Kementrian Lembaga: NASA

  • Rotasi Bumi Berubah Total, NASA Blak-blakan Tunjuk China

    Rotasi Bumi Berubah Total, NASA Blak-blakan Tunjuk China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan rotasi Bumi berubah. Ternyata ini terjadi karena sebuah bendungan besar yang berada di China.

    Menurut NASA, perubahan rotasi disebabkan oleh distribusi massa yang besar. IFL Science menjelaskan kejadian itu berdampak sangat kecil pada momen inersia planet.

    Distribusi massa itu membuat perubahan pada waktu satu hari di Bumi. Dilaporkan satu hari menjadi berkurang hingga 2,68 detik.

    Penyebab distribusi massa sendiri bisa terjadi karena gempa yang disebabkan bergesernya lempeng tektonik. Salah satunya pada gempa di Samudera Hindia tahun 2004.

    Dengan teori yang sama pergeseran air juga memicu fenomena tersebut. Itu juga menjadi alasan bendungan di China memicu perubahan rotasi Bumi.

    Lokasi bendungan hidroelektronik itu berada di provinsi Hubei yang ada di sepanjang Sungai Yangtze. Alirannya berasal dari Qutangzia, Wuxia, dan Xillingxia.

    Ahli geofisika dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Benjamin Fong Chao mengatakan ada 40 kilometer kubik dalam bendungan tersebut. Pergerakan yang besar mampu merubah panjang satu hari.

    Bendungan itu berhasil menambah 0,06 detik dalam sehari. Fong Chao menjelaskan penyebabnya karena ada perubahan akan posisi massa dan kutub Bumi berkisar 2 cm.

    (fab/fab)

  • Bumi Terancam Asteroid Bennu, Dampaknya Seperti Kiamat

    Bumi Terancam Asteroid Bennu, Dampaknya Seperti Kiamat

    Jakarta

    Asteroid Bennu termasuk dekat jaraknya dengan Bumi. Dalam penelitian terbaru, jika di masa depan Bennu benar-benar menabrak Bumi, ia akan menyebabkan kerusakan global yang cukup besar meski ukuran Bennu lebih kecil dari asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

    Astronom mengestimasi Bennu punya 1 banding 2.700 peluang menabrak Bumi pada September tahun 2182, atau 0,037%. Asteroid yang menurut NASA punya kandungan pembentuk kehidupan itu diamaternya sekitar 500 meter. Sebagai perbandingan, asteroid yang memusnahkan dinosaurus diameternya 10 kilometer.

    Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances, asteroid medium sejenis Bennu tabrakan dengan Bumi sekitar 100 ribu sampai 200 ribu tahun sekali. Salah satu dampaknya mungkin musim dingin global yang berlangsung bertahun-tahun. Bisa jadi manusia purba dulu pernah mengalami kondisi serupa saat tabrakan asteroid.

    “Nenek moyang kita mungkin mengalami peristiwa itu dengan imbas potensial pada evolusi manusia dan bahkan genetik kita,” cetus Dr Lan Dai, salah satu periset dari Pusan National University, Korea Selatan.

    Periset menggelar beberapa skenario berbeda dengan bantuan komputer super. Awalnya, tabrakan akan menciptakan kawah besar dan memicu material menyebar ke udara. Di saat yang sama, juga terjadi gempa Bumi. Kuantitas besar aerosol dan gas bisa melayang ke atmosfer dan mengubah iklim Bumi.

    Jika Bennu menghantam lautan, akan memicu tsunami besar dan melontarkan sejumlah besar uap air ke udara. Peristiwa ini dapat menyebabkan penipisan ozon global di atmosfer atas yang dapat berlangsung bertahun-tahun.

    “Aerosol yang aktif terhadap iklim, termasuk debu, jelaga, dan sulfur, dapat menyebabkan pendinginan selama beberapa tahun setelah hantaman,” kata Dai yang dikutip detikINET dari CNN.

    Skenario paling intens di mana 400 juta ton debu berputar-putar di atmosfer Bumi, akan menyebabkan musim dingin global, berkurangnya sinar Matahari dan penurunan curah hujan.

    Partikel debu yang melayang tinggi ke udara akan menyerap dan menyebarkan sinar Matahari, mencegahnya mencapai permukaan Bumi. Kurangnya sinar Matahari memicu suhu global turun dengan cepat hingga 4 derajat Celsius. Saat suhu global anjlok, curah hujan bisa turun hingga 15% karena lebih sedikit penguapan terjadi di tanah.

    Musim dingin itu bisa berlangsung lebih dari 4 tahun setelah tabrakan.”Musim dingin mendadak akan membuat kondisi iklim yang tidak menguntungkan bagi tanaman untuk tumbuh, menyebabkan pengurangan awal fotosintesis sebesar 20-30% di ekosistem darat dan laut. Ini kemungkinan menyebabkan gangguan besar dalam ketahanan pangan global,” cetus Dai.

    (fyk/rns)

  • Warga Amerika yang Pakai DeepSeek AI Bisa Didenda Rp 16,3 M hingga Penjara – Page 3

    Warga Amerika yang Pakai DeepSeek AI Bisa Didenda Rp 16,3 M hingga Penjara – Page 3

    Pemerintah Amerika Serikat sendiri mulai mengambil sikap untuk melarang penggunaan DeepSeek, misalnya, Presiden Trump yang wanti-wanti perusahaan teknologi AS untuk mengembangkan AI lebih baik lagi agar tak kalah dari Tiongkok.

    Sementara, sektor militer seperti Angkatan Laut AS melarang karyawan dan anggota mereka memakai DeepSeek baik di perangkat kerja maupun perangkat pribadi.

    Departemen Pertahanan AS yang kerap disebut Pentagon juga melarang pegawainya menggunakan DeepSeek.

    Lalu, NASA memblokir DeepSeek dari perangkat-perangkat kerja milik negara. Sementara, Texas menjadi negara bagian AS pertama yang melarang penggunaan DeepSeek di semua perangkat kerja milik negara.

    “Texas tak akan mengizinkan Partai Komunis China untuk mengontrol data-data negara,” kata Gubernur Texas Greg Abbott.

     

  • Giliran Negara Tetangga RI Larang DeepSeek

    Giliran Negara Tetangga RI Larang DeepSeek

    Jakarta

    Pemerintah beberapa negara dan sejumlah organisasi mulai melarang penggunaan DeepSeek, khususnya di lingkungan pekerjaan. Kini, giliran negara tetangga Indonesia yaitu Australia, terjadi pelarangan teknologi AI yang berasal dari China itu.

    Departemen Dalam Negeri Australia menyatakan DeepSeek akan dilarang untuk dipakai di seluruh perangkat pemerintahan federal terkait isu keamanan nasional, yang tidak disebutkan secara detail. Nasihat dari intelijen negara itu menyatakan bahwa ada risiko yang mengintai dalam pemakaian DeepSeek.

    Mendagri Tony Burke, menyatakan keputusan itu diambil bukan karena DeepSeek berasal dari China, tapi terkait risiko pada pemerintah Australia dan asetnya. “Pemerintahan Anthony Albanese (PM Australia) mengambil aksi cepat untuk melindungi keamanan nasional dan kepentingan Australia,” katanya.

    “AI adalah teknologi yang penuh dengan peluang dan potensi, namun pemerintah takkan segan bertindak saat agen kami mengidentifikasi risiko keamanan nasional,” lanjutnya yang dikutip detikINET dari Guardian.

    Departemen dan lembaga pemerintah Australia diminta untuk memastikan DeepSeek tidak diinstal di perangkat apapun. Sekitar dua tahun silam, TikTok juga dilarang diunduh di perangkat pemerintah Australia.

    Sebelumnya, Italia, Taiwan dan beberapa lembaga pemerintah Amerika Serikat juga memberlakukan pelarangan DeepSeek. Kekhawatiran terbesar yang dilaporkan adalah potensi kebocoran data ke pemerintah China.

    Menurut kebijakan privasi DeepSeek, perusahaan tersebut menyimpan semua data pengguna di China, di mana undang-undang setempat mewajibkan organisasi untuk berbagi data dengan pejabat intelijen atas permintaan.

    NASA misalnya, telah melarang karyawan menggunakan teknologi DeepSeek. Memo dari kepala AI agensi antariksa itu memberi tahu personel bahwa server DeepSeek beroperasi di luar AS, yang menimbulkan kekhawatiran soal keamanan nasional.

    (fyk/rns)

  • Bukan Cuma di Bumi, Donald Trump Mulai Acak-Acak Luar Angkasa

    Bukan Cuma di Bumi, Donald Trump Mulai Acak-Acak Luar Angkasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini mulai berdampak pada kegiatan NASA.

    Pasalnya badan antariksa tersebut menghentikan sementara kegiatan komite astrofisika dan sains planet karena mereka sedang mencari tahu di mana posisi mereka setelah sejumlah perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Trump.

    Dalam sebuah memo yang dikirim pada Jumat (31/1), Markas Besar NASA menginformasikan kepada para pemimpin beberapa kelompok pengkajian dan analisis bahwa mereka sedang meninjau kegiatan. NASA juga memerintahkan kelompok tersebut untuk menghentikan sementara pertemuan dan kegiatan sampai NASA dapat memastikan bahwa mereka mematuhi perintah Trump.

    Dalam memonya, NASA merujuk pada keputusan pemerintahan Trump untuk memberhentikan pegawai federal dalam peran keragaman, kesetaraan, dan inklusi, serta perintah eksekutif yang bertujuan untuk mengakhiri apa yang disebut “ekstremisme ideologi gender”.

    Dan satu lagi yang bertujuan untuk melepaskan energi Amerika, dengan membatalkan keputusan pemerintahan sebelumnya yang terkait dengan perubahan iklim.

    Tak lama setelah Trump mengumumkan perintah eksekutifnya terkait penutupan kantor keragaman, kesetaraan, inklusi, dan aksesibilitas (DEIA) di pemerintah federal, NASA mengakhiri program keragamannya dan membatalkan semua kontrak terkait.

    “Kami menyadari adanya upaya dari beberapa pihak di pemerintahan untuk menyamarkan program-program ini dengan menggunakan bahasa sandi atau bahasa yang tidak tepat,” tulis pelaksana tugas administrator NASA, Janet Petro, dalam sebuah memo pada saat itu.

    “Jika Anda mengetahui adanya perubahan dalam deskripsi kontrak atau deskripsi posisi personel sejak 5 November 2024 untuk mengaburkan hubungan antara kontrak dan DEIA atau ideologi serupa, harap laporkan semua fakta dan keadaan,”.

    Badan antariksa ini tampaknya ingin melindungi semua divisi yang ada di bawah mereka. NASA ingin memastikan tidak ada divisi yang melanggar perintah Trump.

    Kelompok analisis NASA adalah kelompok yang diorganisir oleh masyarakat yang tidak termasuk dalam Undang-Undang Komite Penasihat Federal, dan memberikan respons kepada Divisi Astrofisika dan Ilmu Pengetahuan Planet, tetapi tidak membuat rekomendasi formal. Artinya, mereka meninjau dan menganalisis isu-isu yang berkaitan dengan eksplorasi Bulan dan Mars, studi eksoplanet, dan misi ke Venus, Merkurius, dan tujuan lain di Tata Surya.

    Salah satu dari kelompok tersebut, Mercury Exploration Assessment Group, dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan pada Selasa pekan ini, tapi terpaksa dibatalkan dengan pemberitahuan singkat karena memo yang baru saja dibagikan

    “Komite pengarah MExAG sangat sedih karena pertemuan tatap muka pertama kami dibatalkan karena hal ini,” tulis Mallory Kinczyk, salah satu anggota komite pengarah MExAG, di platform media sosial Bluesky.

    NASA bukanlah satu-satunya badan sains federal yang berjuang untuk mengakomodasi seluruh perintah yang dikeluarkan oleh pemerintahan Trump.

    Beberapa pertemuan dan pertemuan sains tiba-tiba dibatalkan pada akhir Januari setelah presiden menangguhkan tinjauan hibah penelitian, perjalanan, dan pelatihan di lembaga-lembaga seperti Institut Kesehatan Nasional.

    (dem/dem)

  • Ngeri! Ini yang akan Terjadi pada Bumi Jika Dihantam Asteroid Bennu 157 Tahun Lagi, Kiamat?

    Ngeri! Ini yang akan Terjadi pada Bumi Jika Dihantam Asteroid Bennu 157 Tahun Lagi, Kiamat?

    Bisnis.com, JAKARTA – Para ilmuwan telah mengungkap apa yang sebenarnya akan terjadi pada planet bumi  jika sebuah asteroid seukuran One World Trade Center menabraknya seperti halnya asetroid bennu.

    Temuan tersebut dimodelkan pada asteroid dekat Bumi Bennu, yang oleh NASA dianggap sebagai asteroid yang paling berisiko bagi planet kita dalam hal kedekatan dan dampaknya. Asteroid tersebut berdiameter 0,31 mil (0,5 kilometer) dan beratnya diperkirakan 74 juta ton (67 juta metrik ton).

    “Dampak langsung dari dampak asteroid seukuran Bennu akan menyebabkan kerusakan yang dahsyat di sekitar lokasi dampak,” kata Axel Timmermann, salah satu penulis studi dan direktur di Institute of Basic Science Center for Climate Physics di Pusan ​​National University di Korea Selatan, dilansir dari Live Science.

    “Namun, sejumlah besar ejekta dari dampak tersebut akan memiliki dampak jangka panjang yang lebih besar pada iklim Bumi dan dapat memengaruhi masyarakat manusia di seluruh dunia.” paparnya.

    Bennu secara signifikan lebih kecil daripada raksasa selebar 6 mil (10 km) yang menciptakan kawah Chixulub dan memusnahkan dinosaurus sekitar 66 juta tahun yang lalu. Namun, bahkan asteroid seukuran Bennu dapat secara drastis mengurangi produksi pangan global dan menyebabkan perubahan iklim di seluruh dunia, kata para peneliti dalam penelitian tersebut, yang diterbitkan Rabu (5 Februari) di jurnal Science Advances.

    Menjelang tumbukan, konsekuensi langsungnya akan sangat menghancurkan.

    “Asteroid itu akan segera menghasilkan gelombang kejut yang kuat, radiasi termal, tsunami, gempa bumi, kawah, dan ejekta di sekitar lokasi tumbukan,” kata Timmerman. Namun, efek jangka panjang dari tumbukan ini akan bersifat global.

    “Kami terutama berfokus pada efek iklim dan ekologi dari beberapa ratus juta ton debu ke atmosfer atas dari tumbukan awal,” kata Timmerman.

    Dengan menggunakan model komputer super, para peneliti menunjukkan bahwa awan debu sebesar itu dapat mendinginkan suhu global hingga 7,2 derajat Fahrenheit (4 derajat Celsius) dan mengurangi curah hujan global sekitar 15%.

    “Peredupan matahari karena debu akan menyebabkan ‘musim dingin tumbukan’ global yang tiba-tiba yang ditandai dengan berkurangnya sinar matahari, suhu dingin, dan berkurangnya curah hujan di permukaan,” kata Timmerman.

    Ini akan memperlambat pertumbuhan tanaman di daratan dan fotosintesis di lautan.

    Secara keseluruhan, model tersebut memperkirakan hingga 30% pengurangan fotosintesis tanaman global serta 15% pengurangan curah hujan global, yang mengancam ketahanan pangan global.

    Para penulis menambahkan bahwa perubahan pola cuaca ini dapat berlangsung selama lebih dari empat tahun setelah dampak awal. Gumpalan debu juga akan menipiskan lapisan ozon.

    “Penipisan ozon yang parah terjadi di stratosfer karena pemanasan stratosfer yang kuat yang disebabkan oleh penyerapan partikel debu oleh matahari,” kata Timmerman.

    Namun, tidak semua organisme akan menderita. Jika dampak tersebut menghasilkan debu yang sangat kaya zat besi, jenis alga laut tertentu dapat berkembang biak, model tersebut menunjukkan.

    Para peneliti mengatakan bahwa alga ini dapat menawarkan alternatif untuk produksi pangan di darat, tetapi alga tersebut juga dapat merusak ekosistem laut.

    Seberapa besar kemungkinan Bennu akan menabrak Bumi?

    Meskipun penting untuk mempertimbangkan risiko ini, peluang Bennu untuk menabrak Bumi pada tahun 2182 hanya 1 berbanding 2.700, kata Timmerman. Meski begitu, para ilmuwan NASA mempelajari sebanyak mungkin tentang batuan angkasa tersebut, yang diyakini telah terlepas dari asteroid yang lebih besar antara 700 juta hingga 2 miliar tahun yang lalu. Pada tahun 2016, para ilmuwan NASA mengirim wahana antariksa OSIRIS-REx ke asteroid tersebut untuk mengumpulkan sampel dari permukaannya. Sampel tersebut dibawa ke Bumi pada tahun 2023, dan hasil pertama analisis mereka terungkap minggu lalu.

    Sampel dari Bennu mengandung kelima “huruf” yang membentuk kode genetik kehidupan — DNA dan RNA — di samping mineral yang kaya akan karbon, sulfur, fosfor, fluor, dan natrium — blok penyusun dasar kehidupan. Pandora adalah editor berita yang sedang tren di Live Science. Ia juga seorang presenter sains dan sebelumnya bekerja sebagai Reporter Sains dan Kesehatan Senior di Newsweek. Pandora memegang gelar Ilmu Biologi dari Universitas Oxford, di mana ia mengkhususkan diri dalam biokimia dan biologi molekuler.

  • Menara Pencakar Langit Misterius Tampak di Planet Mars

    Menara Pencakar Langit Misterius Tampak di Planet Mars

    Jakarta, CNBC Indonesia – Misteri struktur raksasa berbentuk bujur sangkar di Mars membuat heboh setelah diungkit oleh Elon Musk di podcast Joe Rogan. Ternyata, ada bangunan yang lebih mengagetkan di Planet Merah yaitu sebuah menara pencakar langit.

    Bangunan yang dibahas oleh Rogan dan Musk terlihat dalam sebuah foto hasil jepretan Mars Global Surveyor (MGS) Mars Orbiter Camera (MOC). Menara yang disebut berbentuk “monolit” juga ditangkap oleh kamera yang sama dan berlokasi di Mars dan Phobos, salah satu satelitnya. Monolit yang ada di Mars difoto pada 2008, sedangkan monolit di Phobos diambil pada 1998.

    Pada 2009, astronaut Buzz Aldrin pernah membuat ramai karena menyarankan manusia berkunjung ke Phobos.

    “Ada sebuah monolit di sana, struktur yang sangat aneh di objek yang mengitari Mars setiap 7 jam. Ketika orang tahu, mereka akan bertanya-tanya, siapa yang membuatnya dan kenapa,” kata Aldrin, manusia kedua yang menginjak Bulan.

    Dalam unggahan Jet Propulsion Laboratory NASA, peneliti sempat membahas soal menara pencakar langit tersebut. 

    “Pada 1998, MGS empat kali melewati bagian terdalam Phobos. Pada 12 September 1998, MOC berhasil mendapatkan gambar resolusi tinggi. Beberapa batuan besar terlihat, termasuk sebuah batu raksasa yang diameternya mencapai 85 meter. Sebagian besar bebatuan adalah muntahan dari kawah terbesar di Phobos,” tulis JPL.

    [Gambas:Twitter]

    Kawah Stickney lebarnya mencapai 9,7 kilometer, nyaris separuh dari permukaan Phobos. Peristiwa tubrukan ini dinilai adalah penyebab terbentuknya “monolit” misterius. Artinya, ada penjelasan soal struktur menara di Phobos dan Mars selain hasil karya alien.

    “Banyak bebatuan persegi di Bumi dan Mars, serta planet lainnya. Kombinasi lapisan deposit bebatuan dikombinasikan dengan patahan tektonik menciptakan sudut tegak lurus yang lemah, sehingga sebuah blok persegi cenderung terkikis dan terpisah,” kata Alfred McEwen dari University of Arizona kepada Live Science.

    Selain itu, ada kemungkinan bebatuan yang terbentuk terlihat seperti persegi karena resolusi gambar yang rendah. 

    “Jika resolusi terlalu rendah, objek di gambar cenderung terlihat seperti persegi karena piksel bentuknya juga kotak. Lekukan apapun terlihat seperti garis lurus jika resolusinya tak cukup,” kata Jonathon Hill dari Arizona State University.

    (dem/dem)

  • Ramai-ramai Blokir DeepSeek Karena Khawatir Disadap China

    Ramai-ramai Blokir DeepSeek Karena Khawatir Disadap China

    Jakarta

    DeepSeek, perusahaan AI asal China, makin populer namun juga memancing kekhawatiran otoritas di seluruh dunia. Model AI dan aplikasi chatbot DeepSeek dilarang sejumlah negara dan badan pemerintah, yang cemas atas praktik etika, privasi, dan keamanan DeepSeek.

    Kekhawatiran terbesar yang dilaporkan adalah potensi kebocoran data ke pemerintah China. Menurut kebijakan privasi DeepSeek, perusahaan tersebut menyimpan semua data pengguna di China, di mana undang-undang setempat mewajibkan organisasi untuk berbagi data dengan pejabat intelijen atas permintaan. Dikutip detikINET dari Tech Crunch, berikut beberapa negara dan lembaga yang telah memblokir DeepSeek:

    Italia

    Italia jadi salah satu negara pertama yang melarang DeepSeek setelah penyelidikan pengawas privasi terhadap penanganan data pribadi DeepSeek. Akhir Januari, Otoritas Perlindungan Data (DPA) Italia menyelidiki praktik pengumpulan data DeepSeek dan kepatuhan terhadap GDPR, hukum Uni Eropa yang mengatur bagaimana data pribadi disimpan dan diproses di Uni Eropa.

    DPA memberi DeepSeek waktu 20 hari menanggapi pertanyaan tentang bagaimana dan di mana perusahaan menyimpan data pengguna dan untuk apa data itu digunakan. DeepSeek mengklaim aplikasinya tidak berada di yurisdiksi hukum Uni Eropa. DPA pun mengambil langkah untuk menghapus aplikasi DeepSeek dari toko aplikasi Apple dan Google di Italia.

    Taiwan

    Kementerian Urusan Digital Taiwan mengatakan DeepSeek membahayakan keamanan informasi nasional dan melarang lembaga pemerintah menggunakan AI milik perusahaan tersebut.

    Kementerian Taiwan mengatakan bahwa pekerja sektor publik dan fasilitas infrastruktur penting menghadapi risiko transmisi lintas batas dan kebocoran informasi dengan menggunakan teknologi DeepSeek. Larangan pemerintah Taiwan berlaku untuk karyawan lembaga pemerintah serta sekolah umum dan perusahaan milik negara.

    Kongres AS

    Kantor kongres AS dilaporkan telah diperingatkan untuk tidak menggunakan teknologi DeepSeek. Chief administrative officer (CAO), yang menyediakan layanan dukungan dan solusi bisnis untuk DPR, mengirimkan pemberitahuan ke kantor kongres yang menunjukkan bahwa teknologi DeepSeek sedang ditinjau.

    “Pelaku sudah mengeksploitasi DeepSeek untuk mengirim software berbahaya dan menginfeksi perangkat. Untuk mengurangi risiko ini, DPR mengambil langkah-langkah keamanan membatasi fungsionalitas DeepSeek pada semua perangkat yang dikeluarkan DPR,” tulis mereka. CAO melarang staf memasang aplikasi DeepSeek di ponsel pintar, komputer, atau tablet resmi mana pun.

    Texas

    Gubernur Texas Greg Abbott mengeluarkan perintah yang melarang software dari DeepSeek dan perusahaan China lainnya dari perangkat yang dikeluarkan pemerintah di negara bagian tersebut.

    Abbott mengatakan bahwa Texas takkan membiarkan Partai Komunis Chinak menyusup ke infrastruktur penting negara bagian melalui aplikasi AI pengumpul data dan media sosial. “Texas akan terus melindungi dan mempertahankan negara bagian kita dari aktor asing yang bermusuhan,” cetusnya.

    Angkatan Laut AS

    Angkatan Laut AS menginstruksikan anggotanya tidak menggunakan aplikasi atau teknologi DeepSeek. Mereka mengirim email yang melarang anggota menggunakan produk DeepSeek dalam kapasitas apa pun karena potensi masalah keamanan dan etika yang terkait dengan asal-usul dan penggunaan teknologi tersebut.

    Dalam email, Angkatan Laut mengatakan sangat penting bagi anggota tidak menggunakan AI DeepSeek untuk tugas-tugas terkait pekerjaan atau penggunaan pribadi dan menahan diri untuk tidak mengunduh, memasang, atau menggunakan AI DeepSeek.

    Pentagon

    Badan Sistem Informasi Pertahanan, yang bertanggung jawab atas jaringan TI Pentagon, bergerak untuk melarang situs web DeepSeek pada bulan Januari. Keputusan tersebut diambil setelah pejabat pertahanan menyuarakan kekhawatiran ada karyawan Pentagon menggunakan aplikasi DeepSeek tanpa izin.

    Bloomberg melaporkan bahwa meskipun larangan tersebut berlaku, personel Departemen Pertahanan dapat menggunakan AI DeepSeek melalui Ask Sage, platform resmi yang tidak terhubung langsung ke server China.

    NASA

    NASA juga telah melarang karyawan menggunakan teknologi DeepSeek. Memo dari kepala AI agensi antariksa itu memberi tahu personel bahwa server DeepSeek beroperasi di luar AS, yang menimbulkan kekhawatiran soal keamanan nasional.

    “DeepSeek dan produk serta layanannya tidak diizinkan untuk digunakan dengan data dan informasi NASA atau pada perangkat dan jaringan yang dikeluarkan pemerintah,” kata memo tersebut. “Karyawan tak diizinkan mengakses DeepSeek melalui perangkat NASA dan koneksi jaringan yang dikelola agensi.”

    (fyk/fyk)

  • Astronom Temukan Sumber Kehidupan Manusia di Luar Angkasa

    Astronom Temukan Sumber Kehidupan Manusia di Luar Angkasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah analisis mengungkapkan bahwa unsur-unsur kimia penyusun kehidupan telah ditemukan dalam debu kasar asteroid bernama Bennu.

    Sampel batuan luar angkasa yang diambil oleh pesawat ruang angkasa NASA dan dibawa ke Bumi itu, mengandung berbagai macam mineral dan ribuan senyawa organik.

    Senyawa tersebut termasuk asam amino, yang merupakan molekul yang membentuk protein, serta basa nukleotida yang merupakan komponen dasar DNA.

    Meski demikian, bukan berarti pernah ada kehidupan di asteroid Bennu. Tapi, senyawa yang ditemukan mendukung teori bahwa asteroid membawa bahan-bahan penting ini ke Bumi ketika mereka menabrak planet kita miliaran tahun yang lalu.

    “Apa yang telah kita pelajari darinya sungguh menakjubkan,” kata Sara Russell, seorang ahli mineralogi kosmik dari Museum Sejarah Alam di London, dikutip dari BBC, Jumat (31/1/2025).

    “Ia memberi tahu kita tentang asal usul kita, dan memungkinkan kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sangat, sangat besar tentang di mana kehidupan dimulai. Dan siapa yang tidak ingin tahu tentang bagaimana kehidupan dimulai?” imbuhnya.

    Temuan tersebut dipublikasikan dalam dua makalah di jurnal Nature dan Nature Astronomy.

    Mineral Bennu

    Mengambil sedikit sampel Bennu merupakan salah satu misi paling berani yang pernah dicoba NASA.

    Sebuah wahana antariksa bernama Osiris Rex membentangkan lengan robotik untuk mengumpulkan sebagian batuan antariksa selebar 500 meter itu, sebelum mengemasnya ke dalam kapsul dan mengembalikannya ke Bumi. Aksi tersebut dilakukan NASA pada 2023 lalu

    Sekitar 120 gram debu hitam dikumpulkan dan dibagikan kepada para ilmuwan di seluruh dunia. Kedengarannya memang tidak banyak, tapi cukup untuk menjadi harta karun bagi ilmuwan.

    “Setiap butir memberi tahu kita sesuatu yang baru tentang Bennu,” kata Russell, yang telah mempelajari bintik-bintik kecil tersebut.

    Sekitar satu sendok teh asteroid dikirimkan kepada para ilmuwan di Inggris.

    Penelitian baru menunjukkan bahwa batuan angkasa itu penuh dengan senyawa yang kaya akan nitrogen dan karbon.

    Senyawa-senyawa ini meliputi 14 dari 20 asam amino yang digunakan kehidupan di Bumi untuk membangun protein dan keempat molekul berbentuk cincin yang membentuk DNA – adenina, guaina, sitosin, dan timina.

    Penelitian ini juga menemukan serangkaian mineral dan garam, yang menunjukkan bahwa air pernah ada di asteroid tersebut. Amonia, yang penting untuk reaksi biokimia, juga ditemukan dalam sampel tersebut.

    Beberapa senyawa telah terlihat di batuan angkasa yang jatuh ke Bumi, tetapi yang lainnya belum terdeteksi hingga saat ini.

    “Sungguh luar biasa betapa kayanya batuan ini. Batuan ini penuh dengan mineral-mineral yang belum pernah kita lihat sebelumnya di meteorit dan kombinasinya yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Sungguh hal yang sangat menarik untuk dipelajari,” terang Russell.

    Studi terbaru ini menambah bukti yang berkembang bahwa asteroid membawa air dan material organik ke Bumi.

    “Kahadiran awal Tata Surya benar-benar bergejolak dan ada jutaan asteroid seperti Bennu yang beterbangan,” jelas Ashley King, dari Museum Sejarah Alam.

    Skenarionya adalah asteroid ini membombardir Bumi muda, menaburi planet dengan bahan-bahan yang memberi kita lautan dan adanya kehidupan.

    Namun Bumi bukanlah satu-satunya dunia yang ditabrak oleh batuan luar angkasa. Asteroid juga akan bertabrakan dengan planet lain.

    “Bumi itu unik, karena merupakan satu-satunya tempat di mana kita telah menemukan kehidupan sejauh ini, tetapi kita tahu asteroid mengirimkan bahan-bahan tersebut, karbon dan air, ke seluruh Tata Surya,” kata King.

    “Dan salah satu hal besar yang sedang kami coba pahami sekarang adalah, jika Anda memiliki kondisi yang tepat, mengapa kita memiliki kehidupan di Bumi – dan dapatkah kita berpotensi menemukannya di tempat lain di Tata Surya kita?” imbuhnya

    Itu adalah pertanyaan kunci yang akan terus coba dijawab oleh para ilmuwan.

    Mereka memiliki waktu puluhan tahun untuk meneliti debu yang dibawa kembali dari Bennu, dan bagian-bagian dari lingkungan kosmik yang masih harus dijelajahi.

    (dem/dem)

  • Buka Batu Zaman Purba, Ilmuwan Kaget Isinya Masih Hidup

    Buka Batu Zaman Purba, Ilmuwan Kaget Isinya Masih Hidup

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ditemukan sebuah kehidupan mikro-organisme di sebuah batu zaman purba berusia 2 miliar tahun. Penemuan yang dipublikasi melalui artikel di jurnal Microbial Ecology itu, disebut bisa mengubah pengetahuan soal evolusi makhluk hidup di Bumi.

    Peneliti menyatakan mikroba hidup tersebut ditemukan di batu paling tua yang ada di Bumi.

    “Kami tidak tahu apakah batu berusia 2 miliar tahun bisa ditinggali. Sampai saat ini, lapisan geologi tertua yang di dalamnya ditemukan mikro-organisme hidup berusia 100 juta tahun yang terkubur di bawah dasar laut. Artinya, ini penemuan yang mengesankan,” kata Yohey Suzuki, salah satu peneliti dari Graduate School of Science di University of Tokyo, dikutip dari Futurism, Jumat (24/1/2025).

    Teori yang diterima saat ini menyatakan kehidupan pertama kali muncul di Bumi sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Adapun, manusia baru muncul ratusan ribu tahun silam. Penemuan mikroba di dalam batu kuno membuka peluang untuk meneliti ekosistem dan evolusi biologi miliaran tahun lalu.

    Dalam laporan riset, peneliti menyatakan mikroba tersebut adalah makhluk “asli” di batu kuno yang dipecahkan dan berevolusi dengan sangat lambat. Artinya, penelitian lebih lanjut menggunakan mikroba itu bisa memberikan pengetahuan baru soal genetika.

    “Dengan meneliti DNA dan genomik mikroba seperti ini, kita bisa memahami evolusi pada era terawal di Bumi,” kata Suzuki.

    Batu kuno objek penelitian diambil dari Afrika Selatan menggunakan metode pengeboran ultra-dalam.

    Koalisi peneliti internasional percaya penelitian mikroba di batu kuno juga akan berdampak ke upaya mencari kehidupan lain di luar Bumi.

    NASA, misalnya, saat ini memiliki robot Perseverance di Mars yang salah satu misinya adalah mengambil sampel fisik untuk dikirim ke Bumi. Peneliti batu kuno di Bumi memperkirakan sampel dari Mars usianya akan sama dengan batu yang dibor di Afrika Selatan.

    “Menemukan kehidupan mikroba di Bumi dari 2 miliar tahun lalu dan bisa mengkonfirmasi keasliannya membuat saya semangat, ingin tahu apa yang bisa kita temukan dari sampel di Mars,” kata Suzuki.

    (dem/dem)