Kementrian Lembaga: NASA

  • Melihat Cahaya Utara Aurora Borealis dari Luar Angkasa

    Melihat Cahaya Utara Aurora Borealis dari Luar Angkasa

    Video: Melihat Cahaya Utara Aurora Borealis dari Luar Angkasa

    2,099 Views | Kamis, 09 Jan 2025 08:19 WIB

    Pada Minggu (5/1), astronaut NASA, Don Pettit, menangkap cahaya utara dari luar angkasa. Cahaya ini juga disebut aurora borealis

    Yolanda Vista/Reuters – 20DETIK

  • Pengakuan Mantan Astronaut NASA Lihat Bola Misterius di Angkasa

    Pengakuan Mantan Astronaut NASA Lihat Bola Misterius di Angkasa

    Jakarta

    Mantan astronaut NASA, Leroy Chiao, masih belum menemukan jawaban mengenai dua benda misterius yang ditemuinya saat menerbangkan pesawat. Wujudnya mirip bola metalik yang melayang-layang.

    Leroy yang dulu pernah terbang dengan pesawat ulang-alik NASA ke luar angkasa dan salah satu komandan, beberapa waktu lalu menerbangkan pesawat kecil dari Colorado ke Houston. “Agustus lalu, aku terbang dengan pesawat kecilku. Langit jernih dan ketinggian sekitar 2.700 meter,” katanya.

    “Dan tiba-tiba, entah dari mana, dua bola logam besar berbentuk bulat ini, yang satu di atas yang lain, berdiameter sekitar 1 meter, meluncur dengan cepat di sisi kiri pesawat, tepat di bawahnya, sekitar 6 meter jauhnya,” kisahnya.

    “Aku sempat melihatnya dengan jelas, hanya sedetik, kejadiannya begitu cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk merasa takut, tapi bisa jadi buruk jika mereka benar-benar mengenai saya,” kata Chiao yang dikutip detikINET dari New York Post.

    Chiao menyebut kedua benda tak muncul di radar pesawatnya dan keberadaannya tidak dikomunikasikan pengawas lalu lintas udara. “Aku tak tahu apa itu. Dugaan pertama adalah semacam program militer, semacam pesawat tanpa awak, tapi sulit untuk mengatakannya, bukan?,” tuturnya.

    Chiao mengaku beruntung bola-bola itu tidak menabrak atau mengenai pesawatnya. Herannya lagi, ia juga tidak melihat semacam pendorong seperti mesin atau baling-baling. “Aku tidak melihat alat pendorong, jadi aku tidak tahu apa itu,” kata Chiao yang bingung kepada The Post.

    Ia menegaskan menyaksikan bola-bola itu pada hari cerah dan tak berawan. Benda misterius tersebut tampak halus dan berkilau. Kecepatannya hampir sama dengan pesawatnya ke arah yang berlawanan.

    Chiao juga mengatakan karakteristik penerbangan bola-bola itu unik lantaran tidak menyebabkan gangguan udara. “Jika sebuah pesawat terbang secepat itu, aku akan merasakan jejaknya, itu akan mengganggu udara di sekitar pesawat,” katanya.

    Kemudian, mereka tidak mengeluarkan suara saat meluncur di udara. “Pikiran pertamaku, ini pasti program militer rahasia, tapi mereka menerbangkannya di tempat pesawat beroperasi. Mengapa mereka tidak berada di wilayah udara militer?,” tanyanya.

    Namun Chiao meragukan benda itu adalah milik alien meskipun ia percaya bahwa ada kecerdasan lain di luar sana di luar angkasa. Menurutnya, kita tidak akan pernah menemukan satu sama lain karena alam semesta ini sangat luas. “Jadi aku sulit percaya alien telah mengunjungi kita,” kata Chiao.

    (fyk/fyk)

  • Jangan Lewatkan Bulan Purnama Pertama 2025 pada 13 Januari

    Jangan Lewatkan Bulan Purnama Pertama 2025 pada 13 Januari

    Bisnis.com, JAKARTA – Bulan purnama pertama di tahun 2025 akan muncul pada 13 Januari 2025, muncul berlawanan dengan Matahari (dalam garis bujur Bumi) pada pukul 17:27. EST.

    Dilansir dari laman NASA, fenomena ini akan terjadi pada hari Selasa dari zona waktu Afrika Selatan dan Eropa Timur ke arah timur melintasi sisa Afrika, Eropa, Asia, Australia, dll., hingga Garis Tanggal Internasional di pertengahan Pasifik.

    Bulan akan tampak penuh selama sekitar tiga hari pada waktu ini, dari Minggu malam (dan mungkin bagian terakhir Minggu pagi) hingga Rabu pagi.

    Pada malam Bulan purnama, di sebagian besar benua AS serta sebagian Afrika, Kanada, dan Meksiko, Bulan akan melintas di depan planet Mars.

    Pada saat Bulan purnama, letak Bulan berlawanan dengan Bumi terhadap Matahari, sehingga permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi akan diterangi seluruhnya oleh sinar Matahari.

    Nantikan Bulan Januari yang terbit dari ufuk timur sekitar matahari terbenam malam itu. Menjelang tengah malam, Bulan Serigala bersinar terang dan bulat di atas kepala. Saat matahari terbit, ia akan menghilang ke ufuk barat.

    Bulan purnama ini bertepatan dengan dimulainya festival Prayag Kumbh Mela, yang juga dikenal sebagai Maha Kumbh, selama 44 hari. Ziarah dan festival Hindu ini diadakan setiap 12 tahun di kota Prayagraj di India di pertemuan tiga sungai, Sungai Gangga, Yamuna, dan Sarasvati yang mistis. Diperkirakan akan menarik sekitar 400 juta pengunjung. Perayaan Kumbh serupa diadakan kira-kira setiap 12 tahun di pertemuan tiga sungai di tiga kota lainnya di India, Nashik (akan datang pada tahun 2027), Ujjain (pada tahun 2028), dan Haridwar (pada tahun 2033).

    Dalam kalender Hindu, Bulan purnama ini adalah Shakambhari Purnima, hari terakhir dalam 8 hari hari raya Shakambari Navratri yang merayakan dewi Shakambhari. Dalam tradisi Purnimanta yang mengakhiri bulan pada hari Bulan purnama, Bulan purnama ini adalah Paush Purnima, hari terakhir bulan Paush dalam agama Hindu. Sehari setelah Paush Purnima adalah awal bulan Magha, periode penghematan. Mandi di perairan suci India merupakan aktivitas penting bagi Shakambari Navratri dan Magha.

    Bulan purnama ini bertepatan dengan festival Thiruvathira, Thiruvathirai, atau Arudhra Darisanam, yang dirayakan oleh umat Hindu di negara bagian Kerala dan Tamil Nadu di India.

    Bagi umat Buddha di Sri Lanka, ini adalah Duruthu Poya, yang memperingati kunjungan pertama Buddha Siddhartha Gautama ke Sri Lanka.

    Dalam banyak kalender lunar dan lunisolar, bulan-bulan berganti dengan Bulan baru dan Bulan purnama jatuh di tengah-tengah bulan lunar. Bulan purnama ini terjadi di pertengahan bulan ke-12 dan bulan terakhir Tahun Kelinci Imlek. Bulan baru pada tanggal 29 Januari akan menjadi Tahun Baru Imlek, awal Tahun Ular. Bulan purnama ini berada di tengah-tengah Tevet dalam kalender Ibrani dan Rajab, bulan ketujuh dalam kalender Islam. Rajab adalah salah satu dari empat bulan suci yang melarang peperangan dan peperangan.

    Seperti biasa, penggunaan pakaian perayaan surgawi yang sesuai dianjurkan untuk menghormati Bulan purnama. Berhati-hatilah dalam cuaca dingin dan manfaatkan awal matahari terbenam ini untuk menikmati dan berbagi keajaiban langit malam. Dan hindari memulai perang apa pun.

  • NASA Buka-bukaan Soal Kabar Matahari Terbit dari Barat

    NASA Buka-bukaan Soal Kabar Matahari Terbit dari Barat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Media sosial sempat dihebohkan oleh unggahan di Facebook yang menyebut potensi Matahari terbit dari barat. Beberapa pihak menilai fenomena tersebut sebagai tanda kiamat. 

    Terlebih, unggahan Facebook tersebut membawa-bawa nama NASA sebagai sumber. Disebutkan bahwa Matahari akan terbit dari barat karena perputaran Bumi yang berlawanan arah. 

    Unggahan foto dan narasi soal Matahari terbit dari barat di Facebook itu telah dibagikan lebih dari 15.000 kali sejak diunggah pertama kali pada 14 Januari 2021.

    “NASA mengonfirmasi kemungkinan matahari terbit dari barat. Bumi berputar ke arah yang berlawanan yang menyebabkan matahari terbit dari sisi barat!!,” tulis teks viral yang turut dikutip AFP.

    “Para peneliti percaya bahwa kita sedang bergerak menuju kebalikan dari medan magnet yang akan membawa kita ke akhir umat manusia dan mendekati hari kiamat,” sebagaimana tertulis dalam unggahan viral itu.

    NASA pun buka suara merespons klaim informasi yang menyebut Matahari terbit dari barat itu. Lembaga luar angkasa pemerintah AS ini menyebut tidak pernah mengeluarkan prediksi soal klaim tersebut.

    “Baik NASA maupun organisasi ilmiah lain tidak ada yang memprediksi matahari akan terbit dari barat,” kata Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications NASA.

    Dia membenarkan fenomena pembalikan magnet bisa terjadi dan nyata, bahkan sejumlah ilmuwan pernah mempelajarinya. Fenomena tersebut terdapat di planet tetangga Bumi, Venus yang melakukan rotasi dengan berputar ke belakang.

    Sementara itu, Venus berotasi cukup lama yakni 243 hari dan waktu planet itu untuk mengitari Matahari setara dengan 225 hari di Bumi. Ini membuat Matahari akan terlihat di permukaan di Venus hanya sebanyak dua kali selama setahun atau satu kali dalam 117 hari.

    Kendati demikian, NASA membantah pernah mengeluarkan pernyataan soal Matahari terbit dari barat di Bumi. Untuk itu, perlu diketahui bahwa informasi dari unggahan Facebook yang viral itu salah. 

    Hal ini kembali mengingatkan kita pentingnya untuk kritis menerima informasi yang bertebaran di internet. Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

  • Starlink Kalah Jauh, Teknologi 6G China Ngebut Sampai Segini

    Starlink Kalah Jauh, Teknologi 6G China Ngebut Sampai Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – China berhasil mengembangkan koneksi internet transmisi laser dari satelit di luar angkasa ke daratan di Bumi. Teknologi ini diyakini dapat didefinisikan sebagai jaringan generasi terbaru 6G.

    Perusahaan satelit komersial Chang Guang Satellite Technology, menyatakan telah berhasil mengirimkan data pada kecepatan 100 Gbps dalam uji coba akhir pekan lalu.

    Data tersebut dikirim dari salah satu satelit konstelasi Jilin-1 ke stasiun bumi yang dipasang di mobil truk. Kecepatan ini diyakini sepuluh kali lebih cepat dari rekor sebelumnya.

    Menurut Wang Hanghang, kepala teknologi stasiun Bumi komunikasi laser, pengembangan ini menempatkan Satelit Chang Guang di depan Starlink milik Elon Musk.

    “Starlink milik Musk telah mengungkapkan sistem komunikasi antar-satelit lasernya, tetapi belum menggunakan komunikasi satelit-ke-darat dengan laser.” kata Wang, dikutip dari South China Morning Post, Senin (6/1/2025).

    “Kami pikir mereka mungkin memiliki teknologinya, tetapi kami telah memulai penyebaran skala besar,” imbuhnya.

    Perusahaan berencana untuk mengerahkan unit komunikasi laser ini di seluruh satelit di konstelasi Jilin-1 untuk meningkatkan efisiensinya, dengan tujuan menghubungkan 300 satelit pada 2027 mendatang.

    Wang menambahkan bahwa terobosan ini menjadi dasar untuk penyebaran dan pengoperasian yang efisien dari infrastruktur satelit China, termasuk navigasi, internet 6G, dan aplikasi penginderaan jauh.

    Meskipun biaya untuk membangun stasiun bumi cukup tinggi, komunikasi satelit menawarkan biaya yang rendah dan cakupan yang luas, sehingga berperan penting untuk pengembangan 6G.

    Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pencapaian penting di bidang komunikasi laser. Pada 2022, Massachusetts Institute of Technology (MIT) membuat terobosan dengan mencapai transmisi laser 100 Gbps.

    Kemudian diikuti oleh sistem TeraByte InfraRed Delivery (TBIRD) milik NASA, yang juga dikembangkan oleh MIT, yang mencetak rekor baru sebesar 200Gbps pada tahun 2023.

    (dem/dem)

  • NASA Temukan Lubang Hitam Monster dari Masa Awal Alam Semesta

    NASA Temukan Lubang Hitam Monster dari Masa Awal Alam Semesta

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan lubang hitam monster yang muncul sekitar 800 juta tahun setelah peristiwa terbentuknya alam semesta atau Big Bang.

    Para peneliti menemukan lubang hitam yang tidak aktif tersebut dengan Dengan menggunakan Teleskop Antariksa James Webb (JWST). Monster kosmik ini aktivitasnya terhenti setelah melahap gas dan debu galaksi dalam jumlah yang sangat besar.

    Lubang hitam ini disebut sebagai monster karena ukurannya yang dahsyat. Dengan massa sekitar 400 juta kali massa Matahari, lubang hitam ini merupakan lubang hitam paling masif yang pernah diamati oleh JWST di alam semesta awal.

    Penemuan yang dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu (18/12), ini semakin memperumit misteri bagaimana lubang hitam supermasif bisa menjadi sangat besar dalam waktu yang sangat cepat di alam semesta dini.

    Massa lubang hitam supermasif ini juga menonjol karena raksasa kosmik seperti ini biasanya ditemukan di alam semesta lokal dan berusia lebih muda dan biasanya hanya memiliki sekitar 0,1 persen massa galaksi induknya.

    Namun, lubang hitam supermasif yang ditemukan para peneliti ini memiliki massa yang setara dengan sekitar 40 persen massa galaksi induknya.

    Para ilmuwan menduga lubang hitam raksasa seperti itu akan makan dengan lahap dan terus bertumbuh. Namun, lubang hitam ini melahap gas dengan laju yang sangat lambat, sekitar seperseratus dari batas maksimum pertambahan yang mungkin terjadi pada lubang hitam sebesar ini.

    Dikarenakan lubang hitam memiliki batas luar yang disebut “cakrawala peristiwa” yang memerangkap cahaya (dan segala sesuatu yang melewatinya), maka jika lubang hitam tidak dengan rakus memberi makan dan menerangi materi-materi tersebut, lubang hitam cenderung tidak tampak.

    Ketika lubang hitam dikelilingi materi dalam awan pipih yang disebut piringan akresi yang secara bertahap memberi makan lubang hitam, pengaruh gravitasi lubang hitam supermasif menyebabkan gesekan yang luar biasa besar, yang menyebabkan lumbung kosmik ini bercahaya. Pancaran ini memungkinkan kita untuk mendeteksi lubang hitam supermasif.

    Meski demikian, lubang hitam supermasif yang tidak aktif ini berbeda. Hal ini dikarenakan massanya yang sangat besar memberikan pengaruh gravitasi yang sangat besar yang membuatnya bisa dilihat.

    “Meskipun lubang hitam ini tidak aktif, ukurannya yang sangat besar memungkinkan kami untuk mendeteksinya,” ujar Ignas Juodžbalis, ketua tim peneliti dari Institut Kosmologi Kavli, Cambridge, Inggris, dikutip dari Space.

    “Keadaannya yang tidak aktif memungkinkan kami untuk mempelajari massa galaksi induknya juga. Alam semesta awal berhasil menghasilkan beberapa monster absolut, bahkan di galaksi yang relatif kecil,” tambahnya.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Perusahaan Jeff Bezos Siap Luncurkan Roket Pertama Pekan Depan

    Perusahaan Jeff Bezos Siap Luncurkan Roket Pertama Pekan Depan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perusahaan Antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, siap meluncurkan roket orbital pertamanya pekan depan.

    Ini adalah sebuah momen penting dalam perlombaan luar angkasa yang saat ini didominasi oleh SpaceX milik Elon Musk.

    Mengutip AFP, Sabtu (5/1), roket yang diberi nama New Glenn ini dijadwalkan meluncur dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida pada Rabu pukul 1:00 pagi (06.00 GMT) sesuai dengan pengumuman dari Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA).

    Meskipun Blue Origin belum mengkonfirmasi tanggal pasti peluncuran, antusiasme terus meningkat setelah uji ‘hotfire’ yang sukses pada 27 Desember lalu.

    “Tujuan selanjutnya adalah peluncuran,” tulis Bezos di X sebagai keterangan dari video yang dibagikan dan menunjukkan mesin roket yang mengaum menyala.

    Misi NG-1 ini akan membawa prototipe Blue Ring, sebuah pesawat luar angkasa yang didanai oleh Departemen Pertahanan AS, yang dirancang sebagai platform peluncuran satelit serbaguna.

    Blue Ring ini akan tetap berada di tahap kedua roket selama penerbangan uji yang berlangsung enam jam.

    Peluncuran ini akan menandai debut Blue Origin di pasar peluncuran orbital yang sangat menguntungkan, setelah bertahun-tahun melakukan penerbangan sub orbital dengan roket New Shepard yang lebih kecil, yang mengangkut penumpang dan muatan dalam perjalanan singkat menuju batas luar angkasa.

    “Pasar sesungguhnya adalah orbital,” kata analis Laura Forczyk, pendiri Astralytical, kepada AFP.

    Persaingan Antara Miliarder Ruang Angkasa

    Tonggak sejarah ini juga akan meningkatkan persaingan antara Bezos dan Musk sebagai orang terkaya kedua dan pertama di dunia.

    Roket Falcon 9 milik SpaceX telah melayani berbagai klien mulai dari operator satelit komersial hingga Pentagon dan NASA, yang bergantung padanya untuk mengangkut astronaut ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

    Seperti Falcon 9, New Glenn memiliki tahap pertama yang dapat digunakan kembali dan dirancang untuk mendarat secara vertikal di kapal di laut. Kapal tersebut, yang dinamai ‘So You’re Telling Me There’s a Chance’, mencerminkan tantangan untuk mendaratkan roket yang dapat digunakan kembali pada percobaan pertama, kata CEO Blue Origin, Dave Limp, di X.

    Dengan tinggi 320 kaki (98 meter), New Glenn jauh lebih besar dari Falcon 9 yang hanya 230 kaki, dan dirancang untuk mengangkut muatan yang lebih besar dan lebih berat.

    Roket ini berada di antara Falcon 9 dan saudaranya yang lebih besar, Falcon Heavy, dalam kapasitas kargo, sementara menggunakan gas alam cair yang lebih bersih daripada kerosin dan mengandalkan lebih sedikit mesin.

    (ldy/agt)

  • Bukan Tembok China, Ini 4 Bangunan yang Terlihat dari Luar Angkasa

    Bukan Tembok China, Ini 4 Bangunan yang Terlihat dari Luar Angkasa

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ada beberapa bangunan yang terlihat dari angkasa yang jauhnya ratusan kilometer dari bumi. Para astronom yang bertugas di luar angkasa mengungkapkan mereka bisa melihat beberapa bangunan tanpa alat bantuan apapun.

    “Garis Karman merupakan perkiraan wilayah yang menunjukkan ketinggian di mana satelit bisa mengorbit Bumi tanpa terbakar atau jatuh dari orbit sebelum mengelilingi Bumi setidaknya sekali,” jelas Katrina Bossert selaku fisikawan luar angkasa Arizona State University, dikutip dari Live Science.

    Namun Namun tembok China, salah satu bangunan terbesar dunia, tidak masuk dalam daftar yang terlihat dari luar angkasa. Ini diakui oleh Mantan Komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Chris Hadfield.

    Menurutnya tembok besar China terlalu sempit terlihat dari luar angkasa. Bangunan itu juga mengikuti kontur serta warna alami dari geografi sekitarnya.

    Berikut daftar bangunan yang bisa dilihat dari antariksa dengan mudah, dirangkum CNBC Indonesia.

    1. Palm Jumeirah Dubai

    Palm Jumeirah merupakan pulau buatan di Dubai. Pulau-pulau tersebut bisa terlihat dari Garis Karman. Bahkan stasiun ISS yang berada di ketinggian 400 km di atas permukaan laut juga bisa melihatnya.

    Namun di ISS butuh alat bantu. Astronaut di sana melihatnya dengan menggunakan lensa 800 mm.

    2. Piramida Giza

    Khusus untuk Piramida Giza terdapat dua pendapat soal penampakannya di luar angkasa. Astronaut asal Inggris, Tim Peake mengatakan bangunan itu tidak terlihat, namun struktur masifnya bisa terlihat dengan lensa 800mm.

    Sebaliknya, mantan astronaut NASA dan komandan ISIS bernama Leroy Chiao mengatakan piramida dapat terlihat dari orbit. Bahkan bisa dilihat jelas dengan mata telanjang.

    “Ada banyak yang bisa dilihat dari ISS, bahkan dengan mata telanjang,” ucapnya. “Misalnya pernah menemukan piramida besar dengan telefoto dan bisa memilih dua yang besar dengan mata telanjang, selama pencahayaan dan kondisi cuaca baik, sebagai dua titik kecil.”

    3. Three Gorges Dam

    Three Gorges Dam merupakan bendungan raksasa di Sungai Yangtze China. Tingginya mencapai 185 meter dan panjang lebih dari 2 km.

    Bangunan itu merupakan fasilitas penghasil listrik terbesar dunia. Three Gorges Dam juga menjadi bendungan pembangkit listrik tenaga air termahal yang pernah dibangun

    4. Bingham Canyon Mine

    Tambang ini juga bisa dilihat jelas dari luar angkasa. Letaknya berada di 32 km tenggara Salt Lake City.

    Bingham Canyon jelas terlihat dari Garis Karman tanpa alat bantu. Selain itu juga bisa dilihat dari pesawat ulang alik yang terbang 305-531 km di atas permukaan laut.

    (fsd/fsd)

  • Puncak Hujan Meteor Quadrantid Malam Ini, Cek Jadwal dan Cara Lihatnya

    Puncak Hujan Meteor Quadrantid Malam Ini, Cek Jadwal dan Cara Lihatnya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Fenomena hujan meteor Quadrantid akan memasuki periode puncaknya malam ini, Jumat (3/1). Simak jadwal dan cara lihatnya.

    Tahun baru dimulai dengan pertunjukan dari Quadrantid, yang menurut NASA adalah salah satu hujan meteor terkuat tahun ini. Puncak hujan meteor Quadrantid bisa disaksikan hari ini dan besok, Sabtu (4/1).

    Puncaknya hanya berlangsung sekitar enam jam, dan bukan beberapa hari. Quadrantid merupakan salah satu hujan meteor tercepat yang melintasi langit malam.

    Saat periode puncaknya, hujan meteor ini dapat menyajikan sebanyak 120 meteor per jam sepanjang malam.

    Melansir EarthSky via CNN, aktivitas puncaknya diperkirakan akan terjadi antara pukul 10 malam dan 1 pagi. Namun, waktu terbaik untuk menyaksikan pertunjukan fenomena ini adalah jam-jam sebelum fajar.

    Hujan meteor diberi nama sesuai dengan rasi bintang tempat hujan meteor tersebut muncul, dan dalam kasus Quadrantid, itu diambil dari rasi bintang Quadrans Muralis. Rasi ini berada di antara rasi Bootes dan Draco.

    Hujan meteor Quadrantid hanya bisa dilihat di Belahan Bumi Utara. Artinya, hanya sejumlah wilayah saja yang bisa melihat secara langsung, di antaranya sebagian wilayah Papua, Kalimantan dan Sulawesi.

    Fenomena ini berasal dari butiran debu yang sisa-sisa komet 2003 EH1 yang telah punah. Waktu pengamatan hujan meteor terbaik adalah saat tengah malam menuju dini hari.

    Untuk menyaksikan hujan meteor Quadrantid bisa menghadapkan pandangan ke langit pada arah datangnya meteor.

    Selain itu, Anda tidak perlu memakai binokular atau teleskop. Anda hanya perlu mencari area gelap di langit lalu biarkan mata menatapnya selama 20-30 menit.

    (can/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • NASA Kembangkan Robot Bulan ‘Berotot’ Endurance, Simak Tujuannya

    NASA Kembangkan Robot Bulan ‘Berotot’ Endurance, Simak Tujuannya

    Jakarta, CNN Indonesia

    NASA tengah mengembangkan robot penjelajah bulan canggih bernama Endurance. Rover ini dirancang untuk menghadapi tantangan ekstrem di Bulan, termasuk suhu dingin di malam hari.

    Dengan misi ambisius mengumpulkan sampel dari kawasan Bulan yang penting, Endurance akan menjadi bagian integral dari program Artemis NASA.

    Endurance memiliki misi utama menjelajahi cekungan di kutub selatan Bulan, sebuah wilayah luas di sisi jauh Bulan yang dianggap sebagai harta karun geologi. Wahana ini akan mengumpulkan sampel dari berbagai lokasi kunci untuk kemudian dianalisis di Bumi.

    Sampel ini diharapkan memberikan wawasan baru tentang asal-usul dan evolusi Bulan, serta potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan di masa depan.

    Terdapat dua varian konsep Endurance yang sedang dikembangkan. Pertama, Endurance-R (Robotic) yang dapat mengirimkan sampel ke kendaraan pengangkut otomatis untuk dibawa kembali ke Bumi.

    Kedua, Endurance-A (Astronaut) untuk mengirimkan sampel ke astronaut di sekitar kutub selatan Bulan, yang kemudian akan membawa sebagian sampel tersebut ke Bumi.

    Dengan target mencakup 12 lokasi kunci di kutub selatan Bulan, Endurance akan mengumpulkan sampel geologi yang beragam dan menjadi pionir dalam eksplorasi Bulan secara otonom.

    Teknologi Endurance

    Endurance dirancang dengan berbagai teknologi canggih untuk memungkinkan operasinya di lingkungan yang keras. Salah satu inovasi utamanya adalah kemampuan untuk beroperasi selama siklus siang-malam di Bulan, yang mencakup suhu ekstrem dan kondisi pencahayaan yang bervariasi.

    Kemampuan ini menjadikan Endurance sebagai rover pertama yang dapat beroperasi saat malam hari di Bulan.

    Menurut James Keane, ilmuwan riset di Jet Propulsion Laboratory (JPL) yang terlibat dalam studi konsep misi Endurance, wahana ini dirancang untuk melampaui pencapaian rover Mars Perseverance.

    “Endurance akan melaju sekitar 100 kali lebih jauh, melaju jauh lebih cepat, dan mengumpulkan sekitar 200 kali lebih banyak massa sampel daripada Perseverance. Endurance juga akan menjadi penjelajah planet pertama yang melaju di malam hari. Ini adalah misi dengan cakupan yang belum pernah kami coba sebelumnya,” kata Keane,melansir Space.com, Selasa (17/12).

    Endurance juga dilengkapi dengan kemampuan navigasi otonom tingkat tinggi, memungkinkan rover untuk bergerak dengan kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat dari Perseverance. Autonomi ini sangat penting untuk menjelajahi area luas seperti SPA basin, yang memiliki diameter lebih dari 2.000 kilometer.

    Keberhasilan misi ini akan memberikan kontribusi besar bagi ilmu pengetahuan. Keane menjelaskan bahwa Endurance akan beroperasi dalam mode “ground-in-the-loop” saat tiba di lokasi pengambilan sampel. Artinya, para ilmuwan di Bumi akan memiliki kendali penuh untuk mempelajari lokasi tersebut dan memutuskan sampel mana yang akan diambil.

    Namun selama perjalanan antara lokasi, Endurance akan sepenuhnya bergantung pada sistem navigasi dan pengambilan keputusan otonomnya.

    Dukungan dan tantangan pendanaan

    Meskipun teknologi yang digunakan sangat mengesankan, tantangan besar lainnya adalah pendanaan. Proyek Endurance berada di bawah program Lunar Discovery and Exploration Program (LDEP) NASA, yang juga mendanai inisiatif seperti Commercial Lunar Payload Services (CLPS) dan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO).

    Namun, kompleksitas dan biaya besar yang diperlukan untuk membangun Endurance dapat menguras anggaran LDEP.

    Clive Neal, seorang pakar eksplorasi bulan dari Universitas Notre Dame, menilai misi ini membutuhkan alokasi anggaran tersendiri agar tidak mengganggu program lain seperti CLPS.

    Sejarah menunjukkan misi seperti ini sering kali menghadapi tantangan pendanaan yang serius. Misalnya, rover VIPER yang dirancang untuk menjelajahi kutub selatan Bulan harus dibatalkan karena kendala anggaran.

    Neal memperingatkan bahwa hal serupa bisa terjadi pada Endurance jika tidak diberikan prioritas pendanaan yang memadai.

    “Meskipun hasil ilmiahnya sangat besar, biayanya juga besar, yang akan jauh lebih besar daripada yang dihabiskan untuk VIPER,” katanya.

    (wnu/dmi)