Kementrian Lembaga: NASA

  • Starlink Elon Musk Jatuh ke Bumi Akibat Anomali Orbit, NASA Turun Tangan

    Starlink Elon Musk Jatuh ke Bumi Akibat Anomali Orbit, NASA Turun Tangan

    Bisnis.com, Jakarta — Salah satu satelit internet Starlink milik SpaceX mengalami masalah serius saat berada di orbit Bumi pada Rabu, 17 Desember. Akibat masalah ini, satelit tersebut kehilangan kendali, berputar-putar, dan kini sedang jatuh menuju Bumi.

    Kecelakaan ini menyebabkan hilangnya komunikasi dengan pesawat ruang angkasa Starlink, yang mengorbit pada ketinggian 418 kilometer.

    SpaceX menjelaskan bahwa terjadi anomali (gangguan teknis tak terduga) yang membuat kontak dengan satelit terputus. Selain itu, sebagian kecil bagian satelit juga terlepas dan menjadi puing-puing kecil di luar angkasa.

    Dilansir dari Space.com, Jumat (19/12/2025), perwakilan Starlink, perusahaan yang dimiliki SpaceX, mengatakan, “Anomali tersebut menyebabkan kebocoran tangki propulsi, penurunan cepat pada sumbu semi-mayor sekitar 4 km, dan pelepasan sejumlah kecil objek berkecepatan relatif rendah yang dapat dilacak.”

    Masalah ini diduga terjadi karena kebocoran atau kerusakan pada tangki bahan bakar satelit, yang membuat orbit satelit menurun dengan cepat sehingga satelit tidak bisa lagi bertahan di posisinya.

    Saat ini, SpaceX bekerja sama dengan NASA dan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat untuk memantau puing-puing tersebut. Meski begitu, SpaceX menegaskan bahwa tidak ada bahaya besar yang perlu dikhawatirkan.

    “Satelit tersebut sebagian besar masih utuh, berputar-putar, dan akan memasuki kembali atmosfer Bumi serta hancur sepenuhnya dalam beberapa minggu.”

    SpaceX juga menyatakan bahwa para insinyurnya sedang menyelidiki penyebab utama masalah ini dan akan memperbarui sistem perangkat lunak satelit agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Kami menanggapi kejadian ini dengan serius. Para insinyur kami sedang bekerja cepat untuk menemukan akar penyebab dan mengurangi sumber anomali tersebut, dan saat ini sedang dalam proses menerapkan perangkat lunak ke wahana kami yang meningkatkan perlindungan terhadap jenis kejadian ini.”

    Saat ini, Starlink merupakan jaringan satelit terbesar di dunia, dengan hampir 9.300 satelit aktif, atau sekitar 65% dari seluruh satelit aktif di orbit Bumi. Jumlah ini terus bertambah, SpaceX telah meluncurkan 122 misi Starlink tahun ini saja, mengirimkan lebih dari 3.000 satelit ke orbit Bumi rendah.

    Satelit Starlink dirancang untuk beroperasi sekitar lima tahun. Sebelum masa pakainya habis, SpaceX sengaja menurunkan orbit satelit agar tidak rusak dan menjadi sampah antariksa.

    SpaceX juga menerapkan sistem penghindaran tabrakan otomatis. Dalam enam bulan pertama 2025, satelit Starlink tercatat melakukan sekitar 145.000 manuver penghindaran, atau rata-rata empat kali per satelit setiap bulan.

    Meski demikian, tidak semua operator satelit di luar angkasa memiliki tingkat tanggung jawab yang sama. (Nur Amalina)

  • Kondisi Gletser Thwaites Memburuk, Jadi Ancaman Perubahan Iklim

    Kondisi Gletser Thwaites Memburuk, Jadi Ancaman Perubahan Iklim

    Bisnis.com, JAKARTA — Gletser Thwaites di Antartika Barat dijuluki Doomsday Glacier karena kehilangan 50 miliar ton es setiap tahun yang memicu ancaman kenaikan permukaan laut global.

    Peneliti menemukan ratusan gempa kecil di Antartika antara 2010–2023 dalam studi yang diterbitkan di Geophysical Research Letters. Sebagian besar gempa terjadi di area Gletser Thwaites yang menghadap laut.

    Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena, Doomsday Glacier berpotensi mempercepat kenaikan permukaan laut jika runtuh. Gletser ini juga menjadi pelindung bagi Pine Island dan Haynes, sehingga kerusakannya dapat melemahkan seluruh WAIS.

    Kondisi Thwaites kini sangat tidak stabil karena mundur dengan cepat dan esnya terus mencair. Es Thwaites Ice Shelf yang menahan aliran es juga makin menipis akibat suhu laut yang meningkat.

    Jika es ini runtuh, Thwaites akan kehilangan penopang utama dan aliran es ke laut akan meningkat pesat. Dampaknya dapat menaikkan kontribusi Thwaites terhadap kenaikan permukaan laut dari 4 persen menjadi 5 persen.

    Penelitian NASA tahun 2021 menemukan rongga besar setinggi hampir 300 meter seluas dua pertiga Manhattan yang pernah menampung sekitar 14 miliar ton es. Rongga ini terbentuk hanya dalam tiga tahun, menunjukkan betapa cepatnya pencairan berlangsung.

    Doomsday Glacier mencair diakibatkan adanya pemanasan global yang menyebabkan banyak gletser di Antartika menjadi tidak stabil. Terdapat faktor Thwaites mencair lebih cepat, yaitu:
    – Kenaikan suhu laut membuat air hangat mengalir hingga ke bagian bawah gletser, sehingga mempercepat pelelehan dari sisi yang paling rapuh.
    – Peningkatan suhu udara juga memperburuk kondisi dengan mencairkan permukaan es, membuat lapisan atas gletser semakin tipis dari tahun ke tahun.
    – Fenomena polar amplification menyebabkan kawasan kutub memanas jauh lebih cepat dibanding wilayah lain, sehingga tekanan pada gletser makin meningkat.
    – Perubahan arah dan kekuatan angin kini mendorong air laut hangat semakin dekat ke Thwaites, memperbesar kontak langsung yang mempercepat pencairan.
    – Proses umpan balik iklim dan melemahnya struktur internal gletser membuat Thwaites semakin tidak stabil, sehingga lebih mudah retak, runtuh, dan kehilangan massa es dalam jumlah besar.
    Selain itu dampak dari runtuhan Gletser Thwaites bukan hanya menaikkan permukaan laut, hingga merubah kehidupan manusia. Berikut dampak paling serius yang dapat muncul yaitu:
    – Kenaikan permukaan laut, yang meningkatkan risiko banjir di wilayah pesisir.
    – Ketidakstabilan gletser lain, karena Thwaites berperan sebagai penopang bagi es di sekitarnya.
    – Perubahan sirkulasi laut, yang dapat memengaruhi iklim global.
    – Gangguan ekosistem laut, termasuk perubahan habitat dan sumber makanan bagi makhluk laut.
    – Perubahan pola cuaca, yang membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi.
    – Pelepasan gas rumah kaca, akibat es tua yang meleleh dan melepaskan materi terperangkap.
    – Hilangnya data ilmiah dan kesempatan penelitian, karena bagian es yang menyimpan rekam jejak sejarah iklim ikut lenyap. (Angel Rinella)

  • Puncak Hujan Meteor Geminid Tiba 14-15 Desember, Ini Waktu Terbaik Mengamatinya di Indonesia

    Puncak Hujan Meteor Geminid Tiba 14-15 Desember, Ini Waktu Terbaik Mengamatinya di Indonesia

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan meteor Geminid menjadi fenomena luar angkasa terkini yang bisa dilihat masyarakat di Indonesia sejak 4 hingga 20 Desember 2025. Puncaknya, fenomena langit ini bisa dilihat pada malam 14 dan 15.

    Adapun waktu paling tepat untuk menyaksikan ratusan meteor ini melintasi langit di Tanah Air dalah dalam satu jam. Mengutip Tima and Date, Jumat (12/12/2025), hujan meteor Geminid adalah salah satu peristiwa langit paling spektakuler tahun ini.

    Pengamat langit bisa melihat 120 meteor per jam melintasi langit pada periode puncaknya. Sorotan cahaya kuning, yang cepat dan terang membuat Geminid menjadi favorit banyak pengamat.

    Berbeda dengan sebagian besar hujan meteor lainnya yang berasal dari sisa debu komet, Geminid berasal dari asteroid. Hujan meteor ini dinamakan Geminid karena konstelasi Gemini tampak seolah muncul dari langit.

    Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) penyebab hujan ini adalah Asteroid 3200 Phaethon. Di mana asteroid ini membutuhkan waktu sekitar 1,4 tahun untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Matahari.

    Saat Bumi melintasi jalur orbit Asteroid Phaethon, partikel debu dan batuan yang dilepaskan asteroid memasuki atmosfer Bumi dan terbakar sehingga menciptakan kilauan meteor. Meteor Gemini terang dan cepat serta berwarna kuning.

    Cara Saksikan Hujan Meteor Geminid

    Untuk melihat fenomena alam ini, tidak diperlukan peralatan khusus atau keahlian untuk menikmatinya. Waktu terbaik untuk mulai mengamati hujan meteor Geminid berada di kisaran pukul 21.00 atau 22.00. Namun, waktu dengan intensitas tertinggi biasa terjadi setelah tengah malam hingga jelang fajar. Ini dia cara untuk melihatnya

    Cari lokasi yang jauh dari lampu kota atau lampu jalan, semakin gelap lokasi, kemungkinan melihat meteor akan lebih banyak.
    Beri waktu untuk mata beradaptasi, biarkan mata beradaptasi sekitar 30 menit untuk beradaptasi dengan malam gelap
    Meskipun Geminid tampak muncul dari rasi bintang Gemini, meteor dapat muncul dari bagian langit mana pun.

  • 11 Misi Eksplorasi Manusia ke Mars, Cari Tanda-tanda Kehidupan Hingga Potensi Radiasi

    11 Misi Eksplorasi Manusia ke Mars, Cari Tanda-tanda Kehidupan Hingga Potensi Radiasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Upaya eksplorasi manusia ke Mars tidak hanya dimaknai sebagai pencapaian teknologi antariksa semata. Jika berhasil menginjakkan kaki di Planet Merah, mereka ditugaskan untuk mencari tanda-tanda kehidupan di sana, baik pada jejak masa lalu maupun terkini. 

    Misi tersebut tertuang dalam laporan yang dirilis U.S. National Academies od Science, Enginering and Medicine, pada 9 Desember 2025.

    “Pendeteksian kehidupan di Mars merupakan prioritas utama bagi para penjelajah dari berbagai disiplin ilmu, dan ini adalah tujuan ilmiah utama dalam laporan ini,” bunyi dokumen setebal 240 halaman yang berjudul A Science Strategy for the Human Exploration of Mars (Strategi Sains untuk Eksplorasi Manusia di Mars), dikutip Bisnis dari Space.com, Kamis (11/12/2025).

    Akademi Nasional AS tersebut menyiapkan laporan ini untuk NASA, sebagai dukungan program eksplorasi Mars yang direncanakan pada 2030an. Dokumen itu menawarkan rekomendasi tentang bagaimana badan antariksa tersebut dapat memaksimalkan keuntungan ilmiah dari kampanye misi manusia pertama ke Mars. 

    Dalam laporan yang disusun, terdapat 11 tujuan ilmiah yang harus dicapai saat manusia berhasil ke Mars. Pada urutan teratas, manusia diminta mencati tanda-tanda kehidupan, serta indikasi kimia prebiotik asli dan penilaian luas tentang kelayakan huni di Planet Merah.

    Adapun sepuluh agenda ilmiah lainnya yang mencakup detail siklus air dan karbon dioksida di Mars, peta geologi Mars secara detail, studi dampak lingkungan Mars pada kesehatan fisik dan psikologis para penjelajah astronaut, hingga pemahaman pola badai debu yang kompleks di planet tersebut. 

    Agenda berikutnya yaitu mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya lokal Mars yang berpotensi mendukung kehidupan jangka panjang. Selain itu, tinjauan risiko terhadap paparan lingkungan Mars terhadap DNA dan reproduksi. 

    Kemudian, dinamika populasi mikroba dan kemungkinan spesies mikroba dari Bumi berdampak buruk pada kesehatan dan kinerja astronot di Planet Merah. Selanjutnya, menentukan bagaimana debu Mars memengaruhi astronot dan peralatan yang dibawa. 

    Ada pula tugas untuk mempelajari bagaimana lingkungan Mars memengaruhi ekosistem mikroba, tumbuhan, dan hewan Bumi yang dipindahkan ke sana. Terakhir, mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan radiasi Mars dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi awak pesawat dan misi mereka.

    Strategi Sains untuk Eksplorasi Manusia di Mars juga memiliki empat skenario lainnya, yang terdiri dari tiga misi dengan kombinasi penerbangan berawak dan tanpa awak. Salah satu misinya yakni eksplorasi di area berlapis es dan lingkungan geologi yang beragam.

    “Pencarian kimia dan kehidupan prebiotik akan berfokus pada lingkungan khusus di dekat permukaan, seperti zona yang baru-baru ini dihuni sementara secara geologis, dan/atau es, termasuk es berlapis,” bunyi laporan tersebut.

    Kampanye lain yang mungkin dilakukan adalah menargetkan lapisan bawah permukaan yang dalam, dengan membangun operasi pengeboran hingga kedalaman 1,2 hingga 3 mil (2-5 kilometer) di bawah tanah merah, tempat diperkirakan terdapat kantong-kantong air dari es yang mencair.

    Kedua kampanye yang diusulkan tersebut akan menampilkan misi permukaan berawak selama 30 sol (hari Mars), penerbangan pengiriman kargo tanpa awak, dan kemudian misi astronot selama 300 sol di permukaan. Satu sol, atau hari Mars, sedikit lebih lama daripada satu hari Bumi, yaitu sekitar 24 jam dan 40 menit.

    Namun yang pasti, dari semua rencana NASA untuk misi manusia ke Mars, badan antariksa tersebut bertujuan membangun laboratorium sains di permukaan Planet Merah, membawa pulang sampel Mars dari setiap misi astronot, dan menyelenggarakan “Pertemuan Puncak Kerja Sama Manusia-Agen Mars” secara berkala untuk memaksimalkan dan mengoordinasikan upaya misi robotik, astronot, dan kecerdasan buatan.

    Di sisi lain, laporan tersebut juga memberi batasan pedoman tentang perlindungan planet guna meminimalkan pencemaran di Mars maupun Bumi dari eksplorasi yang dilakukan. 

  • 4 Fakta Korban Kebakaran Kantor Terra Drone Teridentifikasi

    4 Fakta Korban Kebakaran Kantor Terra Drone Teridentifikasi

    Jakarta

    Seluruh jasad korban kebakaran kantor Terra Drone telah diidentifikasi oleh tim dokter RS Polri. Total ada 22 korban tewas akibat insiden tersebut.

    Seluruh jenazah korban kini telah diserahkan kepada pihak keluarga. Simak fakta-faktanya dirangkum detikcom.

    1. Penyebab Korban Tewas

    Polisi mengungkap penyebab korban tewas saat insiden terjadi. Korban disebut meninggal akibat menghirup asap dan gas berbahaya.

    “Untuk penyebab kematian, berdasarkan pemeriksaan staf dan para personel spesialis forensik kami, (penyebabnya) mengarah pada terhirupnya asap dan gas CO, karbon monoksida,” kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama, Rabu (10/12/2025).

    Dia mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan hasil serupa. Selain itu, para korban juga mengalami luka bakar.

    “Itu dibuktikan dari tanda lebam mayat namanya, dan ada juga pemeriksaan laboratorium sederhana melalui tes darah tadi, menunjukkan tinggi kadar karbon monoksidanya. Dan gas ini sangat beracun karena semestinya yang kita hirup oksigen tapi tidak ada, kemudian masuk ini karbon dioksida jadi beracun, kemudian seseorang mengalami kematian karena keracunan gas,” urainya.

    “Semuanya rata-rata mengalami (luka bakar), tetapi derajat 2, jadi (kulit) melepuh seperti itu,” kata Nyoman.

    2. Tim DVI Identifikasi dari Gigi-Properti Korban

    Tim dokter berupaya mengidentifikasi jenazah korban dengan beberapa cara selain lewat sidik jari. Di antaranya lewat struktur gigi hingga properti yang melekat di tubuh korban.

    “Jadi ada bagian-bagian, termasuk sidik jarinya, yang susah kita explore karena ada beberapa bagian tubuh korban ada yang melepuh,” ucapnya.

    Foto: Kepolisian membangun posko untuk membantu keluarga korban kebakaran gedung yang berlokasi di Kemayoran. Jasad 22 korban juga sedang diidentifikasi di RS Polri. (Mulia/detikcom)

    3. Identifikasi Berjalan 2 Hari

    Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi seluruh jasad korban dalam dua hari. Pada Selasa saat hari kejadian, sebanyak 3 jenazah teridentifikasi. Sementara pada Rabu, sebanyak 19 jenazah teridentifikasi.

    “Sampai sore hari ini, Rabu tanggal 10 Desember 2025 pukul 16.53 WIB, tim DVI telah menyelesaikan seluruh terhadap 22 kantong jenazah,” ujar Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru dalam jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12).

    Dia mengatakan penyerahan jenazah atau rekonsiliasi terbagi tiga. Pertama, sebanyak 3 jenazah pada Selasa malam. Kedua, sebanyak 7 jenazah pada Rabu pagi. Ketiga, sebanyak 12 jenazah pada Rabu sore.

    “Jumlah korban yang dilaporkan sampai saat ini mencapai 22 orang dan pada pukul 15.30 WIB tadi kami sudah melakukan rekonsiliasi ketiga untuk menentukan identitas korban dan memutuskan (sekarang) ada 12 jenazah berhasil teridentifikasi. Kemarin malam 3, tadi pagi 7, dan sore ini ada 12. Jadi total (seluruh) 22,” jelasnya.

    4. Daftar Identitas Korban

    Untuk diketahui, kantor Terra Drone terbakar pada Selasa (9/12) yang menyebabkan 22 orang tewas, terdiri dari 15 perempuan dan 7 pria. Sementara sebanyak 19 orang lainnya selamat.

    Berikut identitas 22 jasad yang teridentifikasi:

    – Siti Sa’addah Ningsih, perempuan, 24 tahun

    – Emilia Salim Tan, perempuan, 23 tahun

    – Ervina, perempuan, 25 tahun

    – Chandra Faajriati, perempuan, 19 tahun

    – Tahsya Larasati, perempuan, 25 tahun

    – Sendy Wijaya, laki-laki, 27 tahun

    – Rayhansyah Pinago, laki-laki, 24 tahun

    – Chintia Leni, perempuan, 29 tahun

    – Rosdiana, perempuan, 26 tahun

    – Muh Ikhsanul Mirja, laki-laki, 22 tahun

    – Syaiful Fajar, laki-laki, 38 tahun

    – Assyifa Mulandar, perempuan, 25 tahun

    – Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung Barat

    – Ninda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang Selatan

    – Muhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan Jaksel

    – Muhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya Tangsel

    – Della Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama Jaksel

    – Nasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang Jakpus

    – Atinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar Jaktim

    – Rufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan properti

    – Novia Nurwana, perempuan, 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan properti

    – Yoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti

    Halaman 2 dari 3

    (fca/fca)

  • Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Sempat Kirim Voice Note ke Grup Keluarga

    Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Sempat Kirim Voice Note ke Grup Keluarga

    Jakarta

    Salah satu korban kebakaran gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), teridentifikasi bernama Ervina (25). Keluarga Ervina, Ferry, menyebut bahwa korban sempat mengirim voice note terakhirnya sebelum tewas.

    “Di grup, jadi dia (korban) pertama kirim ke kakaknya, kakaknya baru kirim ke grup. Voice note ini dia langsung di grup, bukan dari forwardan, ya. Jadi dia langsung di grup,” kata Ferry kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2025).

    Ferry mengatakan korban juga sempat mengirimkan voice note kepada kakaknya saat awal mula kebakaran terjadi. Namun setelah pukul 13.15 WIB, ponsel korban sudah tak bisa dihubungi.

    “Iya, awal kebakaran dia ngirim ke kakaknya yang nomor 5. Iya (VN itu) kabar terakhir itu di pukul 13.15 WIB. Itu udah terakhir kali. Udah lost contact (setelah kirim VN), abis itu udah nggak ada informasi apapun,” ucapnya.

    Ferry sempat menunjukkan voice note terakhir Ervina. Dalam rekaman itu, Ervina sempat meminta maaf. Berikut ini suara dalam rekaman tersebut:

    Sebelumnya, seluruh korban kebakaran kantor Terra Drone di Jakarta Pusat telah dteridentifikasi. Berikut identitas 22 jasad yang teridentifikasi:

    – Siti Sa’addah Ningsih, perempuan, 24 tahun

    – Ervina, perempuan, 25 tahun

    – Chandra Faajriati, perempuan, 19 tahun

    – Tahsya Larasati, perempuan, 25 tahun

    – Sendy Wijaya, laki-laki, 27 tahun

    – Rayhansyah Pinago, laki-laki, 24 tahun

    – Chintia Leni, perempuan, 29 tahun

    – Rosdiana, perempuan, 26 tahun

    – Muh Ikhsanul Mirja, laki-laki, 22 tahun

    – Syaiful Fajar, laki-laki, 38 tahun

    – Assyifa Mulandar, perempuan, 25 tahun

    – Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung Barat

    – Ninda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang Selatan

    – Muhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan Jaksel

    – Muhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya Tangsel

    – Della Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama Jaksel

    – Nasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang Jakpus

    – Atinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar Jaktim

    – Rufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan properti

    – Novia Nurwana, perempuan, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan properti

    – Yoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti

    (dvp/fas)

  • Identifikasi Tuntas, Korban Kebakaran Terra Drone Diserahkan ke Keluarga

    Identifikasi Tuntas, Korban Kebakaran Terra Drone Diserahkan ke Keluarga

    Jakarta

    Seluruh korban kebakaran kantor Terra Drone di Jakarta Pusat (Jakpus) telah dteridentifikasi. Jasad korban akan diserahkan ke pihak keluarga.

    “Seluruh jenazah dalam proses penyerahan ke keluarga,” kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru dalam jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2025).

    Pantauan detikcom, keluarga korban kebakaran kantor Terra Drone telah berada di RS Polri untuk prosesi penyerahan jasad dari pihak RS.

    Proses rekonsiliasi jasad korban telah tuntas dilakukan per pukul 15.30 WIB tadi. Terbaru, 12 jasad yang diidentifikasi tim dokter RS Polri dan UI.

    “Jumlah korban yang dilaporkan sampai saat ini mencapai 22 orang dan pada pukul 15.30 WIB. Tadi kami sudah melakukan rekonsiliasi ketiga untuk menentukan identitas korban dan memutuskan ada 12 jenazah berhasil teridentifikasi. Kemarin malam 3, tadi pagi 7, dan sore ini ada 12. Jadi total 22,” urainya.

    – Siti Sa’addah Ningsih, perempuan, 24 tahun

    – Emilia Salim Tan, perempuan, 23 tahun

    – Chandra Faajriati, perempuan, 19 tahun

    – Tahsya Larasati, perempuan, 25 tahun

    – Sendy Wijaya, laki-laki, 27 tahun

    – Rayhansyah Pinago, laki-laki, 24 tahun

    – Chintia Leni, perempuan, 29 tahun

    – Rosdiana, perempuan, 26 tahun

    – Muh Ikhsanul Mirja, laki-laki, 22 tahun

    – Syaiful Fajar, laki-laki, 38 tahun

    – Assyifa Mulandar, perempuan, 25 tahun

    – Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung Barat

    – Ninda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang Selatan

    – Muhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan Jaksel

    – Muhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya Tangsel

    – Della Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama Jaksel

    – Nasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang Jakpus

    – Atinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar Jaktim

    – Rufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan properti

    – Novia Nurwana, perempuan, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan properti

    – Yoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti

    (jbr/dhn)

  • Fenomena Langka, NASA Rekam Suara Aneh di Luar Angkasa

    Fenomena Langka, NASA Rekam Suara Aneh di Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kelompok astronom NASA menemukan “suara aneh” pada sebuah bintang raksasa merah. Suara aneh itu merupakan getaran halus yang diakibatkan oleh gempa bintang (starquakes).

    Temuan ini terungkap dengan memanfaatkan teknologi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS). Data “suara aneh” atau yang disebut osilasi bintang inilah yang baru-baru ini mengungkap sejarah turbulen di sistem Gaia BH2. Hal ini memberikan petunjuk kuat adanya insiden tabrakan atau penggabungan (merger) antar-bintang di masa lampau.

    Melansir dari Space Rabu (03/12/2025), studi yang dipimpin oleh University of Hawaii Institute for Astronomy (IfA) ini memanfaatkan data seismik TESS yang dikombinasikan dengan pemetaan bintang dari wahana Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA).

    Ilmuwan IfA dan pemimpin studi Daniel Hey menjelaskan bahwa getaran ini bukan sekadar estetika kosmik. Osilasi ini bekerja layaknya gelombang gempa bagi ahli geofisika.

    “Sama seperti seismolog menggunakan gempa bumi untuk membedah isi perut Bumi, kami menggunakan ‘lagu’ atau osilasi ini untuk memahami apa yang terjadi di dalam bintang yang sangat jauh,” ujar Hey dikutip dari Space.

    Fokus penelitian tertuju pada sistem biner Gaia BH2 yang berjarak 3.800 tahun cahaya di konstelasi Centaurus. Sistem ini unik karena terdiri dari bintang raksasa merah yang mengorbit sebuah lubang hitam.

    Analisis terhadap “suara aneh” bintang tersebut justru memunculkan paradoks ilmiah. Secara kimiawi, raksasa merah ini padat elemen berat atau “kaya alfa”. Biasanya, hal ini terjadi pada bintang-bintang yang lebih tua.

    Namun, data seismik TESS menunjukkan bintang tersebut baru berusia 5 miliar tahun. “Bintang muda yang kaya alfa sangat langka dan membingungkan,” tambah Hey.

    Kombinasi usia muda namun berkimia tua ini mengindikasikan bahwa bintang tersebut tidak berevolusi secara wajar. Hey menduga bintang tersebut menyerap massa tambahan atau “memakan” bintang lain (merger) saat lubang hitam pasangannya terbentuk.

    Dugaan ini diperkuat oleh data rotasi. Bintang raksasa merah tersebut berputar sekali setiap 398 hari, kecepatan yang tidak wajar untuk bintang sejenis yang terisolasi.

    Rekan peneliti dan NASA Hubble Fellow di IfA Joel Ong juga menegaskan bahwa rotasi cepat ini sulit dijelaskan oleh proses kelahiran bintang biasa.

    “Jika rotasi ini nyata, itu pasti dipercepat melalui interaksi pasang surut dengan pasangannya,” kata Ong, Dia juga meyakini sistem Gaia BH2 memiliki sejarah evolusi yang sangat kompleks.

    Tim peneliti kini memperluas fokus ke sistem Gaia BH3 yang berjarak 2.000 tahun cahaya. Kontras dengan BH2, bintang di sistem ini justru miskin logam dan anehnya tidak menunjukkan osilasi sama sekali.

    Ke depan, para peneliti akan terus memantau data Gaia untuk memvalidasi teori penggabungan bintang ini dan memahami lebih jauh dinamika sistem biner dengan lubang hitam. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Betapa ‘Neraka’-nya Kehidupan di Abad ke-17

    Betapa ‘Neraka’-nya Kehidupan di Abad ke-17

    Jakarta

    Wabah Black Death tahun 1300-an jelas masa sangat suram untuk hidup manusia. Tahun 563 Masehi juga tergolong mengerikan dan paruh pertama abad ke-20 penuh penderitaan. Namun jika bicara soal masa terburuk, betapa mengerikan abad ke-17 sering luput dari perhatian.

    Para sejarawan sering menyebut periode ini sebagai Krisis Umum (The General Crisis), era yang didefinisikan konflik dan ketidakstabilan luas yang berlangsung dari awal abad ke-17 hingga awal abad ke-18, terutama di Eropa tapi juga di bagian-bagian penting Asia.

    Sebagai tanda betapa berat kehidupan di abad ini, masa itu diyakini sebagai kali terakhir populasi manusia global mengalami penurunan. Penyebab utamanya adalah jumlah perang yang tak masuk akal banyaknya pada tahun 1600-an.

    Sebut saja perang saudara Inggris, perang saudara Fronde di Prancis, Perang Delapan Puluh Tahun, Perang Prancis-Spanyol, Perang Inggris-Belanda Pertama, Perang Polandia-Swedia, Perang Mughal-Maratha di India, jatuhnya dinasti Ming selama penaklukan Manchu di China, dan konflik Ottoman-Safavid, dan lainnya.

    Puncaknya Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648), mimpi buruk yang menyeret hampir setiap kekuatan besar Eropa. Sebagai salah satu konflik paling mematikan, perang ini menewaskan hingga 8 juta orang dan membuat sebagian Eropa Tengah hancur lebur.

    Dikutip detikINET dari IFL Science, banyak kekacauan tersebut terkait dengan pergeseran demografis, perubahan sosial, kerusakan akibat perang, dan Zaman Es Kecil (Little Ice Age) yang terjadi sekitar masa itu.

    Menurut NASA, periode dingin ekstrem terjadi sekitar tahun 1550 M hingga 1850 M di Eropa, Amerika Utara, dan Asia, dengan puncaknya terjadi tepat di pertengahan abad ke-17. Penyebab Zaman Es Kecil belum diketahui pasti, tapi salah satu penjelasan yang paling dipercaya terkait peningkatan aktivitas vulkanik.

    Seolah ingin membuat abad pertumpahan darah ini semakin tidak nyaman, cuacanya pun buruk. Jika melihat lukisan-lukisan Eropa dari abad ini, banyak di antaranya menampilkan pemandangan bersalju. Ini kemungkinan bukan kebetulan, suhu di banyak bagian Eropa Barat mendingin 2°C.

    Sebuah studi tahun 2011 berpendapat Zaman Es Kecil berdampak drastis pada produksi pertanian. Itu menyebabkan kekurangan pangan, kekacauan ekonomi, kemarahan penduduk di seluruh Eropa dan akhirnya memicu banyak perang, pemberontakan, dan revolusi.

    Dengan membandingkan data iklim dan variabel lain termasuk populasi, perang, kerusuhan, produksi pertanian, harga gandum, dan upah, peneliti menyimpulkan Krisis Umum memiliki hubungan sebab-akibat dengan pendinginan global antara tahun 1560 dan 1660.

    Jelas bahwa orang di abad ke-17 sangat sadar betapa suram era mereka. Sebuah dokumen tahun 1641 dari China dilaporkan berbunyi: “Di antara semua kejadian aneh berupa bencana dan pemberontakan, tidak pernah ada yang lebih buruk dari ini.”

    Dua tahun kemudian, sebuah pamflet dari Spanyol menjelaskan: “Ini tampaknya menjadi salah satu zaman di mana setiap bangsa dijungkirbalikkan, membuat beberapa pemikir besar curiga bahwa kita sedang mendekati akhir dunia.”

    (fyk/rns)

  • Operasi Kilat China Selamatkan Astronot Terdampar, NASA Dibuat Minder

    Operasi Kilat China Selamatkan Astronot Terdampar, NASA Dibuat Minder

    Jakarta

    Awal bulan ini, China Manned Space Agency (CMSA) terpaksa menunda kepulangan tiga astronot dari stasiun luar angkasa Tiangong setelah menemukan retakan kecil di jendela kapsul kembali, kemungkinan besar disebabkan hantaman puing antariksa.

    Alih-alih menggunakan pesawat antariksa Shenzhou-20 yang rusak, para kru lama akhirnya pulang menggunakan satu-satunya pesawat lain yang tersedia bagi mereka untuk kepulangan pada 14 November yaitu Shenzhou-21. Pesawat ini baru tiba di stasiun pada akhir Oktober membawa kru pengganti.

    Namun, hal ini membuat 3 kru baru yang datang dengan Shenzhou-21 berada dalam situasi sulit, karena pesawat yang mereka tumpangi ke stasiun meninggalkan mereka tanpa sarana untuk kembali ke Bumi jika terjadi keadaan darurat, seperti tabrakan puing antariksa lainnya atau kegagalan peralatan.

    Namun CMSA segera melakukan langkah yang cukup mengesankan. Kurang dari dua minggu setelah insiden tersebut, China sukses meluncurkan wahana Shenzhou-22 tanpa awak ke stasiun, di mana wahana tersebut akan berfungsi sebagai sekoci penyelamat dan pada akhirnya akan memulangkan kelompok astronot yang bertugas saat ini kembali ke Bumi.

    Seperti dilaporkan Reuters, pesawat antariksa pengganti tersebut lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut China pada Selasa dini hari, dan bersandar beberapa jam kemudian. “Misi peluncuran ini sukses total,” kata CMSA.

    Ini adalah waktu respons yang mengesankan, hanya sebelas hari setelah insiden terjadi. Hal ini menyoroti kemajuan luar biasa yang dicapai program luar angkasa China akhir-akhir ini, yang berhasil membangun kehadiran permanen di orbit hanya dalam waktu beberapa tahun.

    Padahal astronaut NASA Suni Williams dan Butch Wilmore terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sembilan bulan lebih lama dari rencana awal karena masalah teknis yang melanda tumpangan mereka, Boeing Starliner, yang memaksa mereka menunggu pesawat Dragon milik SpaceX untuk kepulangan mereka.

    NASA mengandalkan mitra industri swasta untuk mengirim astronaut ke luar angkasa dan kembali. Di sisi lain, pesawat antariksa Shenzhou China dikembangkan oleh program negara meskipun saat ini masih mengandalkan roket yang tidak dapat digunakan kembali untuk mencapai orbit, tidak seperti Falcon 9 milik SpaceX.

    Pesawat antariksa Shenzhou-20 awalnya ditarik dari layanan karena tidak memenuhi persyaratan untuk kepulangan astronaut yang aman. Namun menurut media China, kapsul tersebut mungkin masih bisa berfungsi sebagai sarana untuk memulangkan kargo.

    Yang terbaik dari semuanya, wahana Shenzhou-22 tersebut sarat dengan muatan kargo, termasuk buah dan sayuran segar, serta sayap ayam yang nantinya bisa dipanggang oleh kru di luar angkasa.

    (fyk/fyk)