Sudah lebih dari setengah tahun astronaut Sunita Williams dan Butch Wilmore tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Keduanya tinggal lebih lama dari waktu kepulangan awal, yakni 14 Juni 2024, karena masalah teknis pada Boeing Starliner. Nantinya, Sunita dan Butch akan pulang bersama Crew Dragon SpaceX. NASA membeberkan jadwal penjemputan Sunita dan Butch dalam pernyataan terbaru pada Rabu (12/2).
Kementrian Lembaga: NASA
-

Komdigi Kaji Manfaat dan Potensi Ancaman Penggunaan DeepSeek di Indonesia
Jakarta –
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sedang mengkaji terkait manfaat dan potensi ancaman kehadiran model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) buatan DeepSeek di Indonesia.
Sejak kehadiran DeepSeek beberapa waktu lalu, perusahaan rintisan asal China ini sempat bikin gempar dunia. Sebab, DeepSeek mampu membuat model AI yang secanggih ChatGPT tapi dengan biaya yang lebih murah. Di sisi lain, muncul persoalan keamanan siber hingga diblokir di berbagai negara.
“Jadi, kami sebagai kementerian ini memang akan nanti ke depan mencoba lebih hati-hati lagi, atau juga mencoba lebih mempelajari lagi apa yang harus kami lakukan terhadap DeepSeek ini,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kemkomdigi Oki Suryowahono di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Rabu (12/2/2025).
“Apakah memang benar menjadi suatu ancaman seperti itu, atau mungkin sebenarnya kita nggak tahu ada masalah apa antara DeepSeek ini dengan kompetitor-kompetitornya,” sambungnya merespon berbagai negara menutup akses DeepSeek.
Sampai saat ini, dikatakan Oki, pemerintah akan berhati-hati dalam merespons maraknya penggunaan model AI DeepSeek.
Komdigi juga tidak akan mengeluarkan kebijakan tanpa terlebih dulu mengkaji manfaat dan potensi ancaman dari pemanfaatan model kecerdasan buatan tersebut bagi pengguna.“Pasti kita harus hati-hati, jangan sampai kita juga terlalu gegabah gitu ya, tiba-tiba memblokir DeepSeek. Mungkin ada banyak juga orang yang terbantu dengan DeepSeek,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, popularitas DeepSeek terus melonjak dan mampu menjadi chatbot AI terpopuler nomor dua sedunia di belakang ChatGPT.
DeepSeek mengatakan hanya menghabiskan USD 5,6 juta untuk daya komputasi bagi model dasarnya. Meskipun tidak akan menutupi total biaya proyek, ini tentu jauh lebih murah daripada ratusan juta atau bahkan miliaran dolar yang telah dialokasikan perusahaan Amerika untuk pengembangan AI.
Popularitas DeepSeek yang meroket berarti perusahaan AI Amerika sekarang menghadapi persaingan global yang signifikan. Beberapa ahli berpendapat bahwa kebangkitan perusahaan AI China akan mendorong persaingan yang sehat dengan AS dan mendorong kemajuan serta percepatan kemajuan di bidang tersebut.
Dalam perjalanannya, sejumlah negara mulai dari Australia, Italia, Taiwan, sampai berbagai instansi pemerintah Amerika Serikat (AS), yaitu Pentagon dan NASA melarang penggunaan DeepSeek karena dicurigai sebagai alat mata-mata China.
(agt/rns)
-

Didesak Donald Trump, NASA Siap Pulangkan Dua Astronot yang Terjebak di Luar Angkasa Lebih Cepat
JAKARTA – NASA mengubah jadwal peluncuran misi Crew-10 untuk memulangkan anggota Crew-9. Semakin cepat peluncuran dilakukan, semakin cepat juga peralihan misi dan tugas dilakukan oleh para kru.
Lembaga antariksa AS itu mengatakan bahwa misi Crew-10 ditargetkan lepas landas pada 12 Maret. Sambil mempersiapkan pesawat antariksa yang akan digunakan, NASA masih menunggu penyelesaian sertifikasi peluncuran untuk misi tersebut.
Dalam peluncuran kali ini, NASA masih memanfaatkan wahana antariksa milik SpaceX. Alih-alih menggunakan kapsul pesawat yang baru, Crew-10 akan diantar menggunakan kapsul Dragon seperti biasanya. Pergantian ini dilakukan karena produksi kapsul terbaru sedang ditunda.
“Penerbangan sekarang akan menggunakan Dragon yang sebelumnya diterbangkan, yang disebut Endurance, dan tim gabungan bekerja untuk menyelesaikan penilaian perangkat keras wahana antariksa yang sebelumnya diterbangkan untuk memastikannya memenuhi persyaratan keselamatan,” kata NASA dalam keterangan resminya.
Kemajuan tanggal peluncuran Crew-10 didorong oleh desakan Presiden AS Donald Trump kepada Elon Musk, pemilik SpaceX, untuk membawa pulang kru Starliner lebih cepat. Tahun lalu, NASA dan Boeing meluncurkan Starliner ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Pesawat berawak tersebut mengangkut dua astronot NASA, yakni Butch Wilmore dan Suni Williams. Keduanya direncanakan kembali dalam waktu dua minggu, tetapi kerusakan pada Starliner membuat dua astronot tersebut menetap lebih lama di ISS.
Keduanya bergabung dengan misi Crew-9 agar bisa kembali ke Bumi, tetapi kedua astronot itu menjadi terjebak di ISS selama hampir setahun. Awalnya, peluncuran Crew-10 dijadwalkan pada 25 Maret, tetapi kini jendela peluncurannya telah dimajukan hampir dua pekan.
Setelah Trump mendorong Musk untuk memulangkan Wilmore dan Williams lebih cepat, NASA menegaskan bahwa mereka telah melakukan hal serupa, yaitu memulangkan kedua astronot secepatnya.
Pernyataan dari Trump ini membuat Wilmore dan Williams menjadi sorotan politik, menurut laporan Reuters. Pasalnya, Trump menyalahkan Joe Biden, presiden terdahulu, atas situasi yang dialami kedua astronot NASA tersebut. Padahal, Biden tidak terlibat di dalam program Starliner.
-

China Mau Bawa Robot Terbang Canggih ke Sisi Gelap Bulan
Jakarta, CNBC Indonesia – China akan membawa robot ‘flying detector’ ke sisi terjauh Bulan. Negara itu ingin mencari air beku di wilayah tersebut.
Penemuan air di Bulan bukanlah hal baru. China telah menemukannya pada Chang’e-5, begitu juga NASA dan India.
Namun sejumlah ilmuwan mengatakan es bisa menopang kehidupan manusia. Dalam hal ini mendukung misi Bulan sebagai sumber air bagi astronaut nantinya.
Pencarian es ini bagian dari persiapan China membangun pangkalan penelitian di bagian kutub selatan Bulan.
China sudah memiliki perkiraan lokasinya. Kepala Perancang Proyek Eksplorasi Bulan China, Wu Weiren mengatakan ada beberapa gua yang sangat dalam berpotensi memiliki air.
“Kami berharap detektor terbang bisa melakukan inspeksi di lokasi satu atau dua gua setelah mendarat,” ucapnya, dikutip dari CNN Internasional, Jumat (7/2/2025).
Meski menemukan air di Bulan, sejumlah pakar lain mengatakan bukan berarti bisa menggunakannya untuk menanam tanaman di Bulan atau mengekstraknya menjadi air minum.
Ini semua bergantung pada banyak faktor. Misalnya melimpahnya air dan bentuk kimianya.
Robot tersebut bagian dari misi Chang’e-7 yang akan meluncur 2026 milik China. Tujuannya bisa membawa astronaut ke Bulan dalam lima tahun.
Misi tersebut akan melakukan survei dengan terperinci pada kutub selatan. Selain detektor terbang akan ada pengorbit, pendarat dan penjelajah yang dikerahkan di sana nantinya.
(dem/dem)
-

Boeing Bakal PHK Sekitar 400 Karyawan, Ada Apa?
Bisnis.com, JAKARTA – Produsen pesawat asal Amerika Serikat Boeing Co. berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terdapat ratusan karyawan di proyek SLS roket bulan. Hal ini menimbulkan spekulasi jika program eksplorasi ruang angkasa NASA akan mengalami perubahan di masa pemerintahan Donald Trump.
Dilansir dari Bloomberg, Boeing mengutip pernyataan terkait revisi program Artemis NASA dan ekspektasi biaya dalam pernyataan singkat, yang menyebutkan potensi pengurangan sekitar 400 posisi pada April 2025.
“Kami bekerja sama dengan pelanggan kami dan mencari peluang untuk mempekerjakan kembali karyawan di seluruh perusahaan kami guna meminimalkan PHK dan mempertahankan rekan kerja kami yang berbakat,” kata juru bicara Boeing melalui email pada hari Jumat, dikutip Senin (10/2/2025).
Masa depan Boeing di bidang antariksa dipertanyakan saat NASA mengalami pergantian kepemimpinan di bawah Presiden Trump dan penasihat dekatnya Elon Musk, kepala SpaceX yang diberi kewenangan pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pabrikan kedirgantaraan AS itu memangkas ribuan pekerja dan memangkas kepemilikannya di bawah Kepala Eksekutif baru Kelly Ortberg. “Roket SLS NASA merupakan komponen penting dari kampanye Artemis milik badan tersebut,” kata juru bicara badan tersebut pada hari Sabtu dalam sebuah pernyataan melalui email.
Dia menambahkan NASA dan mitra industrinya terus bekerja sama untuk mengevaluasi dan menyelaraskan anggaran, sumber daya, kinerja kontraktor, dan jadwal untuk melaksanakan persyaratan misi secara efisien, aman, dan berhasil dalam mendukung tujuan dan sasaran NASA dari bulan ke Mars.
Sebagai informasi, program Artemis secara resmi dibentuk di bawah pemerintahan pertama Trump, setelah dia menandatangani arahan kebijakan untuk mengirim manusia kembali ke bulan untuk pertama kalinya sejak program Apollo berakhir lebih dari setengah abad yang lalu. Program tersebut terbebani selama bertahun-tahun oleh pembengkakan biaya, masalah teknis, dan rencana misi yang rumit, meskipun mendukung ribuan pekerjaan di seluruh AS.
Pada November 2022, roket SLS memulai debut peluncurannya setelah lebih dari satu dekade pengembangan, dengan mengirimkan kapsul tanpa awak di sekitar bulan sebagai bagian dari uji terbang besar pertama untuk kampanye Artemis.
Roket tersebut telah berulang kali dikritik karena penundaannya dan anggaran yang membengkak, yang diperkirakan akan menelan biaya sebesar US$23,8 miliar hingga 2025. Sementara itu, juru bicara NASA tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Trump telah mengisyaratkan keinginannya untuk mengirim astronot ke Mars dalam beberapa tahun terakhir. Dia juga telah menjalin hubungan dekat dengan Elon Musk, yang mendirikan SpaceX dengan tujuan memulai pemukiman di Mars dan sedang mengembangkan roket baru yang kuat untuk mencapainya.
“Kami akan mengejar takdir nyata kami ke bintang-bintang, meluncurkan astronot Amerika untuk menanam bintang dan garis di planet Mars,” kata Trump saat pelantikannya.
Adapun, pengumuman PHK SLS muncul sekitar seminggu setelah Boeing mengumumkan perubahan kepemimpinan pada kapsul astronot Starliner-nya.
Program ini telah menghabiskan lebih dari US$2 miliar dalam pembengkakan biaya setelah serangkaian kemunduran, termasuk uji terbang yang gagal pada Juni tahun lalu yang menyebabkan dua astronaut AS terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
-

‘Tanda Kiamat’ Terlihat Jelas di Alaska
Jakarta –
Citra satelit baru dari NASA mengungkap laju pemanasan global yang tajam di Alaska, Amerika Serikat. Salju tahun lalu menghilang dan meninggalkan tanah kosong yang luas.
Citra yang diambil instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di satelit Terra dan Aqua milik NASA, memperlihatkan Bristol Bay Borough di Alaska, punya kedalaman salju rata-rata bulan Januari sebesar 33 sentimeter antara tahun 1998 dan 2025.
Namun tahun ini, hampir tidak ada salju di tanah. Dikutip detikINET dari Live Science, yang tertinggal adalah petak-petak tanah besar yang terlihat dari luar angkasa.
“Sejak Desember 2024, suhu di seluruh negara bagian mencapai 3 hingga 6 derajat Celsius di atas normal, menurut NOAA, dan daerah-daerah terpencil telah mengalami anomali yang lebih besar,” tulis NASA Earth Observatory. Suhu hangat menyebabkan salju dan es yang ada mencair.
Seiring meningkatnya suhu di planet ini, wilayah Arktik seperti Alaska mengalami laju pemanasan dramatis. Suhu meningkat hingga empat kali lebih cepat dari wilayah lain di dunia. Alasannya dua, pertama, kondisi cuaca tidak biasa di Pasifik Utara memicu gelombang panas laut di Amerika Utara musim dingin ini.
Kedua, perubahan iklim semakin menggerogoti es laut di wilayah tersebut, yang berfungsi sebagai perisai pelindung yang memantulkan sinar Matahari kembali ke luar angkasa. Namun fenomena ini, dikenal sebagai efek albedo, sekarang bekerja terbalik. Mencairnya es laut menyingkapkan perairan lebih gelap yang justru menyerap lebih banyak sinar Matahari.
Berarti saat Bumi menghangat, wilayah Arktik berubah dari lemari es planet jadi radiator. Ini menyebabkan lapisan salju Alaska yang terkumpul di musim dingin dan mencair di musim semi, menyusut. Model iklim memperkirakan pertengahan abad ini, pengurangan lapisan salju yang dramatis akan mengancam gletser di sana dan membawa badai lebih kuat.
(fyk/fyk)
-

Ramai Larang Pakai DeepSeek AI, Komdigi Ungkap Sikap Pemerintah RI Terkini
Jakarta –
Sejumlah negara telah melarang penggunaan DeepSeek, khususnya di lingkungan pekerjaan. Lalu, bagaimana sikap Pemerintah Indonesia terkait perkembangan isu global tersebut?
Sebagai informasi, DeepSeek merupakan perusahaan rintisan asal China yang mengembangkan teknologi AI yang kemampuannnya lebih canggih daripada Nvidia hingga OpenAi. Akan tetapi, ada dugaan risiko keamanan siber yang mengintai pengguna yang memakain DeeSeek.
Mengenai hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Komdigi, Ismail, memberikan pernyataannya saat ditemui di sela-sela acara pembukaan pita frekuensi 6 GHz untuk WiFi 6E dan WiFi 7.
“Kita belum ada diskusi ke sana (pelarangan DeepSeek di Indonesia),” ujar Ismail di Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Sebelumnya, fenomena DeepSeek ini sempat dikomentari Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Disampaikannya, pemerintah belum membuat keputusan untuk melakukan pembatasan akses publik ke teknologi AI buatan DeepSeek.
Bagi yang memanfaatkan AI, Meutya menyarankan agar pengguna mengikuti pedoman surat edaran Kementerian Komdigi terkait pemakaian teknologi AI dan tentunya tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang di antaranya mengatur pembatasan konten negatif, seperti judol dan pornografi, serta ruang digital ramah anak,” ungkap Menkomdigi Meutya Hafid.
Diberitakan sebelumnya, Departemen Dalam Negeri Australia menyatakan DeepSeek akan dilarang untuk dipakai di seluruh perangkat pemerintahan federal terkait isu keamanan nasional, yang tidak disebutkan secara detail. Nasihat dari intelijen negara itu menyatakan bahwa ada risiko yang mengintai dalam pemakaian DeepSeek.
Mendagri Tony Burke, menyatakan keputusan itu diambil bukan karena DeepSeek berasal dari China, tapi terkait risiko pada pemerintah Australia dan asetnya. “Pemerintahan Anthony Albanese (PM Australia) mengambil aksi cepat untuk melindungi keamanan nasional dan kepentingan Australia,” katanya.
Departemen dan lembaga pemerintah Australia diminta untuk memastikan DeepSeek tidak diinstal di perangkat apapun. Sekitar dua tahun silam, TikTok juga dilarang diunduh di perangkat pemerintah Australia.
Adapun Italia, Taiwan dan beberapa lembaga pemerintah Amerika Serikat juga memberlakukan pelarangan DeepSeek. Kekhawatiran terbesar yang dilaporkan adalah potensi kebocoran data ke pemerintah China.
Menurut kebijakan privasi DeepSeek, perusahaan tersebut menyimpan semua data pengguna di China, di mana undang-undang setempat mewajibkan organisasi untuk berbagi data dengan pejabat intelijen atas permintaan.
NASA misalnya, telah melarang karyawan menggunakan teknologi DeepSeek. Memo dari kepala AI agensi antariksa itu memberi tahu personel bahwa server DeepSeek beroperasi di luar AS, yang menimbulkan kekhawatiran soal keamanan nasional.
(agt/agt)
-

10 Jam Tangan yang Memiliki Nilai Investasi Tinggi
1. Rolex Daytona
Rolex Daytona merupakan jam tangan klasik yang pertama kali diproduksi pada tahun 1963. Desainnya yang sederhana tetapi elegan, dengan material baja tahan karat dan fungsi kronograf, menjadikannya sangat dicari oleh kolektor.
Model terbaru Daytona tersedia dalam berbagai bahan seperti baja, emas, dan platinum, serta dilengkapi dengan mesin otomatis khas Rolex. Daya tariknya yang abadi, keandalan fungsionalitasnya, dan kualitas konstruksi menjadikannya salah satu jam tangan yang layak untuk diinvestasikan.
Harga pasar untuk Rolex Daytona baja tahan karat berkisar antara US$20.000 hingga US$120.965. Model langka seperti Paul Newman bahkan bisa mencapai jutaan dolar dalam pelelangan.
2. Patek Philippe Nautilus
Patek Philippe Nautilus dikenal sebagai jam tangan mewah yang memiliki nilai investasi tinggi. Dengan desain ikonik, pengerjaan berkualitas, dan produksi terbatas, Nautilus menjadi simbol status bagi para kolektor di seluruh dunia.
Permintaan terhadap Nautilus terus meningkat, yang berkontribusi terhadap nilai jualnya yang tinggi di pasar lelang. Pada tahun 2021, varian Nautilus langka dengan dial biru Tiffany terjual dengan harga mencapai US$6,5 juta, mencatat rekor harga tertinggi untuk model ini.
3. Audemars Piguet Royal Oak
Diperkenalkan pada tahun 1972, Audemars Piguet Royal Oak adalah jam tangan revolusioner yang dirancang oleh Gérald Genta. Salah satu model Royal Oak bahkan pernah terjual seharga US$2,1 juta.
Jam tangan ini memiliki bezel segi delapan dengan delapan sekrup yang terlihat serta pelat jam bertekstur ‘tapisserie’. Bahan yang digunakan meliputi baja tahan karat, emas, dan platinum, memberikan daya tahan dan umur panjang.
Nilai pasar Royal Oak bervariasi dari puluhan ribu hingga ratusan ribu dolar AS, tergantung model dan kondisinya. Pengerjaan luar biasa, desain unik, serta ketersediaan terbatas menjadikannya pilihan investasi yang menarik.
4. Omega Speedmaster
Omega Speedmaster telah mempertahankan desain klasiknya sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957. Dijuluki ‘Moonwatch’ karena digunakan dalam misi Apollo NASA, jam tangan ini memiliki desain khas dengan dial hitam klasik, angka Arab, serta jarum jam berwarna putih.
Menggunakan mesin kronograf manual dalam casing baja tahan karat dengan kristal safir anti gores, Speedmaster memiliki nilai pasar sekitar US$5.000 hingga US$10.000. Faktor sejarah dan desainnya yang ikonik membuatnya memiliki nilai jual kembali yang tinggi.
5. Cartier Tank
Cartier Tank pertama kali diperkenalkan pada tahun 1917 dan telah menjadi ikon dalam dunia jam tangan mewah. Desainnya yang unik mencakup casing persegi panjang, angka Romawi tebal, serta mahkota cabochon safir biru.
Jam tangan ini pernah dikenakan oleh tokoh terkenal seperti Jacqueline Kennedy Onassis dan Putri Diana. Nilai pasar Cartier Tank berkisar antara US$3.000 hingga US$15.000, menjadikannya pilihan investasi menarik bagi kolektor.
6. Jaeger-LeCoultre Reverso
Jaeger-LeCoultre Reverso pertama kali diperkenalkan pada tahun 1931 dengan desain casing unik yang dapat dibalik, awalnya dirancang untuk melindungi jam tangan bagi pemain polo. Desain Art Deco yang elegan semakin menambah daya tariknya.
Harga pasar Reverso berkisar antara US$3.000 hingga US$10.000, menjadikannya pilihan investasi yang menarik bagi pecinta jam tangan klasik.
7. Breitling Navitimer
Breitling Navitimer merupakan jam tangan pilot yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1952. Fitur utama jam tangan ini adalah bezel geser yang memungkinkan pilot untuk melakukan kalkulasi penerbangan secara manual.
Dilengkapi dengan mesin mekanis otomatis dan berbagai komplikasi seperti takometer serta tampilan tanggal, Navitimer memiliki harga pasar sekitar US$6.000 hingga US$8.000. Keandalan dan desainnya yang khas membuatnya banyak dicari oleh kolektor.
8. Hublot Big Bang
Hublot Big Bang dikenal dengan desain modern, berani, dan inovatif. Menggunakan campuran bahan seperti keramik, titanium, dan emas, jam tangan ini memiliki desain rangka yang memperlihatkan mekanisme bagian dalamnya.
Didukung oleh mesin otomatis dengan fitur kronograf dan tampilan tanggal, Hublot Big Bang memiliki nilai pasar sekitar US$15.000 hingga US$20.000.
9. IWC Portugieser
IWC Portugieser merupakan jam tangan klasik yang desainnya terinspirasi dari kronometer bahari tahun 1930-an. Memiliki dial bersih dengan angka Arab dan sub-dial detik kecil, jam tangan ini dikenal karena kesederhanaannya yang elegan.
Menggunakan mesin otomatis dengan cadangan daya hingga 7 hari, Portugieser memiliki harga pasar sekitar US$7.000 hingga US$10.000, menjadikannya pilihan investasi yang berharga.
10. Rolex Submariner
Rolex Submariner adalah salah satu jam tangan mewah paling ikonik. Dikenal karena desainnya yang klasik dan ketahanan yang luar biasa, Submariner telah menjadi favorit para kolektor sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1954.
Memiliki casing baja tahan karat, bezel putar, serta kristal safir anti gores, Submariner juga tahan air hingga 300 meter. Popularitas dan permintaannya yang tinggi menjadikannya jam tangan bernilai investasi yang stabil. Harga Submariner bekas berkisar antara US$5.000 hingga US$50.000, tergantung kondisi, usia, dan kelangkaannya.
Jam tangan mewah bukan hanya aksesoris mode tetapi juga instrumen investasi yang menjanjikan. Dengan memilih model yang tepat berdasarkan kelangkaan, sejarah, serta permintaan pasar, investor dapat memperoleh keuntungan yang signifikan. Karena itu, bagi mereka yang tertarik berinvestasi dalam dunia horologi, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai jam tangan sangatlah penting.


