Kementrian Lembaga: NASA

  • NASA Ungkap Fakta Baru Kehidupan di Mars, Berani Baca?

    NASA Ungkap Fakta Baru Kehidupan di Mars, Berani Baca?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan terbaru yang disebut sebagai bukti paling kuat sejauh ini mengenai adanya tanda kehidupan purba di Mars.

    Temuan ini berasal dari sampel batuan yang dikumpulkan rover Perseverance pada Juli 2024.

    Batuan yang dinamai Sapphire Canyon itu diambil dari kawasan Neretva Vallis, dekat Kawah Jezero, yang diyakini pernah menjadi sungai dan danau purba.

    Analisis menunjukkan adanya bintik dan cincin gelap yang disebut sebagai poppy seeds dan leopard spots yang mengandung sinyal karbon organik.

    “Ini sebuah jejak, tanda yang tertinggal, bukan kehidupan itu sendiri,” kata kata Administrator Direktorat Misi Sains NASA, Nicola Fox, dikutip dari The Register, Jumat (12/9/2025).

    “Ibaratnya seperti melihat fosil kotoran yang ditinggalkan mikroba berusia 3,5 miliar tahun,” imbuhnya.

    Peneliti utama sekaligus ilmuwan planet Universitas Stony Brook, Joel Hurowitz, menjelaskan, batuan tersebut kaya zat besi dan mineral vivianite serta greigite yang biasanya terbentuk dengan adanya material organik.

    “Di Bumi, kombinasi lumpur dan materi organik sering kali merupakan hasil sampingan kehidupan mikroba yang mengonsumsi mineral,” jelas Hurowitz.

    Meski demikian, NASA menegaskan belum ada kepastian 100% bahwa temuan ini adalah bukti kehidupan. Berbagai kemungkinan non-hayati telah diteliti, namun sejauh ini belum ada penjelasan lain yang sesuai.

    Ilmuwan proyek Perseverance, Katie Stack Morgan, menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut hanya bisa dilakukan jika sampel tersebut berhasil dibawa ke Bumi melalui misi Mars Sample Return (MSR).

    “Kami sudah mengerahkan kemampuan rover ini. Langkah selanjutnya adalah membawa sampel ke tangan manusia,” katanya.

    Namun, misi MSR masih menghadapi kendala biaya besar, keterlambatan, dan risiko dibatalkan. Pejabat Administrator NASA, Sean Duffy, menyebut pihaknya tengah mencari cara lebih efisien untuk melanjutkan misi tersebut.

    Sementara itu, China justru mempercepat program pengembalian sampel Mars menjadi tahun 2028 dengan target membawa batuan Mars ke Bumi pada 2031. Kondisi ini menandakan potensi persaingan baru dalam perlombaan antariksa.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • NASA Umumkan Temukan Tanda Kehidupan di Mars!

    NASA Umumkan Temukan Tanda Kehidupan di Mars!

    Jakarta

    NASA merilis pengumuman misterius di mana pihaknya mengklaim telah menyaksikan ‘tanda kehidupan paling jelas yang pernah ditemukan di Mars‘. Pengumuman ini datang dari tim rover Perseverance yang memang berkeliling di Planet Merah.

    “Selama 30 tahun terakhir, NASA telah menjelajahi Mars. Dan dalam eksplorasi itu, kami mencari tanda-tanda kehidupan, kami mencari air,” ujar Administrator NASA Sean Duffy dalam konferensi pers.

    Melansir IFLScience, pada masa lalu, kemungkinan tanda kehidupan di luar Bumi bisa dibantah oleh komunitas ilmiah. Biasanya, tanda tersebut disingkirkan sebagai bukti kehidupan karena sebenarnya tanda tersebut disebabkan/diciptakan oleh suatu hal lain.

    Akan tapi, nampaknya ini tidak berlaku untuk temuan terbaru NASA.

    “Setahun yang lalu, kami menemukan sebuah sampel. Kami pikir kami telah menemukan apa yang kami yakini sebagai tanda-tanda kehidupan mikroba di permukaan Mars. Jadi, kami menyerahkannya kepada rekan-rekan ilmuwan kami untuk melakukan uji tekanan, menganalisisnya, dan bertanya, ‘Apakah kami benar, apakah kami pikir ini tanda-tanda kehidupan purba di Mars?’”, Duffy bertanya-tanya.

    Setelah peninjauan selama setahun, para ilmuwan kembali dan memberikan jawaban di luar dugaan. Mereka mengaku tidak dapat menemukan penjelasan lain soal sampel terbaru yang diserahkan.

    “‘Dengar, kami tidak dapat menemukan penjelasan lain. Ini bisa jadi merupakan tanda kehidupan paling jelas yang pernah kami temukan di Mars’,” begitu kata rekan ilmuwan.

    Associate Administrator Nicky Fox menambahkan bahwa temuan ini sangat menggembirakan. Dalam radius 10 tahun cahaya dari Bumi, setidaknya terdapat 400 planet yang diketahui. Artinya, ada kemungkinan, bahkan ada yang menyebutnya probabilitas, adanya kehidupan di luar Bumi.

    “Termasuk mungkin kehidupan cerdas yang kompleks,” ungkap Nicky Fox.

    “Hari ini, kami sungguh menunjukkan kepada Anda bagaimana kami selangkah lebih dekat untuk menjawab salah satu pertanyaan terdalam umat manusia, yaitu, apakah kita benar-benar sendirian di alam semesta?” imbuhnya.

    Sambil menunjukkan gambar bintik-bintik yang ditemukan pada batu di batu lumpur di ‘Air Terjun Cheyava’ Mars, Fox mengatakan bahwa para ilmuwan langsung tahu bahwa itu menarik.

    “Kami belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya di Mars, dan kami membicarakannya musim panas lalu. Mereka telah melakukan analisis pada bintik-bintik macan tutul ini, dan kami, Anda tahu, kami pikir bintik-bintik itu mungkin terbentuk oleh semacam kehidupan purba. Penemuan oleh penjelajah Perseverance kami yang luar biasa ini adalah yang paling mendekati penemuan kehidupan purba di Mars,” tandasnya.

    (ask/ask)

  • Empat Relawan Mulai Simulasi Hidup di Mars

    Empat Relawan Mulai Simulasi Hidup di Mars

    Jakarta

    Empat orang sukarelawan sedang bersiap menjalani misi selama setahun penuh yang dirancang untuk mensimulasikan bagaimana rasanya tinggal di Mars.

    Pada 19 Oktober 2025, Ross Elder, Ellen Ellis, Matthew Montgomery, dan James Spicer akan memasuki Kawasan Mars Dune Alpha milik NASA, sebuah habitat hasil cetak 3D seluas 518 meter persegi di dalam Johnson Space Center di Houston, Texas, Amerika Serikat.

    Mereka akan berada di dalamnya selama 378 hari, dan akan mengakhiri misi mereka pada 31 Oktober 2026. Simulasi ini merupakan bagian dari Crew Health and Performance Exploration Analog (CHAPEA) NASA, serangkaian eksperimen berbasis Bumi untuk mengevaluasi bagaimana manusia mengatasi tuntutan fisik dan psikologis perjalanan luar angkasa. Dua anggota kru pengganti, Emily Phillips dan Laura Marie, juga siap siaga jika ada sukarelawan yang berhalangan hadir.

    Misi CHAPEA dirancang untuk meniru tantangan berat yang akan dihadapi para astronaut selama tinggal di tiruan Planet Merah tersebut. Para sukarelawan akan menghadapi keterbatasan sumber daya, isolasi, keterlambatan komunikasi, malfungsi peralatan, dan simulasi perjalanan luar angkasa bertempo tinggi.

    Skenario-skenario ini dirancang untuk menyediakan data vital bagi NASA tentang kesehatan dan kinerja manusia untuk eksplorasi jangka panjang.

    “Seiring NASA bersiap untuk misi Artemis berawak, CHAPEA dan analog darat lainnya membantu kami menentukan kemampuan terbaik yang akan dibutuhkan astronaut masa depan,” kata Sara Whiting, ilmuwan proyek di Human Research Program di NASA, seperti dikutip dari India Today.

    Selama simulasi, para kru akan melakukan penelitian harian dan aktivitas operasional, termasuk simulasi perjalanan di Mars, operasi robotik, dan berkebun. Mereka juga akan menguji teknologi baru yang dirancang untuk tinggal lama di Mars, seperti dispenser air minum dan perangkat medis diagnostik.

    “Simulasi ini akan memungkinkan kami mengukur kinerja kognitif dan fisik dalam kondisi seperti di Mars,” jelas Grace Douglas, peneliti utama CHAPEA.

    “Wawasan ini akan membantu NASA membuat keputusan penting untuk memastikan para astronaut masa depan tetap aman dan siap menjalankan misi,” imbuhnya.

    Ini menandai simulasi permukaan selama setahun kedua di bawah CHAPEA. Simulasi pertama, yang selesai pada Juli 2024, menyediakan data dasar yang telah memengaruhi perencanaan misi.

    Human Research Program NASA, yang memimpin proyek ini, terus menyelidiki tantangan penerbangan antariksa manusia jangka panjang dan mengembangkan langkah-langkah penanggulangan untuk mendukung era eksplorasi berikutnya ke Bulan, Mars, dan seterusnya.

    NASA tidak sendirian dalam mempelajari kehidupan Mars dengan mensimulasikannya di Bumi. India baru-baru ini melakukan misi analognya sendiri.

    Dipimpin oleh Protoplanet, badan antariksa nasional India, ISRO, mempelajari bagaimana isolasi memengaruhi pikiran dan tubuh manusia di habitat analog yang dijuluki Himalayan Outpost for Planetary Exploration (Hope) atau Pos Terdepan Himalaya untuk Eksplorasi Planet di Ladakh, India.

    (rns/fay)

  • Langka! SpaceX Pamer Nusantara Lima di Pelindung Satelit Jelang Peluncuran

    Langka! SpaceX Pamer Nusantara Lima di Pelindung Satelit Jelang Peluncuran

    Jakarta

    SpaceX tengah berjuang untuk meluncurkan Satelit Nusantara Lima setelah tertunda dua kali akibat cuaca buruk di lokasi peluncuran Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Penampakan satelit nasional itu pun dipamerkan oleh perusahaan Elon Musk.

    Dalam foto yang dirilis SpaceX, satelit terpasang di dalam payload fairing, yaitu penutup pelindung bagian atas roket yang akan menjaga satelit selama fase awal penerbangan menembus atmosfer. Tentunya, foto tersebut diabadikan sebelum berada di tempat peluncuran.

    Foto satelit di dalam payload fairing ini yang kemudian dipublikasikan menjadi pemandangan yang langka. Hal itu terjadi karena beberapa faktor dan kebijakan perusahaan, tetapi bisa pengecualian kalau sudah mendapatkan izin dari klien.

    Foto Satelit Nusantara Lima diperlihatkan SpaceX di akun X ketika mereka akan meluncurkan di percobaan kedua. Roket sudah menghitung mundur hingga 30 detik sebelum lepas landas, namun peluncuran dihentikan secara mendadak karena izin cuaca tidak dikeluarkan oleh pihak berwenang.

    CEO PSN, Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan kronologi penundaan tersebut. “Jadi 30 detik itu, mereka harus dapat weather clearance dari Air Force K45. Nah, mereka tidak memberikan clearance pada detik-detik terakhir. Mereka mengatakan terlalu risiko, jadi peluncuran diberhentikan. Tidak diizinkan untuk diluncurkan karena alasan cuaca. Peluncuran akan dicoba besok, jamnya hampir sama,” ujar Adi.

    Air Force K45 kemungkinan besar merujuk pada 45th Weather Squadron (45 WS), yakni unit cuaca di bawah Space Launch Delta 45 yang berbasis di Patrick Space Force Base, Florida. Skuadron ini memiliki tugas vital yaitu memantau kondisi cuaca dan memberikan rekomendasi untuk setiap peluncuran roket dari Cape Canaveral dan Kennedy Space Center.

    Tim ini bekerja sama dengan FAA, NASA, dan perusahaan seperti SpaceX untuk memastikan keselamatan. 45WS menyampaikan data prakiraan, observasi, dan peringatan kondisi atmosfer mulai dari jam hingga detik terakhir sebelum peluncuran.

    Mereka berpegang pada Launch Weather Commit Criteria, termasuk batas kecepatan angin, keberadaan awan petir, dan risiko bahaya lain yang bisa membahayakan misi. Jika salah satu parameter tidak terpenuhi, peluncuran bisa langsung dibatalkan demi keselamatan roket, muatan, dan publik di sekitar area peluncuran.

    CEO PSN Adi Rahman Adiwoso Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Penundaan di detik-detik akhir peluncuran bukan hal baru. Banyak misi NASA maupun komersial pernah mengalami scrub (penghentian) mengalami serupa akibat cuaca yang tidak sesuai kriteria. Meski mengecewakan, keputusan tersebut diambil untuk melindungi aset bernilai ratusan juta dolar dan keselamatan publik.

    Agenda peluncuran telah dijadwalkan keesokan harinya 10 September waktu Florida atau pada pagi harinya tanggal 11 September waktu Indonesia.

    Peluncuran dengan Falcon 9 akan mengikuti skema dua tahap. Stage 1 (booster) yang memberikan dorongan awal sebelum kembali mendarat untuk digunakan ulang, dan Stage 2 yang akan membawa satelit menuju orbit target.

    Setelah itu, payload fairing akan terlepas dan satelit Nusantara Lima dilepaskan ke orbit transfer geostasioner sebelum bermanuver menuju orbit finalnya di 113 derajat Bujur Timur.

    Dengan kapasitas 160 Gbps dengan 101 spot beam Ka-band, Nusantara Lima akan mendukung penyediaan layanan internet cepat di Indonesia. Bahkan, jangkauan kawasan satelit ini bisa mencakup wilayah Filipina dan Malaysia.

    (agt/agt)

  • 45WS Batalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Akhir, Apa Itu?

    45WS Batalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Akhir, Apa Itu?

    Orlando

    Peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) kembali mengalami penundaan dramatis pada Selasa malam (9/9/2025) pukul 21.30 waktu Orlando. Kali ini, roket sudah menghitung mundur hingga 30 detik sebelum lepas landas, namun peluncuran dihentikan secara mendadak karena izin cuaca tidak dikeluarkan oleh pihak berwenang.

    CEO PSN, Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan kronologi penundaan tersebut. “Jadi 30 detik itu, mereka harus dapat weather clearance dari Air Force K45. Nah, mereka tidak memberikan clearance pada detik-detik terakhir. Mereka mengatakan terlalu risiko, jadi peluncuran diberhentikan. Tidak diizinkan untuk diluncurkan karena alasan cuaca. Peluncuran akan dicoba besok, jamnya hampir sama,” ujar Adi.

    Air Force K45 kemungkinan besar merujuk pada 45th Weather Squadron (45 WS).

    Apa Itu 45 WS?

    45th Weather Squadron (45 WS) adalah unit cuaca di bawah Space Launch Delta 45 yang berbasis di Patrick Space Force Base, Florida. Skuadron ini memiliki tugas vital yaitu memantau kondisi cuaca dan memberikan rekomendasi untuk setiap peluncuran roket dari Cape Canaveral dan Kennedy Space Center.

    Tim ini bekerja sama dengan FAA, NASA, dan perusahaan seperti SpaceX untuk memastikan keselamatan. 45WS menyampaikan data prakiraan, observasi, dan peringatan kondisi atmosfer mulai dari jam hingga detik terakhir sebelum peluncuran.

    Mereka berpegang pada Launch Weather Commit Criteria, termasuk batas kecepatan angin, keberadaan awan petir, dan risiko bahaya lain yang bisa membahayakan misi. Jika salah satu parameter tidak terpenuhi, peluncuran bisa langsung dibatalkan demi keselamatan roket, muatan, dan publik di sekitar area peluncuran.

    Persiapan peluncuran satelit nusantara lima Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

    Tidak Memberikan Izin pada Detik-Detik Terakhir

    Penundaan di detik-detik akhir peluncuran bukan hal baru. Banyak misi NASA maupun komersial pernah mengalami scrub (penghentian) mengalami serupa akibat cuaca yang tidak sesuai kriteria. Meski mengecewakan, keputusan tersebut diambil untuk melindungi aset bernilai ratusan juta dolar dan keselamatan publik.

    Pada peluncuran Crew Dragon Demo-2 oleh SpaceX pada Mei 2020, 45 WS memutuskan untuk menunda peluncuran hanya 20 menit sebelum lepas landas karena risiko petir yang tinggi. Begitu juga pada peluncuran satelit GPS III pada Desember 2018, di mana awan tebal dan potensi hujan es memaksa penundaan. Bahkan peluncuran Starship SpaceX pada Agustus 2025 ditunda karena cuaca buruk di menit-menit akhir.

    Selama hitung mundur (countdown), 45 WS menggunakan teknologi canggih seperti radar Doppler, balon cuaca, satelit, dan pesawat pengintai untuk memantau cuaca secara real-time. Mereka mengevaluasi faktor seperti petir, angin kencang, awan tebal, hujan, dan suhu berdasarkan Launch Commit Criteria (LCC), aturan ketat yang menentukan apakah peluncuran bisa dilakukan.

    Jika ada pelanggaran-misalnya, petir dalam radius 19 km atau angin permukaan di atas 48 km/jam-mereka berhak menghentikan peluncuran, bahkan di detik-detik terakhir, seperti yang terjadi pada Nusantara Lima. Keputusan 45 WS bersifat final bagi satelit komersial atau pemerintah. Pengecualiannya hanya untuk peluncuran militer mendesak, seperti misil balistik antarbenua (ICBM), aturan bisa sedikit longgar.

    Mengapa Cuaca Begitu Kritis?

    Satelit Nusantara LimaFoto: dok PT PSN

    Cuaca adalah faktor penentu dalam peluncuran roket. Sejarah mencatat kegagalan tragis akibat cuaca, contohnya:

    Apollo 12 (1969): Roket tersambar petir dua kali setelah lepas landas, nyaris gagal.Challenger (1986): Hancur karena O-ring yang rapuh akibat suhu dingin.Atlas-Centaur (1987): Hancur di udara akibat petir, menyebabkan kerugian besar.

    Untuk mencegah insiden serupa, 45 WS menghitung Probability of Violation (POV), probabilitas pelanggaran aturan cuaca. Jika POV melebihi 20-40% untuk kondisi berbahaya, peluncuran dihentikan

    Dalam kasus Nusantara Lima, 45 WS kemungkinan mendeteksi ancaman seperti:

    Petir: Roket bertindak sebagai konduktor raksasa, sehingga peluncuran dilarang jika ada petir dalam radius 19 km dalam 30 menit terakhir.Angin Kencang: Angin permukaan di atas 48 km/jam atau wind shear di ketinggian bisa membelokkan roket.Awan Tebal/Hujan: Mengurangi visibilitas atau meningkatkan risiko es dan petir.

    Selain 45 WS, Federal Aviation Administration (FAA) juga mengatur penutupan wilayah udara melalui Temporary Flight Restrictions (TFR) selama peluncuran. SpaceX, sebagai operator, harus memastikan semua aspek teknis dan cuaca sesuai sebelum meluncur. Penundaan Nusantara Lima mencerminkan koordinasi ketat antara PSN, SpaceX, 45 WS, dan FAA untuk mencegah risiko yang bisa merugikan misi senilai miliaran dolar ini.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Satelit Nusantara Lima Milik Indonesia Siap Meluncur 9 September”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/fay)

  • 45WS Batalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Akhir, Apa Itu?

    Apa Itu Scrub, Istilah Roket Batal Meluncur Seperti Satelit Nusantara Lima

    Jakarta

    Peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengalami scrub atau penundaan yang kedua kalinya. Kondisi cuaca kembali menghambat misi peluncuran.

    SpaceX sempat hendak menerbangkan roket Falcon 9 tepat pukul 21.30 waktu setempat, bahkan hitung mundur tinggal 30 detik saja. Kemudian, ruang kontrol menyampaikan informasi bahwa peluncuran Satelit Nusantara Lima ditunda esok di waktu yang sama.

    Scrub adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peluncuran yang tidak tepat waktu. Penundaan terjadi ketika tanggal peluncuran yang direncanakan diundur ke tanggal yang lebih lambat.

    Scrub terjadi ketika misi dibatalkan pada hari peluncuran dan dijadwalkan ulang di kemudian hari. Biasanya, scrub merupakan pilihan mendadak yang disebabkan oleh cuaca buruk atau kerusakan mekanis yang bisa menimbulkan masalah keselamatan.

    Dalam peluncuran roket, ada ‘launch windows’ atau waktu-waktu tertentu yang tersedia. Roket hanya diperbolehkan untuk diluncurkan dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu ini dapat berlangsung mulai dari setengah jam hingga beberapa jam per hari.

    Namun, rentang waktu tersebut pun tidak tersedia setiap hari. Terdapat juga launch periode yang merupakan hari-hari ketika kesejajaran planet (atau benda langit) dengan planet kita sedemikian rupa sehingga menguntungkan misi.

    Sambil menunggu cuaca membaik atau petugas pemeliharaan menangani masalah teknis, roket atau pesawat antariksa sering kali ditinggalkan di landasan peluncuran. Namun, pesawat antariksa terkadang harus dikembalikan Vehicle Assembly Building (VAB) atau gedung perakitan kendaraan. Hal ini disebut sebagai rollback.

    Mengutip laman Kennedy Space Center, penundaan, pembatalan, dan keterlambatan peluncuran, cenderung terjadi karena salah satu alasan di bawah ini.

    Cuaca

    Alasan paling umum scrub adalah cuaca buruk. Bayangkan, penerbangan komersial biasa saja bisa tertunda akibat cuaca buruk. Maka wajar jika cuaca menjadi alasan scrub karena bisa menggagalkan misi yang bernilai ratusan juta dolar.

    Demi keselamatan peluncuran, ahli meteorologi penerbangan akan menganalisis 14 titik data meteorologi. Angin sedang dianalisis secara khusus, mengingat peluncuran tidak dapat dilakukan jika kecepatan angin berkelanjutan di ketinggian 48 meter, landasan peluncuran melebihi 48 km/jam. Angin atmosfer bagian atas biasanya bertiup dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi, sehingga meningkatkan geseran angin vertikal.

    Petir dan badai petir merupakan fenomena terpenting yang perlu dipantau terkait peluncuran antariksa. NASA tidak akan mengisi bahan bakar roket jika terdapat peluang sambaran petir lebih dari 20% dalam radius 8 km dari lokasi peluncuran. Jika petir terlihat dalam radius 16 km laut dari lokasi peluncuran atau rute penerbangan, peluncuran akan ditunda selama 30 menit hingga kondisi yang dipersyaratkan terpenuhi.

    Kondisi lain yang harus diukur adalah kelistrikan langit yang terkait dengan badai petir. Jika tepi badai petir yang telah menghasilkan petir dalam 30 menit terakhir berada dalam radius 16 km dari lokasi peluncuran, maka peluncuran akan dibatalkan.

    Awan juga menimbulkan risiko keamanan bagi roket. Jika lapisan awan lebih tebal dari 1.371 meter, mencapai suhu di bawah titik beku, dan berada dalam jarak 16 km laut dari awan kumulus, peluncuran akan dibatalkan. Roket tidak dapat diluncurkan jika terjadi presipitasi (hujan atau gerimis).

    Dalam cuaca panas, peluncuran roket biasanya berjalan lancar. Di sisi lain, suhu di bawah 8,88 derajat Celcius dapat mengakibatkan pembentukan es yang berbahaya.

    Alasan umum lainnya untuk pembatalan peluncuran roket adalah keberadaan sejumlah besar partikel berenergi tinggi di ruang angkasa dekat orbit.

    Hal Teknis

    Roket itu sendiri merupakan keajaiban teknis, dengan kompleksitas yang sebanding namun sangat rumit. Satu kegagalan mekanis saja dapat membahayakan keselamatan seluruh roket dan mencegah misi mencapai orbit.

    Ribuan sensor mengumpulkan data hingga detik-detik terakhir peluncuran untuk memeriksa apakah ada yang salah di dalam roket. Jika mendeteksi sesuatu yang tidak biasa atau menimbulkan kekhawatiran, mereka dapat segera memulai pembersihan, memastikan keselamatan roket dan muatannya. Belum lagi perlunya melakukan pengujian integritas dan perawatan semua komponen roket sebelumnya.

    Faktor Lain

    Peluncuran luar angkasa berpotensi terhambat oleh faktor-faktor yang jauh lebih ganjil. Misalnya, misi pasokan ulang Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan diluncurkan dari Wallops Flight Facility NASA pada 2014 dibatalkan karena sebuah perahu layer secara tidak sengaja melintasi jalur penerbangan roket sekitar 64 kilometer dari lokasi peluncuran.

    Jika roket lepas landas dan mengalami kegagalan fatal, penumpang di dalamnya akan berada dalam bahaya. Risiko tersebut mendorong NASA untuk menunda peluncuran hingga hari lain. Selain itu, SpaceX juga pernah menunda peluncuran satelit Starlink karena optimalisasi konstelasi.

    Bagaimanapun, biaya akibat penundaan tidak signifikan jika dibandingkan dengan kerugian yang disebabkan akibat ledakan roket seperti yang dialami SpaceX atau bahkan sampai hilangnya nyawa. Industri luar angkasa benar-benar menerapkan pepatah ‘lebih baik mencegah daripada menyesal bahkan celaka’, dan itu hal yang baik.

    (rns/fay)

  • Mantan Astronaut NASA Ungkap Fakta Mengejutkan di Luar Angkasa

    Mantan Astronaut NASA Ungkap Fakta Mengejutkan di Luar Angkasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan astronaut NASA, Leroy Chiao mengaku melihat benda misterius saat menerbangkan pesawat. Hal ini mengejutkan dan membuat Chiao kebingungan terkait asal-usul benda tersebut.

    Chiao menemukan benda itu saat menerbangkan pesawat Grumman AA5B Tiger di Texas sekitar pertengahan tahun lalu.

    Objek misterius hanya berjarak enam meter dari pesawatnya. Benda tersebut mirip bola metalik melayang-layang di udara dan tidak memiliki alat pendorong.

    Chiao mengaku sulit membayangkan sistem pendorong, karena tidak mungkin ada sistem pendorong mesin jet di dalambola. Sebab sistem akan mengeluarkan gas pada lubang yang sama sekali tidak terlihat olehnya.

    “Entah dari mana, dua bola logam besar berbentuk bulat ini datang tepat ke arah saya,” kata Chiao, dikutip dari New York Post.

    “Berdiameter sekitar 1 meter, satu di atas yang lain, meluncur dengan cepat di sisi kiri pesawat, tepat di bawahnya, sekitar 6 meter,” dia menambahkan.

    Chiao juga menjelaskan hari itu cerah dan tidak berawan dengan pandangan yang baik. Dia menggambarkan bola itu sangat halus.

    Saat melihatnya, bola itu bergerak ke arah berlawanan. Kecepatannya sama sekitar 100-150 mph.

    Benda itu makin misterius karena tidak bisa diidentifikasi sebagai balon biasa. Karena balon cuaca muncul di radar penerbangannya.

    Bola misterius juga pernah dilihat pihak Pentagon beberapa waktu lalu. Namun gambarannya berbeda dengan yang dilihat Chiao.

    Pentagon merilis foto penampakan bola misterius tersebut, yang terlihat tertutupi oleh titik-titik. Objek itu ditangkap radar militer dalam wilayah udara yang dikontrol Irak.

    Kantor Penyelesaian Anomali Semua Domain (AARO) Pentagon mengatakan tidak bisa menjelaskan objek tersebut. Lembaga itu hanya menggambarkannya sebagai bola logam runcing.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penundaan Satelit Nusantara Lima Dibahas TV Lokal Orlando

    Penundaan Satelit Nusantara Lima Dibahas TV Lokal Orlando

    Orlando

    Peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang awalnya dijadwalkan pada 8 September 2025 pukul 20.02 waktu setempat (9 September 2025 pukul 08.02 WIB) di Cape Canaveral, Florida, terpaksa ditunda akibat cuaca buruk.

    Penundaan ini menjadi pembahasan di sejumlah stasiun televisi lokal Orlando, termasuk Fox 35, yang melaporkan hujan badai dan potensi petir sebagai penyebab utama.

    Dalam acara Good Morning Orlando, Fox 35 melaporkan pada malam 8 September 2025, beberapa wilayah di Florida dilanda hujan badai ekstrem, bahkan memicu potensi banjir di beberapa area. Cuaca yang tidak bersahabat ini membuat SpaceX menunda peluncuran Satelit Nusantara Lima demi menjaga keamanan.

    Disebutkan SpaceX akan mencoba kembali meluncurkan Satelit Nusantara Lima pada 9 September 2025 malam.

    Selain TV lokal, situs-situs yang membahas penerbangan luar angkasa turut menyoroti penundaan peluncuran SNL. Salah satunya Spaceflight Now yang mengabarkan ” Cuaca buruk memaksa SpaceX membatalkan peluncuran satelit komunikasi Indonesia dari Cape Canaveral”.

    Menurut laporan tersebut, SpaceX membatalkan upaya peluncuran pada Senin malam karena cuaca buruk di landasan peluncuran. Kini, perusahaan milik Elon Musk itu menargetkan peluncuran Satelit Nusantara Lima dari landasan 40 di Cape Canaveral Space Force Station pukul 20.01 EDT (07.01 WIB 10 September). Ini merupakan pembukaan dari jendela waktu 116 menit.

    Menurut prakiraan dari 45th Weather Squadron, peluang cuaca yang mendukung peluncuran pada awal jendela waktu adalah 30 persen, meningkat menjadi 45 persen seiring berjalannya waktu. Prakiraan ini berlaku untuk upaya peluncuran baik pada Senin maupun Selasa.

    Meteorolog memperkirakan “kemungkinan besar terjadi hujan dan badai” yang mencakup malam hingga pagi hari. “Kelembapan atmosfer yang tinggi akan tetap bertahan di Florida hingga awal minggu depan,” tulis petugas cuaca dikutip dari Spaceflight Now.

    “Di permukaan, batas lemah akan bergerak melintasi Florida Tengah sebelum digantikan oleh front yang lebih kuat pada pertengahan minggu depan. Pola cuaca yang tidak menentu juga dipengaruhi oleh palung di wilayah Great Lakes yang membentang ke selatan hingga Teluk Meksiko.”

    Satelit Nusantara Lima siap meluncur di Cape Canaveral, Florida, Senin (8/9/2025) waktu Amerika Serikat Foto: dok PT PSN

    SpaceX akan meluncurkan Satelit Nusantara Lima menggunakan roket Falcon 9 dengan booster tahap pertama yang telah teruji, B1078. Ini akan menjadi penerbangan ke-23 bagi booster tersebut, yang sebelumnya telah mendukung misi seperti NASA Crew-6, USSF-124, dan satelit BlueBird 1-5 milik ASTSpaceMobile.

    Setelah mendorong roket keluar dari atmosfer bawah, B1078 akan mendarat di kapal drone A Shortfall of Gravitas di Samudra Atlantik. Keberhasilan pendaratan ini akan menandai pemulihan ke-124 untuk kapal tersebut dan pendaratan booster ke-502 bagi SpaceX.

    Satelit Nusantara Lima, yang dibangun oleh Boeing dengan platform 702MP, merupakan satelit komunikasi berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) dengan kapasitas lebih dari 160 Gbps. Satelit ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas internet di Indonesia, khususnya di daerah terpencil, serta mendukung pasar Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina.

    Sebelumnya diberitakan Peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PSN yang sedianya berlangsung Senin malam (8/9/2025) di Cape Canaveral, Florida, resmi ditunda. Penyebabnya bukan karena hujan, melainkan kondisi cuaca ekstrem berupa petir dan awan badai cumulonimbus yang membahayakan proses peluncuran roket.

    CEO PT PSN, Adi Rahman Adiwoso, mengonfirmasi penundaan tersebut. “Kami sudah menunggu dua jam. Cuaca diharapkan membaik, tapi malah memburuk. Kita bisa lihat hujan turun dan ada kilat,” ujarnya di area pemantau peluncuran The Gantary, Senin malam waktu setempat.

    Peluncuran dijadwalkan ulang pada Selasa, 9 September 2025, dengan jendela peluncuran sama yakni pukul 20.02-22.02 waktu Orlando (10 September. 2025 jam 07.02-09.02 WIB).

    “Insyaallah besok cuacanya lebih baik. Lebih baik kita menjaga safety daripada memaksa,” tambah Adi dengan nada optimistis.

    (afr/afr)

  • Penyebab Bulan Berwarna Merah Darah Saat Gerhana 7-8 September

    Penyebab Bulan Berwarna Merah Darah Saat Gerhana 7-8 September

    Jakarta

    Pada 7-8 September, langit menampilkan fenomena langka Gerhana Bulan Total Blood Moon yang menakjubkan. Bulan bersinar dengan cahaya merah yang menawan. Fenomena ini, yang dahulu dianggap sebagai pertanda buruk, menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta astronomi dan fotografer fenomena langit.

    Apa Itu Blood Moon?

    Blood Moon atau Bulan Merah Darah adalah deskripsi non-ilmiah dari warna Bulan yang terkadang terlihat merah dan berkarat. Warna tersebut adalah hasil dari Gerhana Bulan Total. Penyebutan ini umum di negara-negara Barat.

    Adapun Gerhana Bulan total terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, planet kita akan menghalangi sebagian besar sinar Matahari yang mencapai Bulan.

    Mengapa Blood Moon Terlihat Merah?

    Blood Moon terlihat merah dikarenakan fenomena hamburan Rayleigh. Ketika cahaya Matahari mengenai atmosfer kita, cahaya dalam spektrum biru dihamburkan lebih efisien daripada cahaya merah oleh partikel di dalamnya.

    Dengan lebih sedikit cahaya biru yang mengenai mata, kita akan melihat Matahari berwarna agak kuning. Semakin banyak atmosfer yang harus dilalui cahaya, misalnya saat Matahari terbit dan terbenam, semakin banyak cahaya biru yang tersebar, sehingga Matahari tampak lebih kuning atau merah.

    Sebaliknya, saat Matahari berada tepat di atas kita, Matahari akan tampak lebih putih, karena cahaya biru memiliki lebih sedikit atmosfer yang harus dihamburkan untuk mencapai mata.

    Selama gerhana Bulan, satu-satunya cahaya yang jatuh di Bulan (tidak termasuk cahaya bintang) adalah cahaya yang telah melewati atmosfer Bumi. Karena cahaya biru lebih mudah tersebar, sementara cahaya merah mengambil rute yang lebih langsung, hasilnya adalah Bulan bermandikan cahaya merah darah.

    “Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, Bulan akan tampak semakin merah. Seolah-olah semua Matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke Bulan,” kata NASA, dikutip dari IFL Science.

    Tak seperti gerhana Matahari, tidak diperlukan peralatan khusus apa pun untuk melihat gerhana Bulan, meskipun kalian bisa memilih menggunakan teropong atau teleskop agar lebih jelas menikmatinya.

    (rns/rns)

  • Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Lengkap dengan Bacaan Niatnya

    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Lengkap dengan Bacaan Niatnya

    Jakarta: Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah yang dilakukan pada pertengahan bulan-bulan qamariyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. Berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh September 2025 yang juga bertepatan dengan bulan Muharram 1447 Hijriah.

    Setiap bulan dalam kalender hijriah memiliki momen ibadah sunah yang istimewa. Salah satunya adalah puasa ayyamul bidh, yaitu puasa tiga hari pada pertengahan bulan hijriah saat bulan purnama tampak terang. Amalan ini kerap menjadi perhatian umat Islam karena keutamaannya yang besar, bahkan disamakan dengan puasa sepanjang tahun.

    Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?
    Secara bahasa, ayyamul bidh berarti “hari-hari putih”. Istilah ini merujuk pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender hijriah, saat bulan purnama terlihat paling terang.

    Puasa Ayyamul Bidh dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh pahala yang besar. Dalam hadits riwayat An-Nasa’i dari Ibnu Abbas, beliau berkata:

    “Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat sering tidak makan (berpuasa) pada hari yang malamnya cerah, baik sedang berada di rumah atau berpergian.” (HR. An-Nasa’i)
    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025
    Berdasarkan kalender hijriah 1447 H, puasa ayyamul bidh September 2025
    bertepatan dengan:

    Tanggal 13 Rabiul Awal 1447 H: Sabtu, 6 September 2025
    Tanggal 14 Rabiul Awal 1447 H: Minggu, 7 September 2025
    Tanggal 15 Rabiul Awal 1447 H: Senin, 8 September 2025

    Dengan begitu, umat Islam dapat meniatkan diri untuk berpuasa tiga hari tersebut sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. 
     

     

    Niat Puasa Ayyamul Bidh
    Sama seperti puasa sunah lainnya, niat puasa ayyamul bidh cukup dilakukan dalam hati. Namun, umat Islam juga bisa melafalkan niat dengan bacaan berikut:

    نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ البَيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
     

    Latin: Nawaitu shauma ayyāmil bīḍhi sunnatan lillāhi ta‘ālā

    Artinya: “Saya niat berpuasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah Ta‘ala.”

    Niat ini dapat dibaca pada malam hari sebelum berpuasa atau ketika sahur, selama belum masuk waktu subuh.
    Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
    Puasa ini memiliki beberapa keutamaan, antara lain:

    Mendapat pahala seperti berpuasa sepanjang tahun 
    Melatih kesabaran dan pengendalian diri
    Menyucikan jiwa  

    Puasa ayyamul bidh September 2025 dapat menjadi amalan sunah yang ringan namun penuh keberkahan. Dengan melaksanakannya, umat Islam tidak hanya meraih pahala, tetapi juga mendapatkan manfaat rohani dan jasmani.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah yang dilakukan pada pertengahan bulan-bulan qamariyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. Berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh September 2025 yang juga bertepatan dengan bulan Muharram 1447 Hijriah.
     
    Setiap bulan dalam kalender hijriah memiliki momen ibadah sunah yang istimewa. Salah satunya adalah puasa ayyamul bidh, yaitu puasa tiga hari pada pertengahan bulan hijriah saat bulan purnama tampak terang. Amalan ini kerap menjadi perhatian umat Islam karena keutamaannya yang besar, bahkan disamakan dengan puasa sepanjang tahun.

    Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?
    Secara bahasa, ayyamul bidh berarti “hari-hari putih”. Istilah ini merujuk pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender hijriah, saat bulan purnama terlihat paling terang.
     
    Puasa Ayyamul Bidh dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh pahala yang besar. Dalam hadits riwayat An-Nasa’i dari Ibnu Abbas, beliau berkata:

    “Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat sering tidak makan (berpuasa) pada hari yang malamnya cerah, baik sedang berada di rumah atau berpergian.” (HR. An-Nasa’i)

    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025
    Berdasarkan kalender hijriah 1447 H, puasa ayyamul bidh September 2025
    bertepatan dengan:
     
    Tanggal 13 Rabiul Awal 1447 H: Sabtu, 6 September 2025
    Tanggal 14 Rabiul Awal 1447 H: Minggu, 7 September 2025
    Tanggal 15 Rabiul Awal 1447 H: Senin, 8 September 2025
     

    Dengan begitu, umat Islam dapat meniatkan diri untuk berpuasa tiga hari tersebut sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. 
     

     

    Niat Puasa Ayyamul Bidh
    Sama seperti puasa sunah lainnya, niat puasa ayyamul bidh cukup dilakukan dalam hati. Namun, umat Islam juga bisa melafalkan niat dengan bacaan berikut:
     
    نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ البَيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
     
     
    Latin: Nawaitu shauma ayyāmil bīḍhi sunnatan lillāhi ta‘ālā
     
    Artinya: “Saya niat berpuasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah Ta‘ala.”
     
    Niat ini dapat dibaca pada malam hari sebelum berpuasa atau ketika sahur, selama belum masuk waktu subuh.
    Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
    Puasa ini memiliki beberapa keutamaan, antara lain:

    Mendapat pahala seperti berpuasa sepanjang tahun 
    Melatih kesabaran dan pengendalian diri
    Menyucikan jiwa  

    Puasa ayyamul bidh September 2025 dapat menjadi amalan sunah yang ringan namun penuh keberkahan. Dengan melaksanakannya, umat Islam tidak hanya meraih pahala, tetapi juga mendapatkan manfaat rohani dan jasmani.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)