang digunakan dalam proyek Starlink milik SpaceX, memanfaatkan komunikasi laser untuk menghubungkan satu satelit dengan satelit lainnya di seluruh dunia.

    Dengan cara ini, data tidak perlu lagi dikirim ke stasiun bumi untuk diteruskan ke satelit lain, melainkan bisa langsung berpindah antar satelit melalui jalur cahaya laser. Proses ini memotong waktu transmisi dan meningkatkan efisiensi komunikasi global. Hasilnya adalah jaringan internet luar angkasa yang jauh lebih cepat, andal, dan hemat energi.

    Jika teknologi ini diterapkan secara luas, komunikasi laser antar satelit akan mengubah cara dunia terhubung dengan internet. Daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel kini dapat menikmati koneksi cepat melalui jaringan satelit laser. Hal ini membuka peluang besar bagi pendidikan, bisnis, dan komunikasi di seluruh penjuru dunia.

    Selain itu, teknologi ini juga membantu menciptakan sistem internet yang lebih tahan terhadap bencana alam atau gangguan infrastruktur di darat. Karena jaringan antar satelit bersifat independen dari infrastruktur bumi, layanan komunikasi dapat tetap berjalan meski terjadi gangguan di wilayah tertentu. Ini menjadi fondasi penting bagi sistem komunikasi masa depan yang lebih tangguh dan merata.

    Namun, meski menjanjikan banyak keunggulan, komunikasi laser antar satelit juga memiliki sejumlah tantangan teknis. Salah satunya adalah kebutuhan akan akurasi tinggi dalam mengarahkan sinar laser, mengingat pergerakan satelit yang cepat di orbit. Selain itu, faktor cuaca dan gangguan atmosfer tetap perlu diperhatikan ketika sinyal laser dikirim ke bumi.

    Untuk mengatasi hal tersebut, para ilmuwan dan insinyur terus mengembangkan teknologi pelacakan otomatis serta sistem stabilisasi sinar yang lebih canggih. Dengan kemajuan dalam bidang optik dan komputasi, hambatan ini perlahan mulai teratasi. Dalam waktu dekat, komunikasi laser diyakini akan menjadi tulang punggung sistem komunikasi antarplanet dan eksplorasi ruang angkasa.

  • Batu Zaman Purba Tertua Dibuka, Peneliti Kaget Ada Makhluk Hidup

    Batu Zaman Purba Tertua Dibuka, Peneliti Kaget Ada Makhluk Hidup

    Jakarta, CNBC Indonesia – Siapa sangka ada makhluk hidup yang masih bisa bertahan di dalam batu berusia 2 miliar tahun. Temuan ini membuat para peneliti kaget.

    Namun, di sisi lain temuan ini dinilai bisa mengubah pengetahuan soal evolusi makhluk hidup di Bumi. Adapun makhluk hidup yang dimaksud merupakan mikroba yang ditemukan di batu paling tua.

    Laporan ini terpatri dalam sebuah artikel di jurnal Microbial Ecology yang dikutip oleh Futurism. 

    “Kami tidak tahu apakah batu berusia 2 miliar tahun bisa ditinggali. Sampai saat ini, lapisan geologi tertua yang di dalamnya ditemukan mikro-organisme hidup berusia 100 juta tahun yang terkubur di bawah dasar laut. Artinya, ini penemuan yang mengesankan,” kata Yohey Suzuki, salah satu peneliti dari Graduate School of Science di University of Tokyo.

    Teori yang diterima luas saat ini menyatakan kehidupan pertama kali muncul di Bumi sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Adapun, manusia baru muncul ratusan ribu tahun silam.

    Penemuan mikroba di dalam batu kuno membuka peluang untuk meneliti ekosistem dan evolusi biologi miliaran tahun lalu.

    Dalam laporan riset, peneliti menyatakan mikroba tersebut adalah makhluk “asli” di batu kuno yang dipecahkan dan berevolusi dengan sangat lambat. Artinya, penelitian lebih lanjut menggunakan mikroba itu bisa memberikan pengetahuan baru soal genetika.

    “Dengan meneliti DNA dan genomik mikroba seperti ini, kita bisa memahami evolusi pada era terawal di Bumi,” kata Suzuki.

    Batu kuno objek penelitian diambil dari Afrika Selatan menggunakan metode pengeboran ultra-dalam.

    Koalisi peneliti internasional percaya penelitian mikroba di batu kuno juga akan berdampak ke upaya mencari kehidupan lain di luar Bumi.

    NASA, misalnya, saat ini memiliki robot Perseverance di Mars yang salah satu misinya adalah mengambil sampel fisik untuk dikirim ke Bumi. Peneliti batu kuno di Bumi memperkirakan sampel dari Mars usianya akan sama dengan batu yang dibor di Afrika Selatan.

    “Menemukan kehidupan mikroba di Bumi dari 2 miliar tahun lalu dan bisa mengkonfirmasi keasliannya membuat saya semangat, ingin tahu apa yang bisa kita temukan dari sampel di Mars,” kata Suzuki.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elon Musk Ditendang, Amerika Mau Cari Penggantinya

    Elon Musk Ditendang, Amerika Mau Cari Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – SpaceX akan digantikan oleh perusahaan lain untuk proyek antariksa Amerika Serikat (AS) untuk kembali menginjakkan kaki ke Bulan. Menteri Perhubungan Sean Duffy mengumumkan potensi mengambil langkah tersebut, sebab SpaceX tak mengikuti timeline yang ditentukan.

    “Kami tidak akan menunggu satu perusahaan [untuk menjalankan proyek antariksa],” kata Duffy dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (21/10/2025).

    Ia mengatakan AS akan terus maju dengan proyek untuk membawa astronaut ke Bulan. Hal ini untuk memastikan AS memenangkan perlombaan antariksa melawan China.

    “Kami akan terus maju dan memenangkan perlombaan antariksa kedua dengan China. Kembali ke Bulan, mendirikan kamp dan pangkalan,” jelasnya.

    SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait informasi itu.

    SpaceX memenangkan kontrak untuk misi Artemis III pada 2021. Kontrak itu untuk menyediakan sistem pendaratan untuk astronaut di Bulan.

    Namun, NASA telah menunda misi Artemis berikutnya pada Desember. Peluncuran untuk mengirimkan astronaut mengelilingi Bulan baru akan terlaksana pada April 2026 mendatang.

    Sementara itu misi mendaratkan dua astronaut di wilayah kutub selatan Bulan baru akan dilakukan pada 2027.

    Duffy yakin jadwal peluncuran April mendatang akan dilaksanakan pada awal Februari. Kemudian baru pada 2028, NASA bisa kembali ke Bulan dengan dua perusahaan potensial.

    Tak disebutkan siapa perusahaan yang akan menggantikan. Namun dalam proyek Artemis NASA juga terdapat perusahaan lain seperti Blue Origin milik Jeff Bezos, Boeing, Lockheed Marin dan Northrop Grumman.

    Duffy juga menyebut Blue Origin sebagai pesaing potensial untuk mengambil alih. Karena perusahaan itu telah memperpanjang tenggat waktunya.

    “Kita tengah melawan China. Presiden dan saya ingin mencapai Bulan di masa jabatan presiden, jadi saya akan membuka kembali kontraknya,” dia menuturkan.

    Musk telah menanggapi pernyataan Duffy itu. Dia hanya mengatakan Blue Origin tak pernah melakukan misi ke luar angkasa sebelumnya.

    “Blue Origin tak pernah mengirimkan awak ke orbit, apalagi Bulan,” kata Musk.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jeff Bezos Prediksi 2045 Jutaan Orang Tinggal di Luar Angkasa

    Jeff Bezos Prediksi 2045 Jutaan Orang Tinggal di Luar Angkasa

    Jakarta

    Jeff Bezos berpikir masa depan tampak cerah menurut pandangan futuristiknya. Sementara banyak kalangan pesimis memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) akan mengakhiri peradaban, pendiri Amazon dan Blue Origin ini mengatakan 20 tahun ke depan akan menjadi zaman keemasan.

    Menurutnya, 2045 akan menjadi zaman ketika manusia akan lebih bahagia, lebih kaya, dan hidup di luar Bumi sambil bekerja dengan jam kerja yang jauh lebih sedikit.

    “Saya tidak mengerti bagaimana orang yang masih hidup saat ini bisa berkecil hati,” ujar Bezos saat berbicara di acara Italian Tech Week 2025 awal Oktober, seperti dikutip dari The New York Post, Senin (20/10/2025).

    Ia juga menyatakan bahwa teknologi akan segera membawa umat manusia ke era ‘kelimpahan peradaban’. Bezos memperkirakan bahwa pada 2045, robot akan menangani berbagai pekerjaan berat manusia. Dan bagi banyak orang, kantor-kantor mungkin berada di luar planet.

    “Dalam beberapa dekade mendatang, saya yakin akan ada jutaan orang yang tinggal di luar angkasa. Begitu cepatnya percepatan ini,” ujarnya.

    “Mereka sebagian besar akan tinggal di sana karena mereka ingin. Kita tidak membutuhkan manusia untuk tinggal di luar angkasa,” tambahnya.

    Orang terkaya keempat di dunia ini mengatakan pekerjaan di Bulan dan wilayah luar angkasa lainnya akan jatuh ke tangan robot-robot dan mesin.

    “Jika kita perlu melakukan pekerjaan di permukaan Bulan atau di mana pun, kita akan dapat mengirim robot untuk melakukannya, dan itu akan jauh lebih hemat biaya daripada mengirim manusia,” prediksinya.

    Bezos menepis semua kesuraman yang melingkupi AI sejak munculnya ChatGPT, dengan mengatakan sejarah membuktikan penemuan baru selalu membuat hidup lebih baik, bukan lebih buruk.

    “Kelimpahan peradaban berasal dari penemuan-penemuan kita. Jadi 10 ribu tahun yang lalu, atau kapan pun itu, seseorang menemukan bajak, dan kita semua menjadi lebih kaya. Saya berbicara tentang seluruh peradaban, alat-alat ini meningkatkan kelimpahan kita, dan pola itu akan terus berlanjut,” yakinnya.

    Banyak ahli dan tokoh masyarakat memperingatkan bahwa AI dapat menyebabkan pengangguran massal, hilangnya kendali manusia, atau bahkan bencana eksistensial. Ketakutan ini diperkuat oleh penggambaran dalam film-film distopia dan beberapa pemimpin teknologi terkemuka.

    Bezos bukan satu-satunya raksasa teknologi di kubu yang berlawanan. CEO Tesla Elon Musk, orang terkaya di dunia saat ini yang perusahaan roketnya SpaceX menyaingi Blue Origin milik Bezos, meyakini manusia dapat mendarat di Mars pada 2028 dengan roket tak berawak yang meluncur ke sana paling cepat tahun depan.

    SpaceX, yang sekarang bernilai sekitar USD400 miliar, telah bekerja sama dengan NASA untuk mewujudkannya. Sementara itu, CEO OpenAI Sam Altman, yang ChatGPT-nya membantu memicu ledakan AI, mengatakan karier di bidang luar angkasa akan segera menjadi pekerjaan terpopuler.

    Ia berpikir bahwa dalam satu dekade, lulusan perguruan tinggi akan bekerja di beberapa pekerjaan yang benar-benar baru, menarik, dan bergaji sangat tinggi di orbit Bumi, dan menambahkan bahwa ia iri pada anak-anak muda yang karier awalnya tidak akan terlihat membosankan dan kuno seperti generasinya.

    Namun, tidak semua orang mempercayai kabar gembira antarplanet itu. Bill Gates mengatakan alangkah lebih baik jika para miliarder fokus memperbaiki kerusakan Bumi ketimbang menjajah planet lain.

    “Luar angkasa? Kita punya banyak hal yang harus dilakukan di Bumi,” ujar salah satu pendiri Microsoft ini saat berbicara di acara Late Night Show yang dipandu James Corden pada 2021.

    Meski begitu, Gates pun mengakui kebangkitan AI dapat memberi kesempatan baru bagi umat manusia. Ia memprediksi mesin akan membuat minggu bekerja begitu efisien sehingga jadwal bekerja dua hari bisa menjadi hal umum.

    “Jika Anda memperluas wawasan, tujuan hidup bukan hanya untuk melakukan pekerjaan,” kata Gates.

    (rns/fay)

  • MUI Tolak Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta dalam Memori Hari Ini, 17 Oktober 2021

    MUI Tolak Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta dalam Memori Hari Ini, 17 Oktober 2021

    JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 17 Oktober 2021, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak rencana pemerintah gunakan nama Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan di Menteng, Jakarta Pusat. MUI meyakini Bapak Turki Modern itu tak layak dihargai karena pikirannya dianggap menyesatkan.

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia-Turki ingin mempererat hubungan persahabatan. Keduanya negara berencana bertukar nama toko nasional jadi nama jalan di negaranya masing-masing.

    Eksistensi Ataturk sebagai tokoh yang peduli masa depan Turki tak diragukan. Ia jadi orang yang punya visi besar. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Kekaisaran Ottoman atau Kesultanan Utsmaniyah mulai pontang-panding.

    Sistem kekhalifahannya sudah kuno. Ataturk pun bergerak mengubah segalanya. Ia tak mau bangsa Turki hidup sengsara di bawah monarki. Ia menggelorakan perang kemerdekaan dari 1919-1923 dan berhasil.

    Ataturk lalu menghadirkan Republik Turki modern pada 1924. Ia jadi presiden pertama Turki. Ia juga membawa Turki jadi negara sekular. Ajian itu berhasil membuat Turki terus bertumbuh jadi negara besar di dunia. Alhasil, jasa besar Ataturk tak bisa dilupakan dalam ingatan sejarah rakyat Turki.

    Kondisi itu terlihat kala Indonesia-Turki ingin mempererat hubungan persahabatan pada 2021. Kedua negara sepakat dengan wacana menganugerahkan nama toko nasional masing-masing jadi nama jalan. Indonesia memilih nasa Soekarno jadi nama salah satu jalan di Ankara.

    Turki memilih nama Ataturk jadi nama salah satu jalan di Menteng, Jakarta. Kedua nama yang diinginkan sama-sama punya peran besar sebagai founding father. Rencananya peresmian nama jalan akan dihadiri langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tahun depan, atau 2022.

    Kehadiran nama jalan itu dianggap akan membuat hubungan kedua negara semakin dekat. Apalagi, sebagaimana dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, sosok Ataturk jadi salah tokoh yang menginspirasi perjuangan kaum bumiputra lepas dari belenggu penjajahan.

    “Kami sudah meminta komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk pemerintah memberikan nama jalan dengan founding father-nya Turki di Jakarta. Dalam hal ini, melalui wakil gubernur pada saat itu, sudah mengalokasikan salah satu jalan di daerah Menteng.”

    “Itu yang nantinya akan diberikan nama founding father Turki. Diharapkan jalan yang nanti dengan nama Bapak Bangsa Turki di DKI Jakarta itu, nantinya diharapkan akan diresmikan pada saat kunjungan Presiden Erdogan ke Jakarta,” ungkap Duta Besar Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal sebagaimana dikutip laman detik.com, 15 Oktober 2021.

    Bapak Turki Modern, Mustafa Kemal Ataturk (kanan). (Wikimedia Commons)

    Rencana penamaan jalan dengan nama tokoh nasional masing-masing mendapatkan sambutan yang luas. Namun, MUI ikut angkat bicara pada 17 Oktober 2021. Mereka menyatakan penolakannya terhadap Ataturk yang notabene tokoh sekular jadi nama jalan di Jakarta.

    MUI memandang Ataturk punya pikiran yang sesat dan memisahkan dalam konteks penerapan sekularisme di Turki. Narasi itu karena sekularisme dianggap MUI adalah paham yang bertentangan dengan Islam.

    Sekular dianggap paham yang menjauhan agama dalam urusan politik. Ataturk pun dipandang tokoh yang mengacak-acak Islam di Turki. Ataturk semasa hidupnya telah menjauhkan rakyat Turki dari Islam. Penolakan itu membuat rencana penamaan jalan belum terealisasi hingga kini.

    “Jadi Ataturk ini adalah seorang tokoh yang sangat sekular, yang tidak percaya ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa Turki menjadi negara maju. Oleh karena itu kalau pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibukota Jakarta hal itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif serta jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam,” ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 17 Oktober 2021.

  • Video 550 Staf JPL NASA Kena PHK, Gara-gara Pemerintah AS Shutdown?

    Video 550 Staf JPL NASA Kena PHK, Gara-gara Pemerintah AS Shutdown?

    PHK menghantam Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.

    Direktur JPL Dave Gallagher menyampaikan bahwa pengurangan staf atau PHK ini akan berdampak pada 550 orang dari area teknis, bisnis, hingga dukungan atau support. Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi yang sedang dilakukan demi mengamankan masa depan.

    “Tindakan minggu ini meskipun tidak mudah, sangat penting untuk mengamankan masa depan JPL,” ungkap Dave Gallagher. “Pengurangan (staf) ini bagian dari reorganisasi yang dimulai pada bulan Juli dan tidak terkait dengan penutupan pemerintah saat ini.”

    JPL merupakan satu-satunya pusat penelitian dan pengembangan NASA yang didanai pemerintah federal. Tugasnya adalah merancang, membangun, dan mengoperasikan lima wahana penjelajah yang sejauh ini berhasil dikirim ke permukaan Mars.

    Pusat penelitian ini punya sekitar 5.500 karyawan dan subkontraktor di fasilitas seluas 168 hektar yang berlokasi di kaki Pegunungan San Gabriel, California.