Kementrian Lembaga: MPR RI

  • Selain Sahroni, Nasdem Juga Copot Nafa Urbach Sebagai Anggota DPR, Ini Penyebabnya

    Selain Sahroni, Nasdem Juga Copot Nafa Urbach Sebagai Anggota DPR, Ini Penyebabnya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Nasional Demokrat (NasDem)  resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai anggota DPR RI, terhitung per 1 September 2025.

    Berdasarkan surat yang beredar, hal tersebut telah ditandatangani oleh Ketua Umum Surya Paloh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hermawi F. Taslim.

    “Dengan ini, DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Farksi Partai NasDem,” demikian bunyi pernyataan Partai NasDem, dikutip Minggu (31/8).

    Sahroni dan Nafa merupakan dua anggota Partai NasDem yang paling disorot belakangan ini, karena pernyataannya yang kontroversial di tengah kritikan masyarakat.

    Sahroni menuturkan bahwa desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap yang keliru. Ia bahkan menyebut pandangan tersebut sebagai pandangan dan mental orang tolol.

    “Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumut pada 22 Agustus 2025.

    Sementara itu, Nafa Urbach menuai kritikan karena video yang menyatakan dukungan pada tunjangan rumah DPR. Ia dinilai tidak memiliki empati terhadap rakyat dengan pernyataannya saat live di media sosial TikTok @nafaurbach80.

    Nafa mengaku kerap terjebak macet dalam perjalanan menuju Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta dari rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan, sehingga mendukung adanya tunjangan rumah tersebut. (Pram/Fajar)

  • Prabowo kumpulkan ketum partai dan kabinet di Istana Jakarta

    Prabowo kumpulkan ketum partai dan kabinet di Istana Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan sejumlah ketua umum partai politik dan anggota Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu siang.

    Mereka terlihat memasuki kompleks istana melalui Pintu Pilar sejak pukul 11.00 WIB untuk menuju ke lingkungan Kantor Presiden.

    Ketua MPR sekaligus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menjadi salah satu tokoh yang pertama hadir, tercatat tiba sekitar pukul 11.12 WIB.

    Disusul kemudian oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, serta perwakilan dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

    Ibas hadir di lokasi untuk mewakili kapasitas sang kakak Agus Harimurti Yudhoyono selaku Ketum Demokrat yang berhalangan hadir karena penugasan negara ke China.

    Selain itu, juga hadir Penasihat Khusus Presiden Indonesia Bidang Politik dan Keamanan Wiranto.

    Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin kepada awak media mengatakan bahwa kedatangannya ke Istana untuk menghadiri dua agenda, yakni pertemuan dengan Presiden Prabowo dan rapat kabinet.

    “Hari ini saya bersama siapa saya nggak tahu, pokoknya akan ada pertemuan dengan presiden. Terus yang kedua, nanti akan ada rapat kabinet,” ujar Muhaimin.

    Menanggapi isu hangat terkait dinamika di DPR, termasuk sorotan publik mengenai tunjangan anggota dewan, Muhaimin menilai situasi ini bisa menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh di berbagai lembaga negara.

    “Tentu saja ini menjadi momentum untuk kita semua melakukan evaluasi sekaligus mereformasi diri masing-masing. Semua lembaga, baik legislatif maupun eksekutif, harus benar-benar memahami tuntutan aspirasi itu. Aspirasi untuk menunjukkan solidaritas,” ujarnya.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Imam Budilaksono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cak Imin Ungkap Prabowo Juga Akan Gelar Sidang Kabinet Siang Ini

    Cak Imin Ungkap Prabowo Juga Akan Gelar Sidang Kabinet Siang Ini

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan ketua umum dan petinggi partai politik hingga pimpinan lembaga negara di Istana hari ini. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku akan ada rapat kabinet yang digelar Prabowo.

    “Nanti akan ada rapat kabinet,” kata Cak Imin di Istana, Jakarta, Minggu (31/8/2025).

    Cak Imin mengatakan pertemuan hari ini telah dijadwalkan sejak lama oleh Prabowo. Namun, ia mengaku belum mengetahui topik yang akan dibahas hari ini.

    “Hari ini saya bersama siapa saya nggak tahu. Pokoknya akan ada pertemuan dengan Presiden,” jelas Cak Imin.

    Sejauh ini deretan pimpinan partai politik dan lembaga negara mulai merapat ke Istana. Salah satunya ialah Ketua MPR Ahmad Muzani.

    “Saya belum tahu yang di dalam ada siapa saja,” katanya.

    (ygs/imk)

  • Top 3: Penampakan Gerbang Tol yang Dibakar Massa Demo – Page 3

    Top 3: Penampakan Gerbang Tol yang Dibakar Massa Demo – Page 3

    Total sebanyak tujuh gerbang tol dibakar massa pada aksi demo di Jakarta Jumat 29 Agustus 2025 kemarin. Pada Jumat malam, aksi unjuk rasa yang semula dilakukan di depan gedung MPR/DPR semakin tidak terkendali.

    “Masa aksi unjuk rasa memasuki Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit melalui beberapa akses yaitu di sekitar kawasan Kuningan, Semanggi, dan Senayan,” dikutip dari keterangan tertulis Jasa Marga, Sabtu (30/8/2025).

    Berjalannya waktu, massa terus merangsek masuk ke jalan tol, imbasnya banyak fasilitas pelayanan jalan tol yang mengalami kerusakan. Total sebanyak tujuh gerbang tol dibakar massa, yaitu GT Slipi 1, GT Slipi 2, GT Pejompongan, GT Senayan, GT Semanggi 1, GT Semanggi 2, GT Kuningan 1.

    Selain itu, fasilitas pelayanan jalan tol lain juga dirusak oleh massa yaitu lebih dari 20 unit Water Barrier, rubber cone, Median Concrete Barrier (MCB), CCTV jalan tol dan sarana pendukung jalan tol lainnya.

    Baca artikel selengkapnya di sini

  • Sembilan penjarah rumah Uya Kuya ditangkap polisi

    Sembilan penjarah rumah Uya Kuya ditangkap polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menangkap sembilan orang terduga penjarah rumah Anggota Komisi IX DPR RI Surya Utama atau disapa Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Sabtu (30/8) malam.

    “Betul, untuk saat ini kami sudah menangkap sembilan orang,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

    Penangkapan dilakukan setelah kepolisian mengantongi bukti rekaman video serta sejumlah barang yang dibawa para pelaku.

    Barang bukti yang berhasil diamankan berupa sejumlah perabotan dari rumah Uya Kuya.

    Ia menyebut, mereka ditangkap di tempat kejadian perkara pada Sabtu (30/8).

    Polisi juga menelusuri jejak para pelaku melalui rekaman video, termasuk siaran langsung di media sosial yang diduga berkaitan dengan peristiwa tersebut.

    “Semua yang terekam dalam video masih terus kita cari. Ada barang-barang yang memang ada di tempat kejadian perkara (TKP), kurang lebih beberapa perabotan,” ujar Dicky.

    Dicky menyebut, jumlah pelaku penjarahan sebenarnya cukup banyak. Namun, hingga kini baru sembilan orang yang berhasil ditangkap dan akan terus dilakukan pendalaman kasus.

    “Masih didalami peran mereka. Pelaku lainnya masih terus kita kembangkan karena jumlahnya banyak sekali,” ucap Dicky.

    Dicky menjelaskan, penjarahan terjadi meski sebelumnya petugas Polsek Duren Sawit telah memberikan imbauan kepada massa agar tidak melakukan tindakan pidana.

    Namun, upaya itu gagal karena jumlah massa yang terlalu besar.

    “Polsek sudah mencoba lakukan imbauan, tapi tidak berhasil. Akhirnya dilaporkan kepada Kapolres dan langsung dilakukan penindakan oleh tim gabungan Reskrim dan Samapta,” kata Dicky.

    Hingga kini, polisi masih melakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya yang belum teridentifikasi dan terus berjaga di wilayah setempat.

    Kasus penjarahan di rumah Uya Kuya itu menjadi sorotan publik setelah kediaman politisi itu diserbu massa.

    Beredar sebuah video yang menampilkan kediaman artis sekaligus anggota DPR di kawasan Jakarta Timur itu didatangi massa, Sabtu (30/8) malam.

    Massa berhasil merobohkan pagar rumah Uya Kuya dan langsung menerobos masuk hingga ke lantai dua untuk menjarah apa pun yang ada di rumah tersebut.

    Terdengar suara massa berteriak bersahut-sahutan, “Hancurkan” dan benda-benda rumah yang pecah.

    Uya Kuya sempat memberikan klarifikasi atas tindakan joget-joget di gedung MPR/DPR bersamaan dengan momen diumumkannya kenaikan tunjangan DPR RI, termasuk tunjangan rumah sebesar Rp50 juta setiap bulan.

    Menurut Uya Kuya dalam klarifikasinya, joget-joget itu tidak ada kaitan dengan kenaikan tunjangan DPR. Mereka berjoget hanya mengikuti irama lagu untuk tujuan menghargai musisi yang tampil.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 10
                    
                        Kondisi Terkini di Depan DPR RI Minggu Pagi: Polisi Masih Jaga Ketat, Massa Sudah Bubar
                        Megapolitan

    10 Kondisi Terkini di Depan DPR RI Minggu Pagi: Polisi Masih Jaga Ketat, Massa Sudah Bubar Megapolitan

    Kondisi Terkini di Depan DPR RI Minggu Pagi: Polisi Masih Jaga Ketat, Massa Sudah Bubar
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kondisi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, masih dijaga ketat aparat kepolisian pada Minggu (31/8/2025) pagi, usai ricuh demo semalam.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB, polisi berjaga persis di bawah
    flyover
    depan Gedung DPR arah Slipi.
    Aparat terlihat memasang barikade rapat, lengkap dengan alat pelindung diri dan tameng di depannya.
    Tak ada satu pun orang maupun kendaraan yang diizinkan mendekat ke gerbang gedung DPR.
    Sementara itu, massa aksi yang melakukan demonstrasi pada Sabtu malam sudah tidak berada di lokasi.
    Hingga Minggu pagi, ruas jalan dari depan Senayan Park hingga depan Gedung DPR masih ditutup dan tidak dapat dilalui kendaraan.
    Kondisi jalan dipenuhi sampah serta debu bekas gas air mata yang tersisa pascakericuhan.
    Petugas Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat mulai berdatangan untuk membersihkan kawasan.
    Sampah yang berserakan di jalan, trotoar, hingga yang tersangkut di tanaman diangkut satu per satu.
    Selain itu, mobil penyapu jalan milik Pemprov DKI Jakarta mondar-mandir membersihkan sisa debu putih bekas gas air mata.
    Ketika proses penyapuan berlangsung, debu tersebut masih menimbulkan rasa sesak di dada dan perih di mata.
    Sampai berita ini diturunkan, proses pembersihan oleh petugas masih berlangsung di sekitar Jalan Gatot Subroto depan Gedung DPR.
    Bagi pengendara yang hendak melintas, disarankan untuk menggunakan jalur alternatif karena jalan utama masih tertutup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • SBY Ingatkan Kader Demokrat: Jangan Buta dan Tuli Terhadap Rakyat

    SBY Ingatkan Kader Demokrat: Jangan Buta dan Tuli Terhadap Rakyat

    Pacitan (beritajatim.com) – Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan pesan penting kepada kader Partai Demokrat terkait kepekaan sosial dan kepedulian terhadap rakyat di tengah gejolak demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah.

    SBY menyampaikan bahwa Partai Demokrat harus menjadi teladan dengan menunjukkan kepedulian nyata, tidak buta dan tuli terhadap penderitaan masyarakat.

    “Partai Demokrat harus menjadi teladan. Tunjukkan kepedulian nyata, jangan buta dan tuli terhadap apa yang dirasakan rakyat,” ujar SBY saat menutup Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) Partai Demokrat gelombang pertama di Museum dan Galeri SBY *Ani, Pacitan, ditulis Minggu (31/8/2025).

    Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu meminta seluruh kader dan anggota partai tidak sekadar aktif dalam politik, tetapi juga hadir di tengah masyarakat yang menghadapi tantangan ekonomi. SBY menekankan pentingnya Demokrat hadir untuk mendengar aspirasi rakyat dan memperjuangkannya secara elegan dan konstitusional, bukan hanya saat menjelang pemilu.

    “Jangan hanya datang ketika pemilu. Demokrat harus hadir setiap saat, saat rakyat butuh perhatian dan solusi,” tegas putra kelahiran Pacitan tersebut.

    Pesan ini disampaikan di tengah situasi Indonesia yang sedang diguncang gelombang demonstrasi, yang dimulai pada Senin (25/8/2025) dan berlanjut hingga Kamis (28/8/2025).

    Aksi massa bermula di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, dan meluas ke berbagai daerah, hingga menimbulkan kerusakan fasilitas umum serta aksi penyerbuan terhadap rumah beberapa wakil rakyat yang diduga memicu kemarahan warga. [tri/suf]

  • Gelombang Demo di Jakarta Bergulir Nyaris Sepekan, Apa Saja Tuntutannya?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Agustus 2025

    Gelombang Demo di Jakarta Bergulir Nyaris Sepekan, Apa Saja Tuntutannya? Megapolitan 31 Agustus 2025

    Gelombang Demo di Jakarta Bergulir Nyaris Sepekan, Apa Saja Tuntutannya?
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Suasana di depan gerbang utama Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Sabtu (30/8/2025) sore, masih dipadati massa dari berbagai latar belakang.
    Mereka berasal dari beragam kelompok, mulai mahasiswa STIE, Institut Pembina Rohani Islam Jakarta (Iprija), Universitas Pamulang (Unpam), hingga pengemudi ojek online (ojol).
    Massa membawa bendera putih bertuliskan One Peace serta bendera merah putih. Beberapa orang tampak berusaha menarik pagar utama DPR dengan tali tambang yang diikatkan sebelumnya.
    Gelombang aksi ini merupakan lanjutan dari rangkaian demo bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” yang dimulai sejak Senin (25/8/2025). Aksi tersebut awalnya ramai digaungkan di media sosial.
    Sejak pagi hari, ribuan orang memadati kawasan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
    Massa tidak hanya menyerukan pembubaran parlemen, tetapi juga menyoroti kebijakan yang dinilai merugikan rakyat, termasuk isu kenaikan tunjangan anggota DPR RI di tengah tekanan ekonomi.
    Poster dan spanduk berisi kritik terhadap DPR terbentang di sepanjang pagar gedung.
    Massa menilai wakil rakyat lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang kesejahteraan masyarakat.
    Kericuhan sempat pecah usai polisi membubarkan massa dari depan gedung parlemen.
    Kelompok demonstran terpencar ke berbagai ruas jalan, termasuk kawasan Gerbang Pemuda hingga Kolong Jembatan Pejompongan.
    Sejumlah fasilitas umum rusak, mulai dari pos polisi, rambu lalu lintas, hingga pembatas jalan. Bahkan, sebuah motor yang terparkir di depan Gerbang Pancasila dibakar massa.
    Gelombang berikutnya datang dari ribuan buruh pada Kamis (28/8/2025). Mereka berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI dan membubarkan diri siang hari.
    Namun, pada sore harinya kericuhan pecah di sejumlah titik, termasuk Pejompongan dan Jalan Asia Afrika.
    Dalam situasi itu, terjadi insiden tragis ketika kendaraan taktis (rantis) Brimob melindas pengemudi ojek
    online
    , Affan Kurniawan (21), hingga tewas di kawasan Pejompongan.
    Kejadian ini memicu kemarahan massa dan kericuhan berlanjut hingga malam di sekitar Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat.
    Unjuk rasa kemudian meluas ke berbagai daerah, termasuk Bandung, Yogyakarta, hingga Makassar pada Jumat (29/8/2025).
    Kapolri, Kapolda Metro Jaya, hingga Presiden Prabowo menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa atas insiden tersebut.
    Meski demikian, massa masih tetap melakukan aksi di berbagai titik, khususnya di Mako Brimob Kwitang.
    Sabtu (30/8/2025), sekitar pukul 14.30 WIB, massa kembali bergerak dari flyover Senen menuju depan Mako Brimob Kwitang.
    Sejumlah anggota TNI berjaga di lokasi untuk menjaga situasi.
    Dalam aksi itu, terdengar suara petasan diarahkan ke markas, sementara demonstran melempar batu dan ranting pohon.
    Sesekali, mereka menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka” sambil bertepuk tangan. Aksi ini disebut sebagai bentuk solidaritas atas kematian Affan.
    Hingga malam, situasi kian memanas. Sekitar pukul 21.10 WIB, massa masih bertahan di depan gerbang utama DPR.
    Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, sementara massa membalas dengan petasan dan teriakan “maju, maju!”.
    Di Mako Brimob, pukul 21.30 WIB, bentrokan pecah. Massa melempar bom molotov, petasan, batu, hingga pecahan kaca ke arah markas.
    Salah satu pohon di depan markas terbakar akibat lemparan molotov. Polisi membalas dengan gas air mata, sedangkan pasukan TNI berjaga di permukiman warga di seberang markas.
    Demo yang pada awalnya mengkritik dan menuntut pembubaran DPR, kini meluas menuntut keadilan atas kematian Affan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Ruas dan Gerbang Tol Dalam Kota yang Ditutup Minggu Pagi Imbas Aksi Massa di DPR
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Agustus 2025

    Daftar Ruas dan Gerbang Tol Dalam Kota yang Ditutup Minggu Pagi Imbas Aksi Massa di DPR Megapolitan 31 Agustus 2025

    Daftar Ruas dan Gerbang Tol Dalam Kota yang Ditutup Minggu Pagi Imbas Aksi Massa di DPR
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    PT Jasa Marga (Persero) Tbk memberlakukan rekayasa lalu lintas dan penutupan sejumlah akses di Tol Dalam Kota pada Minggu (31/8/2025) pagi.
    Langkah itu dilakukan menyusul aksi massa di depan Gedung MPR/DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
    Melalui akun resmi X (Twitter) @
    PTJASAMARGA
    , diumumkan bahwa sejak pukul 06.05–06.06 WIB beberapa akses jalan tol ditutup dan dialihkan.
    Penutupan sejumlah gerbang tol (GT) arah Cawang:
    Penutupan gerbang tol arah Pluit:
    – Pengalihan dan penutupan ruas Tol Dalam Kota
    PT Jasa Marga mengimbau pengguna jalan untuk berhati-hati dan menggunakan jalur alternatif selama rekayasa lalu lintas berlangsung.
    Pantauan
    Kompas.com
    , hingga Sabtu (30/8/2025) malam sekitar pukul 21.10 WIB, massa aksi masih bertahan di depan gerbang utama kompleks parlemen.
    Situasi sempat memanas setelah terjadi aksi saling dorong antara massa dan aparat kepolisian.
    Aparat beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah kerumunan, sementara massa membalas dengan menyalakan petasan.
    Asap gas air mata membuat sejumlah peserta aksi berlarian menghindar, sebagian tersungkur, dan ada yang mengalami sesak napas.
    Suara teriakan meminta bantuan medis terdengar di tengah kerumunan.
    “Oksigen, oksigen, mana medis!” teriak massa.
    Ambulans disiagakan di sekitar flyover Gerbang Pemuda dan Jalan Gatot Subroto. Lalu lintas di sekitar kawasan tersebut juga macet parah karena bercampurnya kendaraan dengan arus massa aksi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Selebritas Minta Massa Aksi di Depan Gedung DPR/MPR RI Tidak Anarkis

    Selebritas Minta Massa Aksi di Depan Gedung DPR/MPR RI Tidak Anarkis

    JAKARTA – Selebritas Denny Sumargo hingga Lucinta Luna meminta kepada massa yang tengah melakukan demonstrasi di depan gerbang utama Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Sabtu, untuk tidak anarkis.

    “Jangan anarkis, jangan merusak fasilitas umum, nanti jadi aspirasinya enggak sampai,” kata Denny saat di wawancara, Sabtu, 30 Agustus.

    Di sisi lain, Lucinta Luna berorasi dengan memanjat pagar untuk menunjukkan dukungannya kepada massa. Luna menunjuk helm ojek online (ojol) yang dikenakannya menunjukkan bahwa aksi massa di depan gedung parlemen merupakan tindak lanjut dari tewasnya salah seorang pengemudi ojol.

    Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, selebritas tersebut memberikan dukungan air minum kepada peserta aksi. Sementara itu aparat keamanan terus merapatkan barisan sembari mengatur strategi untuk mencegah massa merusak pagar depan gedung parlemen.

    Strategi yang dilakukan, pasukan marinir bersiaga di garis depan pagar sementara pasukan Brimob dan kendaraan taktis mobil meriam air mencegah massa yang berupaya merusak pagar dengan menyemprot air.

    Komando secara persuasif juga dilakukan dengan berorasi lewat corong pengeras suara, mengingatkan massa bahwa presiden telah mengarahkan TNI-Polri untuk mengambil langkah tegas jika massa demonstran mulai melakukan aksi anarkis.

    Komando menyampaikan bahwa arahan Presiden sebagaimana disampaikan oleh Kapolri dan Panglima TNI di Hambalang, khusus untuk tindakan-tindakan anarkis, TNI dan Polri diminta mengambil langkah tegas sesuai dengan undang-undang.

    Mereka juga meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh ajakan yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain.