Kementrian Lembaga: NASA

  • Astronaut NASA Terjebak 9 Bulan di Antariksa, Begini Nasibnya Sekarang

    Astronaut NASA Terjebak 9 Bulan di Antariksa, Begini Nasibnya Sekarang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat luar angkasa Dragon milik SpaceX berhasil berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Minggu (16/3) waktu setempat. Momen ini membuka jalan bagi astronaut AS yang terjebak di luar angkasa, Butch Wilmore dan Suni Williams, untuk kembali ke rumah setelah lebih dari 9 bulan terdampar di ISS.

    Misi Crew-10 tiba di ISS sekitar 29 jam setelah diluncurkan dari Kennedy Space Center Florida pada Jumat (14/3) malam waktu setempat. Misi itu membawa astronaut NASA Anne McClain dan Nichole Ayers, astronaut Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang Takuya Onishi, dan kosmonaut Rusia Kirill Peskov.

    Siaran langsung kedatangan mereka menunjukkan pemandangan penuh kegembiraan dan haru saat memasuki ISS dan memeluk awak Ekspedisi 72, termasuk Wilmore dan Williams, yang ada di dalamnya, dikutip dari Science Alert, Senin (17/3/2025).

    Misi yang dijalankan Wilmore dan Williams awalnya dijadwalkan selama 8 hari. Namun, mereka tersesat di ISS sejak Juni 2024 silam.

    NASA dan Boeing mengidentifikasi kebocoran helium dan masalah pada pendorong pesawat ruang angkasa Starliner yang membawa kedua astronaut saat mendekat ke ISS. Alhasil, NASA dan Boeing memutuskan untuk mengembalikan pesawat tanpa awak untuk meminimalkan risiko.

    Starliner milik Boeing kembali ke Bumi dengan selamat pada September lalu. Pesawat itu mendarat di White Sands Space Harbor di New Mexico.

    Willmore dan Williams menghabiskan waktu lebih dari 9 bulan di ISS untuk mendukung riset di stasiun, melakukan perawatan, serta menguji dan menganalisa data pada sistem Starliner, menurut penjelasan NASA.

    Kedua astronaut dijadwalkan kembali ke Bumi pada 19 Maret mendatang, menyusul periode penyerahan tugas ke anggota Crew-10.

    Mereka akan ditemani astronaut AS Nick Hague dan kosmonaut Rusia Aleksandr Gorbunov yang tiba pada September lalu.

    Astronaut Crew-10 sudah siap menghabiskan waktu 6 bulan ke depan di ISS untuk melakukan uji coba dan riset ilmiah dalam membantu mempersiapkan misi luar angkasa berikutnya di masa depan.

    (fab/fab)

  • Fenomena Cincin Saturnus Hilang Sebentar Lagi, Ini Alasannya

    Fenomena Cincin Saturnus Hilang Sebentar Lagi, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Planet terbesar kedua di Tata Surya yang memiliki cincin yakni Saturnus akan masuk dalam fenomena yang cukup jarang terjadi. Cincin yang mengitari planet itu akan menghilang pada 23 Maret 2025 mendatang.

    Karena Saturnus akan miring dan membuat cincin tidak akan terlihat. Fenomena tersebut terjadi setiap 29,5 tahun atau saat planet mengitari Matahari, dikutip dari Unilad, Selasa (11/3/2025).

    Para ilmuwan mengungkapkan cincin tidak akan terus menerus menghilang. Cincin akan kembali dan paling terang pada 21 September 2025 mendatang.

    Namun kemudian, cincin Saturnus kembali menghilang pada November atau sembilan bulan setelah fenomena terjadi bulan ini.

    Sementara itu, cincin yang mengelilingi Saturnus memang bisa saja menghilang sepenuhnya. Bukan dalam waktu dekat, melainkan butuh ratusan juta tahun lagi.

    Salah satu yang diungkapkan adalah butuh sekitar 300 juta tahun lagi untuk cincin bisa hilang.

    Wahana antariksa Cassini milik NASA juga memberikan laporan terbaru soal cincin tersebut pada 2017. Menurut catatan tersebut, setidaknya butuh waktu 100 juta tahun lagi untuk cincin bisa hilang permanen.

    Cincin Saturnus akan menghilang karena sejumlah alasan. Mulai dari radiasi ultraviolet (UV) Matahari hingga tabrakan dengan meteorid lain atau yang membuat partikel es menguap.

    Sebagai informasi, cincin Saturnus pertama kali ditemukan oleh astronom Galileo Galilei pada 1610. Sejak saat itu cincin selalu nampak dan terus dilakukan pengamatan.

    (npb/haa)

  • NASA Deteksi Sebuah Planet Alami Kiamat dan Hancur Lebur

    NASA Deteksi Sebuah Planet Alami Kiamat dan Hancur Lebur

    Jakarta

    Para astronom mungkin telah memecahkan teka-teki sinyal sinar-X misterius dari bintang sekarat yang membingungkan para ilmuwan sejak tahun 1980.

    Data baru teleskop Chandra X-ray Observatory NASA dan satelit XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa menunjukkan sebuah planet mungkin telah dihancurkan katai putih, salah satu bintang paling redup di alam semesta, di pusat nebula planet yang dikenal sebagai Nebula Helix, atau “WD 2226-210”.

    Nebula planet adalah bintang tahap akhir yang telah melepas lapisan luar, meninggalkan bintang redup kecil di pusatnya yaitu katai putih. “Kami mungkin akhirnya menemukan penyebab misteri yang berlangsung selama lebih dari 40 tahun,” kata Sandino Estrada-Dorado dari National Autonomous University of Mexico.

    “Kami pikir sinyal sinar-X ini bisa jadi berasal dari puing-puing planet yang ditarik ke katai putih, sebagai lonceng kematian dari sebuah planet yang dihancurkan oleh katai putih di Nebula Helix,” jelasnya seperti dikutip detikINET dari Newsweek, Minggu (15/3/2025).

    Jika benar sinyal sinar-X dipastikan berasal dari puing-puing dari planet yang hancur yang ditarik ke katai putih, maka ini akan menjadi kasus pertama sebuah planet yang terlihat dihancurkan oleh bintang pusat di nebula planet.

    “Data terbaru menunjukkan mungkin ada perubahan halus dan teratur dalam sinyal sinar-X itu setiap 2,9 jam, memberi bukti adanya sisa-sisa planet yang sangat dekat dengan katai putih,” kata Chandra X-ray Center (CXC).

    Para ilmuwan sebelumnya mengatakan sebuah planet seukuran Neptunus berada dalam orbit yang sangat dekat di sekitar katai putih, menyelesaikan satu revolusi dalam waktu kurang dari tiga hari. Namun, para peneliti dalam studi terbaru menyimpulkan mungkin ada planet seperti Jupiter yang bahkan lebih dekat lagi dengan katai putih.

    “Planet itu awalnya bisa jadi berada pada jarak yang cukup jauh dari katai putih, tapi kemudian bermigrasi ke dalam karena berinteraksi dengan gravitasi planet lain dalam sistem. Begitu mendekati katai putih, gravitasi bintang akan menghancurkan sebagian atau seluruh planet itu,”jelas CXC.

    “Penting menemukan lebih banyak sistem seperti ini karena dapat mengajari kita tentang kelangsungan hidup atau kehancuran planet-planet di sekitar bintang-bintang seperti Matahari saat mereka memasuki usia tua,” kata astrofisikawan Jesus Toala.

    (fyk/hps)

  • Misi Penyelamatan Astronaut yang Terdampar 9 Bulan Diluncurkan

    Misi Penyelamatan Astronaut yang Terdampar 9 Bulan Diluncurkan

    Jakarta

    Dua astronaut yang terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS selama lebih dari sembilan bulan akhirnya mendapat kabar baik. Pengganti mereka sudah terbang ke ISS pada Jumat malam, dan membuka jalan bagi kembalinya pasangan itu setelah sangat lama berada di angkasa.

    Awalnya, Roket Falcon 9 dijadwalkan lepas landas dari Kennedy Space Center Florida dengan astronot pada pukul 7:48 malam pada hari Rabu waktu Amerika Serikat (AS). Namun dengan hanya sekitar 45 menit tersisa pada jam hitung mundur dan keempat kru terikat, landasan peluncuran roket mengalami masalah teknis.

    “Ada masalah dengan sistem hidrolik di darat,” kata komentator peluncuran NASA Derrol Nail, menambahkan bahwa selain masalah itu, pesawatnya sebenarnya baik-baik saja. Masalah itu tampaknya sudah diperbaiki dan akhirnya Falcon 9 kini sudah meluncur ke angkasa.

    Akan ada proses serah terima selama dua hari dan setelah itu kru lama akan memulai perjalanan mereka kembali ke Bumi. Namun, mungkin akan ada sedikit penundaan lebih lanjut, karena mereka harus memastikan kondisi di Bumi sudah sesuai untuk masuk kembali dengan aman.

    Awak pesawat, terdiri dari dua astronaut AS, astronaut dari Jepang dan Rusia, akan menggantikan Butch Wilmore dan Suni Williams yang terdampar di ISS sejak Juni setelah Boeing Starliner mengalami beberapa masalah teknis. Kedua astronot veteran itu lepas landas dengan Starliner sebagai bagian dari misi berawak pertama wahana itu pada 5 Juni 2024.

    Misi itu awalnya dimaksudkan mengorbit hanya selama delapan hari. Namun, wahana antariksa itu mengalami masalah propulsi dan dianggap tak layak untuk kembali. Starliner kembali ke Bumi dalam keadaan kosong tahun lalu dengan Wilmore dan Williams yang sekarang bersiap untuk terbang pulang dengan SpaceX Dragon, dan tiba di stasiun antariksa pada bulan September.

    Wahana antariksa itu hanya membawa dua awak, bukan empat awak seperti biasanya, untuk memberi ruang bagi Wilmore dan Williams. Namun, wahana itu hanya dapat meninggalkan ISS dan kembali ke Bumi setelah kru baru tiba, sehingga perjalanan pulang Williams dan Wimore tertunda.

    “Kami datang dengan persiapan untuk tinggal lama, meski kami berencana tinggal sebentar. Itulah inti dari program penerbangan antariksa manusia, merencanakan kemungkinan-kemungkinan yang tidak diketahui dan tidak terduga,” cetus Wilmore pada konferensi pers minggu lalu yang dikutip detikINET dari News.com.au, Sabtu (15/3/2025).

    (fyk/fyk)

  • Video: SpaceX Jemput 2 Astronot Yang Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa

    Video: SpaceX Jemput 2 Astronot Yang Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa

    Jakarta, CNBC Indonesia_ Roket SpaceX Falcon 9 meluncurkan misi Crew-10 untuk NASA, membawa empat astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Jum’at (14/03/2025)

    Salah satu tugas dalam misi ini adalah membawa Astronot pengganti sekaligus menjemput 2 astronot NASA yakni Butch Wilmore dan Suni Williams yang sudah terjebak di laboratorium orbital selama 9 bulan.

    keduanya adalah astronot veteran NASA dan pilot uji Angkatan Laut AS yang sudah pensiun dan merupakan orang pertama yang menerbangkan kapsul BA.N Starliner Boeing ke ISS pada bulan Juni lalu

    NASA menginginkan pergantian antara kedua kru sehingga Wilmore dan Williams dapat mengisi informasi kepada Astronot pengganti tentang kejadian di atas laboratorium yang mengorbit.

    Sebelumnya Wilmore dan Williams terjebak di ISS akibat Serangkaian kebocoran helium dan kegagalan pendorong merusak perjalanan mereka ke stasiun luar angkasa.

  • SpaceX Meluncur, Siap Jemput Astronaut NASA yang Terjebak di Antariksa

    SpaceX Meluncur, Siap Jemput Astronaut NASA yang Terjebak di Antariksa

    Jakarta, CNBC Indonesia – NASA dan SpaceX berhasil meluncurkan misi penting pada Jumat (14/3/2025) malam, mengirimkan empat astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Misi ini bukan sekadar rotasi kru biasa, tetapi juga bagian dari upaya membawa pulang dua astronaut Amerika Serikat, Butch Wilmore dan Suni Williams, yang telah terjebak di ISS selama 9 bulan akibat masalah teknis pada wahana yang seharusnya membawa mereka kembali.

    Roket Falcon 9 milik SpaceX lepas landas dari Kennedy Space Center, Florida, pada pukul 19.03 waktu setempat. Kontrol pusat NASA menyambut keberhasilan peluncuran ini dengan tepuk tangan, terutama setelah roket melewati semua tahapannya tanpa kendala berarti.

    Misi ini membawa empat astronaut pengganti untuk ISS, yaitu Kirill Peskov dari badan antariksa Rusia Roscosmos, Nichole Ayers dan Anne McClain dari NASA, serta Takuya Onishi dari badan antariksa Jepang JAXA.

    Selama perjalanan, masing-masing astronaut sempat memberikan sambutan dari dalam pesawat ruang angkasa, menyampaikan harapan mereka bagi masa depan eksplorasi luar angkasa serta kerja sama internasional di bidang sains.

    Menurut jadwal, Crew-10 akan tiba di ISS pada Sabtu malam, setelah menempuh perjalanan sekitar 28 jam.

    Misi Penyelamatan

    Wilmore dan Williams merupakan astronaut berpengalaman dan mantan pilot uji Angkatan Laut AS yang terbang ke ISS menggunakan kapsul Starliner buatan Boeing pada Juni tahun lalu.

    Awalnya, mereka hanya dijadwalkan tinggal selama delapan hari. Namun, masalah serius pada sistem propulsi Starliner membuat NASA mengambil keputusan untuk tidak menggunakan wahana itu dalam perjalanan pulang, karena dianggap terlalu berisiko.

    Akibatnya, Starliner kembali ke Bumi tanpa awak pada September lalu, sementara Wilmore dan Williams harus tetap berada di ISS hingga pengganti mereka tiba.

    Setelah melakukan serah terima tugas, Wilmore dan Williams dijadwalkan kembali ke Bumi pada 19 Maret menggunakan wahana yang lebih aman.

    Peluncuran ini sempat mengalami penundaan dari jadwal semula, yang direncanakan pada Rabu lalu. Masalah pada sistem darat roket membuat NASA dan SpaceX memutuskan untuk menunda peluncuran guna memastikan keselamatan misi.

    Namun, pada Jumat malam, semua parameter menunjukkan kondisi optimal untuk lepas landas. Para komentator peluncuran menegaskan bahwa semua sistem berfungsi dengan baik, sehingga Falcon 9 bisa meluncur sesuai rencana.

    (luc/luc)

  • Video Peluncuran Crew-10 Diundur, Kapan Astronaut ‘Terjebak’ di ISS Pulang?

    Video Peluncuran Crew-10 Diundur, Kapan Astronaut ‘Terjebak’ di ISS Pulang?

    Kepulangan dua astronaut NASA, Sunita Williams dan Butch Wilmore, dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS/International Space Station) lagi-lagi ditunda. Penundaan ini karena Crew-10 NASA yang seharusnya meluncur ke ISS hari ini, Kamis (13/3), terpaksa diundur karena masalah cuaca dan sistem hidrolik. Lalu, kapan jadwal kepulangan terbaru mereka?

  • Video NASA Tunda Peluncuran Crew Dragon yang Jemput Astronaut ‘Terjebak’ di ISS

    Video NASA Tunda Peluncuran Crew Dragon yang Jemput Astronaut ‘Terjebak’ di ISS

    NASA menunda peluncuran Crew Dragon SpaceX ke Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS), Kamis (13/3). Selain membawa empat astronaut Crew-10 yang akan bertugas di luar angkasa, Crew Dragon SpaceX ini juga menjemput 2 astronaut NASA, Sunita Williams dan Butch Wilmore, di ISS. Sunita dan Butch seharusnya sudah pulang ke Bumi sejak Juni 2024, namun tertunda karena Boeing Starliner rusak.

  • Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen – Halaman all

    Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan akan memiliki drone atau pesawat nirawak yang jauh lebih mematikan.

    Salah satu media besar Israel, Maariv, menganggap laporan itu sebagai kabar buruk bagi Israel.

    Dengan mengutip laporan The New York Times, media Israel itu mengungkap upaya penyelundupan komonel sel bahan bakar hidrogen ke Yaman. Sel itu bisa memberi Houthi teknologi yang canggih.

    Selama sekitar 1,5 tahun belakangan, Houthi menyerang Israel dengan rudal dan drone sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diinvasi Israel.

    Houthi juga menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah.

    Kelompok itu sempat menghentikan aksinya setelah gencatan senjata Israel-Hamas di Gaza. Namun, baru-baru ini Houthi mengumumkan akan kembali menyerang kapal Israel.

    Israel tidak sendirian menghadapi Houthi karena sekutunya, Amerika Serikat (AS), juga melancarkan serangan ke Yaman.

    Para peneliti mendapai bahwa Houthi sudah mendapat teknologi anyar yang bisa membuat drone mereka sudah terdetaksi dan bisa terbang dalam jarak yang lebih jauh.

    “Ini bisa memberi Houthi keunggulan berupa kejutan dalam melawan pasukan AS atau Israel jika pertempuran dilanjutkan,” ujar Taimur Khan, peneliti di organisasi Kajian Persenjataan Konflik yang melacak senjata-senjata dalam pertempuran di seluruh dunia.

    Khan pergi ke Yaman barat daya pada bulan November 2024. Di sana dia mendokumentasikan sebagain sistem sel bahan bakar hidrogen yang disita dari perahu kecil di lepas pantai.

    Sistem ini menghasilkan listrik lewat reaksi kimian antara oksigen dan atom-atom hidrogen yang terkompresi. Lalu, sistem ini mengeluarkan uap air dan hampir tidak ada panas atau suara berisik.

    Drone Houthi saat ini ditenagai oleh mesin pembakaran atau baterai lithium yang mampu terbang hingga 1.200 km.

    Akan tetapi, jika ditenagai sel bahan bakar hidrogen, drone itu akan mampu meningkatkan jangkauan jelajahnya hingga tiga kali lipat. Kemudian, pendeteksian lewat suara dan sendor inframerah akan lebih sulit.

    Sel bahan bakar itu dilaporkan dibuat oleh perusahaan asal Tiongkok yang mengiklankan produknya untuk keperluan drone. Adapun tangki hidrogennya disamarkan agar terlihat seperti tangki oksiden.

    Belum diketahui dengan pasti apakah sel itu datang langsung dari Tiongkok.

    Biasanya perlengkapan senjata Houthi datang dari Iran. Namun, Khan mengatakan Houthi mendapatkan sendiri komponen itu sehingga mengindikasikan ada rantai pasokan baru dari pasar komersial. Hal itu membuat Houthi lebih independen dalam teknologi.

    Adapun perahu berisi sel itu dista pada bulan Agustus 2024 oleh Pasukan Perlawanan Nasional Yaman.

    Di dalam perahu juga ditemukan roket, mesin kecil buatan Eropa yang bisa menggerakkan rudal penjelajah, radar, sistem pelacakan kapal, dan ratusan drone komersial.

    Teknologi hidrogen dianggap bukan hal baru karena NASA sudah pernah menggunakannya puluhan tahun lalu dalam misi ke Bulan. Meski demikian, penggunaannya dalam bidang militer baru dimulai pada tahun 2000-an saat perang Irak dan Afganistan.

    Semenjak itu teknologi hidrogen menyebar dan makin sering digunakan dalam bidang militer dan drone komersial.

    Ada beberapa kelebihan teknologi itu. Pertama, bisa menyimpan energi hingga tiga kali lipat daripada baterai lithium. Kedua, bobotnya ringan. Ketiga, meningkatkan stabilitas kamera pengintaian. Terakhir, berkurangnya kebutuhan untuk mengganti baterai.

    Oraganisasi Kajian Persenjataan Konflik menolak mengungkapkan nama perusahaan Tiongkok yang memproduksi sel bahan bakar itu.

    Houthi lanjutkan serangan terhadap kapal Israel

    Tempo hari Houthi mengumumkan akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel setelah ultimatumnya kepada Israel tak digubris.

    Sebelumnya, Houthi memberi Israel waktu empat hari untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan kembali masuk ke Jalur Gaza.

    Jika Israel tidak melakukannya, Houthi akan melanjutkan serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal-kapal Israel.

    “Jika setelah empat hari Israel terus mencegah masuknya bantuan ke Jalur Gaza, kami akan meneruskan operasi di laut untuk menyerang Israel,” kata pemimpin Houthi yang bernama Abdulmalik Al Houthi pada hari Jumat, (7/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mulai berlaku 19 Januari lalu, Israel diwajibkan mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza.

    Israel beberapa hari kemarin mengumumkan menghentikan aliran bantuan. Menurut Israel, alasannya adalah karena Hamas menolak usul dari Israel untuk memperpanjang gencatan senjata tahap awal dan pembebasan sandera.

    Adapun ultimatum Houthi di aatas disampaikan beberapa hari sesudah Amerika Serikat (AS) menetapkan Houthi sebagai “organisasi teroris”.

    Houthi mulai menyerang Israel setelah perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

    Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar serangan Houthi. Namun, warga Israel sering harus berlarian ke tempat perlindungan pada malam hari ketika serangan dilancarkan.

    Beberapa drone dan rudal yang ditembakkan Houthi sukses menghantam wilayah Israel, misalnya di Kota Tel Aviv dan Eilat.

    (*)

  • Misi Penyelamatan Astronaut yang Terdampar 9 Bulan Diluncurkan

    SpaceX Tunda Misi Pemulangan 2 Astronaut NASA yang ‘Terjebak’ di ISS

    Jakarta

    SpaceX terpaksa menunda penerbangan dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat (AS), ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Rabu (12/03) waktu setempat karena masalah sistem hidrolik di darat. Padahal, misi tersebut bertujuan menggantikan dua astronaut NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, yang sudah “terjebak” di ISS selama kurang lebih sembilan bulan.

    Kekhawatiran terkait sistem hidrolik yang digunakan untuk melepaskan salah satu dari dua “lengan” penahan roket ke struktur pendukungnya itu, muncul hanya beberapa jam sebelum jadwal peluncuran.

    Empat astronaut yang dijadwalkan berangkat, yaitu spesialis misi Kirill Peskov dari Roscosmos Rusia, pilot Nichole Ayers dan komandan Anne McClain dari NASA AS, serta spesialis misi Takuya Onishi dari JAXA Jepang, awalnya sudah mengenakan sabuk pengaman di dalam roket Falcon tersebut. Namun, keputusan final penundaan datang kurang dari satu jam sebelum lepas landas.

    SpaceX belum mengumumkan tanggal peluncuran baru, tetapi membuka peluang peluncuran berikutnya dilakukan paling cepat pada Kamis (13/03) waktu setempat.

    Intervensi Trump dan Musk

    NASA sebelumnya memajukan misi penyelamatan Wilmore dan Williams dua minggu dari jadwal, setelah Presiden AS Donald Trump dan CEO SpaceX, Elon Musk, meminta agar kedua astronaut tersebut dibawa pulang lebih awal. NASA awalnya menjadwalkan misi tersebut pada 26 Maret.

    Seruan Trump dan Musk agar Wilmore dan Williams dibawa kembali ke Bumi lebih awal, merupakan intervensi yang tidak biasa dalam operasi penerbangan antariksa berawak NASA. NASA pun pada akhirnya menukar kapsul SpaceX yang pertama kali disiapkan dengan kapsul lain yang lebih cepat siap.

    Tanpa memberikan bukti, Trump dan Musk juga telah berupaya menyalahkan mantan Presiden Joe Biden atas tertundanya kepulangan Wilmore dan Williams.

    Apakah kedua astronaut baik-baik saja?

    Dalam sebuah panggilan telepon pada 4 Maret, Williams mengatakan kepada para wartawan bahwa ia tidak sabar untuk bertemu dengan keluarga dan anjing peliharaannya ketika ia tiba di rumah.

    “Ini merupakan roller coaster bagi mereka, mungkin sedikit lebih berat daripada kami,” kata Williams.

    “Kami di sini, kami memiliki misi, kami hanya melakukan apa yang kami lakukan setiap hari, dan setiap hari itu menarik karena kami berada di luar angkasa dan itu sangat menyenangkan,” tambahnya.

    Ketika kru baru nanti tiba di ISS, Wilmore dan Williams serta dua orang lainnya – astronot NASA Nick Hague dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov – dapat kembali ke Bumi menggunakan sebuah kapsul yang telah terpasang di ISS sejak September.

    gtp/as (Reuters, AFP, AP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu